Anda di halaman 1dari 15

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DI PERGURUAN TINGGI

Dwi Riyanti1, Danang Prasetyo2


1
MKI PPKn Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
2
MKDU PPKn STIPRAM Ambarrukmo Yogyakarta
email : dwiriyanti.ysu@gmail.com

Naskah diterima: 12/03/2019 revisi: 09/09/2019 disetujui: 11/10/2019

Abstrak
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui proses internalisasi nilai-nilai Pancasila di
perguruan tinggi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Universitas Ahmad Dahlan yang ditujukan
pada mata kuliah Pancasila dengan menentukan subjek penelitian menggunakan teknik
puposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi
serta menggunakan teknis analisis data menggunakan trianggulasi sumber. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan mata kuliah Pancasila lebih efektif menggunakan
pendekatan kontektual dengan mengembangkan potensi akademik, menyiapakan hidup
berdampingan di masyarakat, dan membangun budaya hidup sesuai nilai Pancasila. Adapun
caranya melakukan internalisasi dan revitalisasi Pancasila dengan cara: (1) memberikan
pengetahuan tentang Pancasila sebagai ideologi negara sehingga mahasiswa menolak ideologi
selain Pancasila. (2) memberikan contoh teladan seperti disiplin, sikap toleran, dan sikap
religius. (3) kunjungan ke Kampung Pancasila di Yogyakarta untuk belajar keberhasilan
membudayakan hidup berdasarkan nilai Pancasila. (4) aksi nyata aktualisasi nilai-nilai
Pancasila dengan kegiatan bakti sosial.
Kata kunci: internalisasi, pancasila, perguruan tinggi

INTERNALIZATION OF PANCASILA VALUES IN HIGHER EDUCATION

Abstract
This study intends to find out the process of internalizing Pancasila values in tertiary
institutions. This research is a descriptive study using a qualitative approach. This research
was conducted at Ahmad Dahlan University aimed at the Pancasila course by determining
research subjects using puposive sampling techniques. Data collection techniques using
interviews and documentation and using data analysis techniques using triangulation of
sources. The results of this study indicate that the implementation of the Pancasila course is
more effective using a contextual approach by developing academic potential, preparing to
live side by side in the community, and building a culture of living according to Pancasila
values. The way to internalize and revitalize Pancasila by: (1) providing knowledge about
Pancasila as a state ideology so that students reject ideologies other than Pancasila. (2)
provide exemplary examples such as discipline, tolerance, and religious attitude. (3) visit to
the Pancasila Village in Yogyakarta to learn the success of civilizing life based on the values
of Pancasila. (4) concrete actions to actualize Pancasila values with social service activities.
Keywords: internalization, pancasila, higher education.

Copyright © 2019, Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan


Avaliable online at : http://e-journal.unipms.ac.id/index.php/citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740
Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

PENDAHULUAN Saat ini banyak masyarakat yang


justru bersikap sinis, phobia, bahkan dengan
Mahfud (2011:31) menyatakan bahwa
mudahnya melecehkan Pancasila baik secara
apabila berdasarkan Pancasila mestinya
verbal maupun subtansial. Sebagaimana
masyarakat Indonesia dapat menyadari
dikemukakan Mahfud MD yang merupakan
kalau perbedaan bukan merupakan hal yang
anggota Dewan Pengarah Unit Kerja
perlu untuk diperdebatkan dan dirisaukan
Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila
apalagi menilai perbedaan itu merupakan
(UKP-PIP) meyatakan bahwa setelah
hal yang harus diberangus dan
reformasi kesadaran tentang Pancasila dan
diseragamkan. Justru dengan perbedaan
konstitusi sudah mulai berkurang di
tersebut harus saling bersinergi satu sama
masyarakat (Fabian Januarius, 2017). Selain
lain supaya menjadi sumber kekuatan bagi
itu, terdapat contoh lain yakni kasus
Bangsa Indonesia untuk menyatukan
pelecehan terhadap Pancasila. Kasus ini
keanekaragaman yang ada di dalamnya.
dilakukan oleh seorang remaja berusia 14
Pancasila merupakan ideologi, dasar
tahun di Kabupaten Malang yang saat ini
negara, dan dasar falsafah bangsa negara.
kasusnya sedang ditangani kepolisian
Selain itu Pancasila merupakan sebuah
setempat untuk membina remaja tersebut.
warisan kejeniusan dari proses filsafati para
Remaja tersebut mengatakan bahwa
founding father. Penjelasan Archipelago
kenalan, pacaran, berhubungan seksual,
dalam buku Yudilatif (Negara Paripurna,
hamil, dan melahirkan merupakan Pancasila
2012:2) menjelaskan bahwa Pancasila
(Andi Harti, 2018). Bahkan ada stigma
merupakan warisan dari nusantara yang
dalam memberikan Pendidikan Pancasila di
sesuai dengan karakteristik alam yang
sekolah atau di lembaga pendidikan
terdapat lautan luas yang berisi gugusan
dianggap gagal dalam memeperbaiki kondisi
pulau-pulau. Adanya hal tersebut dapat
masyarakat. Penilaian ini didasarkan dengan
diartikan bahwa Pancasila merupakan
semakin maraknya perilaku menyimpang
rekontruksi dari bermacam-macam suku,
yang jauh dari pedoman moral Pancasila.
adat, budaya, ras, serta agama yang ada di
Sultan HB X (2014: xxi)
Indonesia tanpa mengkerdilkan salah
mengemukakan bahwa saat ini aktualisasi
satunya.
Pancasila jarang dibicarakan oleh organisasi
Secara de facto dan de jure, Pancasila
sosial dan politik, karena tujuan utama
sudah menjadi ideologi dan dasar negara.
mereka adalah untuk mencapai keuasaan
Secara de facto Pancasila digali dari proses
dan kekayaan. Hal ini merupakan problem
kehidupan masyarakat Indonesia yang sudah
yang hadapi setelah reformasi adalah
ada sejak jaman sebelum nama Pancasila
menurunnya semangat kebangsaan dan
hadir, hal ini biasa disebut sebagai causa
mengendurnya pemahaman Pancasila
materialis. Oleh karena itu, Pancasila bukan
meskipun telah berumur lebih dari 74 tahun.
merupakan ideologi yang tiba-tiba muncul
Semestinya dengan umur yang semakin tua
dengan memerlukan penyesuaian, tetapi
semakin matang dan dewasa, tetapi pada
Pancasila sudah menjadi satu kesatuan dari
kenyataannya Pancasila semakin tergerus
jiwa masyarakat Indonesia. Secara de jure,
oleh perkembangan zaman dan arus
Pancasila menjadi ideologi dan dasar negara
globalisasi yang semakin masif.
sejak sehari setelah kemerdekaan yakni
Keberadaan ideologi Pancasila seolah-
tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI. Sejak
olah justru ‘dirongrong’ oleh bangsanya
ditetapkannya secara de jure, maka sudah
sendiri. Sebagai contoh dengan membuat
menjadi konsensus bagi bangsa untuk
Pancasila hanyalah sebagai simbol
dipahami, dihayati dan diamalkan dalam
ceremony upacara di hari senin dan hari-hari
kehidupan.
besar kebangsaan lainnya tanpa dipahami

