Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

TAWURAN

Oleh:
Nama: LUTFIATUL UMAH
NIM: 30901900106
Kelas : B

Dosen Pembimbing : Wahyu Endang S., SKM ., M.Kep

Fakultas Ilmu Keperawatan


Universitas Islam Sultan Agung Semarang (UNISSULA)
SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmad dan
karunia sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Tawuran” yang merupakan salah satu tugas Mata Kuliah
Keperawatan Jiwa 2.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan masih terdapat beberapa
kekurangan, hal ini tidak lepas dari terbatasnya pengetahuan dan wawasan yang
saya miliki. Oleh karena saya mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di
masa yang akan datang.
Akhir kata dengan penuh harapan semoga makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Tawuran” dapat bermanfaat bagi saya dan pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………iii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………….1
1. Latar belakang……………………………………………..1
2. Rumusan masalah………………………………………….2
3. Tujuan……………………………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………3

1. Definisi……………………………………………………..3
2. Faktor dari tawuran…………………………………………3
3. Dampak yang ditimbulkan pada tawuran…………………..4
4. Solusi untuk mengurangi terjadinya tawuran………………4
5. Isi dari rumusan masalah…………………………………..5
6. Askep………………………………………………………7
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan………………………………………………..10
2. Saran………………………………………………………12
3. Daftar pustaka……………………………………………. 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tawuran merupakan bentuk dari pertentangan atau konflik, terjadi antara
dua kelompok yang masing-masing memiliki nilai-nilai yang telah melembaga,
dimana tawuran terwujud karena ada rasa solidaritas yang tinggi ditiap anggota
kelompok serta meletus karena ada kepentingan yang terlanggar oleh masing-
masing pihak yang berasal dari kelompok berbeda/suatu tindakan serang
menyerang yang dilakukan oleh sekelompok orang dan menjadi sangat
fenomenal di indonesia, sehingga mengakibatkan cenderanya kelompok satu
dengan kelompok yang lain, hal ini mendeskripsikan betapa mundurnya hukum
di indonesia dalam hal mengkontrol perbuatan tawuran tersebut, kepentingan
dan egoisme kelompok menjadi alasan utama terjadinya tindakan tawuran.
Tindak kejahatan yang terjadi pada kasus tawuran/perkelahian massa atau
tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun
masyarakat yang menjadi tradisi, atau bahkan budaya masyarakat yang
memiliki 2 perilaku menyimpang ini diakibatkan karena tingkat perekonomian
lemah yang belum sesuai dengan era Globalisasi sekarang ini. Kasus tawuran
ini sering kali terjadi sering kali dilakukan oleh remaja yang memiliki perilaku
menyimpang dimana tingkat emosional dari pelaku tersebut tidak dpat dikontrol
atau memiliki cacat social/sakit patologis atau yang di sebut sebagai kenakalan
remaja ini terjadi biasanya mulai dari masalah-maslah sepele sampai hal-hal
serius yang menjurus pada tindakan bentrok.
Tawuran antar pelajar maupun tawuran antar remaja semakin menjadi
semenjak terciptanya geng-geng sekelompok anak muda. Mereka sudah tidak
merasa bahwa perbuatan tawuran yang dilakukan sangatlah tidak terpuji dan
bisa menggangu ketenangan dan ketertiban masyarakat. Sebaliknya, mereka
