Anda di halaman 1dari 10

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING

SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI


RESUSITASI ANAK

KOORDINATOR SKILLS LAB


SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATAOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015

1
RESUSITASI BAYI DAN ANAK

Pengertian : Melakukan resusitasi bayi dan anak akibat gawat napas dan sirkulasi.
Tujuan pembelajaran : setelah pembelajaran ini mahasiswa diharapkan :
1. Mampu melakukan penilaian kegawatan napas dan sirkulasi
2. Mampu melakukan resusitasi bayi dan anak yang mengalami gangguan
pernapasan yang mengancam jiwa
3. Mampu membebaskan dan membersihkan jalan napas pada bayi dan anak.
4. Mampu memberikan napas bantu pada bayi dan anak yang tidak bisa
bernapas/apnu.
5. Mampu melakukan pijatan jantung luar pada bayi dan anak yang mengalami henti
jantung.
Media dan alat pembelajaran:
1. Buku panduan peserta skill lab sistim emergensi dan traumatologi
2. Boneka manikin bayi dan anak.
3. Pipa orofaring ukuran bayi dan anak.
4. Kateter penghisap
5. Masker resusitasi
6. Balon resusitasi tipe mengembang sendiri
7. Balon resusitasi tipe tidak mengembang sendiri
8. Pipa lambung (gastric tube)
9. Pipa endotrakeal no. 3.0 – 7,0
Indikasi
1. Dilakukan pada bayi dan anak yang mengalami sumbatan jalan napas
2. Dilakukan pada bayi dan anak yang tidak bernapas/apnu.
3. Dilakukan pada bayi dan anak yang mengalami henti jantung.

Metode Pembelajaran
Demonstrasi kompetensi sesuai dengan penuntun belajar

2
Deskripsi kegiatan resusitasi bayi dan anak.
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit 1. Perkenalan, mengatur posisi duduk
mahasiswa
2. Penjelasan singkat tentang prosedur
kerja, peran masing-masing mahasiswa
dan alokasi waktu.
2. Demonstrasi singkat 10 menit 1. Seluruh mahasiswa melihat demonstrasi cara
resusitasi bayi dan anak oleh Instruktur pada
tentang cara resusitasi
model
bayi dan anak oleh 2. Diskusi singkat bila ada yang kurang
dimengerti.
instruktur.
3. Praktek cara resusitasi 10 menit 1. Satu orang mahasiswa mempraktekkan cara
resusitasi bayi dan anak. Mahasiswa lainnya
bayi dan anak.
menyimak dan mengoreksi bila ada yang kurang.
2. Instruktur memperhatikan dan memberikan
bimbingan bila mahasiswa kurang sempurna
melakukan praktek.
3. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa
dan melakukan supervisi menggunakan
ceklis/daftar tilik.
4. Diskusi 10 menit 1. Diskusi tentang kesan mahasiswa terhadap
praktek cara resusitasi bayi dan anak: apa
yang dirasa mudah, apa yang sulit.
2. Mahasiswa memberikan saran atau koreksi
tentang jalannya praktek hari itu. Instruktur
mendengar dan memberikan jawaban.
3. Instruktur mejelaskan penilaian umum
tentang jalannya praktek resusitasi bayi dan anak :
apakah secara umum berjalan baik,
apakah ada sebagaian mahasiswa yang
masih kurang. Bila perlu mengumumkan
hasil masing-masing mahasiswa.
Total waktu 35 menit

3
PENUNTUN BELAJAR
KETERAMPILAN RESUSITASI PADA BAYI DAN ANAK

Langkah-langkah/Kegiatan Keterangan
Persiapan awal
Periksa semua kelengkapan alat
RESUSITASI Instruktur menjelaskan dan

Pendekatan ’SAFE’ memperagakan bagaimana


menilai tanda-tanda adanya
Shout for help ( minta tolong)
gangguan sistem kardio
Approach with care (tangani dengan hati-hati)
vaskuler.
Free from danger (jauhkan dari bahaya)
Evaluate ABC (nilai jalan nafas, pernafasan, sirkulasi)

SAFE approach

Are you alright?

Airway opening manoeuver

Look, listen, feel

Up to 5 breaths

Check pulse

Start CPR
1 minute

Call emergency services


Tatacara meminta pertolongan:
1. Bila hanya 1 org penolong, lakukan bantuan hidup dasar
dulu, baru kemudian meminta bantuan
2. Bila penolong tidak dapat meminta pertolongan, teruskan
resusitasi sampai tiba penolong lain atau sampai kelelahan.
3. Bila ada 2 penolong, penolong pertama melakukan
resusitasi, penolong kedua mencari bantuan

