NIM : 20208116
MK : WAWASAN PENDIDIKAN KEJURUAN
TUGAS
MENCARI MATERI DALAM RPS BAGIAN 3.1, 3.2, 3.3, dan 3.4
JAWABAN
3.1 Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat klasik, yang memandang bahwa pendidikan
berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan meneruskan warisan budaya. Teori pendidikan
ini lebih menekankan peranan isi pendidikan dari pada prosesnya. Isi pendidikan atau bahan pengajaran
diambil dari sari ilmu pengetahuan yang telah ditemukan dan dikembangkan oleh para ahli di bidangnya
dan disusun secara logis dan sistematis. Misalnya teori fisika, biologi, matematika, bahasa, sejarah dan
sebagainya.
Perbedaan padangan tentang faktor dominan dalam perkembangan manusia tersebut menjadi dasar
perbedaan pendangan tentang peran pendidikan terhadap manusia, mulai dari yang paling pesimis sampai
yang paling optimis. Aliran-aliran itu pada umumnya mengemukakan satu faktor dominan tertentu saja
dan dengan demikian suatu aliran dalam pendidikan akan mengajukan gagasan untuk mengoptimalkan
faktor tersebut untuk mengembangkan manusia.
Teori-teori yang terdapat dalam ilmu pendidikan dilahirkan oleh 4 aliran yang berbeda, yaitu:
1. Aliran Empirisme
2. Aliran Nativisme
3. Aliran Naturalisme
4. Aliran Konvergensi
2. Teori Pendidikan Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leibnitzian Tradition yang menekankan
kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan
kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut
ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak lahir.
Pada hakekatnya aliran nativisme bersumber dari leibnitzian tradition yang
menekankan pada kemampuan dalam diri seorang anak, oleh karena itu faktor
lingkungan termasuk faktor pendidikan kurang berpengaruh terhadap perkembangan
anak. Hasil perkembangan ditentukan oleh pembawaan sejak lahir dan genetik dari
kedua orang tua..
Berdasarkan pandangan ini, maka keberhasilan pendidikan ditentukan oleh anak
itu sendiri. Perkembangan individu ditentukan oleh faktor bawaan sejak lahir. Faktor
lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Oleh
karena itu, hasil pendidikan ditentukan oleh bakat yang dibawa sejak lahir. Dengan
demikian, menurut aliran ini, keberhasilan belajar ditentukan oleh individu itu sendiri.
Ditekankan bahwa “yang jahat menjadi jahat, dan yang baik menjadi baik”. Artinya
bahwa, jika anak memiliki bakat jahat dari lahir, ia akan menjadi jahat, dan sebaliknya
jika anak memiliki bakat baik, ia akan menjadi baik. Pendidikan anak yang tidak
sesuai dengan bakat yang dibawa tidak akan berguna bagi perkembangan anak itu
sendiri. Istilah nativisme dari asal kata natie yang artinya adalah terlahir. Bagi
nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak akan berdaya
dalam mempengaruhi perkembangan anak. Pembawan tidak dapat dirubah dari
kekuatan luar.
Pandangan itu tidak menyimpang dari kenyataan. Misalnya, anak mirip
orangtuanya secara fisik dan akan mewarisi sifat dan bakat orangtua. Prinsipnya,
pandangan Nativisme adalah pengakuan tentang adanya daya asli yang telah terbentuk
sejak manusia lahir ke dunia, yaitu daya-daya psikologis dan fisiologis yang bersifat
herediter, serta kemampuan dasar lainnya yang kapasitasnya berbeda dalam diri tiap
manusia. Ada yang tumbuh dan berkembang sampai pada titik maksimal
kemampuannya, dan ada pula yang hanya sampai pada titik tertentu. Misalnya,
seorang anak yang berasal dari orangtua yang ahli seni musik, akan berkembang
menjadi seniman musik yang mungkin melebihi kemampuan orangtuanya, mungkin
juga hanya sampai pada setengah kemampuan orangtuanya.
Meskipun dalam kenyataan sehari-hari, sering ditemukan anak mirip orang
tuanya (secara fisik) dan juga mewarisi bakat-bakat yang ada pada orang tuanya.
Tetapi pembawaan itu bukanlah merupakan satu-satunya faktor yang dapat
mempengaruhi pembentukan dan perkembangan anak. Terdapat suatu pendapat aliran
nativisme yang berpengaruh luas yakni dalam diri individu terdapat suatu “inti”
pribadi (G. Leibnitz: Monad) yang mendorong manusia untuk mewujudkan diri,
mendorong manusia dalam menentukan pilihan dan kemauan sendiri, dan yang
menempatkan manusia sebagai mahluk yang mempunyai kemauan bebas.
Meskipun pandangan ini mengakui pentingnya belajar, namun pengalaman
dalam belajar itu ataupun penerimaan dan persepsi seseorang banyak ditentukan oleh
kemampuan memberi makna kepada apa yang dialaminya itu. Dengan kata lain,
pengalaman belajar ditentukan oleh “internal frame of reference” yang dimilikinya.
3. Teori Pendidikan Konvergensi
Perintis aliran ini adalah William Stern (1871-1939), seorang ahli pendidikan bangsa
Jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik
maupun pembawaan buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan
anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan penting.
Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan
lingkungan yang sesuai dengan perkembangan bakat tersebut. Sebaliknya lingkungan yang baik
tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang dalam dirinya tidak
terdapat bakat yang diperlukan dalam mengembangkan bakat tersebut. Sebagai contoh, hakikat
kemampuan anak manusia berbahasa dengan kata-kata adalah juga hasil konvergensi.
Pada anak manusia ada pembawaan untuk berbicara melalui situasi lingkungan, anak
belajar berbicara dalam bahasa tertentu. Lingkungan pun mempengaruhi anak didik dalam
mengembangkan pembawaan bahasanya. Karena itu tiap anak manusia mula-mula menggunakan
bahasa lingkungannya, misalnya bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Iggris, dan sebagainya.
Kemampuan dua orang anak (yang tinggal dalam satu lingkungan yang sama) untuk mempelajari
bahasa mungkin tidak sama. Itu disebabkan oleh adanya perbedaan kuantitas pembawaan dan
perbedaaan situasi lingkungan, biarpun lingkungan kedua orang anak tersebut bahasa yang sama.
Oleh karena itu Stren berpendapat bahwa hasil pendidikan itu tergantung dari pembawaan dan
lingkungannya, seakan-akan dua garis menuju satu titik pertemuan.
Karena itu teori W. Stren disebut teori konvergensi (konvergen artinya memusat kesatu
titik). Jadi menurut teori konvergensi :
1) Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan.
2) Pendidikan di artikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak
didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya
potensi yang kurang baik.
3) Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.
Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang
tepat dalam memahami tumbuh kembang manusia.
3.1 Teori Pendidikan Modern
Pendidikan modern adalah pendidikan yang sejalan dengan usaha manusia sejak dilahirkan
hingga meninggal, dengan sadar membimbing dan menuntun kondisi jiwa khususnya agar dapat
menumbuhkan akhlak dan kebiasaan yang baik sejah awal pertumbuhan dan perkembangannya, hingga
mencapai masa pubertas, agar terbentuk kepribadian yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Sejalan dengan itu, maka pendidikan mengalami perubahan (inovasi), sebab proses pendidikan
yang tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman hanya akan membuat manusia Stagnan (jumud).
Oleh karena itu, pemahaman atau pandangan orang mengenai hakikat pendidikan itu pun berubah-ubah,
yang secara sederhana dapat dikatagorikan sebagai pandangan pendidikan tradisional dan pendidikan
modern.
Pada edisi sebelumnya kami telah mengulas sedikit tentang teori pendidikan klasik, sekarang kita
mengulas tentang teori pendidikan modern yaitu :
3. Asas kebudayaan
Memelihara kebudayaan kebangsaan namun yang harus pertama
dilakukan yakni membawa kebangsaan itu kearah kemajuan yang sesuai
dengan kecerdasan zaman, kemajuan dunia, dan kepentingan hidup rakyat
lahir batin.
1) Asas kebangsaan
2) Asas yang mengandung rasa persatuan dengan bangsa sendiri dan tidak
terjadi pertentangan.
4. Asas kemanusiaan
Asas yang mewujudkan pada diri seseorang dengan adanya cinta kasih
terhadap sesama makhluk Tuhan.
