Elitism atau kelasisme, mengacu kepada sikap prasangka buruk yang menganggap orang
di kelas social ekonomi yang lebih rendah adalah “pemalas” yang kurang layak dan kurang
kompeten dibandingkan dengan kelas atas. Sementara Amerika Serikat negara yang ideal
menyatakan bahwa semua orang diciptakan sama, dalam kenyataanya, masyarakat Amerika
Serikat memandang sebagian warga negara lebih merata daripada sebagian warga negara yang
lain. Ironisnya, ide-ide kesetaraan dan amal memperkuat elitism dan ketidaksetaraan.
Struktur kelas jelas tidak menyiratkan stratifikasi orang dimana orang-orang yang baik
adalah di atas mereka yang buruk. Namun kaum elit sering mencirikan orang-orang di strata
yang lebih rendah sebagai bodoh dan tidak mampu. Stratifikasi social hasil dari ketidaksetaraan
yang berhubungan dengan kekayaan, kekuasaan, dan prestise. Sebuah hirarki social berkembang
bahwa kelompok orang-orang dalam strata atau lapisan seperti divisi. Stratifikasi ini
membedakan “kaya” dari “miskin”. Kunci utama dalam masyarakat adalah orang-orang yang
tidak hanya memiliki sumber daya social dan ekonomi, tetapi juga memiliki kendali atas
kesempatan social dan ekonomi masyarakat. Di sisi lain, orang miskin memiliki sedikit sumber
daya dan akses peluang terbatas. Posisi rakyat dalam hirarki ini kemudian menentukan potensi
mereka untuk mengakses sumber daya lebih baik atau mengalami hambatan dalam usaha untuk
mendapatkan keuntungan penawaran masyarakat.
Gerakan rakyat miskin, terutama kesejahteraan organisasi hak asasi, mengakui hambatan
sistemik dan berusaha untuk mengatasinya melalui reformasi social. Memperluas kesempatan
pendidikan dan ekonomi dan mengambil tindakan hukum yang diperlukan di antara upaya
reformasi. Kelompok reformasi mengakui ketimpangan social sebagai masalah politik dan bukan
masalah pribadi dan mengakui classism sebagai isu tataran public, bukan masalah pribadi.
sebagai seorang pekerja social, dalam mengatasi ketidakadilan social elitism yaitu
berusaha mengubah perspektif masyarakat dengan sosialisasi agar tidak ada prasangka dan
pemikiran bahwa kelas social ekonomi yang lebih rendah kurang kompeten dibandingkan kelas
atas. Kemudian meningkatkan kualitas pendidikan dan ekonomi dengan menghubungkan dengan
system sumber.
Kolektifisme
Meskipun masing-masing isme mencerminkan sikap dan perilaku mengenai kelompok-kelompok
tertentu, kolektifisme menyatukan mereka. Populasi kelompok yang didiskriminasi adalah
mereka yang dianggap kurang produktif, dan karenanya mengganggu tatanan ekonomi, budaya
mereka dianggap menyimpang, dan dianggap bahaya terhadap tatanan budaya, mereka diberi
label menyimpang secara psikologis dan social, dan karenanya merupakan ancaman terhadap
keamanan pribadi. Isme ini jelas mendramatisir ketidakadilan social.
Sebagai seorang pekerja social, dalam mengatasi ketidakadilan social kolektifisme yaitu, pekerja
social dapat menghubungkan masyarakat dengan lembaga pemberi pelayanan masyarakat seperti
Dinas social, Pemberdayaan Masyarakat, dan Pemerintah agar dapat memberikan pelayanan
kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan atau layanan masyarakat. Mengkaitkan orang
dengan system sumber, membantu dalam memecahkan permasalah, memberikan saran dan solusi
atas permasalahan yang dihadapi.