83 | Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

apalagi diterapkan dalam kehidupan sehari- masa tertentu ada di mana Pancasila melekat
hari, khususnya oleh generasi muda. Selain kuat pada benak masyarakat, akan tetapi ada
itu semakin banyak ideologi dari luar yang juga masa pemahaman Pancasila mulai
masuk ke Indonesia yang semakin membuat mengalami penurunan (As’ad Said, 2009:3).
Pancasila terpinggirkan, bahkan tidak Pemahaman mahasiswa terhadap
menutup kemungkinan ideologi Pancasila Pancasila mulai berkurang, bahkan ada yang
akan hilang dari jiwa generasi muda. tidak hafal isi dari sila-sila Pancasila.
Terlebih lagi adanya hasil penelitian IKIP Kenyataan ini membuat aktualisasi nilai
(Indeks Ketahanan Nasional Ideologi Pancasila dalam kehidupan akan sangat sulit
Pancasila) yang menunjukkan bahwa dari terwujud. Padahal mahasiswa yang notabene
sembilan provinsi di Indonesia terdapat 2 generasi penerus bangsa yang merupakan
provinsi dengan nilai rendah. Adapun hasil garda terdepan penerus cita-cita para pendiri
penelitian tersebut disajikan pada tabel di bangsa sangatlah diharapkan peran sertanya
bawah ini: dalam membumikan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
Tabel 1. Hasil Pengukuran IKIP 9 Provinsi dilakukan supaya Pancasila tidak dianggap
NO. Provinsi Nilai Kategori sebagai ideologi kuno dan usang yang hanya
1. Maluku 268, 16 Sedang sekedar digunakan sebagai pelengkap
2. NTT 288, 41 Tinggi ceremony kenegaraan.
3. Bali 267, 61 Sedang Fenomena menurunnya pemahaman
4. Sulawesi Selatan 281, 73 Sedang Pancasila tersebut perlu ditelusuri dan
5. Kalimantan Barat 261, 74 Sedang ditindak lanjuti. Selain itu, sudah saatnya
6. DIY 285, 47 Tinggi melakukan gerakan bersama untuk
7. DKI 258, 03 Rendah menumbuhsuburkan semangat kebangsaan
8. Sumatera Utara 261, 57 Sedang
dengan membumikan kembali Pancasila
9. Papua Barat 236, 84 Rendah
tanpa indoktrinasi. Salah satu tujuannya
Sumber: Pengukuran IKIP (2018: 37) supaya mengingat kembali pluralitas bangsa
yang telah melebur tanpa penyeragaman dan
Selain hasil penelitian di atas, survei menghilangkan identitas asli budaya dari
yang dilakukan oleh Denny JA dalam waktu masing-masing daerah.
13 tahun terakhir menunjukkan prosentase Berdasarkan paparan di atas, peneliti
publik pro Pancasila terus menurun tertarik untuk meneliti tentang proses
sebanyak sepuluh persen. Data yang didapat menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila di
menunjukan masyarakat yang pro Pancasila perguruan tinggi khususnya di Universitas
pada tahun 2005 mencapai angka 85,2 Ahmad Dahlan Yogyakarta (yang
persen. Pada tahun 2010 terjadi penurunan selanjutnya disebut UAD). Adapun alasan
menjadi 81,7 persen. Pada 2015 penilaian kuat peneliti memilih UAD sebagai tempat
masyarakat kembali menurun menjadi 79, 4 penelitian dan Dosen Pancasila serta
persen, dan pada tahun 2018 terjadi mahasiswa UAD sebagai subjek penelitian
penurunan kembali menjadi 75,3 persen karena merupakan perguruan tinggi milik
(Sakina Rakhma, 2018). persyarikatan agama Islam yang gencar
Dengan demikian dapat diartikan menanamkan nilai-nilai Pancasila pada
bahwa bahwa persepsi dan pengetahuan civitas akademiknya. Peneliti ingin
masyarakat Indonesia tentang Pancasila
mengetahui bagaimana dosen mata kuliah
sedang memasuki masa surut. Hal demikian Pancasila menginternalisasi nilai-nilai
mengingatkan bahwa diterimanya Pancasila Pancasila pada mahasiswa UAD supaya
sebagai dasar negara dan ideologi Pancasila bisa dibumikan kembali tanpa
sebenarnya bukan seperti istilah taken for adanya indoktrinasi.
gruanted. Kenyataan ini disebabkan pada

Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi | 84


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

yaitu internalisasi nilai-nilai Pancasila.


Pemilihan secara porpose sampling
METODE
mempertimbangkan subjek yang
Jenis Penelitian mengetahui permasalahan penelitian dengan
Jenis penelitian ini adalah penelitian kriteria: pertama, mereka yang terlibat
deskriptif dengan menggunakan pendekatan secara langsung dalam meninternalisasikan
kualitatif, karena sasarannya adalah mencari nilai-nilai Pancasila kepada mahasiswa
atau menggali tentang proses UAD serta yang menjadi sasaran dari
menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila pendidikan Pancasila tersebut. Berdasarkan
pada mahasiswa UAD. Penelitian kualitatif kriteria tersebut, peneliti mengambil subjek
dimulai dengan menggunakan asumsi dan berikut ini: Koordinator MKI (Mata Kuliah
penggunaan kerangka penafsiran secara Institusional) Pancasila, Dosen mata kuliah
teoretis yang membentuk atau kelompok Pancasila, serta mahasiswa UAD yang
pada suatu permasalahan sosial atau menempuh mata kuliah Pancasila.
manusia (Creswell, 2015:59). Prosedur Data, Intrumen, dan Teknik
kualitatif mengandalkan pengolahan data Pengumpulan Data
yang berupa teks dan dokumen, memiliki
prosedur yang unik dalam analisis datanya, Untuk mendapatkan gambaran dan
informasi yang jelas mengenai internalisasi
serta bersumber dari strategi penelitian yang
Pancasila di Perguruan tinggi khususnya di
berbeda-beda (Creswell, 2016:245).
UAD, peneliti memilih dan menentukan
Waktu dan Tempat Penelitian subjek penelitian. Dalam penetuan subjek
Penelitian ini dilakukan di UAD yang penelitian ini menggunakan teknik sampel
ditujukan pada mata kuliah Pancasila. bertujuan (purposive sampling) yang
Alasan dilakukan penelitian pada mata menurut (Creswell, 2015: 217) adalah
kuliah tersebut adalah untuk mengungkap peneliti memilih subjek penelitian yang
peranan dosen Pancasila dalam secara spesifik dapat memberikan gambaran
menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila tentang masalah penelitian yang akan
pada mahasiswa. Tujuannya supaya diteliti. Kriteria pemilihan secara perpose
mahasiswa dapat memahami dan sampling adalah dengan mempertimbangkan
mengimplementasikan Pancasila dalam subjek penelitian yang mengetahui
kehidupan sehari-hari yang kemudian dapat permasalahan yaitu sebagai berikut.
mengimplementasikan dalam kehidupan 1. Koordinator MKI (Mata Kuliah
berbangsa dan bernegara. Alasan dipilihnya Institusional) Pancasila untuk mengetahui
dosen Pancasila dan mahasiswa UAD dasar terdapat mata kuliah yang
karena ingin menginternalisasikan nilai-nilai tergabung dalam MKI;
Pancasila tanpa indoktrinasi melalui mata 2. Dosen mata kuliah Pancasila untuk
kuliah Pancasila. Penelitian ini dilakukan mengetahui internalisasi Pancasila di
pada bulan Februari sampai Agustus 2019. UAD;
3. Mahasiswa UAD yang menempuh mata
Subjek Penelitian kuliah Pancasila untuk mengetahui
Peneliti di dalam menentukan subjek bagaimana proses internalisasi Pancasila
penelitian menngunakan teknik sampel di UAD.
bertujuan (purposive sampling) yang Teknik pengumpulan data yang
menurut Creswell (2015:) dimana peneliti digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
memilih subjek penelitian yang secara berikut.
spesifik dapat memberikan gambaran Pertama, teknik wawancara yang
tentang masalah penelitian yang akan diteliti digunakan dalam penelitian ini adalah

