Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA INSTRUMEN DAN BIOKIMIA

Analisis Lemak

Tanggal Praktikum :23 November 2017

Tanggal Pengumpulan :30 November 2017

Disusun oleh :

Putu Chandra Maheswari

10715025

Kelompok: L-2

Nama Asisten : Rika Fitra Yanti (10714031)

LABORATORIUM INSTRUMEN

PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI

SEKOLAH FARMASI

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2017

1
I. Tujuan
a. Menentukan kelarutan olive oil dan asam stearat dalam berbagai pelarut (air,
etanol, aseton, dan kloroform).
b. Menentukan adanya asam lemak bebas pada asam stearat dan olive oil dengan
uji saponifikasi dan uji asam lemak bebas.
c. Menentukan adanya gliserol pada sampel asam stearat, olive oil dan gliserol
dengan uji gliserol.
d. Menentukan kejenuhan pada sampel asam stearat, olive oil dan coconut oil
dengan uji kejenuhan.
e. Menentukan kandungan kolestrol pada sampel dan galat dengan menggunakan
Spektrofotometri UV-Vis double beam.

II. Cara Kerja


a. Uji Kelarutan Lemak
Sampel 0,5 mL asam stearat dan olive oil dituang ke masing-masing empat
tabung reaksi

Ditambahkan pelarut air, etanol, aseton, kloroform pada sampel asam


stearat yang berada di empat tabung reaksi

Ditambahkan pelarut air, etanol, aseton, kloroform pada sampel olive oil
yang berada di empat tabung reaksi

Campuran pada tabung dihomogenkan, diamati perbedaan yang terjadi


pada sampel asam stearat dan olive oil di pelarutnya masing-masing

Ditambahkan 1 tetes sampel yang sudah dilarutkan pada masing-masing


pelarut ke kertas saring. Sehingga terdapat delapan kertas saring

Didinginkan dan diamati pembentukan bercak pada delapan kertas saring

b. Uji Asam Lemak


 Uji Saponifikasi
Ditambahkan sampel asam stearat pada tabung reaksi

Ditambahkan larutan KOH dalam alkohol dalam jumlah berlebih

Didihkan secara hati-hati selama kurang lebih 1 menit

Ditambahkan 10 mL air dan didihkan beberapa menit. Kemudian


didinginkan

1
Ditambahkan HCl pekat secara hati-hati

Kemudian akan terbentuk endapan, endapan diambil dan dipisahkan

Jika yang berupa larutan jernih maka dipanaskan dan ditambahkan


KOH sampai terbentuk larutan yang jernih

Kemudian larutan yang jernih, dibagi ke dalam 5 tabung reaksi yang


berbeda

Lalu masing-maisng tabung ditambahkan reagen berupa HCl, NaCl,


CaCl2, MgCl2, dan Pb Asetat

 Uji Asam Lemak Bebas


Larutan alkali atau basa encer ditambahkan pada fenoftalin sampai
berwarna pink pucat yang permanen

Ditambahkan beberapa tetes fenoftalin ke dalam larutan sampel olive


oil dan asam stearat yang terdapat pada tabung reaksi

Jika terdapat asam lemak bebas maka warna dari fenoftalin akan
menghilang
c. Uji Gliserol
Dimasukkan KHSO4 ke dalam tiga tabung reaksi yang berbeda dengan
tinggi kurang lebih 0,3 cm dari tabung reaksi

Ditambahkan 5 tetes sampel olive oil, asam stearat, dan gliserol

Kemudian ditambahkan lagi KHSO4 ke dalam tabung reaksi hingga


menutupi lapisan sampel

Ketiga tabung dipanaskan

Dicium bau dari masing-masing tabung sampai ada sampel yang


berbau acrolein
d. Uji Ketidakjenuhan
Sampel olive oil, coconut oil dan asam stearat dituang dalam jumlah
yang kira-kira sama ke dalam tabung reaksi