malah merasa bangga jika masyarakat itu takut dengan geng/kelompoknya.
Seorang pelajar yang berpendidikan seharusnya tidak melakukan tindakan yang
tidak terpuji seperti itu.
Biasanya permusuhan antar sekolah itu terjadi dimulai dari masalah yang
sangat sepele. Remaja yang masih labil tingkat emosinya justru menanggapi
sebagai sebuah tantangan bagi mereka. Masalah sepele tersebut bisa berupa
saling ejek ataupun masalah memperebutkan seorang wanita. Pemicu lain
biasanya adanya rasa dendam. Dengan rasa kesetiakawanan yang tinggi para
siswa tersebut akan membalas perlakuan yang disebabkan oleh siswa sekolah
yang dianggap merugikan seorang siswa atau mencemarkan nama baik sekolah.
Sebenarnya jika dilihat lebih dalam lagi, salah satu akar penyebabnya adalah
permasalahan yang dihadapi individu yang kemudian menyebabkan depresi
seseorang, sebagaimana kita tahu bahwa materi pendidikan di sekolah Indonesia
itu cukup berat.
Secara etimologis dalam kamus bahasa Indonesia “tawuran”dapat
diartikan sebagai perkelahian yang meliputi banyak orang, perkelaian beramai-
ramai atau perkelaian massal. 1 Sedangkan “pelajar” adalah anak sekolah, anak
didik, murid, siswa atau seorang manusia yang belajar.2 Sehingga pengertian
tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok orang yang
mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang sedang belajar.
Tawuran pelajar merupakan salah satu dari bentuk juvenile delinquency
(kenakalan remaja), sebagaimana dijelaskan oleh Kartono bahwa salah satu
bentuk kenakalan anak atau remaja adalah perkelahian antar gang, antar
kelompok, antar sekolah, antar suku (tawuran), sehingga kadang-kadang
membawa korban.
disimpulkan bahwa tawuran adalah tindakan agresi pelajar yang
dilakukan secara berkelompok atau massal yang diarahkan untuk merusak dan
melukai orang lain secara fisik dan langsung. Tawuran adalah suatu tindakan
anarkis yang dilakukan oleh duakelompok dalam bentuk perkelahian masal di
tempat umum sehingga menimbulkan keributan dan rasa ketakutan pada warga
yang ada di sekitar tempat kejadian perkara tawuran.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pada tawuran tersebut?
2.  faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya tawuran antar pelajar?
3.  Dampak apa saja yang di timbulan saat terjadi tawuran antar pelajar?
4.  solusi apa saja yang dapat mengurangi terjadinya tawuran antar
pelajar?
C. TUJUAN
- Memahami dan menyadari faktor-faktor yang menjadi penyebab tawuran
- peka terhadap masalah-masalah sosial dan ikut serta dalam penanggulannya
- memahami dan menyadari dampak daripada tawuran tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Pelajar merupakan generasi harapan bangsa dan negara, dimana maju
atau tidaknya suatu bangsa amat ditentukan oleh kualitas para pelajar saat ini.
Semakin berkualitas pelajar dan pemudanya maka akan semakin maju suatu
bangsa dan negara, sebaliknya semakin rendah kualitas para pelajar dan pemuda
maka semakin terpuruk suatu bangsa. Salah satu peristiwa yang mencoreng
nama baik pelajar di Indonesia adalah kasus tawuran antar pelajar yang terjadi
akhir-akhir ini.
B. FAKTOR DARI TAWURAN
  Ada empat faktor psikologis mengapa remaja terlibat perkelahian antar
pelajar di antaranya:

Internal. Remaja yang terlibat perkelahian biasanya belum mampu beradaptasi


pada situasi lingkungan kompleks. Kondisi ini biasanya menimbulkan masalah
atau tekanan pada seseorang. Pada remaja yang terlibat perkelahian, mereka
kurang mampu untuk mengatasi serta memanfaatkan situasi untuk
pengembangan diri.

Keluarga. Rumah tanga yang dipenuhi kekerasan, misalnya kekerasan bapak


terhadap ibu, ibu terhadap bapak, atau orangtua terhadap anaknya, akan
membawa dampak negatif terhadap anak.Ketika beranjak remaja, anak terus
merekam memori tersebut dan tidak menutup kemungkinan anak akan belajar
mengenai kekerasan.
Sekolah. Sekolah merupakan tempat menimba ilmu bagi anak-anak demi
mencapai masa depan cerah. Namun sebaiknya sekolah jangan hanya dipandang
sebagai lembaga yang hanya bertujuan mendidik muridnya menjadi sesuatu,
tetapi sekolah harus dinilai dari kualitas pengajarannya.
Lingkungan. Lingkungan di antara rumah dan sekolah bisa menjadi pemicu
terjadi perkelahian remaja. Misalnya, lingkungan rumah yang tidak mendukung
atau anggota lingkungan rumah yang mencontohkan perilaku buruk. Di
antaranya, informasi luas dari gadget tanpa pengawasan, tayangan kekerasan di
televisi atau permainan game online. Lalu tingginya rasa solidaritas pada pelajar
yang terjadi bukan hanya ketika mereka senang atau bahagia, tetapi saat terjadi
duka, ancaman dan kesulitan.

C. DAMPAK YANG DITIMBULKAN PADA TAWURAN


 Kerugian fisik Masyarakat sekitar juga dirugikan erganggunya proses
belajar mengajar Menurunnya moralitas para pelajar Hilangnya perasaan peka,
toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai.
Perkelahian antar pelajar yang banyak terjadi di Indonesia menimbulkan
keprihatinan dan kecemasan bagi banyak pihak. Kenakalan remaja yang 77
tergambarkan dalam tawuran pelajar tersebut telah banyak mengakibatkan
dampak-dampak negatif bagi pelajar secara individu maupun pihak lainnya
(sekolah dan masyarakat).
D. SOLUSI UNTUK MENGURANGI TERJADINYA TAWURAN
Ada beberapa solusi yang bisa dipertimbangkan diantaranya:
- Kerjasama antara sekolah dan orang tua murid dalam berkomitmen
mengajarkan etika, budi pekerti didalam dan diluar kelas kepada para siswanya
sekaligus mengajarkan pengendalian diri.  
- Pengontrolan dan pengawasan pergaulan terhadap para siswa plus dibantu oleh
orang tua murid juga dengan mendorong pelajar untuk menghindari
lingkungan / pertemanan yang tidak bermanfaat.
- Mendorong siswa terlibat dalam kegiatan positif yang dapat menunjang masa
depannya.
- Menindak atau memberi sanksi yang keras kepada pihak-pihak baik diluar
maupun didalam sekolah yang berpotensi menyulut tawuran pelajar.
- Memberi keteladanan kepada pelajar dalam berbuat, bertutur kata maupun
bereaksi terhadap berbagai hal tanpa menggunakan / menunjukkan kekerasan
sedikitpun. 
1. Apa pengertian pada tawuran tersebut?
Tawuran merupakan bentuk dari pertentangan atau konflik, terjadi antara dua
kelompok yang masing-masing memiliki nilai-nilai yang telah melembaga,
dimana tawuran terwujud karena ada rasa solidaritas yang tinggi ditiap anggota
kelompok serta meletus karena ada kepentingan yang terlanggar oleh masing-
masing pihak yang berasal dari kelompok berbeda/suatu tindakan serang
menyerang yang dilakukan oleh sekelompok orang dan menjadi sangat
fenomenal di indonesia, sehingga mengakibatkan cenderanya kelompok satu
dengan kelompok yang lain, hal ini mendeskripsikan betapa mundurnya hukum
di indonesia dalam hal mengkontrol perbuatan tawuran tersebut.
2.  Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya tawuran antar pelajar?
Internal. Remaja yang terlibat perkelahian biasanya belum mampu beradaptasi
pada situasi lingkungan kompleks. Kondisi ini biasanya menimbulkan masalah
atau tekanan pada seseorang. Pada remaja yang terlibat perkelahian, mereka
kurang mampu untuk mengatasi serta memanfaatkan situasi untuk
pengembangan diri.
Keluarga. Rumah tanga yang dipenuhi kekerasan, misalnya kekerasan bapak
terhadap ibu, ibu terhadap bapak, atau orangtua terhadap anaknya, akan
membawa dampak negatif terhadap anak. Ketika beranjak remaja, anak terus
merekam memori tersebut dan tidak menutup kemungkinan anak akan belajar
mengenai kekerasan.
Sekolah. Sekolah merupakan tempat menimba ilmu bagi anak-anak demi
mencapai masa depan cerah. Namun sebaiknya sekolah jangan hanya dipandang
sebagai lembaga yang hanya bertujuan mendidik muridnya menjadi sesuatu,
tetapi sekolah harus dinilai dari kualitas pengajarannya.
Lingkungan. Lingkungan di antara rumah dan sekolah bisa menjadi pemicu
terjadi perkelahian remaja. Misalnya, lingkungan rumah yang tidak mendukung
atau anggota lingkungan rumah yang mencontohkan perilaku buruk. Di
antaranya, informasi luas dari gadget tanpa pengawasan, tayangan kekerasan di
televisi atau permainan game online. Lalu tingginya rasa solidaritas pada pelajar
yang terjadi bukan hanya ketika mereka senang atau bahagia, tetapi saat terjadi
duka, ancaman dan kesulitan.