3) Zwingli
Daerah yang dipengaruhi Zwingli lebih kecil dibandingkan Luther maupun
Calvijn. Dalam paham paedagogisnya, pelajaran bahasa klasik adalah penting. Ilmu
pengetahuan dan ilmu pasti harus diajarkan, tetapi tidak boleh mengambil waktu terlalu
banyak. Pendapatnya yang baru adalah bahwa setiap murid harus mempelajari satu
pekerjaan tangan. Ia mendirikan sekolah di Zurich, yang kemudian menjadi universitas.
3. Kontra Reformasi
Renaissance dialami pula oleh gereja katolik, yang disebut sebagai kontra reformasi. Hal
ini disebabkan oleh konsili di Trente (1543-1563) yang memutuskan akan memperbaiki keadaan
dan menjalankan disiplin yang keras terhadap peraturan-peraturan gereja serta membela diri
terhadap serangan-serangan kaum protestan. Dalam konsili itu dibicarakan juga usaha-usaha
untuk memperluas pendidikan dan pengajaran. Para uskup harus mendirikan sekolah-sekolah
seminari untuk memberi kesempatan anak-anak dari keluarga kurang mampu bisa masuk dengan
gratis, untuk mendidik calon pendeta, mengajarkan agama kepada anak-anak dan orang dewasa
dalam bahasa ibu.
Organisasinya disusun seperti susunan ketentaraan dengan paus sebagai “jenderalnya”.
Biara menjadi sumber semangat perang untuk memberantas keingkaran orang terhadap agama
serta memperluas pengaruh agama katolik dan memperkokoh kedudukan paus. Sekolah-sekolah
banyak didirikan, mulai dari sekolah rendah sampai dengan universitas.
Mazhab Yezuit di bawah pimpinan Ignatius de Loyola menjadi pelopor dalam dunia
pendidikan. rencana pendidikan kaum Yezuit tertera dalam “ratio studiorum”
B. PENDIDIKAN PADA MASA REALISME
Aliran realisme muncul dalam bidang pendidikan kurang lebih tahun 1600. Aliran ini bertujuan
untuk:
1. meninggalkan cara-cara pembentukan secara klasik, seperti yang dianjurkan oleh humanisme;
2. mengarahkan perhatian kepada dunia nyata, kepada alam dan benda-benda yang sebenarnya.
Aliran ini muncul disebabkan oleh:
1. munculnya ilmu-ilmu kealaman; dan
2. ambruknya sistim pengajaran yang bersifat humanistis.
Karena realisme inilah, dunia pengetahuan yang sampai saat itu masih terpengaruh oleh ajaran
Aristoteles mulai goyah. Munculnya ilmu-ilmu kealaman disebabkan karena manusia berambisi
membongkar segala rahasia-rahasia alam. Manusia mulai mempergunakan fikirannya dengan lebih
mendalam. Segala peristiwa alam diselidiki dan diamati. Maka muncullah penemuan-penemuan hebat,
seperti penemuan Copernicus yang menyatakan bahwa dunia ini berputar mengelilingi matahari
(bertentangan dengan pendapat sebelumnya, yaitu Ptolomaeus bahwa bumilah yang menjadi pusat
semesta alam). Banyak musafir yang menjelajah ke segala jurusan untuk menemukan benua-benua baru.
ketidaksanggupan ilmu-ilmu klasik dalam menerangkan kenyataan-kenyataan itulah, maka dicari jalan
baru.
Tokoh yang berperan pada masa ini adalah:
1). Francis Bacon (1561-1626)
Idenya dalam pendidikan adalah:
a. usaha-usaha untuk mencari metode baru;
b. penggunaan metode induksi;
c. penghargaan besar terhadap matapelajaran-matapelajaran realita: ilmu bumi, ilmu ayat,
ilmu alam;
d. penggunaan bahasa ibu sebagai bahasa pengantar, nukan bahasa latin lagi.
2). Johan Amos Comenius (1592-1671)
Hasil karyanya yang terkenal adalah DIDACTICA MAGNA, yang menjelaskan tentang:
a. tujuan pendidikan: pendidikan hendaknya diarahkan pada kehidupan di alam baka,
dicapai dengan pembentukan ilmiah dan pendidikan budi pekerti serta kesalehan;
b. metode: pendidikan harus disesuaikan dengan alam;
c. hukum didaktik: kepastian; urutan yang tepat; kelancaran belajar; dan kecepatan belajar;
d. pendidikan kesusilaan didasarkan pada ajaran-ajaran agama, bertujuan mencapai 4
kebajikan dari Plato (budi, kesederhanaan, keberanian, dan keadilan).
Sistem Pendidikan Jerman terdiri atas sektor-sektor Primer, Sekunder dan Tersier. Pada masing-masing
sektor terdapat tipe-tipe sekolah. Hubungan antara kelompok umur degan jenjang pendidikan
menunjukkan waktu yang tepat bagi peserta didik untuk memasuki jenjang yang relevan. Variasi luasan
blok pada masing-masing tipe sekolah tidak menggambarkan banyaknya populasi peserta didik pada tipe
sekolah tersebut.
Anak-anak wajib masuk sekolah secara full time mulai umur enam tahun, periode ini berlangsung sampai
anak berumur sembilan tahun (di beberapa negara bagian sampai sepuluh tahun). Setelah menyelesaikan
periode ini, anak muda tidak harus masuk sekolah secara full time, tetapi bisa juga masuk sekolah part
time (sekolah kejuruan) selama tiga tahun. Secara sederhananya, anak-anak di Jerman harus sekolah
mulai umur 6 hingga 18 tahun. Setelah empat tahun di sekolah dasar (Grundschule), anak dapat
memasuki jenjang pendidikan sekunder yang terdiri atas Hauptschule, Realschule, Gymnasium, dan
Gesamtschule. Dari sini kemudian siswa melanjutkan ke Berufsschule, Berufsfachschule, atau
Gymnasium tergantung pada kemampuan akademisnya.
2. Sistem Ganda
Di dunia internasional, sistem ganda yang berlaku dalam pendidikan kerja di Jerman merupakan hal
istimewa. Sistem Ganda sebagai suatu bentuk yang dominan pada Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan di
Jerman telah dikenal luas di dunia. Sistem ini sudah secara tradional sejak 700 tahun yang lalu dan
berakar pada permulaan abad pertengahan. Seiring perjalalan waktu, sistem ini telah berkembang secara
mantap dan membawa perubahan pada masyarakat, ekonomi, dan teknologi tanpa kehilangan identitas
sebagai suatu bentuk pelatihan yang paling sesuai dengan ekonomi dan pasar kerja.
Sekitar separuh dari jumlah lulusan sekolah menjalani pendidikan kejuruan dalam salah satu di antara ke-
350 pekerjaan didikan yang diakui negara dalam sistem ganda tersebut. Proses memasuki dunia kerja ini
berbeda dengan pendidikan kejuruan yang hanya berlangsung di sekolah, seperti yang masih berlaku di
banyak negara: Bagian praktek dipelajari selama tiga sampai empat hari seminggu di perusahaan; disusul
oleh pelajaran teori di sekolah kejuruan selama satu atau dua hari per minggu.
Pendidikan magang seperti itu berlangsung selama dua sampai tiga setengah tahun. Pendidikan
intraperusahaan dilengkapi lagi dengan kursus ekstern dan kesempatan kualifikasi tambahan yang
disediakan di luar. Pendidikan kerja dibiayai oleh perusahaan yang membayar imbalan kepada
magangnya, dan oleh negara yang membiayai sekolah kejuruan. Ada sekitar 500.000 perusahaan, instansi
layanan publik dan penyandang profesi bebas yang berkecimpung dalam pendidikan kerja. Lebih dari 80
persen di antara tempat pendidikan kerja disediakan oleh perusahaan kecil dan menengah.
Berkat pendidikan kerja sistem ganda itu, jumlah orang muda yang tidak memiliki pekerjaan atau tempat
pendidikan kerja di Jerman relatif kecil. Untuk kelompok umur 15 sampai 19 tahun, jumlah itu hanya
sebesar 4,2 persen. Kombinasi antara teori dan praktek menjamin kualifikasi tinggi dari tukang dan
pekerja terampil. Di samping itu terbuka dua jalur pendidikan kerja lanjutan sebagai sarana peningkatan
karier. Jalan yang tradisional memuncak dalam penerimaan ijazah Meister (ahli yang berhak memimpin
perusahaan). Kini terbuka pula jalan baru menuju kualifikasi yang dapat ditempuh dengan mengikuti
kursus pendidikan lanjutan di luar jam kerja. Bagi peserta terbuka kesempatan untuk meraih ijazah Master
pada perguruan tinggi.