Diteteskan larutan iodine yang sudah diencerkan terlebih dahulu


sampai warna iodine homogen pada sampel

2
Diamati perubahan warna pada ketiga sampel yang terdapat pada tiga
tabung reaksi yang berbeda

e. Uji Penentuan Kadar Kolestrol


Kolestrol standar dengan konsentrasi 200 mg/dL diencerkan menjadi
100 mg/dL

Blanko, larutan standar, dan larutan uji dimasukkkan ke dalam tiga


tabung reaksi yang berbeda

2 mL larutan enzim ditambahkan ke dalam tabung reaksi yang berisi


larutan standar dan larutan uji

Kemudian 4 mL larutan enzim ditambahkan ke dalam tabung reaksi


blanko

Diinkubasi ketiga tabung pada suhu 37 0C selama 5 menit

10 µL larutan standar ditambahkan ke dalam tabung reaksi standar, 10


L larutan uji ditambahkan ke dalam tabung reaksi uji

Tabung reaksi diinkubasi kembali pada suhu ruang selama 10 menit

Larutan blanko, standar, dan uji dimasukkan ke dalam kuvet kemudian


dilakukan pengukuran absorbansinya menggunakan Spektrofotometer
UV-Vis (ƛ=546 nm)

3
III. Perhitungan dan Pengolahan Data

Tabel 3.1 Uji Kualitatif

No Hasil dari Uji yang Dilakukan Keterangan


1 Uji Kelarutan Lemak
Sampel Olive oil pada berbagai pelarut
A.Alkohol :Tidak larut
B.Khloroform :Larut
C.Air :Tidak Larut,terbentuk
globul
D. Aseton :Larut

Sampel Asam Stearat pada berbagai


pelarut
A.Alkohol :Larut
B.Khloroform :Larut
C.Air :Tidak Larut, terbentuk
endapan putih
D. Aseton :Larut

Setelah Penetasan pada kertas saring

Baris Pertama (Asam Stearat pada


berbagai pelarut)
(A)Air: Negatif, tidak ada noda
(B)Alkohol: Negatif, tidak ada noda
(c)Khloroform: Negatif, tidak ada noda
(d)Aseton: Negatif, tidak ada noda

Baris Kedua(Olive oil pada berbagai


pelarut)
Baris Pertama adalah asam stearat pada berbagai (A)Air:Positif, sedikit ada noda
pelarut berturut-turut adalah air, alkohol, khloroform, (B)Alkohol:Positif, ada noda
aseton (c)Khloroform: Positif, ada noda
(d)Aseton: Positif, ada noda
Baris kedua adalah olive oil pada berbagai pelarut
berurut-turut adalah air, alkohol, khloroform, aseton

2. Uji Saponifikasi Keterangan

4
Setelah ditetesi NaCl dan HCl
Setelah ditetesi NaCl dan HCl (a)NaCl: terbentuk larutan yang keruh
(b)HCl :terbentuk endapan

NaCl HCl
Setelah ditetesi Logam Setelah ditetesi logam
(a)MgCl2: terbentuk endapan
(b)CaCl2:terbentuk endapan
(c)Pb-Asetat:terbentuk endapan paling
banyak

Dari kiri ke kanan MgCl2,CaCl2,Pb-Asetat

3. Uji Asam Lemak Bebas Keterangan


(a)Olive oil :Positif, fenoftalin tidak
berwarna(positif palsu)
(b)Asam Stearat:Positif, fenoftalin tidak
berwarna

Olive oil Asam Stearat

4. Uji Gliserol Keterangan


(a)Asam Stearat: Negatif, tidak terbentuk
bau acrolein
(b)Olive oil: Positif, tercium bau khas
acrolein sedikit lama
(c) Gliserol:Positif, tercium bau acrolein

Asam Olive Oil Gliserol


Stearat

5
5. Uji Ketidakjenuhan Keterangan
(a)Asam Stearat:Negatif, warna I2 tidak
memudar
(b)Coconut Oil :Negatif, warna I2 tidak
memudar
(c)Olive Oil :Positif, warna I2
memudar jadi berwarna oranye

