Anda di halaman 1dari 42

NAMA : DIAH SEPIANAH

NIM : 20208116
MK : WAWASAN PENDIDIKAN KEJURUAN
TUGAS
MENCARI MATERI DALAM RPS BAGIAN 3.1, 3.2, 3.3, dan 3.4

JAWABAN
3.1 Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat klasik, yang memandang bahwa pendidikan
berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan meneruskan warisan budaya. Teori pendidikan
ini lebih menekankan peranan isi pendidikan dari pada prosesnya.  Isi pendidikan atau bahan pengajaran
diambil dari sari ilmu pengetahuan yang telah ditemukan dan dikembangkan oleh para ahli di bidangnya
dan disusun secara logis dan sistematis. Misalnya teori fisika, biologi, matematika, bahasa, sejarah dan
sebagainya.
Perbedaan padangan tentang faktor dominan dalam perkembangan manusia tersebut menjadi dasar
perbedaan pendangan tentang peran pendidikan terhadap manusia, mulai dari yang paling pesimis sampai
yang paling optimis.  Aliran-aliran itu pada umumnya mengemukakan satu faktor dominan tertentu saja
dan dengan demikian suatu aliran dalam pendidikan akan mengajukan gagasan  untuk mengoptimalkan
faktor tersebut untuk mengembangkan manusia.
Teori-teori yang terdapat dalam ilmu pendidikan dilahirkan oleh 4 aliran yang berbeda, yaitu:
1. Aliran Empirisme
2. Aliran Nativisme
3. Aliran Naturalisme
4. Aliran Konvergensi

A. Pejelasan mengeai teori – teori pedidikan Klasik


1. Teori Pendidikan Empirisme
Aliran Empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi
ekternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak
tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman
yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari di dapat dari dunia sekitarnya yang
berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh
orang dewasa dalam bentuk program pendidikan. Tokoh perintis pandangan ini adalah
seorang filsuf Inggris bernama John Locke (1704-1932) yang mengembangkan teori
“Tabula Rasa”, yakni anak lahir kedua bagaikan kertas putih yang bersih.
Aliran empirisme dipandang berat sebelah, sebab hanya mementingkan peranan
pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa
anak sejak lahir dianggap tidak menentukan. Pada hal kenyataannya dalam kehidupan
sehari-hari terdapat anak yang berhasil karena bakat, meskipun lingkungan disekitarnya
tidak mendukung. Keberhasilan ini disebabkan oleh adanya kemampuan yang berasal
dari dalam diri berupa kecerdasan atau kemauan keras, anak berusaha mendapatkan
lingkungan yang dapat mengembangkan bakat atau kemampuan yang ada dalam
dirinya. Meskipun demikian, penganut aliran ini masih tampak pada pendapat-pendapat
yang memandang manusia sebagai mahluk yang pasif dan dapat dimanipulasi,
contohnya melalui modifikasi tingkah lakunya.
Meskipun demikian, penganut aliran ini masih tampak pada pendapat-pendapat yang
memandang manusia sebagai makhluk yang pasif dan dapat diubah, umpamanya
melalui modifikasi tingkah laku. Hal itu tercermin pada pandangan scientific psycology
Skinner ataupun dengan behavioral. Behaviorisme itu menjadikan prilaku manusia
tampak keluar sebagai sasaran kajianya, dengan tetap menekankan bahwa perilaku itu
terutama sebagai hasil belajar semata-mata. Meskipun demikian, pandangan-pandangan
behavioral ini juga masih bervariasi dalam menentukan faktor apakah yang paling
utama dalam proses belajar itu sebagai berikut:
1. Pandangan yang menekankan peranan pengamatan dan imitasi.
2. Pandangan yang menekankan peranan dari dampak ataupun balikan dari
sesuatu perilaku.
3. Pandangan yang menekankan peranan stimulus atau rangsangan terhadap
perilaku

2. Teori Pendidikan Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leibnitzian Tradition yang menekankan
kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan
kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut
ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak lahir.
Pada hakekatnya aliran nativisme bersumber dari leibnitzian tradition yang
menekankan pada kemampuan dalam diri seorang anak, oleh karena itu faktor
lingkungan termasuk faktor pendidikan kurang berpengaruh terhadap perkembangan
anak. Hasil perkembangan ditentukan oleh pembawaan sejak lahir dan genetik dari
kedua orang tua..
Berdasarkan pandangan ini, maka keberhasilan pendidikan ditentukan oleh anak
itu sendiri. Perkembangan individu ditentukan oleh faktor bawaan sejak lahir. Faktor
lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Oleh
karena itu, hasil pendidikan ditentukan oleh bakat yang dibawa sejak lahir. Dengan
demikian, menurut aliran ini, keberhasilan belajar ditentukan oleh individu itu sendiri.
Ditekankan bahwa “yang jahat menjadi jahat, dan yang baik menjadi baik”. Artinya
bahwa, jika anak memiliki bakat jahat dari lahir, ia akan menjadi jahat, dan sebaliknya
jika anak memiliki bakat baik, ia akan menjadi baik. Pendidikan anak yang tidak
sesuai dengan bakat yang dibawa tidak akan berguna bagi perkembangan anak itu
sendiri. Istilah nativisme dari asal kata natie yang artinya adalah terlahir.  Bagi
nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak akan berdaya
dalam mempengaruhi perkembangan anak. Pembawan tidak dapat dirubah dari
kekuatan luar.
Pandangan itu tidak menyimpang dari kenyataan. Misalnya, anak mirip
orangtuanya secara fisik dan akan mewarisi sifat dan bakat orangtua. Prinsipnya,
pandangan Nativisme adalah pengakuan tentang adanya daya asli yang telah terbentuk
sejak manusia lahir ke dunia, yaitu daya-daya psikologis dan fisiologis yang bersifat
herediter, serta kemampuan dasar lainnya yang kapasitasnya berbeda dalam diri tiap
manusia. Ada yang tumbuh dan berkembang sampai pada titik maksimal
kemampuannya, dan ada pula yang hanya sampai pada titik tertentu. Misalnya,
seorang anak yang berasal dari orangtua yang ahli seni musik, akan berkembang
menjadi seniman musik yang mungkin melebihi kemampuan orangtuanya, mungkin
juga hanya sampai pada setengah kemampuan orangtuanya.
Meskipun dalam kenyataan sehari-hari, sering ditemukan anak mirip orang
tuanya (secara fisik) dan juga mewarisi bakat-bakat yang ada pada orang tuanya.
Tetapi pembawaan itu bukanlah merupakan satu-satunya faktor yang dapat
mempengaruhi pembentukan dan perkembangan anak.  Terdapat suatu pendapat aliran
nativisme yang berpengaruh luas yakni dalam diri individu terdapat suatu “inti”
pribadi (G. Leibnitz: Monad) yang mendorong manusia untuk mewujudkan diri,
mendorong manusia dalam menentukan pilihan dan kemauan sendiri, dan yang
menempatkan manusia sebagai mahluk yang mempunyai kemauan bebas.
Meskipun pandangan ini mengakui pentingnya belajar, namun pengalaman
dalam belajar itu ataupun penerimaan dan persepsi seseorang banyak ditentukan oleh
kemampuan memberi makna kepada apa yang dialaminya itu. Dengan kata lain,
pengalaman belajar ditentukan oleh “internal frame of reference” yang dimilikinya.

2.1   Faktor Perkembangan Manusia Dalam Teori Nativisme


1. Faktor genetik
Adalah faktor gen dari kedua orangtua yang mendorong adanya suatu bakat yang muncul
dari diri manusia. Contohnya adalah Jika kedua orangtua anak itu adalah seorang penyanyi
maka anaknya memiliki bakat pembawaan sebagai seorang penyanyi yang prosentasenya besar
2. Faktor Kemampuan Anak
Adalah faktor yang menjadikan seorang anak mengetahui potensi yang terdapat dalam
dirinya. Faktor ini lebih nyata karena anak dapat mengembangkan potensi yang ada dalam
dirinya. Contohnya adalah adanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang mendorong setiap
anak untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya sesuai dengan bakat dan minatnya.
3. Faktor Pertumbuhan Anak
Adalah faktor yang mendorong anak mengetahui bakat dan minatnya di setiap
pertumbuhan dan perkembangan secara alami sehingga jika pertumbuhan anak itu normal maka
dia kan bersikap enerjik, aktif, dan responsive terhadap kemampuan yang dimiliki. Sebaliknya,
jika pertumbuhan anak tidak normal maka anak tersebut tidak bisa mngenali bakat dan
kemampuan yang dimiliki.
2.2  Tujuan Teori Nativisme
Didalam teori ini menurut G. Leibnitz: Monad “Didalam diri individu manusia terdapat suatu inti
pribadi”. Sedangakan dalam teori Teori Arthur Schopenhauer (1788-1860) dinyatakan bahwa
perkembangan manusia merupakan pembawaan sejak lahir atau bakat. Sehingga dengan teori ini setiap
manusia diharapkan:
1. Mampu memunculkan bakat yang dimiliki
2. Mendorong manusia mewujudkan diri yang berkompetensi
3. Mendorong manusia dalam menetukan pilihan
4. Mendorong manusia untuk mengembangkan potensi dari dalam diri seseorang
5. Mendorong manusia mengenali bakat minat yang dimiliki

3. Teori Pendidikan  Konvergensi
Perintis aliran ini adalah William Stern (1871-1939), seorang ahli pendidikan bangsa
Jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik
maupun pembawaan buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan
anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan penting.
Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan
lingkungan yang sesuai dengan perkembangan bakat tersebut. Sebaliknya lingkungan yang baik
tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang dalam dirinya tidak
terdapat bakat yang diperlukan dalam mengembangkan bakat tersebut. Sebagai contoh, hakikat
kemampuan anak manusia berbahasa dengan kata-kata adalah juga hasil konvergensi.
Pada anak manusia ada pembawaan untuk berbicara melalui situasi lingkungan, anak
belajar berbicara dalam bahasa tertentu. Lingkungan pun mempengaruhi anak didik dalam
mengembangkan pembawaan bahasanya. Karena itu tiap anak manusia mula-mula menggunakan
bahasa lingkungannya, misalnya bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Iggris, dan sebagainya.
Kemampuan dua orang anak (yang tinggal dalam satu lingkungan yang sama) untuk mempelajari
bahasa mungkin tidak sama. Itu disebabkan oleh adanya perbedaan kuantitas pembawaan dan
perbedaaan situasi lingkungan, biarpun lingkungan kedua orang anak tersebut bahasa yang sama.
Oleh karena itu Stren berpendapat bahwa hasil pendidikan itu tergantung dari pembawaan dan
lingkungannya, seakan-akan dua garis menuju satu titik pertemuan.
Karena itu teori W. Stren disebut teori konvergensi (konvergen artinya memusat kesatu
titik). Jadi menurut teori konvergensi :
1) Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan.
2) Pendidikan di artikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak
didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya
potensi yang kurang baik.
3) Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.
Aliran    konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang
tepat dalam memahami tumbuh kembang manusia.
3.1 Teori Pendidikan Modern
Pendidikan modern adalah pendidikan yang sejalan dengan usaha manusia sejak dilahirkan
hingga meninggal, dengan sadar membimbing dan menuntun kondisi jiwa khususnya agar dapat
menumbuhkan akhlak dan kebiasaan yang baik sejah awal pertumbuhan dan perkembangannya, hingga
mencapai masa pubertas, agar terbentuk kepribadian  yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Sejalan dengan itu, maka pendidikan mengalami perubahan (inovasi), sebab proses pendidikan
yang tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman hanya akan membuat manusia Stagnan (jumud).
Oleh karena itu, pemahaman atau pandangan orang mengenai hakikat pendidikan itu pun berubah-ubah,
yang secara sederhana dapat dikatagorikan sebagai pandangan pendidikan tradisional dan pendidikan
modern.
Pada edisi sebelumnya kami telah mengulas sedikit tentang teori pendidikan klasik, sekarang kita
mengulas tentang teori pendidikan modern yaitu :

1. Pengajaran alam sekitar


Salah satu usaha untuk memberikan dasar, agar pendidikan dan pengajaran berhasil ialah
mempergunakan lingkungan hidup anak sebagai tolak semua pendidikan.Pengajaran semacam itu
dinamai pengajaran heimatkunde atau ekologi.Bapak dari pengajaran itu adalah Fr. A. Finger dari
jerman.
Pengajaran  alam sekitar penting artinya untuk pengajaran dan pendidikan guna
kehidupan anak sekarang dan yang akan datang. Secara singkat berikut ini adalah nilai-nilai
pengajaran alam sekitar :
1) Dengan pengajaran alam sekitar itu guru dapat memperagakan secara langsung
2) Pengajaran alam sekitar Memberikan kesempatan banyak agar anak aktif, giat tidak
hanya duduk, mendengar, melihat tapi dapat mengambil inisiatif untuk memajukan
lingkungan hidupnya, daerahnya, dan ikut bertanggung jawab.
3) Pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk memberikan pengajaran totalitas yakni
pengajaran yang dipusatkan atas suatu bahan pengajaran yang dapat menarik perhatian
anak dan diambil dari lingkungan hidup anak.
4) Pengajaran alam sekitar memungkinkan adanya pendidikan yang fungsional, karena
bahan pendidikan diambil dari lingkungannya, maka sekolah tidak terpisah dari
masyarakatnya. Dan kepandaian anak dapat di aplikasikan dalam masyarakat.

2. Pengajaran pusat perhatian


Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat decroly dari belgia dengan
pengajaran melalui pusat –pusat minat. Pendidikan menurut decroly  adalah Ecole Pour La
vic, Par La Vie (sekolah untuk hidup dan oleh hidup). Anak harus di didik, diarahkan, dan
dipersiapkan dalam bermasyarakat. Oleh karena itu anak harus mempunyai pengetahuan terhadap
diri sendiri dan pengetahuan tentang dunianya. Dunia ini terdiri dari alam dan kebudayaan dunia
harus hidup dan mengembangkan kemampuannya untuk menggapai cita-cita. Oleh karena itu ia
harus mempunyai pengetahuan yang bersifat subyektif dan obyektif atas dirinya sendiri dan
dunianya.
Metode pengajaran pusat perhatian :

1.      Metode global (keseluruhan)


Anak-anak mengamati secara global.Hal ini berdasarkan prinsip
psikologi gigestal, yaitu dalam mengajarkan membaca dan menulis
menggunakan kalimat lebih mudah daripada mengajarkan kata-kata
lepas.Sedangkan kata lebih mudah diajarkan dari pada huruf secara tersendiri

2.      Centre d’interst (pusat minat)


Anak-anak mempunyai minat yang spontan (sewajarnya) .pengajaran
harus disesuaikan dengan minat-minat spontan tersebut.sebab apabila tidak, maka
pengajaran itu tidak akan banyak hasilnya.

3.        Sekolah kerja


Sekolah kerja merupakan konsep pendidikan yang menjadi titik
kulminasi dari pandangan yang mementingkan keterampilan dalam
pendidikan. Sekolah kerja menekankan agar pendidikan mengembangkan
pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan.Bapak dari sekolah kerja ialah
G.kereschensteiner dari jerman.
Tujuan dari sekolah kerja ini adalah menembah pengetahuan anak, yaitu
pengetahuan yang didapat dari buku buku, orang lain, ataupun dari pengalaman
sendiri.Selain itu agar anak memiliki kemampuan dan kemahiran tertentu.Dan
yang terakhir agar anak dapat memiliki pekerjaan sebagai persiapan jabatan
dalam mengabdi Negara.
Kereschensteiner berpendapat bahwa kewajiban utama sekolah adalah
mempersiapkan anak-anak untuk dapat bekerja. Karena banyaknya macam
pekerjaan yang menjadi pusat pelajaran, Maka sekolah kerja dibagi menjadi tiga
golongan besar yaitu sekolah perindustrian, sekolah perdagangan, dan sekolah
rumah tangga yang bertujuan untuk mendidik para calon ibu yang diharapkan
menghasilkan warga Negara yang baik
Dasar-dasar sekolah kerja :
a. Dalam sekolah kerja anak aktif berbuat
b. Pusat kegiatan pendidikan dan pengajaran ialah anak.
c. Sekolah kerja mendidik anak menjadi pribadi yang berani berdiri
sendiri, dan bertanggungjawab sebagai anggota masyarakat yang
baik
d. Bahan pelajaran disusun dalam suatu keseluruhan yang berpusat
pada masalah kehidupan.
e. Sekolah kerja tidak mementingkan pengetahuan yang bersifat
hafalan atau hasil peniruan, melainkan pengetahuan fungsional
dan dapat dipergunakan untuk berprakarsa, mencipta dan
berbuat.
f. Pendidikan kecerdasan tidak dapat diberikan dengan
memberitahukan atau menceritakannya pada anak melainkan
anak sendiri yang harus menjalani proses berfikir sesuai dengan
tingkat perkembangan anak.
g. Sekolah kerja merupakan suatu bentuk masyarakat kecil yang
didalamnya anak-anak mendapat latihan pengalaman yang amat
penting artinya bagi pendidikan moral, sosial dan kecerdasan.