Pendidikan vokasi (dual training) di Jerman didesain untuk memberikan ilmu secara teori maupun praktik
bagi siswanya. Ketika belajar di sekolah vokasi, 75% waktu siswa digunakan untuk bekerja di industri,
sedangkan sisanya mereka belajar teori di sekolah. Nantinya setelah siswa mengikuti pendidikan vokasi
di sekolah dan bekerja pada sebuah industri, mereka akan mendapatkan sertifikat dari asosiasi industri
(chamber) yang dapat digunakan untuk melamar pekerjaan.
Kurikulum yang dirancang pada pendidikan vokasi di Jerman adalah berorientasi pada penggabungan
antara instruction dan construction, sehingga pendekatan utama dalam membentuk tahapan pembelajaran
yang mengacu pada fase pembelajaran di sekolah ataupun praktik di industri dan berorientasi pada hasil
proses pembelajaran yang diinginkan. Selain itu, perlu mempertimbangkan orientasi kompetensi pada
berbagai level sejalan dengan pendesainan proses pembelajaran.
Dalam melaksanakan pengembangan pendidikan kejuruan mereka mempunyai lima kunci sukses, “The
succes of German vocational education and training is based on five characteristics wich also represent
added value for development of VET system in others countries” yaitu :
Tujuan utama Sistem Ganda adalah untuk menjamin secara berkelanjutan keterserapan tenaga kerja pada
pasar kerja tertentu sesuai perkembangan teknologi dan kebutuhan individu. Untuk memenuhi permintaan
ini pendidikan dan pelatihan harus mengembangkan kualifikasi perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan hasil kinerja secara independen. Hal ini memerlukan pengembangan dan kombinasi
fungsional, ekstra-fungsional, dan qualifikasi sosial.
4. Struktur Sistem Ganda
Struktur Sistem Ganda di Jerman dibatasi pada empat aspek, yaitu pemilahan tanggungjawab untuk
pendidikan/pengajaran teori dan pelatihan praktik, pembagian waktu pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan, pengorganisasi pendidikan dan pelatihan serta konsentrasi pada mata pelajaran utama dalam
pembelajaran teori.
1) Pembelajaran Teori
Republik Federasi Jerman (BRD) terdiri atas 16 negera bagian (Länder). Masing-masing negara bagian
memiliki otonomi dalam bidang budaya, termasuk di dalamnya berwenang dalam bidang pendidikan.
Pembelajaran teori yang diperlukan suatu bidang pekerjaan dilaksanakan di sekolah. Sekolah bekerja
dengan kurikulum/silabus yang hanya berlaku di suatu negara bagian tertentu. Silabi tersebut berdasar
pada masing-masing bidang kejuruan yang dikembangkan dibawah tangung jawab sebuah lembaga
permanen yang beranggotakan Menteri Kebudayaan dari 16 negara bagian yang disebut Kultus
Ministerium Konferenz (KMK). Jaminan ini mencakup juga validitas hasil pendidikan di Jerman. Dengan
kata lain, masing-masing negera bagian diperbolehkan untuk mengintegrasikan silabi sesuai dengan
kondisi spesifik untuk situasi aktual di negara bagian tersebut. Pembelajaran teori di sekolah menckup
juga pembelajaran praktik yang diperlukan untuk memahami suatu teori tertentu. Monitoring
pelaksanaan pembelajaran teori di lakukan oleh masing-masing negara bagian.
2) Pelatihan Praktik
Seluruh kegiatan pelatihan praktik dilaksanakan di perusahaan sesuai dengan bidang kerja yang harus
dipelajari. Pelatihan juga meliputi teori-teori yang dibutuhakn untuk memahami suatu kegiatan praktik
dan untuk bekerja secara profesional. Misalnya Matematika, Fisika, Kimia atau Biologi tidak diajarkan
sebagai satu mata pelajaran khusus, tetapi include dalam pelatihan praktik kejuruan.
Perusahaan bertanggungjawab untuk seluruh proses kegiatan pelatihan. Tanggung jawab tersebut di
secara keseluruhan dijankan bersama dengan Kementerian Ekonomi Federal (BRD) yang meng-organisir
kerangka pengembangan pelatihan dan peraturan-peraturan yang diperlukan untuk pelaksanaan pelatihan
kejuruan dalam suatu kerangka kerja. Kontrol terhadap jalannya pelatihan didelegasikan dari pemerintah
kepada suatu lembaga yang disebut Industrie- und Handelskammer (IHK) dan Handelskammer (HK),
semacam Kamar Dagang dan Industi (KADIN) di Indonesia. IHK atau HK beranggotakan perusahaan
dan para professional pada bidang pekerjaan tertentu. Tabel berikut ini menggambarkan pembagian tugas
dan kewenangan antara sekolah dan perusahaan dalam pendidikan sistem ganda di Jerman.
3) Pembagian Waktu
Pendidikan dan pelatihan kejuruan umumnya berlangsung anatar 3 sampai 3,5 tahun. Sekolah dan
perusahaan mempunyai tanggung jawab dan kerja bersama untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan
kejuruan yang berkualitas. Mereka membagi waktu pendidikan dan pelatihan sedemikian rupa sehingga
peserta diklat (Auszubildender-in/ Lehrlinger-in) memperolah 3-4 hari praktik di perusahaan dan 1-2 hari
belajar di sekolah atau 3-4 minggu di perusahaan dan 1-2 minggu di sekolah. Pada pertengan pelaksanaan
diklat, biasanya pada akhir tahun kedua, peserta diklat harus menempuh ujian pertengahan
(Zwischenprüfung). Ujian ini tidak menyebabkan pembatasan ataupun keuntungan. Ujian ini hanya
dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada sekolah, perusahaan dan peserta diklat itu sendiri
tentang level kemampuan yang telah dicapainya. Setelah menempuh ujian akhir (Abschlußprüfung) dan
dinyatakan lulus, peserta diklat mendapat surat keterangan sebagai tenaga terampil pada bidang tertentu.
4) Pengorganisasian Diklat
Hal yang terpenting pada tahun pertama diklat (1. Ausbildungsjahr) adalah pengorganisasian bentuk dari
diklat dasar. Keterampilan praktik dan isi teori merupakan bagian dari rencana diklat dan silabi yang
spesifik untuk proses kerja sesuai bidang kerjanya.
Tahun kedua diklat (2. Ausbildungsjahr) adalah tahap spesialisasi pertama, tetapi spesialisasi ini masih
bersifat luas. Spesialisasi ini berorientasi pada kemampuan khusus yang essensial pada suatu skup
kelompok kejuruan kecil.
Tahun ketiga diklat (3. Ausbildungsjahr) dan tahun keempat diklat (4. Ausbildungsjahr) difokuskan pada
spesialisasi keterampilan khusus dari suatu bidang kerja dan yang secara khusus diperlukan oleh tempat
kerja.
a. Voolzeit
Secara harfiah, Voolzeit berarti waktu penuh belajar di sekolah (tidak menerapkan dual system), artinya
proses belajar siswa berlangsung si sekolah selama 6 hari dalam seminggu, dan menjadi tanggung jawab
penuh bagi sekolah. Jika suatu waktu siswa memerlukan praktekum, maka siswa dapat praktek ke salah
satu instansi pemerintah, atau industry. Akan tetapi bukan berstatus sebagai karyawan dan mereka tidak
mendapat upah dan sekolah yang mencari tempat praktekum bagi siswanya.
b. Teilzeit
Sekolah kejuruan yang separuh waktu belajar di sekolah dan separuh waktu lagi bekerja di Industri.
Sekolah kejuruan ini yang dinamakan “Duale Ausbildung”, dikalangan internasional disebut sebagai
“dual system”. Pendidikan dan pelatihan kejuruan berlangsung antara 3 sampai 3,5 tahun. Sekolah dan
perusahaan mempunyai tanggung jawab dan kerja sama untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan
kejuruan yang berkualitas. Meraka membagi waktu pendidikan dan pelatihan sedemikian rupa sehingga
peserta didik memperoleh 3 – 4 hari praktek diperusahaan dan 1 – 2 hari belajar di sekolah atau 3 – 4
minggu di perusahaan dan 1 – 2 minggu di sekolah. Contoh SMK Einzelhandle di Bremen system
belajarnya 3 hari bekerja di Industri (24 jam untuk satu minggu) dan dua hari belajar di sekolah (12 jam
seminggu).
Pada pertengahan diklat, biasanya pada akhir tahun kedua, peserta diklat harus menempuh ujian
pertengahan. Ujian ini tidak menyebabkan pembatasan ataupun keuntungan. Ujian ini hanya
dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada sekolah, perusahaan dan peserta diklat itu sendiri
tentang level kemampuan yang telah dicapainya. Setelah menempuh ujian akhir dan dinyatakan lulus,
peserta diklat mendapat keterangan sebagai tenaga terampil pada bidang tertentu.
