Anda di halaman 1dari 29

Corona Virus Disease – 19

OLEH :
Kelompok I

NUR AINUN ANITA SALEH 219240060


IDMI JULIANA 219240037
CITRA APRILIA NUR SAM 219240054
MULFI JUMLIAH AGUSTIN 1219240061
ELVITA RAHMA 219240066
ANDINI BATARA DEWI 219240069
HAJRAH 219240046
INDAH MAGFIRAH NURLATIFA 219240057
NUR AZIZAH AMALIA 219240064
ASLIANA 219240043
ASMAUL HUSNA 219240063
HIKMAWAN MUDARSAL 219240042

KELAS II.B
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PARE PARE
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai Corona
Virus -19 ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak Drs. Abidin, SKM ,M.Kes mata kuliah Promosi Kesehatan. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang wabah
penyakit Coronavirus disease 19 bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Abidin, SKM ,M.Kes,
selaku Dosen mata kuliah Promosi Kesehatan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang wabah penyakit
akibat Coronavirus Disease 19 ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Parepare, 01 Juni 2020

Penulis
Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Pengertian Corona Virus Disease-19............................................................3


B. Sejarah dan Perkembangan Corona Virus Disease-19..................................4
C. Awal mula masuknya Corona Virus Disease-19 di Indonesia......................5
D. Cara Penyebaran Corona Virus Disease-19..................................................6
E. Penyebab Penyebaran Corona Virus Disease-19..........................................8
F. Gejala Corona Virus Disease-19...................................................................9
G. Diagnosis Corona Virus Disease-19............................................................10
H. Cara Pengobatan Corona Virus Disease-19.................................................15
I. Komplikasi Corona Virus Disease-19..........................................................16
J. Cara Pencegahan Corona Virus Disease-19.................................................19
K. Perkembangan Jumlah Kasus Corona Virus Disease-19 di Indonesia ........21

BAB III PENUTUP................................................................................................23

A. Kesimpulan..................................................................................................23
B. Saran.............................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................25

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Virus Corona adalah bagian dari keluarga virus yang menyebabkan
penyakit pada hewan ataupun juga pada manusia. Di Indonesia, masih
melawan Virus Corona hingga saat ini, begitupun juga di negara-negara
lain. Jumlah kasus Virus Corona terus bertambah dengan beberapa
melaporkan kesembuhan, tapi tidak sedikit yang meninggal. Usaha
penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi melawan COVID-19
dengan gejala mirip Flu. kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang
paru-paru misterius pada Desember 2019.
Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan
di pasar hewan tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa
kelelawar dan hewan lain yang dimakan manusia hingga terjadi penularan.
Coronavirus sebetulnya tidak asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi
hanya beberapa jenis yang mampu menginfeksi manusia hingga menjadi
penyakit radang paru. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan
Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk
yang tidak biasa dikonsumsi seperti ular, kelelawar, dan berbagai jenis
tikus. Dengan latar belakang tersebut, Virus Corona bukan kali ini saja
memuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang sama-sama mirip Flu,
Virus Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan infeks yang lebih
parah dan gagal organ.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Corona Virus Disease-19 ?
2. Bagaimana Sejarah dan Perkembangan Corona Virus Disease-19 ?
3. Bagaimana Awal Mula Masuknya Corona Virus Disease-19 di
Indonesia?
4. Bagaimana Cara Penyebaran Virus Corona?
5. Apa Penyebab Virus Corona?
6. Bagaimana Gejala Penderita Virus Corona ?
7. Bagaimana Diagnosis Corona Virus Disease-19?
8. Bagaimana Cara Pengobatan Virus Corona?
9. Bagaimana Komplikasi Virus Corona?
10. Bagaiamana Cara Pencegahan Virus Corona ?
11. Bagaimana Perkembangan Jumlah Kasus Corona di Indonesia?

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Corona Virus Disease-19.
2. Mengetahui Sejarah dan Perkembangan Corona Virus Disease-19.
3. Mengetahui Awal Mula Masuknya Corona Virus Disease-19 di
Indonesia.
4. Mengetahui Cara Penyebaran Virus Corona.
5. Mengetahui Penyebab Corona Virus Disease-19.
6. Mengetahui Gejala Penderita Virus Corona.
7. Mengetahui Diagnosis Corona Virus Disease-19.
8. Mengetahui Cara Pengobatan Virus Corona.
9. Mengetahui Komplikasi Virus Corona.
10. Mengetahui Cara Pencegahan Virus Corona.
11. Mengetahui Jumlah Kasus Corona di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Corona Virus Disease-19

Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar virus


yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga
sedang, seperti penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus ini,
setidaknya satu kali dalam hidupnya.
Namun, beberapa jenis virus corona juga bisa menimbulkan
penyakit yang lebih serius, seperti:
 Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV).
 Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).
 Pneumonia.
SARS yang muncul pada November 2002 di Tiongkok,
menyebar ke beberapa negara lain. Mulai dari Hongkong, Vietnam,
Singapura, Indonesia, Malaysia, Inggris, Italia, Swedia, Swiss, Rusia,
hingga Amerika Serikat. Epidemi SARS yang berakhir hingga
pertengahan 2003 itu menjangkiti 8.098 orang di berbagai negara.
Setidaknya 774 orang mesti kehilangan nyawa akibat penyakit infeksi
saluran pernapasan berat tersebut. 
Sampai saat ini terdapat tujuh coronavirus (HCoVs) yang telah
diidentifikasi, yaitu:
1. HCoV-229E.
2. HCoV-OC43.
3. HCoV-NL63.