4.         Pengajaran proyek


Pengajaran proyek merupakan metode belajar yang menggunakan
masalah sebagai langkah awal dalam pengumpulan dan  mengintegrasikan
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.
Pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan
memecahkan persoalan secara komprehensif.
Prinsip pokok Pengajaran proyek yaitu bahwa pengajaran itu harus aktif,
ilmiah, dan memasyarakat. Jadi pengajaran proyek adalah suatu bentuk
pengajaran dimana guru menyajikan bahan pengajaran agar murid aktif
menyelidiki dan mencari problem solving atas proyek yang diberikan oleh
gurunya.

5.         Taman siswa


Taman siswa ialah lembaga pendidikan yang didirikan oleh Ki hajar
dewantara pada 3 juli 1992 di Yogyakarta. Taman siswa merupakan badan
perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat yang menggunakan
pendidikan dalam arti luas untuk mencapai cita-cita. Menurut Ki hajar dewantara
pendidikan bagi tiap-tiap bangsa berarti pemeliharaan guna mengembangkan
generasi muda agar dapat berkembang dengan sehat lahir batin.
Sistem pendidikan yang di cita-citakan beliau yakni pendidikan yang
berdasarkan kebudayaan suatu bangsa kita sendiri dan mengutamakan
kepentingan masyarakat.
Dasar pendidikan dan pengajaran dalam taman siswa ialah Panca Darma
Taman Siswa yang disusun tahun 1947.
Dasar-dasar nya ialah :
1. Asas kemerdekaan
Harus diartikan disiplin pada diri sendiri oleh diri sendiri atas dasar nilai
hidup yang tinggi, baik hidup sebagai individu maupun anggota masyarakat.
2. Asas kodrat alam
Manusia sebagai makhluk yang menjadi satu dengan kodrat alam, tidak
dapat lepas dari sunnatullah, tiap orang diberi keleluasaan , dibiarkan,
dibimbing untuk berkembang secara wajar menurut kodratnya.

3. Asas kebudayaan
Memelihara kebudayaan kebangsaan namun yang harus pertama
dilakukan yakni membawa kebangsaan itu kearah kemajuan yang sesuai
dengan kecerdasan zaman, kemajuan dunia, dan kepentingan hidup rakyat
lahir batin.
1) Asas kebangsaan
2) Asas yang mengandung rasa persatuan dengan bangsa sendiri dan tidak
terjadi pertentangan.

4. Asas kemanusiaan
Asas yang mewujudkan pada diri seseorang  dengan adanya cinta kasih
terhadap sesama makhluk Tuhan.

3.2 Tokoh pendidikan abad ke 20


Penggolongan pendidikan pada abad ke 20 digolongkankan menjadi tiga golongan
(suparlan:76)
1. Aliran sosial
2. Aliran kepribadian
3. Aliran pembaharuan pengajaran

1.        aliran sosial


Aliran ini muncul sebagai sebuah reaksi dari pengabaian unsur-unsur sosial dalam pendidikan
secara ekstrem yang terjadi pada periode sebelumnya. Pada periode ini muncul semboyan “pemuda harus
di didik agar dapat melayani masyarakat”. Orang-orang yang amsuk di dalam tokoh aliran ini antara lain
Natorp,Kerschenteiner, dan john Dewey. Aliran sosial ini mengambil langkah-langkah mendirikan
sekolah kerja sebagai pelaksana pencapain cita-citanya.
2.        Aliran Kepribadian
Aliran kepribadian memberikan reaksi kepada pendidikan yang dirasakan terlalu intelektualistik,
intelektualisme hanya mengutamakan pembentukan kecerdasan tanpa mengindahkan pendidikan watak.
Aliran ini ingin membetnuk manusia yang dapat menguasai diri dan mengenmabngkan kabajikan-
kebajikan. Tokoh dari aliran ini antara lain Foerster, Pestalozzi, Gaudig Scheibner, tagore, dan Kihajar
Dewantara.

3.       Aliran Pembaharuan pengajaran.


Adalah mereka yang tidak puas terhadap pelaksanaan penagajran yang seang berlaku di saat itu.
Mereka mulai mengadakan percobaan-percobaan baru di dalam dunia pengajaran, dan melaksanakan
pendapat-pendapat baru di bidang Psikologi, tokohnya antara lain adalah Montesori, Helen Parkhurst,
Decroly dan Tagore.
Tiga aliran ini sebanarnya tidak berdiri pada kutub yang ekstrem, ketiga penggolongan ini
muncul sebagai suatu kritik sistem dari era sebelumnya yang mengabaikan aspek-aspe fundamental dari
peseta didik dan sistem pembelajaran yang ada. Tokoh-tokoh aliran pendidikan abad ke-20 di atas akan
dibedah sebagaimana berikut :
1.       Dr. George Kerschensteiner. (1854-1932)
Dr. George Kerschensteiner mendapat gelar sebagai bapak sekolah kerja di jerman, ia
berpendapat bahwa tujuan pendidikan ialah pembentukan watak dan pembentukan warga negara yang
baik. Definisi baik disini sangat erat kaitannya dengan sejauh mana warga negara tersebut cakap dan
sannggup menjalankan pekerjaan untuk berbakti kepada masyarakat. Dia memberikan ciri kepada warga
negara yang baik yaitu:
1.Tiap orang adalah pekerja dalam salah satu lapangan jabatan.
2.Tiap orang wajib menyumbangkan tenaganya untuk kepentingan negara.
3.Dalam menunaikna tugas tersebut haruslah disesuaikan kesempurnannya, agar
dengan jalan itu tiap warga negara ikut membantu mempertinggi dan
menyempurnakan kesusilaan dan keselamatan warga.
Dr. George Kerschensteiner berpendapat bahwa kewajiban utama sekolah adalah mempersiapkan anak-
anak untuk dapat bekerja .  tujuan sekolah adalaha :
1. Menambah pengetahuan anak, yaitu pengetahuan yang didapat dari buku atau orang lain, dan
yang didapat dari pengalamansendiri, yang tersebut terakhir inilah yang paling penting.
2. Agar anak mendapat memiliki kemampuan dan kemahiran baru.
3. Agar anak memiliki pekerjaan sebagai persiapan jabatan mengabdi kepada negara.
Kerschensteiner berpendapat bahwa bekerja adalah melakukan pekerjaan tangan sebab pekerjaan
tangan adalah dasar dari semua ilmu pengetahuan adat, agama, bahasa, kesenian, ilmu pengetahuan dan
yang lainnya. Sekolah harus mampu menyiapkan peserta didik yang siap dan memiliki keterampilan.
Teori ini menjadi sebuah landasan dari Sekoalh menegah kejuruan atau SMK dia membagi menjadi tiga
golongan sekolah keterampilan yaitu , sekolah perindustrian, sekolah perdagangan, dan sekolah rumah
tangga.

2.       John Dewey (1859-1952).


Menurut dewewy sekolah harus menjadi tempat persiapan anak untuk terjun ke dalam
masyarakat. Seluruh pendidikan dewey didasarkan atas aliran pragmatisme. Artinya sesuatu pengetahuan
berdasar atas berguna atau tidak berguna dalam kehidupan manusia. Apa yang tidak berguna tidak perlu
diajarkan sekolah. Sebaliknya apa yang menguntungkan bagi hidupnyalah yang harus diajarkan. 
Alirannya sangat dipengaruhi oleh alirah Behaiorisme dan pragmatisme. John dewey memandang jiwa
sebagai sesuatu yang fungsional dalam hidup sosial.
Dia juga berpendapat bahwa anak didik harus selalau dilatih untuk mengembangkan kegiatannya
sendiri, yang ada hubungannya dengan masyarakat. Dan semua itu harus ada di dalam sekolah. Dewey
juga terkenal dengan sebutan metode proyek. Di dalam rpoyek itu anak bebas menentukan ppilihan
terhadap pekerjaan merancang serta memimpinnya.
3.       Dr Maria Montessori (1870-1952)
Montessori berpendapat bahwa pendidikan harus berdasar kepada prinsip :
a. Semua pendidikan adalah mendidik diri sendiri.
b. Kodrat alam
c. Kemerdekaan (kebebasan)
Dia berpendapat bahwa prinsip pertama di dalam pendidikan adalah mendidik diri sendiri, ia
berpendirian bahwa pendidik hanya berfungsi sebagai pembantu, atau penolong anak di dalam
perkembangan. Ketika anak mengerjakan sesuatu secara sendirian maka anak akan semakin maju. Prinsip
kedua tentang kodrat alam Montesori berpendapat bahwa menurut alam kodratnya anak itu selalau
berkembang. Perkembangan itu selalau datangnya dari alam. Pandangannya ini berdampak kepada
pemberian reward and punishment dia mengatakan bahwa pemberian hukuman atau hadia diberikan oleh
alam juga. Alamlah yang akan memebrikan balasan atas segala yang dilakukan oleh peserta didik.
Kegiatan kerja mereka timbul dari diri anak-anak dan apabila waktunya telah tiba, itulah yang disebut
dengan masa peka ana telah datang. Dan semuanya telah diatur oleh alam.
Dalam prinsip kemerdekaan, kemerdekaan adalah milik semua makhluk, bahwa setiap makhluk
ingin memiliki kemerdekaan (kebebasan), dalam hal anak dapat dibedakan kemerdekaan lahir atau
kemerdekaan batin.
Montessori juga mendirikan casa de bambini, casa de bambini bukan merupaka kelas namun
suasane kekeluargaan yang diciptakan, anak mendapatkan kebebasan sebesar-besaernya. Peralatan-
peralatan yang serba kecil yang dapat mempermudah anak-anak untuk mengoprasikannya, serta kamar-
kamar yang dihias dengan gambar-gambar yang indah. Pendidik tidak disebut guru namun dia disebut
pemimpin. Pekerjaan diberikan secara individual sesuai dengan amsa peka mereka. Pelajaran yang
diajarkan juga merupakan latihan di dalam kehidupan sehari-hari. Tentang kebersihan gigi memotong
kuku dan sebagainya. Casa de bambini sendiri juga memiliki arti pendidikan anak-anak kecil.

4.        Dr Ovide Decoly.


Decoly dalam prinsipnya memposisikan pendidikan di dalam membentuk manusia yang
berperasaan sosial dan bercita-cita sosial. Hal seperti ini dapat dicapai dengan cara:
a. Bergaul dengan anak-anak lain dan juga bergaul dengan binatang.
b.Mengerjakan tugas tertentu sebagai alat untuk melatih perasaan tanggung jawab.
Sekolah menuturut Decoly adalah untuk hidup dan oleh hidup. Anak harus dapat di didik untuk
dapat bertahan hidup dala masayarakat dan dipersiapkan dalam masyarakat anak. Anak dipersiapkan
untuk pembentukan individu dan anggota masyarakat. Oelh karena itu anak-anak harus mempunyai
pengetahuan tentang dirinya sendiri, tentang hasrat dan cita-citanya dan pengetahuan tentang dunianya,
pengetahuan anak harus bersifat subjektif dan objektif.
Decoly berjasa di dalam lapangan psikologi anak dan didaktik. Dia memiliki dua cara di dalam
menbgenal anak yaitu:
a.       Observasi (pengamatan dengan seksama)
b.      Tes (pemeriksaan)
Kedua cara ini sangat berkaitan sekali sebab cara yang kedau lahir dari cara yang pertama, dia
meneliti anak perempuannya sendiri dalam perkembangan pengertian tentang angka. Dia juga
menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yang merupakan hal
yang khas dari Decoly yaitu:
a. Globalisasi (keseluruhan)’ dari penelitiannya dia menetapkan bahwa anak-anak
mengamati secara global (keseluruhan), keseluruhan terlebih dahulu daripada bagian-
bagian, dan ini berdasar kepada psikologi totalitas. Bagi dia mengajarkan kalimat lebih
mudah daripada mengajarkan kata-kata lepas. Metode ini bersifat ideo visual.
b. Cetre d’interest : yaitu penyeldikan di dalam psikologi yang menetapkan bahwa anak-
anak memiliki minat-minat yang spontan. Eplajran disesuaikan dengan minat-minat yang
spontan tersebut.

5.       Dr Helen Parkhust (1889-    )


Parkhust terkenal dengan rencana daltonnya, pengaruh rencana dalton ini menyebar luas ke
berbagai negara eropa terutaama Inggris, jepang  dan Tiongkok. Dalton Plan sebagai suatu pengajaran
yang berlaku di amerika. Prinsip pembelajran dalton adalah sebagai berikut :
a. Efisiensi : yang dimaksud dengan prinsip efisiensi adalah latihan hidup anak dicapai
dengan tugas-tugas pekerjaan dalam pengajaran, tugas dirancang sedemikian hingga
sungguh praktis dan bermanfaat bagi kehidupan anak.
b. Prinsip Kebebasan : prinsip kebebbasan disini dimaksu anak dapat dengan bebas memilih
tugas-tugas yang ingin diselesaikantanpa paksaan dan tekanan dari manapun, namun
kebebabsan disini masih terikat kepada norma-norma dasar yang berlaku.
c. Prinsip kerjasama : dalam prinsip kerjasama adalah interaksi terpimpin, hubungan antara
guru dan murid dan antar murid sendiri. Semua pihak akan dapat saling menerima dan
saling memberi seta saling mendapat keuntungan.
d. Prinsip kerja sendiri: di dalam prinsip dalton kerja sendiri ialajh anak diharapkan dapat
berfikir sendiri tanpa bantuan orang lain, anak berkerja dengan kemampuan sendiri, dan
tidak terlalu dinilai dari hasil kerjanya.