85 | Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

wawancara terstruktur. Peneliti menetapkan tetapi tidak boleh dilakukan kritikan


terlebih dahulu temuan masalah dan (Dawam Raharjo, 2015). Pada awalnya
pertanyaan dasar yang akan diajukan kepada Pancasila hadir sebagai dasar negara untuk
subjek yang akan diwawancarai. Hasil Indonesia, sehingga para founding father
wawancara tersebut dijadikan data primer dalam memilih Pancasila pada saat itu
yang didapat dari subjek penelitian yang merupakan sebuah konsensus politik
telah ditentukan. Wawancara dalam (political consensus) yang dinamakan
penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan ideologi (Rizal Mustansyir, 2017:42). Dari
data mengenai sejauh mana internalisasi konsensus tersebut melahirkan sebuah
Pancasila yang dilakukan oleh dosen mata kesepakatan bersama bahwa Pancasila
kuliah Pancasila di UAD serta sejauh mana merupakan way of life.
mahasiswa mehamaminya. Konsensus tersebut juga mendasari
Kedua, teknik dokumentasi pada masyarakat dari Sabang sampai Merauke
penelitian ini digunakan untuk penunjang untuk menjadi satu bangsa dalam wadah
dan pelengkap dari data primer yaitu dari Negara Kesatuan Republik Indoensia
wawancara. Dokumentasi diambil untuk (NKRI). Untuk mendukung konsesnsus
data-data serta catatan-catatan yang tersebut dirumuskan lima nilai yang
berkaitan dengan dasar dalam pelaksanaan memang sudah didukung dan disetujui oleh
mata kuliah Pancasila di UAD. semua pihak. Konsensus tersebut
merupakan nilai yang sangat dasar untuk
Teknik Analisis Data
dijadikan tujuan pembangunan bangsa dan
Peneliti dalam memeriksa keabsahan untuk acuan kebijakan negara. Oleh karena
data menggunakan trianggulasi sumber. itu, Pancasila menjadi cita-cita Bangsa
Trianggulasi sumber menggunakan data Indonesia tentang masayarakat yang baik
informasi yang berbeda-beda dengan karena keberadaan nilai-nilai yang
menngunakan bukti-bukti yang berasal dari terkandung dalam Pancasila akan
sumber tersebut dan digunakan untuk diimplementasikan ke dalam praktik-praktik
membangun justifikasi tema-tema secara kenegaraan termasuk kebijakan politik
koheren (Creswell, 2016:269). Peneliti (Franz Magnis Suseno, 2011:118).
membandingkan hasil wawancara antara Wahyudi dalam Jihad Wada
subjek penelitian yang satu dengan yang (2014:143) menyatakan bahwa Pancasila
lain. Teknik analisis data pada penelitian ini merupakan sebuah konsepsi politis yang
menggunakan teknik analisis data yang merupakan rumpun moral (nilai). Pancasila
dikemukakan oleh Miles dan Huberman sebagai dasar negara mampu menjadi cara
(1994:10-12) adalah menggunakan reduksi pandang Bangsa Indoensia yang memiliki
data, penyajian data, dan menarik ciri khusus dalam hubungan politik.
kesimpulan. Pancasila memang harus mampu dijadikan
HASIL DAN PEMBAHASAN pedoman dalam membedakan cara
berpolitik lainnya. Hal tersebut mempunyai
Revitalisasi Pancasila manfaat dalam kehidupan politik seperti
Pancasila dianggap sebagai ideologi menawarkan jalan keluar menghindari
yang sudah final dan terkesan tidak bisa lagi negara yang bersifat otoriter. Selain itu
untuk diotak atik secara kritis. Oleh karena mampu mengembangkan konsep
itu, Pancasila seolah-olah terkesan tertutup masyarakat yang pluralisme sebagai ciri
oleh pengembangan pemikiran padahal khas dari kebudayaan politik yang
masyarakat Indonesia dan dunia selalu demokratis.
mengalami perkembangan dan perubahan. Sekarang ini pemahaman tentang
Kesannya Pancasila boleh dibanggakan nilai-nilai Pancasila mengalami degradasi.

Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi | 86


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

Bukan hanya pemahamannya saja tetapi makna pokok dari nilai Pancasila dalam
juga pengetahuan tentang sila-sila Pancasila kehidupan berbangsa dan bernegara yang
ada yang sama sekali tidak hafal. Hal harus membudaya. Pancasila sendiri
tersebut dibuktikan oleh hasil survei yang merupakan nilai-nilai yang sangat berharga
dilakukan oleh Unit Kerja Presiden dengan esensi unsur-unsur kemanusiaan dan
Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) nilai-nilai kodrat yang senantiasa melekat
yang mengatakan bahwa dari 100 orang pada individu yang harus diererima oleh
terdapat 24 orang yang tidak hafal setiap sila Bangsa Indonesia (Bambang Sumarjoko,
dari Pancasila (JPNN, 2018). Pelaksanaan 2013:113).
Pancasila pada masa reformasi cenderung Revitalisasi Pancasila harus
meredup serta tidak terdapat lagi istilah dilaksanakan secara konsisten dan
pengguaan propaganda Pancasila di dalam berkesinambungan supaya di dalam
praktik penyelenggaraan negara. Hal melakukan revitalisasi tersebut tidak lantas
tersebut terjadi akibat dari globalisasi yang menghilangkan esensi dari makna nilai
telah melanda bangsa ini yang membuat Pancasila itu sendiri. Pancasila yang
masyarakatnya mempunyai gaya hidup merupakan dasar pembentukan dan
hedonis. Gaya ini membuat lupa asal usul mengelola Negara Kesatuan Republik
dari mana berasal, di mana, dan untuk apa Indonesia (NKRI) harus dapat diwariskan
sebenarnya hidup. Hal tersebut membuat kepada generasi muda, salah satunya
seolah-olah membuat lupa akan bangsa yang melalui sebuah pendidikan yang
sudah dibangun dengan semangat juang dilaksanakan melalui pendidikan formal
yang tinggi tanpa memandang perbedaan (Susanto, 2016:45).
(Susanto, 2016:45). Lembaga pendidikan formal dan
Oleh karena itu, diperlukan non-formal beserta lembaga pemetintahan
revitalisasi Pancasila supaya tidak hilang harus mengaktualisasikan nilai-nilai
atau hanya sekedar slogan saja di kalangan Pancasila supaya menjadi penerang dan
generasi muda. Jangan sampai kelak penunjuk arah tercapainya tujuan negara.
Pancasila hanya sebuah sejarah atau Terlebih lagi dengan adanya perubahan
dongeng tanpa ada makna yang bisa digali yang terjadi pada masayarakat akan
dan diimplementasikan ke dalam kehidupan membuat kembali kepada jati diri sebagai
berbangsa dan bernegara. bangsa yang besar dan majemuk dengan
Untuk melakukan revitalisasi ideologi yang manaungi semua suku,
diperlukan peran dan keterlibatan dari agama, ras, golongan, dan kebudayaan yang
masyarakat melalui perbuatan nyata. Makna beraneka ragam. Selain itu, keberadaan
revitalisasi pada hakikatnya merupakan Pancasila menjadi sebuah gambaran
upaya membangkitkan kembali vitalitas atau karakter masyarakat Indonesia dengan
usaha mengembalikan posisinya kembali kemantapan pemahaman (moral knowing),
menjadi penting. Selain itu revitaliasi penghayatan (moral feeling), dan
tujuannya untuk meninjau ulang akan konsistensinya pelaksanaan (moral action)
kekuarangan apa yang sudah dilaksanakan nilai-nilai luhur Pancasila (Farida Sekti,
dan kemudian disesuaikan dengan kondisi 2016: 2).
zaman yang dinamis dalam upaya Revitalisasi diharapkan suatu spirit
memberikan manfaat bagi kehidupan. dan pondasi bagi norma hukum yang ada
Keberadaan Pancasila yang pada serta sebagai pandangan hidup bangsa. Hal
hakikatnya merupakan dasar negara (filsafat tersebut dapat membentuk moral generasi
negara) sekaligus pandangan hidup (filsafat muda yang berdasarkan falsafah Pancasila
hidup) akan memberikan konsekuensi karena revitalisasi itu sendiri mempunyai
bangsa harus mampu memahami memahami makna bahwa mengembalikan kedudukan