Dari kiri ke kanan,( A) Asam Stearat (B) Coconut oil


(C) Olive oil

6
Perhitungan Uji Kuantitatif

Perhitungan pengenceran

M1×V1 = M2 × V2

200 mg/dL ×V1 =100 mg/dL × 20 µL

V1=10 µL

Konsentrasi Absorbansi
100 mg/dL 0,032
80 mg/dL 0,025

Berdasarkan rumus

Dengan,A=absorbansi; ;b=panjang kuvet;c=konsentrasi . maka


berdasarkan persamaan di atas absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi

Sehingga dengan menggunakan one point method dapat dihitung, konsentrasi kolestrol pada
sampel dengan dibandingkan pada standar

Berdasarkan konsentrasi sampel yang sudah diketahui, maka galat yang diperoleh sebesar

| |

| |

7
IV. Pembahasan

Lipid adalah senyawa yang sebagian besar tersusun oleh gugus nonpolar seperti
hidrkarbon . Berdasarkan sifat kimianya lipid dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok
pertama yang memiliki kepala polar dan ekor non polar yang panjag seperti asam lemak,
fosfogliserol, gliserol, triagliserol dan spingolipid. Kemudian kelompok kedua adalah yang
berbentuk cincin seperti steroid. Sifat lipid yaitu

a. Lipid tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam pelarut organik
(benzena,eter,aseton,kloroform, dan karbontetraklorida)
b. Lipid mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen. Beberapa jenis lipid juga
mengandung nitrogen dan fosfor
c. Hidrolisis dari lipid akan menghasilkan asam lemak yang berperan pada metabolisme
tumbuhan dan hewan
d. Lipid tidak mempunyai satuan yang berulang, berbeda dengan karbohidrat dan protein
e. Lipid memiliki titik leleh yang rendah dan titik didih yang semakin meningkat denga
bertambahnya ranati panjang karbon
f. Lipid memberikan noda minyak pada kertas saring

Lipid berdasarkan hasil hidrolisisnya dapat dibagi menjadi tiga yaitu :

a. Lipid Sederhana
Contoh dari lipid sederhana adalah minyak dan lemak . Lemak dan minyak terdiri dari
trigliserida campuran, yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai
panjang. Namun lemak dan minyak memiliki perbedaan yaitu lemak berasal dari
hewan dan memiliki bentuk yang umumnya berupa padatan, secara kimia lemak
adalah trigliserida (hasil kondensasi ester darisatu molekul gliseril dengan tiga
molekul asam lemak) dari gliserol dan asam lemak dan sedangkan minyak berasal
dari tumbuhan dan umumnya berbentuk cairan .
b. Lipid Kompleks
Jenis lipid ini jika dihidrolisis akan menghasilkan gliserol, asam lemak, dan zat lain.
Secara umum lipid kompleks dikelompokkan menjadi dua yaitu fosfolipid dan
glikolipid. Fosfolipid yaitu suatu lipid yang dihidrolisis akan menghasilkan asam
lemak, gliserol, asam fosfat dan senyawa nitrogen. Contoh fosfolipid adalah lesitin
dan sephalin. Lalu glikolipid adalah suatu lipid kompleks yang mengandung
karbohidrat. Contohnya adalah serebrosida.

8
c. Lipid Turunan
Lipid turunan adalah senyawa-senyawa yang dihasilkan jika lipid sederhana dan lipid
kompleks mengalami hidrolisis. Contohnya adalah asam lemak, sterol (kolestrol,
ergosterol), dan aldehid. Kemudian vitamin larut lemak yaitu A,D,E,K termasuk
bagian lipid turunan.

