BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pembangunan di Propinsi Aceh yang dilaksanakan pada pasca MoU
perdamaian Pemerintah RI dengan GAM dan program Badan Rehabilitasi
Rekontruksi ( BRR ) telah dapat memberikan manfaat dan kemajuan-kemajuan
yang cukup besar serta dapat dirasakan oleh masyarakat luas, namun dengan
kemajuan-kemajuan tersebut muncul pula tantangan dan dampak baru yang
harus dihadapi. Pembangunan di Propinsi Aceh dewasa ini menitikberatkan
pada pembangunan di bidang ekonomi walaupun tidak serta merta
meninggalkan pembangunan bidang lainnya. Sisi lain kemajuan sektor industri
serta perdagangan maupun pengaruh-pengaruh hasil pembangunan di bidang
lainnya telah mengakibatkan meningkatnya kebutuhan sarana dan prasarana
transportasi guna memperlancar angkutan barang dan orang.
Sementara itu dampak negatif yang terjadi sebagai akibat dari pesatnya
kebutuhan sarana dan prasarana transportasi tanpa diimbangi kemajuan
manajemen keselamatan lalu lintas adalah meningkatnya trend gangguan
keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas di jalan raya,
berupa kecelakaan lalu lintas dengan akibat korban jiwa, luka maupun materi,
kemacetan lalu lintas serta pelanggaran lalu lintas. Angka kecelakaan lalu lintas
di wilayah hukum Polres Langsa semakin meningkat sebagaimana data yang
didapatkan dari Laporan Tahunan Gangguan Kamtibmas Polres Langsa. Crime total
laka lantas pada tahun 2007 sebanyak 108 kasus, tahun 2008 sebanyak 168 kasus
dan tahun 2009 sebanyak 216 kasus. Sedangkan Crime Clearence laka lantas pada
tahun 2007 sebanyak 108 kasus, tahun 2008 sebanyak 168 kasus dan tahun 2009
sebanyak 216 kasus.
Pengertian keamanan lalu lintas dan angkutan jalan sesuai pasal 1 Undang-
Undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu
keadaan terbebasnya setiap orang, barang dan/atau kendaraan dari gangguan
perbuatan melawan hukum, dan/atau rasa takut dalam berlalu lintas. Keselamatan
2
lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari
resiko kecelakaan selama berlalu lintas yang disebabkan oleh manusia, kendaraan,
jalan dan/atau lingkungan. Ketertiban lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu
keadaan berlalu lintas yang berlangsung secara teratur sesuai dengan hak dan
kewajiban setiap pengguna jalan. Kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan adalah
suatu keadaan berlalu lintas dan penggunaan angkutan yang bebas dari hambatan
dan kemacetan di jalan.
Penulis tertarik memilih judul ini karena sesuai dengan topik 1 penulis akan
membahas upaya yang dilakukan kesatuan di tingkat KOD dengan melaksanakan
kegiatan patroli lalu lintas guna mencegah meningkatnya kecelakaan lalu lintas
untuk menjamin keselamatan pengguna jalan yang semakin banyak jumlahnya
dalam rangka terwujudnya kamseltibcar lantas.
2. Pokok Permasalahan
“Belum optimalnya patroli lalu lintas sehingga mengakibatkan tingginya angka
kecelakaan lalu lintas dan mengakibatkan timbulnya gangguan kamseltibcar lantas”
3. Pokok-Pokok Persoalan
Dari rumusan pokok permasalahan tersebut diatas maka selanjutnya
dirumuskan pokok-pokok persoalan sebagai berikut :
a. Bagaimana pelaksanaan patroli lalu lintas ?
b. Bagaimana kesadaran tertib berlalu lintas masyarakat Kota Langsa ?
c. Bagaimana koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait ?
4. Ruang Lingkup
Pembahasan dalam Naskah Karya Perorangan ini dibatasi upaya yang
dilakukan Sat Lantas Polres Langsa melalui patroli lalu lintas untuk mencegah
meningkatnya kecelakaan lalu lintas dengan memanfaatkan potensi masyarakat dan
potensi daerah yang ada.
Penelitian mengambil tempat di Polres Langsa yang merupakan salah satu
jajaran di Polda Aceh.
3
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
2. Analisis SWOT
Pengertian analisis SWOT dalam buku Analisis SWOT Teknik Membedah
Kasus Bisnis oleh Freddy Rangkuti adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan ( strengths ) dan peluang (
opportunities ) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (
weaknesses ) dan ancaman / kendala ( threats ).
Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian
perencana strategis ( strategic planner ) harus menganalisis faktor-faktor strategis
perusahaan ( kekuatan, kelemahan, peluang dan kendala / kendala ) dalam kondisi
4
yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi, model yang paling populer
untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT. 1
3. Teori Kerjasama
Dikemukakan oleh Roucek dan Warren yang berpendapat bahwa kerjasama
berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama dan merupakan suatu
proses yang paling mendasar. Kerjasama merupakan suatu bentuk proses sosial,
dimana didalamnya terdapat aktifitas tertentu yang ditujukan untuk mencapai tujuan
bersama dengan saling membantu dan saling memahami terhadap aktifitasnya. 2
BAB III
1
FREDDY RANGKUTI, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 1997, hlm. 18 – 19.
2
DR. SADJIJONO, Memahami Hukum Kepolisian, PT Laksbang Pressindo, Yogyakarta, 2009, hlm. 31.
5
2. Kondisi Kesadaran Tertib Berlalu Lintas Masyarakat Kota Langsa Saat Ini
Tolak ukur kesadaran tertib berlalu lintas secara pasti memang belum ada
namun dapat dilihat dari besar kecilnya jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas di
daerah tersebut. Kejadian kecelakaan lalu lintas di Kota Langsa pada tiga tahun
terakhir yaitu 2007, 2008 dan 2009 mengalami kenaikan sekitar 30 % tiap tahunnya.
Angka kecelakaan ini masih cukup tinggi apalagi bila kita melihat jumlah korban
kecelakaan lalu lintas pada tiga tahun terakhir yang terjadi di Kota Langsa dimana
juga mengalami kenaikan setiap tahunnya pada korban meninggal dunia, luka berat
dan luka ringan sebagaimana ditampilkan pada tabel berikut :
Tabel 1
6
1. Faktor Internal
7
a. Kekuatan ( Strengths )
Pengalaman tugas personel Unit Patroli Satuan Lalu Lintas Polres
Langsa sudah cukup lama di bidang tugas patroli lalu lintas.
Animo personel Polres Langsa untuk bertugas di Satuan Lalu
Lintas cukup besar sehingga tidak sulit mencari personel yang
berminat tugas di Satuan Lalu Lintas Polres Langsa.
Dana turjawali, honor tilang dan bahan bakar minyak
kendaraan dinas patroli sudah tersalurkan sesuai DIPA 2010
walau belum sepenuhnya operasional terdukung.
Sudah ada petunjuk lapangan tentang pelaksanaan patroli lalu
lintas sehingga dapat dijadikan pedoman bagi anggota saat
melaksanakan patroli lalu lintas.
b. Kelemahan ( Weaknesses )
Jumlah personel Unit Patroli Satuan Lalu Lintas Polres Langsa
terbatas sehingga tugas patroli tidak dapat dilaksanakan secara
rutin sesuai jadwal.
Masih adanya personel yang melakukan pelanggaran disiplin yaitu
menyalahgunakan wewenang dan melakukan hal-hal yang
menjatuhkan martabat kesatuan.
Sarana mobil dan sepeda motor patroli kurang memadai baik
dalam hal jumlah maupun dalam hal kondisi kendaraan bermotor
patroli tersebut.
Dukungan bahan bakar minyak untuk mobil dan sepeda
motor patroli masih kurang memadai bila harus menjangkau
wilayah patroli yang cukup luas.
2. Faktor Eksternal
a. Peluang ( Opportunities )
8
BAB V
KONDISI KEGIATAN PATROLI LALU LINTAS YANG DIHARAPKAN
9
2. Kondisi Kesadaran Tertib Berlalu Lintas Masyarakat Kota Langsa yang Diharapkan
Perkara pidana kecelakaan lalu lintas memiliki beberapa perbedaan
dibandingkan dengan tindak pidana lainnya. Tersangka yang melakukan tindak
pidana kecelakaan lalu lintas dianggap melakukan tindak pidananya karena
ketidaksengajaan atau kealpaan ( culpa ). Tersangka tidak mengharapkan terjadinya
tindak pidana tersebut namun karena kurang hati-hati ( bewuste schuld ) dalam
10
2. Optimalisasi Kegiatan Patroli Lalu Lintas dengan Pelaksanaan Dikmas Lalu Lintas
Kepada Masyarakat
13
Tantangan polisi lalu lintas salah satunya adalah menjalin kemitraan dengan
para stakeholder lalu lintas dari instansi terkait. Tiga unsur pokok dalam sistem lalu
lintas dan angkutan jalan ini dikelola oleh instansi pemerintah yang berbeda-beda.