3. Dampak apa saja yang di timbulkan saat terjadi tawuran antar pelajar?
 Kerugian fisik Masyarakat sekitar juga dirugikan erganggunya proses belajar
mengajar Menurunnya moralitas para pelajar Hilangnya perasaan peka,
toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai
Perkelahian antar pelajar yang banyak terjadi di Indonesia menimbulkan
keprihatinan dan kecemasan bagi banyak pihak. Kenakalan remaja yang 77
tergambarkan dalam tawuran pelajar tersebut telah banyak mengakibatkan
dampak-dampak negatif bagi pelajar secara individu maupun pihak lainnya
(sekolah dan masyarakat).
4. Solusi apa saja yang dapat mengurangi terjadinya tawuran antar pelajar?
- Kerjasama antara sekolah dan orang tua murid dalam berkomitmen
mengajarkan etika, budi pekerti didalam dan diluar kelas kepada para siswanya
sekaligus mengajarkan pengendalian diri.  
- Pengontrolan dan pengawasan pergaulan terhadap para siswa plus dibantu oleh
orang tua murid juga dengan mendorong pelajar untuk menghindari
lingkungan / pertemanan yang tidak bermanfaat.
- Mendorong siswa terlibat dalam kegiatan positif yang dapat menunjang masa
depannya.
- Menindak atau memberi sanksi yang keras kepada pihak-pihak baik diluar
maupun didalam sekolah yang berpotensi menyulut tawuran pelajar.
- Memberi keteladanan kepada pelajar dalam berbuat, bertutur kata maupun
bereaksi terhadap berbagai hal tanpa menggunakan / menunjukkan kekerasan
sedikitpun. 

E. ASKEP
Analisis Data
 Data/ Karakteristik Diagnosis Keperawatan NANDA  Sekelompok pelajar
SMA X di Jakarta sudah 3 kali terlibat tawuran dengan sekelompok pelajar
SMA Y  Tawuran pertama kali dipicu oleh pembulian yang dilakukan pelajar
SMA Y terhadap pelajar SMA X  Saat tawuran sebelumnya, 5 orang pelajar
SMA X dan 3 orang pelajar SMA Y mengalami luka-luka ringan sedangkan 1
orang pelajar SMA X meninggal dunia  Pelajar SMA X tetap berencana
mengajak pelajar SMA Y untuk tawuran lagi karena tidak terima dengan ejekan
SMA Y terhadap kematian 1 orang siswa SMA X akibat tawuran sebelumnya
Domain 11: Keselamatan/ Keamanan Kelas 3: Kekerasan • 00138: Risiko
Perilaku Kekerasan pada Orang Lain