5. Manajemen Pendidikan
a. Otorita
Konstitusi Federal telah menetapkan wewenang Lander atas pendidikan, maka beberapa Lender membuat
beberapa ketentuan dalam konstitusi mereka masing-masing mengenai pengaturan masalah-masalah
pendidikan, dan selurunya melalui proses legislative. Pengaturan itu mencakup penetapan tujuan
pendidikan, struktur, isi pengajaran, dan prosedur dalam sistem daerah mereka masing-masing.
Dalam negara bagian, tanggung jawab pendidikan terletak pada level kementrian kabinet yang seringring
disebut Kementian Kebudayaan. Pada negara-negara bagian yang luas derahnya. Sekolah tidak dikontrol
secara langsung oleh kementrian negara bagian, tetapi melalui badan administratif regional yang
merupakan bagian dari badan eksekutif tanpa pasangan atau counterpart langsung dari pihak legislatif
atau DPR. Masyarakat setempat biasanya juga punya tanggung jawab menyediakan infra struktur yang
diperlukan dan ada kalanya juga terlibat dalam pengangkatan staf.
Supervisi atau inpeksi terhadap sekolah merupakan tugas kementrian negara bagian, secara langsung atau
tidak. Dengan beberapa pengecualian, gereja-gereja negara bagian tidak lai melakukan fungsi supervisi
terhadap sekolah. Secara resmi ada tiga fungsi supervisi sekolah, fungsi pedagogis, hukum dan servis
masyarakat. Rekonsiliasi mengenai struktur pendidikan di Jerman, Konferensi Menteri-menteri
Kebudayaan menetapkan, melalui keputusan bulat, prinsip-prinsup pendidikan yang berlaku secara
nasional serta kesepakatan mengenai masalah-masalah internasional. Komisi Gabungan Perencanaan
Pendidikan dan Dukungan Penelitian merumuskan rekomendasi dan mengawasi program-program
eksperimen. Dalam Komisi, Pemerintah Federal dan Pemerintahan Negara Bagian memiliki hak suara
yang sama. Sesudah perubahan Konstitusi tahun 1969, sejumlah wewenang negara bagian menegenai
pendidikan tinggi dialihkan ke pemerintah Federal.
b. Pendanaan
Dengan pengecualian pendidikan tinggi, keuangan pendidikan sepenuhnya berada di tangan Lender dan
masyarakat setempat. Secara umum, seluruh biaya personil ditanggung oleh pemerintah negara bagian,
dan infra struktur oleh masyarakat. Hampir semua program pendidikan (termasuk pembebbasan uang
kuliah pada pendidikan tinggi) bersifat gratis. Pemerintah Federal juga memberikan bantuan kepada
sebagian siswa sekolah menengah dan mahasiswa perguruan tinggi, banyak diantaranya yang menerima
bantuan dari anggaran pemerintah dengan jumlah yang cukup besar (kira-kira 90% dari biaya operasional
sekolah).
Pengeluaran pemerintah untuk pendidikan mencapai 3,7% (Jerman Barat) dari GNP (Gross National
Product) dalam tahun 1990, dan ditambah 1,7% untuk penelitian. Investasi swasta untuk penelitian dan
pembangunan berjumlah 3,9%, sehingga pengeluaran tahun 1990 mencapai 9,3% dari GNP. Tetapi
semenjak 1975 sebagai pertanda berakhirnya perluasan sistem secara menyeluruh. Dalam tahun 1989,
unit biaya pendidikan persiswa untuk sekolah-sekolah adalah DM 6,2000 (Us$3,650) dan DM 17,100
(US$10,060) permahasiswa pada pendidikan tinggi.
c. Personalia
Guru-guru Gymnasien dan sebagian guru-guru spesialis untuk bidang keuangan yang di didik ditingkat
universitas, dengan tekanan utama di bidang keahlian di bandingkan dengan bidang keguruan. Pada
umumnya, pendidikan bidang studi mencakup dua disiplin ilmu yang dapat diambil pada universitas atau
fakultas. Untuk beberapa spesialisasi, bidang pendidikan umum dilengkapi dengan mata kuliah khusus
sepert bidang membaca bagi calon guru pendidikandasar atau diagnosis terapan bagi yang bermaksud
mengajar pada lembaga pendidikan khusus.dalam jurusan pendidikan, tekanan terberat adalah pada
pendekatan sejarah, filosofis, dan orientasi pada praktikum.
d. Kurikulum
Menteri-menteri pendidikan negara bagian menentukan kurikulum mereka sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dan mereka melakukan itu melalui tiga jenis instrumen
yaitu, pertama, tabel yang menguraikan jumlah jam belajar per minggu, serta mata pelajaran sesuai
dengan “grade” dan jenis sekolah, kedua, pedoman kurikulum, ketiga, pemberian wewenang penulisan
dan pengadaan buku teks.
Tujuan umum kurikulum ditentukan oleh peraturan sekolah (sering dinyatakan pada Mukadimah suatu
Keputusan, sedangkan tujuan khusus diterbitkan dalam kaitannya dengan pedoman kurikulum. Ini
diputuskan oleh kementrian negara bagian dan mencakup silabus, rekomendasi metode mengajar, dan
kadang-kadang juga model rencana pelajaran. Mengenai buku teks , tidak ada yang dapat dipakai di
sekolah-sekolah Jerman tanpa mendapat persetujuan dari mentri negara bagian.
Keputusan untuk metode mengajar tertentu sepenuhnya diserahkan kepada guru. Dengan semakin
menurunnya rasio murid-guru(dari 30:1 tahun 1960 menjadi 15:1 dalam tahun 1980), makin jelas
kecenderungannya bahwa metode mengajar “techer-centered” makin di tinggalkan beralih pada bekerja
dengan kelompok kecil murid dalam kerangka pendekatan “student-centered”. Semenjak akhir tahun
1980-an, konsep “pengajaran terbuka” atau “open instruction” yang menekankan pada “murid belajar atas
dorongan sendiri” semakin berkembang dan semakin popular pada sekolah-sekolah pendidikan dasar dan
juga pada sebagian sekolah menegah pertama.
Tes formal pada prinsipnya tidak digunakan untuk menilai keberhasilan anak disekolah. Pengecualian itu
hanya untuk keperluan diagnostik yaitu mengidentifikasi jenis-jenis dyslexia (kesulitan belajar membaca
dan menulis karena kondisi pada otak). Kemudia seperti telah disebutkan terdahulu, tidak ada kenaikan
kelas secara otomatis, tetapi kelas mengulang juga sudah hampir tidak dilaksanakan lagi (hanya 1,5% per
kelas di pendidikan dasar, dan kira-kira 4% di sekolah tingkat menengah pada tahun 1990).
Sertifikat dan diploma yang dicapai di universitas dan jian-ujian negara bagian dan memberi hak kepada
pemegangnya untuk memasuki program pendidikan yang lebih tinggi, dan juga mengandung nama-nama
profesional, termasuk gelar akedemik .
Tidak ada evaluasi nasional yang dilakukan secara teratur mengenai hasil pendidikan. Komponen Jerman
dalam Asosiasi Internasional untuk Penelitian Penilaian Pencapaian Pendidikan dalam bidang
“Membaca” merupakan survei pertama dalam dua dekade terakhir yang didasrkan pada
sempelprobabilitas siswa secara nasional. Apabila di bandingkan dengan negara lain, Jerman belum
banyak melakukan penelitian empiris dalam bidang pendidikan.
Masa untuk melakukan reformasi pendidikan yang mendasar di Jerman Barat secara resmi berakhir tahun
1975 dengan dibubarkannya Dewan Pendidikan (Council of Education) yang mencoba
mengimplementasikan sistem pendidikan yang sama sekali baru. Semenjak itu, pemerintah yang
konservatif cenderung mempertahankan struktur tripatrit pada pendidikan menengah, sementara
kementrian yang beraliran Sosial Demokrat mencoba menerapkan Gesamtschule sebagai alternatif, kalau
tidak sebagai pengganti, sistem tripartit.
