KFIB Kamis 20171026 AAS L-II Putu Chandra Maheswari
KFIB Kamis 20171026 AAS L-II Putu Chandra Maheswari
Disusun oleh :
10715025
Kelompok: L-2
SEKOLAH FARMASI
2017
I. Tujuan
Menentukan kadar Zn dan Pb dalam sampel dan galat dengan metode AAS
Dilakukan Preparasi enam larutan standard dengan konsentrasi 1,2,3,4,5 ppm dari larutan
stok Zn dan Pb dengan konsentrasi sebesar 1000 ppm
Sampel yang didapatkan dari asisten, diencerkan dalam labu ukuran 10 mL dengan air
deionisasi dan dicampur
Dilakukan proses penentuan kadar Zn dan Pb dari larutan sampel dengan menggunakan AAS
dan dicatat nilai absorbansinya
Disiapkan kurva kalibrasi dengan cara memplot nilai absorbansi larutan standar (y) dan
konsentrasi larutan standar (x)
Aspirate deionized water di antara setiap larutan Zn dan Pb untuk membersihkan unit out
Ditentukan konsentrasi Zn dan P dari persamaan pada kurva kalibrasi yang didapatkan
III. Pengolahan Data
Perhitungan pembuatan larutan baku
Sumber: https://bululengky.wordpress.com/tag/lampu-katoda/
HCL adalah sumber cahaya yang umumnya digunakan pada AAS. Pada
sumber cahaya ini anoda yang digunakan berasal dari tungsten dengan katoda
berbentuk silinder dan ditutupi dengan tabung gelas yang berisi gas inert
seperti argon atau neon dengan tekanan sebesar 1 sampai 5 torr. Katoda
terbuat dari logam yang akan dianalisis pada sampel. Sebab katoda terbuat dari
logam yang akan dianalisis pada sampel. Maka dengan sumber cahaya HCL
dapat dianalisis berbagai macam logam.
b. Nebulizer
Pada nebulizer dilakukan peristiwa nebulasi hsampe; ingga menjadi ukuran
yang lebh kecil hingga menjadi atom . Hal ini perlu dilakukan karena
umumnya sampel berupa larutan. Jenis nebulizer dapat berupa pneumatic
nebulizers dan ultrasonic nebulizers. Skema nebulizer pada AAS adalah
sebagai berikut
Sumber:
http://faculty.sdmiramar.edu/fgarces/labmatters/instruments/aa/AAS_Instrument/AASInst
ruments.html
c. Monokromator
Sumber: https://bululengky.wordpress.com/tag/bagan-alat-aas/
Monokromator pada AAS bertujuan untuk mendispersikan cahaya polikromatis
menjadi monokromatis yang memiliki panjang gelombang yang sesuai dengan
sampel dan dapat mencapai detektor
d. Detektor
Sumber: http://blogs.maryville.edu/aas/detection/
a. Destruksi basah
Pada destruksi basah adalah perombakan sampel dengan asam-asam kuat baik
tunggal atau campuran, kemudian dioksidasi dengan menggunakan oksidator.
Asam-asam kuat yang dapat digunakan adalah asam nitrat, asam sulfat, asam
perklorat, dan asam klorida. Pelarut-pelarut tersebut dapat digunakan secara
tunggal atau campuran.
b. Destruksi Kering
Destruksi Kering adalah destruksi perombakan logam- logam organik menjadi
logam-logam anorganik dnegan cara penggabungan sampel dalam muffle furnace
0
dan memerlukan suhu pemanasan tertentu yaitu antara 400-800 C. Suhu
pemanasan sangat tergantung dari jenis sampel yang akan dianalisis. Pada
destruksi kering ini dapat digunakan tanur dan oven. Dengan pada oven
menggunakan gelombang mikro.
Kemudian sampel juga harus dalam bentuk atom maka perlu dilakukan proses
atomisasi, proses atomisasi pada sampel secara umum dibedakan menjadi dua
yaitu discrete yang memasukkan analit secara discotinyu dan continous yang
memasukkan analit secara kontinyu. Maka proses atomisasi dapat dilakukan
dengan beberapa metode yaitu
a. Flame atomization
Dengan pada flame atomizer yang merupakan continuous atomizer , larutan
sampel dinebulasi dengan aliran gas oksidan yang konstan yang dicampur
dengan gaseous fuel, dan dibawa ke flame sehingga terjadi proses atomisasi.
