NIM : 041268479
UPBJJ : SAMARINDA
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ SAMARINDA
2021
Pasca ditetapkannya Omnibus law, buruh masih terus dihadapkan pada persoalan
krusial, baik dalam konteks eksternal relasi buruh dengan pemerintah dan pengusaha.
Maupun problem internal seputar mutu SDM hingga konflik kepentingan antar
pengurus serikat buruh/pekerja. Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia
(KSBI) menyampaikan, pencapaian gerakan buruh sekarang ini tidak sebesar
kebebasannya. Kaum buruh di Indonesia memang kini memiliki kebebasan berserikat
dengan kondisi yang jauh lebih baik, tetapi konflik relasi industrial - perburuhan juga
didapati meningkat. Masalah upah dan kesejahteraan buruh tidak lain menjadi pemicu
utama konflik.
Seperti masalah yang saat ini sedang dihadapi oleh PT. ABC, terdapat beberapa
konflik antara serikat buruh dengan para manajer perusahaan. Para buruh
menjalankan aksi mogok kerja dan demonstrasi untuk menuntut para manajer
perusahaan untuk meningkatkan gaji karyawan. Dan kabar tentang aksi mogok kerja
dan demonstrasi karyawan akhirnya sampai kepada General Manager PT. ABC.
General Manager segera melakukan breafing dengan para manajer untuk membahas
tentang konflik yang sedang terjadi didalam perusahaannya. Dari hasil breafing
tersebut menghasilkan keputusan untuk memanggil perwakilan dari buruh untuk
melakukan negosiasi dengan para manajer untuk menyelesaikan konflik yang sedang
terjadi di PT. ABC tersebut.
Ketika negosiasi dilaksanakan, ada 2 perwakilan dari pihak buruh yang mulai
menjelaskan tentang permasalahan sebenarnya. Aksi mogok kerja dan demonstrasi
karyawan ini dipengaruhi oleh tingkat upah yang sangat minimum setiap bulannya.
Karyawan menuntut kenaikan gaji dari 2 juta rupiah perbulan, meminta kenaikan gaji
sebesar 3 juta rupiah perbulan. Tetapi dari pihak perusahaan belum menyetujui untuk
kenaikan gaji tersebut karena masih mempertimbangkan beberapa aspek yang harus
dilihat terutama dalam laporan keuangan yang ada di dalam perusahaan. Produksi di
perusahaan menurun karena pendapatan yang tidak stabil. Dari pihak HRD
menyatakan bahwa kurangnya kinerja buruh saat ini yang mengakibatkan
menurunnya produk yang dihasilkan, itulah yang menjadi bahan pertimbangan apakah
permintaan buruh akan dikabulkan atau tidak.
Dari para manajer perusahaan tetap berusaha untuk menaikkan gaji para buruh
tersebut. Setelah pihak perusahaan telah mempertimbangkan semuanya, maka pihak
perusahaanpun memutuskan untuk mengambil jalan tengahnya yaitu gaji jadi
dinaikkan sebesar 2,8 juta. Meskipun kenaikan gaji tersebut tidak sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh para buruh, mereka tetap menerima kenaikan gaji tersebut untuk
kelangsungan hidup mereka. Kenaikan gaji tersebut telah disahkan kepada kedua
pihak tersebut yaitu dari perwakilan buruh dan manajer perusahan. Dengan kenaikan
gaji manajer HRD menghimbau kepada karyawan agar karyawan tetap bekerja
dengan baik serta bisa membangun kembali perusahaan yang sekarang tidak stabil
pendapatannya.
1. Jelaskan jenis-jenis negosiasi yang saudara ketahui?
2. jenis negosiasi apa yang digunakan PT. ABC untuk menyelesaikan kasus
tersebut? Jelaskan!
jawab
1. Tipe Negosiasi
Secara tradisional ada dua tipe negosiasi, yaitu tipe distributif dan integratif.