Data Diagnosis 1. Setelah di observasi lebih lanjut, ternyata klinik kesehatan


yang ada kedua sekolah tersebut tidak berfungsi dengan sepenuhnya. Fasilitas
konseling tidak berjalan dengan baik. Guru konseling hanya datang saat-saat
tertentu saja di klinik kesehatan sekolah tersebut. 2. WilayahSMA X berdekatan
dengan terminal bus dan pusat grosir di kota tersebut, sedangkan SMA Y
berdekatan dengan pangkalan angkot dan stasiun. Apabila sedang tidak ada
kegiatan belajar mengajar, siswa SMA X suka nongkrong di warung-warung
yang ada di terminal bus tersebut ataupun berjaln-jalan di tempat grosir yang
dekat denga area sekolah tersebut, ataupun sedangkan siswa SMA Y suka pergi
ke pangkalan angkot untuk sekedar nongkrong dan main-main di sana. Koping
Komunitas tidak efektif

Skoring Diagnosis
 Diagnosis 1 Risiko Perilaku Kekerasan pada Orang Lain
Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran Sifat masalah : Skala : Tidak/kurang
sehat/aktual (3) Ancaman kesejatan/resiko (2) Keadaan sejahtera/potensia (1) 1
3/3 x 1 = 1 Gangguan proses koping dalam komunitas sudah terjadi
Kemungkinan masalah dapat diubah Skala : Mudah (2) Sebagian (1) Tidak
dapat (0) 2 1/2 x 2 = 1 Karena tauwuran sudah berlangsung sejak dahulu dan
perlu penanaman nilai yang baru pada siswa di kedua SMA tersebut

 Potensial masalah untuk dicegah Skala : Tinggi (3) Cukup (2) Rendah (1) 1 2/3
x 1= 2/3 Masalah tawuran di kedua sekolah tersebut cukup berat, berhubungan
dengan perubahan efektivitas penyelesaian tugas semua pihak sekolah dan
keluarga siswa sangat berpengaruh Menonjol masalah Skala : Segera (2) Tidak
Perlu (1) Tidak dirasakan (0) 1 2/2 x 1=1 Masalah tawuran antar pelajar
memerlukan penyelesaian yang segera, hal ini berhubungan dengan telah
adanya korban jiwa dalam tawuran tersebut. Total 3 2/3

Diagnosis 2 Koping komunitas tidak efektif


Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran Sifat masalah : Skala : Tidak/kurang
sehat/aktual (3) Ancaman kesehatan/resiko (2) Keadaan sejahtera/potensia (1) 1
2/3 x 1 = 2/3 Masalah tawuran sudah merupakan masalah yang berat dan
merugikan banyak pihak Kemungkinan masalah dapat diubah Skala : Mudah (2)
Sebagian (1) Tidak dapat (0) 2 1/2 x 2 = 1 Karena perlu penanganan yang
sangat serius untuk melakukan penghentian, tetapi masih mungkin masalah
tawuran dapat diselesaikan

Potensial masalah untuk dicegah Skala : Tinggi (3) Cukup (2) Rendah (1) 1 1/3
x 1= 1/3 Masalah tawuran di kedua sekolah tersebut cukup berat, berhubungan
dengan perubahan efektivitas penyelesaian tugas semua pihak sekolah dan
keluarga siswa sangat berpengaruh Menonjol masalah Skala : Segera (2) Tidak
Perlu (1) Tidak dirasakan (0) 1 2/2 x 1=1 Masalah tawuran antar pelajar
memerlukan penyelesaian yang segera, hal ini berhubungan dengan telah
adanya korban jiwa dalam tawuran tersebut. Total 3

Diagnosis Utama Risiko PerilakuKekerasan pada Orang Lain

Rencana keperawatan kasus tawuran


Data/ Karakteristik Diagnosis Keperawatan NANDA  Sekelompok pelajar
SMA X di Jakarta sudah 3 kali terlibat tawuran dengan sekelompok pelajar
SMA Y  Tawuran pertama kali dipicu oleh pembulian yang dilakukan pelajar
SMA Y terhadap pelajar SMA X  Saat tawuran sebelumnya, 5 orang pelajar
SMA X dan 3 orang pelajar SMA Y mengalami luka- luka ringan sedangkan 1
orang pelajar SMA X meninggal dunia  Pelajar SMA X tetap berencana
mengajak pelajar SMA Y untuk tawuran lagi karena tidak terima dengan ejekan
SMA Y terhadap kematian 1 orang siswa SMA X akibat tawuran sebelumnya
Domain 11: Keselamatan/ Keamanan Kelas 3: Kekerasan • 00138: Risiko
Perilaku Kekerasan pada Orang Lain

