Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


MODUL II : REGISTRASI DAN DIGITASI

Disusun Oleh:
Safira Ashilah
26050119140116
Oseanografi B

Koordinator Mata Kuliah Sistem Informasi Geografis :


Ir. Petrus Subardjo, M.Si
NIP. 19561020 198703 1 001

Tim Asisten
Danang Imaddudin Mahardika 26050118140076
Audria Izza Nadira 26050118120021
Dhimas Prabu Pratama 26050118140047
Hajar Shofwatul Islam 26050118120007
Harya Bagus D 26050118140058
Namira Yunita Prasasti 26050118120017
Zahra Sadza Salma 26050118120009

DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
Tgl Praktikum : 25 Maret 2021
Tgl Pengumpulan : 07 April 2021

LEMBAR PENILAIAN

MODUL II : REGISTRASI DAN DIGITASI

Nama : Safira Ashilah NIM: 26050119140116 Ttd:

NO KETERANGAN NILAI
.
1. Pendahuluan
2. Tinjauan Pustaka
3. Materi dan Metode
4. Hasil dan Pembahasan
5. Penutup
6. Daftar Pustaka
TOTAL

Mengetahui,
Koordinator Praktikum Asisten

Danang Imaddudin Mahardika Danang Imaddudin Mahardika


26050118140076 26050118140076
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sistem Informasi Geografis atau SIG atau yang dikenal dengan GIS mulai dikenal
pada tahun 1980-an. Sistem informasi geografis (geographic information system/GIS) yang
selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer untuk mengolah
dan menyimpan data atau informasi geografis. Data yang diolah pada SIG merupakan data
spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki
system koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Perangkat lunak yang dapat mendukung
aplikasi berbasiskan Sistem Informasi Geografis yaitu dengan menggunakan ArcGIS yang
berfungsi untuk memberikan bentuk digital dan analisis terhadap permukaan geografi bumi.
Registrasi atau Rektifikasi merupakan suatu proses memproyeksikan citra yang ada ke
bidang datar dan menjadikan bentuk konform (sebangun). Digitasi adalah proses pengubahan
data grafis analog menjadi data grafis dalam struktur data vector yang disimpan dalam bentuk
titik, garis, dan area. Pemetaan adalah sutu proses penyajian informasi muka bumi yang
sebenarnya dan nyata baik bentuk permukaan buminya maupun bentuk sumbu
alamnya, berdasarkan skala peta, system proyeksi dan simbol-simbol dari unsur permukaan
bumi yang disajikan. Peta merupakan sarana informasi mengenai lingkungan dan bentuk
permukaan bumi yang di gambar pada bidang datar, dalam pekerjaan oseanografi
membutuhkan berbagai macam jenis peta yang dapat membantu ataupun memudahkan dalam
menyelesaikan pekerjaan. Registrasi dan Digitasi diperlukan untuk membuat suatu peta
ataupun output untuk mengetahui infomasi suatu wilayah atau daerah baik di darat, pesisir
maupun laut.

I.2 Tujuan Praktikum


Tujuan diadakan praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa dapat melakukan download peta
2. Mahasiswa dapat melakukan registrasi peta
3. Mahasiswa dapat memahami proyeksi peta
4. Mahasiswa dapat melakukan digitasi peta.

I.3 Manfaat Praktikum


Manfaat yang didapatkan dari praktikum ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara melakukan download peta
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara melakukan registrasi peta
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami proyeksi peta
4. Mahasiswa dapat mengetahui cara melakukn digitasi peta.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Proyeksi Peta