3
4. HCoV-HKU1.
5. SARS-COV (yang menyebabkan sindrom pernapasan akut).
6. MERS-COV (sindrom pernapasan Timur Tengah).
7. COVID-19 atau dikenal juga dengan Novel Coronavirus
(menyebabkan wabah pneumonia di kota Wuhan, Tiongkok pada
Desember 2019, dan menyebar ke negara lainnya mulai Januari
2020. Indonesia sendiri mengumumkan adanya kasus covid 19 dari
Maret 2020
B. Sejarah dan Perkembangan Corona Virus Disease-19
Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan
kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan,
Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, Cina
mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut
sebagai jenis baru coronavirus (novel coronavirus, 2019-nCoV).
Penambahan jumlah kasus 2019-nCoV berlangsung cukup cepat dan
sudah terjadi penyebaran ke luar wilayah Wuhan dan negara lain.
Sampai dengan 26 Januari 2020, secara global 1.320 kasus konfim
di 10 negara dg 41 kematian (CFR 3,1%). Rincian China 1297 kasus
konfirmasi (termasuk Hongkong, Taiwan, dan Macau)
dengan 41 kematian (39 kematian di Provinsi Hubei, 1 kematian di
Provinsi Hebei, 1 kematian di Provinsi Heilongjiang), Jepang (3 kasus),
Thailand (4 kasus), Korea Selatan (2 kasus), Vietnam (2 kasus),
Singapura (3 kasus), USA (2 kasus), Nepal (1 kasus), Perancis (3 kasus),
Australia (3 kasus). Diantara kasus tersebut, sudah ada beberapa tenaga
kesehatan yang dilaporkan terinfeksi.
Sampai dengan 24 Januari 2020, WHO melaporkan bahwa
penularan dari manusia ke manusia terbatas (pada kontak keluarga) telah
dikonfirmasi di sebagian besar Kota Wuhan, China dan negara lain.
Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan sebagian besar
adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas,
dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru-

4
paru.Menurut hasil penyelidikan epidemiologi awal, sebagian besar
kasus di Wuhan memiliki riwayat bekerja, menangani, atau pengunjung
yang sering berkunjung ke Pasar Grosir Makanan Laut Huanan.
Sampai saat ini, penyebab penularan masih belum diketahui secara
pasti. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi dengan
mencuci tangan secara teratur, menerapkan etika batuk dan bersin,
memasak daging dan telur sampai matang. Hindari kontak dekat dengan
siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk
dan bersin.

C. Awal Mula Masuknya Corona Virus Disease-19 di Indonesia.


Pada 2 Maret 2020, untuk pertama kalinya pemerintah
mengumumkan dua kasus pasien positif Covid-19 di Indonesia. Namun,
Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menyebutkan
virus corona jenis SARS-CoV-2 sebagai penyebab Covid-19 itu sudah
masuk ke Indonesia sejak awal Januari.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjelaskan dari kedua
pasien, salah satunya merupakan guru dansa. Pasien berusia 31 tahun ini
lantas melakukan kontak fisik dengan WNA Jepang. Untuk informasi,
sebelum ke Indonesia, WNA Jepang ini bermukim di Malaysia sejak 14
Februari 2020 lalu.
Pada tanggal 14 Februari 2020, pasien terinfeksi virus corona
berdansa dengan WNA Jepang. Pasien berusia 31 tahun ini memang bekerja
sebagai guru dansa dan WNA asal Jepang ini juga merupakan teman
dekatnya. Selang dua hari, yakni 16 Februari 2020 pasien terkena sakit
batuk.
Pasien kemudian melakukan pemeriksaan di rumah sakit terdekat.
Namun, saat itu pasien langsung dibolehkan untuk rawat jalan atau kembali
ke rumah. Namun, sakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh. Hingga
pada 26 Februari 2020, pasien dirujuk ke rumah sakit dan diminta untuk

5
menjalani rawat inap. Pada saat inilah, batuk yang diderita pasien mulai
disertai sesak napas.
Pada 28 Februari 2020, pasien mendapatkan telepon dari temannya
yang di Malaysia. Dalam sambungan telepon tersebut, pasien mendapatkan
informasi jika WNA Jepang yang merupakan temannya itu positif terinfeksi
virus corona.