Sesungguhnya, seluruh Jerman akan terus mengalami masalah yang kelihatannya makin meningkat,
bukan makin terselesaikan. Masalahnya terutama pada anak-anak yang sudah punya persoalan
sebelumnya karena latar belakang sosial yang tidak menguntungkan. Integrasi anak-anak imigranyang
jumlahnya semakin besar sesungguhnya merupakan tantangan berat bagi pendidikan Jerman, termasuk
isu “pemberian kesempatan yang sama”. Mencari perimbangan antara kebutuhan untuk integrasi sosial
bagi anak-anak cacat dan penyelenggaraan pengajaran yang optimal tetap menjadi fokus pemikiran.
a. Sistem Pemerintahan
Kanada menggunakan sistem pemerintahan demokrasi federal yang menyatukan sejumlah komunitas
politik yang berbeda di bawah pemerintahan bersama untuk mencapai tujuan bersama, dan pemerintah
daerah yang terpisah untuk menangani keperluan-keperluan tertentu masing-masing daerah. Bentuk
pemerintahan ini mempertimbangkan realita geografis Kanada, keanekaragaman masyarakat budayanya
dan warisan dwi-hukum dan dwi-bahasa.
Kanada mempunyai tiga tingkat pemerintahan: federal, propinsi dan teritori, dan kotamadya (lokal atau
regional). Dalam struktur federal, para pejabat yang terpilih - Kabinet para menteri di bawah
kepemimpinan Perdana Menteri – merupakan badan pengambil keputusan utama. Pemerintah federal
memimpin sistem pemerintahan demokratis negara melalui berkonsultasi dengan para pejabat terpilih
lain, para wakil propinsi dan kotamadya, dan masyarakat Kanada.
Peran utama pemerintah Kanada adalah memastikan dan mendukung kinerja perekonomian negara.
Tanggung-jawab lainnya termasuk pertahanan nasional, perdagangan dan niaga antar propinsi dan antar
negara, imigrasi, sistem perbankan dan moneter, hukum pidana dan perikanan. Pemerintah federal juga
mengawasi industri-industri seperti kedirgantaraan, perkapalan, perkereta-apian, telekomunikasi dan
tenaga atom.
Pemerintah propinsi dan teritori, mempunyai struktur yang sama seperti struktur federal dan bertanggung
jawab atas masalah-masalah seperti pendidikan, hak-hak sipil dan kepemilikan, peradilan, sistem rumah
sakit, sumber daya alam di dalam batas propinsi dan teritori mereka, jaminan sosial, kesehatan dan
lembaga-lembaga kotamadya.
Baru-baru ini pemerintah federal telah mulai menyerahkan tanggung-jawab yang lebih besar atas
sejumlah program dan pelayanan kepada pemerintah propinsi. Contohnya adalah pelatihan pasar tenaga
kerja, dan pengembangan pertambangan dan kehutanan.
Pemerintah lokal dan regional, memainkan peran penting dalam beberapa bidang termasuk penyediaan
pendidikan, pengembangan tanah, peraturan-peraturan usaha setempat, dan kegiatan-kegiatan
kemasyarakatan dan budaya. Struktur pemerintah lokal dan regional tidak selalu sama di seluruh negara.
b. Kurikulum Pendidikan
Pendidikan di Kanada disediakan, didanai dan diawasi oleh pemerintah federal, provinsi, dan pemerintah
daerah. Pendidikan berada di dalam yurisdiksi pemerintahan provinsi dan kurikulum diawasi oleh
pemerintahan provinsi. Pendidikan di Kanada umumnya dibagi pada pendidikan Dasar (Primary School ,
Public School), kemudian pendidikan Menengah (High School) dan pendidkan tinggi (Universitas,
College).
Pada setiap provinsi-provinsi terdapat dewan sekolah yang mengawasi pelayanan pendidikan dan
penyelenggaraan program-program pendidikan. Pendidikan wajib bagi pendudu kanada sampai usia 16
tahun di seluruh provinsi di Kanada, kecuali untuk Ontario dan New Brunswick, di mana usia wajib
sampai 18 tahun. Di beberapa provinsi ada beberapa pengecualian untuk tidak wajib meneruskan
pendidikan pada umur 14 tahun yang dapat diberikan dalam keadaan tertentu.
Kanada mewajibkan sekolah selama 190 hari dalam setahun, secara resmi dimulai dari bulan September
(setelah Hari Buruh) sampai akhir bulan Juni (biasanya hari Jumat terakhir bulan, kecuali dalam beberapa
kasus di Quebec ketika itu hanya sebelum Juni 24 - provinsi hari libur ).
Kurikulum juga sering mengalami revisi. Kurikulumnya (pendidikan dasar dan menengah) mencakup
bidang matematika, sains, bahasa dan ilmu sosial (sejarah dan geografi). Kurikulum sekarang memasukan
komputer, berfikir kreatif, belajar mandiri dan pendidikan lingkungan.
c. Penjenjangan Pendidikan
Sistem pendidikan Kanada mencakup baik sekolah yang dibiayai oleh negara maupun sekolah swasta,
mulai dari taman kanak-kanak sampai pra-universitas, Pendidikan adalah tanggung jawab provinsi
dibawah undang-undang Kanada, yang berarti ada perbedaan nyata dalam sistem-sistem pendidikan di
Provinsi yang berlainan, Tetapi tarafnya diseluruh negara secara keseluruhan tinggi.
Umumnya anak-anak Kanada masuk taman kanak-kanak untuk satu atau dua tahun pada usia empat atau
lima tahun secara sukarela. Semua anak mulai Kelas Satu pada usia enam tahun. Tahun ajaran biasanya
berlangsung mulai bulan September sampai bulan Juni tahun berikutnya, tetapi kadang-kadang
penerimaan murid dalam bulan Januari juga mungkin. Sekolah lanjutan menengah sampai dengan kelas
11, 12 atau 13, tergantung pada provinsinya, Dari sini, para pelajar dapat masuk universitas, perguruan
tinggi atau belajar di Cegep. Cegep adalah singkatan dalam bahasa Perancis untuk Perguruan Tinggi
Pendidikan Umum dan Kejuruan (College of General and Vocational Education), yaitu pendidikan umum
dua tahun atau pendidikan teknis tiga tahun diantara sekolah lanjutan atas dan universitas. Provinsi
Quebec mempunyai sistem Cegep.
Program English as a second language (ESL) ditawarkan di SMP, SMA, perguruan tinggi, universitas dan
sekolah bahasa swasta. Kanada menduduki peringkat yang tinggi secara global seperti Global Peace
Index dan Human Development Indeks PBB.
Sistem pendidikan di Kanada menerima sekitar 150.000 siswa internasional setiap tahunnya. Dengan
cakupan mulai tingkat sekolah dasar, sekolah menengah dan pasca sekolah menengah, pendidikan di
Kanada diatur oleh setiap pemerintah propinsi dan wilayah.
Setiap provinsi dan teritori Kanada bertanggung jawab atas sistem pendidikan mereka sendiri. Terdapat
sedikit perbedaan antar propinsi, kecuali Quebec yang mempunyai sistem pendidikan yang berbeda,
yang terdiri dari école primaire, école secondaire, and College d’enseignement general et professionel
(CEGEP). Sistem pendidikan yang dijelaskan di halaman ini merupakan sistem pendidikan umum Kanada
dan bukan sistem pendidikan Quebec. Silahkan melihat website Departemen Pendidikan Kanada masing-
masing provinsi untuk informasi lebih lanjut.
Gelar S3
o Durasi program umumnya adalah minimum 3 tahun.
o Siswa sudah harus mempunyai gelar S2.
o Salah satu syarat penerimaan untuk program MBA adalah siswa harus lulus ujian GMAT dan
mempunyai pengalaman kerja yang relevan.
o Siswa yang ingin mengambil jurusan Science harus lulus ujian GRE.
Siswa Internasional
Siswa internasional harus memenuhi persyaratan nilai minimum TOEFL atau IELTS sebagai bukti
kemampuan bahasa Inggris untuk diterima di universitas Kanada. Siswa internasional harus dapat
menunjukkan bahwa kualitas pendidikan negara asal siswa tersebut setidaknya setara dengan pendidikan
Kanada. Siswa yang ingin belajar lebih dari 6 bulan di Kanada harus membuat aplikasi Ijin belajar
Kanada (Study Permit).
Sekolah bahasa Inggris Kaplan International Colleges di Toronto dan Vancouver menawarkan program
persiapan ujian TOEFL dan IELTS untuk membantu siswa mendapatkan nilai ujian yang lebih
tinggi. Program persiapan ujian TOEFL dirancang untuk membantu siswa mendapatkan nilai
TOEFL yang tinggi dengan menggunakan bahan pelajaran dan kurikulum yang dikembangkan
sendiri oleh Kaplan yang merupakan pemimpin persiapan ujian yang terkenal di dunia. Program
persiapan ujian IELTS Kaplan merupakan kelas persiapan ujian yang terfokus pada semua bidang yang
akan diujikan serta mengajarkan strategi pengambilan ujian.
