Abstrak
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui proses internalisasi nilai-nilai Pancasila di
perguruan tinggi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Universitas Ahmad Dahlan yang ditujukan
pada mata kuliah Pancasila dengan menentukan subjek penelitian menggunakan teknik
puposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi
serta menggunakan teknis analisis data menggunakan trianggulasi sumber. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan mata kuliah Pancasila lebih efektif menggunakan
pendekatan kontektual dengan mengembangkan potensi akademik, menyiapakan hidup
berdampingan di masyarakat, dan membangun budaya hidup sesuai nilai Pancasila. Adapun
caranya melakukan internalisasi dan revitalisasi Pancasila dengan cara: (1) memberikan
pengetahuan tentang Pancasila sebagai ideologi negara sehingga mahasiswa menolak ideologi
selain Pancasila. (2) memberikan contoh teladan seperti disiplin, sikap toleran, dan sikap
religius. (3) kunjungan ke Kampung Pancasila di Yogyakarta untuk belajar keberhasilan
membudayakan hidup berdasarkan nilai Pancasila. (4) aksi nyata aktualisasi nilai-nilai
Pancasila dengan kegiatan bakti sosial.
Kata kunci: internalisasi, pancasila, perguruan tinggi
Abstract
This study intends to find out the process of internalizing Pancasila values in tertiary
institutions. This research is a descriptive study using a qualitative approach. This research
was conducted at Ahmad Dahlan University aimed at the Pancasila course by determining
research subjects using puposive sampling techniques. Data collection techniques using
interviews and documentation and using data analysis techniques using triangulation of
sources. The results of this study indicate that the implementation of the Pancasila course is
more effective using a contextual approach by developing academic potential, preparing to
live side by side in the community, and building a culture of living according to Pancasila
values. The way to internalize and revitalize Pancasila by: (1) providing knowledge about
Pancasila as a state ideology so that students reject ideologies other than Pancasila. (2)
provide exemplary examples such as discipline, tolerance, and religious attitude. (3) visit to
the Pancasila Village in Yogyakarta to learn the success of civilizing life based on the values
of Pancasila. (4) concrete actions to actualize Pancasila values with social service activities.
Keywords: internalization, pancasila, higher education.
apalagi diterapkan dalam kehidupan sehari- masa tertentu ada di mana Pancasila melekat
hari, khususnya oleh generasi muda. Selain kuat pada benak masyarakat, akan tetapi ada
itu semakin banyak ideologi dari luar yang juga masa pemahaman Pancasila mulai
masuk ke Indonesia yang semakin membuat mengalami penurunan (As’ad Said, 2009:3).
Pancasila terpinggirkan, bahkan tidak Pemahaman mahasiswa terhadap
menutup kemungkinan ideologi Pancasila Pancasila mulai berkurang, bahkan ada yang
akan hilang dari jiwa generasi muda. tidak hafal isi dari sila-sila Pancasila.
Terlebih lagi adanya hasil penelitian IKIP Kenyataan ini membuat aktualisasi nilai
(Indeks Ketahanan Nasional Ideologi Pancasila dalam kehidupan akan sangat sulit
Pancasila) yang menunjukkan bahwa dari terwujud. Padahal mahasiswa yang notabene
sembilan provinsi di Indonesia terdapat 2 generasi penerus bangsa yang merupakan
provinsi dengan nilai rendah. Adapun hasil garda terdepan penerus cita-cita para pendiri
penelitian tersebut disajikan pada tabel di bangsa sangatlah diharapkan peran sertanya
bawah ini: dalam membumikan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
Tabel 1. Hasil Pengukuran IKIP 9 Provinsi dilakukan supaya Pancasila tidak dianggap
NO. Provinsi Nilai Kategori sebagai ideologi kuno dan usang yang hanya
1. Maluku 268, 16 Sedang sekedar digunakan sebagai pelengkap
2. NTT 288, 41 Tinggi ceremony kenegaraan.
3. Bali 267, 61 Sedang Fenomena menurunnya pemahaman
4. Sulawesi Selatan 281, 73 Sedang Pancasila tersebut perlu ditelusuri dan
5. Kalimantan Barat 261, 74 Sedang ditindak lanjuti. Selain itu, sudah saatnya
6. DIY 285, 47 Tinggi melakukan gerakan bersama untuk
7. DKI 258, 03 Rendah menumbuhsuburkan semangat kebangsaan
8. Sumatera Utara 261, 57 Sedang
dengan membumikan kembali Pancasila
9. Papua Barat 236, 84 Rendah
tanpa indoktrinasi. Salah satu tujuannya
Sumber: Pengukuran IKIP (2018: 37) supaya mengingat kembali pluralitas bangsa
yang telah melebur tanpa penyeragaman dan
Selain hasil penelitian di atas, survei menghilangkan identitas asli budaya dari
yang dilakukan oleh Denny JA dalam waktu masing-masing daerah.