2.1.1. Pengertian Proyeksi Peta
Menurut Sasongko (2016), proyeksi merupakan metode menyuguhkan gambar
permukaan bumi yang melengkung seperti bola menjadi permukaan yang datar. Upaya
tersebut diperlukan transformasi secara matematika yang tersistematis dari garis bujur dan
garis lintang bumi. Setiap hasil proyeksi akan terjadi pergeseran jarak, wilayah, bentuk dan
arah atau kombinasi dari semua hal tersebut.
Proyeksi Peta adalah sistem yang memberikan hubungan antara posisi titik –
titik di bumi dan di peta. Proyeksi peta merupakan tahapan untuk menyajikan informasi
kebumian di bidang lengkung ke peta yang merupakan bidang datar. Proses transformasi dari
bidang lengkung menyebabkan terjadinya distorsi terhadap informasi kebumian yang meliputi
jarak, arah, bentuk dan luas. Daerah yang kecil dapat dianggap sebagai daerah yang datar,
sehingga hasil pengukuran di lapangan dapat langsung digambar ke peta tanpa melalui proses
proyeksi. Problem utama dalam proyeksi peta adalah penyajian bidang lengkung ke bidang
datar tanpa adanya distorsi. Sedangkan suatu peta dikatakan ideal jika luas, bentuk, arah dan
jarak benar. Kondisi ideal tersebut tidak akan dapat dipenuhi semuanya dalam proses proyeksi
peta, sehingga yang dapat dilakukan adalah mereduksi distorsi sekecil mungkin pada salah
satu atau lebih dari beberapa syarat tersebut. Beberapa proyeksi peta yang sering digunakan di
Indonesia adalah Mercator untuk peta skala kecil, Transverse Mercator untuk peta skala
sedang dan Polyeder untuk peta skala besar (Awaluddin et al., 2020).
Menurut Supuwiningsih dan Rusli (2020), definisi proyeksi peta adalah fungsi yang
merelasikan koordinat titik-titik yang terletak di atas permukaan suatu kurva ke koordinat
titik-titik yang terletak di atas bidang datar. Tujuan proyeksi peta, yaitu memindahkan pola-
pola atau unsur-unsur yang terdapat di suatu permukaan ke permukaan yang lain dengan
menggunakan rumus-rumus matematis tertentu sehingga tercapai kondisi yang diinginkan.
Proyeksi peta menurut bidang geodesi mempunyai tujuan untuk memindahkan unsur-unsur
titik, garis, dan sudut dari permukaan bumi ke bidang datar dengan menggunakan rumus-
rumus proyeksi peta sehingga tercapai kondisi yang diinginkan. Kondisi yang diinginkan
meliputi ciri-ciri unsur asli yang ingin tetap dipertahankan, yaitu:
1. Jarak-jarak di atas peta akan tetap sama dengan jarak-jarak sebagaimana di permukaan
bumi (dengan menggunakan skala).
2. Sudut atau arah atau bentuk unsur di atas peta akan sama dengan sudut atau arah atau
bentuk unsur di permukaan bumi.
3. Luas unsur di atas peta akan tetap sama dengan luas unsur di permukaan bumi (dengan
menggunakan skala).
2.1.2. Geographic Coordinate System
Mengetahui suatu titik posisi pada permukaan bumi yang bulat memerlukan unit
pengukuran. Pada sistem koordinat geografis biasanya salah disebut dengan nama datum,
padahal datum merupakan salah satu dari sistem koordinat geografis. Sebuah titik lokasi
direferensikan dalam bentuk nilai longitude (garis bujur) dan latitude (garis lintang). Garis
bujur dan garis lintang sudutnya diukur dari titik pusat bumi ke titik pusat permukaan bumi.
Biasanya pengukuran ini dalam satuan derajat (Sasongko, 2016).
Menurut Adil (2017), posisi suatu titik biasanya dinyatakan dengan koordinat (dua
dimensi atau tiga dimensi) yang mengacu pada suatu sistem koordinat tertentu. Sistem
koordinat itu sendiri dapat didefinisikan berdasarkan tiga parameter berikut, yaitu:
1. Lokasi titik nol dari sistem koordinat. Posisi suatu titik di per-mukaan bumi umumnya
ditetapkan dalam/terhadap suatu sistem koordinat terestris. Titik nol dari sistem
koordinat ter-estris ini dapat berlokasi di titik pusat massa bumi (sistem koordinat
geosentrik) maupun di salah satu titik di permukaan bumi (sistem koordinat
toposentrik).
2. Orientasi dari sumbu-sumbu koordinat. Posisi tiga dimensi (3D) suatu titik di
permukaan bumi umumnya dinyatakan dalam suatu sistem koordinat geosentrik.
Tergantung dari parameter-parameter pendefinisi koordinat yang digunakan, dikenal
dua sistem koordinat yang umum digunakan, yaitu sistem koordinat kartesian (X,Y,Z)
dan sistem koordinat geodetik (L,B,h).
2.1.3. Projected Coordinate System
Menurut Adil (2017), Parameter-parameter (kartesian, curvilinear) digunakan untuk
mendefiniskan posisi suatu titik dalam sistem koordinat tersebut. Posisi titik juga dapat
dinyatakan dalam 2D, baik dalam (L,B) ataupun dalam suatu sistem proyeksi tertentu (x,y)
seperti Polyeder, Troverse Mercator (TM), dan Universal Traverse Mercator (UTM). Pada
dasarnya bentuk bumi tidak datar, tetapi mendekati bulat sehingga untuk menggambarkan
sebagian muka bumi untuk kepentingan pembuatan peta, perlu dilakukan langkah-langkah
tertentu agar bentuk yang mendekati bulat tersebut dapat didatarkan dan distorsinya dapat
terkontrol. Untuk itu, dilakukan proyeksi ke bidang datar. Proyeksi UTM dibuat oleh US
Army sekitar tahun 1940-an. Sejak saat itu proyeksi ini menjadi standar untuk pemetaan
topografi. Sifat-sifat proyeksi UTM dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Proyeksi ini adalah proyeksi Transverse Mercator yang memotong bola bumi pada dua
buah meridian, yang dise-but dengan meridian standar. Meridian pada pusat zone
disebut sebagai meridian tengah.
2. Daerah di antara dua meridian ini disebut zone. Lebar zone adalah 6 derajad sehingga
bola bumi dibagi menjadi 60 zone.
3. Perbesaran pada meridian tengah adalah 0,9996.
4. Perbesaran pada meridian standar adalah 1.
5. Perbesaran pada meridian tepi adalah 1,001.
6. Satuan ukuran yang digunakan adalah meter.
2.2. Registrasi Peta
Menurut Abdillah et al (2018), peta dasar yang digunakan sebagai sumber dalam
pemetaan yang berupa gambar citra atau peta hasil scanning belum memiliki sistem referensi
geografi. Tujuan dari registrasi peta adalah untuk memposisikan peta atau citra sesuai dengan
posisi di bumi, sehingga dapat digunakan dalam suatu proses analisis. Sistem referensi suatu
peta dapat dibedakan atas beberapa karakteristik yaitu: Georeferencing, Koreksi geometrik
dan Rektifikasi. Registrasi peta yang dilakukan meliputi proses penyamaan skala peta, sistem
proyeksi peta, sistem koordinat peta dan datum peta antara peta dasar dengan peta yang akan
dibuat.
2.3. RMS Error
Menurut Karno (2020), Root Mean Square Error (RMSE) merupakan parameter yang
digunakan untuk mengevaluasi nilai hasil dari pengukuran terhadap nilai sebenarnya atau nilai
dianggap benar. Semakin kecil nilai RMSE, maka pengklasteran data semakin mendekati
benar. RMSE adalah cara umum dipergunakan untuk mengukur kesalahan model dari prediksi
data yang bersifat quantitatif. RMSE dipergunakan untuk mengetahui ukuran sebaran
simpangan titik data dari garis regresi linier atau untuk mengetahui konsentrasi data di sekitar
garis regresi linier. Secara umum, persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai RMSE
adalah seperti pada persamaan berikut:

2.4. Digitasi
Menurut Adil (2017), digitasi secara umum dapat didefinisikan sebagai proses
konversi data analog kedalam format digital. Objek-objek tertentu seperti jalan, rumah,
sawah, dan lain-lain yang sebelumnya dalam format raster, pada sebuah citra satelit resolusi
tinggi dapat diubah ke dalam format digital dengan proses digitasi.
2.4.1. Point
Menurut Adriansyah dan Kardono (2017), titik (dimensi nol – point) adalah
representasi grafis atau geometri yang paling sederhana bagi objek spasial. Representasi ini
tidak memiliki dimensi, tetapi dapat diidentifikasikan di atas peta dan dapat ditampilkan pada
layar monitor dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Perlu dipahami juga bahwa skala
peta akan menentukan apakah suatu objek akan ditampilkan sebagai titik atau polygon. Pada
peta skala besar, unsur-unsur bangunan akan ditampilkan sebagai polygon, sedangkan pada
skala kecil akan ditampilkan sebagai unsur-unsur titik.
- Format titik : koordinat tunggal, tanpa panjang, tanpa luasan.
- Contoh : lokasi titik meter pelanggan, letak blok atau perumahan
2.4.2. Polyline
Menurut Adriansyah dan Kardono (2017), garis (satu dimensi – line atau polyline)
adalah bentuk geometri linier yang akan menghubungkan paling sedikit dua titik dan
digunakan untuk merepresentasikan objek-objek yang berdimensi satu. Batas-batas objek
geometri polygon juga merupakan garis-garis, demikian pula dengan jaringan listrik, jaringan
komunikasi, pipa air minum, saluran buangan, dan utility lainnya dapat direpresentasikan
sebagai objek dengan bentuk geometri garis. Hal ini akan bergantung pada skala peta yang
menjadi sumbernya atau skala representasi akhirnya.
- Format : Koordinat titik awal dan akhir, mempunyai panjang tanpa luasan.
- Contoh : jalan, sungai, utility
2.4.3. Polygon
Menurut Adriansyah dan Kardono (2017), geometri polygon (dua dimensi – area)
digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua dimensi. Unsur-unsur spasial seperti
danau, batas propinsi, batas kota, batas persil tanah milik adalah beberapa contoh tipe entitas
dunia nyata yang pada umumnya direpresentasikan sebagai objek-objek dengan geometri
polygon. Meskipun demikian, representasi ini masih akan bergantung pada skala petanya atau
sajian akhirnya.
- Format : Koordinat dengan titik awal dan akhir sama, mempunyai panjang dan
luasan.
- Contoh : Tanah persil, bangunan
III. MATERI DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Kamis, 24 Maret 2021
Waktu : 19.00 - 20.30 WIB
Tempat : Secara daring melalui platform Microsoft Teams.