D. Pendidikan Di Amerika
1. Tujuan Pendidikan
Karakteristik utama sistem pendidikan di Amerika Serikat adalah sangat menonjolnya desentralisasi.
Pemerintah federal amerika serikat tidak punya mandat untuk mengontrol atau mengadakan pendidikan
untuk masyarakat. Adapun ketentuan dan aturan pemerintah federal mengenai kelompok-kelompok
minoritas rasial dan orang-orang cacat. Pemerintah juga mendukung penelitian pendidikan. Tetapi
Amerika Serikat tidak mempunyai sistem pendidikan yang berpusat. Namun demikian, tidak berarti
bahwa pemerintah federal tidak memberikan arah dan pengaruh terhadap masalah pendidikan pemerintah
federal juga ikut menghilangkan sistem sekolah yang memisahkan sekolah berdasarkan ras, khususnya
antara orang kulit hitan dan kulit putih. Pemerintah federal menyamakan alokasi pendanaan sekolah,
menyediakan akses pendidikan bagi orang miskin dan orang cacat.
Setiap negara bagian menyediakan pendidikan secara gratis selama 12 tahun mulai dari taman kanak-
kanak sampai pada jenjang berikutnya. Dalam sistem pendidikan di Amerika Serikat terdapat beberapa
pola pendidikan yaitu :
o taman kanak-kanak + pendidikan dasar ”grade” 1-8 + 4 tahun SLTA
o taman kanak-kanak + sekolah dasar ”grade” 1-6 tahun + 3 tahun SLTP + 3 tahun SLTA
o taman kanak-kanak + sekolah dasar ”grade” 1-4/5 + 4 tahun SLTP + 4 tahun SLTA setelah
menyelesaikan pendidikan tingkat taman kanak-kanak + 12 tahun pada beberapa buah negara bagian
dilanjutkan 2 tahun pada tingkat akademi (junior community college) sebagai bagian dari sistem
pendidikan dasar dan menengah
Pada pola pertama seorang siswa menamatkan pendidikan pada umur 17- 18 tahun. Pendidikan khusus
mendapat perhatian dari pemerintah dan masyarakat. Disamping itu pendidikan non formal tidak hanya di
sponsori oleh badan pemerintah tapi juga badan swasta, serikat buruh-buruh, badan-badan keagamaan
serta oleh individu yang kadang kala menjadikannya usaha bisnis.
Pada tingkat pendidikan tinggi, struktur dan jenis/ jenjang pendidikan pada dasarnya dikelompokkan
dalam tiga bentuk baik pendidikan tinggi negeri maupun swasta yaitu :
pendidikan tinggi 2 tahun yang lazim disebut junior community atau technical college memberikan
sertifikat dan kadang kala memberikan gelar Associate of Arts (AA)
pendidikan tinggi 4 tahun yang menyediakan pendidikan strata 1 (S-1) disamping pendidikan profesional
(program diploma) level ini lazim disebut undergraduate tamatan program S-1 diberi gelar Bachelor of
Arts (BA) atau Bachelor of Science (BS) universitas yang biasanya terdiri dari berbagai fakultas yang
menyediakan program-program diploma, S-1, pascasarjana S-2 (master) dan kebanyakan menyediakan
program doktor S-3. para lulusan program s-2 diberi gelar Master of Arts (MA) atau Master of Science
(MS). Lulusan program Doctor (S-3) diberi gelar Doctor of Philosphy (Ph.d) atau Doctor of Education
(Ed.D) dalam bidang-bidang tertentu seperti kedokteran, hukum, teologi, bisnis. Pada level S-3 tersedia
program-program spesialis.
3. Manajemen pendidikan
1) Otorita
Dalam sejarah pendidikan Amerika Serikat, pendidikan sudah menjadi tanggung jawab pemerintah
negara bagian dan masyarakat setempat. Walaupun demikian semenjak 1872 pemerintah telah ikut
campur tangan mulai dari memberikan tanah negara guna membangun fakultas dan juga membantu
sekolah dengan program makan siang, menyediakan dana bagi veteran dan menyediakan pinjaman bagi
mahasiswa.
Semenjak tahun 1979 dibentuk sebuah departemen pendidikan federal yang dipimpin oleh seseorang yang
setaraf sekretaris kabinet. Yang memegang tugas melaksanakan kebijakan pemerintah dalam pendidikan.
Hampir semua negara bagian memisahkan antara badan yang memberikan izin pendirian pergfuruan
tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta. Di perguruan tinggi memiliki struktur pelaksanaan tugas yaitu :
o persident
o pembantu presiden bidang akademik dan dekan
o dekan pascasarjana
o pembantu presiden bidang kemahasiswaan
o ketua jurusan registar. registar yaitu orang yang menyimpan segala dokumen kemahasiswaan di
universitas registar pengembangan senat universitas
2) Personalia
a. Dosen Perguruan Tinggi
kualifikasi dan pengangkatan
Pada dasarnya kualifikasi doctor S-3 merupakan syarat untuk menjadi dosen pada perguruan tiggi di
Amerika Serikat.
Kepangkatan
Pangkat dosen perguruan tinggi amerika serikat lazim disebut instuctor, assistant, proffesor, associate
proffesor, dan proffesor emeritus, lecturer
3) Pendanaan
Sumber keuangan pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah berasal dari daerah kabupaten
dan sumber-sumber lokal lainnya yang sebagian besar berasal dari pajak negara bagian. Anggaran
pemerintah federal untuk perguruan tinggi juga meningkat terutama pendidikan kejuruan teknik dan
pendidikan bagi orang yang kembali ke kampus untuk belajar.
Pada umumnya , beban biaya pendidikan bagi mahasiswa negeri lebih bera dibanding beban biaya untuk
mahasiswa swasta
Bentuk intervensi pemerintahan pusat tidak dalam bentuk penentuan materi ajar tetapi dalam bentuk
usulan-usulan maupun program pendanaandengan tujuan-tujuan tertentu.
6) penelitian pendidikan
Pemerintah federal sudah sejak lama mendukung berbagai penelitian pendidikan. Walaupun hanya kira-
kira 25 % dana yang disediakan. Penelitian banyak dilakukan pada bidang-bidang yang menjadi masalah
orang banyak, serta pendidikan bagi orang miskin dan orang cacat dan penelitian perubahan
pengangguran pemerintah serta perbaikan sistem pengajaran
7) akreditasi
Ada dua hal yang menjamin mutu pendidikan yaitu :
a. sikap bahwa mutu dan standar itu penting
b. adanya otonomi lembaga
Proses akreditasi bertujuan untuk mendapat keyakinan bahwa perguruan-perguruan tinggi mempunyai
dan mempertahankan standar akademik, dilaksanakan secara baik dan memenuhi syarat ikut dalam
program pemerintah.
Di Amerika Serikat sendiri terdapat beberapa lembaga akreditasi baik regional maupun nasional yang
mengakreditasi berbagai bidang pendidikan maupun bidang profesional. Tetapi lembaga akreditasi itu
tidak terkait dengan pemerintah baik pusat maupun pemerintahan negara bagian. Lembaga akreditasi
tersebut memperoleh pengakuan melalui dua lembaga yaitu : council of higher education accreditation
(CHEA) dan US. Department of Education.
5. Isu-isu pendidikan
Mungkin banyak orang menganggap bahwa pendidikan di negara besar seperti Amerika serikat sudah
mantap dan hampir tidak mempunyai masalah yang berarti. Mereka beranggapan seperti ini karena
memiliki alasan yang kuat seperti kestabilan ekonomi dan politik yang sangat berpengaruh terhadap
pendidikan. Amerika serikat sendiri telah lama merintis dan melaksanakan sistem pendidikan sehingga
banyak negara yang mengirimkan warganya untuk belajar di amerika serikat. Pendidikan di Amerika
menerapkan model penerapan konsep sekuler-kapitalisme. Walaupun bukan hanya Amerika saja yang
menerapkan konsep sekuler-kapitalisme namun karena saat ini Amerika merupakan negara adi daya maka
konsepnya dalam berbagai bidang akan terasa pengaruhnya di negeri lain.
Masalah pendidikan yang dihadapi masyarakat dan pemerintah amerika serikat adalah :
Dinamika perubahan sosial masyarakat amerika serikat yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir
sangat mempengaruhi pendidikan. Mulai dari tingkat pra sekolah sampai ke perguruan tinggi. Sebagai
hasil emansipasi yang sejak lama diperjuangkan di amerika. Hampir semua wanita sudah mendapatkan
pendidikan yang sama dengan pria dan selanjutnya kebanyakan wanita sudah mendapat tempat yang
sangat luas dalam lapangan kerja, baik bagi mereka yang belum berkeluarga maupun yang sudah.
