Anda di halaman 1dari 31

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari - hari kita membutuhkan air yang bersih untuk minum, memasak, mandi,
mencuci dan kepentingan lainnya. Air yang kita gunakan harus berstandart 3B yaitu tidak berwarna,
tidak berbau dan tidak beracun. Tetapi banyak kita lihat air yang berwarna keruh dan berbau sering kali
bercampur dengan benda – benda sampah seperti plastik, sampah organic, kaleng dan sebagainnya.
Pemandangan seperti ini sering kita jumpai pada aliran sungai, selokan maupun kolam- kolam. Air yang
demikian disebut air kotor atau air yang terpolusi. Air yang terpolusi mengandung zat- zat yang
berbahaya yang dapat menyebabkan dampak buruk dan merugikan kita bila di konsumsi. Namun bagi
kita, khususnya masyarakat pedesaan, sungai adalah sumber air sehari – hari untuk kelangsungan
hidup. Mereka kurang begitu peduli kandungan yang terdapat pada air tersebut. Dampak negatif yang
menimpa lahan pertanian dan lingkungannya perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena limbah
industri yang mencemari lahan pertanian tersebut mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya
yang bisa mencemari badan air dan merusak tanah dan tanaman serta berakibat lebih jauh terhadap
kesehatan makhluk hidup.

Berdasarkan fakta tersebut, sangat diperlukan pengkajian khusus yang membahas mengenai
pencemaran tanah beserta dampaknya terhadap lingkungan di sekitarnya.

1
1.2 Rumusan Masalah

 Apa pengertian polusi air?


 Apa yang menyebabkan terjadinya pencemaran air?
 Bahaya apa saja yang ditimbulkan oleh air yang tercemar?
 Apa yang harus dilakukan untuk mencegah dan mengatasi pencemaran air?

1.3 Tujuan

 Agar manusia lebih dapat memahami bahaya polusi air


 Agar dapat membedakan air yang bersih dan air yang sudah tercemar
 Dapat lebih berhati- hati dalam menggunakan air yang bersih dan yang terpolusi
 Dapat mengetahui kandungan air yang terpolusi

2
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Polusi Air

Salah satu dampak negative dari kemjuan ilmu dan teknologi yang tidak digunakan dengan benar adalah
terjadinya polusi. Polusi  adalah peristiwa masuknya zat, unsure, zat atau komponen lain yang
merugikan ke dalam lingkungan akibat aktivitas manusia atau proses alami. Segala sesuatu yang
menyebabkan polusi disebut polutan.

Suatu benda dapat dikatakan polutan bila kadarnya melebihi batas normal, berada pada tempat dan
waktu yang tidak tepat. Polutan dapat berupa suara, panas, radiasi, debu, bahan kimia, zat- zat yang
dihasilkan makhluk hidup dan sebagainya. Adanya polutan dalam jumlah yang berlebihan dapat
menyebabkan lingkungan tidak dapat mengadakan pembersihan sendiri ( regenerasi). Oleh karena itu,
polusi terhadap lingkungan perlu dideteksi secara dini dan ditangani segera.

Polusi air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsure atau komponen lainnya ke dalam air, sehingga
kualitas air terganggu yang ditandai dengan perubahan warna, baud an rasa. Beberapa contoh polutan
antara lain: Fosfat yang berasal dari penggunaan pupuk buatan dan detergen, Poliklorin Bifenil (PCB)
senyawa ini berasal dari pemanfaatan bahan- bahan peluma dan plastic, Minyak dan Hidrokarbon dapat
berasal dari kebocoran pada roda dan kapal pengangkut minyak, logam- logam berat berasal dari
industri bahan kimia dan bensin, Limbah Pertanian berasal dari kotoran hewana dan tempat

3
penyimpanan makanan ternak, Kotoran Manusia berasal dari saluran pembuangan tinja manusia.
( Djambur, 1993 )

2.2 Macam- Macam Sumber Polusi Air

Sumber polusi air antara lain sampah masyarakat, limbah industri, limbah pertanian dan limah rumah
tangga. Ada beberapa tipe polutan yang dapat merusak perairan yaitu; bahan- bahan yang mengandung
bibit penyakit, bahan- bahan yang banyak membutuhakan oksigen untuk penguraiannya, bahan- bhan
kimia organic dari industri atau limbah pupuk pertanian, bahan- bahan yang tidak sediment, bahan-
bahan yang mengandung radioaktif dan panas.

Pembuangan sampah dapat mengakibatkan kadar O2 terlarut dalam air semakin berkurang karena
sebagian besar dipergunakan oleh bakteri pembusuk. Pembuangan sampah organic maupun anorganik
yang dibuang kesungai terus- menerus, selain menemari air, terutama di musim hujan akan
mengakibatkan banjir.

Air adalah unsure alam yang penting bagi mahluk hidup dengan sifat mengalir dan meresap. Apabila
jalur aliran- alirannya tersumbat akan mengakibatkan banjir. Polusi air terjadi karena kurangnya rasa
disiplian masyarakat, misalnya dalam kebersihan lingkungan dan membuang sampah sembarangan.

4
Musibah banjir terbagi menjadi dua macam yaitu banjir banding ( besar) dan banjir genangan.

 Banjir banding terjadi akibat air meluap dari jaur- jalur aliran (sungai) dengan volume air yang
besar
 Banjir genangan terjadi tergenangnya air hujan disuatu daerah yang saluran air dan daya
seraonya terbatas. ( Salman, 1993 )

2.3 Penyebab terjadinya polusi air

Penyebab terjadinya polusi (polutan) air adalah sebagai berikut:

a._Fosfat
Fosfat berasal dari penggunaan pupuk buatan yang berlebihan dan deterjen.

b. Nitrat dan Nitrit

Kedua senyawa ini berasal dari penggunaan pupuk buatan yang Berlebihan dan proses pembusukan
materi organic.

c. Poliklorin Bifenil (PCB)

Senyawa ini berasal dari pemanfaatan bahan - bahan pelumas, plastik dan Alat listrik.

d. Residu Pestisida Organiklorin

Residu ini berasal dari penyemprotan pestisida pada tanaman untuk Membunuh serangga.

5
e. Minyak dan Hidrokarbon

Minyak dan hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada roda dan kapal pengangkut minyak.

f._Radio_Nuklide
Radio nuklida atau unsure radioaktif berasal dari kebocoran tangki penyimpanan limbah radioaktif.

g. Logam-logam Berat

Logam berat berasal dari industri bahan kimia, penambangan dan bensin.

h._Limbah_Pertanian
Limbah pertanian berasal dari kotoran hewan dan tempat penyimpanan makanan ternak.

i._Kotoran_manusia
Kotoran manusia berasal dari saluran pembuangan tinja manusia.

2.4 Sumber Polusi Air

Sumber polusi air antara lain, adalah :

1. limbah industry

Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab terjadinya pencemaran air. Pada umumnya limbah
industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun. Menurut PP 18 tahun 99 pasal 1,
limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun

6
yang dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup sehingga membahayakan kesehatan serta
kelangsungan hidup manusia dan mahluk lainnya

2. limbah pertanian

Pupuk dan pestisida biasa digunakan para petani untuk merawat tanamannya. Namun pemakaian
pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk mengandung fosfat yang
dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan gulma
air yang tidak terkendali ini menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan pencemaran oleh deterjen.

3. limbah rumah tangga

Limbah rumah tangga mengandung limbah domestik berupa sampah organik dan sampah anorganik
serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri.
Contohnya sisa-sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan. Sedangkan sampah anorganik
sepertikertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit. Sampah-sampah ini
tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable). Sampah organik yang dibuang ke sungai
menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar digunakan bakteri untuk
proses pembusukannya. Apabila sampah anorganik yang dibuang ke sungai, cahaya matahari dapat
terhalang dan menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan
oksigen. Dan deterjen merupakan limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Pada saat
ini hampir setiap rumah tangga menggunakan deterjen, padahal limbah deterjen sangat sukar diuraikan
oleh bakteri.

7
2.5 Bahaya Dari Akibat Polusi Air

Akibat yang ditimbulkan oleh polusi air:

a. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya, kandungan oksigen


b. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air (eurotrofikasi)

c. Pendangkalan dasar perairan

d. Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi

e. Dalam jangka panjang adalah kanker dan kelahiran cacat

f. Akibat penggunaan pertisida yang berlebihan sesuai selain membunuh hama dan penyakit, juga
membunuh serangga dan makhluk berguna terutama predator

g. Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan, bahkan burung

h. Mutasi sel, kanker, dan leukeumia

2.6 Usaha-usaha Mengatasi dan Mencegah Polusi Air

1. Dilarang buang sampah atau limbah ke dalam air ( sungai )

2 Hindari pemakaian obat pemberantas hama dan serangga secara berlebihan.

8
3 Mengelola produksi yang menghasilkan bahan buangan seminimal mungkin

2.7 Pengertian Sampah

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah
merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya
produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas.
Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan
sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah
besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan,
manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu,
dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.

2.8 Jenis-jenis sampah

Berdasarkan sumbernya

1. Sampah alam
2. Sampah manusia
3. Sampah konsumsi
4. Sampah nuklir

9
5. Sampah industri
6. Sampah pertambangan

Berdasarkan sifatnya

1. Sampah organik - dapat diurai (degradable)


2. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)

Sampah Alam

Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya
daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat
menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.

Sampah Manusia

Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil
pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi
kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan
virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan
penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk
didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi
dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.

10
Sampah Konsumsi

Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata
lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan
manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan
sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.

Sampah Nuklir

Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium
yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan
ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktifitas tempat-tempat yang dituju
biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Bahaya dari Polusi Air

11
Bibit- bibit penyakit berbagai zat yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat merugikan manusia.
Berbagai polutan memerlukan O2 untuk penguraiannya. Jika O2 kurang, penguraiannya tidak sempurna
dan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau busuk. Bahan atau logam yang berbahaya seperti
arsenat, uradium, krom, timah, air raksa, benzon, tetraklorida, karbon dan lain- lain dapat merusak organ
tubuh manusia atau dapatmenyebabkan kanker. Sejumlah besar limbah dari sungai akan masuk ke laut.

Polutan ini dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai dan sebagian kecil laut muara. Bahan-
bahan yang berbahaya masuk ke laut atau samudera mempunyai akibat jangka panjang yang belum
diketahui. Banyak jenis kerang- kerangan  yang mungin mengandung zat- zat yang berbahaya untuk
dimakan. Laut dapat pula tercemar oleh yang asalnya mungkin dari pemukiman, pabrik, melalui sungai,
atau dari kapal tanker yang rusak. Minyak dapat mematikan burung dan hewan laut lainnya, sebagai
contoh efek keracunan dapat dilihat di Jepang. Merkuri yang dibuang oleh sebuah industri ke teluk
minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan masyarakat yang mengkonsumsinya menderita cacat
dan meninggal.

Banyak akibat yang ditimbulkan oleh polusi air, diantaranya:

1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen


2. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air
3. Pendangkalan dasar perairan
4. Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi
5. Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat

12
6. Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama dan penyakit, juga
membunuh serangga dan makhluk yang berguna terutama predator
7. Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung
8. Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia

3.2 Usaha- Usaha untuk Mencegah dan Mengatasi Polusi Air

Pengenceran dan penguraian polutan air tanah sulit sekali karena airnya tidak mengalir dan tidak
mengandung bakteri pengurai yang aerob, jadi air tanah yang tercemar akan tetap tercemar dalam
waktu yang lama, walau tidak ada bahan pencemaran yang masuk. Oleh karena itu banyak usaha untuk
menjaga agar tanah tetap bersih, misalnya:

1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah pemukiman atau perumahan
2. Pembuangan limbah industri diatur sehinga tidak mencemari lingkungan atau ekosistem
3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis- jenis pestisida dan zat – zat kimia lain yang dapat
menimbulkan pencemaran
4. Memperluas gerakan penghijauan
5. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan

13
6. Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia
lebih mencintai lingkungannya
7. Melakukan intensifikasi pertanian

Adapun cara lain untuk mengatasi polusi air atau yang dikenal dengan sebutan banjir. Banjir ada dua
macam yaitu banjir banding dan banjir genangan.

1. Banjir banding dapat diatasi secar meluas dengan didukung berbagai disiplin ilmu
2. Banjir genangan dapat diatasi dengan memebersihakan air dari penyumbatan yang
mengakibatkan air meluap

Banyak orang mengatakan “ lebih baik mencegah dari pada mengatasi”, hal ini berlaku pula pada banjir
genangan. Ada beberapa langkah- langkah yang dilakukan untuk mencegak banjir genangan yaitu:

1. Dalam perencanaan jalan- jalan lingkungan baik program pemerintah maupun swadaya
masyarakat sebaiknya memilih material bahan yang menyerap air misalnya penggunaan bahan 
dari pavling blok ( blok- blok adukan beton yang disusun denagn rongga- rongga resapan air
disela- selanya. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah penataan saluran lingkungan,
pembuatannyapun harus bersamaan dengan pembuatan jalan tersebut
2. Apabila di halaman pekarangan- pekarangan rumah kita masih terdapat ruang- ruang terbuka,
buatlah sumur- sumur resapan air hujan sebanyak- banyaknya. Fungsi sumur resapan air ini
untuk mempercepat air meresapke dalam tanah. Dengan membuat sumur resapan air tersebut,
sebenarnya kita dapat memperoleh manfaat seperti berikut:
o Persediaan air bersih dalam tanah disekitar rumah kita cukup baik dan banyak

14
o Tanah bekas galian sumur dapat dipergunakan untuk menimbun lahan- lahan yang rendah
atau meninggikan lantai rumah
o Apabila air hujan tidak tertampung oleh selokan- selokan rumah, dapat dialirkan ke sumur-
sumur resapan. Jangan membuang sampah atau mengeluarkan air limbah rumah tangga
(air bekas mandi, cucian dan sebagainya) ke dalam sumur resapan karena bias mencemari
kandungan air tanah
o Apabila air banjir masuk ke rumah menapai ketinggian 20- 50 cm, satu- satunya jalan
adalah meninggikan lantai rumah kita di atas ambang permukaan air banjir.
o Cara lain adalah membuat tanggul di depan pintu masuk rumah kita. Cara ini sudah umum
dilakukan orang, hanya saja teknisnya sering kurang terencana secara mendetail.

3.3 Pencemaran Yang Terjadi di Makassar

Pemkot Lalai Awasi Pencemaran

Jumat, 15 April 2011 00:00


Ditulis oleh SeputarIndonesia.com

MAKASSAR– Pencemaran Sungai Tello berupa limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) oleh enam
perusahaan, dinilai terjadi karena kelalaian Pemkot Makassar dalam hal pengawasan instalasi
pengelolaan limbah (IPL).

Ketua Walhi Sulsel Zulkarnaen mengungkapkan, pada dasarnya, pencemaran di Sungai Tallo telah lama
berlangsung. Hanya, Pemkot tidak memberikan perhatian serius sehingga perusahaan yang berdiri di

15
area DAS, semakin bebas membuang limbahnya ke sungai tanpa melalui proses pengolahan.
”Pencemaran Sungai Tallo telah lama terjadi.Limbah-limbah pabrik langsung dialirkan ke sungai, tapi
tidak mendapat perhatian serius Pemkot.

Padahal, jika Pemkot melakukan pengawasan secara baik, pencemaran tidak akan separah yang terjadi
saat ini,” ungkapnya kepada SINDO,kemarin. Padahal, pengawasan sangat mudah dilakukan.Pemkot
sisa memeriksa dan mengevaluasi izin pengelolaan lingkungan (IPL) dan upaya pengelolaan lingkungan
(UPL) masingmasing perusahaan secara periodik. Hanya,hal ini jarang dilakukan Pemkot, terutama
instansi terkait,yakni Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Makassar.

Sementara itu, pengamat tata ruang dan perkotaan Nadjamuddin Nawawi mengungkapkan, Pemkot
tidak tegas dalam membuat aturan terkait izin membangun di sepanjang DAS Tallo. Selain
itu,pengawasan pembuatan saluran pembuangan limbah industri ke Sungai Tallo relatif tidak dijalankan
secara baik oleh Pemkot.

”Pencemaran yang terjadi di Sungai Tallo juga merupakan kesalahan Pemkot Makassar karena
lalai.Pengawasan pembangunan di sepanjang DAS Tallo dan saluran pembuangan limbah tidak berjalan
maksimal,” ungkapnya kemarin. Setiap izin membangun bangunan (IMB) tidak boleh dikeluarkan Pemkot
jika analisis dampak lingkungan (amdal), terutama industri, tidak lengkap.

Salah satu persyaratan amdal untuk bangunan pabrik dan industri lain,yaitu IPL/ UPL untuk kategori
menengah dan IPAL berkesinambungan untuk pabrik berkategori besar. Dia menyatakan, sorotan
pencemaran di Sungai Tallo oleh Pemkot mencerminkan kegagalan pemerintah dalam menjalankan

16
fungsi pengawasan terhadap lingkungan di Makassar. ”Bagaimana mau dapat Adipura kalau fungsi
pengawasan BLHD-nya tidak berjalan dengan baik,”ujarnya.

Lemahnya fungsi pengawasan BLHD Kota Makassar diakui anggota DPRD Kota Makassar Amar
Busthanul. Anggaran di BLHD yang minim dan peralatan yang tidak menunjang menjadi penyebab
pengawasan lingkungan tidak maksimal ”Pencemaran jangan hanya difokuskan di enam perusahaan
tersebut.Baiknya juga pengawasan dialihkan ke limbahlimbah hotel dan restoran yang ada di Makassar
ini.Ke mana limbahnya dibuang? Kan ada juga yang membuang ke laut,” paparnya.

Ibnu Sina Miliki Bak Pengelolaan Limbah

Direktur Utama RS Ibnu Sina Husni Tanra membantah rumah sakit yang dipimpinnya mencemari Sungai
Tallo. Alasannya, selain jauh dari sungai tersebut, RS di bawah yayasan Badan Wakaf UMI ini memiliki
bak untuk mengelola limbah. Kendati demikian, untuk mengantisipasi terjadinya pencemaran, pihaknya
melakukan kerja sama dengan Pengelola Lingkungan Hidup (PLH) Unhas, untuk memperbaiki
pengelolaan limbah miliknya.

Dia juga mengakui bukan waktu yang sangat singkat melakukan hal itu.Tetapi, limbah merupakan
kotoran yang pengaruhnya sangat besar terhadap masyarakat. Pengelolaan limbah Ibnu Sina sudah
melalui tes,tapi ada dua item yang belum memenuhi syarat ketentuan yang diharuskan dari BLHD,salah
satu di antaranya amoniak. “Kami sangat perhatian terhadap masalah yang satu itu sehingga langsung
melakukan kerja sama dengan PLH Unhas,” katanya.

17
Wakil Direktur RS Ibnu Sina Surya menambahkan,bak limbah yang dimiliki Ibnu Sina sangat besar,
sistemnya juga bagus dan setiap enam bulan melaporkan ke pemerintah. Namun, yang menjadi
persoalan selama ini, kurangnya kesadaran sejumlah pasien rawat inap terhadap imbauan RS. Mereka
seenaknya saja membuang kotorannya di WC menyebabkan amoniak. “Kami sudah mengimbau berkali-
kali,tapi tetap juga ada yang membuang kotoran makanannya di WC. Padahal setiap kamar,kami sudah
menyediakan tempat sampah,”tuturnya.

Untuk mengantisipasi agar pasien tidak lagi membuang kotoran di kamar mandi, Ibnu Sina menambah
bak pengelolaan limbah. Sebelumnya, Kepala Bagian (Kabag) Humas Pemkot Makassar Mukhtar Tahir
menyatakan akan memperketat pemberian izin usaha industri di sekitar kawasan Sungai Tallo. Sebab,
jangan sampai tidak ada kontrol,justru kedepannya semakin mengancam keberadaan sungai itu.

Apalagi, pemerintah merencanakan membangun kawasan Energy Center atau pusat kilang minyak di
muara Sungai Tallo. Untuk itu, dari sekarang limbah industri sudah harus diatasi. “Kami juga meminta
kesadaran perusahaan, termasuk warga,agar bersama-sama menjaga sungai Tallo.Kan yang nyaman
kita semua, kalau sungai itu bersih dan tidak tercemari,” imbau Mukhtar Sementara itu,Direktur Eksekutif
Forum Studi Reformasi Sektor Energi dan Lingkungan (Fosil) kawasan timur Indonesia (KTI) Anwar
Lasappa mengatakan, ketegasan Pemkot dalam hal pencemaran lingkungan hanya sekedar teguran.

Untuk tahap awal, jika perlu perusahaan yang melakukan pencemaran maka harus dikenakan denda
berupa biaya netralitas pencemaran. ”Kedepannya pemberian izin operasi perusahaan yang akan
dikeluarkan oleh Pemkot harus lebih ketat.Terutama dalam hal izin operasi. Jangan lagi dikeluarkan izin
jika IPL/UPL-nya tidak lengkap,” ungkapnya. yakin achmad/ andi amriani

18
Pencemaran udara

Pencemaran udara sudah menjadi masalah yang serius di kota-kota besar di Indonesia. Dampak
pencemaran udara terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia serta ekosistem telah menimbulkan
kerugian ekonomi yang sangat besar. Berdasarkan studi Bank Dunia tahun 1994 dinyatakan bahwa
kerugian ekonomi yang disebabkan polusi udara di Jakarta sebesar Rp500 milyar yang diperhitungkan
dari 1.200 kematian prematur, 32 juta masalah pernapasan, dan 464 kasus asma. Peningkatan
pencemaran udara disebabkan peningkatan pertumbuhan penduduk dan laju urbanisasi yang
mendorong pertumbuhan kendaraan bermotor, penurunan ruang terbuka hijau, perubahan gaya hidup
yang mendorong pertumbuhan konsumsi energi, ketergantungan kepada minyak bumi sebagai sumber
energi, serta kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pencemaran udara dan pengendaliannya.
Untuk mengatasi peningkatan pencemaran udara, pemerintah telah melakukan beberapa upaya
antara lain mencanangkan Program Langit Biru mulai tahun 1996. Program Langit Biru bertujuan untuk
menciptakan mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang berdaya guna dan berhasil
guna, mengendalikan pencemaran udara, mencapai kualitas udara ambien yang memenuhi standar
kesehatan manusia dan mahluk hidup lainnya, dan mewujudkan perilaku manusia sadar lingkungan.
Berdasarkan ketentuan Pasal 23E Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945, Undang-Undang No. 15 Tahun 2004, dan Undang-Undang No. 15 Tahun 2006, Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) telah melakukan pemeriksaan atas Program Langit Biru untuk
Tahun Anggaran 2006 dan 2007 pada Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Departemen
Perhubungan, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Perindustrian, dan instansi
lain yang terkait.

19
Pemeriksaan dilakukan dengan berpedoman pada Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN) Tahun 2007 dan Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP) BPK-RI Tahun 2002. Pemeriksaan
ini bertujuan untuk menilai apakah pemerintah pusat dan instansi terkait dalam kegiatan pengendalian
pencemaran udara serta pengendalian dampak lingkungan telah mematuhi peraturan yang berlaku.
3.4 Sampah Plastik, Warga Miskin dan Kota Makassar

Adalah Pak Jumiran (59 tahun) warga Kampung Kanal, bersama cucunya Adrianto (12 tahun) yang
setiap hari meluangkan waktu kurang lebih 3 jam di atas jembatan kayu di kanal sekitar Jalan Nuri Baru,
yang membelah Kecamatan Tamalate, Kota Makassar. Berbekal 1 kotak styrofoam bekas, yg biasa
digunakan para nelayan untuk tempat ikan segar dan 1 ember bekas yang dipasang pada ujung galah
bambu sepanjang 4 meter.

Sambil menunggu pelanggan menghampirinya, penarik bentor (becak motor) ini tidak mau membuang
waktunya hanya untuk duduk santai. Pak Jumiran bediri di atas jembatan kayu pandangannya ke arah
aliran air kanal yang keruh dengan sampah plastik yang mengapung. Sambil memegang galah, ia

20
berusaha meraih berbagai sampah plastik seperti botol-botol plastik berbagai warna dan merk bekas
minuman di dalam aliran kanal yang sangat lambat.

Hampir setiap hari aktifitas ini dilakukan dibantu cucunya sepulang dari sekolah. Dengan motivasi
ekonomi, satu dari sekian puluh ribu warga miskin kota di Makassar (mungkin) melakukan pekerjaan
seperti Pak Jumiran untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Memang sekilas terlihat sepele, namun
yang dilakukan Pak Jumiran sungguh luar biasa. Betapa tidak, setiap minggu ia dan cucunya bisa
mengumpulkan 5 karung botol plastik yang sudah dipilah menjadi 3 jenis.

Botol/gelas plastik bekas dengan warna bening, biasa didapat hingga 2 karung. Jenis ini bisa dijual ke
pengepul dengan harga 3000 rupiah per kilogram. Plastik bekas dengan warna putih polos biasa hanya
dapat 1 karung dab bisa laku 2000 rupiah per kilogram, sedangakan plastik bekas warna warni laku ke
pengepul dengan harga 1800 rupiah per kilogram sebanyak 2 karung per minggu.

Biasanya Pak Jumiran menjual hasil tangkapannya setiap minggu ke pengepul yang lokasinya tak jauh
dari tempat tinggalnya. Pengepul plastik bekas yg ada di Jalan Nuri Baru, Kota Makassar menjual
plastik-plastik bekas ke salah satu tempat untuk dipecah menjadi biji plastik yang kemudian dikirim ke
Kota Surabaya dan dijual ke pabrik-pabrik plastik di sekitar Surabaya dan Sidoarjo.
Menghasilkan uang 58 ribu rupiah satu minggu adalah pekerjaan maksimal yang didapat Pak Jumiran
bersama cucunya dari mengumpulkan plastik bekas di kanal. Uang yang didapat tak sebanding dengan
pengeluaran hariannya. Becak motor sewa 30 ribu perhari, jadi kalau tak ada pelanggan Pak Jumiran

21
harus keluarkan uang untuk bayar sewa bentornya. Belum lagi si cucu, Adrianto, yang selalu meminta
'setoran' 6 ribu rupiah ketika tahu kakeknya mendapat uang dari penjualan plastik bekas.
Tanpa kita sadari, apa yang dilakukan oleh Pak Jumiran sebenarnya sangat inspiratif dan kontributif
terhadap masalah kota. Betapa tidak, dengan sadar ia tahu bahwa ada masalah sampah di kota
Makassar, terutama sampah plastik. Ia juga bisa menangkap peluang bahwa hanya dengan berdiri di
atas jembatan bisa mendapat uang dengan cara mengambil dan mengumpulkan beberapa jenis sampah
palstik. Kita bisa bayangkan bila di kota Makassar ada 100 orang Jumiran di setiap kecamatan.

Meski pemerintah telah membuat sistem penyaring sampah di kanal, yang dioperasikan menggunakan
mesin untuk mengambil sampah2 yang ada di kanal, namun Pak Jumiran tahu persis bahwa mesin itu
tidka membantu banyak. Buktinya dalam waktu 1 minggu hanya beberapa hari saja mesin beroperasi,
sehingga volume sampah pun tetap tak berkurang. Pak Jumiran pun memastikan hal ini karena sebelum
dan sesudah dipasangnya mesin penarik sampah dari kanal beberapa tahun lalu, hasil tangkapannya
sama sekali tak berkurang.

22
BAB IV

ARTIKEL

4.1 Gambar dari Koran

23
4.2 Gambar dari Koran

24
4.3 Gambar dari Koran

25
4.4 Gambar dari Koran

26
4.5 Gambar dari Koran

27
4.6 Gambar dari Koran

28
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa:

 Polusi adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen- komponen lain ke dalam
lingkungan akibat aktivitas manusia ataupun prose alami
 Segala sesuatu yang menyebabkan polusi disebut poutan
 Polusi air adalah  pristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen- komponen lain ke dalam
air sehingga kualitas air terggangu
 Sumber polusi air antara lain limbah rumah tangga, sampah masyarakat, limbah pertanian, limbah
industri dan sebagianya
 Akibat yang ditimbulkan dari polusi air adalah banjir, merusak system organ manusia,
menimbulkan berbagai bibit penyakit, kanker, kelahiran bayi cacat dan lain- lain

29
4.2 Saran

Saran yang penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

 Sebaiknya kita harus berhati- hati dalam menggunakan air karena air itu ada yang terpolusi dan
ada yang tidak
 Jagalah air di lingkungan rumah dan sekitar agar tetap bersih dan terhindar dari pencemaran air
 Jangan membuang sampah ke sungai atau kolam, buanglah sampah pada tempatnya agar tidak
terjadi pencemaran air

30
DAFTAR PUSTAKA

Djambur. W. Sukarno. 1993. Biologi 1 untuk Sekolah Menengan Umum. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, pusat perbukuan

Ahya M Salman. 1993. Biologi 1 untuk Sekolah Menengah Umum, Dekdibud, Jakarta

Santiyono. 1994. Biologi 1 untuk sekolah Menengah Umum, penerbit Erlangga

Http: //www. Google.com

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/393122/37/

Koran Fajar

Koran Kompas

http://yulikusworo.blogspot.com/2011/05/sampah-plastik-warga-miskin-dan-kota.html

31

Anda mungkin juga menyukai