Disusun Oleh:
Safira Ashilah
26050119140116
Oseanografi B
Tim Asisten
Danang Imaddudin Mahardika 26050118140076
Audria Izza Nadira 26050118120021
Dhimas Prabu Pratama 26050118140047
Hajar Shofwatul Islam 26050118120007
Harya Bagus D 26050118140058
Namira Yunita Prasasti 26050118120017
Zahra Sadza Salma 26050118120009
DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
Tgl Praktikum : 15 April 2021
Tgl Pengumpulan : 28 April 2021
LEMBAR PENILAIAN
NO KETERANGAN NILAI
.
1. Pendahuluan
2. Tinjauan Pustaka
3. Materi dan Metode
4. Hasil dan Pembahasan
5. Penutup
6. Daftar Pustaka
TOTAL
Mengetahui,
Koordinator Praktikum Asisten
2.1 Kartografi
2.1.1 Sejarah Kartografi
Menurut Irawan (2012), awal perkembangan - Kartografi adalah seni dan
ilmu pembuatan peta. Peta tertua yang diawetkan pada tablet tanah liat Babilonia
dari sekitar 2300 SM Kartografi itu cukup maju di Yunani kuno. Konsep Bumi
bulat itu terkenal di kalangan filsuf Yunani pada saat Aristoteles (ca. 350 SM) dan
telah diterima oleh semua geografer.kartografi Yunani dan Romawi mencapai
puncak dengan Claudius Ptolemaeus (Ptolemy, sekitar tahun 85-165). “peta
dunia” digambarkan. Dunia Lama dari sekitar 60 ° N ke 30 ° S garis lintang. Dia
menulis karya monumental, Panduan untuk Geografi (Geographike hyphygesis),
yang tetap menjadi referensi otoritatif di geografi dunia hingga Renaissance.
CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi
pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan,
pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat
national yang membentang di atas benua Amerika, memasukkan garis sebagai arc
yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada
berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson
kemudian disebut "Bapak SIG".
Penemuan pencetakan membuat peta lebih banyak tersedia dimulai pada
abad ke-15. Peta berada di blok kayu pertama yang dicetak menggunakan diukir
(lihat di atas). Di antara pembuat peta yang paling penting pada masa ini adalah
Sebastian Münster di Basel (sekarang Swiss). Nya Geographia, yang diterbitkan
pada tahun 1540, menjadi standar global baru untuk peta dunia.Percetakan dengan
pelat tembaga terukir muncul pada abad 16 dan terus menjadi standar hingga
teknik fotografi dikembangkan. Kemajuan besar dalam pemetaan terjadi pada
Zaman Eksplorasi di abad 15 dan 16. Pembuat Peta menanggapi dengan grafik
navigasi, yang digambarkan garis pantai, pulau, sungai, pelabuhan, dan fitur yang
menarik berlayar. baris Kompas dan bantuan navigasi lainnya termasuk, proyeksi
peta baru dibuat, dan bola dibangun. peta dan bola dunia tersebut diselenggarakan
di nilai besar untuk, militer, dan diplomatik tujuan ekonomi, dan sebagainya
sering dianggap sebagai atau komersial rahasia nasional – atau kepemilikan peta
rahasia.Seluruh-peta dunia pertama mulai muncul di awal abad ke-16, setelah
pelayaran oleh Columbus dan orang lain untuk Dunia Baru. Peta dunia pertama
benar biasanya dikreditkan ke Martin Waldseemüller di tahun 1507.Peta ini
digunakan proyeksi Ptolemaic diperluas dan adalah peta pertama yang
menggunakan nama Amerika untuk Dunia Baru – lihat Waldseemüller’s peta
dunia.Gerardus Mercator dari Flanders (Belgia) adalah kartografer terkemuka dari
pertengahan abad ke-16. Ia mengembangkan proyeksi silinder yang masih banyak
digunakan untuk grafik navigasi dan peta global. Ia menerbitkan peta dunia pada
1569 yang didasarkan pada proyeksi ini. Banyak proyeksi peta lainnya segera
dikembangkan (Prihandito, 1989).