NOC NIC Prevensi Primer Level 1: Domain IV Pengetahuan dan Perilaku


Kesehatan Level 2: Kelas S Pengetahuan Kesehatan Level 3: Outcome • 1805:
Perilaku Kesehatan Prevensi Sekunder Level 1: Domain VII Kesehatan
Komunitas Level 2: Kelas CC Perlindungan Kesehatan Komunitas Level 3:
Outcome • 2805: Kontrol Risiko Komunitas: Kekerasan Prevensi Primer Level
1: Domain 3: Perilaku Level 2: Kelas S: Edukasi Klien Level 3: Intervensi •
5510: Edukasi Kesehatan • 5604: Pengajaran: Kelompok Prevensi Sekunder
Level 1: Domain 7: Komunitas Level 2: Kelas D: Manajemen Risiko
Komunitas Level 3: Intervensi • 8840: Persiapan menghadapi bencana pada
komunitas • 6610: Identifikasi Risiko Level 1: Domain 4: Keamanan Level 2:
Kelas V: Manajemen Risiko Level 3: Intervensi • 6487: Manajemen
Lingkungan: Pencegahan Kekerasan

NOC NIC Prevensi Tersier Level 1: Domain III Kesehatan Psikososial Level 2:
Kelas O Kontrol Diri Level 3: Outcome • 1401: Pengendalian Agresi
(Penyerangan) • 1410: Pengendalian Kemarahan Level 1: Domain III Kesehatan
Psikososial Level 2: Kelas P Interaksi Sosial Level 3: Outcome • 1502:
Kemampuan interaksi sosial Level 1: Domain V Kesehatan yang Dirasakan
Level 2: Kelas U Kualitas Kesehatan dan Hidup Level 3: Outcome • 2009:
Status Kenyamanan: Lingkungan • 2011: Status Kenyamanan: Psikospiritual
Prevensi Tersier Level 1: Domain 7: Komunitas Level 2: Kelas C: Promosi
Kesehatan Komunitas Level 3: Intervensi • 7320: Manajemen Kasus • 5510:
Edukasi Kesehatan Level 1: Domain 3: Perilaku Level 2: Kelas R: Membantu
Koping Level 3: Intervensi • 5230: Meningkatkan Koping • 5250: Mendukung
Pengambilan Keputusan • 5390: Meningkatkan Kesadaran Diri Level 1:
Domain 3: Perilaku Level 2: Kelas T: Promosi Kenyamanan Psikologis Level 3:
Intervensi • 5880: Teknik Menenangkan Diri
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tawuran merupakan bentuk dari pertentangan atau konflik, terjadi antara
dua kelompok yang masing-masing memiliki nilai-nilai yang telah melembaga,
dimana tawuran terwujud karena ada rasa solidaritas yang tinggi ditiap anggota
kelompok serta meletus karena ada kepentingan yang terlanggar oleh masing-
masing pihak yang berasal dari kelompok berbeda/suatu tindakan serang
menyerang yang dilakukan oleh sekelompok orang dan menjadi sangat
fenomenal di indonesia, sehingga mengakibatkan cenderanya kelompok satu
dengan kelompok yang lain, hal ini mendeskripsikan betapa mundurnya hukum
di indonesia dalam hal mengkontrol perbuatan tawuran tersebut, kepentingan
dan egoisme kelompok menjadi alasan utama terjadinya tindakan tawuran.
Tujuan:
- Memahami dan menyadari faktor-faktor yang menjadi penyebab tawuran
- peka terhadap masalah-masalah sosial dan ikut serta dalam penanggulannya
- memahami dan menyadari dampak daripada tawuran tersebut
Pelajar merupakan generasi harapan bangsa dan negara, dimana maju
atau tidaknya suatu bangsa amat ditentukan oleh kualitas para pelajar saat ini.
Semakin berkualitas pelajar dan pemudanya maka akan semakin maju suatu
bangsa dan negara, sebaliknya semakin rendah kualitas para pelajar dan pemuda
maka semakin terpuruk suatu bangsa.
Ada empat faktor psikologis mengapa remaja terlibat perkelahian antar
pelajar di antaranya:

Internal. Remaja yang terlibat perkelahian biasanya belum mampu beradaptasi


pada situasi lingkungan kompleks.
Keluarga. Rumah tanga yang dipenuhi kekerasan, misalnya kekerasan bapak
terhadap ibu, ibu terhadap bapak, atau orangtua terhadap anaknya, akan
membawa dampak negatif terhadap anak.
Sekolah. Sekolah merupakan tempat menimba ilmu bagi anak-anak demi
mencapai masa depan cerah.
Lingkungan. Lingkungan di antara rumah dan sekolah bisa menjadi pemicu
terjadi perkelahian remaja. Misalnya, lingkungan rumah yang tidak mendukung
atau anggota lingkungan rumah yang mencontohkan perilaku buruk.
 Kerugian fisik Masyarakat sekitar juga dirugikan erganggunya proses
belajar mengajar Menurunnya moralitas para pelajar Hilangnya perasaan peka,
toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai.
Ada beberapa solusi yang bisa dipertimbangkan diantaranya:
- Kerjasama antara sekolah dan orang tua murid dalam berkomitmen
mengajarkan etika,
- Pengontrolan dan pengawasan pergaulan terhadap para siswa plus dibantu oleh
orang tua murid juga dengan mendorong pelajar untuk menghindari
lingkungan / pertemanan yang tidak bermanfaat.
- Mendorong siswa terlibat dalam kegiatan positif yang dapat menunjang masa
depannya.
- Menindak atau memberi sanksi yang keras kepada pihak-pihak baik diluar
maupun didalam sekolah yang berpotensi menyulut tawuran pelajar.
- Memberi keteladanan kepada pelajar dalam berbuat, bertutur kata maupun
bereaksi terhadap berbagai hal tanpa menggunakan / menunjukkan kekerasan
sedikitpun. 

B. SARAN
Pemerintahan hendaknya berkoordinasi dan bekerja sama dengan dinas
sosial, pihak sekolah, masyarakat dan aparat penegak hukum untuk
menimimalisir terjadinya tawuran antar pelajar. kemudian aparat penegak
hukum khususnya kepolisian dalam melakukan pencegahan tawuran antar
pelajar lebih giat melakukan sosialisasi mencegah terjadinya tawuran dan
pemerintah perlu merumuskan aturan mengenai tawuran antar pelajar supaya
kedepanya aparat penegak hukum tidak melakukan tebang pilih dalam
penanganan tawuran antar pelajar.
DAFTAR PUSTAKA
http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2013-1-74201-271409071-bab1-
28072013021439.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/4528/2/1HK09838.pdf
https://syifamss.wordpress.com/2015/10/12/makalah/
http://repository.stitradenwijaya.ac.id/339/3/Bab%202.pdf
http://digilib.uinsgd.ac.id/17236/9/4_bab1.pdf
https://www.vemmedaily.com/2018/09/17/4-faktor-penyebab-terjadinya-
tawuran-pelajar/
https://www.slideshare.net/YOHANISSAHABAT/penyebab-dampak-amp-
solusi-tawuran-pelajar
http://eprints.undip.ac.id/46917/3/BAB_II.pdf
https://brainly.co.id/tugas/3073927
https://www.slideshare.net/NoviWida/kasus-tawuran-64756106
http://eprints.unwahas.ac.id/1369/6/BAB%205.pdf

Anda mungkin juga menyukai