6.       Dr, Rabindranath Tagore (1861-1941)


Ia tokoh humanis dari india, prinsip pendidikannya didasari dari kondisi sosioantropologis di
india saat itu yang masih menganut sistem kasta. Pendidikan mendahulukan golongan atasan karena
golongan ini lah yang memiliki pengaruh kepada rakyat jelata dan diharapkan golonagn atasan dapat
memberikan (meneteskan) pendidikan dan pengajaran ke pada rakyat jelata. Pendidikan baginya adalah
untu seluruh rakyat dan dilakuakn oleh rakyat, pandangan ini mempengaruhi proses pendidikan di
Indonesia seperti sekolah kerja kayutanam dan taman siswa.
Dia juga menekankan kepada pendidikan ketuhanan untuk pembentukan kata hati, dia tidak
membedakan agama yang satu dengan agama yang lain. Dan pendidikan sebaiknya diselenggarkan oleh
asrama agar dapat dilakukan pembinaan yang intensif.
3.2 TOKOH – TOKOH PENDIDIKAN ABAD PERTENGAHAN
A.    MASA RENAISSANCE
Renaissance adalah gerakan maknawiyah, yang merupakan reaksi terhadap sikap hidup abad
pertengahan. Renaissance (kelahiran kembali) kebudayaan klasik. Orang kembali mempelajari bahasa
latin dan Yunani serta filsafatnya. Ciri dari masa ini adalah manusia ingin bebas dari ikatan abad
pertengahan dan berusaha mencari pedoman baru dalam kebebasan individu. Cita-cita menjadi pendeta
mulai ditinggalkan, mengarah pada masa kejayaan Republik Romawi. Cita-cita tersebut mendorong
dipelajarinya berbagai pengetahuan. Berbagai aliran muncul pada masa ini, seperti: humanisme,
reformasi, dan kontra reformasi.
1. Humanisme
Lahir di Italia, pelopornya Petrarca dan Bocaccio. Dalam aliran humanisme, Tuhan
sebagai pusat norma tertinggi ditinggalkan, cita-cita manusia dicari pada diri manusia sendiri.
Ukuran kebenaran, kesusilaan, keindahan, dicari dan didapatkan pada manusia. Dampak bagi
pendidikan dan pengajaran: alat pendidikan yang terpenting adalah mempelajari peradaban
klasik.
Tujuan utama pengajaran mempelajari peradaban klasik, bahasa Yunani dan bahasa
Latin. Pendidikan jasmani juga mendapat tempat terhormat. Akibatnya, pendidikan intelek
mempunyai tempat yang terhormat dan menjadi maju, sedangkan pendidikan agama menjadi
terbelakang. Dasar pendidikan etika tidak lagi agama, tetapi etika alam.
Tujuan pendidikan diarahkan pada pembentukan manusia berani, bebas, dan gembira.
Berani diartikan sebagai percaya kepada diri sendiri, bukan taat kepada kekuasaan Tuhan seperti
jaman pertengahan. Berani pula untuk memperoleh kemashuran yang telah dicita-citakan oleh
ahli filsafat pada jaman Yunani dan Romawi. Bebas diartikan lepas dari ikatan gereja dan tradisi,
berkembang selaras, individualistis, bukan manusia kolektifistis seperti pada abad pertengahan.
Gembira berarti menunjukkan dirinya kepada kenikmatan duniawi, bukan kepada keakhiratan
seperti abad pertengahan.
Pengaruh humanisme dalam organisasi sekolah: orang berpendapat bahwa negara harus
turut campur dalam pengelolaannya. Pengaruh dalam penetapan bahan pelajaran: terdiri dari artes
liberalis yang 7, dengan ditambah ilmu alam, menggambar, dan puisi.
2. Reformasi
Awalnya muncul di Jerman, dipelopori oleh Luther dan Calvijn. Reformasi merupakan
reaksi terhadap tindakan gereja yang pada masa itu membebani rakyat dengan bermacam pajak.
Penagnut aliran ini ingin kembali pada ajaran nasrani, dan hanya mengakui injil sebagai satu-
satunya sumber kepercayaan. Mereka menyangkal kekuasaan Paus dan konsili-konsili
(permusyawaratan gereja), karena pertentangan itulah mereka disebut kaum protestan.
Berbeda dengan humanisme yang bersifat aristokratis (tertuju hanya kepada lapisan atas),
dan membentuk sarjana; reformasi bersifat lebih demokratis, tertuju kepada seluruh lapisan
masyarakat. Dalam hal kepentingan, humanisme lebih tertuju pada kepentingan ilmu
pengetahuan, estetika dan filsafat, sedangkan dalam reformasi mengutamakan kepentingan agama
dan tidak setuju dengan filsafat Yunani. Bagi reformasi, bahasa latin dan Yunani hanya untuk
memahami injil. Beberapa tokoh reformasi:
1) Luther
Merupakan seorang reformator dari Jerman. Pemikirannya dalam pendidikan:
a. semua anak harus mengunjungi sekolah;
b. anak-anak belajar hanya beberapa jam sehari, selebihnya waktu digunakan
untuk mempelajari pekerjaan tangan;
c. anak perempuan belajar satu jam dalam sehari, selebihnya mereka mengerjakan
pekerjaan rumah tangga;
d. anak-anak miskin yang betul-betul pintar saja yang disuruh belajar;
e. posisi guru dihargai tinggi;
f. pelajaran agama dianggap sebagai pelajaran paling penting.
Dalam karyanya, luther menterjemahkan injil dalam bahasa Jerman dan
memberikan lagu-lagu agama. Dalam perjuangannya ia banyak mendapat bantuan
dari raja-raja yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan Paus Roma. Dalam
penyelenggaraan pendidikan, negara ikut bertanggungjawab atas pengajaran, bukan
lagi gereja seperti pada agama Katolik.
2) Calvijn
Dalam buku-bukunya ia banyak mengungkapkan tentang pentingnya pendidikan,
serta pengaruhnya di dalam rumah tangga dan pendidikan agama. Dalam hal bahasa,
Calvijn lebih mementingkan pelajaran bahasa latin. Di Geneva didirikan sebuah
gymnasium yang juga memberikan pelajaran rendah dan satu sekolah tinggi.

3) Zwingli
Daerah yang dipengaruhi Zwingli lebih kecil dibandingkan Luther maupun
Calvijn. Dalam paham paedagogisnya, pelajaran bahasa klasik adalah penting. Ilmu
pengetahuan dan ilmu pasti harus diajarkan, tetapi tidak boleh mengambil waktu terlalu
banyak. Pendapatnya yang baru adalah bahwa setiap murid harus mempelajari satu
pekerjaan tangan. Ia mendirikan sekolah di Zurich, yang kemudian menjadi universitas.

3. Kontra Reformasi
Renaissance dialami pula oleh gereja katolik, yang disebut sebagai kontra reformasi. Hal
ini disebabkan oleh konsili di Trente (1543-1563) yang memutuskan akan memperbaiki keadaan
dan menjalankan disiplin yang keras terhadap peraturan-peraturan gereja serta membela diri
terhadap serangan-serangan kaum protestan. Dalam konsili itu dibicarakan juga usaha-usaha
untuk memperluas pendidikan dan pengajaran. Para uskup harus mendirikan sekolah-sekolah
seminari untuk memberi kesempatan anak-anak dari keluarga kurang mampu bisa masuk dengan
gratis, untuk mendidik calon pendeta, mengajarkan agama kepada anak-anak dan orang dewasa
dalam bahasa ibu.
Organisasinya disusun seperti susunan ketentaraan dengan paus sebagai “jenderalnya”.
Biara menjadi sumber semangat perang untuk memberantas keingkaran orang terhadap agama
serta memperluas pengaruh agama katolik dan memperkokoh kedudukan paus. Sekolah-sekolah
banyak didirikan, mulai dari sekolah rendah sampai dengan universitas.
Mazhab Yezuit di bawah pimpinan Ignatius de Loyola menjadi pelopor dalam dunia
pendidikan. rencana pendidikan kaum Yezuit tertera dalam “ratio studiorum”
B.     PENDIDIKAN PADA MASA REALISME
Aliran realisme muncul dalam bidang pendidikan kurang lebih tahun 1600. Aliran ini bertujuan
untuk:
1. meninggalkan cara-cara pembentukan secara klasik, seperti yang dianjurkan oleh humanisme;
2. mengarahkan perhatian kepada dunia nyata, kepada alam dan benda-benda yang sebenarnya.
Aliran ini muncul disebabkan oleh:
1. munculnya ilmu-ilmu kealaman; dan
2. ambruknya sistim pengajaran yang bersifat humanistis.

Karena realisme inilah, dunia pengetahuan yang sampai saat itu masih terpengaruh oleh ajaran
Aristoteles mulai goyah. Munculnya ilmu-ilmu kealaman disebabkan karena manusia berambisi
membongkar segala rahasia-rahasia alam. Manusia mulai mempergunakan fikirannya dengan lebih
mendalam. Segala peristiwa alam diselidiki dan diamati. Maka muncullah penemuan-penemuan hebat,
seperti penemuan Copernicus yang menyatakan bahwa dunia ini berputar mengelilingi matahari
(bertentangan dengan pendapat sebelumnya, yaitu Ptolomaeus bahwa bumilah yang menjadi pusat
semesta alam). Banyak musafir yang menjelajah ke segala jurusan untuk menemukan benua-benua baru.
ketidaksanggupan ilmu-ilmu klasik dalam menerangkan kenyataan-kenyataan itulah, maka dicari jalan
baru.
Tokoh yang berperan pada masa ini adalah:
1). Francis Bacon (1561-1626)
Idenya dalam pendidikan adalah:
a. usaha-usaha untuk mencari metode baru;
b. penggunaan metode induksi;
c. penghargaan besar terhadap matapelajaran-matapelajaran realita: ilmu bumi, ilmu ayat,
ilmu alam;
d. penggunaan bahasa ibu sebagai bahasa pengantar, nukan bahasa latin lagi.
2). Johan Amos Comenius (1592-1671)
Hasil karyanya yang terkenal adalah DIDACTICA MAGNA, yang menjelaskan tentang:
a. tujuan pendidikan: pendidikan hendaknya diarahkan pada kehidupan di alam baka,
dicapai dengan pembentukan ilmiah dan pendidikan budi pekerti serta kesalehan;
b. metode: pendidikan harus disesuaikan dengan alam;
c. hukum didaktik: kepastian; urutan yang tepat; kelancaran belajar; dan kecepatan belajar;
d. pendidikan kesusilaan didasarkan pada ajaran-ajaran agama, bertujuan mencapai 4
kebajikan dari Plato (budi, kesederhanaan, keberanian, dan keadilan).

C.    PENDIDIKAN MASA PENCERAHAN (AUFKLARUNG)


Gejala-gejala baru muncul pada abad ke-18, terutama pada pertengahan kedua dari abad
itu. Seluruh kegiatan manusia saat itu ditujukan kepada usaha mengadakan pencerahan terhadap
abad kegelapan. Abad kegelapan adalah ialah abad pertengahan, yang roh jamannya dianggap
berakhir setelah abad ke-18 tiba.
Pada masa ini manusia ingin bebas dari ikatan gereja dan tradisi, hasilnya gereja dan
negara terpisah. Dalam pendidikan, dituntut agar negara yang harus menyelenggarakan
pengajaran, terutama bagi rakyat umum, lepas sama sekali dari pengaruh gereja (tuntutan ini baru
berhasil pada akhir abad ke-19).
Seluruh gerakan rohaniah dalam pelbagai lapangan itulah yang disebut sebagai
Pencerahan, yang telah menguasai alam pikiran orang di Eropa Barat pada abad ke-18 dan ke-19.
dua aliran maknawiyah yang berkembang dan saling mempengaruhi saat itu adalah:
1.      Empirisme
Aliran ini beranggapan bahwa sumber dari segala pengetahuan dan kebenaran
adalah empiri atau pengalaman. Segala sesuatu harus dicari dari bahan-bahan yang telah
kita peroleh dari pengalaman kita sendiri. Paham ini berasal dari Inggris, dipelopori oleh
Francis Bacon (1561-1626).
Dalam paham ini, barangsiapa yang menghendaki ilmu pengetahuan harus
mengadakan penyelidikan sendiri. Ia harus mencari gejala-gejalanya, kemudian
menyusunnya dengan teliti dan dengan menempuh jalan induksi sampai pada hukum-
hukum yang umum. Oleh karena itu empiri dan induksi merupakan satu-satunya jalan
untuk memperoleh pengetahuan. Dengan penyelidikan sendiri, pengamatan fakta-fakta
dan pengalaman adalah terbesar maknanya. Aliran ini kemudian lebih diperluas dan
diuraikan oleh kaum empiris bangsa Inggris lainnya, seperti John Locke, Berkeley, dan
Hume.
2.      Rationalisme
Aliran ini lahir di Prancis dan Descartes (1596-1650), berpendapat bahwa sesuatu
itu dianggap benar jika sesuai dengan akal fikiran. Fikiran manusia akan sanggup
memecahkan segala persoalan. Untuk menuju ke arah kemajuan dan kesempurnaan,
ditempuh jalan fikiran yang sehat.
Rationalisme merupakan kelanjutan dari perlawanan terhadap ajaran-ajaran yang
bersifat dogmatis dan tradisi, yang mulai tampak pada abad ke-15 dan ke-16. menurut
rationalisme, pengetahuan yang diperoleh dengan jalan pengamatan alat dria (induksi)
masih diragukan kebenarannya. Yang jelas dapat dipercaya adalah kenyataan, bahwa
manusia itu berpikir. Ia berpikir dengan akalnya, maka akal budinya itulah yang berkuasa
dalam hidupnya.
Penyebab manusia berpikir tidak terletak pada manusia sendiri, tetapi pada
Tuhan. Yang mengatakan hal itu adalah budi atau akal kita. Budi itulah yang menetapkan
norma-norma hidup. Rationalisme menempatkan budi itu di atas wahyu Ilahi. Budi
menetapkan apa yang dapat kita terima dan apa yang tidak, juga di lapangan agama.
Beberapa ahli pendidikan besar yang menguasai paedagogik (ilmu mendidik)
pada abad ke-18 di antaranya adalah:
1) John Locke
Sistem pendidikannya sesuai dengan teori tabula-rasa, percaya bahwa
pendidikan itu maha kuasa. Jiwa seorang anak sama dengan sehelai kertas putih
yang kosong, yang dapat ditulisi sekehendak hati oleh pendidik, sehingga semua
pengetahuan datang dari luar karena pengaruh faktor-faktor lingkungan. Locke
tidak mempermasalahkan sama sekali pengaruh pembawaan si anak. Dalam
paedagogik, aliran ini disebut Paedagogis optimisme, sebagai lawan dari
paedagogis pessimisme (nativisme) yang menganggap bahwa perkembangan
jiwa itu adalah hasil daripada faktor pembawaan belaka. Bagi Locke bentuk
pengajaran yang terbaik adalah belajar sambil bermain. Nilai formil lebih penting
daripada nilai materiil, oleh karena itu Locke lebih mengutamakan pembentukan
kesusilaan daripada pembentukan akal.
Dalam pendidikan kesusilaan, manusia itu harus selalu dapat menguasai
diri sendiri dan memiliki rasa harga diri. Sejak kecil anak harus dibiasakan
berbuat baik, untuk itu pendidik hendaknya memegang teguh kewibawaannya. Ia
tidak setuju dengan hukuman jasmani dan pemeberian hukuman.
Dalam pendidikan agama, Locke memperingatkan agar pelaksanaan
pendidikan keagamaan tidak berlebih-lebihan. Ia menganggap injil tidak tepat
bagi anak-anak, kecuali beberapa ceritera sebagai bahan bacaan anak-anak.
Pengaruh Locke di Inggris tampak di sekolah-sekolah bagi anak-anak bangsawan
(public school). Ajaran dan cita-citanya sebagian kita jumpai lagi pada Rousseau
dan kaum Philanthropijn.
2) J.J. Rousseau (1712-1778)
Cita-cita pendidikan Rousseau kita jumpai dalam bukunya “Emile”, yang
ditulisnya bagi golongan bangsawan dan kaum terpelajar. Ketika itu anak-anak
golongan tersebut mendapat pendidikan dari gubernur-gubernur, yang tidak
mengenal perkembangan anak yang sewajarnya dan tidak memberikan
kebebasan.
Tujuan pendidikan menurutnya adalah membentuk manusia yang bebas
dan merdeka. Sifat pendidikan yang dijalankan individualistis, anak harus
dijauhkan dari pengaruh masyarakat, bahkan dari pengaruh orang tuanya.
Dasar pendidikannya adalah pembawaan anak yang baik. Ia percaya
bahwa anak sejak lahir berpembawaan baik. Jika kelak anak itu berkelakuan
buruk, hal itu disebabkan karena adanya pengaruh-pengaruh jahat dari dunia
sekitar/lingkungannya
3.3 Perkembangan Pendidikan Kejuruan di Indonesia
A. Sebelum Kemerdekaan 
Pendidikan kejuruan di Indonesia telah berumur lebih 150 tahun. Sejarah pendidikan teknik dan
kejuruan di Indonesia diawali dengan didirikannya Ambacht School van Soerabaja tahun 1853 oleh pihak
swasta. Sekolah ini terutama ditujukan untuk laki-laki keturunan Eropa khususnya Belanda, dari golongan
miskin yang tinggal di Hindia Belanda ketika itu.Pada akhir abad ke-19 pemerintah Hindia Belanda
mendirikan suatu lembaga pendidikan di Jakarta dengan nama Ambacht Leergang. Kemudian pada tahun
1901 dilanjutkan dengan pembukakan lembaga pendidikan bernama Koningin Welhelmina School
(KWS) yang para siswanya terdiri atas tamatan Europeese School yang diperuntukan khusus untuk orang-
orang Eropa. 
Pendidikan teknik dan kejuruan tingkat pertama di Indonesia menjelang akhir masa penjajahan
Belanda hingga masa pendudukan Jepang (1942-1945) terdiri atas: Ambacht Leergang, yang
mempersiapkan pekerja-pekerja tukang, Ambacht School, yang memberikan latihan yang lebih tinggi,
dan Technische School, yang memberikan latihan yang lebih tinggi dan bersifat teoritis.Ketiga jenis
lembaga pendidikan teknik dan kejuruan ini tetap bertahan sesudah Indonesia merdeka dengan
mengalami perubahan-perubahan nama dan beberapa perubahan kurikulum. Perkembangan jumlah
sekolah berjalan pesat sesuai dengan meningkatnya minat para pemuda untuk menuntut pengetahuan
teknik dan kejuruan.
 