Peta menjadi semakin akurat dan faktual selama abad ke-17, 18 dan 19
dengan penerapan metode ilmiah. Banyak negara melakukan program pemetaan
nasional. Meskipun demikian, sebagian besar dunia ini kurang diketahui sampai
meluasnya penggunaan foto udara berikut perang Dunia I. Kartografi Modern
didasarkan pada kombinasi pengamatan tanah dan penginderaan jauh. Sistem
Informasi Geografis (GIS) muncul pada periode-80 1970. GIS merupakan
perubahan besar dalam paradigma kartografi. Dalam tradisional (kertas)
kartografi, peta itu dipandang baik sebagai database dan menampilkan informasi
geografis. Untuk GIS, database, analisis, dan menampilkan secara fisik dan
konseptual aspek terpisah dari penanganan data geografis. Sistem Informasi
Geografis terdiri dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data digital,
orang, organisasi, dan lembaga untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis,
dan menampilkan informasi bergeoreferensi tentang bumi (Prihandito, 1989).
2.1.2 Pengertian Kartografi
Kartografi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu karto = carto yang berarti
permukaan dan grafi yang berarti gambaran/bentuk, kartografi = gambaran
permukaan. Maka diartikan kartografi adalah sebagai ilmu membuat peta.
Kartografi adalah merupakan ilmu yang khusus mempelajari segala sesuatu
tentang peta. Mulai dari sejarah, perkembangan, pembuatan, pengetahuan,
penyimpanan, hingga pengawetan serta cara-cara penggunaan peta (Sekeon et al.,
2016).
Menurut Handoyo (2009), kartografi adalah seni, ilmu pengetahuan dan
teknologi tentang pembuatan peta-peta, sekaligus mencakup studinya sebagai
dokumen-dokumen ilmiah dan hasil karya seni. Kartografi merupakan
pengorganisasian, penyajian, pengkomunikasian, dan pemeliharaan (utilisasi)
geo-informasi dalam bentuk grafis, digital, dan taktil (tactile),termasuk semua
tahap dari penyiapan data hingga penggunaan akhir dalam pembuatan peta
ataupun berbagai produk informasi keruangan yang terkait.
2.1.3 Perkembangan Kartografi
Menurut Akbar dan Khakhim (2020), kartografi dikenal sebagai seni, ilmu
pengetahuan dan teknologi tentang pembuatan peta-peta, sekaligus mencakup
studinya sebagai dokumen-dokumen ilmiah dan hasil karya seni. Namun pada saat
peta pertama dibuat, kartografi belum dikenal. Dan tidak ada yang mengetahui
secara pasti tahun tepatnya kemunculan kartografi pertama kali. Atas dasar fakta
sejarah yang tersebut diatas, maka sebelum menyusun kronologis perkembangan
dunia kertografi dari awal kemunculannya hingga berkembangnya kartografi
modern saat ini, alangkah baiknya kita meruntut dan mengenal kemunculan peta
sebagai pangkal tolak kemunculan ilmu kartografi.
Menurut Akbar dan Khakhim (2020), menengok ke masa sejarah kuno,
sekitar 6200 SM di Catal Hyûk, Anatolia. Terdapat sebuah lukisan pada dinding
yang menerangkan mengenai posisi jalan dan rumah dari sebuah kota yang juga
menampilkan keberadaan gunung yang berada di dekat kota tersebut. Lukisan
pada dinding itu ditemukan pada 1963, yang pada saat ini merupakan kota di
dekat Ankara, Turki. Namun status dari penemuan tersebut masih dalam
perdebatan untuk dikategorikan sebagai peta atau hanya merupakan lukisan saja.