Uji-Uji kualitatif yang dapat dilakukan pada lipid adalah sebagai berikut:

a. Uji Kelarutan lemak


Prinsip dari uji ini adalah ‘like dissolve like’. Jadi lemak akan lebih mudah larut
pada pelarut yang memiliki kepolaran yang mirip dengan lemak. Dengan lemak
cenderung bersifat non-polar, maka lemak akan lebih mudah larut pada pelarut non-
polar seperti kloroform, aseton, dan eter. Kemudian jika lemak diteteskan pada kertas
saring, jika terbentuk noda maka sampel terlarut dan terikat pada pelarutnya.
Pada praktikum sampel yang digunakan adalah asam stearat dan olive oil
kemudian dilarutkan pada pelarut alkohol,khloroform, air dan aseton, dengan urutan
kepolaran air >etanol>aseton>khloroform. Kemudian didapatkan hasil sampel olive
oil tidak larut pada sampel air dan etanol dan sampel asam stearat tidak terlarut air.
Kemudian ketika diteteskan pada kertas saring asam stearat tidak meninggalkan noda
sama sekali karena jumlah yang terlarut sangat sedikit. Namun pada olive oil terdapat
berkas noda semua dan semakin lebar maka semakin banyak yang terlarut. Walaupun
pada air tidak terlarut, hasil uji kertas saring menunjukkan ada sedikit olive oil yang
terlarut di air.
b. Uji Saponifikasi
Prinsip uji saponifikasi adalah menguji lemak dengan cara mereaksikan dengan
NaOH atau KOH untuk membentuk gliserol dan garam asam lemak yang disebut
sabun. Mekanisme saponifikasi adalah serangan nukleofilik oleh hidroksida,
pemindahan leaving group, dan deprotonisasi. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut

Gambar 4.1
Sumber: https://www.thoughtco.com/definition-of-saponification-605959

9
Pada praktikum sampel asam stearat ditambahkan KOH berlebih untuk
membentuk sabun. Kemudian sambil dipanaskan untuk mempercepat reaksi. Lalu
ditambahkan air untuk melarutkan garam sabun (K-asam stearat) yang dihasilkan.
Lalu dipanaskan kembali untuk mempercepat reaksi. Kemudian didinginkan,
ditambahkan HCl pekat untuk memutus ikatan antara K dengan asam stearat sehingga
terbentuk KCl. Lalu akan terbentuk endapan yang dipisahkan, kemudian larutan yang
jernih ditambahkan KOH sampai terbentuk larutan jernih karena ion K+ akan
berikatan dengan asam stearat. Sehingga dihasilkan garam sabun lebih murni. Lalu
larutan jernih dibagi ke dalam 5 tabung reaksi.Pada tabung reaksi satu dan kedua
ditambahkan NaCl dan HCl. Penambahan NaCl membuat larutan menjadi keruh
karena terjadi perisitwa salting out yaitu NaCl berkompetisi dengan asam stearat dan
arena polaritas NaCl lebih mendekati pelarut maka NaCl akan lebih terikat dan ikatan
antara asam stearat dan pelarut lepas. Penambahan HCl akan menghasilkan endapan
karena Cl- akan berikatan dengan ion K+ yang terdapat pada garam asam lemak
sehingga asam lemak bebas kembali. Kemudian pada saat ditambahkan logam yaitu
MgCl2,CaCl2,Pb-Asetat akan terbentuk endapan karena logam berikatan dengan asam
lemak dan membentuk garam yang tidak larut air. Ketika ditambahkan Pb-Asetat akan
dihasilkan endapan lebih banyak karena memiliki berat molekul Pb yang lebih besar
yaitu 207,19 g/mol, dibandingkan dengan Ca (40 ,08 g/mol) dan Mg (24,312 g/mol).

c. Uji Asam Lemak Bebas


Prinsipnya adalah jika sampel yang terdapat asam lemak bebas maka saat
diteteskan NaOH encer dan fenoftalin yang berwarna merah muda maka larutan akan
menjadi tidak berwarna. Sebab saat pH berada pada keadaan basa maka berwarna
merah muda, namun saat pH netral karena terdapat asam lemak bebas maka fenoftain
sebagai indikator menjadi tidak berwana.
Pada percobaan sampel yang digunakan adalah asam stearat dan olive oil dengan
keduanya tidak berwarna saat diteteskan dengan fenoftalin. Namun seharusnya hanya
asam stearat yang tidak berwarna ketika direaksikan dengan fenoftalin, karena hanya
asam stearat yang merupakan asam lemak bebas. Hal ini terjadi karena kesalahan
NaOH yang digunakan tidak diencerkan terlebih dahulu, sehingga saaat fenoftalin