87 | Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

dan fungsi peranan (Abdullah Taufik, Kecamatan Piyungan, Bantul, Daerah


2015:50). Istimewa Yogyakarta 55792. Setelah
Revitaliasi Pancasila dalam melakukan kegiatan bakti sosial, mahasiswa
penelitian ini dengan menginternalisasikan diminta memaparkan hasil kegiatannya di
Pancasila melalui mata kuliah Pendidikan depan kelas untuk menyampaikan cerita dan
Pancasila di dalam kelas. Alasan penerapan pengalaman yang diperoleh. Paparan
cara ini disebabkan karena hampir semua pengalaman tersebut akan menggugah rasa
negara menempatkan pendidikan sebagai kepedulian terhadap sesama, empati, dan
perioritas utama dalam pembangunan perasaan bahagia apabila mampu membantu
nasional. Sumber daya manusia yang dan meringankan beban orang lain. Selain
berkualitas merupakan produk dari suatu itu mahasiswa dapat memetik hikmah
pendidikan, hal ini mampu menjadi tolok kehidupan untuk lebih lebih bersyukur
ukur kemajuan dan keberhasilan suatu terhadap apa yang dimiliki saat ini setelah
negara (Chairiyah, 2014:59). melihat langsung masih banyak orang lain
Revitalisasi Pancasila di UAD yang masih membutuhkan bantuan orang
melalui proses kuliah yang memberikan lain.
tugas kepada mahasiswa dengan aksi nyata Kegiatan lain yang menjadi tugas
pengamalan nilai-nilai Pancasila. Wujud dalam mata kuliah Pancasila dengan
nyata tersebut dilakukan dengan adanya melakukan kunjungan ke Kampung
kegiatan bakti sosial oleh mahasiswa Pancasila yang beralamat di Gowongan RT
semester II yang menempuh mata kuliah 06 RW 26, Kecamatan Jetis, Kota
Pancasila. Adapun bakti sosial tersebut Yogyakarta. Ilmu yang didapatkan dari hasil
dilaksanakan di Panti Asuhan Anak kunjungan berupa sejarah Kampung
Tauhidul Ummah yang berlokasi di Jalan Pancasila dan aktualisasi Pancasila di
Ketulan, Bulus I, Candibinangun, Pakem, kampung tersebut. Keberadaan Kampung
Sleman Yogyakarta 55582. Panti asuhan Pancasila tidak identik dengan simbol-
tersebut terdapat sekitar dua puluh anak simbol seperti monumen atau tugu
dengan jenjang pendidikan mulai dari Pancasila, slogan atau tulisan tentang
Taman Kanak Kanak sampai dengan Pancasila, tetapi kampung ini kental dengan
Sekolah Menengah Pertama. aktualisasi Pancasila secara nyata dalam
Sebelum memberikan bantuan, kehidupan sehari-hari. Aktualisasinya
mahasiswa melakukan survei ke panti melalui sikap toleransi antar pemeluk
asuhan tersebut untuk mengetahui keadaan beragama yang beragam, gotong royong
dan kekurangan sehingga mengetahui jenis yang terprogram, sikap toleransi terhadap
barang yang dibutuhkan supaya bantuan perbedaan pandangan politik. Hal lain yang
yang diberikan bermanfaat. Selanjutnya spesial bahwa di kampung tersebut anak-
mahasiswa akan melakukan penggalangan anak sudah dilatih sejak dini untuk
dana yang berasal dari mahasiswa dan dosen mengenal Pancasila melalui permainan-
untuk dibelanjakan perlengkapan mandi, permainan edukatif Adapun permainannya
cuci, sembako, dan juga alat tulis. Pada saat seperti bermain tebak-tebakan mengenal
penyerahan bantuan disertai dengan acara pulau-pulau di Indonesia, bernyanyi lagu-
buka puasa bersama dengan anak panti lagu daerah, mengenal suku dan budaya,
asuhan. mengenal pakaian adat yang ada di
Kegiatan lain sebagai wujud Indoensia, dan menciptakan nyayian untuk
aktualisasi Pancasila dengan dilakukannya Indoenesia yang diberi judul Gita Patria.
kegiatan berbagi nasi kotak di tempat
pembuangan akhir sampahn yang beralamat
di Dusun Ngablak, Kelurahan Sitimulyo,

Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi | 88


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

Adanya temuan tersebut membuktikan


Internalisasi Pancasila Melalui Mata bahwa Pancasila mengalami degradasi di
Kuliah Pancasila dalam mengimplementasikan di kehidupan
Hadirnya Keputusan Presiden berbangsa dan bernegara.
Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Pendidikan merupakan sarana
Tentang Hari Lahir Pancasila telah terbaik untuk memberikan pengetahuan
menetapkan tanggal 1 Juni 1945 sebagai pada peserta didik tentang apa yang harus
Hari Lahir Pancasila tidak membuat serta mereka ketahui. Pendidikan yang berhasil
merta Pancasila sudah terinternalisasi secara bukan hanya terpatok pada sebuah angka di
konsisten ke dalam diri negara Indonesia. dalam suatu penilaian, tetapi juga output
Banyak generasi muda yang tidak paham yang berupa sikap setelah mengikuti
mengenai Pancasila. Penafsiran Pancasila serangkaian proses pendidikan di dalam
pun terkadang masih tergantung pada pendidikan formal.
penguasa. Internalisasi Pancasila sudah Upaya menginternalisasikan
diupayakan semenjak tahun 1960 pada saat Pancasila sangat didukung dengan
pemerintahan Presiden Pertama Ir. Soekarno diterbitkannya Undang-undang No. 12
dalam kerangka Nation and Character Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
Building. Upaya ini dilakukan untuk meng- Pengutannya terdapat pada pasal 35 ayat 3,
Indonesiakan masyarakat dengan pedoman dimana ditegaskan bahwa kewajiban muatan
visi dan misi politik pada masa itu, sehingga kurikulum di perguruan tinggi yang harus
bahan-bahan pengetahuan dan pelajaran memuat empat mata kuliah wajib yang salah
pada pendidikan formal yang diberikan satunya tentang mata kuliah Pancasila.
bukan hanya tentang Pancasila dan UUD Selanjutnya, kebijakan penyelanggaraan
1945 tetapi juga berisi pandangan politik mata kuliah Pancasila ditegaskan kembali
pada masa itu (Bunyamin Maftuh, 2008: dalam Surat Edaran Menteri Riset,
135). Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor.
Hal tersebut seolah-olah terjadi 03/M/SE/VIII/2017 tanggal 24 Agustus
indoktrinasi politik dengan menggunakan 2017 tentang penguatan Pendidikan
Pancasila yang dilakukan oleh penguasa. Pancasila dan mata kuliah wajib umum pada
Indoktrinasi tersebut berlanjut pada saat era pendidikan tinggi. Pada nomor 4 (empat)
Presiden Soeharto yang identik dengan dijelaskan bahwa untuk mewujudkan
istilah Orde Baru berkuasa, meski dengan generasi bangsa Indonesia yang berkarakter
dalih ingin memurnikan kembali Pancasila tangguh, cinta tanah air, bela negara serta
melalui pendidikan formal dengan mampu meningkatkan jati diri bangsa, maka
menggunakan Pedoman Penghayatan dan pendidikan Mata Kuliah Wajib Umum
Pengamalan Pancasila (P4) tetapi yang (MKWU) diperkuat sebagai salah satu
terjadi yang pada kenyataannya justru komponen pembentuk budaya bangsa.
keberadaan Pancasila dibuat menjadi sakral Sehubungan hal-hal tersebut di atas,
yang tidak dapat ditafsirkan selain oleh dengan ini menginstruksikan kepada
penguasa pada saat itu. perguruan tinggi untuk mengintegrasikan
Pada era reformasi Pancasila seolah- dan menginternalisasikan muatan nilai
olah telah memudar eksistensinya Pancasila, moral kebangsaan serta budaya
dikalangan generasi milenial. Hal tersebut nasional dalam proses pembelajaran setiap
dibuktikan ketika dilakukan wawancara oleh mata kuliah dan kegiatan kemahasiswaan
peneliti kepada beberapa mahasiswa di sebagai bagian dari bela negara.
bulan Februari 2018 masih ada yang tidak Hasil penelitian ini menunjukan
paham mengenai Pancasila dan bahkan ada bahwa pelaksanaan mata kuliah Pancasila
yang tidak hafal isi dari sila-sila Pancasila. diperkuat dengan Surat Keputusan Rektor