Masyarakat Amerika Serikat saat ini dihadapkan pula pada masalah tingkat perceraian keluarga yang
sangat tinggi dan mungkin yang tertinggi diantara negara-negara di dunia. Akibatnya adalah makin
banyak anak-anak yang hidup atau tinggal dengan satu orang tua (umumnya dengan ibu) yang mau tidak
mau harus bekerja untuk hidup mereka.
Sistem pendidikan amerika serikat memiliki berbagai badan-badan resmi yang berfungsi sebagai
instrumen monitoring dan evaluasi pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian dan informasi yang
dikumpulkan dikethui bahwa kualitas pendidikan amerika serikat mengalami kemunduran yang cukup
serius dan hal ini telah menjadi isu yang sangat hangat yang dipublikasikan oleh berbagai media masa
sejak tahun 1980-an.
E. Pendidikan Di Indonesia
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Kemudian tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sekolah menenah kejuruan memiliki peran strategis mewujudkan sumber daya Indonesia yang handal.
Hal ini sesuai dengan PP RI No. 29 tahun 1990 Bab I pasal 1 yaitu : “Pendidikan menengah kejuruan
adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan penyiapan siswa untuk
memasuki lapangan kerja serta mengembangakan sikap propesional”. Lebih lanjut PP No 73 tahun 1991,
pasal 3 ayat 6 menyatakan bahwa: “Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan
warga belajar untuk bekerja dalam bidang tertentu”.
Berdasarkan PP tersebut jelaslah bahwa pendidikan kejuruan memiliki peran yang sangat strategis, dalam
upaya pembangunan nasional, khususnya dalam sector pembangunan social dan ekonomi. Pendidikan
kejuruan merupakan investasi yang mahal, namun sangat strategis dalam menghasilkan manusia
Indonesia yang trampil dan berkeahlian dalam bidang-bidangnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dan bangsa, khususnya kebutuhan dunia usaha dan industry.
2. Struktur pendidikan
Departemen pengelola utama pendidikan di Indonesia adalah departemen pendidikan dan kebudayaan.
Kebijakan pendidikan dikembangkan di pusat (Departemen) dan disebarkan keseluruh Wilayah dengan
lembaga pendidikannya seperti hal kurikulum dan ujian-ujian, serta pembinaan lain seperti administrasi
dan supervisi. Negara berkembang berhasilnya pelaksanaan wajib belajar taraf SD berakibat perlunya
pemikiran tentang kebijaksanaan untuk mingkatkan wajib belajar sampai taraf SMA/SMK. Untuk
menanggapi ini perlu mendapat pertimbangan seperti ekonomi dan politik.
3. Sistem Pendidikan
Hak dan kewenangan dalam bidang administrasi pendidikan sejalan dengan alur dalam pemerintahan atau
polotik, untuk ini dikenal dengan sentralisasi, desentralisasi, dan otonomi.
1) Sentralisasi menunjuk pada hak dan wewenang yang terpusat pada pemerintah pusat.
2) Desentralisasi menunjuk pada hak dan wewenang pada daerah.
3) Otonomi daerah adalah pada aspek-aspek yang bebas pengelolaannya pada daerah, sehingga
otonomi ini kurang lazim digunakan dalam bidang administrasi pendidikan.
Menengok sekelumit sejarah perkembangan SMK hingga kini, ada beberapa catatan di tahun 1998.
Ketika Indra Djati Sidi menjabat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah serta Gatot
Hari Priowirjanto sebagai Direktur Pendidikan Menengah dan Kejuruan (Dikmenjur), mereka meletakkan
reformasi pendidikan kejuruan yang ditekankan pada dua hal.
Pertama, memanfaatkan potensi lokal, mulai dari sumber daya alam, mineral, pertanian,
perikanan. Kedua, relevansinya ditekankan kepada kebutuhan lapangan kerja yang pada gilirannya dapat
meningkatkan daya saing Indonesia di kancah kebutuhan industri internasional. Tak terelakkan bahwa
kualitas ketenagakerjaan Indonesia bisa dibilang agak menyedihkan. Daya saingnya di mata dunia,
terbilang rendah. Membuat peluang mereka banyak tergeser oleh tenaga kerja dari negara lain. Padahal
ini semua berasal dari masalah tingkat kompetensi tenaga kerja yang dinilai masih lemah. Ringkasnya,
pendidikan kejuruan harus segera di reposisi pada saat itu. Diperbaiki kualitasnya dan diperkuat dasar
konsepnya untuk bisa berkembang lebih baik.
Reposisi ini ditujukan untuk menata ulang sistem pendidikan dan pelatihan kejuruan agar menjadi sistem
pendidikan dan pelatihan yang permeabel dan fleksibel, dengan pola pembelajarannya yang berbasis
kompetensi. Selain itu, juga untuk menata ulang bidanga atau program keahlian yang lebih menekankan
pada kebutuhan pasar. Terakhir, reposisi ini dilakukan untuk meningkatkan peranan SMK sebagai Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan Terpadu (PPKT). Maksudnya, selain sebagai penyelenggara program
pendidikan dan pelatihan yang reguler, juga menjadi tempat diselenggarakannya pendidikan dan pelatihan
kompetensi kejuruan yang fleksibel jangka pendek melalui sistem multy entry-multy exit.
SMK masa depan juga diharapkan menjadi tempat pelayanan jasa dan produksi, tempat pendidikan dan
pelatihan tingkat lanjutan yang setara dengan program diploma. Pesertanya bisa berasal dari semua
anggota masyarakat yang berminat, baik sebagai pencari kerja, maupun para siswa tamatan SMU, SLTP,
SD, dan semua pekerja di dunia usaha/industri.
Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan kejuruan pasca reformasi, misalnya adalah
berubahnya orientasi pendidikan dan pelatihan kejuruan yang dikembangkan dari yang bersifat supply
driven menjadi demand driven. Sistem pengelolaan yang tadinya bersifat sentralistik, berubah menjadi
desentralisasi. Pendekatan pembelajarannya pun bergeser, dari pendekatan mata pelajaran menjadi
pembelajaran berbasis kompetensi. Pola penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pun berkembang dari
yang semula sangat terstruktur, menjadi lebih fleksibel (luwes) dan permeabel (terbuka).
Upaya reposisi pendidikan kejuruan, sesungguhnya melanjutkan program perbaikan mutu pendidikan
kejuruan yang telah dilakukan oleh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Wardiman. Pada
kurun tahun 1993-1998, orang terdekat BJ. Habibie itu pernah melontarkan gagasan yang dikenal dengan
sebutan link and match. Atau, keterkaitan dan kesepadanan. Ide itu digulirkan sebagai upaya untuk
menjadikan dunia pendidikan menjadi lebih relevan dengan dunia kerja. Dunia kerja menjelang masa
perdagangan bebas, menghendaki persiapan yang cukup. Ada sebuah tim kerja yang disebut sebagai
Satuan Tugas Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan di Indonesia yang mengkhususkan
kerja-kerja penelitiannya di bidang pendidikan kejuruan.
Tim ini beranggotakan beberapa puluh orang penting dari kalangan pejabat Depdiknas, akademisi, dan
lembaga pemerintah lainnya. Keanggotaannya bersifat lintas sektoral dan multidisiplin. Hasil kerjanya
didokumentasikan dalam bentuk buku yang berjudul Keterampilan Menjelang 2020. Didalamnya banyak
bicara tentang sejumlah konsep dasar dan strategi pembaruan pendidikan kejuruan dalam kaitannya
dengan persiapan menghadapi perdagangan bebas APEC tahun 2020. Persiapan-persiapan lainnya pun
dilakukan. Penguatan mutu pendidikan kejuruan melalui lembaga pengembangan pendidikan kejuruan
juga dibentuk di tingkat pusat, dengan nama Dewan Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan Nasional.
Sekarang lebih dikenal sebagai Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional (MPKN). Partisipasi masing-
masing daerah juga dituangkan melalui hadirnya MPKN di tingkat provinsi. Di dalam
buku Keterampilan Menjelang 2020 ini juga diulas tentang bagaimana meraih dukungan industri dan
pusat-pusat pelatihannya untuk berperan aktif dalam pengembangan standar keahlian yang nantinya
banyak digunakan sebagai dasar konsep dalam proses belajar-mengajar, pengujian, dan sertifikasi
keterampilan. Selain itu, juga dibahas tentang penyelenggaraan pendidikan sistem ganda (PSG) dan
pengembangan pendidikan dan pelatihan yang berbasis kompetensi.