10
diteteskan ke dalam sampe warna dari fenoftaline merah muda menuju tidak
berwarna.
d. Uji Gliserol
Prinsip dari uji ini adalah dengan cara mendehidrasi gliserol menjadi bentuk
bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan acrolein yang memiliki bau khas
manis. Sebab gliserol memiliki karakteristik zat cair yang tidak berwarna dan
mempunyai rasa agak manis (Poedjiadi,2006). Reaksi yang terjadi seperti di bawah
ini

Gambar 4.2

Sumber:
http://amrita.olabs.edu.in/?sub=73&br
ch=8&sim=210&cnt=1

Pada uji gliserol zat pendehidrasi yang digunakan adalah KHSO4 yang
ditambahkan hingga melingkupi seluruh sampel yaitu olive oil, gliserol dan asam
stearat untuk menghasilkan bau acrolein sempurna. Hasil positif ditunjukkan oleh
sampel olive oil dan gliserol dan asam stearat bukan merupakan gliserol karena adalah
asam lemak bebas. Pada sampel gliserol langsung tercium bau acrolein yang manis
tidak seperti olive oil yang membutuhkan waktu karena olive oil harus diuraikan
menjadi gliserol dahulu.
e. Uji Ketidakjenuhan
Prinsip uji ini adalah reaksi adisi dengan cara penambahan halogen berupa I2 ke
dalam sampel yang mengandung asam lemak tidak jenuh yang memiliki ikatan
rangkap membuat ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dan membuat I2 yang
berwarna menjadi tidak berwarna.
Pada sampel asam stearat dan coconut oil saaat ditambahkan I2 yang berwarna
kuning asam stearat dan coconut oil tetap berwarna kuning jadi terdiri dari asam
lemak jenuh. Namun pada olive oil akan memudar warna menjadi orange jadi olive
oil mengandung asam lemak tidak jenuh. Warna pada olive oil tidak sepenuhnya
memudar karena masih terdapat I2 bebas sehingga seharusnya I2 perlu diencerkan
terlebih dahulu dengan aquades.

11
Uji Kuantitatif yaitu menentukan konsentrasi kolestrol pada sampel melalui
reaksi enzimatis, konsentrasi kolestrol ditentukan setelah proses hidrolisis dan
oksidasi secara enzimatis yang menghasil quinoeimine yang memiliki gugus
kromofor sehingga dapat diukur absorbansinya pada spektrofotometri UV-Vis dengan
absorbansi sebanding dengan konsentrasi. Reaksi yang terjadi seperti di bawah ini

Kolestrol esterase
Kolestrol ester + H2O Kolestrol+asam lemak
Kolestrol Oksidase
Kolestrol +O2 Kolestrol-3-one+H2O2

Peroxidase

2H2O2+p-HBS 4-aminoantipyrine quinoneimine+2H2O


Pada praktikum diencerkan konsentrasi standar dari 200 mg/dL menjadi 100
mg/dL. Blanko, larutan standar, dan larutan uji dimasukkkan ke dalam tiga tabung
reaksi yang berbeda. 2 mL larutan enzim ditambahkan ke dalam tabung reaksi yang
berisi larutan standar dan larutan uji. Kemudian 4 mL larutan enzim ditambahkan ke
dalam tabung reaksi sebagai blanko, dibuat 4 mL blanko karena pertama dihitung
dulu absorbansi blanko dan jenis spektrofotometri UV-Vis yang digunakan adalah
double beam. Lalu diinkubasi ketiga tabung pada suhu 37 0C selama 5 menit untuk
membuat enzim berada pada aktivitas optimumnya. Kemudian 10 µL larutan standar
ditambahkan ke dalam tabung reaksi standar, 10 L larutan uji ditambahkan ke dalam
tabung reaksi uji tabung reaksi diinkubasi kembali pada suhu ruang selama 10 menit
agar enzim dan sampel dapat seluruhnya bereaksi. Larutan blanko, standar, dan uji
dimasukkan ke dalam kuvet kemudian dilakukan pengukuran absorbansinya
menggunakan Spektrofotometer UV-Vis double beam pada panjang gelombang 546
nm.
Berdasarkan pengukuran konsentrasi kolestrol yang terukur adalah 78,125 mg/dL
seharusnya konsentrasi kolestrol adalah 80 mg/dL. Sehingga galat yang didapatkan
adalah 2,34 %. Galat yang didapatkan terjadi karena sebelum digunakan kuvet tidak
dibersihkan dengan etanol. Lalu saat pengenceran ada larutan sampel yang tertinggal
pada tip mikropipet.