D. Hal-Hal yang Menyebabkan Penyebaran Virus Corona.


1. Kontak dengan Benda yang Sering Tersentuh
Benda merupakan media yang bisa menjadi cara penularan
yang masif. Menurut penelitian, COVID-19 dapat bertahan hidup
hingga tiga hari dengan menempel pada permukaan benda.Benda-
benda tersebut disinyalir merupakan benda yang sering terjamah
oleh anggota tubuh seperti tangan yang membawa virus corona
covid-19.
Dengan menempelnya virus tersebut di permukaan benda
yang sering terjamah, otomatis virus tersebut dapat berpindah dan
menemukan inang baru apabila orang lain menyentuh benda
tersebut.
2. Tidak Menjaga Kebersihan Tangan
Cara kedua yang efektif sebagai media penularan virus
corona adalah tidak menjaga kebersihan tangan. Telah diketahui
dan terbukti secara medis bahwa tangan merupakan sumber dari
berbagai penyakit.Tangan adalah anggota tubuh yang paling
banyak melakukan aktivitas dan melakukan interaksi dengan orang
lain atau benda-benda yang ada di sekitar. Dengan tangan yang
tidak terjaga kebersihannya, maka virus corona ini dapat dengan
mudah menyebar. Manusia akan selalu berinteraksi dengan dunia
luar menggunakan tangannya.
Untuk itu, jaga selalu kebersihan tangan agar tangan Anda
tidak menjadi salah satu media penularan virus corona covid-19.

6
Cuci tangan menggunakan sabun ataupun gunakan hand sanitizer
sebelum dan setelah makan, sebelum dan sesudah buang air kecil,
dan sesudah beraktivitas.
3. Tidak Menjaga Kebersihan Setelah Bepergian
Beraktivitas adalah hal yang wajar dilakukan oleh manusia.
Namun, penularan virus corona secara tidak sadar sering dilakukan
oleh orang yang melakukan aktivitas di tempat tertentu.
Tentu saja, apabila tempat tersebut terdapat COVID-19,
maka virus tersebut dapat menempel di pakaian dan benda yang
Anda gunakan. Sehingga virus corona dapat menular pada orang-
orang terdekat Anda di rumah.Untuk mencegah hal tersebut, selalu
jaga kebersihan diri setelah bepergian. Cuci baju dan bersihkan
tubuh hingga kering setelah bepergian.
4. Tidak Menerapkan Etika Batuk dan Bersin
Cara yang paling banyak menjadi media penularan virus
corona adalah melalui droplets. Droplets dapat terjadi ketika
seseorang meninggalkan cairan ketika bersin, batuk, ataupun
berbicara di lantai.
Cairan yang berisi virus, kuman, dan bakteri kemudian
dapat menempel pada benda-benda yang dibawa oleh orang lain.
Sehingga, virus corona covdi-19 tersebut mendapatkan inang baru
pada orang lain.Maka dari itu, penting dan menjadi kewajiban
setiap individu di tengah pandemi virus corona covid-19 untuk
menerapkan etika batuk dan bersin dengan baik.
5. Terjadi Interaksi dengan Banyak Orang
Berkumpul atau beraktivitas di tengah kerumunan menjadi
salah satu cara penularan virus corona covid-19. Sebab, virus
corona covid-19 dapat menempel secara kasat mata pada pakaian
dan benda yang dibawa orang lain.
Selain itu, risiko penularan virus corona covid-19 juga
dapat terjadi melalui droplets orang lain ketika batuk dan bersin.

7
Pada saat ini, dengan menerapkan jaga jarak dan kurangi kegiatan
di luar rumah adalah tindakan bijak yang dapat dilakukan untuk
mengurangi penularan virus corona covid-19.
6. Tidak Isolasi Diri Setelah Kembali dari Wilayah Pandemi
Cara lain yang dapat menularkan virus corona adalah tidak
melakukan tindakan pencegahan setelah kembali dari wilayah atau
negara pandemi. Berbagai tindakan pencegahan tersebut antara lain
dengan melakukan isolasi mandiri di rumah. Cara ini disinyalir
banyak terjadi di Indonesia saat ini mengingat banyaknya warga
yang kembali ke kampung halaman namun tidak melakukan isolasi
diri.
7. Kurangnya Pemahaman tentang Virus Corona
Kurangnya pemahaman tentang definisi, bahaya, dan
penyebaran dari virus corona covid-19 menjadi salah satu hal yang
patut disayangkan. Sebab, apabila seseorang mengetahui dan
memahami informasi tentang virus corona covid-19 tersebut, maka
setidaknya seseorang tersebut akan melakukan tindakan antisipasi
untuk menangkal virus.
Maka, edukasi mengenai virus corona covid-19 merupakan
hal yang bijak untuk dilakukan kepada masyarakat guna
meminimalisir penularan virus.

E. Penyebab Corona Virus Disease-19


Infeksi coronavirus disebabkan oleh virus corona itu sendiri..
Kebanyakan virus corona menyebar seperti virus lain pada umumnya,
seperti: 
 Percikan air liur pengidap (bantukdanbersin).
 Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi.
 Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang
barang yang terkena percikan air liur pengidap virus corona. 
 Tinja atau feses (jarangterjadi)

8
Khusus untuk  COVID-19, masa inkubasi belum diketahui
secarapasti. Namun, rata-rata gejala yang timbulsetelah 2-14 hari setelah
virus pertama masuk ke dalam tubuh. Di sampingitu, metode transmisi
COVID-19 juga belum diketahui dengan pasti. Awalnya, virus corona
jenis COVID-19 di duga bersumber dari hewan. Virus corona COVID-19
merupakan virus yang beredar pada beberapa hewan, termasuk unta,
kucing, dan kelelawar. 
Sebenarnya virus ini jarang sekali berevolusi dan menginfeksi
manusia dan menyebar ke individul lainnya. Namun, kasus di Tiongkok
kini menjadi buktinyata kalau virus ini bisa menyebar dari hewan
kemanusia. Bahkan, kinipenularannya bisa dari manusia ke manusia.