B. Pasca kemerdekaan
Pada masa kemerdekaan Ambacht Leergang dikenal dengan Sekolah Pertukangan (SPT),
Ambacht School menjadi Sekolah Pertukangan Lanjutan (SPL), dan Technische School sebagai Sekolah
Teknik (ST), sedangkan THS menjadi Institut Teknologi Bandung(ITB).Lama pendidikan SPT adalah 2
tahun setelah SD 6 tahun. SPL adalah 1 tahun setelah SPT , SPT adalah 4 tahun yang kemudian menjadi 3
tahun setelah SD. Lembaga pendidikan teknik dan kejuruan berkembang menjadi lembaga pendidikan
kejuruan yag mempunyai peran sentral dalam penyediaan tenaga tukang yang terampil dan teknisi tingkat
pertama.
Jurusan-jurusan yang dibuka pada lembaga pendidikan teknik tersebut didasarkan atas
penggolongan jabatan (job description) dan analisis pekerjaan (job analysis) beserta persyaratan sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Organisasi Buruh Internasional (ILO).Dengan melihat sejarah
tersebut, berarti sekolah teknik dan kejuruan baru dibuka 317 tahun setelah pertama yang didirikan oleh
Portugis dan 246 tahun setelah sekolah pertama didirikan oleh VOC/ Belanda.Dengan demikian, hingga
saat ini sekolah kejuruan di Indonesia telah berusia 1,5 abad. Menjelang berakhirnya kekuasaan Belanda,
pada tahun 1940 terdapat sekitar 88 sekolah kejuruan di Indoneasia dengan 13.230 siswa, umumnya
dalam bidang pertukangan, teknik, dan pertanian.
 
C. Era Reformasi 
Sejak kemerdekaan hingga sekarang, pendidikan teknik dan kejuruan berkembang pesat. Pemerintah
sendiri saat ini sedang menggalakkan peran SMK yang lebih diminati masyarakat karena berorientasi
pada pekerjaan.Kebijakan pemerintah antara lain sesuai rencana Strategis (Renstra) Depdiknas 2005-2009
dinyatakan bahwa rasio pendidikan menengah kejuruan dan pendidikan menengah umum ditargetkan
sebesar 50:50 pada tahun 2010 dan 70:30 pada tahun 2015. Kebijakan ini diharapkan dapat memecahkan
salah satu permasalahan pengangguran. Peningkatan pendidikan kejuruan bertujuan menyiapkan tenaga
terampil untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan tuntutan dunia industri.
Kebijakan ini dilandasi dengan semakin meningkatnya angka pengangguran serta semakin
terbukanya sektor-sektor formal dan informal yang membutuhkan tenaga kerja menengah yang
berkualitas.Karena berhadapan langsung dengan dunia kerja. Proporsi jumlah SMK 70%, SMA 30%
dinegeri ini sepertinya cocok jika dikaitkan kemampuan melanjutkan pendidikan ke yang lebih tinggi.
Konsekuensinya adalah dunia kerja yg akan menampung lulusan SMK harus siap meskipun untuk
memasukinya lulusan SMK perlu masih perlu dilatih.

3.4 PERBANDINGAN PENDIDIKAN KEJURUAN DI LUAR NEGERI( DI NEGARA JERMAN,


KANADA, AMERIKA, dan INDONESIA).

A.    Pengertian Perbandingan Pendidikan


Sebagai suatu ilmu perbandingan pendidikan tidaklah hanya membahas masalah-masalah sistem
pendidikan dan pengajaran yang ada pada suatu negara, dan tidak hanya membahas tentang pemikiran
kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat dalam suatu negara atau tentang teori-teori kependidikan
yang diamalkan oleh suatu masyarakat sebagai suatu landasan pembahasan tentang sistem pendidikannya.
Bukan ilmu perbandingan pendidikan bila hanya menitikberatkan pembahasan pada perbandingan antara
teori-teeori pendidikan yang ada dalam suatu masyarakat.
Ilmu perbandingan pendidikan juga tidak hanya sekedar membandingkan antara dua sistem atau
lebih dari pada pelaksanaan pendidikan dan pengajaran yang ada disuatu negara atau disuatu masyarakat.
Karena dengan cara  demikian kita hanya mengetahui beberapa persamaan dan perbedaan tanpa
mengetahui latar belakang yang menyebabkan timbulnya persamaan dan perbedaan tersebut.
Ilmu perbandingan pendidikan itu mengandung pengertian yang lebih kompleks. Oleh karena itu
harus mencakup berbagai latar belakang yang mempengaruhi perkembangan bangsa disuatu negara.
Sedangkan dalam perkembangan suatu bangsa itu terdapat aspirasi-aspirasi dan ide-ide yang mendorong
perkembangannya dalam kurun waktu lama. Aspirasi dan cita-cita itulah yang memberi corak dan bentuk
kebudayaan dan peradaban bangsa itu.
Oleh karnanya pembatasan pengertian Ilmu perbandingan pendidikan harus bersifat komprehensif sebagai
berikut:
1.      Ilmu perbandingan pendidikan adalah studi tentang sistem pendidikan dan pengajaran beserta
problematika problematika dalam negara-negaranya yang berbeda. Masing-masing sistem dan
problematika tersebut diusut sampai kepada sebab-sebab sebenarnya yang berada dibalik sistem dan
problematikanya.
2.      Ilmu perbandingan pendidikan juga diartikan sebagai studi tentang sistem pendidikan dan
pengajaran dinegara yang berbeda serta factor-faktor yang mempengaruhinya.
3.      Ilmu perbandingan pendidikan juga dapat diartikan sebagai studi tentang teori-teori kependidikan
dan pengajaran serta bagamana pengalaman atau pengetrapannya dinegara-negara yang berbeda itu
dengan memperbandingkan antara teori-teori tersebut sehingga diketahui persamaan dan perbedaannya
serta mengebalikan kepada latar belaknag sumber yang mempengaruhinya.
Jadi yang menjadi inti pokok dalam ilmu  perbandingan pendidikan itu adalah pembelajaran
tentang sebab yang menimbulkan problematika dan pengajaran serta sebab-sebab yang dapat
menimbulkan persamaan dan perbedaan diantara sisitem -sistem dinegara-negara yang berbeda.
Untuk lebih mendekati arti pendidikan perbandingan  berikut ini ditampilkan  beberapa definisi
yaitu yang berasal dari I.L.Kandel dan Carter  V.Goad, sebagai berikut :
a)      Kandel memberikan  pengertian sebagai berikut:
“Pendidikan perbandingan adalah studi tentang teori dan praktek pendidikan masa sekarang sebagai mana
dipengaruhi oleh berbagai macam latar belakang yang merupakan kelanjutan sejarah pendidikan”.
Disini Kandel  menunjukkan bahwa  yang dipelajari adalah teori dan praktek pendidikan sekarang dengan
mengingat bahwa bermacam-macam latar belakang termasuk sejarahnya turut menentukan pula
pendidikan pada waktu sekarang.  Mengenai sejarah pendidikan, disinggung dalam hubungan  ini karena
sifatnya yang sistematis dan mengandung teori  dan prektek pendidikan dari zaman ke zaman.

b)      Carter V.Goog memberikan pengertian sebagai berikut:


“Perbandingan pendidikan adalah studi yang bertugas mengadakan perbandingan teori dan praktek
kependidikan yang ada didalam beberapa negara dengan maksud untuk memperluas pandangan dan
pengetahuan diluar batas negrinya sendiri”.

Definisi diatas menunjukkan aspek operasional dari pendidikan  perbandingan. Jadi, 


mengandung jiwa kepraktisan. Di samping itu kedua definisi itu saling  mengisi. Dalam definisi yang
dikemukakan oleh Good memang tidak tercantum tentang perlunya  memperhatikan berbagai
latarbelakang pendidikan seperti yang terkandung dalam definisi dari kandel, namun hal ini  dapat
dianggap baik oleh Good. Ini desebabkan  oleh kenyataan bahwa pendidikan tidak dapat dilepaskan dari
dimensi-dimensi waktu yang melingkupinya yang lampau, kini, dan yang akan dating. Berarti, bila orang 
mempelajari pendidikan  beberapa Negara secara perbandingan perlu mengikut sertakan dimensi waktu.
Argumentasi-argumentasi yang sama dapat pula dikenakan kepada latar belakang- latarbelakang
yang lain seperti filsafat, ideologi, dan sebagainya.  Tiada pendidikan yang tidak beranjak atau
dipengaruhi oleh latarbelakang-latarbelakang tersebut. Tentang kemungkinan adanya definisi-definisi
yang lain tentulah tidak tertutup. Akan tetapi sampai sekarang ini dapat dicatat, definisi dari dua tokoh ini,
yang keduanya guru besar dalam bidangnya, telah dapat digunakan dalam memahami makna tentang
pendidikan perbandingan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perbandingan pendidikan ialah menganalisa
dua hal atau lebih untuk mencari kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaannya. Dengan demikian
maka studi perbandingan pendidikan ini adalah mengandung pengertian sebagai usaha menganalisa dan
mempelajari secara mendalam dua hal atau aspek dari sistem pendidikan, untuk mencari dan menemukan
kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan yang ada dari kedua hal tersebut.
B.     Pendidikan Di Negara Jerman

1.      Sistem Pendidikan Di Jerman

Sistem Pendidikan Jerman terdiri atas sektor-sektor Primer, Sekunder dan Tersier.  Pada masing-masing
sektor terdapat tipe-tipe sekolah. Hubungan antara kelompok umur degan jenjang pendidikan
menunjukkan waktu yang tepat bagi peserta didik untuk memasuki jenjang yang relevan. Variasi luasan
blok pada masing-masing tipe sekolah tidak menggambarkan banyaknya populasi peserta didik pada tipe
sekolah tersebut.
Anak-anak wajib masuk sekolah secara full time mulai umur enam tahun, periode ini berlangsung sampai
anak berumur sembilan tahun (di beberapa negara bagian sampai sepuluh tahun).  Setelah menyelesaikan
periode ini, anak muda tidak harus masuk sekolah secara full time, tetapi bisa juga masuk sekolah part
time (sekolah kejuruan) selama tiga tahun. Secara sederhananya, anak-anak di Jerman harus sekolah
mulai umur 6 hingga 18 tahun.  Setelah empat tahun di sekolah dasar (Grundschule), anak dapat
memasuki jenjang pendidikan sekunder yang terdiri atas Hauptschule, Realschule, Gymnasium, dan
Gesamtschule. Dari sini kemudian siswa melanjutkan ke Berufsschule, Berufsfachschule, atau
Gymnasium tergantung pada kemampuan akademisnya.

2.      Sistem Ganda
Di dunia internasional, sistem ganda yang berlaku dalam pendidikan kerja di Jerman merupakan hal
istimewa. Sistem Ganda  sebagai suatu bentuk yang dominan pada Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan di
Jerman telah dikenal luas di dunia.  Sistem ini sudah secara tradional sejak 700 tahun yang lalu dan
berakar pada permulaan abad pertengahan.  Seiring perjalalan waktu,  sistem ini telah berkembang secara
mantap dan membawa perubahan pada masyarakat, ekonomi, dan teknologi tanpa kehilangan identitas
sebagai suatu bentuk pelatihan yang paling sesuai dengan ekonomi dan pasar kerja.
Sekitar separuh dari jumlah lulusan sekolah menjalani pendidikan kejuruan dalam salah satu di antara ke-
350 pekerjaan didikan yang diakui negara dalam sistem ganda tersebut. Proses memasuki dunia kerja ini
berbeda dengan pendidikan kejuruan yang hanya berlangsung di sekolah, seperti yang masih berlaku di
banyak negara: Bagian praktek dipelajari selama tiga sampai empat hari seminggu di perusahaan; disusul
oleh pelajaran teori di sekolah kejuruan selama satu atau dua hari per minggu.
Pendidikan magang seperti itu berlangsung selama dua sampai tiga setengah tahun. Pendidikan
intraperusahaan dilengkapi lagi dengan kursus ekstern dan kesempatan kualifikasi tambahan yang
disediakan di luar. Pendidikan kerja dibiayai oleh perusahaan yang membayar imbalan kepada
magangnya, dan oleh negara yang membiayai sekolah kejuruan. Ada sekitar 500.000 perusahaan, instansi
layanan publik dan penyandang profesi bebas yang berkecimpung dalam pendidikan kerja. Lebih dari 80
persen di antara tempat pendidikan kerja disediakan oleh perusahaan kecil dan menengah.
Berkat pendidikan kerja sistem ganda itu, jumlah orang muda yang tidak memiliki pekerjaan atau tempat
pendidikan kerja di Jerman relatif kecil. Untuk kelompok umur 15 sampai 19 tahun, jumlah itu hanya
sebesar 4,2 persen. Kombinasi antara teori dan praktek menjamin kualifikasi tinggi dari tukang dan
pekerja terampil. Di samping itu terbuka dua jalur pendidikan kerja lanjutan sebagai sarana peningkatan
karier. Jalan yang tradisional memuncak dalam penerimaan ijazah Meister (ahli yang berhak memimpin
perusahaan). Kini terbuka pula jalan baru menuju kualifikasi yang dapat ditempuh dengan mengikuti
kursus pendidikan lanjutan di luar jam kerja. Bagi peserta terbuka kesempatan untuk meraih ijazah Master
pada perguruan tinggi.
Pendidikan vokasi (dual training) di Jerman didesain untuk memberikan ilmu secara teori maupun praktik
bagi siswanya. Ketika belajar di sekolah vokasi, 75% waktu siswa digunakan untuk bekerja di industri,
sedangkan sisanya mereka belajar teori di sekolah. Nantinya setelah siswa mengikuti pendidikan vokasi
di sekolah dan bekerja pada sebuah industri, mereka akan mendapatkan sertifikat dari asosiasi industri
(chamber) yang dapat digunakan untuk melamar pekerjaan.
Kurikulum yang dirancang pada pendidikan vokasi di Jerman adalah berorientasi pada penggabungan
antara instruction dan construction, sehingga pendekatan utama dalam membentuk tahapan pembelajaran
yang mengacu pada fase pembelajaran di sekolah ataupun praktik di industri dan berorientasi pada hasil
proses pembelajaran yang diinginkan.  Selain itu, perlu mempertimbangkan orientasi kompetensi pada
berbagai level sejalan dengan pendesainan proses pembelajaran.

Dalam melaksanakan pengembangan pendidikan kejuruan mereka mempunyai lima kunci sukses, “The
succes of German vocational education and training is based on five characteristics wich also represent
added value for development of VET system in others countries” yaitu :

1)      Cooperation of government and industry


Bersama-sama antara Pemerintah dan Industri menyusun dan mendesain kerangka pendidikan kejuruan
dan demikian juga pelatihan. Kerjasama dapat mencakup pembiayaan dan pengembangan kurikulum dan
implementasinya, serta bersama-sama melaksanakan assessment proses dan lulusan pendidikan kejuruan
itu. Demikian juga dilakukan sebuah kesepakatan tentang sertifikasi kompetensi yang mencerminkan
harapan kualitas lulusan dengan tuntutan kompetensi sesuai standar yang berlaku di Industri

2)      Learning within the work process,


Tujuan dari pendidikan kejuruan Negara Republik Federal Jerman adalah menciptakan kemampuan kerja
para lulusannya yang adaptif dengan dunia industri yang mereka miliki. Oleh karenanya pendidikan
berorientasi kerja mengharuskan para siswa/peserta (Teilnehmer) suatu kegiatan pendidikan atau
pelatihan kejuruan belajar di dua tempat pembelajaran yaitu di sekolah dan di industry. Kombinasi
pembelajaran tersebut sudah didesain sedemikian rupa sehingga sinergitas antara pembelajaran di sekolah
dengan pembelajaran di industry sangat baik.