Skema proses atomisasi dengan menggunakan flame dan struktur flame yang
digunakan adalah sebagai berikut
Sumber :
http://chemtech.org/cn/ctec2431/2431-8.html
&http://blogs.maryville.edu/aas/atomization-source/
Gas-gas oksidan yang dapat digunakan dan bahan bakar flame ditunjukkan seperti tabel di
bawah ini
Sumber: http://blogs.maryville.edu/aas/atomization-source/
Kelemahan flame atomization adalah mengurangi absorbansi sampel, efisiensi yang rendah,
fluktuasi flame yang tidak stabil dapat menurunkan absorbansi sampel
b. Electrothermal atomization
Sumber:http://blogs.maryville.edu/aas/wp-
content/uploads/sites/1601/2013/06/GFAAS.png
Jika digunakan metode atomisasi dengan cara elektrothermal maka metodenya adalah
,sampel sejumlah beberapa mikroliter yang dimasukkan dengan syringe atau
autosampler, diuapkan terlebih dahulu pada abu suhu yang rendah kemudian dibuat
menjadi abu pada suhu yang tinggi pada tabung grafit yang dipanaskan secara
elektrik. Setelah itu arus akan naik secara signifikan sampai beberapa ratus ampere,
0
sehingga suhu mencapai 2000 C sampai 3000 0C. Proses atomisasi dengan
menggunakan elektrotermal dapat terjadi beberapa milisekon sampai sekon.
Keuntungan electrothermal atomization adalah memiliki sensitivitas tinggi dan
mengurangi interferensi pada spektra. Kelemahannya adalah waktu pengukuran yang
lambat dan dibutuhkan biaya yang besar dalam proses perawatan
Sumber: http://blogs.maryville.edu/aas/wp-content/uploads/sites/1601/2013/06/Glow-
discharge-Atomization-2-e1370265176719.jpg
Sumber: http://blogs.maryville.edu/aas/wp-content/uploads/sites/1601/2013/06/Cold-
Vapor-atomic-fluorescence-system2-e1370272375258.jpg
c. Sensitivitas-Kepekaan
Pengertian sensitivitas adalah keammpuan metode untuk
mendeteksi atau mengukur sampel dalam jumlah sekecil mungkin
d. Spesifitas
Spesifisitas adalah kemampuan metode untuk mendeteksi atau
mengukur sampel secara cermat dan seksama dengan adanya bahan
atau matriks lain
e. Linearitas
Definisinya adalah kemampuan metode analisi menunjukkan jika
sampel yang berada pada rentang konsentrasi memiliki respon
analit yang proporsional dengan konsentrasi, secara lengsung
ataupun melalui transformasi matematika. Parameter derdasarkan
kurva baku dengan persamaan garis (regresi linear, logaritma atau
polinomial), kepekaan analisis, simpangan baku residual garis
regresi, koefisien variasi fungsi regresi (Vxo≤ 2%), koefisien
korelasi (r ≥ 0,999)
f. Rentang Hitung yang diterima(acceptable)
Rentang menunjukkan nilai terendah dan tertinggi hasil pengujian
yang dapat ditentukan dengan cermat dan seksama
g. Ketangguhan Metode (robustness)
Pengujian ketangguhan metode untuk menguji apakah sangat peka
terhadap perubahan dalam kondisi analisis atau tidak. Pengujian
harus dilakukan pada saat fase pengembangan metode dan
tergantung pada faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
pengujian.
Dalam spektroskopi atom selain Atomic Absorbtion Spectroscopy (AAS) maka ada
spektroskopi atom Flame Emmision Spectroscopy (FES) , dan Inductively Coupled Plasma
(ICP). Perbedaannya dapat dilihat berdasarkan tabel ini
Pembahasan Prosedur
V. Kesimpulan
Berdasarkan pengukuran dengan metode AAS maka kadar Zn dan Pb dalam
sampel adalah 3,5 dan 3,26 dengan galat sebesar 12,5 % untuk Zn dan 8,67 %
untuk Pb