89 | Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

Universitas Ahmad Dahlan Nomor 96 bersifat objektif seperti, sejarah, rumusan,


Tahun 2015 tetang Mata Kuliah sifat, isi, bentuk, serta sususan Pancasila.
Instutisional di Universitas Ahmad Dahlan. Apabila menelusuri konsep ini,
Pelaksanaan mata kuliah Pancasila wajib mahasiswa UAD sudah mengetahui tentang
dilakukan disemua program studi, namun sejarah Pancasila. Mereka dapat
tidak harus diberikan di semester gasal atau menjelaskan latar belakang terbentuknya
genap. Pelaksanaanya tergantung dari Pancasila serta mereka juga mengetahui dan
fakultas masing-masing menyesuaikan hafal susunan isi dari sila-sila Pancasila.
sumber daya yang ada. setelah mengikuti perkuliahan menjadi lebih
Pancasila sebagai pengetahuan dalam lagi mengetahui tentang sejarah
ilmiah-filosofis dapat dipahami dengan lahirnya Pancasila.
menggunakan sisi verbalis, konotatif, dan Kedua, dengan menjawab pertanyaan
denotatif. Pengetahuan secara verbalis ilmiah “mengapa”, sehingga pengetahuan
merupakan pemahaman Pancasila dari aspek yang didapatkan merupakan pengetahuan
rangkaian kata-kata yang diucapkan seperti yang bersifat normatif berisi petunjuk atau
hafalan sila-sila dari Pancasila. Pengetahuan norma, sehingga pengetahuan yang
secara konotatif merupakan upaya untuk didapatkan bersifat kausal. Maksudnya
memahami Pancasila menggunakan metode bahwa pengetahuan yang memberikan
ilmiah dengan menggunakan metode. jawaban tentang sebab-akibat serta asal
Sedangkan pengetahuan secara denotatif mula terjadinya suatu pengetahuan
adalah pemahaman Pancasila yang berkaitan terjadinya Pancasila.
dengan fakta dan realita yang menunjukan Mahasiswa UAD yang menempuh
adanya perwujudtan nilai-nilai Pancasila di mata kuliah ini notabene merupakan
dalam perbuatan kehidupan berbangsa dan mahasiswa baru (semester 1 atau 2) dalam
bernegara (Rukiyati, 2016:15). tahab ini pada awalnya belum mengetahui
Pemahaman mahasiswa UAD tentang sebab dan asal mula terjadinya
terhadap ideologi Pancasila sudah relatif Pancasila. Setelah mengikuti perkulilahan
baik meskipun masih ada yang perlu menjadi paham tentang sebab dan asal mula
diperkuat jelas di dalam memahami apa itu Pancasila. Mahasiswa bisa menjelaskan
Pancasila. Mereka sudah hafal isi dari sila- bahwa Pancasila itu diambil dari kehidupan
sila Pancasila tetapi mereka kurang asli Bangsa Indoensia (causa materialis).
memahami makna sila-sila Pancasila. Ketiga, dengan menjawab
Keadaan ini memerlukan peran dosen dalam pertanyaan ilmiah “ke mana”, sehingga
menginternalisasikan, sehingga dapat pengetahuan yang diperoleh merupakan
membantu mahasiswa memahami Pancasila normatif tentang pengetahuan yang berupa
sampai pada tingkat pengetahuan seacra norma yang sebelumnya dilakukan
denotatif. pengkajian lebih dahulu hal-hal yang selalu
Kaelan (2002:40-41) menyatakan terjadi hingga menjadi norma. Hal tersebut
bahwa dalam mempelajari Pancasila juga diterapkan di dalam Pancasila yang
diperoleh pengetahuan ilmiah yang terdiri normanya dihormati, dipahami, dan
dari empat tingkatan yaitu sebagai berikut. diamalkan. Norma-norma yang dapat
Pertama, dengan menjawab pertanyaan dilaksanakan dari Pancasila adalah norma
ilmiah yaitu “bagaimana”, sehingga akan hukum, norma etis, norma religius, dan
dieproleh pengetahuan ilmiah yang norma estetis.
mempunyai sifat deskriptif yang Pada saat proses perkuliahan dosen
memberikan penjelasan tanpa disertai menjelaskan secara rinci norma-norma yang
adanya kepentingan pribadi sehingga ada di dalam Pancasila dan cara
menginternalisasikannya di dalam dan di

Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi | 90


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

luar kelas. Dalam menginternalisasikan di intrumental pelaksanaan Pancasila sebagai