3)      Acceptante of national standards


Penerapan standar nasional, merupakan salah satu kunci system pendidikan kejuruan. Kualitas daripada
pendidikan itu sendiri dijamin dengan diterapkannya standar-standar pendidikan dan dipatuhi sebagai
acuan proses. Untuk memenuhi kualifikasi standar lulusan yang akan memasuki pasar kerja, mereka juga
menerapkan standar assessment yang benar-benar ketat. Sehingga kualifikasi tersebut para lulusan
dapatmemenuhi tuntutan persyaratan penerimaan tenaga kerja dengan mobilitas yang tinggi dan
penerimaan masyarakat yang baik. Rekruitmen tenaga kerja menjadi sangat mudah dengan tersedianya
tenaga kerja dengan kualifikasi yang baik. Dan kemudahan dalam melanjutkan adaptasi dengan
pengembangan pendidikan berikutnya untuk memperbaiki kompetensi atau kualifikasi yang lebih tinggi
lagi.

4)      Qualified vocational education and training staff


Kualifikasi tenaga pendidikan kejuruan adalah salah satu pondasi untuk kualitas. Para tenaga pendidik
kejuruan harus menguasai dan memahami konsep Pedagogik Kejuruan (Berufspädagogik). Dengan
memahami dari konsep Pedagogik Kejuruan para Guru (tenaga kependidikan kejuruan) mampu
mendesain strategi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Menarik bahwa Pedagogik
(Berufspädagogik) bukan hanya suatu konsep yang dimiliki oleh dunia pendidikan, akan tetapi tetapi
dunia industry juga senantiasa menggunakan dan mengembangkan konsep Pedagogik. Sehingga para
peserta diklat atau siswa yang mengadakan magang dan atau praktikum di suatu industry tetap
dikendalikan dengan konsep Pedagogik yang benar sesuai dengan semangat dan jiwa dari suatu jenis
pekerjaan. Itu menandakan bahwa industry atau dunia usaha tidak hanya sekedar mengejar keuntungan
ekonomi (profit) akan tetapi juga terus menanamkan modal untuk pengembangan pendidikan kejuruan.
Dalam pandangan mereka pendidikan atau pelatihan yang mereka sediakan adalah modal yang penting
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari produk yang mereka hasilkan.

5)      Institutionalized research and career guidance


Kunci yang berikutnya adalah tersedianya instistusi Penelitian Pendidikan Kejuruan (Berufsbildung) dan
Konsultasi Karir. Mereka berfungsi untuk terus melakukan penelitian yang berguna bagi pengembangan
pendidikan kejuruan dan pasar kerja. Penelitian melibatkan Pemerintah, pelaku Ekonomi (dalam hal ini
dunia usaha dan Industri) dan elemen sosial lainnya. Hasilnya mendorong pendidikan kejuruan tersebut
untuk mengetahui apa yang sedang berkembang di dunia industri, dan bagaimana kebutuhan dunia
industri atau dunia usaha terhadap kompetensi lulusan pendidikan kejuruan dapat secara dini
diidentifikasi. Sehingga pendidikan kejuruan yang melibatkan sekolah dan industri juga
dapat menerapkan strategi nyata dalam proses pembelajaran (Lernprozess). Hasilnya juga digunakan
untuk mengembangkan konsep-konsep pembelajaran baru (Lernkonzepte).

3.      Tujuan Utama Sistem Ganda

Tujuan utama Sistem Ganda adalah untuk menjamin secara berkelanjutan keterserapan tenaga kerja pada
pasar kerja tertentu sesuai perkembangan teknologi dan kebutuhan individu. Untuk memenuhi permintaan
ini pendidikan dan pelatihan harus mengembangkan kualifikasi perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan hasil kinerja secara independen.  Hal ini memerlukan pengembangan dan kombinasi
fungsional, ekstra-fungsional, dan qualifikasi sosial.
4.      Struktur Sistem Ganda
Struktur Sistem Ganda di Jerman dibatasi pada empat aspek, yaitu pemilahan tanggungjawab untuk
pendidikan/pengajaran teori dan pelatihan praktik, pembagian waktu pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan, pengorganisasi pendidikan dan pelatihan serta konsentrasi pada mata pelajaran utama dalam
pembelajaran teori.

1)      Pembelajaran Teori
Republik Federasi Jerman (BRD) terdiri atas 16 negera bagian (Länder). Masing-masing negara bagian
memiliki otonomi dalam bidang budaya, termasuk di dalamnya berwenang dalam bidang pendidikan.
Pembelajaran teori yang diperlukan suatu bidang pekerjaan dilaksanakan di sekolah.  Sekolah bekerja
dengan kurikulum/silabus yang hanya berlaku di suatu negara bagian tertentu. Silabi tersebut berdasar
pada masing-masing bidang kejuruan yang dikembangkan dibawah tangung jawab sebuah lembaga
permanen yang beranggotakan Menteri Kebudayaan dari 16 negara bagian yang disebut Kultus
Ministerium Konferenz (KMK). Jaminan ini mencakup juga validitas hasil pendidikan di Jerman. Dengan
kata lain, masing-masing negera bagian diperbolehkan untuk mengintegrasikan silabi sesuai dengan
kondisi spesifik untuk situasi aktual di negara bagian tersebut.  Pembelajaran teori di sekolah menckup
juga pembelajaran praktik yang diperlukan untuk memahami suatu teori tertentu.  Monitoring
pelaksanaan pembelajaran teori di lakukan oleh masing-masing negara bagian.

2)      Pelatihan Praktik
Seluruh kegiatan pelatihan praktik dilaksanakan di perusahaan sesuai dengan bidang kerja yang harus
dipelajari.  Pelatihan juga meliputi teori-teori yang dibutuhakn untuk memahami suatu kegiatan praktik
dan untuk bekerja secara profesional.  Misalnya Matematika, Fisika, Kimia atau Biologi tidak diajarkan
sebagai satu mata pelajaran khusus, tetapi include dalam pelatihan praktik kejuruan.
Perusahaan bertanggungjawab untuk seluruh proses kegiatan pelatihan.  Tanggung jawab tersebut di
secara keseluruhan dijankan bersama dengan Kementerian Ekonomi Federal (BRD) yang meng-organisir
kerangka pengembangan pelatihan dan peraturan-peraturan yang diperlukan untuk pelaksanaan pelatihan
kejuruan dalam suatu kerangka kerja.  Kontrol terhadap jalannya pelatihan didelegasikan dari pemerintah
kepada suatu lembaga yang disebut Industrie- und Handelskammer (IHK) dan Handelskammer (HK),
semacam Kamar Dagang dan Industi (KADIN) di Indonesia. IHK atau HK beranggotakan perusahaan
dan para professional pada bidang pekerjaan tertentu. Tabel berikut ini menggambarkan pembagian tugas
dan kewenangan antara sekolah dan perusahaan dalam pendidikan sistem ganda di Jerman.

3)      Pembagian Waktu
Pendidikan dan pelatihan kejuruan umumnya berlangsung anatar 3 sampai 3,5 tahun. Sekolah dan
perusahaan mempunyai tanggung jawab dan kerja bersama untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan
kejuruan yang berkualitas.  Mereka membagi waktu pendidikan dan pelatihan sedemikian rupa sehingga
peserta diklat (Auszubildender-in/ Lehrlinger-in) memperolah 3-4 hari praktik di perusahaan dan 1-2 hari
belajar di sekolah atau 3-4 minggu di perusahaan dan 1-2 minggu di sekolah. Pada pertengan pelaksanaan
diklat, biasanya pada akhir tahun kedua, peserta diklat harus menempuh ujian pertengahan
(Zwischenprüfung). Ujian ini tidak menyebabkan pembatasan ataupun keuntungan.  Ujian ini hanya
dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada sekolah, perusahaan dan peserta diklat itu sendiri
tentang level kemampuan yang telah dicapainya.  Setelah menempuh ujian akhir (Abschlußprüfung) dan
dinyatakan lulus, peserta diklat mendapat surat keterangan sebagai tenaga terampil pada bidang tertentu.

4)      Pengorganisasian Diklat
Hal yang terpenting pada tahun pertama diklat (1. Ausbildungsjahr) adalah pengorganisasian bentuk dari
diklat dasar.  Keterampilan praktik dan isi teori merupakan bagian dari rencana diklat dan silabi yang
spesifik  untuk  proses kerja sesuai bidang kerjanya.
Tahun kedua diklat (2. Ausbildungsjahr) adalah tahap spesialisasi pertama, tetapi spesialisasi ini masih
bersifat luas.  Spesialisasi ini berorientasi pada kemampuan khusus yang essensial pada suatu skup
kelompok kejuruan kecil.
Tahun ketiga diklat (3. Ausbildungsjahr) dan tahun keempat diklat (4. Ausbildungsjahr) difokuskan pada
spesialisasi keterampilan khusus dari suatu bidang kerja dan yang secara khusus diperlukan oleh tempat
kerja.

5)      Konsentrasi pada Mata Pelajaran Utama Teori


Walaupun silabi kurikulum dapat berbeda pada masing-masing negera bagian, sebagian besar negara-
negara bagian mengacu pada keputusan pendidikan yang sama, yaitu menempatkan teknologi atau subyek
kejuruan sebagai disiplin utama ke dalam fokus pembelajaran teori.
Semua mata pelajaran dirancang untuk mendukung pambelajaran kejuruan utama. Isi dan tujuan
pembelajaran yang merupakan bagian dari bidang kejuruan yang sesuai harus dipilih untuk
pengembangan/perluasan semaksimal mungkin.  Seluruh tujuan diklat berorientasi pada aktivitas dan
kehususan bidang kejuruan, baik dalam hal isi maupun pelaksanaannya.
Dalam Republik Federal Jerman pasca perang, sistem sekolah tiga jalur dan universitas dengan sistem
ekonomi adalah bentuk yang digunakan. Oleh karena Undang-undang Federal, yang bertanggung jawab
mengenai pendidikan, semenjak itu pula pembicaraan di tingkat “Lander” berlangsung terus tentang
tujuan reformasi pendidikan. Pemerintah negara bagian (State) yang Sosial Demokrat cenderung untuk
menempatkan pendidikan sebagai hak azasi dengan penekanan pada, usaha pendidikan itu atas inisiatif
sendiri, persamaan, dan tindakan pengimbalan, sementara pihak Kristen Demokrat Konservatif
menginginkan tujuan dan kegiatan pendidikan itu bersifat kolektif untuk kepentingan masyarakat, seperti
penyiapkan lulusan yang berkualitas.

6)      Kelompok Sekolah Menengah Kejuruan di Jerman


Terdapat 2 kelompok sekolah menengah kejuruan di Jerman

a.       Voolzeit
Secara harfiah, Voolzeit berarti waktu penuh belajar di sekolah (tidak menerapkan dual system), artinya
proses belajar siswa berlangsung si sekolah selama 6 hari dalam seminggu, dan menjadi tanggung jawab
penuh bagi sekolah.  Jika suatu waktu siswa memerlukan praktekum, maka siswa dapat praktek ke salah
satu instansi pemerintah, atau industry. Akan tetapi bukan berstatus sebagai karyawan dan mereka tidak
mendapat upah dan sekolah yang mencari tempat praktekum bagi siswanya.

b.      Teilzeit
Sekolah kejuruan yang separuh waktu belajar di sekolah dan separuh waktu lagi bekerja di Industri.
Sekolah kejuruan ini yang dinamakan “Duale Ausbildung”, dikalangan internasional disebut sebagai
“dual system”. Pendidikan dan pelatihan kejuruan berlangsung antara 3 sampai 3,5 tahun. Sekolah dan
perusahaan mempunyai tanggung jawab dan kerja sama untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan
kejuruan yang berkualitas. Meraka membagi waktu pendidikan dan pelatihan sedemikian rupa sehingga
peserta didik memperoleh 3 – 4 hari praktek diperusahaan dan 1 – 2 hari belajar di sekolah atau 3 – 4
minggu di perusahaan dan 1 – 2 minggu di sekolah.  Contoh SMK Einzelhandle di Bremen system
belajarnya 3 hari bekerja di Industri (24 jam untuk satu minggu) dan dua hari belajar di sekolah (12 jam
seminggu).
Pada pertengahan diklat, biasanya pada akhir tahun kedua, peserta diklat harus menempuh ujian
pertengahan.  Ujian ini tidak menyebabkan pembatasan ataupun keuntungan.  Ujian ini hanya
dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada sekolah, perusahaan dan peserta diklat itu sendiri
tentang level kemampuan yang telah dicapainya.  Setelah menempuh ujian akhir dan dinyatakan lulus,
peserta diklat mendapat keterangan sebagai tenaga terampil pada bidang tertentu.

5.      Manajemen Pendidikan

a.       Otorita

Konstitusi Federal telah menetapkan wewenang Lander atas pendidikan, maka beberapa Lender membuat
beberapa ketentuan dalam konstitusi mereka masing-masing mengenai pengaturan masalah-masalah
pendidikan, dan selurunya melalui proses legislative. Pengaturan itu mencakup penetapan tujuan
pendidikan, struktur, isi pengajaran, dan prosedur dalam sistem daerah mereka masing-masing.
Dalam negara bagian, tanggung jawab pendidikan terletak pada level kementrian kabinet yang seringring
disebut Kementian Kebudayaan. Pada negara-negara bagian yang luas derahnya. Sekolah tidak dikontrol
secara langsung oleh kementrian negara bagian, tetapi melalui badan administratif regional yang
merupakan bagian dari badan eksekutif tanpa pasangan atau counterpart langsung dari pihak legislatif
atau DPR. Masyarakat setempat biasanya juga punya tanggung jawab menyediakan infra struktur yang
diperlukan dan ada kalanya juga terlibat dalam pengangkatan staf.
Supervisi atau inpeksi terhadap sekolah merupakan tugas kementrian negara bagian, secara langsung atau
tidak. Dengan beberapa pengecualian, gereja-gereja negara bagian tidak lai melakukan fungsi supervisi
terhadap sekolah. Secara resmi ada tiga fungsi supervisi sekolah, fungsi pedagogis, hukum dan servis
masyarakat. Rekonsiliasi mengenai struktur pendidikan di Jerman, Konferensi Menteri-menteri
Kebudayaan menetapkan, melalui keputusan bulat, prinsip-prinsup pendidikan yang berlaku secara
nasional serta kesepakatan mengenai masalah-masalah internasional. Komisi Gabungan Perencanaan
Pendidikan dan Dukungan Penelitian merumuskan rekomendasi dan mengawasi program-program
eksperimen. Dalam Komisi, Pemerintah Federal dan Pemerintahan Negara Bagian memiliki hak suara
yang sama. Sesudah perubahan Konstitusi tahun 1969, sejumlah wewenang negara bagian menegenai
pendidikan tinggi dialihkan ke pemerintah Federal.

b.      Pendanaan

Dengan pengecualian pendidikan tinggi, keuangan pendidikan sepenuhnya berada di tangan Lender dan
masyarakat setempat. Secara umum, seluruh biaya personil ditanggung oleh pemerintah negara bagian,
dan infra struktur oleh masyarakat. Hampir semua program pendidikan (termasuk pembebbasan uang
kuliah pada pendidikan tinggi) bersifat gratis. Pemerintah Federal juga memberikan bantuan kepada
sebagian siswa sekolah menengah dan mahasiswa perguruan tinggi, banyak diantaranya yang menerima
bantuan dari anggaran pemerintah dengan jumlah yang cukup besar (kira-kira 90% dari biaya operasional
sekolah).
Pengeluaran pemerintah untuk pendidikan mencapai 3,7% (Jerman Barat) dari GNP (Gross National
Product) dalam tahun 1990, dan ditambah 1,7% untuk penelitian. Investasi swasta untuk penelitian dan
pembangunan berjumlah 3,9%, sehingga pengeluaran tahun 1990 mencapai 9,3% dari GNP. Tetapi
semenjak 1975 sebagai pertanda berakhirnya perluasan sistem secara menyeluruh. Dalam tahun 1989,
unit biaya pendidikan persiswa untuk sekolah-sekolah adalah DM 6,2000 (Us$3,650) dan DM 17,100
(US$10,060) permahasiswa pada pendidikan tinggi.

c.       Personalia

Guru-guru Gymnasien dan sebagian guru-guru spesialis untuk bidang keuangan yang di didik ditingkat
universitas, dengan tekanan utama di bidang keahlian di bandingkan dengan bidang keguruan. Pada
umumnya, pendidikan bidang studi mencakup dua disiplin ilmu yang dapat diambil pada universitas atau
fakultas. Untuk beberapa spesialisasi, bidang pendidikan umum dilengkapi dengan mata kuliah khusus
sepert bidang membaca bagi calon guru pendidikandasar atau diagnosis terapan bagi yang bermaksud
mengajar pada lembaga pendidikan khusus.dalam jurusan pendidikan, tekanan terberat adalah pada
pendekatan sejarah, filosofis, dan orientasi pada praktikum.