F. Gejala Penderita Virus Corona.


Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya.
Gejala yang muncul ini bergantung pada jenis virus corona yang
menyerang, dan seberapa serius infeksi yang terjadi. Berikut beberapa
gejala virus corona yang terbilang ringan:
 Hidung beringus.
 Sakit kepala.
 Batuk.
 Sakit tenggorokan.
 Demam.
 Merasa tidak enak badan.
Hal yang perlu ditegaskan, beberapa virus corona dapat
menyebabkan gejala yang parah. Infeksinya dapat berubah menjadi
bronkitis dan pneumonia (disebabkan oleh COVID-19), yang
mengakibatkan gejala seperti:

 Demam yang mungkin cukup tinggi bila pasien mengidap


pneumonia.
 Batuk dengan lendir.

9
 Sesak napas.
 Nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk.
 Infeksi bisa semakin parah bila menyerang kelompok
individu tertentu. Contohnya, orang dengan penyakit
jantung atau paru-paru, orang dengan sistem kekebalan
yang lemah, bayi, dan lansia. 

G. Diagnosis Corona Virus Disease-19


Langkah awal dalam menegakkan diagnosis COVID-19 adalah
dengan anamnesis serta menilai risiko epidemiologi dan riwayat kontak
pasien.
Gejala pasien COVID-19 umumnya akan timbul setelah masa
inkubasi 2-14 hari. Demam, lemas, dan batuk kering merupakan gejala
COVID-19 yang paling sering ditemukan. Selain itu, beberapa pasien
juga mengalami nyeri tenggorokan, mialgia, dispnea, dan batuk
berdahak. Gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, dan diare juga
dapat timbul pada pasien COVID-19. Namun, pada beberapa pasien bisa
saja asimptomatik. Beberapa kasus menunjukkan gejala berat, seperti
pneumonia dan acute respiratory syndrome distress.
Pasien dengan gejala demam ≥38⁰C atau gejala penyakit saluran
pernapasan dapat dicurigai atau dilakukan pengawasan terhadap
COVID-19 apabila pasien memiliki salah satu riwayat berikut:
8. Riwayat perjalanan atau tinggal di area transmisi lokal di Indonesia
14 hari sebelum timbul gejala
9. Riwayat kontak dengan kasus konfirmasi atau probabel COVID-19

Riwayat medis dan pengobatan pasien juga perlu dievaluasi


untuk mengetahui progresivitas penyakit dan prognosis pasien. Berikut
ini merupakan beberapa riwayat pasien yang dapat memperburuk
keluaran pasien:

1. Usia >50 tahun.

10
2. Demam tinggi ≥39°C.
3. Pasien imunokompromais.
4. Hipertensi.
5. Diabetes Mellitus.
6. Keganasan.
7. Penyakit kardiovaskular
8. Penyakit paru-paru
9. Disfungsi koagulasi dan organ
10. Wanita hamil

Pemeriksaan fisik pasien COVID-19 harus diawali dengan


pemeriksaan keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien. Pemeriksaan
toraks dan status generalis dapat diikuti selanjutnya. Sampai sekarang
belum ditemukan tanda khusus untuk COVID-19.

Keadaan umum dan tanda-tanda vital merupakan pemeriksaan


pertama dan utama dalam menentukan triase pasien. Pasien COVID-19
umumnya memiliki temperatur ≥38°C.

Pada pasien dengan komplikasi, seperti pneumonia, sepsis, maupun


syok septik, akan ditemukan tanda sebagai berikut:

1. Perubahan status mental/kesadaran


Perubahan kesadaran umumnya menandakan penurunan
perfusi pada otak sehingga membutuhkan penanganan segera.
Selain itu, pasien anak dengan penurunan kesadaran,
ketidakmampuan menyusui, maupun kejang dengan gejala
pernapasan dapat digolongkan sebagai pneumonia/infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) berat.
2. Takipnea
Pada pasien remaja/dewasa, frekuensi napas > 30 x/menit
merupakan salah satu tanda dari pneumonia berat. Pada pasien

11
anak, peningkatan frekuensi napas dapat didasarkan berdasarkan
usia:

 < 2 bulan: ≥ 60 x/menit

 2 – 11 bulan: ≥ 50 x/menit

 1 – 5 tahun: ≥ 40 x/menit

 > 5 tahun: ≥ 30 x/menit

3. Hipotensi
Pasien hipotensi merupakan salah satu tanda utama dari
komplikasi syok septik.
4. Perubahan denyut jantung
Denyut jantung meningkat atau menurun dapat
menunjukkan kompensasi kardiovaskular pada penurunan perfusi
atau disfungsi organ jantung yang sering ditemukan pada
pasien sepsis maupun syok septik.
5. Peningkatan capillary refill time (CRT)
6. Saturasi oksigen rendah
Penurunan saturasi oksigen SpO2 < 90% merupakan tanda
penurunan perfusi dan dapat digolongkan sebagai pneumonia berat.
[20]