Tipe distributif adalah mekanisme pengambilan keputusan dalam negosiasi yang
tujuannya untuk memenangkan tawar- menawar. Dalam hal ini, salah satu pihak
berusaha untuk memenangkan tawar-menawar tanpa mempedulikan apakah pihak
lawan merasa menang atau kalah. Oleh karena itu, tidak jarang negosiator
bersikukuh pada pendirian awal (sebelum negosiasi) dan bergeming terhadap
alternatif penyelesaian. Akibatnya, proses negosiasi biasanya tidak bertele-tele
dan pihak lain dipaksa untuk kalah (win-lose) atau jika pihak lain juga bersikukuh
pada pendiriannya bukan tidak mungkin terjadi situasi di mana kedua-duanya
kalah (lose-lose) atau tidak terjadi kesepakatan. Tipe ini, layaknya dua orang
rebutan kue, satu pihak menginginkan bagian yang lebih besar dari pihak lain
atau jika tidak mungkin kuenya justru yang dihancurkan agar keduanya tidak
menikmati apa-apa. Oleh karena itu, salah satu pihak jika harapannya tidak
terpenuhi, tidak sungkan untuk meninggalkan proses negosiasi atau walk out.
Tipe integratif. Berbeda tipe pertama, dalam tipe ini negosiator berusaha secara
optimal untuk mencapai kesepakatan. Untuk itu, tidak jarang kedua belah pihak
mau berkolaborasi untuk mencapai kesempatan yang sesungguhnya bukan
kesepakatan semu seperti pada tipe distributif. Layaknya dalam rebutan kue,
kalau perlu kuenya yang diperbesar agar kedua belah pihak mendapat porsi yang
besar dan kedua-duanya tidak ada yang merasa rugi. Dengan kata lain, tipe
integratif merupakan tipikal negosiasi di mana kedua belah pihak merasa menang
(win-win). Untuk mencapai tujuan tersebut maka seorang negosiator dituntut
untuk memiliki dan menggunakan skill sebagai
a. bisa menetapkan tujuan yang tidak biasa (superordinate goals),
b. memisahkan orang dari persoalan,
c. fokus pada pokok persoalan bukan pada posisi masing-masing,
d. menemukan opsi pilihan untuk keuntungan bersama, dan
e. menggunakan kriteria yang objektif.
Jika kelima skill tersebut dikelompokkan lebih lanjut maka proses negosiasi dapat
dibedakan menjadi dua teknik negosiasi yang efektif, yaitu sebagai berikut.
a. Teknik negosiasi dengan risiko rendah.
1. Memberi pujian berlebihan. Memberi pujian yang halus biasanya bisa
membantu proses negosiasi dengan baik, kalau tidak dikatakan yang terbaik.
Namun, harus memperhatikan aspek demografis pihak lawan – umur, jenis
kelamin atau aspek kultural.
2. Membahas hal-hal yang ringan terlebih dahulu. Tujuannya agar kedua belah
pihak bisa saling percaya dan mendapatkan momentum untuk menyelesaikan
persoalan yang lebih berat.
3. Berdiam diri sementara. Hal ini kadang-kadang bisa sangat efektif untuk
memperoleh konsesi meski harus hati-hati agar diamnya seseorang tidak
menjadikan orang lain justru merasa disepelekan, membuatnya marah atau
merasa frustrasi.
4. Membuka negosiasi dengan melambungkan posisi awal. Tujuannya untuk
memperoleh gambaran tentang posisi pihak lawan dan reaksi mereka atau
untuk mengalihkan hal-hal yang perlu dikompromikan.
5. Merendahkan diri. Tujuannya untuk memperoleh simpati pihak lawan meski
kadang- kadang menjadi senjata pihak lawan untuk menyerang.
Secara umum, perbedaan kedua tipe negosiasi di atas dapat dilihat pada tabel
berikut.
Integratif Distributif
Kemungkinan hasil win-win win-lose atau lose-lose
Pentingnya meneruskan tinggi rendah
hubungan dengan partner
Tujuan berkolaborasi dan Pemenang mengambil
menghasilkan banyak keuntungan
pilihan atau solusi
Iklim bernegosiasi Terbuka, komunikatif, berusaha menang dengan
kreatif, mau melakukan segala cara tidak keberatan
perubahan walk out
Waktu yang dibutuhkan Sangat banyak Sedikit waktu
Dimensi waktu Sekarang dan mendatang sementara saja
Dengan memiliki komitmen terhadap kepentingan pihak lain dan juga terhadap
kepentingan sendiri pihak lain dan juga terhadap kepentingan sendiri, maka
penyelesaian masalah adalah strategi pilihan.
kedua belah pihak yakin bahwa mereka memiliki kemungkinan mendapatkan
keuntungan lebih besar dengan bekerja sama daripada dengan bersaing atau bekerja
secara terpisah, situasi ini memberikan potensi yang lebih besar untuk negosiasi
integratif yang berhasil.
Sumber Refferensi:
BMP EKMA 4158 / MODUL 6 hal 6.61 - 6.63