Menginjak periode kepemimpinan Dr. Joko Sutrisno, Direktorat Dikmenjur (sejak 2005) lebih
menyempurnakan desain reposisi pendidikan SMK melalui beberapa terobosan. Beberapa hal diantaranya
adalah mengembangkan SMK bertaraf internasional dengan metode bilingual, pencitraan kredibilitas
SMK melalui program sosialisasi, dan memenuhi kebutuhan peralatan produksi secara mandiri lewat unit
produksi di masing-masing SMK.
Termasuk didalamnya, program penguatan pengetahuan eksakta/sains melalui peningkatan bobot jam
belajar hingga 6 jam setiap minggunya bagi SMK jurusan elektronika, automotif dan jurusan eksaskta
lainnya. Diharapkan, ini dapat membuka peluang seluas-luasnya bagi siswanya melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, Direktorat Dikmenjur juga melakukan sertifikasi kompetensi
untuk para lulusan SMK bidang otomotif, perhotelan, Teknologi Informasi, sekretaris, busana, dan tata
boga.
Perkembangan reposisi terakhir, ada pada penguatan potensi lokal. Program Dikmenjur disesuaikan
dengan kebijakan pemerintah. Kini, kebijakan Presiden menganjurkan untuk kembali ke potensi go green.
“Kami beri nama program Agro Industri. Tahun 2008, melalui program ini kami akan membesarkan 20
SMK di seluruh Indonesia. Mereka akan diberikan program pengembangan untuk produksi pangan
dengan bahan dasar lokal. Misalnya kripik pisang. Bukan roti karena selain bukan makanan tradisional
orang Indonesia, bahan-bahannya juga masih import,” tuturnya.
Selain itu, Direktorat Dikmenjur juga mengarahkan praktek kerja industri untuk lebih memilih ke lokasi
dalam negeri. Pertimbangannya adalah, untuk mendukung program penguatan ekonomi lokal dan potensi
produksi pangan dalam negeri. “Ini juga supaya petani dan peternak di Indonesia memahami nilai
ekonomi produk mereka. Jadi, mereka bersama para lulusan SMK bisa tingkatkan perekonomian di
daerah masing-masing,” ucapnya berharap.
Kini setiap tahun, Direktorat Dikmenjur telah mengirim 100 sampai 200 pejabat terkait dengan
penyelenggaraan pendidikan kejuruan untuk berangkat ke luar negeri. Mereka dikirim dalam beberapa
gelombang, ke negara yang berbeda-beda, dengan biaya yang sebagian ditanggung oleh pemda masing-
masing, sebagian lainnya ditanggung oleh Direktorat Dikmenjur.
Menginjak periode kepemimpinan Dr. Joko Sutrisno, Direktorat Dikmenjur (sejak 2005) lebih
menyempurnakan desain reposisi pendidikan SMK melalui beberapa terobosan. Beberapa hal diantaranya
adalah mengembangkan SMK bertaraf internasional dengan metode bilingual, pencitraan kredibilitas
SMK melalui program sosialisasi, dan memenuhi kebutuhan peralatan produksi secara mandiri lewat unit
produksi di masing-masing SMK.
Termasuk didalamnya, program penguatan pengetahuan eksakta/sains melalui peningkatan bobot jam
belajar hingga 6 jam setiap minggunya bagi SMK jurusan elektronika, automotif dan jurusan eksaskta
lainnya. Diharapkan, ini dapat membuka peluang seluas-luasnya bagi siswanya melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, Direktorat Dikmenjur juga melakukan sertifikasi kompetensi
untuk para lulusan SMK bidang otomotif, perhotelan, Teknologi Informasi, sekretaris, busana, dan tata
boga.
Sesungguhnya, penerapan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di SMK telah berjalan sejak tahun 1993/1994
hingga sekarang. Sistem ini merupakan implementasi dari konsep mitch and match. Dengan PSG,
perancangan kurikulum, proses pembelajaran, dan penyelenggaraan evaluasinya didesain dan
dilaksanakan bersama-sama antara pihak sekolah dan industri. Diharapkan nantinya para lulusan SMK
akan menjadi para lulusan yang siap kerja. Melalui PSG, siswa belajar di dua tempat, yaitu sekolah dan
industri.
Di sekolah, para siswa belajar teori dari para guru atau instruktur yang kegiatannya yang pada umumnya
dibiayai pemerintah. Sedangkan kegiatan belajar yang diselenggarakan di perusahaan/industri, artinya
para siswa ini belajar dan mendapatkan pelatihan praktik dari para instruktur dari pihak sekolah yang
bersangkutan. Pembiayaannya dilakukan oleh perusahaan terkait.
Dalam konteks ini, bisa dikatakan bahwa sekolah melakukan semacam outsourcing yang dikerjakan oleh
industri dalam bentuk penyediaan alat, instruktur, dan pengalaman praktik di lapangan. Sedangkan
industri melihat sekolah sebagai bagian dari Human Resources Development (HRD) atau sumber daya
manusia perusahaannya yang mencetak tenaga ahli yang andal dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Untuk memuluskan kerjasama antar sekolah dan industri dalam penyelenggaraan PSG, MPKN tingkat
provinsi yang beranggotakan unsur-unsur dari kedua belah pihak, berfungsi menjembataninya. Melalui
kelompok-kelompok bidang keahliannya, MPKN membantu SMK dalam mengembangkan standar
penyelenggaraaan pendidikan dan pelatihan, maupun bahan ajar yang diperlukan.
Pada awalnya bagi para siswa SMK, diberlakukan masa praktik kerja industri selama 3 bulan. Namun
menurut Gatot, hasil dan prosesnya dinilai kurang efisien dan terlalu sebentar. Maka, mulai tahun 1999
hingga sekarang, diterapkan masa praktik kerja industri selama 6 bulan. Malah, sebenarnya waktu 6 bulan
ini juga masih dirasa cukup singkat bagi proses praktik kerja industri. Gatot membandingkannya dengan
sistem pendidikan kejuruan yang ada di Jerman. Dalam sepekan, selama 2 hari anak-anak mendapatkan
teori di kelas, sedangkan tiga hari berikutnya kegiatan pembelajaran berlangsung di industri. Mungkin, di
Indonesia masih perlu berubah setahap demi setahap.
Setelah pemberlakuan masa praktik kerja yang diperpanjang menjadi 6 bulan, proses ini juga
memudahkan para siswa untuk memperoleh peluang praktik kerja ke luar negeri. Kegiatan praktik kerja
di luar negeri ini telah dilakukan sejak tahun 1999. Pada mulanya, Direktorat Pendidikan Menengah dan
Kejuruan (Dikmenjur) mengirimkan 200 kepala sekolah SMK untuk melakukan studi banding ke
Malaysia. Berikutnya, giliran para siswanya yang diberangkatkan magang ke luar negeri. Di tahun yang
sama, sekitar 400 siswa SMK berangkat praktik kerja ke luar negeri. Hingga perkembangannya sampai
dengan tahun 2004, telah ada sekitar 2.000 siswa SMK seluruh Indonesia yang dikirim ke Malaysia. 80%
nya melakukan praktik kerja di bidang perhotelan dan pariwisata.
Negara tujuannya tak hanya sebatas Tanah Melayu Malaysia, melainkan juga ke negara-negara lain
misalnya ke Singapura, Jepang, Inggris, Jerman, Oman, dan Kuwait. Saat itu, Gatot Hari Priowirjanto
berharap, pada tahun 2020 nanti sebanyak 10% dari bisnis hotel dan pariwisata di dunia, tenaga kerjanya
berasal dari Indonesia. “Ini memang sebuah mimpi besar. Dan kita harus menyiapkannya secara serius,”
ucapnya. Selain memfasilitasi para siswa SMK melakukan praktik kerja di luar negeri,
Direktorat Dikmenjur juga mendorong dan memberi kesempatan bagi para guru, kepala sekolah, pejabat
Dinas Pendidikan dan pengajaran di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota untuk ikut memperluas
pengetahuan konsep penyelenggaraan pendidikan kejuruan di luar negeri.
Namun, seiring dengan perkembangan politik yang begitu dominan memainkan perannya dalam dunia
pendidikan (dengan bergantinya pejabat kementerian pendidikan nasional), PSG tampaknya telah mulai
ditinggalkan tanpa memberikan alternatif pengganti yang jelas.
Tugas MID
Ringkaskan pokok bahasan 1 smpai 7 dalam bentk paper harus ada daftar pustaka