Kelainan pemeriksaan fisik toraks pada COVID-19 sampai


sekarang masih belum jelas. Pemeriksaan thoraks dapat dievaluasi untuk
mengetahui kondisi pasien COVID-19. Berikut ini merupakan tanda-tanda
yang dapat ditemukan pada pasien COVID-19:

1. Tanda distress pernapasan berat


Terdapatnya stridor dan retraksi dinding dada merupakan
tanda distress pernapasan berat yang ditemukan pada pneumonia
berat.
2. Perubahan suara paru

12
Studi mengenai suara paru pada COVID-19 sampai
sekarang masih sangat beragam dan terbatas. Terdapat kasus yang
menunjukkan tanpa adanya perubahan suara paru. Akan tetapi,
studi-studi lain juga ada yang melaporkan
terdapatnya wheezing dan ronkhi basah halus pada auskultasi paru,
seperti halnya pneumonia viral pada umumnya

Pemeriksaan Generalisata

Pemeriksaan tenggorokan pada beberapa kasus COVID-19 dapat


ditemukan hiperemis pada faring minimal. Selain itu, ruam-ruam samar
juga dapat terlihat pada beberapa kasus. Pemeriksaan generalisata pada
pasien COVID-19 juga dapat dilakukan untuk mengetahui progresivitas
penyakit.Berikut ini merupakan beberapa tanda komplikasi yang dapat
ditemukan pada pasien COVID-19:

1. Tanda sianosis sentral


Tanda sianosis sentral, berupa kebiruan pada kulit dan
membran mukosa, dapat penurunan saturasi oksigen < 85%.
2. Ekstremitas dingin dan kulit lembap
Ekstremitas dingin dan kulit lembap merupakan salah satu
tanda dari kegagalan sirkulasi.
3. Tanda gagal jantung kanan
Pasien dengan pneumonia berat dapat menyebabkan cor
pulmonale, yang ditandai dengan edema perifer, hepatomegali, dan
hipoksia.

Diagnosis COVID-19 didasari dengan pemeriksaan penunjang. CT


scan toraks non kontras merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan
untuk mengevaluasi COVID-19. Nucleic acid amplification test (NAAT)
dan tes serologi merupakan tes diagnostik untuk mengonfirmasi diagnosis
COVID-19.

13
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan umum yang
dapat menunjang diagnosis COVID-19. Berikut ini merupakan
beberapa tes laboratorium yang dapat dilakukan pada pasien
COVID-19.
2. Pemeriksaan Darah:
Kelainan hasil tes laboratorium darah pasien COVID-19 telah
dilaporkan oleh beberapa studi. Berikut ini merupakan beberapa
kelainan pemeriksaan darah lengkap yang telah dilaporkan:

 Limfopenia

 Leukopenia

 Leukositosis

 Eosinopenia

Pemeriksaan analisa gas darah (AGD) umumnya dilakukan pada


pasien COVID-19 dengan keadaan buruk, seperti sesak berat atau sepsis.
Hipoksemia dapat ditemukan pada pasien dengan keadaan berat. Pada
pasien dengan hiperventilasi umumnya akan ditemukan alkalosis
respiratori. Rhabdomyolysis juga dilaporkan sebagai komplikasi akhir
pasien COVID-19, sehingga penemuan asidosis laktat dengan
peningkatan anion gap juga dapat ditemukan. Acute respiratory distress
syndrome (ARDS) dapat didiagnosis dengan PaO2/FiO2 ≤300 mmHg atau
SpO2/FiO2 ≤315 mmHg.

Beberapa kelainan tes laboratorium juga dilaporkan pada beberapa


studi. Pada peningkatan kadar D-dimer yang disertai limfositopenia berat
dihubungkan dengan peningkatan risiko mortalitas. Berikut ini merupakan
beberapa kelainan hasil laboratorium yang ditemukan pada pasien
COVID-19:

 Peningkatan laktat dehidrogenase

14
 Peningkatan kadar ferritin

 Peningkatan aminotransferase

 Peningkatan prokalsitonin

 Peningkatan kadar D-dimer

Rapid test adalah pemeriksaan serologi yang menggunakan sampel


serum. Rapid test untuk COVID-19. Saat ini terdapat dua jenis rapid test,
yaitu tes untuk mendeteksi antigen dan antibodi. Rapid test antibodi dapat
mendeteksi Immunoglobulin M (IgM) dan Immunoglobulin G (IgG)
terhadap virus SARS-CoV-2 dalam sampel darah manusia. Antibodi IgM
diketahui memiliki peranan penting sebagai pertahanan utama saat terjadi
infeksi virus, sementara respons IgG adalah melindungi tubuh dari infeksi
dengan cara mengingat virus yang sebelumnya pernah terpapar di dalam
tubuh.
Banyak faktor yang memengaruhi hasil tes ini, seperti onset
penyakit, konsentrasi virus, serta kualitas dan proses pengumpulan
spesimen. Sentivitas rapid test diperkirakan bervariasi mulai dari 34%
sampai 80%. Saat ini, berdasarkan bukti klinis yang ada, WHO hanya
merekomendasikan penggunaan rapid test untuk kepentingan penelitian,
bukan untuk manajemen klinis terhadap COVID-19.