3.2 Materi
1. Download Peta
2. Registrasi Peta
3. Proyeksi Peta
4. Digitasi Peta

3.3 Metode
3.3.1. Download Peta
1. Software Google Earth Pro dibuka

2. Ketik lokasi yang diinginkan pada kolom search dan klik tombol search
3. Simbol add place mark diklik dengan tujuan mengetahui batasan, kemudian diatur di
pojok, keterangan tentang latitude dan longitude disave di notepad

4. Langkah diulang sebanyak 4 kali, dengan mementukan daerah pojok yang berbeda
dengan beruntun

5. Gambar citra disimpan, pada map options semua elements diunchecklist, kemudian
pada resolusi dipilih max resolusi
6. Toolbar Save Image diklik agar gambar citra tersimpan dilokasi yang ditentukan

3.3.2. Registrasi Peta


1. Software ArcGIS dibuka

2. Citra yang telah didownload dimasukkan


3. Pada peta di klik kanan > Data Frame Properties > Coordinate System > Geographic
Coordinates Systems > World > WGS dipilih kemudian OK.

4. Pada Layer > General > pada display diganti menjadi Degrees Minutes Second.

5. Pada Toolbar Georeferencing¸ Add Points diklik > cari titik pertama. Klik kiri
kemudian klik kanan > Koordinat yang tersimpan di notepad dimasukan dan
disesuaikan pada koordinat yang teretera pada georeferencing. Langkah ini dilakukan
pada 4 titik.
6. Pada Georeferencing > Rectify > tentukan lokasi penyimpanan > TIFF Format diklik
> Kemudian Save

3.3.3. Digitasi Peta


3.3.3.1 Point
1. Catalog diklik kemudian klik kanan folder penyimpanan peta yang sudah direktifikasi
lalu pilih New > Shapefile
2. Pada Editor, Start Editing diklik > Create Features diklik agar muncul windows baru
> kemudian pilih point > Lakukan digitasi dengan mengklik pada gambar citra