Dinas Pekerjaan Umum bertanggungjawab atas jalan dan dan komponen-komponen
pendukungnya. Dinas Perhubungan bertanggungjawab dalam bidang kendaraan
umum dan angkutan barang serta mengatur penempatan rambu, marka dan alat
pemberi isyarat lalu lintas. Pembangunan jalan Propinsi Aceh dilakukan oleh Dinas
Pekerjaan Umum Propinsi Aceh, pembangunan jalan Kota Langsa ditangani oleh
Dinas Pekerjaan Umum Kota Langsa. Begitu juga dalam penempatan rambu-rambu
di jalan propinsi atau jalan kabupaten / kota.
Sementara Sat Lantas Polres Langsa bertanggungjawab di bidang manusia
yang menjadi pengemudi kendaraan termasuk penyelenggaraan administrasi dan
penegakkan hukum lalu lintas. Berbeda dengan instansi lain yang melakukan
pendelegasian wewenang ke pemerintah di daerah sesuai prinsip otonomi daerah,
POLRI tidak dapat melakukan pendelegasian tersebut karena otonomi daerah tidak
meliputi masalah hukum.
Kemitraan Sat Lantas Polres Langsa bersama instansi terkait harus dijalin
dengan baik dengan tujuan sebagai berikut :
a. Mengatasi permasalahan lalu lintas sesuai kewenangan dan tanggung
jawab masing-masing sehingga dapat lebih efektif dan efisien.
b. Meringankan tugas Sat Lantas Polres Langsa karena sumber masalah
lalu lintas telah diselesaikan oleh instansi yang berkompeten sehingga
dampaknya tidak menjadi tanggungan Sat Lantas Polres Langsa.
c. Saling membantu dan bekerjasama antara Sat Lantas dengan instansi
terkait untuk mewujudkan kamseltibcar lantas.
BAB VII
PENUTUP
15
1. Kesimpulan
a. Pelaksanaan patroli lalu lintas yang dilaksanakan Unit Patroli Satuan
Lalu Lintas Polres Langsa belum optimal yang ditandai dengan angka
kecelakaan lalu lintas masih tinggi dan meningkat tiap tahunnya.
Optimalisasi pencegahan kecelakaan lalu lintas yang dapat dilakukan
dengan melaksanakan patroli simpatik, patroli dialogis, patroli
persinggungan dan patroli gakkum.
b. Kesadaran tertib berlalu lintas masyarakat Kota Langsa masih rendah
yang ditandai dengan masih banyaknya masyarakat Kota Langsa yang
melakukan pelanggaran lalu lintas terutama pelanggaran lalu lintas
yang berpotensi kecelakaan lalu lintas. Optimalisasi pencegahan
kecelakaan lalu lintas yang dapat dilakukan dengan pelaksanaan dikmas
lantas kepada masyarakat.
c. Koordinasi dan kerjasama dengan instansi yang terkait masih belum
optimal karena masih belum adanya keterpaduan tugas yang intensif
dan masih ada ego sektoral dari masing-masing instansi. Optimalisasi
pencegahan kecelakaan lalu lintas yang dapat dilakukan dengan
kemitraan bersama instansi terkait.
2. Rekomendasi
a. Polda Aceh agar melaksanakan supervisi tiap tiga bulan sekali ke Polres
jajaran untuk menganalisa upaya Polres jajaran dalam rangka mewujudkan
kamseltibcar lantas.
b. Polda Aceh melaksanakan MoU dengan Dinas Pendidikan Propinsi Aceh
agar pendidikan kesadaran tertib berlalu lintas dapat dimasukkan ke
kurikulum pendidikan di sekolah.
c. Polda Aceh agar melaksanakan pendidikan kejuruan Bintara Patroli Lalu
Lintas di SPN Seulawah yang diikuti oleh personel Unit Patroli Sat Lantas
Polres jajaran.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
16
KARO BIN OPS POLRI, Manajemen Operasional POLRI, Sespim POLRI, Lembang
Bandung, 2010.