Pemeriksaan tes viral sequencing bertujuan mengonfirmasi virus


dan memonitor mutasi genom virus. Selain itu, pemeriksaan ini juga dapat
memiliki fungsi dalam studi epidemiologi molekuler.

H. Cara Pengobatan Virus Corona.


Belum ada obat yang benar-benar efektif untuk mengatasi infeksi
virus Corona atau COVID-19. Pilihan pengobatan akan disesuaikan
dengan kondisi pasien dan tingkat keparahannya. Beberapa pasien
dengan gejala ringan atau tanpa gejala akan di sarankan untuk

15
melakukan protokol isolasi mandiri di rumah sambil tetap melakukan
langkah pencegahan penyebaran infeksi virus Corona.
Selain itu, dokter juga bisa memberikan beberapa beberapa
langkah untuk meredakan gejalanya dan mencegah penyebaran virus
corona, yaitu:
 Merujuk penderita COVID-19 yang berat untuk menjalani
perawatan dan karatina di rumah sakit rujukan.
 Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai
kondisi penderita.
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi
mandiri dan istirahat yang cukup.
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air
putih untuk menjaga kadar cairan tubuh

I. Komplikasi Virus Corona


Jenis-jenis komplikasi corona
Bagi sebagian besar orang, gejala yang muncul akibat infeksi virus
corona memang dirasa tidak terlalu berat. Beberapa di antaranya bahkan
bisa dirawat sendiri di rumah. Namun sayangnya, tidak semua kondisi
penderita infeksi ini dapat menjalani perawatan sendiri di rumah hingga
sembuh.
Bagi kelompok individu rentan seperti lansia dan pengidap
penyakit penyerta seperti penyakit jantung atau diabetes, infeksi Covid-
19 bisa berkembang menjadi kondisi yang sangat parah. Mereka berisko
lebih tinggi mengalami komplikasi corona, seperti di bawah ini.
1. Pneumonia
Pneumonia akan menyebabkan kantung udara yang ada di
paru-paru meradang dan membuat Anda sulit bernapas. Pada
sebuah riset pada pasien positif Covid-19 yang kondisinya
parah, terlihat bahwa paru-parunya terisi oleh cairan, nanah,
dan sisa-sisa atau kotoran sel.

16
Hal ini menghambat oksigen yang seharusnya diantarkan
ke seluruh tubuh. Padahal, oksigen sangat dibutuhkan agar
berbagai organ di tubuh bisa menjalankan fungsinya. Jika tidak
ada oksigen, maka organ tersebut akan rusak.
2. Gagal napas akut
Saat mengalami gagal napas, tubuh tidak bisa menerima
cukup oksigen dan tidak dapat membuang cukup banyak
karbon dioksida. Kondisi gagal napas akut terjadi pada kurang
lebih 8% pasien yang positif Covid-19 dan merupakan
penyebab utama kematian pada penderita infeksi virus corona.
3. Acute respiratory distress syndrome (ARDS)
ARDS adalah salah satu komplikasi corona yang cukup
umum terjadi. Menurut beberapa penelitian yang dilakukan di
Tiongkok, sekitar 15% - 33% pasien mengalaminya.
ARDS akan membuat paru-paru rusak parah karena
penyakit ini membuat paru-paru terisi oleh cairan. Akibatnya,
oksigen akan susah masuk, sehingga menyebabkan
penderitanya kesulitan bernapas hingga perlu bantuan
ventilator atau alat bantu napas.
4. Kerusakan hati akut
Meski virus corona menyebabkan infeksi di saluran
pernapasan, tapi komplikasinya bisa menjalar hingga ke organ
hati. Orang dengan infeksi corona yang parah berisiko paling
besar mengalami kerusakan hati.
5. Kerusakan jantung
Covid-19 disebut bisa menyebabkan komplikasi yang
berkaitan dengan jantung. Gangguan jantung yang berisiko
muncul antara lain aritmia atau kelainan irama jantung, dan
miokarditis atau peradangan pada otot jantung.
6. Infeksi sekunder