dalam kelas dosen memberikan penjelaskan dasar negara.
kemudian di implemetasikan atau dengan Dengan adanya pembelajaran di
memberikan contoh kepada mahasiswa kelas pada mata kuliah Pancasila dapat
tentang hal-hal kecil seperti membuang dilihat bahwa mahasiswa semakin paham
sampah di tempat sampah dan berhenti tentang Pancasila. Bukan hanya sekedar
menenrangkan ketika terdengar suara adzan. paham tetapi juga mahasiswa berusaha
Hal tersebut diharapkan dapat memberikan untuk mengimplementasikannya di
keteladan kepada mahasiwa bahwa kehidupan sehari-hari. Meskipun terdapat
kebersihan merupakan tanggung jawab kendala di dalam pembelajaran Pancasila di
individu dan ketika ada adzan harus berhenti dalam kelas, namun mahasiswa bisa
sejenak dalam melakukan aktivitas. Dengan mengatasinya dengan pembelajaran secara
demikian, secara tidak langsung mahasiswa mandiri dan bertanya kepada dosen yang
sudah memahami tentang norma yang ada di bersangkutan.
dalam Pancasila dan sudah melakukan Sebagai upaya membangun karakter
implementasi tentang norma tersebut. bangsa memang diperlukan proses
Keempat, dengan menjawab internalisasi nilai-nilai yang terdapat di
pertanyaan “apa”, maka akan diperoleh dalam Pancasila secara konsekuen dan terus
pengetahuan tentang hakikat yang sudah menerus, sehingga nilai-nilai luhur yang ada
dinyatakan yang harus dibahas sedalam- di dalam Pancasila termanifestasi atau
dalamnya mengenai isi dari sila-sila, unsur- terejawantahkan ke dalam pribadi setiap
unsur yang mungkin ada dengan masyarakat Indonesia (Sutan Syahrir,
menggunakan pembahasan filsafat 2016:110).
Pancasila. Untuk melakukan internalisasi
Pada saat kuliah di dalam kelas, (Irawan, 2014: 6) terdapat tiga proses yang
dosen menjelaskan mengenai Pancasila dapat dikaitkan dengan pembinaan, dalam
secara yuridis kenegaraan dalam lingkup hal ini mahasiswa, yaitu sebagai berikut.
deskriptif, kausal normatif, sedangkan Pertama, transformasi nilai yang merupakan
dalam lingkup esensial dibahas di dalam proses pendidikan dalam menginformasikan
filsafat Pancasila. Harapannya setelah nilai-nilai yang baik dan kurang baik. Tahap
selesai menempuh mata kuliah Pancasila, ini hanya terjadi komunikasi secara verbal
mahasiswa bukan hanya mampu antara pendidik dengan peserta didik. Dosen
mengimplementasikannya nilai-nilai yang mata kuliah Pendidikan Pancasila di UAD
terkandung dalam Pancasila tetapi juga selalu memberikan penjelasan terkait
memahami sampai ke dalam hakikat dari dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
sila-sila yang ada. sila-sila Pancasila. Secara rinci dosen
Mahasiswa UAD setelah menempuh memberikan contoh sederhana implementasi
mata kuliah Pancasila semakin memahami di setiap nilai-nilai Pancasila yang terjadi di
tentang fungsi dan kedudukan dasar negara sekitar mahasiswa.
dilihat dari yuridis dan aspek Kedua, transaksi nilai yang
ketatanegaraan, termasuk ke dalam merupakan suatu tahap pendidikan nilai
implementasinya ke dalam aspek dengan cara melakukan interaksi dengan
penyelenggaraan negara dan di dalam peserta didik dengan pendidik. Dosen mata
kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal kuliah Pancasila di UAD di dalam
tersebut dibuktikan dengan kemampuan menjelaskan nilai-nilai yang terkandung di
mahasiswa dalam memberikan contoh dalam sila-sila Pancasila dengan adanya sesi
peraturan perundang-undangan sebagai tanya jawab dengan mahasiswa. Selain itu
mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk

91 | Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

memberikan contoh implementasi Pancasila praktik langsung di lapangan seperti bakti


di dalam kehidupan berbangsa dan sosial dan melakukan kunjungan ke
bernegara. Kampung Pancasila diharapkan mampu
Ketiga, transinternalisasi merupakan memahami makna tetapi juga mampu
tahap yang jauh lebih mendalam daripada mengimplementasikannya.
dua tahap sebelumnya. Tahap Seperti yang pernah dilakukan oleh
transinternalisasi bukan hanya dilakukan mahasiswa dan dosen pada tanggal 12 Mei
secara verbal tetapi juga sikap mental dan 2019 berkunjung ke Kampung Pancasila.
kepribadian, sehingga komunikasi Tempat tersebut berada di Gowongan, Jetis,
kepribadian dapat berperan secara aktif. Yogyakart. Keberadaan kampung ini sangat
Dosen mata kuliah Pancasila selalu diperlukan sebagai wujud nyata internalisasi
memberikan contoh hal-hal yang sederhana nilai Pancasila, sehingga mahasiswa perlu
misalnya datang tepat waktu dan membuang mempelajari keberhasilannya di tengah
sampah di tempat sampah. Hal tersebut akan peradaban kehidupan kota yang majemuk.
membuat mahasiswa bukan mencontoh Kini kehadiran kampung ini menjadi pionir
perilaku tersebut. Selain itu dosen selalu bagi kampung lain di Kota Yogyakarta.
menekankan sikap toleransi terhadap Materi yang diberikan adalah sejarah
mahasiswa supaya mampu saling terbentuknya Kampung Pancasila dan cara
menghargai meskipun berasal dari daerah, mengatasi perbedaan suku, agama dan
suku yang berbeda. Dengan demikian dapat pilihan politik yang ada di kampung
tercipta suasana yang kondusif di dalam tersebut. Keberadaan Kampung Pancasila
perkuliahan serta sikap toleransi antar memang tidak terdapat simbol visual yang
sesama mahasiswa. khas yang mencirikan sebagai Kampung
Dapat dijelaskan di sini bahwa Pancasila, namun setelah berdialog dengan
pendidikan adalah untuk membentuk pengurus kampung beserta warganya
manusia yang utuh dan lengkap meliputi ditemukan bahwa di kampung tersebut
beberapa aspek akademis semata yang kemajemukan. Hal ini bukanlah menjadi
orientasinya adalah untuk penguasaan ilmu penghalang proses manajemen konflik dan
dan teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan, menjaga semangat persatuan. Bahkan
teknologi, ekonomi bukanlah merupakan memanasnya tensi politik yang terjadi
jamaninan hadirnya rasa bahagia di hati seperti waktu pemilu legeslati dan pemilihan
manusia. Bahkan dapat membawa dampak presiden tidak mengendurkan semangat
hilangnya jati diri dan makna dari hidup itu hidup yang bersatu.
sendiri. Seharusnya pendidikan Selain praktik di masyarakat secara
dikembangkan dengan menyelaraskan langsung juga terdapat diskusi di dalam
antara kecerdasan itelektual, emosional, dan kelas dengan membagi menjadi beberapa
spritual, sehingga dapat menghadirkan kelompok untuk membahas isu-isu yang
spritualitas dalam pendidikan yang mampu sedang berkembang. Hasil diskusinya akan
memberikan suatu makna yang beesar dipresentasikan yang kemudian dosen
dalam kehidupan bangsa (Agustian, memberikan penjelasan dari proses tanya
2008:15). jawab. Dosen juga memberikan keteladan
Dosen mata kuliah Pancasila dalam terhadap mahasiswa bahwa pendidikan
melakukan pembelajaran Pancasila dengan bukan hanya sebagai proses transfer of
menggunakan pendekatan kontekstual knowledge melalui ceramah di depan
dengan berbagai model pembelajaran mahasiswa. Keteladanan tersebut dilakukan
interaktif hingga praktik langsung di dengan memulai perkuliahan dan
lapangan untuk mengamalkan sila-sila yang mengakhiri perkuliahan tepat waktu,
ada di dalam Pancasila. Dengan adanya mengawali dan mengakhiri perkuliahan

Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi | 92


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

dengan berdoa, dan membuang sampah pada Pancasila dan berusaha untuk
tempatnya bukan dalam kelas. mengimplementasikannya ke dalam
Proses internalisasi ditemukan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan
kendala seperti dalam hal pengejawantahan wawancara terhadap sejumlah mahasiswa
nilai-nilai dari sila-sila Pancasila. Penerapan yang sudah menempuh mata kuliah
dalam kehidupan bermasyarakat yang Pancasila menyatakan tidak setuju
terkadang tidak mendapatkan respon yang mengganti idelologi Pancasila dengan
positif, serta kekonsitenansi dalam ideologi yang lain seperti halnya keberadaan
membentuk habitus untuk bersikap dan organisasi masyarakat yang ingin
bereprilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. memperjuangkan sistem khilafah. Selain itu
Adapun kendala paling signifikan adalah mahasiswa semakin memiliki rasa cinta
secara kognitif yang berupa pemahaman tanah air dan bangsa dengan wujud lebih
terhadap Pancasila serta nilai-nilai luhur aktif dalam kegiatan kenegaraan seperti
yang terkandung di dalamnnya. Pancasila partisipasi dalam pemilihan umum,
masih dipahami sebagai hafalan semata, penyampaian pendapat yang aspiratif, dan
demikian juga mata kuliah Pancasila yang kesadaran mentaati peraturan yang berlaku.
masih dianggap sebagai penggugur Keberhasilan lain dari proses internalisasi
kewajiban semata. yakni kecakapan mahasiswa dalam
Kendala-kendala tersebuat diatasi menyikapi berita di media sosial supaya
dengan berdiksusi dengan teman sesama tidak mudah terprovokasi.
pengampu mata kuliah, mengajak Dengan demikian, dapat dikatakan
mahasiswa untuk berfikir kritis, berusaha bahwa mata kuliah Pancasila berperan
untuk menjadi role model dan melakukan penting di dalam membentuk karakter
pembiasaan implementasi sila-sila mahasiswa sesuai dengan Pancasila. Peran
Pancasila, serta berusaha merubah mindset dosen dalam melakukan internalisasi
bahwa mata kuliah Pancasila bukan untuk Pancasila juga sangat penting di dalam
penggugur kewajiban semata. Oleh karena membentuk sikap mahasiswa supaya sesuai
itu, diharapkan akan tercipta generasi muda dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam
yang tidak lagi apatis terhadap Pancasila Pancasila.
tetapi menjadi generasi muda yang
senantiasa memiliki arah pandang hidupnya Kontribusi Pancasila Terhadap Masalah
berdasarkan nilai-nilai yang terkandung di Kebangsaan
dalam Pancasila. Pancasila mempunyai kedudukan
Menginternalisasikan Pancasila dan fungsi yang bermacam-macam, seperti
merupkaan suatu proses penanaman Pancasila sebagai dasar, ideologi,
Pancasila ke dalam diri seseorang untuk pandangan hidup, dasar filsafat, serta masih
membentuk pola pikir di dalam melihat banyak kedudukan dan fungsi lainnya.
makna dari nilai-nilai Pancasila (Erni Fungsi dan kedudukan Pancasila tersebut
Marlina, 2016:852). Proses kuliah di dalam tidak berdiri sendiri-sendiri melainkan
kelas pada mata kuliah Pancasila diharapkan merupakan satu kesatuan. Kesemua fungsi
dapat membentuk pola fikir mahasiswa ini apabila menurut Kaelan (2002:46) akan
UAD supaya sejalan dengan nilai-nilai yang kembali pada kedudukan dan fungsi
terkandung di dalam Pancasila. Hal tersebut Pancasila yaitu sebagai dasar filsafat negara
terbukti ketika peneliti melakukan dan sebagai pandangan hidup Bangsa
wawancara kepada sejumlah mahasiswa Indonesia. Akan tetapi dalam berdasarkan
yang telah menempuh mata kuliah ini perjalanan eksistensi pancasila mengalami
mengatakan bahwa mereka lebih memahami berbagai macam intepretasi dan manipulasi
lagi makna yang terkandung di dalam politik yang dilakukan oleh penguasa untuk

93 | Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

semakin mengkokohkan kekuasaannya yang Hasil wawancara terhadap beberapa


berlindung di balik legitimasi ideologi narasumber baik dari kalangan dosen
(Ristina Yudhanti, 2016: 599). pengampu mata kuliah dan mahasiswa
Selain masalah tersebut, eksistensi menyatakan bahwa Pancasila mempunyai
Pancasila mempunyai tantangan di era kontribusi dalam menyelesaikan masalah
digital saat ini. Terdapat pengaruh dunia kebangsaan. Seperti mempunyai
digital yang membuat semakin mudahnya pemahaman pentingnya musyarawah dalam
ideologi lain masuk ke Indonesia yang dapat menyelesaikan permasalahan bangsa,
mempengaruhi pola pikir masyarakat menerima keberadaan orang lain yang
Indonesia. Kalimana (Kompasiana, 2018) berbeda suku maupun agama, dan memiliki
menyatakan bahwa terdapat lima akar budaya hidup yang toleran, peduli
permasalah bangsa yaitu Pertama keberadaan sesama manusia yang
demokrasi yang sangat liberal; Kedua membutuhkan bantuan dengan cara
ketidakadilan dan kesenjangan sosial yang penggalangan dana.
semakin tajam; Ketiga Pemberantasan Pancasila dianggap sebagai
korupsi yang tidak serius; keempat kalimatun sawa yang merupakan kalimat
kesalahan sistem pendidikan; Kelima pemersatu bagi Bangsa Indonesia. Pancasila
pertumbuhan penduduk yang tak terkendali. merupakan alasan Bangsa Indonesia untuk
Hal tersebut dapat menyebabkan atau tetap bertahan dalam bingkai Negara
memicu permasalahan secara nasional yaitu Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai nilai
disintegrasi bangsa karena Indoensia negara fundamental bangsa Pancasila diharapkan
yang sangat luas dengan tujuh belas ribu menjadi core value dan fondasi persatuan
lebih pulau dengan bermacam-macam suku, bangsa dalam menyelesaikan konflik
agama, bahasa, dan kebudayaan. horizintal dan vertikal yang terjadi.
Pancasila diharapkan hadir untuk Pancasila merupakan falsafah hidup Bangsa
menyelesaikan semua permasalahan tersebut Indonesia yang berdasarkan sila-sila
karena nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila yang dimulai dengan sila pertama
Pancasila selalu relevan dengan yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa yang
perkembanan zaman. Pancasila dianggap menjiwai sila-sila berikutnya.
sebagai idiologi yang pas dan sudah final
untuk bangsa dan negara Indoensia yang
dapat mengatasi masalah perbedaan dan SIMPULAN DAN SARAN
masalah-masalah kebangsaan lainnya. Simpulan
Muhammad Syaifudin dan Agus Satmoko
(2014:671) menyatakan bahwa nilai dan Mata kuliah Pancasila sangat efektif
jiwa yang ada pada Pancasila merupakan dilaksanakan dengan menggunakan
pandangan hidup bangsa Indoenisa yang pendekatan kontekstual dengan cara
mempunyai sifat terbuka dan dinamis sesuai mendekatkan Pancasila kepada mahasiswa
dengan perkembangan zaman. Keterbukaan dengan memberikan contoh
Pancasila dapat dilihat di dalam kandungan mengimplementasikan Pancasila ke dalam
nilai di dalam sila-sila Pancasila yang kehidupan sehari-hari seperti melakukan
merupakan keterpaduan antara nilai-nilai kunjungan ke Kampung Pancasila dan bakti
yang ada di dalam Bangsa Indonesia yang sosial yang dilakukan oleh mahasiswa pada
beraneka ragam dan nilai-nilai tersebut dua pertemuan terakhir mata kuliah
bersifat universal. Nilai-nilai universal Pancasila. Kegiatan bakti sosial ada yang
tersebut dapat di lihat pada sila pertama dilakukan di rumah warga, di panti asuhan,
sampai dengan sila kelima. dan di Tempat Pembuangan Akhir Sampah
yang berlokasi di Piyungan. Dana diambil

Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi | 94


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

dari uang pribadi mahasiswa dan ada yang DAFTAR PUSTAKA


dari donatur. Oleh karena itu, mahasiswa Abdulla Taufik. 2015. Refleksi Atas
dapat melakukan praktek langsung di Revitalisasi Nilai Pancasila Sebagai
lapangan tentang pengamalan sila-sila dalam Ideologi dalam Mengeleminasi
Pancasila. Kejahatan Korupsi. Jurnal Universum,
Pancasila mempunyai tantangan di 9, 49-55.
dalam dunia digital yang dengan mudah Agustian, Ary G. 2008. Peran ESQ dalam
masuk membawa ideologi-ideologi dari Peningkatan Kualitas Pendidikan.
luar. Hal tersebut membuat negara menjadi Pidato Dies Natalis ke-44 Univer sitas
waspada terhadap ideologi-ideologi yang
Negeri Yogyakarta, 21 Mei 2008.
masuk yang bertentangan dengan Pancasila Yogyakarta: UNY Press.
apalagi negara ini merupakan negara yang Andi Hartik. 2018. Gadis yang Lecehkan
majemuk yang dengan mudah dapat Pancasila Dibina Polres Malang,
terprovokasi. Pancasila juga dapat UKP-PIP Beri Apresiasi.
menyelesaikan masalah kebangsaan di mana https://regional.kompas.com/read/201
Pancasila sebagai pemersatu perbedaan yang 8/01/26/18004191/gadis-yang-
ada di Indonesia. Nilai-nilai universal dapat lecehkan-pancasila-dibina-polres-
dilihat dari sila pertama sampai sila kelima. malang-ukp-pip-beri-
Oleh karena itu, Pancasila dianggap sebagai apresiasi?page=all.
alasan untuk bertahan dalam bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonensia.
As’Ad Said Ali. 2009. Negara Pancasila
Jalan Kemslahatan Berbangsa.
Saran Jakarta: Pusat Studi LP3S
Perguruan tinggi (kampus) baik negeri Indonesia.
maupun swasta lebih variatif dalam Bambang Sumardjoko. 2013. Revitalisasi
mengelola kelas mata kuliah Pancasila. Cara Nilai-Nilai Pancasila Melalui
yang dapat ditempuh dengan diadakan Pembelajaran Pkn Berbasis Kearifan
workshop dosen pengampu mata kuliah Lokal Untuk Penguatan Karakter dan
Pancasila. Dengan diakan worksop akan Jati Diri Bangsa. Jurnal Varia
dapat membuat dosen pengampu lebih Pendidikan, 25, 110-123.
mempunyai variasi dalam melakukan Chairiyah. 2014. Revitalisasi Nilai-Nilai
pembelajaran Pancasila di kelas, sehingga Pancasila Sebagai Pendidikan
mahaiswa tidak bosan bahkan akan Karakter. Junal Pendidikan Ke-SD-an,
membuat mahasiswa tertarik untuk lebih 01, 54-62.
mempelajari dan kemudian Creswell, J.W. 2015. Penelitian kualitatif &
mempraktekannya. desain riset: memilih di antara lima
Dosen diharapkan untuk lebih pendekatan. (Terjemahan Ahmad
mendalami Pancasila sebagai ideologi dan Lintang Lazuardi). London: Sage
dasar negara Indonesia serta memberikan Publication, Ltd. (Buku asli
contoh dalam menginternalisasi. Hal diterbitkan tahun 2013).
tersebut dapat dimulai dari hal-hal yang Creswell, J.W. 2016. Research design:
sederhana yang ada di terjadi di sekitar pendekatan metode kualitatif,
mahasiswa. Dengan mendekatkan Pancasila kuantitatif, dan campuran.
kepada mahasiswa sebagai generasi muda (Terjemahan Achmad Fawaid &
akan membuat generasi muda Indonesia Rianayati Kusmini Pancasari).
akan lebih mencintai dan menghargai London: Sage Publication, Ltd. (Buku
Pancasila. asli diterbitkan tahun 2014).

95 | Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

Erni Marlina. 2016. Internalisasi Nilai-Nilai Mahkamah Konstitusi Republik


Pancasila Dan Rasa Cinta Tanah Air Indonesia.
Pada Remaja Di Perbatasan Indonesia- Muhammad Syaifudin dan Agus Satmoko.
Malaysia (Pulau Sebatik, Kabupaten 2014. Kontribusi Pendidikan Pancasila
Nunukan, Kalimantan Utara). Jurnal dan Kewarganegaraan (PPKn) dalam
Psikoborneo, 4, 849-856. Pembentukan Perilaku Siswa SMA
Fabian Januarius Kuwado. 2017. Mahfud Negeri 19 Surabaya. Jurnal Kajian
MD: Sejak Reformasi, Pancasila dan Moral dan Kewarganegaraan, 02,
Konstitusi Digerogoti. https://nasional. 670-684.
kompas.com/read/2017/06/07/125937 Ristina Yudhanti. 2016. Pancasila dan
61/mahfud.md.sejak.reformasi.pancasi Berbagai Permasalahan Aktual.
la.dan.konstitusi.digerogoti. (Diakses Makalah Seminar Hukum, 2, 599-611.
pada tanggal 1 oktober 2019). Rizal Mustansyir, dkk. 2017. Buku Ajar
Ilmu Kepancasilaan Konsepdan
Farida Sekti Pahlevi. 2016. Revitalisasi Aktualisasinya. Yogyakarta: Pusat
Pancasila Dalam Penegakan Hukum Studi Pancasila UGM.
Yang Berkeadilan di Indonesia. Jurnal Sakina Rakhma Diah Setiawan. 2018.
Justicia Islamica, 15, 1-15. Survei: Dalam 13 Tahun, Persentase
Franz Magnis-Suseno. 2011. Nilai-nilai Publik Pro Pancasila Terus Menurun.
Pancasila Sebagai Orientasi https://lifestyle.kompas.com/read/201
Pembudayaan Kehidupan 8/07/17/15580981/survei-dalam-13-
Berkonstitusi. Jakarta: Sekretarian tahun-persentase-publik-pro-
Jendral dan Kepaniteraan pancasila-terus-menurun. (Diakses
Mahkamah Konstitusi Republik pada Tanggal 1 Juni 2019).
Indonesia. Sri Sultan Hamengkubuwana X. 2014.
Irawan, Bambang, Irawan Suntoro, Yunisca Memperkokoh Format Pendidikan
Nurmalisa. 2014. Analisis Internalisasi Nasional Yang Berkepribadian dan
Nilai-Nilai Pancasila dalam Berlandaskan Pancasila di Era
Pembelajaran Pkn di Kelas VIII. Global. Yogyakarta: Pusat Studi
Jurnal Kultur Demokrasi, 02, 1-15. Pancasila UGM.
Jihad Wada. 2011. Pembelajaran Pancasila Surono, Dkk. 2018. Pengukuran Indeks
Berbasis Afeksi Untuk Menghadapi Ketahanan Ideologi Pancasila
Pasar Bebas ASEAN 2014. (IKIP). Yogyakarta: Pusat Studi
Yogyakarta: Pusat Studi Pancasila Pancasila UGM.
UGM. Susanto. 2016. Pancasila Sebagai Identitas
Keputusan Presiden Republik Indonesia dan Nilai Luhur Bangsa: Analisis
Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Hari Tentang Peran Pancasila Sebagai
Lahir Pancasila. Modal Sosial Berbangsa dan
M. Dawam Raharjo. 2015. Pancasila Telah Bernegara. Jurnal Ilmu
Dilipakan?. Pemerintahan, 2, 44-52.
https://nasional.kompas.com/read/20 Sutan Syahrir Zabda. 2016. Aktualisasi
15/06/01/15150081/Pancasila.Telah. Nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar
Dilupakan.?page=all. (Diakses pada Falsafah Negara dan Implementasinya
Tanggal 1 Juni 2019). Dalam Pembangunan Karater Bangsa.
Moh. Mahfud MD. 2011. Pancasila sebagai Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 26,
Tonggak Konveregensi Pluralitas 106-114.
Bangsa. Jakarta: Sekretarian
Jendral dan Kepaniteraan

Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi | 96

Anda mungkin juga menyukai