d.      Kurikulum

Menteri-menteri pendidikan negara bagian menentukan kurikulum mereka sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dan mereka melakukan itu melalui tiga jenis instrumen
yaitu, pertama, tabel yang menguraikan jumlah jam belajar per minggu, serta mata pelajaran sesuai
dengan “grade” dan jenis sekolah, kedua, pedoman kurikulum, ketiga, pemberian wewenang penulisan
dan pengadaan buku teks.
Tujuan umum kurikulum ditentukan oleh peraturan sekolah (sering dinyatakan pada Mukadimah suatu
Keputusan, sedangkan tujuan khusus diterbitkan dalam kaitannya dengan pedoman kurikulum. Ini
diputuskan oleh kementrian negara bagian dan mencakup silabus, rekomendasi metode mengajar, dan
kadang-kadang juga model rencana pelajaran. Mengenai buku teks , tidak ada yang dapat dipakai di
sekolah-sekolah Jerman tanpa mendapat persetujuan dari mentri negara bagian.
Keputusan untuk metode mengajar tertentu sepenuhnya diserahkan kepada guru. Dengan semakin
menurunnya rasio murid-guru(dari 30:1 tahun 1960 menjadi 15:1 dalam tahun 1980), makin jelas
kecenderungannya bahwa metode mengajar “techer-centered” makin di tinggalkan beralih pada bekerja
dengan kelompok kecil murid dalam kerangka pendekatan “student-centered”. Semenjak akhir tahun
1980-an, konsep “pengajaran terbuka” atau “open instruction” yang menekankan pada “murid belajar atas
dorongan sendiri” semakin berkembang dan semakin popular pada sekolah-sekolah pendidikan dasar dan
juga pada sebagian sekolah menegah pertama.

e.       Ujian, Kenaikan Kelas, dan Sertifikasi

Tes formal pada prinsipnya tidak digunakan untuk menilai keberhasilan anak disekolah. Pengecualian itu
hanya untuk keperluan diagnostik yaitu mengidentifikasi jenis-jenis dyslexia (kesulitan belajar membaca
dan menulis karena kondisi pada otak). Kemudia seperti telah disebutkan terdahulu, tidak ada kenaikan
kelas secara otomatis, tetapi kelas mengulang juga sudah hampir tidak dilaksanakan lagi (hanya 1,5% per
kelas di pendidikan dasar, dan kira-kira 4% di sekolah tingkat menengah pada tahun 1990).
Sertifikat dan diploma yang dicapai di universitas dan jian-ujian negara bagian dan memberi hak kepada
pemegangnya untuk memasuki program pendidikan yang lebih tinggi, dan juga mengandung nama-nama
profesional, termasuk gelar akedemik .

f.       Evaluasi, dan penelitian pendidikan

Tidak ada evaluasi nasional yang dilakukan secara teratur mengenai hasil pendidikan. Komponen Jerman
dalam Asosiasi Internasional untuk Penelitian Penilaian Pencapaian Pendidikan dalam bidang
“Membaca” merupakan survei pertama dalam dua dekade terakhir yang didasrkan pada
sempelprobabilitas siswa secara nasional. Apabila di bandingkan dengan negara lain, Jerman belum
banyak melakukan penelitian empiris dalam bidang pendidikan.

6.      Reformasi dan Isu-Isu Pendidikan

Masa untuk melakukan reformasi pendidikan yang mendasar di Jerman Barat secara resmi berakhir tahun
1975 dengan dibubarkannya Dewan Pendidikan (Council of Education) yang mencoba
mengimplementasikan sistem pendidikan yang sama sekali baru. Semenjak itu, pemerintah yang
konservatif cenderung mempertahankan struktur tripatrit pada pendidikan menengah, sementara
kementrian yang beraliran Sosial Demokrat mencoba menerapkan Gesamtschule sebagai alternatif, kalau
tidak sebagai pengganti, sistem tripartit.
Sesungguhnya, seluruh Jerman akan terus mengalami masalah yang kelihatannya makin meningkat,
bukan makin terselesaikan. Masalahnya terutama pada anak-anak yang sudah punya persoalan
sebelumnya karena latar belakang sosial yang tidak menguntungkan. Integrasi anak-anak imigranyang
jumlahnya semakin besar sesungguhnya merupakan tantangan berat bagi pendidikan Jerman, termasuk
isu “pemberian kesempatan yang sama”. Mencari perimbangan antara kebutuhan untuk integrasi sosial
bagi anak-anak cacat dan penyelenggaraan pengajaran yang optimal tetap menjadi fokus pemikiran.

C.    Pendidikan Di Negara Kanada

1.      Sistem Pendidikan di Kanada

a.       Sistem Pemerintahan
Kanada menggunakan sistem pemerintahan demokrasi federal yang menyatukan sejumlah komunitas
politik yang berbeda di bawah pemerintahan bersama untuk mencapai tujuan bersama, dan pemerintah
daerah yang terpisah untuk menangani keperluan-keperluan tertentu masing-masing daerah. Bentuk
pemerintahan ini mempertimbangkan realita geografis Kanada, keanekaragaman masyarakat budayanya
dan warisan dwi-hukum dan dwi-bahasa.
Kanada mempunyai tiga tingkat pemerintahan: federal, propinsi dan teritori, dan kotamadya (lokal atau
regional). Dalam struktur federal, para pejabat yang terpilih - Kabinet para menteri di bawah
kepemimpinan Perdana Menteri – merupakan badan pengambil keputusan utama. Pemerintah federal
memimpin sistem pemerintahan demokratis negara melalui berkonsultasi dengan para pejabat terpilih
lain, para wakil propinsi dan kotamadya, dan masyarakat Kanada.
Peran utama pemerintah Kanada adalah memastikan dan mendukung kinerja perekonomian negara.
Tanggung-jawab lainnya termasuk pertahanan nasional, perdagangan dan niaga antar propinsi dan antar
negara, imigrasi, sistem perbankan dan moneter, hukum pidana dan perikanan. Pemerintah federal juga
mengawasi industri-industri seperti kedirgantaraan, perkapalan, perkereta-apian, telekomunikasi dan
tenaga atom.
Pemerintah propinsi dan teritori, mempunyai struktur yang sama seperti struktur federal dan bertanggung
jawab atas masalah-masalah seperti pendidikan, hak-hak sipil dan kepemilikan, peradilan, sistem rumah
sakit, sumber daya alam di dalam batas propinsi dan teritori mereka, jaminan sosial, kesehatan dan
lembaga-lembaga kotamadya.
Baru-baru ini pemerintah federal telah mulai menyerahkan tanggung-jawab yang lebih besar atas
sejumlah program dan pelayanan kepada pemerintah propinsi. Contohnya adalah pelatihan pasar tenaga
kerja, dan pengembangan pertambangan dan kehutanan.
Pemerintah lokal dan regional, memainkan peran penting dalam beberapa bidang termasuk penyediaan
pendidikan, pengembangan tanah, peraturan-peraturan usaha setempat, dan kegiatan-kegiatan
kemasyarakatan dan budaya. Struktur pemerintah lokal dan regional tidak selalu sama di seluruh negara.
b.      Kurikulum Pendidikan
Pendidikan di Kanada disediakan, didanai dan diawasi oleh pemerintah federal, provinsi, dan pemerintah
daerah. Pendidikan berada di dalam yurisdiksi pemerintahan provinsi dan kurikulum diawasi oleh
pemerintahan provinsi. Pendidikan di Kanada umumnya dibagi pada pendidikan Dasar (Primary School ,
Public School), kemudian pendidikan Menengah (High School) dan pendidkan tinggi (Universitas,
College).
Pada setiap provinsi-provinsi terdapat dewan sekolah yang mengawasi pelayanan pendidikan dan
penyelenggaraan program-program pendidikan. Pendidikan wajib bagi pendudu kanada sampai usia 16
tahun di seluruh provinsi di Kanada, kecuali untuk Ontario dan New Brunswick, di mana usia wajib
sampai 18 tahun. Di beberapa provinsi ada beberapa pengecualian untuk tidak wajib meneruskan
pendidikan pada umur 14 tahun yang dapat diberikan dalam keadaan tertentu.
Kanada mewajibkan sekolah selama 190 hari dalam setahun, secara resmi dimulai dari bulan September
(setelah Hari Buruh) sampai akhir bulan Juni (biasanya hari Jumat terakhir bulan, kecuali dalam beberapa
kasus di Quebec ketika itu hanya sebelum Juni 24 - provinsi hari libur ).
Kurikulum juga sering mengalami revisi. Kurikulumnya (pendidikan dasar dan menengah) mencakup
bidang matematika, sains, bahasa dan ilmu sosial (sejarah dan geografi). Kurikulum sekarang memasukan
komputer, berfikir kreatif, belajar mandiri dan pendidikan lingkungan.

c.       Penjenjangan Pendidikan
Sistem pendidikan Kanada mencakup baik sekolah yang dibiayai oleh negara maupun sekolah swasta,
mulai dari taman kanak-kanak sampai pra-universitas, Pendidikan adalah tanggung jawab provinsi
dibawah undang-undang Kanada, yang berarti ada perbedaan nyata dalam sistem-sistem pendidikan di
Provinsi yang berlainan, Tetapi tarafnya diseluruh negara secara keseluruhan tinggi.
Umumnya anak-anak Kanada masuk taman kanak-kanak untuk satu atau dua tahun pada usia empat atau
lima tahun secara sukarela. Semua anak mulai Kelas Satu pada usia enam tahun. Tahun ajaran biasanya
berlangsung mulai bulan September sampai bulan Juni tahun berikutnya, tetapi kadang-kadang
penerimaan murid dalam bulan Januari juga mungkin. Sekolah lanjutan menengah sampai dengan kelas
11, 12 atau 13, tergantung pada provinsinya, Dari sini, para pelajar dapat masuk universitas, perguruan
tinggi atau belajar di Cegep. Cegep adalah singkatan dalam bahasa Perancis untuk Perguruan Tinggi
Pendidikan Umum dan Kejuruan (College of General and Vocational Education), yaitu pendidikan umum
dua tahun atau pendidikan teknis tiga tahun diantara sekolah lanjutan atas dan universitas. Provinsi
Quebec mempunyai sistem Cegep.

o   Sekolah dasar: biasanya mulai kelas 1 sampai 6


o   Sekolah menengah pertama: biasanya mencakup kelas 6, 7 dan 8, tergantung propinsi masing-masing.
o   Sekolah menengah atas: biasanya disebut SMA, mencakup kelas 9 sampai 12. di Quebec, SMA
mencakup kelas 7-11. Jenis-jenis SMA termasuk umum, swasta, Katolik, Kristen, sekolah perempuan,
sekolah laki-laki, dan sekolah asrama.
o   Pasca sekolah menengah: meliputi perguruan tinggi karier (sekolah kejuruan), community college
(CEGEP di Quebec), universitas dan sekolah pasca sarjana.

Program English as a second language (ESL) ditawarkan di SMP, SMA, perguruan tinggi, universitas dan
sekolah bahasa swasta. Kanada menduduki peringkat yang tinggi secara global seperti Global Peace
Index dan Human Development Indeks PBB.
Sistem pendidikan di Kanada menerima sekitar 150.000 siswa internasional setiap tahunnya. Dengan
cakupan mulai tingkat sekolah dasar, sekolah menengah dan pasca sekolah menengah, pendidikan di
Kanada diatur oleh setiap pemerintah propinsi dan wilayah.
Setiap provinsi dan teritori Kanada bertanggung jawab atas sistem pendidikan mereka sendiri. Terdapat
sedikit perbedaan antar propinsi, kecuali Quebec yang mempunyai sistem pendidikan yang berbeda,
yang terdiri dari école primaire, école secondaire, and College d’enseignement general et professionel
(CEGEP). Sistem pendidikan yang dijelaskan di halaman ini merupakan sistem pendidikan umum Kanada
dan bukan sistem pendidikan Quebec. Silahkan melihat website Departemen Pendidikan Kanada masing-
masing provinsi untuk informasi lebih lanjut.

Pendidikan Sekolah Menengah Atas (Secondary Education) Kanada


o   Dari Grade 9 sampai 12, biasanya siswa berumur 14/15 tahun sampai 17/18 tahun.
o   Setelah lulus Grade 12, siswa akan mendapatkan ijasah sekolah menengah atas (high school diploma).

Post Secondary Education Kanada


Colleges, institusi dan lembaga pendidikan non-gelar Kanada lainnya menawarkan program sertifikat dan
diploma di beragam bidang semi profesional dan bidang teknik yang beragam, sedangkan universitas
menawarkan program S1 dan university college biasanya menawarkan program S1, diploma dan
sertifikat. Meskipun begitu, beberapa sekolah juga menawarkan program S1 dan beberapa universitas
menawarkan program sertifikat dan diploma.

Diploma dan Sertifikat


o   Tersedia di college, community colleges, institusi teknik dan kejuruan.
o   Siswa sudah harus lulus dari sekolah menengah atas.
o   Durasi program umumnya 1-3 tahun.
o   Program 1 tahun akan mendapatkan sertifikat. Jika mengambil kursus tambahan, siswa akan
mendapatkan sertifikat lanjutan (advanced certificates).
o   Program transfer ke universitas juga ditawarkan di college tertentu.
Gelar S1
o   Ditawarkan di universitas, university college dan institute lain.
o   Siswa sudah harus lulus sekolah menengah atas.
o   Program S1 umumnya berlangsung selama 3-4 tahun, tergantung dari masing-masing provinsi dan
apakah program yang diambil merupakan program umum atau khusus.
o   Program Diploma dan certificate juga ditawarkan di beberapa institut.
o   Umumnya gelar S1 Honours diberikan untuk jurusan atau pencapaian bidang akademik yang lebih
tinggi.

Gelar Graduate Kanada


Gelar S2
o   Durasi program umumnya adalah 2 tahun.
o   Siswa sudah harus mendapatkan gelar S1 atau S1 Honours.
o   Salah satu syarat penerimaan untuk program MBA adalah siswa harus lulus ujian GMAT dan
mempunyai pengalaman kerja yang relevan.
o   Siswa yang ingin mengambil jurusan Science harus lulus ujian GRE.

Gelar S3
o   Durasi program umumnya adalah minimum 3 tahun.
o   Siswa sudah harus mempunyai gelar S2.
o   Salah satu syarat penerimaan untuk program MBA adalah siswa harus lulus ujian GMAT dan
mempunyai pengalaman kerja yang relevan.
o   Siswa yang ingin mengambil jurusan Science harus lulus ujian GRE. 