17
Infeksi sekunder adalah infeksi kedua yang terjadi setelah
infeksi awal dan tidak berhubungan dengan penyakit yang
awalnya diderita. Misalnya, Covid-19 adalah infeksi yang
disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Lalu, penderitanya
kemudian mengalami infeksi lain yang disebabkan oleh bakteri
staphylococcus atau streptococcus.
Pada pasien Covid-19, komplikasi ini jarang terjadi, tapi
masih berpotensi untuk muncul. Sebagian ada yang ringan dan
bisa sembuh. Namun, sebagian lagi mengalami infeksi
sekunder yang parah hingga menyebabkan kematian.
7. Gagal ginjal akut
Komplikasi corona yang satu ini jarang terjadi. Namun saat
muncul, komplikasi tersebut bisa sangat berbahaya. Jika fungsi
ginjal sampai terganggu, maka dokter mungkin saja melakukan
proses cuci darah hingga kondisi ini sembuh.Namun terkadang,
kondisi ini tidak bisa disembuhkan dan membuat penderitanya
terkena gagal ginjal kronis dan butuh perawatan jangka
panjang.
8. Syok septik
Syok septik terjadi ketika respons tubuh terhadap infeksi
malah salah sasaran. Jadi, bukannya menghancurkan virus
penyebab penyakit, zat-zat kimia yang dibuat tubuh justru
menghancurkan organ yang sehat. Jika proses ini tidak segera
berhenti, tekanan darah akan turun drastis hingga pada tahap
yang berbahaya dan menyebabkan kematian.
9. Disseminated intravascular coagulation (DIC)
Penyakit ini akan membuat proses pembekuan darah
terganggu. Sehingga, tubuh akan membentuk gumpalan-
gumpalan darah yang tidak pada tempatnya. Hal ini bisa
menyebabkan perdarahan pada organ dalam atau gagal organ
vital (gagal ginjal, gagal hati, gagal jantung, dan lainnya).Di

18
Tiongkok, penyakit ini umum dialami oleh pasien yang
meninggal akibat infeksi Covid-19.
10. Rhabdomyolisis
Penyakit ini sebenarnya sangat jarang terjadi. Namun, para
dokter dan peneliti menilai penyakit ini perlu dimonitor pada
pasien-pasien berisiko tinggi yang positif Covid-19. Pada
rhabdomyolisis, jaringan otot akan rusak dan mati. Hal ini
menyebabkan protein dalam sel yang disebut myoglobin
menjadi tumpah memenuhi aliran darah. Jika ginjal tidak bisa
menyaring myoglobin dengan baik, maka akan terjadi
kerusakan fungsi di tubuh dan mengakibatkan kematian.
J. Cara Pencegahan Virus Corona
Anda dapat mengurangi risiko terinfeksi atau menyebarkan
COVID-19 dengan cara melakukan beberapa langkah pencegahan:
1. Gunakan Masker.
2. Seringlah mencuci tangan Anda dengan air bersih mengalir dan
sabun, atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol.Mencuci
tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun, atau cairan
antiseptik berbahan dasar alkohol dapat membunuh virus di
tangan Anda.
3. Jaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang yang batuk-batuk
atau bersin-bersin. Karena ketika batuk atau bersin, orang
mengeluarkan percikan dari hidung atau mulutnya dan percikan
ini dapat membawa virus. Jika Anda terlalu dekat, Anda dapat
menghirup percikan ini dan juga virus COVID-19 jika orang
yang batuk itu terjangkit penyakit ini.
4. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut. Tangan menyentuh
berbagai permukaan benda dan virus penyakit ini dapat tertempel
di tangan. Tangan yang terkontaminasi dapat membawa virus ini
ke mata, hidung atau mulut, yang dapat menjadi titik masuk virus
ini ke tubuh Anda sehingga Anda menjadi sakit.

19
5. Pastikan Anda dan orang-orang di sekitar Anda mengikuti etika
batuk dan bersin dengan cara menutup mulut dan hidung dengan
siku terlipat atau tisu saat batuk atau bersin dan segera buang tisu
bekas tersebut.Percikan dapat menyebarkan virus. Dengan
mengikuti etika batuk dan bersin, Anda melindungi orang-orang di
sekitar dari virus-virus seperti batuk pilek, flu dan COVID-19.

6. Tetaplah tinggal di rumah jika merasa kurang sehat. Jika Anda


demam, batuk dan kesulitan bernapas, segeralah cari pertolongan
medis dan tetap memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu.
Ikuti arahan Dinas Kesehatan setempat Anda. Kementerian
Kesehatan dan Dinas Kesehatan daerah akan memiliki informasi
terbaru tentang situasi di wilayah Anda. Dengan
memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu, petugas
kesehatan yang akan merawat Anda dapat segera mengarahkan
Anda ke fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat. Langkah ini
juga melindungi Anda dan membantu mencegah penyebaran irus
dan infeksi lainnya.
7. Tetap ikuti informasi terbaru tentang hotspot-hotspot COVID-19
(kota atau daerah di mana COVID-19 menyebar luas). Jika
memungkinkan, hindari bepergian ke tempat-tempat tersebut –
terutama jika Anda sudah berusia lanjut atau mengidap diabetes,
sakit jantung atau paru-paru karena Kemungkinan tertular
COVID-19 lebih tinggi di tempat-tempat tersebut.
Perlindungan jika sedang berada di atau pernah berkunjung ke
(dalam waktu 14 hari terakhir) wilayah di mana COVID-19 menyebar
1. Ikuti panduan di atas (Perlindungan untuk semua orang)
2. Lakukan isolasi diri dengan cara tetap tinggal di rumah jika Anda
mulai merasa kurang sehat, bahkan jika gejalanya ringan seperti
sakit kepala, demam berskala rendah (37.3 C atau lebih) dan pilek
ringan, sampai Ana sembuh. Jika orang lain harus membawakan
Anda persediaan atau jika Anda harus keluar, misal untuk membeli