Perkembangan kartografi adalah sejalan dengan perkembangan peta, karena
produk dari katografi adalah peta. Hanya saja seperti yang telah disebutkan diatas
bahwa peta telah dihasilkan jauh sebelum ilmu kartografi ditemukan. Dimana
ilmu kartografi baru diperkenalkan pertama kali oleh Claudius Ptolomeus
(Ptolemy) sekitar 85 – 165 M, yang pada zamannya juga telah dikenal konsep
hitungan posisi dan proyeksi peta. Cakupan area dari peta yang dibuat Ptolemy
dari 600LU – 300LS. Ptolemy juga menulis Guide to Geography (Geographike
hypygesis), yang menjadi literature cukup diakui hingga masa Renaissance.
2.1.4 Kartografi Digital
Menurut Devega et al (2020), pembuatan peta digital merupakan suatu
cabang ilmu desain grafis, dimana peta tersebut dapat dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan internal institusi.Adapun peta digital sudah tersedia
layanannya seperti google maps, tomtom, dan lain sebagainya. Pemetaan digital
(juga disebut kartografi digital) adalah proses dimana suatu kumpulan data
dikompilasi dan diformat menjadi gambar digital. Fungsi utama dari teknologi ini
adalah untuk menghasilkanpetayang memberikan representasi akurat dari daerah
tertentu, merinci jalan utama dan tempat menarik lainnya. Teknologi ini juga
memungkinkan untuk perhitungan jarak dari satu tempat ke tempat lain.
Pemetaan digital atau sering disebut sebagai digital mapping merupakan
suatu cara baru dalam pembuatan peta, baik untuk keperluan pencetakan maupun
dalam format peta digital. Pemetaan digital (kartografi digital) adalah proses
dimana suatu kumpulan data dikompilasi dan diformat menjadi gambar digital.
Dikarenakan dilakukan secara digital maka dibutuhkan perangkat keras komputer
dan perangkat lunak yang berkaitan. Salah satu teknologi pemetaan digital pada
saat ini yaitu Google Maps. Layanan ini memberikan citra satelit, peta jalan,
panorama 360°, kondisi lalu lintas, dan perencanaan rute untuk bepergian dengan
berjalan kaki, mobil, sepeda (versibeta), atau angkutan umum (Susanto, 2016).
2.3 Batimetri
Batimetri adalah ilmu yang mempelajari tentang cara menentukan
topografi dari dasar perairan. Data batimetri digunakan untuk keperluan navigasi,
pembuatan nautical charts, oseanografi biologi, erosi di pantai, kenaikan muka
air. Banyak metode yang dapat digunakan untuk menentukan batimetri laut,
seperti menggunakan sensor aktif seperti sonar, lidar, atau citra pasif multispectral
seperti Ikonos, WorldView dan Landsat (Jagalingam et al., 2015).
Salah satu informasi sumber daya alam yang dapat dihasilkan dari
teknologi penginderaan jauh adalah batimetri. Batimetri merupakan informasi
penting yang berisi kedalaman perairan dan topografi bawah laut. Banyak aspek
laut baik perencanaan spasial, lingkungan laut, budidaya perairan memerlukan
data batimetri. Pemetaan batimetri penting untuk zona pesisir dan peta navigasi
keselamatan pelayaran. Pengukuran batimetri secara konvensional di daerah
dangkal dan bergelombang seperti di daerah terumbu sangat sulit dan mahal
bahkan terkadang sangat berbahaya (Bakosurtanal, 2004).