13 tahun terakhir menunjukkan prosentase Berdasarkan paparan di atas, peneliti
publik pro Pancasila terus menurun tertarik untuk meneliti tentang proses
sebanyak sepuluh persen. Data yang didapat menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila di
menunjukan masyarakat yang pro Pancasila perguruan tinggi khususnya di Universitas
pada tahun 2005 mencapai angka 85,2 Ahmad Dahlan Yogyakarta (yang
persen. Pada tahun 2010 terjadi penurunan selanjutnya disebut UAD). Adapun alasan
menjadi 81,7 persen. Pada 2015 penilaian kuat peneliti memilih UAD sebagai tempat
masyarakat kembali menurun menjadi 79, 4 penelitian dan Dosen Pancasila serta
persen, dan pada tahun 2018 terjadi mahasiswa UAD sebagai subjek penelitian
penurunan kembali menjadi 75,3 persen karena merupakan perguruan tinggi milik
(Sakina Rakhma, 2018). persyarikatan agama Islam yang gencar
Dengan demikian dapat diartikan menanamkan nilai-nilai Pancasila pada
bahwa bahwa persepsi dan pengetahuan civitas akademiknya. Peneliti ingin
masyarakat Indonesia tentang Pancasila
mengetahui bagaimana dosen mata kuliah
sedang memasuki masa surut. Hal demikian Pancasila menginternalisasi nilai-nilai
mengingatkan bahwa diterimanya Pancasila Pancasila pada mahasiswa UAD supaya
sebagai dasar negara dan ideologi Pancasila bisa dibumikan kembali tanpa
sebenarnya bukan seperti istilah taken for adanya indoktrinasi.
gruanted. Kenyataan ini disebabkan pada
Bukan hanya pemahamannya saja tetapi makna pokok dari nilai Pancasila dalam
juga pengetahuan tentang sila-sila Pancasila kehidupan berbangsa dan bernegara yang
ada yang sama sekali tidak hafal. Hal harus membudaya. Pancasila sendiri
tersebut dibuktikan oleh hasil survei yang merupakan nilai-nilai yang sangat berharga
dilakukan oleh Unit Kerja Presiden dengan esensi unsur-unsur kemanusiaan dan
Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) nilai-nilai kodrat yang senantiasa melekat
yang mengatakan bahwa dari 100 orang pada individu yang harus diererima oleh
terdapat 24 orang yang tidak hafal setiap sila Bangsa Indonesia (Bambang Sumarjoko,
dari Pancasila (JPNN, 2018). Pelaksanaan 2013:113).
Pancasila pada masa reformasi cenderung Revitalisasi Pancasila harus
meredup serta tidak terdapat lagi istilah dilaksanakan secara konsisten dan
pengguaan propaganda Pancasila di dalam berkesinambungan supaya di dalam
praktik penyelenggaraan negara. Hal melakukan revitalisasi tersebut tidak lantas
tersebut terjadi akibat dari globalisasi yang menghilangkan esensi dari makna nilai
telah melanda bangsa ini yang membuat Pancasila itu sendiri. Pancasila yang
masyarakatnya mempunyai gaya hidup merupakan dasar pembentukan dan
hedonis. Gaya ini membuat lupa asal usul mengelola Negara Kesatuan Republik
dari mana berasal, di mana, dan untuk apa Indonesia (NKRI) harus dapat diwariskan
sebenarnya hidup. Hal tersebut membuat kepada generasi muda, salah satunya
seolah-olah membuat lupa akan bangsa yang melalui sebuah pendidikan yang
sudah dibangun dengan semangat juang dilaksanakan melalui pendidikan formal
yang tinggi tanpa memandang perbedaan (Susanto, 2016:45).
(Susanto, 2016:45). Lembaga pendidikan formal dan
Oleh karena itu, diperlukan non-formal beserta lembaga pemetintahan
revitalisasi Pancasila supaya tidak hilang harus mengaktualisasikan nilai-nilai
atau hanya sekedar slogan saja di kalangan Pancasila supaya menjadi penerang dan
generasi muda. Jangan sampai kelak penunjuk arah tercapainya tujuan negara.
Pancasila hanya sebuah sejarah atau Terlebih lagi dengan adanya perubahan
dongeng tanpa ada makna yang bisa digali yang terjadi pada masayarakat akan
dan diimplementasikan ke dalam kehidupan membuat kembali kepada jati diri sebagai
berbangsa dan bernegara. bangsa yang besar dan majemuk dengan
Untuk melakukan revitalisasi ideologi yang manaungi semua suku,
diperlukan peran dan keterlibatan dari agama, ras, golongan, dan kebudayaan yang
masyarakat melalui perbuatan nyata. Makna beraneka ragam. Selain itu, keberadaan
revitalisasi pada hakikatnya merupakan Pancasila menjadi sebuah gambaran
upaya membangkitkan kembali vitalitas atau karakter masyarakat Indonesia dengan
usaha mengembalikan posisinya kembali kemantapan pemahaman (moral knowing),
menjadi penting. Selain itu revitaliasi penghayatan (moral feeling), dan
tujuannya untuk meninjau ulang akan konsistensinya pelaksanaan (moral action)
kekuarangan apa yang sudah dilaksanakan nilai-nilai luhur Pancasila (Farida Sekti,
dan kemudian disesuaikan dengan kondisi 2016: 2).