20
makanan, kenakanlah masker agar tidak menginfeksi orang lain.
Karena, jika Anda tidak melakukan kontak fisik dengan orang
lain dan tidak mengunjungi fasilitas medis, diri Anda dan orang lain
akan terlindung dari virus COVID-19 dan lainnya dan fasilitas
kesehatan akan dapat beroperasi lebih efektif.
3. Jika Anda demam, batuk dan kesulitan bernapas, segera minta
nasihat dokter karena kondisi ini bisa jadi dikarenakan infeksi
saluran pernapasan atau kondisi serius lainnya. Jika Anda sudah
memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu, petugas kesehatan
dapat lebih cepat mengarahkan Anda ke fasilitas kesehatan yang
tepat. Hal ini juga membantu mencegah kemungkinan penyebaran
COVID-19 dan virus-virus lainnya.

K. Jumlah Kasus Corona di Indonesia


Kasus positif Corona di Indonesia pertama kali pada tanggal
02m Maret 2020 yang disampaikan Presiden Joko Widodo di Istana
Presiden. Presiden Joko Widodo mengumumkan dua orang di
Indonesia positif terjangkit virus corona. Dua WNI itu tersebut
sempat kontak dengan warga negara Jepang yang datang ke
Indonesia.
Hingga sampai pada bulan ini terus mengalami peningkatan
jumlah di beberapa daerah di Indonesia. Saat Ini telah tercatat 50.187
kasus yang telah terkonfirmasi.

21
Berikut ini adalah Tabel Provinsi dengan jumlah kasus terbanyak
di Indonesia.
Provinsi Total Kasus
DKI Jakarta 10600
Jawa Timur 10545
Sulawesi Selatan 4297
Jawa Barat 2977
Jawa Tengah 2920
Kalimantan Selatan 2835
Sumatera Selatan 1893
Papua 1613
Banten 399
Sumatera Utara 1356

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar virus
yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang,
seperti penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali

22
dalam hidupnya. Infeksi coronavirus disebabkan oleh virus corona itu
sendiri.Kebanyakan virus corona menyebar seperti virus lain pada
umumnya, seperti Percikan air liur pengidap (bantukdanbersin),
Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeks, Menyentuh mata,
hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena percikan air
liur pengidap virus corona.
Penyakit ini termasuk penyakit menular dan penyakit yang deng
mudah menyebar dari satu individu ke individu yang lain. Anda dapat
mengurangi risiko terinfeksi atau menyebarkan COVID-19 dengan cara
melakukan beberapa langkah pencegahan : Gunakan Masker, Seringlah
mencuci tangan Anda dengan air bersih mengalir dan sabun, atau cairan
antiseptik berbahan dasar alkohol, Jaga jarak setidaknya 1 meter dengan
orang yang batuk-batuk atau bersin-bersin, Hindari menyentuh mata,
hidung, dan mulut, Pastikan Anda dan orang-orang di sekitar Anda
mengikuti etika batuk dan bersin dengan cara menutup mulut dan hidung
dengan siku terlipat atau tisu saat batuk atau bersin dan segera buang tisu
bekas tersebut, Tetaplah tinggal di rumah jika merasa kurang sehat dan
Tetap ikuti informasi terbaru tentang hotspot-hotspot COVID-19 (kota
atau daerah di mana COVID-19 menyebar luas).

23
B. Saran
Virus Corona telah menghebohkan belahan dunia beberapa bulan
terakhir. Saya membuat makalah ini agar kita semua dapat mengetahui dan
menghindari Virus ini. Tetaplah waspada, namun jangan panic. Kita tidak
sendirian, banyak orang yang mengalami hal ini juga. Mari kita bersama
untuk melawan virus ini dengan tetap di rumah saja dan menjaga
kebersihan. Jangan lupa selalu menggunakan Masker baik di dalam rumah
apalagi saat anda keluar rumah.
Kita ambil hikmah dan dampak positifnya. Mari kita juga saling
membantu kepada orang yang membutuhkan, karena akibat pandemic ini
banyak orang yang kehilangan pekerjaan dan pendapatannya. Ayo kita
bersama Melawan Corona untuk kehidupan kita yang lebih baik lagi.

24
DAFTAR PUSTAKAXhttps://gudangilmu.farmasetika.com/kemenkes-terbitkan-
buku-pedoman-kesiapsiagaan-menghadapi-infeksi-novel-coronavirus-2019-
ncov/
https://m.merdeka.com/trending/cerita-lengkap-asal-mula-munculnya-virus-
corona-di-indonesia.html

https://www.alodokter.com/virus-corona

https://www.liputan6.com/bola/read/4220758/ini-7-cara-penularan-virus-corona-
yang-umum-terjadi

https://www.alodokter.com/virus-corona

https://www.merdeka.com/peristiwa/data-terkini-jumlah-korban-virus-corona-di-
indonesia.html

https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus

25
26

Anda mungkin juga menyukai