3.2 Materi
1. Aplikasi ArcGIS
2. Microsoft Excel
3.3 Metode
3.3.1. Batimetri
1. Buka aplikasi ArcGIS 10.8
2. Add Data diklik lalu masukkan data garis pantai.shp dan teluk awur.tif
3. Layers diklik kemudian Add Data diklik > data batimetri.xls > Hasil$ lalu
klik OK
4. Pada sublayer, data Hasil$ diklik kanan > Display X,Y Data > Z Field
diubah menjadi z, kemudian Coordinate system diubah menjadi WGS
1984 lalu OK diklik
5. Untuk membuat polygon, catalog diklik dan file didalam folder dibuat
kemudian shapefile diklik
6. Pada jendela Create New Shapefile, nama diubah menjadi Boundary >
Feature Type = Polygon. Lalu Coordinate System diubah menjadi WGS
1984, OK diklik
7. Editor pada toolbar diklik > Start Editing > Boundary dipilih, dan OK
diklik
10. Setelah sampai pada ujung kiri garis pantai, Trace pada toolbar diklik
kemudian kursor diarahkan mengikuti alur garis pantai hingga kembali ke
titik awal garis pantai, lalu klik dua kali untuk berhenti
13. Ketiga data yang ada pada jendela Topo to Raster diinput. Field pada
Hasil$ Events diubah menjadi z. Type pada Hasil$ Events,
Garis_PantaiUTM dan Boundary1 diubah berturut menjadi
PointElevation, Boundary, dan Boundary, lalu OK diklik
3. Peta diklik kanan, Properties > tab Grid > New Grid, kemudian Next
hingga Finish
4. Properties diklik kemudian pada tab Axes, Bottom dan Right pada Major
Division Ticks dan Subdivision Ticks di-unchecklist
5. Pada tab Labels, Bottom dan Right pada Label Axes di-unchecklist, lalu
Left pada Vertical Labels di-unchecklist. Apply diklik kemudian OK
7. Judul peta dimasukkan, ikon A diklik kemudian font dan size diubah
menjadi TNR ukuran 12.
8. Logo UNDIP dimasukkan, tab Insert diklik > Picture
10. Scale Bar dimasukkan, pada tab Insert > > Scale Bar > Alternating Scale
Bar 2 > Properties > Division Units diubah menjadi Kilometers
11. Scale Text dimasukkan, pada tab Insert > Scale Text >Absolute Scale, lalu
Apply dan OK diklik
12. Keterangan peta dimasukkan, insert >legend. Pada Legend items, data
selain hasil topo to raster dihapus > next hingga finish
13. Legenda diklik kanan > Convert to Graphics > Ungroup lalu keterangan
yang tidak dibutuhkan dihapus dan dirapihkan kembali
14. Inset peta dimasukkan, Insert > Data Frame > New Data Frame diklik
kanan lalu Add Data > File shp Indonesia_kab dipilih
15. Data frame diklik kanan > Properties > Extent indicator > layers di klik
ke kanan. Grid ditambahkan. Lalu label pada peta ditambahkan
16. Sumber peta ditambahkan, ikon A diklik lalu sumber peta ditulis
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Batimetri
4.2. Pembahasan
4.2.1 Batimetri
Berdasarkan pada praktikum modul 3 SIG yang telah dilakukan, dapat
diketahui batimetri pada perairan Teluk Awur, Jepara. Batimetri merupakan
informasi yang berisi kedalaman perairan dan topografi bawah laut. Peta batimetri
merupakan suatu peta dimana didalamnya terdapat informasi yang berisi
kedalaman perairan dan topografi bawah laut. Pembuatan peta batimetri pada
sepanjang pantai Teluk Awur, Jepara dilakukan dengan menggunakan aplikasi
ArcGIS. Data yang ada berupa data posisi dan data kedalaman berbentuk titik
yang memiliki informasi posisi dan kedalaman yang langsung. Pemberian warna
pada batimetri yang terbentuk dimaksudkan untuk mempermudah melihat
kedalaman yang berbeda tiap jarak yang ada.
Berdasarkan pemetaan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
ArcToolbox Topo to Raster digunakan untuk melakukan interpolasi terhadap data-
data hasil pemeruman yang hanya berupa titik sehingga dapat berbentuk menjadi
kontur batimetri dalam suatu batasan yang telah ditentukan sesuai kedalamannya.