12
V. Kesimpulan
a. Uji Kelarutan Lemak
Sampel Hasil Uji
Air Etanol Aseton Khloroform
Olive Oil Tidak Larut Tidak larut Larut Larut
Asam Stearat Tidak Larut Larut Larut Larut
Uji Kertas Saring
Olive Oil Positif, ada sedikit noda Positif, ada Positif, ada Positif, ada
noda noda noda
Asam Stearat Negatif,tidak ada noda Negatif,tidak Negatif,tidak Negatif,tidak
ada noda ada noda ada noda

b. Uji Asam Lemak(Uji Saponifikasi dan Uji Asam lemak bebas)

Sampel Hasil Uji


HCl NaCl MgCl2 CaCl2 Pb-Asetat
Asam Stearat Terbentuk Terbentuk Terbentuk Terbentuk Terbentuk
endapan larutan yang endapan endapan endapan
keruh
Uji Asam Lemak Bebas
Olive Oil Posistif (palsu), fenoftalin tidak berwarna
Asam Stearat Positif, fenoftalin tidak berwarna

c. Uji Gliserol

Sampel Hasil Uji


Asam Stearat Negatif, tidak tercium bau acrolein
Olive oil Positif, tercium bau akrolein sedikit lama
Gliserol Postif, tercium bau akrolein langsung

13
d. Uji Ketidakjenuhan
Sampel Hasil Uji
Asam Stearat Negatif, warna I2 tidak memudar
Olive Oil Negatif, warna I2tidak memudar
Coconut Oil Positif, warna I2 memudar orange

e. Berdasarkan uji konsentrasi kolestrol, konsentrasi kolestrol pada sampel adalah


78,125 mg/dL. Kemudian galatnya adalah 2,34%.

VI. Daftar Pustaka


Calara,Suci dan Adyaksa,Gana.(2014).Perbandingan Pengukuran Persentase
Lemak Tubu dengan Pengukuran Skinfold Caliper dan Bioelectrical
Impedance Analysis (BIA).Diakses dari Universitas Diponegoro, Semarang,
Situs Web Perpustakaan eprint.undip.ac.id
Campbell, Marry . 2009. Biochemistry 6 th edition . Belmont, CA: Thomson
Higher Education . hal 201-202
Klotzch, Sigid G. Dan Judith R Mc. Namora. 1990. Triglyeceride
Measurements:a eview of Methods and Interferances, Clinical Chemistry,
vol 36,9:1605-1613
Moshides, James S., 1998, Enzymic Determination of the Free Cholestrl Fraction
of High-Density Lipoprotein in Plasma with Use of 2,4,6-Tribromo-3-
hydroxybenzoic Acid, Clinical Chemistry, vol 34,9:1799-18404
Nurdin,Naufal Muharam, Rimbawan,Martianto,Drajat.(2014).Pengaruh Intervensi
Penambahan Fitosterol pada Minyak Sawit Terhadap Profil Lipid Subyek
dengan Sindroma Metabolik. Institut Pertanian Bogor, Bogor, Situs Web
Perpustakaan repository.ipb.ac.id
Poedjiadi,A.2006.Dasar-dasar Biokimia. Edisi revisi. Jakarta:UI-Press

14

Anda mungkin juga menyukai