Anda di halaman 1dari 5

Tatalaksana

1. Mencegah dan mengatasi hipoglikemia


Hipoglikemia adalah kadar glukosa darah sangat rendah yaitu <3 mmol/liter atau <54
mg/dl.. Pada anak dengan gizi buruk hamier selalu mengalami hipoglikemia. Biasanya
hipoglikemia terjadi bersamaan dengan hipotermia Adapun tatalaksana yang diberikan
yaitu, jika anak sadar dan dapat menerima makanan usahakan memberikan makanan
saring/cair 2-3 jam sekali. Jika anak tidak dapat makan (tetapi masih dapat minum)berikan
air gula dengan sendok. Jika anak mengalami gangguan kesadaran, berikan infus cairan
dextrose 10% dan segera rujuk.
Berdasarkan skenario, anak sadar tetapi tidak ada selera makan sehingga diberikan air
gula pasir 10% ( 5 gram gula pasir + air matang 50 ml) dengan sendok.
2. Mencegah dan mengatasi hipotermia
Dikatakan hipotermia jika suhu aksiler <36,5 0C , biasanya hipotermiaterjadi bersamaan
dengan hipoglikemia. Jika terdapat hipotermia disertai hipoglikemia merupakan tanda dari
adanya infeksi sistemik serius dan jika terdapat hipotermia + hipoglikemia + infeksi,
Cadangan energi balita gizi buruk sangat terbatas sehingga tidak mampu memproduksi
panas utk mempertahankan suhu tubuh. Perlu dipertahankan suhu tubuh balita gizi buruk
dengan cara menyelimuti tubuhnya dengan baik untuk menghemat penggunaan cadangan
energi.
Adapun cara mempertahankan suhu tubuh balita yaitu :1. Tutuplah tubuh balita
termasuk kepalanya 2 . Hindari adanya hembusan angin 3. Pertahankan suhu ruangan 25–
30C 4. Tetap diselimuti pada malam hari 5. Jangan biarkan tanpa baju terlalu lama saat
pemeriksaan & penimbangan 6. Tangan yg merawat harus hangat 7. Segeralah ganti baju
atau peralatan tidur yang basah 8. Segera keringkan badan setelah mandi 9. Jangan gunakan
botol air panas utk menghangati balita
Berdasarkan scenario tidak didapatkan adanya hipotermia.
3. Mencegah dan mengatasi dehidrasi
Tanda dehidrasi yaitu :
- Letargis = lemas, tidak waspada, tidak tertarik terhadap kejadian sekitar
- Anak gelisah dan rewel terutama bila disentuh/ ditangani untuk tindakan
- Tidak ada air mata saat balita menangis
- Mata cekung Mulut dan lidah kering (Raba dengan jari yang kering dan bersih untuk
menentukan apakah lidah dan mulutnya kering)
- Haus (Apakah balita ingin meraih cangkir saat diberi ReSoMal. Saat cangkir itu
disingkirkan, apakah balita masih ingin minum lagi?)
- Kembalinya cubitan/tur gor kulit lambat (Tarik lapisan kulit dan jaringan bawah kulit
pelan-pelan. Cubit selama 1 detik dan lepaskan. Jika kulit masih terlipat (belum balik
rata)  kulit/turgor kulit lambat.(catatan : cubitan kulit biasanya lambat pada anak
“wasting”)
Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi dehidrasi adalah : jika anak masih ASI maka
lanjutkan pemberiannya setiap setengah jam sekali tanpa berhenti. Jika anak masih
dapat minum lakukan tindakan rehidrasi oral dengan memberikan anak 50 ml (3 sendok
makan )setiap 30 menit dengan sendok. Jika anak tidak dapat minum laukukan rehidrasi
intravena(infus) cairan ringer laktat/glukosa 5% dan NaCL dengan perbandingan 1:1.
Berdasarkan scenario anak sudah tidak ASI tapi masih bisa minum maka
diberikan ReSoMal (Rehaidration Solution for Malnutrition) 50 ml setiap 30 menit
4. Memperbaiki gangguan keseimbangan elektrolit
Pada anak gizi buruk terjadi ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh sehingga perlu
diberikan elektrolit berupa :- Makanan tanpa diberi garam/rendah garam - Untuk rehidrasi,
berikan cairan oralit 1 liter yang diencerkan 2 X (dengan penambahan 1 liter air) ditambah
4 gr KCL dan 50 gr gula atau bila balita KEP bisa makan berikan bahan makanan yang
banyak mengandung mineral ( Zn, Cuprum, Mangan, Magnesium, Kalium) dalam bentuk
makanan lumat/lunak- Contoh bahan makanan sumber mineral Sumber Zink : daging
sapi, hati, makanan laut, kacang tanah, telur ayam Sumber Cuprum : daging, hati.
Sumber Mangan : beras, kacang tanah, kedelai. Sumber Magnesium : kacang-kacangan,
bayam. Sumber Kalium : jus tomat, pisang, kacang2an, apel, alpukat, bayam, daging
tanpa lemak.
Berdasarkan scenario maka diberikan 4 gr KCL (untuk mengatasi hypokalemia) dan oralit
yang diencerkan 2x (untuk mengatasi hiponatremia).
5. Mengobati infeksi
Pada KEP berat/Gizi buruk, tanda yang umumnya menunjukkan adanya infeksi seperti
demam seringkali tidak tampak, oleh karena itu pada semua KEP berat/Gizi buruk secara
rutin diberikan antibiotik spektrum luas dengan dosis sebagai berikut: Kotrimoksasol peroral
dengan dosis 25 mg sulfametoksasol + 5 mg trimetropin/KgBB setiap 12 jam selama 5 hari.
Berikan juga vaksinasi campak bila anak belum diimunisasi dan umur sudah mencapai 9
bulan.
Berdasarkan scenario maka diberikan kotrimoksasol sebanyak 200mg SMX dan 40 mg
TMP yaitu setara dengan 2 tablet kotrimoksasol 2x sehari
6. Memperbaiki kekurangan zat gizi mikro
Sebagian besar malnutrisi mengalami defisiensi zat gizi mikro Semua pasien KEP
berat/Gizi buruk, mengalami kurang vitamin dan mineral. Walaupun anemia biasa
terjadi, jangan tergesa-gesa memberikan preparat besi (Fe). Tunggu sampai anak mau
makan dan berat badannya mulai naik (biasanya pada minggu ke 2). Pemberian besi
pada masa stabilisasi dapat memperburuk keadaan infeksinya. Berikan setiap hari : -
Tambahan multivitamin lain - Bila berat badan mulai naik berikan zat besi dalam bentuk
tablet besi folat atau sirup besi dengan dosis sebagai berikut :
7. Memberikan makanan untuk stabilisasi dan transisi
Pemberian diet KEP berat/Gizi buruk dibagi dalam 3 fase, yaitu : Fase Stabilisasi, Fase
Transisi, Fase Rehabilitasi
a. Fase Stabilisasi ( 1-2 hari)
Formula khusus seperti Formula WHO 75/modifikasi/Modisco ½ yang dianjurkan dan
jadwal pemberian makanan harus disusun sedemikian rupa agar dapat mencapai
prinsip tersebut diatas dengan persyaratan diet sebagai berikut :
Porsi kecil, sering, rendah serat dan rendah laktosa
Energi : 100 kkal/kg/hari
Protein : 1-1.5 gr/kg bb/hari
Cairan : 130 ml/kg bb/hari (jika ada edema berat 100 ml/Kg bb/hari)
Bila anak mendapat ASI teruskan , dianjurkan memberi Formula WHO
75/pengganti/Modisco ½ dengan menggunakan cangkir/gelas, bila anak terlalu lemah
berikan dengan sendok/pipe Pemberian Formula WHO 75/pengganti/Modisco ½ atau
pengganti dan jadwal pemberian makanan harus disusun sesuai dengan kebutuhan anak
Keterangan : Pada anak dengan selera makan baik dan tidak edema, maka tahapan
pemberian formula bisa lebih cepat dalam waktu 2-3 hari (setiap 2 jam)
Bila pasien tidak dapat menghabiskan Formula WHO 75/pengganti/Modisco ½ dalam
sehari, maka berikan sisa formula tersebu melalui pipa nasogastrik ( dibutuhkan
ketrampilan petugas ) Pada fase ini jangan beri makanan lebih dari 100 Kkal/Kg bb/hari
Pada hari 3 s/d 4 frekwensi pemberian formula diturunkan menjadi setiap jam dan pada
hari ke 5 s/d 7 diturunkan lagi menjadi setiap 4 jam Lanjutkan pemberian makan sampai
hari ke 7 (akhir minggu 1)
8. Memberikan makanan untuk tumbuh kejar
Pada fase ini meliputi 2 fase yaitu fase transisi dan fase rehabilitasi
a. Fase Transisi (minggu ke 2)
Pemberian makanan pada fase transisi diberikan secara perlahan-lahan untuk
menghindari risiko gagal jantung, yang dapat terjadi bila anak mengkonsumsi makanan
dalam jumlah banyak secara mendadak. Ganti formula khusus awal (energi 75 Kkal dan
protein 0.9-1.0 g per100 ml) dengan formula khusus lanjutan (energi 100 Kkal dan
protein 2.9 gram per 100 ml) dalam jangka waktu 48 jam. Modifikasi bubur/makanan
keluarga dapat digunakan asalkan dengan kandungan energi dan protein yang sama.
Kemudian naikkan dengan 10 ml setiap kali, sampai hanya sedikit formula tersisa,
biasanya pada saat tercapai jumlah 30 ml/kgbb/kali pemberian (200 ml/kgbb/hari).
Pemantauan pada fase transisi:
1. Frekuensi nafas
2. Frekuensi denyut nadi Bila terjadi peningkatan detak nafas > 5 kali/menit dan
denyut nadi > 25 kali /menit dalam pemantauan setiap 4 jam berturutan,
kurangi volume pemberian formula. Setelah normal kembali, ulangi menaikkan
volume seperti di atas.
3.Timbang anak setiap pagi sebelum diberi makan
Setelah fase transisi dilampaui, anak diberi:
Formula WHO 100/pengganti/Modisco 1 dengan jumlah idak terbatas dan sering.
Energi : 150-220 Kkal/kg bb/hari
Protein 4-6 gram/kg bb/hari
Bila anak masih mendapat ASI, teruskan, tetapi juga beri formula WHO
100/Pengganti/Modisco 1, karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk
tumbuh-kejar.

9. Memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang


Pada KEP berat/gizi buruk terjadi keterlambatan perkembangan mental dan perilaku,
karenanya berikan:
- Kasih sayang
- Ciptakan lingkungan yang menyenangkan
- Lakukan terapi bermain terstruktur selama 15 – 30 menit/hari
- Rencanakan aktifitas fisik segera setelah sembuh
- Tingkatkan keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain dsb)

10. Mempersiapkan untuk tindak lanjut dirumah

Nasehatkan kepada orang tua untuk :


- Melakukan kunjungan ulang setiap minggu, periksa secara teratur di Puskesmas
- Pelayanan di PPG (lihat bagian pelayanan PPG) untuk memperoleh PMT
- Pemulihan selama 90 hari. Ikuti nasehat pemberian makanan dan berat badan anak selalu
ditimbang setiap bulan secara teratur di posyandu/puskesmas.
- Pemberian makan yang sering dengan kandungan energi dan nutrien yang padat
- Penerapan terapi bermain dengan kelompok bermain atau Posyandu
- Pemberian suntikan imunisasi sesuai jadwal
- Anjurkan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI atau 100.000 SI ) sesuai
umur anak setiap Bulan Februari dan Agustus.

Referensi :
- Bagan tatalaksana anak gizi buruk buku 1 . Kementrian kesehatan republic Indonesia.
Direktorat jendral bina dan kesehatan ibu dan anak direktorat bina gizi. 2011
- Buku II: Petunjuk Teknis Tatalaksana Gizi Buruk, tahun 2011.

Anda mungkin juga menyukai