Pada hasil peta batimetri diperoleh variasi perbedaan nilai kedalaman yang
digambarkan dengan adanya perbedaan warna. Dapat dilihat pada daerah yang
dekat dengan daratan memiliki warna yang lebih terang yang berarti kedalaman
perairan lebih rendah atau dangkal dibandingkan dengan daerah perairan yang
jauh dari daratan. Terlihat Warna yang lebih gelap yang mengambarkan daerah
tersebut memiliki kedalaman yang dalam. Karena pada daerah yang menjauhi
pantai atau daratan memiliki kedalaman yang lebih besar. Namun perlu
diperhatikan, bahwasannya variasi perbedaan kedalaman di setiap daerah yang
dipetakkan memiliki kecenderungan perbedaan yang tidak terlalu signifikan.
Karena ciri topografi perairan Teluk Awur itu sendiri termasuk salah satu perairan
Utara Jawa memiliki ciri kedalaman yang landai.
4.2.2. Kartografi Digital
Kartografi digital merupakan teknik pembuatan peta secara digital dengan
komputer dan perangkat lunak lainnya yang berhubungan. Pembuatan peta secara
digital memiliki keuntungan yaitu lebih fleksibel dan praktiks. Peta yang
digunakan adalah peta Pantai Pantai Teluk Awur yang diolah dengan aplikasi
ArcGIS. Pembuatan peta dalam ArcGIS dilakukan dalam layout view. Ukuran dan
orientasi kertas diatur sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan dalam pembuatan
modul ini yaitu dengan menggunakan orientasi kertas landscape. Legenda peta
merupakan komponen penting seperti arah mata angin, lambang instansi, nama
pembuat peta, skala bar dan lainnya penting untuk menunjukkan keterangan yang
ada pada peta. Dalam menunjukkan lokasi terhadap peta yang lebih luas atau
sebagai inset peta dapat digunakan data frame. Selain itu sumber peta disertakan
yaitu dari peta RBI dan Google Earth sebagai rujukan sumber citra yang telah di
download. Peta RBI merupakan peta topografi yang menampilkan sebagian unsur-
unsur alam dan buatan manusia di wilayah NKRI.
V.PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Fungsi arctoolbox topo to raster salah satunya adalah untuk membuat
batimetri pada suatu peta perairan.
2. Pembuatan peta kartografi digital menggunakan software ArcGIS 10.8
dengan menggunakan data berupa Indonesia_kab, data batimetri serta peta
Teluk Awur Jepara yang kemudian di olah sehingga menghasilkan peta
yang informatif dalam bentuk digital.
5.2 Saran
1. Sebaiknya sebelum praktikum dimulai semuanya dipersiapkan terlebih
dahulu terutama sinyal baik praktikan maupun asisten
2. Sebaiknya tutorial yang diberikan lebih jelas dan rinci
3. Sebaiknya pada saat praktikum berlangsung praktikan lebih aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M.I. dan N. Khakhim. 2020. Penyusunan Sistem Informasi dan Analisis
data Kesehatan Pegawai Universitas Gadjah Mada. Jurnal Bumi
Indonesia., 9(1).
Bakosurtanal, 2004. Petunjuk Teknis Penggunaan Peta Rupabumi Indonesia
(RBI). Jakarta: Bakosurtanal.
Devega, M., Yuhelmi, dan Walhidayat. 2020. Peta 3D Universitas Lancang
Kuning. Jurnal Sistem Informasi., 2(1): 48-60.
Handoyo, Sri. 2009. Kaidah Kartografis: Sebuah Kontemplasi Profesi.
Martha, Sukendra. 2004. Panduan Membaca Peta Rupa Bumi Indonesia. Pusat
Pelayanan jasa dan informasi BAKOSURTANAL: Cibinong.
Prihandito, 1989. Teknik Survei dan Pemetaan Jilid 1 untuk SMK. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Sekeon, N.D., Y.D. Rindengan, dan R. Sengkey. 2016. Perancangan SIG Dalam
Pembuatan Profil Desa Se-Kecamatan Kawangkoan. E-Journal Teknik
Elektro dan Komputer., 5(1): 49-59.
Susanto. 2016. Aplikasi Pemetaan Pelanggan TV Kabel PT. Linggau Mandiri
Jaya. Lubuk Linggau;STMIK MUSIRAWAS. Jurnal Jutim, Volume 1
No.1.