3. Apabila sudah selesai, pada Toolbar Editing klik Stop Editing > dan klik Yes to Save
File

4. Pada Layer > Klik kanan pada point > Open Atrribute Table diklik.

5. Klik Add Field > Kemudian kolom nama diisi dengan keterangan > Type dipilih Text.
6. Start Editing diklik kemudian kolom keterangan diisi sesuai keterangan titik pada peta
> apabila sudah Stop Editing diklik kemudian save

3.3.3.2 Polyline
1. Pada layar Catalog klik kanan > New > Shapefile > kolom nama diisi dengan Polyline
> kolom tipe dipilih Polyline > Description dipilih WGS 1984 untuk sistem koordinat

2. Pada Editor, Start Editing diklik > Create Features diklik agar muncul windows baru
> kemudian pilih polyline > Lakukan digitasi dengan mengklik pada gambar citra
3. Apabila sudah selesai klik stop editing > klik kanan pada layer polyline > klik open
attributes table > add field > kolom nama diisi dengan keterangan > Tipe dipilih
dengan Text > Kemudian klik start editing kembali > isi keterangan attributes table
dengan keterangan yang sesuai pada peta

4. Klik kanan pada layer polyline > properties > Label kemudian checklist Label
features in this layer, Label field diubah menjadi Keterangan dan sesuaikan font dan
size-nya.

3.3.3.3 Polygon
1. Klik Catalog ada toolbox, pilih new dan pilih shapefile. Kemudian beri judul polygon
dan Feature Type pilih polygon

2. Klik editor dan pilih Start Editing, pada create features pilih polygon, dan pada
construction tool pilih polygon

3. Buat area pada bagian yang ingin ditandain sebagai polygon, kemudian jika sudah
selesai klik stop editing pada Editor
4. Klik kiri pada polygon, pilih open attribute table, klik File pada table tersebut pilih
add field

5. Tambahkan kolom Keterangan untuk memberi nama polygon tersebut, setelah selesai
klik save edits dan stop editing pada Editor

6. Klik properties pilih labels, checklist pada Labels Feature in This Layer, dan atur
ketebalan dan warna untuk font tulisan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Download Data Peta