zaman yang dinamis dalam upaya Revitalisasi diharapkan suatu spirit
memberikan manfaat bagi kehidupan. dan pondasi bagi norma hukum yang ada
Keberadaan Pancasila yang pada serta sebagai pandangan hidup bangsa. Hal
hakikatnya merupakan dasar negara (filsafat tersebut dapat membentuk moral generasi
negara) sekaligus pandangan hidup (filsafat muda yang berdasarkan falsafah Pancasila
hidup) akan memberikan konsekuensi karena revitalisasi itu sendiri mempunyai
bangsa harus mampu memahami memahami makna bahwa mengembalikan kedudukan
dengan berdoa, dan membuang sampah pada Pancasila dan berusaha untuk
tempatnya bukan dalam kelas. mengimplementasikannya ke dalam
Proses internalisasi ditemukan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan
kendala seperti dalam hal pengejawantahan wawancara terhadap sejumlah mahasiswa
nilai-nilai dari sila-sila Pancasila. Penerapan yang sudah menempuh mata kuliah
dalam kehidupan bermasyarakat yang Pancasila menyatakan tidak setuju
terkadang tidak mendapatkan respon yang mengganti idelologi Pancasila dengan
positif, serta kekonsitenansi dalam ideologi yang lain seperti halnya keberadaan
membentuk habitus untuk bersikap dan organisasi masyarakat yang ingin
bereprilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. memperjuangkan sistem khilafah. Selain itu
Adapun kendala paling signifikan adalah mahasiswa semakin memiliki rasa cinta
secara kognitif yang berupa pemahaman tanah air dan bangsa dengan wujud lebih
terhadap Pancasila serta nilai-nilai luhur aktif dalam kegiatan kenegaraan seperti
yang terkandung di dalamnnya. Pancasila partisipasi dalam pemilihan umum,
masih dipahami sebagai hafalan semata, penyampaian pendapat yang aspiratif, dan
demikian juga mata kuliah Pancasila yang kesadaran mentaati peraturan yang berlaku.
masih dianggap sebagai penggugur Keberhasilan lain dari proses internalisasi
kewajiban semata. yakni kecakapan mahasiswa dalam
Kendala-kendala tersebuat diatasi menyikapi berita di media sosial supaya
dengan berdiksusi dengan teman sesama tidak mudah terprovokasi.
pengampu mata kuliah, mengajak Dengan demikian, dapat dikatakan
mahasiswa untuk berfikir kritis, berusaha bahwa mata kuliah Pancasila berperan
untuk menjadi role model dan melakukan penting di dalam membentuk karakter
pembiasaan implementasi sila-sila mahasiswa sesuai dengan Pancasila. Peran
Pancasila, serta berusaha merubah mindset dosen dalam melakukan internalisasi
bahwa mata kuliah Pancasila bukan untuk Pancasila juga sangat penting di dalam
penggugur kewajiban semata. Oleh karena membentuk sikap mahasiswa supaya sesuai
itu, diharapkan akan tercipta generasi muda dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam
yang tidak lagi apatis terhadap Pancasila Pancasila.
tetapi menjadi generasi muda yang
senantiasa memiliki arah pandang hidupnya Kontribusi Pancasila Terhadap Masalah
berdasarkan nilai-nilai yang terkandung di Kebangsaan
dalam Pancasila. Pancasila mempunyai kedudukan
Menginternalisasikan Pancasila dan fungsi yang bermacam-macam, seperti
merupkaan suatu proses penanaman Pancasila sebagai dasar, ideologi,
Pancasila ke dalam diri seseorang untuk pandangan hidup, dasar filsafat, serta masih
membentuk pola pikir di dalam melihat banyak kedudukan dan fungsi lainnya.
makna dari nilai-nilai Pancasila (Erni Fungsi dan kedudukan Pancasila tersebut
Marlina, 2016:852). Proses kuliah di dalam tidak berdiri sendiri-sendiri melainkan
kelas pada mata kuliah Pancasila diharapkan merupakan satu kesatuan. Kesemua fungsi
dapat membentuk pola fikir mahasiswa ini apabila menurut Kaelan (2002:46) akan
UAD supaya sejalan dengan nilai-nilai yang kembali pada kedudukan dan fungsi
terkandung di dalam Pancasila. Hal tersebut Pancasila yaitu sebagai dasar filsafat negara
terbukti ketika peneliti melakukan dan sebagai pandangan hidup Bangsa
wawancara kepada sejumlah mahasiswa Indonesia. Akan tetapi dalam berdasarkan
yang telah menempuh mata kuliah ini perjalanan eksistensi pancasila mengalami
mengatakan bahwa mereka lebih memahami berbagai macam intepretasi dan manipulasi
lagi makna yang terkandung di dalam politik yang dilakukan oleh penguasa untuk