4
4. Yang meminta bantuan menyebut lokasi, nomor telpon,
jenis kejadian, jumlah korban, pertolongan yg telah
diberikan dan informasi lain yg dibutuhkan.
Penilaian sistem kardiovaskuler
A. Airway = jalan nafas
– Dapat dipertahankan tanpa alat atau memerlukan alat
bantu jalan nafas
B. Breathing = Pernafasan
- Frekwensi
- Gerak nafas (retraksi, merintih, cuping hidung, otot bantu
nafas)
- Aliran udara pernafasan (pengembangan dada, suara nafas,
stridor, wheezing/mengi, gerakan paradoks)
– Warna kulit (ada atau tidaknya sianosis)
C. Circulation = sirkulasi
- Frekwensi jantung, denyut sentral, denyut perifer
tekanan darah.
- Perfusi kulit (capillary refill time, suhu, warna kulit,
kulit berbercak (mottling)
- Perfusi SSP
- Reaksi Kesadaran (AVPU= Alert, Respon to Verbal,
Respon to Pain, Unresponsive) (mengenal org tua,
tonus otot, ukuran pupil, postur
(dekortikasi/deserebrasi)
Penilaian dilakukan tidak lebih dari 30 detik
JALAN NAFAS (AIRWAY)
1. Tentukan derajat kesadaran dan kesulitan nafas
a. Periksa tanda cedera kepala, leher, kesulitan pernafasan &
kesadaran. Bila ada cedera kepala jangan mengguncang
bayi atau anak karena dapat merusak medula spinalis.
b. Bila bayi dan anak tidak sadar tapi bernafas baik,

5
letakkan pada posisi pulih (recovery position)
c. Bayi dan anak sadar dengan kesulitan bernafas, letakkan
pada posisi senyaman mungkin yg memudahkan
bernafas.
2. Mintalah bantuan
3. Atur posisi korban
a. Letakkan dengan posisi terlentang diatas dasar yg rata
dan keras
b. Bila ada cedera kepala/leher pertahankan posis tubuh-
leher-kepala dalam satu garis. Hindari ekstensi, fleksi dan
rotasi kepala karena dapat mencederai medula spinalis.
c. Memindahkan ke tempat lain, posisi tubuh-leher-kepala,
harus dalam satu garis kesatuan
4. Membuka jalan nafas
- Bila tidak ada cedera kepala dengan cara head tilt atau
chin lift
Head-tilt/chin lift
Cara melakukan:
1. Letakkan satu tangan pada dahi tekan perlahan ke posterior,
sehingga kemiringan kepala menjadi normal atau sedikit
ekstensi (hindari hiperekstensi karena dapat menyumbat
jalan napas).
2. Letakkan jari (bukan ibu jari) tangan yang lain pada tulang
rahang bawah tepat di ujung dagu dan dorong ke luar atas,
sambil mempertahankan cara 1.

- Bila tidak sadar dan ada cedera kepala dengan cara jaw
thrust
Cara melakukannya:
1. Posisi penolong di sisi atau di arah kepala
2. Letakkan 2-3 jari (tangan kiri dan kanan) pada masing-

6
masing sudut posterior bawah kemudian angkat dan dorong
keluar.
3. Bila posisi penolong diatas kepala. Kedua siku penolong
diletakkan pada lantai atau alas dimana korban diletakkan.
4. Bila upaya ini belum membuka jalan napas, kombinasi
dengan head tilt dan membuka mulut (metode gerak triple)
5. Untuk cedera kepala/ leher lakukan jaw thrust dengan
immobilisasi leher.
PERNAFASAN ( BREATHING)
1. Nilai usaha nafas dengan melihat gerak nafas, dengar desah
nafas, dan rasakan aliran udara pernafasan
2. Caranya
a. Pasang sungkup dengan ukuran sesuai umur sehingga
menutup mulut dan hidung, lalu rapatkan
b. Sambil mempertahankan posisi kepala (jalan nafas)
lakukan tiupan nafas buatan dengan mulut atau balon
(bag) resusitasi.
c. Bila dgn mulut, tarik nafas dalam, tiup dan liat
pengembangan dada. Bila tetap tdk mengambang
kemungkinan obstruksi jalan nafas.
3. Frekuensi nafas buatan yg dilakukan:
- Bayi - < 8 thn : 20 kali permenit
- Neonatus : 30 – 60 kali permenit
SIRKULASI DARAH (Circulation)
Penilaian sirkulasi : setelah 2-5 kali nafas buatan
Tempat penilaian : bayi baru lahir : arteri umbilikus
bayi : arteri brakhialis
anak : arteri karotis
Indikasi pijat jantung : bradikardia ( <60x/m atau henti jantung )
Lokasi pemijatan : 1/2 bagian bawah tulang dada (sternum)
dengan kedalaman pijatan 1/3 tebal dada.