4.1.2. Registrasi Peta

4.1.3. Digitasi Peta


4.1.3.1 Point
4.1.3.2 Polyline

4.1.3.3 Polygon

4.2 Pembahasan
4.2.1 Download Data Peta
Berdasarkan praktikum modul 2 ini dapat diketahui kita telah mengunduh citra
menggunakan Software Google Earth Pro dengan ketentuan daerah asal masing-masing
praktikan. Software ini menampilkan fitur yang mudah untuk men-download suatu citra
ataupun peta di suatu wilayah yang diinginkan. Dilakukan penambahan penanda lokasi (Add
Place Mark) dengan tujuan untuk mengetahui titik koordinat pada titik tersebut, titik
koordinat yang disimpan berupa Lintang (South) dan Bujur (East) dengan memakai Degree
Minute Second.Place mark tersebut berjumlah empat setiap sisi, perlu diperhatikan pada saat
penambahan penanda tersebut, haruslah berurutan searah jarum jam karena hal tersebut akan
berpengaruh pada saat proses registrasi peta. Hal yang perlu diperhatikan pada saat
penambahan mark juga adalah lokasi dari mark tersebut, sebaiknya tidak terlalu pojok karena
pada nantinya akan terpotong.
Proses download peta di lakukan dengan cara save image, dimana pada proses ini
semua elements yang ada pada map options harusnya di-unchecklist karena apabila tidak,
elements tersebut akan terbawa pada saat melakukan proses selanjutnya, dan tentu akan
mengganggu gambar dari citra tersebut. Resolusi yang terdapat pada gambar citra pun dapat
diatur semaksimal mungkin dengan memilih resolusi citra pada kolom resolusi. Nantinya
gambar citra yang disimpan akan berbentuk .jpg. Pada praktikum kali ini citra yang di
download berasal dari Kota Palu.
4.2.2. Registrasi Peta
Proses registrasi ini bertujuan untuk menyamakan koordinat peta yang telah diunduh
dengan koordinat bumi yang sebenarnya. Registrasi menjadi hal paling utama dilakukan
sebelum mengolah peta menjadi informasi yang lebih baru. Proses registrasi menjadi sangat
penting dilakukan sebelum melakukan digitasi agar koordinat setiap pixel di peta sesuai
dengan koordinat sebenarnya. Sehingga saat digitasi, koordinat tiap point, polyline, maupun
polygon sudah benar dan sesuai dengan koordinat yang sebenarnya.
Proses registrasi berupa pencocokan titik koordinat yang sudah didapatkan dari Google Earth
Pro dengan titik koordinat yang ada pada gambar citra yang tersimpan pada format .jpg,
kempat titik tersebut akan disesuaikan titik koordinatnya. Pada proses registrasi peta format
yang tersimpan nantinya akan berbentuk .TIFF apabila sudah melewati proses rektifikasi.
4.2.3. Proyeksi Peta
Proyeksi peta merupakan sautu cara yang digunakan untuk menggambarkan sebagian
atau keseluruhan permukaan tiga dimensi yang secara kasaran berbentuk bola ke permukaan
datar dua dimensi dengan distorsi sesedikit mungkin. Dalam proyeksi peta diupayakan sistem
yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik di muka bumi dan di peta. Karena yang
digunakan adalah daerah Kota Palu, Sulawesi Tengah yang terletak di daerah Indonesia maka
harus dilakukan proyeksi peta dengan pemilihan Sistem UTM (Universal Transvers
Mercator) dengan sistem koordinat WGS 84 pada pemetaan wilayah Indonesia UTM
menggunakan lebar zona proyeksi yang cukup lebar untuk dapat memetakan daerah yang
luas. Karena jika Indonesia diproyeksikan dibagi menjadi bagian grid diantara negara lain,
Indonesia berada pada sistem koordinat WGS 1984.
4.2.4. Digitasi Peta
4.2.4.1 Point
Digitasi point merupakan digitasi berupa titik yang merepresentasikan atau
menggambarkan suatu objek dengan suatu pusat dengan ukuran area yang tidak terlalu besar
seperti pohon, rumah, ataupun objek lain dengan area yang kecil. Proses digitasi akan
menghasilkan suatu file dengan format Shapefile (.Shp) yaitu format data vektor yang
digunakan untuk menyimpan lokas, bentuk, dan atribut dari fitur geografis. Format data Shp
disimpan dalam satu set file terkait dan berisi dalam satu kelas fitur. Format data ini berisi
tentang data referensi geografis yang didefinisikan sebagai objek tunggal seperti jalan, sungai,
landmark, dll.  Pada peta kota Palu digitasi point atau titik dengan jumlah 3 titik point.
Setelah didigitasi point dapat diberikan informasi sehingga dapat menghasilkan output yang
berguna dalam mempermudah pencarian suatu lokasi. Dalam digitasi point di praktikum kali
ini point yang didigitasi terdiri dari Perumahan Bank Indonesia, Nextdoor Café dan Kantor
Kelurahan.
4.2.4.2 Polyline
Digitasi Polyline digunakan untuk menggambarkan suatu objek dengan bentuk
memanjang. contohnya jaringan sungai dan jalan. Pada peta daerah kota Palu ini digitasi
Polyline digunakan untuk menandai jalan yang berada di daerah Palu untuk mempermudah
dalam penemuan atau pencarian jalan atau daerah di Palu dan sekitarnya. Pada digitasi
polyline ini setelahnya juga dapat diberikan informasi berupa nama jalan tersebut, sehingga
digitasi polyline ini terbilang cukup banyak digunakan untuk mempermudah dalam
pengenalan jalan karna umumya sebuah peta berisikan lebih banyak nama jalan atau rute yang
berupa garis. Hasil dari polyline pada praktikum kali ini menghasilkan 4 polyline jalan yang
menggambarkan 4 jalan yakni Jl. Sugiono, Jl. Mayjend Sutoyo, Jl. Panjaitan dan Jl. Pierre
Tendean. Saat kita merektrifikasi peta sebelum mendigit, kita menggunakan WGS 1984
(World Geodetic System) sebagai acuan pada proyeksi peta. Pada saat melakukan digitasi
menu editor yang berisikan start editing dan stop editing sering digunakan untuk merubah
nama maupun melakukan perubahan pada informasi saat digitasi.
4.2.4.3 Polygon
Digitasi Polygon digunakan untuk menggambarkan suatu objek yang memiliki luasan
atau area wilayah cukup besar. contohnya lapangan bola, lahan, daerah tambak dan lainnya.
Dalam melakukan digitasi pada citra daerah kota Palu dilakukan 3 kali digitasi dengan 3 area
polygon yang didapatkan yang merepresentasikan area Bundaran Bumi Nyiur, Taman
Perumahan Bank Indonesia dan tanah kosong. Digitasi polygon lebih baik dilakukan secara
tepat atau rapat agar semakin sesuai dengan area sebenarnya. Pada layer of contents, warna
ataupun arsiran pada area polygon dapat dirubah sesuai yang diinginkan agar semakin
mempermudah dalam pembacaan citra peta yang dihasilkan. Selain itu pemberian informasi
pada digitasi sangat perlu diperhatikan dari mulai pemilihan warna dan ukuran tulisan agar
peta yang dihasilkan dapat berguna dan lebih mudah terbaca.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Download peta dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan software Google Earth
Pro. Peta yang di-download hanya bagian yang telah dibatasi dengan pin.
2. Registrasi peta dilakukan untuk membenarkan koordinat dan menyesuaikan datum
koordinat menjadi datum WGS 1984 dan koordinat yang sama dengan Google Earth
Pro pada software ArcGIS.
3. Proyeksi peta yaitu suatu sistem pemindahan dari bentuk permukaan yang lengkung
abola pada suatu bidang datar
4. Digitasi dilakukan untuk menandai suatu lokasi yang bisa berupa titik (Point), suatu
garis (Polyline) ataupun wilayah (Polygon) yang memiliki luasan tertentu.