Siswa Internasional
Siswa internasional harus memenuhi persyaratan nilai minimum TOEFL atau IELTS sebagai bukti
kemampuan bahasa Inggris untuk diterima di universitas Kanada. Siswa internasional harus dapat
menunjukkan bahwa kualitas pendidikan negara asal siswa tersebut setidaknya setara dengan pendidikan
Kanada. Siswa yang ingin belajar lebih dari 6 bulan di Kanada harus membuat aplikasi Ijin belajar
Kanada (Study Permit).
Sekolah bahasa Inggris Kaplan International Colleges di Toronto dan Vancouver menawarkan program
persiapan ujian TOEFL dan IELTS untuk membantu siswa mendapatkan nilai ujian yang lebih
tinggi. Program persiapan ujian TOEFL dirancang untuk membantu siswa mendapatkan nilai
TOEFL yang tinggi dengan menggunakan bahan pelajaran dan kurikulum yang dikembangkan
sendiri oleh Kaplan yang merupakan pemimpin persiapan ujian yang terkenal di dunia. Program
persiapan ujian IELTS Kaplan merupakan kelas persiapan ujian yang terfokus pada semua bidang yang
akan diujikan serta mengajarkan strategi pengambilan ujian.

d.      Kelebihan Sistem pendidikan di Kanada

o   Terpilih sebagai negara nomor satu di dunia


Menurut PBB dan Unit Inteligen Ekonomi (Economist Intelligence Unit), Kanada dinyatakan sebagai
salah satu dari 10 tempat terbaik di dunia untuk tinggal sejak tahun 1994. Menurut survey PBB, Kanada
secara khusus mendapatkan nilai tinggi untuk akses pendidikan, harapan hidup yang lebih tinggi (karena
sistem Universal Health Care); dan tingkat kejahatan dan kekerasan yang rendah. Sebagai tambahan,
kota-kota terbesar Kanada seperti Vancouver, Toronto dan Montreal telah diakui sebagai kota-kota kelas
dunia untuk hidup dan bekerja, kebersihan dan keamanan dan untuk aktivitas-aktivitas budaya dan gaya
hidupnya yang menarik.

o   Tempat yang aman untuk belajar


Kanada terkenal dengan masyarakat yang aman, adil dan damai. Tingkat kejahatan di Kanada terus
menurun secara stabil sejak tahun 1990. Pada tahun 1997, laporan polisi tentang tingkat kejahatan di
Kanada menurun 5 persen selama tahun keenam secara berturut-turut. Kejahatan dengan kekerasan turun
untuk tahun kelima secara berturut-turut pada tahun 1997 dan tingkat pembunuhan di Kanada sekarang
terhitung kurang dari satu persen dari seluruh insiden kekerasan yang dilaporkan. Tidak seperti Amerika
Serikat, tetangga Kanada di selatan, senjata api di kontrol dengan ketat dan umumnya tidak diperbolehkan
di Kanada.

o   Mutu Pendidikan yang Tinggi           


Institusi pendidikan di Kanada tidak diberi rangking resmi, karena semua institusi pendidikan di Kanada
menawarkan program dengan kualitas tinggi. Ketika anda memilih sekolah di Kanada, pertimbangkan
tipe, besarnya, dan lokasi institusi tersebut. Jika anda tertarik pada bidang studi khusus, carilah informasi
mengenai sekolah mana yang lebih banyak menawarkan disiplin ilmu tersebut.
· ijazah yang diakui secara internasional dan bisa ditransfer
· biaya kuliah yang terjangkau
· standar hidup yang tinggi
· stabilitas politik

D.    Pendidikan Di Amerika
1.      Tujuan Pendidikan

Karakteristik utama sistem pendidikan di Amerika Serikat adalah sangat menonjolnya desentralisasi.
Pemerintah federal amerika serikat tidak punya mandat untuk mengontrol atau mengadakan pendidikan
untuk masyarakat. Adapun ketentuan dan aturan pemerintah federal mengenai kelompok-kelompok
minoritas rasial dan orang-orang cacat. Pemerintah juga mendukung penelitian pendidikan. Tetapi
Amerika Serikat tidak mempunyai sistem pendidikan yang berpusat. Namun demikian, tidak berarti
bahwa pemerintah federal tidak memberikan arah dan pengaruh terhadap masalah pendidikan pemerintah
federal juga ikut menghilangkan sistem sekolah yang memisahkan sekolah berdasarkan ras, khususnya
antara orang kulit hitan dan kulit putih. Pemerintah federal menyamakan alokasi pendanaan sekolah,
menyediakan akses pendidikan bagi orang miskin dan orang cacat.

Tujuan sistem pendidikan di Amerika antara lain :


o   untuk mencapai kesatuan dalam kebhinekaan
o   untuk mengembangkan cita-cita dan praktek demokrasi
o   untuk membantu pengembangan individu
o   untuk memperbaiki kondisi sosial masyarakat
o   untuk mempercepat kemajuan nasional

2.      Struktur dan jenis pendidikan di Amerika

Setiap negara bagian menyediakan pendidikan secara gratis selama 12 tahun mulai dari taman kanak-
kanak sampai pada jenjang berikutnya. Dalam sistem pendidikan di Amerika Serikat terdapat beberapa
pola pendidikan yaitu :
o   taman kanak-kanak + pendidikan dasar ”grade” 1-8 + 4 tahun SLTA
o   taman kanak-kanak + sekolah dasar ”grade” 1-6 tahun + 3 tahun SLTP + 3 tahun SLTA
o   taman kanak-kanak + sekolah dasar ”grade” 1-4/5 + 4 tahun SLTP + 4 tahun SLTA setelah
menyelesaikan pendidikan tingkat taman kanak-kanak + 12 tahun pada beberapa buah negara bagian
dilanjutkan 2 tahun pada tingkat akademi (junior community college) sebagai bagian dari sistem
pendidikan dasar dan menengah

Pada pola pertama seorang siswa menamatkan pendidikan pada umur 17- 18 tahun. Pendidikan khusus
mendapat perhatian dari pemerintah dan masyarakat. Disamping itu pendidikan non formal tidak hanya di
sponsori oleh badan pemerintah tapi juga badan swasta, serikat buruh-buruh, badan-badan keagamaan
serta oleh individu yang kadang kala menjadikannya usaha bisnis.
Pada tingkat pendidikan tinggi, struktur dan jenis/ jenjang pendidikan pada dasarnya dikelompokkan
dalam tiga bentuk baik pendidikan tinggi negeri maupun swasta yaitu :
pendidikan tinggi 2 tahun yang lazim disebut junior community atau technical college memberikan
sertifikat dan kadang kala memberikan gelar Associate of Arts (AA)
pendidikan tinggi 4 tahun yang menyediakan pendidikan strata 1 (S-1) disamping pendidikan profesional
(program diploma) level ini lazim disebut undergraduate tamatan program S-1 diberi gelar Bachelor of
Arts (BA) atau Bachelor of Science (BS) universitas yang biasanya terdiri dari berbagai fakultas yang
menyediakan program-program diploma, S-1, pascasarjana S-2 (master) dan kebanyakan menyediakan
program doktor S-3. para lulusan program s-2 diberi gelar Master of Arts (MA) atau Master of Science
(MS). Lulusan program Doctor (S-3) diberi gelar Doctor of Philosphy (Ph.d) atau Doctor of Education
(Ed.D) dalam bidang-bidang tertentu seperti kedokteran, hukum, teologi, bisnis. Pada level S-3 tersedia
program-program spesialis.

3.      Manajemen pendidikan

1)      Otorita
Dalam sejarah pendidikan Amerika Serikat, pendidikan sudah menjadi tanggung jawab pemerintah
negara bagian dan masyarakat setempat. Walaupun demikian semenjak 1872 pemerintah telah ikut
campur tangan mulai dari memberikan tanah negara guna membangun fakultas dan juga membantu
sekolah dengan program makan siang, menyediakan dana bagi veteran dan menyediakan pinjaman bagi
mahasiswa.
Semenjak tahun 1979 dibentuk sebuah departemen pendidikan federal yang dipimpin oleh seseorang yang
setaraf sekretaris kabinet. Yang memegang tugas melaksanakan kebijakan pemerintah dalam pendidikan.
Hampir semua negara bagian memisahkan antara badan yang memberikan izin pendirian pergfuruan
tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta. Di perguruan tinggi memiliki struktur pelaksanaan tugas yaitu :
o   persident
o   pembantu presiden bidang akademik dan dekan
o   dekan pascasarjana
o   pembantu presiden bidang kemahasiswaan
o   ketua jurusan registar. registar yaitu orang yang menyimpan segala dokumen kemahasiswaan di
universitas registar pengembangan senat universitas

2)      Personalia
a.       Dosen Perguruan Tinggi
kualifikasi dan pengangkatan
Pada dasarnya kualifikasi doctor S-3 merupakan syarat untuk menjadi dosen pada perguruan tiggi di
Amerika Serikat.
Kepangkatan
Pangkat dosen perguruan tinggi amerika serikat lazim disebut instuctor, assistant, proffesor, associate
proffesor, dan proffesor emeritus, lecturer

b.      Guru Pendidikan Dasar dan Menengah


Pengangkatan guru adalah wewenang pemerintah negara bagian yang memiliki syarat untuk untuk
memperoleh sertifikat mengajar. Pendidikan guru untuk sekolah dilakukan di tingkat universitas pada
tingkat sarjana muda dan guru sekolah lanjutan disiapkan pada tingkat sarjana yang lamanya 4-5 tahun.

3)      Pendanaan
Sumber keuangan pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah berasal dari daerah kabupaten
dan sumber-sumber lokal lainnya yang sebagian besar berasal dari pajak negara bagian. Anggaran
pemerintah federal untuk perguruan tinggi juga meningkat terutama pendidikan kejuruan teknik dan
pendidikan bagi orang yang kembali ke kampus untuk belajar.
Pada umumnya , beban biaya pendidikan bagi mahasiswa negeri lebih bera dibanding beban biaya untuk
mahasiswa swasta

4)      Kurikulum dan Metodologi Pengajaran


Kebiasaan otonomi yang sudah lama dan kuat serta keadaan masyarakat sangat mempengaruhi bentuk
kurikulum serta cara mengajar di Amerika Serikat. Disini tidak ada kurikulum nasional yang resmi.
Bagian pendidikan negara bagian menggariskan kurikulum dengan tingkat variasi yang cukup besardan
memberi peluang pada daerah setempat. Pada awalnya sekolah amerika sangat dipengaruhi oleh agama
dan fokus pada keterampilan tulis baca. Semenjak abad ke 19 perhatian terhadap masalah sosial semakin
menonjol.
Pada akhir abad ke 19 muncul tuntutan untuk mengubah kurikulum dan metode mengajar dengan
mengarahkan perhatian pada kebutuhan muris yang berbeda, serta perhatian terhadap kebutuhan individu.
Dengan demikian siswa memiliki peluang yang besar untuk menentukan pilihan. Pertambahan jumlah
populasi sekolah yang sangat cepat dan kemajuan iptek menjadi dorongan untuk inovasi-inovasi baru
terutama metode pengajaran. Di daerah perkotaan persoalan sosial telah mendorong munculnya mata
pelajaran baru yaitu studi etnis, pendidikan lingkungan, pendidikan seks, pendidikan narkoba dan
sebagainya. Namun, awal 1980-an ada kecendrungan untuk kembali pada yang lama serta kebutuhan baru
atas pendidikan akhir.
Sistem pendidikan di Amerika mempunyai sifat yang khas yang berbeda dari sistem pendidikan di
negara-negara lain. Hal ini terutama karena sistem pemerintahannya yang mendelegasikan kebanyakan
wewenang kepada negara bagian dan pemerintahan lokal (distrik atau kota). Amerika tidak memiliki
sistem pendidikan nasional yang ada adalah sistem pendidikan dalam artian terbatas pada masing-masing
negara bagian. Hal ini berdasarkan padafilosofi bahwa pemerintah (federal/pusat) harus dibatasi
perannya, terutama dalam pengendalian kebanyakan fungsi-fungsi publik seperti sekolah, pelayanan
sosial dan lain-lain. Karena itu di Amerika dalam pendidikan dasar dan menengah tidak ada kurikulum
nasional bahkan tidak ada kurikulum negara bagian. Apa yang ada hanyalah semacam standar-standar
kompetensi lulusan yang ditetapkan pemerintahan negara bagian ataupun pemerintahan lokal. Walaupun
begitu pemerintah federal (pusat) diberi wewenang terbatas untuk mengintervensi dalam masalah
pendidikan bila terkait dengan empat hal yaitu :
o   Memajukan demokrasi
o   Menjamin kesamaan dalam peluang pendidikan
o   Meningkatkan produktivitasnasional
o   Memperkuat pertahanan/ ketahanan nasional.

Bentuk intervensi pemerintahan pusat tidak dalam bentuk penentuan materi ajar tetapi dalam bentuk
usulan-usulan maupun program pendanaandengan tujuan-tujuan tertentu.

5)      kenaikan kelas, ujian dan sertifikasi


Kenaikan kelas murid-murid sekolah ditentukan oleh daerah setingkat kecamatan atau negara bagain.
Dalam prakteknya, anak-anak boleh tinggal kelas dan mengulang lagi apabila performansinya memang
tidak memuaskan.
SLTA tidak dituntut untuk ujian resmi akan tetapi kehadiran murid atau siswa serta rapornya yang baik
memang menjadi persyaratan untuk memasuki perguruan tinggi negeri.

6)      penelitian pendidikan
Pemerintah federal sudah sejak lama mendukung berbagai penelitian pendidikan. Walaupun hanya kira-
kira 25 % dana yang disediakan. Penelitian banyak dilakukan pada bidang-bidang yang menjadi masalah
orang banyak, serta pendidikan bagi orang miskin dan orang cacat dan penelitian perubahan
pengangguran pemerintah serta perbaikan sistem pengajaran

7)      akreditasi
Ada dua hal yang menjamin mutu pendidikan yaitu :
a. sikap bahwa mutu dan standar itu penting
b. adanya otonomi lembaga
Proses akreditasi bertujuan untuk mendapat keyakinan bahwa perguruan-perguruan tinggi mempunyai
dan mempertahankan standar akademik, dilaksanakan secara baik dan memenuhi syarat ikut dalam
program pemerintah.
Di Amerika Serikat sendiri terdapat beberapa lembaga akreditasi baik regional maupun nasional yang
mengakreditasi berbagai bidang pendidikan maupun bidang profesional. Tetapi lembaga akreditasi itu
tidak terkait dengan pemerintah baik pusat maupun pemerintahan negara bagian. Lembaga akreditasi
tersebut memperoleh pengakuan melalui dua lembaga yaitu : council of higher education accreditation
(CHEA) dan US. Department of Education.

4.      Sekolah Guru di Amerika Serikat

Sekolah di amerika serikat ada 4 macam yaitu :


1)      sekolah normal (normal school)
Mengeluarkan guru-guru untuk sekolah rendah, lamapendidikan 4 tahun, yang diterima disana murid-
murid tamatan sekolah rendah. Paling banyak di amerika tetapi telah dihapuskan dan sebahagian
dijadikan fakultas guru.
2)      fakultas guru (teacher school)
Mengeluarkan guru untuk sekolah menengah
3)      jurusan pendidikan di universitas (departemen of education)
Yang dipimpin oleh guru-guru besar seperti dekan dan dosen
4)      sekolah atau fakultas pendidikan
Di tengah-tengah fakultas diadakan sekolah atau fakultas khusus untuk pendidikan, maka siswanya
diterima sebelum title ilmiah

5.      Isu-isu pendidikan

Mungkin banyak orang menganggap bahwa pendidikan di negara besar seperti Amerika serikat sudah
mantap dan hampir tidak mempunyai masalah yang berarti. Mereka beranggapan seperti ini karena
memiliki alasan yang kuat seperti kestabilan ekonomi dan politik yang sangat berpengaruh terhadap
pendidikan. Amerika serikat sendiri telah lama merintis dan melaksanakan sistem pendidikan sehingga
banyak negara yang mengirimkan warganya untuk belajar di amerika serikat. Pendidikan di Amerika
menerapkan model penerapan konsep sekuler-kapitalisme. Walaupun bukan hanya Amerika saja yang
menerapkan konsep sekuler-kapitalisme namun karena saat ini Amerika merupakan negara adi daya maka
konsepnya dalam berbagai bidang akan terasa pengaruhnya di negeri lain.
Masalah pendidikan yang dihadapi masyarakat dan pemerintah amerika serikat adalah :
Dinamika perubahan sosial masyarakat amerika serikat yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir
sangat mempengaruhi pendidikan. Mulai dari tingkat pra sekolah sampai ke perguruan tinggi. Sebagai
hasil emansipasi yang sejak lama diperjuangkan di amerika. Hampir semua wanita sudah mendapatkan
pendidikan yang sama dengan pria dan selanjutnya kebanyakan wanita sudah mendapat tempat yang
sangat luas dalam lapangan kerja, baik bagi mereka yang belum berkeluarga maupun yang sudah.
Masyarakat Amerika Serikat saat ini dihadapkan pula pada masalah tingkat perceraian keluarga yang
sangat tinggi dan mungkin yang tertinggi diantara negara-negara di dunia. Akibatnya adalah makin
banyak anak-anak yang hidup atau tinggal dengan satu orang tua (umumnya dengan ibu) yang mau tidak
mau harus bekerja untuk hidup mereka.
Sistem pendidikan amerika serikat memiliki berbagai badan-badan resmi yang berfungsi sebagai
instrumen monitoring dan evaluasi pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian dan informasi yang
dikumpulkan dikethui bahwa kualitas pendidikan amerika serikat mengalami kemunduran yang cukup
serius dan hal ini telah menjadi isu yang sangat hangat yang dipublikasikan oleh berbagai media masa
sejak tahun 1980-an.