7
Cara :
- Bayi: pijatan dilakukan dengan teknik ibu jari atau dua
jari (telunjuk dan jari tengah)
Teknik ibu jari :
1.Kedua ibu jari menekan tulang dada
2.Kedua tangan melingkari dada dan jari-jari tangan
menopang bagian belakang bayi
Teknik dua jari :
1.Ujung jari tengah dan jari telunjuk atau jari manis dari satu
tangan digunakan untuk menekan tulang dada
2.Tangan yang lain digunakan untuk menopang bagian
belakang bayi.
- Anak < 8 tahun : dengan pangkal telapak tangan
- Anak > 8 tahun : pangkal telapak tangan terbuka dan dibantu
dengan tangan yang satu diatasnya.
Frekuensi pemijatan :
- Bayi dan anak : 100 kali permenit
- Neonatus : 120 kali permenit
Koordinasi antara pijat jantung dan nafas buatan:
- Neonatus : 3:1
- Anak : Dua penolong : 15 : 2
Satu penolong : 30 : 2

SUMBATAN JALAN NAFAS


Teknik pukulan dan hentakan Teknik ini digunakan pada
Bayi dan anak kecil penderita sumbatan jalan

8
1. Letakkan bayi dengan posisi tertelungkup kepala lebih napas akibat lidah yang jatuh
rendah. Diatas lengan bawah, topang dagu dan leher dengan ke belakang
lengan bawah dan lutut penolong.
2. Tangan lainnya melakukan pukulan punggung diantara
kedua tulang belikat secara hati-hati dan cepat sebanyak 5
kali pukulan.
3. Balikkan dan lakukan hentakan pada dada sebagaimana
melakukan pijat jantung luar sebanyak 5 kali.
4. Pada neonatus tidak boleh melakukan cara diatas, hanya
dilakukan dengan alat penghisap (suction)
Pada anak lebih besar :
1. Pukulan punggung dilakukan 5 kali dengan pangkal tangan
diatas tulang belakang diantara kedua tulang belikat. Jika
memungkinkan rendahkan kepala di bawah dada.
2. Hentakan perut (Heimlich maneuver dan abdominal thrust).
Cara: Penolong berdiri di belakang korban, lingkarkan
kedua lengan mengitari pinggang, peganglah satu sama lain
pergelangan atau kepalan tangan (penolong), letakkkan
kedua tangan (penolong) pada perut antara pusat dan
prosessus sifoideus, tekanlah ke arah abdomen atas dengan
hentakan cepat 3-5 kali. Hentakan perut tidak boleh
dilakukan pada neonatus dan bayi.

Resume Resusitasi Anak


Maneuver Dewasa dan Anak kecil Bayi Neonatus CPR/Resc
anak besar Breathing
> 8 tahun 1-8 tahun < 1 tahun Bayi baru lahir
Airway Head tilt-chin Head tilt-chin Head tilt-chin Head tilt-chin Check responnya
lift (jika trauma lift (jika trauma lift (jika trauma lift (jika trauma Buka jalan nafas
jaw thrust) jaw thrust) jaw thrust) jaw thrust)
Breathing 2-5 nafas kira- 2-5 nafas kira- 2-5 nafas kira- 2-5 nafas kira-

9
kira 1 ½ detik kira 1 ½ detik kira 1 ½ detik kira 1 detik Cek napas, jika
tiap nafas tiap nafas tiap nafas tiap nafas korban bernafas:
recovery position.
Jumlah nafas ± 12 kali/min ± 20 kali/min ± 20 kali/min ±30–60 kali/min Jika tidak ada
pengembangan
Obstruksi benda Abdominal Abdominal Back blows atau Suction (jangan dada : reposisi dan
asing thrusts atau thrusts atau chest thrust abdominal ulangi sampai 5
back blows back blows atau (jangan thrust atau kali
chest thrust abdominal back blows)
thrust)
Cek nadi Carotis Carotis Brachial Umbilical Nilai tanda
kehidupan, jika
Titik kompressi 1/2 bgn bawah 1/2 bgn bawah 1 jari dibawah 1 jari dibawah ada nadi tp napas
sternum sternum garis inter- garis inter- tidak ada: lakukan
mammary mammary tindakan bantu
napas, jika nadi <
Metode Pangkal telapak 1 pangkal 2 atau 3 jari 2 jari atau 50x/mnt dan
Kompressi tangan dan tgn telapak tangan teknik ibu jari perfusi jelek :
satu diatasnya kompresssi dada

Kedalaman ± 1/3 tebal dada ± 1/3 tebal dada ± 1/3 tebal dada ± 1/3 tebal dada
kompressi

Frekuensi ± 100/min ± 100/min ± 100/min ± 120/min


kompressi

Rasio Kompressi 15 : 2 (2rescuer) 15 : 2 (2rescuer) 15 : 2 (2rescuer) 3:1


ventilation 30:2 ( 1 rescuer) 30:2 ( 1 rescuer) 30:2 ( 1 rescuer)

10

Anda mungkin juga menyukai