Anda di halaman 1dari 8

Analisis Perpindahan Panas Konveksi Paksa pada Pipa Berbentuk Silinder Memiliki

Rintangan Berbentuk Belah Ketupat dengan Menggunakan CFD

Nama : Malvin Setiawan


NIM : 180401145
Departemen Teknik Mesin , Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara , Medan
Indonesia
Abstrak
Tugas ini adalah analysis perpindahan panas pada plat datar dengan menggunakan
perangkat lunak CFD. Analysis dilakukan untuk aliran turbulent, incompressible, dua
dimensi dan tiga dimensi. Pipa yang digunakan memiliki panjang 40mm dengan
temperaturnya dijaga konstan 303 K, dialiri udara yang sejajar dengan kecepatan divariasikan
mulai dari 1 m/s sampai dengan 20 m/s dan temperatur 298 K. Variasi bilangan Reynolds
pada analysis ini adalah 5000 ≤ Re ≤ 100.000 .Nilai bilangan Nusselt yang didapat dengan
menggunakan simulasi akan dibandingkan dengan nilai yang didapat dari hasil literatur.
Dalam menghitung bilangan Nu, didapati besar laju perpindahan massa dan temperature
keluar rata-rata dengan menggunakan fitur Calculate pada CFD sebesar 0,00699 kg/s dan
301,22 K. Hasil analysis bilangan Nu dengan CFD didapat bilangan Nu nya sebesar 88,94 .
Medan temperatur dan vector kecepatan juga ditampilkan baik dalam gambar 2 Dimensi dan
juga 3 Dimensi.
Kata kunci : Konveksi Paksa, CFD , Aliran dalam pipa

I. Pendahuluan
Perpindahan panas pada plat datar yang dialiri fluida dengan arah sejajar permukaan
plat merupakan salah satu kasus yang banyak dijumpai di bidang engineering. Kasus ini
dapat dijumpai pada analysis perpindahan panas konveksi melalui dinding bangunan yang
datar, perpindahan panas pada solar kolektor, perpindahan panas pada sirip kondensor, heat
sink, dll. Oleh karena itu pengetahuan dan penjelasan fenomena perpindahan panas pada plat
datar ini sangat dibutuhkan.
Persamaan menghitung koefisien perpindahan panas pada plat datar ini dapat
dijumpai buku literatur perpindahan, seperti pada [1] dan [2]. Persamaan ini diyakini dapat
memberikan nilai koefisien perpindahan panas yang akurat karena telah divalidasi dengan
melakukan eksperiment. Tetapi karena jangkauan penggunaan persamaan ini cukup luas
sering dijumpai perbedaan untuk kasus-kasus yang spesifik.
Pada tugas ini persamaan-persamaan yang dirumuskan secara analitik yang ada di
buku-buku perpindahan panas [1,2] akan diuji dengan menggunakan perangkat lunak
komersial CFD. Perangkat lunak yang akan digunakan adalah FLUENT. Hasil dari perangkat
lunak ini akan dibandingkan langsung dengan hasil dari referensi tersebut. Tujuan tugas ini
antara lain: (1) memperdalam pengetahuan proses perpindahan panas pada plat datar, (2)
memberikan keterampilan menggunakan salah satu perangkat lunak CFD untuk menganalisis
prosesproses engineering, (3) memberikan kemampuan dasar yang dapat dikembangkan
melakukan analysis perpindahan panas yang lebih komplex.

II. Perumusan Masalah


Untuk mendapatkan tujuan-tujuan itu pada tugas ini dilakukan analysis pada masalah
yang sangat sederhana. Pada suatu pipa horizontal yang mempunyai panjang 40 mm,
diameter 20 mm, dan rintangan berdiameter 4 mm, yang memiliki temperatur permukaan
dijaga konstan pada 303K dialirkan udara yang bertemperatur 298K. Skema dari pipa dan
aliran dan aliran udara ditampikan pada gambar berikut ini.

Ts = 303 K

Uin = V
Tin = 298 K
20 mm

Gambar 1
Computational Domain
Udara yang mengalir di atas plat adalah diasumsikan sebagai gas ideal dan
incompressible. Asumsi-asumsi lain yang digunakan adalah aliran turbulent, tiga dimensi,
efek difusivitas dan gravitasi diabaikan. Dengan mengunakan asumsi-asumsi ini, maka
persamaan pembentuk aliran (governing equations) yang akan dianalysis adalah:
a. Persamaan Kontinuitas
∂u ∂ v ∂w
+ + =0 (1)
∂x ∂ y ∂z
b. Persamaan Momentum
∂ ( ρu ) ∂ ( ρuu ) ∂ ( ρuv ) ∂ ( ρuw ) −∂ p ∂ 2 ∂u ∂v ∂w ∂ ∂u ∂ v
∂t
+
∂x
+
∂y
+
∂y
= +
∂x ∂x 3[ (
μ 2 − −
∂x ∂y ∂z
+
∂y
μ)] −
∂y ∂x[( )]
+∂ ∂ w ∂u
∂z
μ
[(−
∂x ∂z
+ρ f x )] (2)

∂ ( ρv ) ∂ ( ρuv ) ∂ ( ρvv ) ∂ ( ρvw ) −∂ p ∂ 2 ∂ v ∂u ∂ w ∂ ∂ v ∂u


∂t
+
∂x
+
∂y
+
∂y
= +
∂y ∂y 3 [ (
μ 2 − −
∂ y ∂x ∂z
+
∂x
μ)] −
∂x ∂y[( )]
+∂ ∂v ∂w
∂z
μ
[(

∂z ∂y
+ρ f y )] (3)

∂ ( ρw ) ∂ ( ρuw ) ∂ ( ρvw ) ∂ ( ρww ) −∂ p ∂ 2 ∂w ∂u ∂v ∂ ∂w ∂u


∂t
+
∂x
+
∂y
+
∂y
= +
∂z ∂z 3
μ 2
[ (− −
∂z ∂x ∂ y
+
∂x
μ)] −
∂x ∂ z [( )]
+∂ ∂v ∂w
∂y
μ
[(

∂z ∂ y
+ρ f z )] (4)

c. Persamaan Energi
∂ ( ρcT ) ∂ ( ρcV ) ∂ ∂T ∂u
∂t
+
∂ xi
= k
( )
∂ xi ∂ xi
−p i + ρ q̇+Φ
∂ xi
(5)

Dimana I, j, k = 1, 2, 3 pada masing-masing sumbu x, y, z.


Koefisien perpindahan panas konveksi lokal dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan:
−k ( ∂T /∂ y )|y=0
h x=
( T s−T ¿ )
Dengan menggunakan teknik similaritas persamaan temperatur dapat dipecahkan dan
persamaan koefisien konveksi lokal menjadi:
ρ U¿
h x =0.332 Pr1 /3 k
√ vx
Dimana Pr adalah bilangan Prandtl dan x adalah jarak dari sisi masuk.
Koefisien perpindahan panas rata-rata di sepanjang plat dapat dihitung dengan
persamaan:
1
h́= h dx
L∫ x
Fluida yang digunakan pada tugas ini adalah udara pada suhu 25˚C yang menurut [1]
memiliki sifat fisik sebagai berikut: Densitas = 1.184 kg/m 3, Kapasitas Panas(Cp) = 1007
J/kg.K, Viskositas = 1.562 kg/m.s, konduktivitas termal = 0.02551 W/m.K dan bilangan
Prandtl 0,7296.
III. Metode Numerik
Persamaan pembentuk aliran (governing equations) akan didiskritisasi dengan
menggunakan teknik volume atur (grid). Pada proses diskritisasi persamaan momentum dan
persamaan energi, digunakan orde pertama upwind scheme. Untuk mengkopling medan
kecepatan dan medan tekanan digunakan algoritma SIMPLE. Perhitungan (iterasi) akan
dihentikan jika kriteria konvergen telah dipenuhi atau nilai yang didapat sudah memiliki
akurasi lebih dari 10-9. Agar tingkat akurasi yang di inginkan dapat tercapat, maka banyak
iterasi untuk melakukan kalkulasi dibuat sebanyak 250 iterasi.
Karena pipa memiliki rintangan yang berbentuk belah ketupat, maka grid yang
digunakan disekitar lingkaran dibuat acak agar dapat menghitung aliran yang terjadi secara
acak disekitar lingkaran rintangan tersebut bentuk grid yang digunakan pada simulasi dengan
CFD ini dapat dilihat pada gambar 2, dan gambar 3.

Gambar 2 Bentuk Grid 2 Dimensi yang digunakan

Gambar 3 Bentuk Grid 3 Dimensi yang


digunakan
IV. Hasil dan Diskusi
Dengan menggunakan metode ini perhitungan untuk menganalisis koefisien
perpindahan panas pada pipa dilakukan dengan Bilangan Reynolds yang dihitung dengan
menggunakan persamaan:
ρVD
ℜ=
μ
Karena bilangan Reynold sudah ditentukan besarnya yaitu 5000, dengan persamaan ini
didapat kecepatan rata-rata aliran pada pipa kurang lebih sebesar 16.49 m/s. Nilai bilangan
Reynold yang digunakan masih jauh dibawah nilai bilangan Reynold kritis yaitu sebesar 5 ×
105 sebagai batas aliran turbulen.
Bilangan Nusselt rata-rata dirumuskan dengan persamaan,
Nu
h́= k
D
Dimana D adalah diameter pipa, dan h́ adalah koefisien perpindahan panas konveksi. Nilai h́
didapat dengan menggunakan persamaan,
Q d1 x d 2
h́= ; A=
A ( T s −T ¿ ) 2
Dimana Q merupakan jumlah kalor yang didapat menggunakan persamaan,
Q = mc(Tin-Tout)
Dengan menggunakan fitur Calculate pada ANSYS FLUENT, didapat laju
perpindahan massa pada percobaan sebesar 0.00699 kg/s (Gambar 4), dan temperature keluar
pipa sebesar 301,22 K (Gambar 5). Dari data tersebut, maka nilai kalornya adalah sebagai
berikut,
Q = (0.00699 kg/s)(1007 J/kg.K)( 301,22 K - 298 K) = 22,37 kJ/s

Gambar 4 Laju perpindahan


massa pada kalkulasi ANSYS FLUENT
Dari Nilai Kalor yang didapat diatas, maka koefisien konveksi rata-ratanya adalah sebagai
berikut,
Gambar 5 Temperatur keluar pipa rata-rata pada kalkulasi ANSYS FLUENT
22.37 kJ / s
h́= −6 2
=567.25 W /m 2 . K
8 x 10 m ( 301,22 K−298 K )
Berdasarkan nilai koefisien konveksi rata-rata diatas, maka nilai Nusselt numbernya adalah
sebagai berikut,
567.25W /m 2 .4 x 10−3 m2
Nu= =88.94
0.02551 W /m . K
Jika berdasarkan Tabel Cross-section Silinder pada literatur [1], maka nilai Nusselt
numbernya adalah sebagai berikut,
Nu=0.246 ℜ0.588 Pr 1/ 3
Nu=0.246 × 50000.588 × 0.72961/ 3
Nu=33.13
Distribusi temperatur dan vektor kecepatan pada daerah perhitungan pada kecepatan
udara masuk 16.49 m/s ditampilkan pada Gambar 6 bagian (a) dan (b).

(a)
(b)
Gambar 6 Vektor Kecepatan pada Vin = 16,49 m/s; (a) 2 Dimensi , (b) 3 Dimensi

(a)

(b)
Gambar 7 Distribusi Temperatur pada Vin = 16,49 m/s ; (a) 2 dimensi , (b) 3 dimensi
Jika dilihat pada gambar vector kecepatan, didapati perbedaan yang cukup besar pada
kecepatan maksimum yang ada pada pipa. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena
aliran pada pipa 3 dimensi yang dimana pergerakan alirannya dipengaruhi oleh gerak aliran
dari 3 sumbu, sementara pada pipa 2 dimensi pergerakan aliran hanya dipengaruhi oleh 2
sumbu saja.

V. Kesimpulan

Pada tugas ini telah dilakukan analysis perpindahan panas secara konveksi paksa
melalui sebuah plat datar isothermal dengan mengunakan perangkat lunak CFD. Asumsi
aliran yang dianalisis adalah turbulent, tiga dimensi. Hasil yang didapatkan dengan CFD
menujukkan trend yang sama dengan hasil teori yang dirumuskan dari referensi. Pada tugas
ini juga telah diajukan persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung bilangan Nu.
Daftar Pustaka
[1]. Heat and Mass Transfer; A Parctical Approach, Yunus A Cengel, Third Edition.

Anda mungkin juga menyukai