E.     Pendidikan Di Indonesia

1.      Dasar Dan Tujuan Pendidikan Kejuruan

Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Kemudian tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sekolah menenah kejuruan memiliki peran strategis mewujudkan sumber daya Indonesia yang handal.
Hal ini sesuai dengan PP RI No. 29 tahun 1990 Bab I pasal 1 yaitu : “Pendidikan menengah kejuruan
adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan penyiapan siswa untuk
memasuki lapangan kerja serta mengembangakan sikap propesional”. Lebih lanjut PP No 73 tahun 1991,
pasal 3 ayat 6 menyatakan bahwa: “Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan
warga belajar untuk bekerja dalam bidang tertentu”.
Berdasarkan PP tersebut jelaslah bahwa pendidikan kejuruan memiliki peran yang sangat strategis, dalam
upaya pembangunan nasional, khususnya dalam sector pembangunan social dan ekonomi. Pendidikan 
kejuruan merupakan investasi yang mahal, namun sangat strategis dalam menghasilkan manusia
Indonesia yang trampil dan berkeahlian dalam bidang-bidangnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dan bangsa, khususnya kebutuhan dunia usaha dan industry.

2.      Struktur pendidikan

Departemen pengelola utama pendidikan di Indonesia adalah departemen pendidikan dan kebudayaan.
Kebijakan pendidikan dikembangkan di pusat (Departemen) dan disebarkan keseluruh Wilayah dengan
lembaga pendidikannya seperti hal kurikulum dan ujian-ujian, serta pembinaan lain seperti administrasi
dan supervisi. Negara berkembang berhasilnya pelaksanaan wajib belajar taraf SD berakibat perlunya
pemikiran tentang kebijaksanaan untuk mingkatkan wajib belajar sampai taraf SMA/SMK. Untuk
menanggapi ini perlu mendapat pertimbangan seperti ekonomi dan politik.

3.      Sistem Pendidikan

Hak dan kewenangan dalam bidang administrasi pendidikan sejalan dengan alur dalam pemerintahan atau
polotik, untuk ini dikenal dengan sentralisasi, desentralisasi, dan otonomi.
1)      Sentralisasi menunjuk pada hak dan wewenang yang terpusat pada pemerintah pusat.
2)      Desentralisasi menunjuk pada hak dan wewenang pada daerah.
3)      Otonomi daerah adalah pada aspek-aspek yang bebas pengelolaannya pada daerah, sehingga
otonomi ini kurang lazim digunakan dalam bidang administrasi pendidikan.

4.      Sejarah Perkembangan Ssitem Pendidikan Kejuruan Indonesia

Menengok sekelumit sejarah perkembangan SMK hingga kini, ada beberapa catatan di tahun 1998.
Ketika Indra Djati Sidi menjabat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah serta Gatot
Hari Priowirjanto sebagai Direktur Pendidikan Menengah dan Kejuruan (Dikmenjur), mereka meletakkan
reformasi pendidikan kejuruan yang ditekankan pada dua hal.
Pertama, memanfaatkan potensi lokal, mulai dari sumber daya alam, mineral, pertanian,
perikanan. Kedua, relevansinya ditekankan kepada kebutuhan lapangan kerja yang pada gilirannya dapat
meningkatkan daya saing Indonesia di kancah kebutuhan industri internasional. Tak terelakkan bahwa
kualitas ketenagakerjaan Indonesia bisa dibilang agak menyedihkan. Daya saingnya di mata dunia,
terbilang rendah. Membuat peluang mereka banyak tergeser oleh tenaga kerja dari negara lain. Padahal
ini semua berasal dari masalah tingkat kompetensi tenaga kerja yang dinilai masih lemah. Ringkasnya,
pendidikan kejuruan harus segera di reposisi pada saat itu. Diperbaiki kualitasnya dan diperkuat dasar
konsepnya untuk bisa berkembang lebih baik.
Reposisi ini ditujukan untuk menata ulang sistem pendidikan dan pelatihan kejuruan agar menjadi sistem
pendidikan dan pelatihan yang permeabel dan fleksibel, dengan pola pembelajarannya yang berbasis
kompetensi. Selain itu, juga untuk menata ulang bidanga atau program keahlian yang lebih menekankan
pada kebutuhan pasar. Terakhir, reposisi ini dilakukan untuk meningkatkan peranan SMK sebagai Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan Terpadu (PPKT). Maksudnya, selain sebagai penyelenggara program
pendidikan dan pelatihan yang reguler, juga menjadi tempat diselenggarakannya pendidikan dan pelatihan
kompetensi kejuruan yang fleksibel jangka pendek melalui sistem multy entry-multy exit.
SMK masa depan juga diharapkan menjadi tempat pelayanan jasa dan produksi, tempat pendidikan dan
pelatihan tingkat lanjutan yang setara dengan program diploma. Pesertanya bisa berasal dari semua
anggota masyarakat yang berminat, baik sebagai pencari kerja, maupun para siswa tamatan SMU, SLTP,
SD, dan semua pekerja di dunia usaha/industri.
Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan kejuruan pasca reformasi, misalnya adalah
berubahnya orientasi pendidikan dan pelatihan kejuruan yang dikembangkan dari yang bersifat supply
driven menjadi demand driven. Sistem pengelolaan yang tadinya bersifat sentralistik, berubah menjadi
desentralisasi. Pendekatan pembelajarannya pun bergeser, dari  pendekatan mata pelajaran menjadi
pembelajaran berbasis kompetensi. Pola penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pun berkembang dari
yang semula sangat terstruktur, menjadi lebih fleksibel (luwes) dan permeabel (terbuka).
Upaya reposisi pendidikan kejuruan, sesungguhnya melanjutkan program perbaikan mutu pendidikan
kejuruan yang telah dilakukan oleh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Wardiman. Pada
kurun tahun 1993-1998, orang terdekat BJ. Habibie itu pernah melontarkan gagasan yang dikenal dengan
sebutan link and match. Atau, keterkaitan dan kesepadanan. Ide itu digulirkan sebagai upaya untuk
menjadikan dunia pendidikan menjadi lebih relevan dengan dunia kerja.  Dunia kerja menjelang masa
perdagangan bebas, menghendaki persiapan yang cukup. Ada sebuah tim kerja yang disebut sebagai
Satuan Tugas Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan di Indonesia yang mengkhususkan
kerja-kerja penelitiannya di bidang pendidikan kejuruan.
Tim ini beranggotakan beberapa puluh orang penting dari kalangan pejabat Depdiknas, akademisi, dan
lembaga pemerintah lainnya.  Keanggotaannya bersifat lintas sektoral dan multidisiplin. Hasil kerjanya
didokumentasikan dalam bentuk buku yang berjudul Keterampilan Menjelang 2020. Didalamnya banyak
bicara tentang sejumlah konsep dasar dan strategi pembaruan pendidikan kejuruan dalam kaitannya
dengan persiapan menghadapi perdagangan bebas APEC tahun 2020. Persiapan-persiapan lainnya pun
dilakukan. Penguatan mutu pendidikan kejuruan melalui lembaga pengembangan pendidikan kejuruan
juga dibentuk di tingkat pusat, dengan nama Dewan Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan Nasional.
Sekarang lebih dikenal sebagai  Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional (MPKN). Partisipasi masing-
masing daerah juga dituangkan melalui hadirnya MPKN di tingkat provinsi.   Di dalam
buku Keterampilan Menjelang 2020 ini juga diulas tentang bagaimana meraih dukungan industri dan
pusat-pusat pelatihannya untuk berperan aktif dalam pengembangan standar keahlian yang nantinya
banyak digunakan sebagai dasar konsep dalam proses belajar-mengajar, pengujian, dan sertifikasi
keterampilan.  Selain itu, juga dibahas tentang penyelenggaraan pendidikan sistem ganda (PSG) dan
pengembangan pendidikan dan pelatihan yang berbasis kompetensi.
Menginjak periode kepemimpinan Dr. Joko Sutrisno, Direktorat Dikmenjur (sejak 2005) lebih
menyempurnakan desain reposisi pendidikan SMK melalui beberapa terobosan. Beberapa hal diantaranya
adalah mengembangkan SMK bertaraf internasional dengan metode bilingual, pencitraan kredibilitas
SMK melalui program sosialisasi, dan memenuhi kebutuhan peralatan produksi secara mandiri lewat unit
produksi di masing-masing SMK.
Termasuk didalamnya, program penguatan pengetahuan eksakta/sains melalui peningkatan bobot jam
belajar hingga 6 jam setiap minggunya bagi SMK jurusan elektronika, automotif dan jurusan eksaskta
lainnya. Diharapkan, ini dapat membuka peluang seluas-luasnya bagi siswanya melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, Direktorat Dikmenjur juga melakukan sertifikasi kompetensi
untuk para lulusan SMK bidang otomotif, perhotelan, Teknologi Informasi, sekretaris, busana, dan tata
boga.
Perkembangan reposisi terakhir, ada pada penguatan potensi lokal. Program Dikmenjur disesuaikan
dengan kebijakan pemerintah. Kini, kebijakan Presiden menganjurkan untuk kembali ke potensi go green.
“Kami beri nama program Agro Industri. Tahun 2008, melalui program ini kami akan membesarkan 20
SMK di seluruh Indonesia. Mereka akan diberikan program pengembangan untuk produksi pangan
dengan bahan dasar lokal. Misalnya kripik pisang. Bukan roti karena selain bukan makanan tradisional
orang Indonesia, bahan-bahannya juga masih import,” tuturnya.
Selain itu, Direktorat Dikmenjur juga mengarahkan praktek kerja industri untuk lebih memilih ke lokasi
dalam negeri. Pertimbangannya adalah, untuk mendukung program penguatan ekonomi lokal dan potensi
produksi pangan dalam negeri. “Ini juga supaya petani dan peternak di Indonesia memahami nilai
ekonomi produk mereka. Jadi, mereka bersama para lulusan SMK bisa tingkatkan perekonomian di
daerah masing-masing,” ucapnya berharap.
Kini setiap tahun, Direktorat Dikmenjur telah mengirim 100 sampai 200 pejabat terkait dengan
penyelenggaraan pendidikan kejuruan untuk berangkat ke luar negeri. Mereka dikirim dalam beberapa
gelombang, ke negara yang berbeda-beda, dengan biaya yang sebagian ditanggung oleh pemda masing-
masing, sebagian lainnya ditanggung oleh Direktorat Dikmenjur.
Menginjak periode kepemimpinan Dr. Joko Sutrisno, Direktorat Dikmenjur (sejak 2005) lebih
menyempurnakan desain reposisi pendidikan SMK melalui beberapa terobosan. Beberapa hal diantaranya
adalah mengembangkan SMK bertaraf internasional dengan metode bilingual, pencitraan kredibilitas
SMK melalui program sosialisasi, dan memenuhi kebutuhan peralatan produksi secara mandiri lewat unit
produksi di masing-masing SMK.
Termasuk didalamnya, program penguatan pengetahuan eksakta/sains melalui peningkatan bobot jam
belajar hingga 6 jam setiap minggunya bagi SMK jurusan elektronika, automotif dan jurusan eksaskta
lainnya. Diharapkan, ini dapat membuka peluang seluas-luasnya bagi siswanya melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, Direktorat Dikmenjur juga melakukan sertifikasi kompetensi
untuk para lulusan SMK bidang otomotif, perhotelan, Teknologi Informasi, sekretaris, busana, dan tata
boga.

5.      Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

Sesungguhnya, penerapan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di SMK telah berjalan sejak tahun 1993/1994
hingga sekarang. Sistem ini merupakan implementasi dari konsep mitch and match. Dengan PSG,
perancangan kurikulum, proses pembelajaran, dan penyelenggaraan evaluasinya didesain dan
dilaksanakan bersama-sama antara pihak sekolah dan industri. Diharapkan nantinya para lulusan SMK
akan menjadi para lulusan yang siap kerja.  Melalui PSG, siswa belajar di dua tempat, yaitu sekolah dan
industri.
Di sekolah, para siswa belajar teori dari para guru atau instruktur yang kegiatannya yang pada umumnya
dibiayai pemerintah. Sedangkan kegiatan belajar yang diselenggarakan di perusahaan/industri, artinya
para siswa ini belajar dan mendapatkan pelatihan praktik dari para instruktur dari pihak sekolah yang
bersangkutan. Pembiayaannya dilakukan oleh perusahaan terkait.
Dalam konteks ini, bisa dikatakan bahwa sekolah melakukan semacam outsourcing yang dikerjakan oleh
industri dalam bentuk penyediaan alat, instruktur, dan pengalaman praktik di lapangan. Sedangkan
industri melihat sekolah sebagai bagian dari Human Resources Development (HRD) atau sumber daya
manusia perusahaannya yang mencetak tenaga ahli yang andal dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Untuk memuluskan kerjasama antar sekolah dan industri dalam penyelenggaraan PSG, MPKN tingkat
provinsi yang beranggotakan unsur-unsur dari kedua belah pihak, berfungsi menjembataninya. Melalui
kelompok-kelompok bidang keahliannya, MPKN membantu SMK dalam mengembangkan standar
penyelenggaraaan pendidikan dan pelatihan, maupun bahan ajar yang diperlukan.
Pada awalnya bagi para siswa SMK, diberlakukan masa praktik kerja industri selama 3 bulan. Namun
menurut Gatot, hasil dan prosesnya dinilai kurang efisien dan terlalu sebentar. Maka, mulai tahun 1999
hingga sekarang, diterapkan masa praktik kerja industri selama 6 bulan. Malah, sebenarnya waktu 6 bulan
ini juga masih dirasa cukup singkat bagi proses praktik kerja industri. Gatot membandingkannya dengan
sistem pendidikan kejuruan yang ada di Jerman. Dalam sepekan, selama 2 hari anak-anak mendapatkan
teori di kelas, sedangkan tiga hari berikutnya kegiatan pembelajaran berlangsung di industri. Mungkin, di
Indonesia masih perlu berubah setahap demi setahap.
Setelah pemberlakuan masa praktik kerja yang diperpanjang menjadi 6 bulan, proses ini juga
memudahkan para siswa untuk memperoleh peluang praktik kerja ke luar negeri. Kegiatan praktik kerja
di luar negeri ini telah dilakukan sejak tahun 1999. Pada mulanya, Direktorat Pendidikan Menengah dan
Kejuruan (Dikmenjur) mengirimkan 200 kepala sekolah SMK untuk melakukan studi banding ke
Malaysia.  Berikutnya, giliran para siswanya yang diberangkatkan magang ke luar negeri. Di tahun yang
sama, sekitar 400 siswa SMK berangkat praktik kerja  ke luar negeri. Hingga perkembangannya sampai
dengan tahun 2004, telah ada sekitar 2.000 siswa SMK seluruh Indonesia yang dikirim ke Malaysia. 80%
nya melakukan praktik kerja di bidang perhotelan dan pariwisata.
Negara tujuannya tak hanya sebatas Tanah Melayu Malaysia, melainkan juga ke negara-negara lain
misalnya ke Singapura, Jepang, Inggris, Jerman, Oman, dan Kuwait. Saat itu, Gatot Hari Priowirjanto
berharap, pada tahun 2020 nanti sebanyak 10% dari bisnis hotel dan pariwisata di dunia, tenaga kerjanya
berasal dari Indonesia. “Ini memang sebuah mimpi besar. Dan kita harus menyiapkannya secara serius,”
ucapnya. Selain memfasilitasi para siswa SMK melakukan praktik kerja di luar negeri,
Direktorat  Dikmenjur juga mendorong dan memberi kesempatan bagi para guru, kepala sekolah, pejabat
Dinas Pendidikan dan pengajaran di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota untuk ikut memperluas
pengetahuan konsep penyelenggaraan pendidikan kejuruan di luar negeri.
Namun, seiring dengan perkembangan politik yang begitu dominan memainkan perannya dalam dunia
pendidikan (dengan bergantinya pejabat kementerian pendidikan nasional), PSG tampaknya telah mulai
ditinggalkan tanpa memberikan alternatif pengganti yang jelas.

Tugas MID
Ringkaskan pokok bahasan 1 smpai 7 dalam bentk paper harus ada daftar pustaka

Tugas minggu depan


Cari referensi pokok bahasan 4.1,4.2,4.3,4.4,4.5

Anda mungkin juga menyukai