5.1 Saran
1. Sebaiknya sebelum praktikum dimulai semuanya dipersiapkan terlebih dahulu
terutama sinyal baik praktikan maupun asisten
2. Sebaiknya daerah yang didownload merupakan daerah dekat pantai
3. Sebaiknya pada saat praktikum berlangsung praktikan lebih aktif.
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, M.H., R. Djaja, dan A.L. Ibrahim. 2018. Pembuatan Peta Laut Berdasarkan S-4
Dan S-57 International Hydrographic Organization (Iho) Menggunakan Perangkat
Lunak ArcGIS 10.4.1. JOM Teknik Geodesi, 1(1): 1-14.
Adil, Ahmat. 2017. Sistem Informasi Geografis. Yogyakarta: Penerbit Andi. 350 hlm.
Ardiansyah dan Kardono. 2017. Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Jaringan Pipa
dan Titik Properti Pelanggan di PT Aetra Air Tangerang. Jurnal Ilmiah Info, 9(1): 81-
89.
Awaluddin, M., F.J. Amarrohman, A.L. Nugraha, B. Sasmito, dan K. Azizah. 2020. Analisis
Luas Pengelolaan Wilayah Laut Jawa Tengah pada Beberapa Sistem Proyeksi dan
Sistem Koordinat. Jurnal Geodesi dan Geomatika, 3(2): 185-191.
Karno, A.S.B. 2020. Prediksi Data Time Series Saham Bank BRI Dengan Mesin Belajar
LSTM (Long ShortTerm Memory). Journal of Information and Information Security
(JIFORTY), 1(1): 1-8.
Sasongko, A. 2016. Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Pemetaan Jalan dan
Bangunan (Studi Kasus: Bidang Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kubu
Raya). Jurnal Khatulistiwa Informatika, 4(1): 1-11.
Supuwiningsih, N.N. dan M. Rusli. 2020. Sistem Informasi Geografis: Konsep Dasar &
Implementasi. Yogyakarta: Penerbit Andi. 102 hlm.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai