Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN TUGAS BESAR

STRUKTUR BETON II

DOSEN PEMBIMBING :
SUDARNO P. TAMPUBOLON,
S.T,M.Sc

Disusun Oleh:
Josua Marselino F. Siburian
1753050021

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
2020/2021
TUGAS BESAR STRUKTURBETONIITAHUN2021
Nama : Josua Marselino F. Siburian
Nim 1753050021
Soal : Analisa Perencanaan Banguna 3 Lantai

Suatu Bangunan Dua lantai dengan ukuran Denah (Panjang x Lebar):

(9x20) m; fc’= 40 MPa; fy = 300 MPa

Hitung dan lakukan analisis struktur bangunan tersebut berdasarkan:

a. Rancangan Standart Nasinal Indonesia (SNI 2002, SNI2013, SNI-2019)

b. Tata cara perhitungan Struktur Beton untuk bangunan Gedung

c. Perhitungan pembebanan berdasarkan Peraturan Muatan Indonesia (PMI)

d. Analisis struktur menggunakan SAP 2000 V14, V15

Jika diketahui Mutu Bahan yang di pergunakan:

a. Tegangan Tanah = 0,65 kg/cm2, 0,70 kg/cm2

b. Pada kedalaman = 1m; 1,5m; 2m; 2,5m

Perencanaan yang diminta:

1. Gambar denah bangunan dan denah struktur (beam, kolom, pelat)


dengan menggunakan CAD (10%) ; (2 Minggu)
2. Desain Pembebanan (DL, LL, WL, EL) untuk bangunan lantai 1 dan lantai 2
(5%). (1 Minggu)
3. Tentukanlah dimensi awal sesuai dengan SNI -2019 untuk (5%): (1 Minggu)

a. Pelat lantai

b. Pelat atap

c. Balok
d. Kolom.

4. Tentukanlah desain perencanaan tangga (Dimensi pelat, borders, optride, antride)

(10%). (1 Minggu)

5. Tentukan wilayah gempa yang di gunakan, Faktor keutamaan dan kategori


Resiko, Kelas Situs dan percepatan gempa, Desain Seismik, dan faktor sistem
struktur (Cd, R, dan Ω0) (10%). (1 Minggu)
6. Analisis struktur bangunan tersebut dengan menggunakan SAP 2000 V14, V15 (30%)
(2 Minggu)
7. Hitunglah penulangan untuk pelat atap, pelat lantai, tangga dan gambarkan
detail penulangannya. (10%). (1 Minggu)
8. Tentukanlah dimensi Tulangan Balok dan Kolom dan gambarkan detail
penulangannya (10%). (1 Minggu)
9. Tentukan lebar efektif dari balok T dan analisa portal akibat beban
Gravitasi (5%). (1 Minggu)
10. Rencanakan pondasi yang akan digunakan, dimensi tulangan, dan gambar detail
penulangannya (5%). (1 Minggu)
11. Buat Laporan

Note: Asistensi Tugas besar Minimal 7x

Dosen,

Sudarno P. Tampubolon, S.T., M.S


1. Gambar Denah Practical Education Center Lantai 1
2. Gambar Denah Practical Education Center lantai 2
3. Gambar Denah Practical Education Center Lantai 3
4. Gambar Denah Practical Education Center - Stuktur Kolom
5. Gambar Denah Practical Education Center - Struktur Balok
6. Gambar Denah Practical Education Center – Struktur Ring Balok
7. Gambar Denah Practical Education Center – Plat Lantai
8. Gambar Denah Practical Education Center – Sloof
ANALISIS PERENCANAAN DAN
PEMBEBANAN

Data yang ada :


 Mutu Beton ( f’c ) : 40 Mpa
 Mutu Baja ( fy ) : 300 Mpa
 Berat Jenis Beton : 2400 kg/𝑚3
 Tinggi Dinding :3m
 Berat Dinding : 200 kg/𝑚2
(Dinding pasangan batako :Tebal dinding 20cm (HB 20) – PPURG 1987

1. Perencanaan Dimensi Pelat Lantai

Untuk menentukan tebal pelat minimum akan digunakan tebal pelat yang
dapat mewakili tebal pelat pada lokasi pelat.

ℎ𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 = 120 mm
a. Hitung Tebal Pelat lantai minimum (h min ¿:
Ketebalan pelat menurut SNI-2847-2013 pasal 9 ayat 5.3.3 :
Dengan :
 Ln (bentang terpanjang) = 4000 mm
 Β = ly/lx = 3000/4000 = 0,75
fy
ln(0,8+ )
h min ≥ 1500 =
36 +9 β
300
4000(0,8+ )
h min ≥ 1500 = 93,56 mm ≈ 100 mm
36+9 x 0,75
b. Hitung Tebal Pelat Lantai Maksimum (h min ¿ :
Dengan :
 ln ( bentang terpanjang ) = 4000 mm
fy
ln(0,8+ )
h max ≤ 1500 =
36
300
4000(0,8+ )
h max ≤ 1500 = 111.1 mm ≈ 120 mm
36
Dipakai tebal pelat lantai sebesar 120 mm = 12 cm

2. Perhitungan Pembebanan pada Plat Lantai

a. Beban Mati :
 Pelat Lantai ( 12 cm )
( SNI 2847-2019 pasal 7.3.1 ) : 0,12 x 2400 kg/𝑚3 = 288 kg/𝑚2
 Spesi Penutup Lantai ( 2 cm )
( PPURG-87 ) : 0,02 x 2100 kg/𝑚3 = 42 kg/𝑚2
 Penutup lantai keramik (0,5cm)
( PPURG-87 ) : 0,005 x 24 kg/𝑚2 = 0,12 kg/𝑚2

 Mekanikal dan Elektrikal : 25 kg/𝑚2

qDl : 355,12 kg/𝑚2


b. Beban Hidup :
Beban Hidup Pelat fungsi bangunan

 ( PPURG-87 ) : 250 kg/𝑚2

qLl : 250 kg/𝑚2


3. Perhitungan Pembebanan pada Pelat Atap

a. Beban Mati :
 Pelat Lantai ( 10 cm )
( SNI 2847-2019 pasal 8.3.1 ) : 0,10 x 2400 kg/𝑚3 = 240 kg/𝑚2

 Spesi penutup ( 2 cm )
(PPURG-87) : 0,02 x 2100 kg/𝑚3 = 42 kg/m
2

2
 Plafond dan penggantung : 18 kg/m
 Waterproofing : 50 kg/m2

qdl : 350 kg/m2

b. Beban Hidup :
 Beban Hidup Pelat Fungsi Bangunan
( PPURG-87) : 100 kg/𝑚2
 Beban Hujan : 20 kg/𝑚2
qll : 120 kg/𝑚2

Beban Angin

Ketentuan beban angin yang bekerja pada struktur bangunan dapat dilihat pada
PPPURG 1987 pasal 2.1.3. Besarnya beban angin yang bekerja pada struktur
bangunan tergantung dari kecepatan angin, rapat massa udara, letak geografis, bentuk
dan ketinggian bangunan serta kekakuan struktur.

c. Beban Angin :
 Beban Angin ( PPURG-87 ) : 25 kg/𝑚2

qWl : 25 kg/𝑚2
4. Perencanaan Dimensi Balok

Untuk keseragaman dimensi balok pada keseluruhan konstruksi, maka


perencanaan didasarkan pada balok yang memberikan harga ketinggian terbesar, yaitu
pada kondisi balok dua tumpuan sederhana. (SNI 03- 2847-2019)
Balok Induk

a. Tinggi balok :

h𝐿
16

L= bentang terpanjang antar tumpuan (mm)


L= 4000 mm
Maka : h  4000

16

h  250mm , maka tinggi Balok Induk yang digunakan adalah 300 mm


b. Lebar Balok :
2
b h
3
2
Maka : b  300
3

b  200 mm , maka diambil lebar balok adalah 250 mm


Jadi ukuran Balok Induk yang digunakan 300 x 250 mm
Balok Anak

c. Tinggi balok :

L
h  16

L= bentang terpanjang antar tumpuan (mm)


L= 3000 mm
3000
Maka : h  16

h  187,5mm , maka tinggi Balok Anak yang digunakan adalah 250 mm

d. Lebar Balok :
1
b  2h
1
Maka : b ≥ 2 x 250

b  125 mm , maka diambil lebar balok adalah 200 mm


Jadi ukuran Balok Anak yang digunakan 250 x 200 mm

5. PERENCANAAN KOLOM

- Tipe Kolom = K1
- Lokasi Tinjauan = Lantai 1
- Bentang Balok ( 𝐿𝑏 ) = 400 cm

- Dimensi Balok = 30/25cm


- Bentang Kolom ( 𝐿𝑘 ) = 300 cm
Perencanaan Dimensi :

𝐼𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝐼𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘
≥ =𝐼
𝐿𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝐿𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚

𝐼𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝐿𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑥 𝐿𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘


=
𝐿𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘
1
300 𝑐𝑚 𝑥 ( 𝑥 30 𝑐𝑚 𝑥 (25𝑐𝑚3)

= 12

400𝑐𝑚

= 29296,87 𝑐𝑚4
Dimisalkan 𝑏𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 = ℎ𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚
1
𝐼𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 = x 𝑏𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 x ℎ𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚3
12

4
ℎ𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 =
√12 𝑥 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚
𝐼

= 4√12 𝑥 29296,87𝑐𝑚4
= 24,35cm 40 cm

𝑏𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚= ℎ𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 = 40 cm
6. Perhitungan Tangga dan Pelat
Perencanaan Tangga :

Hitungan tangga

Selisih tinggi lantai =3m

Panjang ruang tangga =4m

Lebar tangga =3m

Tinggi anak tangga ( Optrade ) = 18 cm syarat : 16 ≤ O ≤ 20

Lebar anak tangga ( Antrade ) = 28 cm syarat : 26 ≤ A ≤ 30


300
Jumlah Anak Tangga = 18 – 1 = 15,6 ≈ 16 Anak tangga

Lebar Bordes : b o = 400 – ( 12 x 28 ) = 68 cm


O 18
Kemiringan Tangga : tan α A = tan α 28

α = 32,73º
digunakan tebal pelat tangga (tt) = tebal bordes (tb) = 12cm

Tinggi beban merata tangga :

(0,5. O. A) (0,5.18 .28)


t’ = = = 7,570 cm
√ O 2 + A2 √ 182+ 282
h = tb + t’
= 12 + 7,570
= 19,57 cm
tb O 12 18
h’= cosα + 2 = cos 32,73 ° + 2

= 23,26 cm = 0,2326 m
7. Pembebanan Tangga
Perhitungan beban per meter lebar tangga
a. Beban Mati :
 Beban Pelat + Anak tangga = 0,2326 x 2400 kg /m3 = 558,24kg /m2
 Tegel ( 2 cm ) = 0,02 x 24 kg /m3 = 0,48 kg /m 2
 Spesi ( 2 cm ) = 0,02 x 21 kg /m3 = 0,42 kg /m 2
 Railing = 89 kg /m 2

qDl = 648,14 kg /m 2
b. Beban Hidup :
 Tangga dan Bordes = 300 kg /m 2
qLl = 300 kg /m 2

Perhitungan beban per meter Lebar Bordes


a. Beban Mati :
 Berat Sendiri = 0,12 x 2400 kg /m3 = 288 kg /m 2
 Tegel ( 2 cm ) = 0,02 x 24 kg /m3 = 0,48 kg /m 2
 Spesi ( 2 cm ) = 0,02 x 21 kg /m3 = 0,42 kg /m 2
 Railing = 89 kg /m 2

qDl = 377,9 kg /m 2

b. Beban Hidup :
 Tangga dan Bordes = 300 kg /m 2
qLl = 300 kg /m 2
8. Perhitungan beban gravitasi yang bekerja pada struktur dilakukan
pada tiap lantai sebagai berikut :

Lantai 2 dan 3

Beban Mati :

 Berat Sendiri Balok Induk = 0,30 x 0,25 x 2400 kg/m3 = 180 kg/m2
 Berat Sendiri Pelat = 1 x 0,12 x 2400 kg/m3 = 288 g/m2
 Berat dinding (HB20) = 3 x 200 kg/m2 = 800 kg/m2
(PPURG-1987)

 Spesi ( 2 cm ) = 0,02 x 21 kg /m3 = 0,42 kg /m 2

 Tegel ( 2 cm ) = 0,02 x 24 kg /m3 = 0,48 kg /m 2


qDl total = 1268,9 kg /m 2
Beban Hidup :
 Beban Hidup Fungsi Bangunan = 250 kg /m 2
( PPURG-1987)
qLl = 250 kg /m 2
9. Perhitungan Beban Gempa
Beban Gempa dihitung dengan metode lateral ekuivalen. Parameter yang menentukan
besarnya beban gempa yaitu:
 Wilayah Gempa
 Tipe Struktur
 Berat Struktur
 Jenis Tanah atau Klasifikasi Situs
 Kategori Resiko dan Faktor Keutamaan
a. Faktor Keutamaan I

Berdasarkan kategori gedung yaitu sebagai gedung umum diperoleh nilai I = 1,0 .
Nilai ini dilihat dalam Tabel Faktor Keutamaan I untuk Berbagai Kategori Gedung dan
Bangunan SNI 03-1726-2002.
b. Klasifikasi Situs

Indonesia ditetapkan terbagi dalam 6 Wilayah Gempa seperti


ditunjukkan dalam Gambar 1, di mana Wilayah Gempa 1 adalah wilayah
dengan kegempaan paling rendah dan Wilayah Gempa 6 dengan kegempaan
paling tinggi. Pembagian Wilayah Gempa ini, didasarkan atas percepatan
puncak batuan dasar akibat pengaruh Gempa Rencana dengan perioda ulang
500 tahun, yang nilai rata-ratanya untuk setiap Wilayah Gempa ditetapkan
dalam gambar dibawah. ( SNI-03-1726-2002, Hal.19)

(Sumber : Puskim.pu.go.id)
Dikarenakan dalam desain bangunan ini terletak di daerah Bekasi Utara , maka tanah
tersebut dikategorikan Batuan Keras (SA).
c. Menentukan Spektrum Respon Desain

Menentukan Spectrum Respon Desain untuk lokasi pada perencanaan ini


dengan kelas situs SA (batuan keras ), data diperoleh dari hasil running
online Program Spektra Indo dari puskim.pu.go.id. Untuk hasil nya dapat
dilihat pada tabel berikut.
Faktor Parameter Gempa hasil Running Online
PGA (g) 0,484 PSA (g) 0,484
Ss (g) 1,027 S MS (g) 1,027
S1 0,408 S M 1 (g) 0,408
C RS 1,002 S DS (g) 0,685
CR1 0,000 S D 1 (g) 0,272
F PGA 1,000 T 0 (detik) 0,079
FA 1,000 T S (detik) 0,397
FV 1,000

Periode Gempa Hasil Running Online


T (detik) SA (g) T (detik) SA (g) T (detik) SA (g)
0 0,274 T S+ 1.2 0,160 T S+ 2.7 0,085
T0 0,685 T S+ 1.3 0,151 T S+ 2.8 0,083
TS 0,685 T S+ 1.4 0,143 T S+ 2.9 0,080
T S+ 0 0,547 T S+ 1.5 0,136 T S+ 3 0,078
T S+ 0.1 0,455 T S+ 1.6 0,130 T S+ 3.1 0,076
T S+ 0.2 0,390 T S+ 1.7 0,124 T S+ 3.2 0,074
T S+ 0.3 0,341 T S+ 1.8 0,118 T S+ 3.3 0,072
T S+ 0.4 0,303 T S+ 1.9 0,113 T S+ 3.4 0,070
T S+ 0.5 0,273 T S+ 2 0,109 T S+ 3.5 0,068
T S+ 0.6 0,248 T S+ 2.1 0,105 T S+ 4 0,068
T S+ 0.7 0,227 T S+ 2.2 0,101
T S+ 0.8 0,210 T S+ 2.3 0,097
T S+ 0.9 0,195 T S+ 2.4 0,091
T S+ 1 0,182 T S+ 2.5 0,088
T S+ 1.1 0,170 T S+ 2.6 0,085
d. Penentuan Kategori Desain Seismik

Penentuan nilai Kategori Desain Seismik berdasarkan tabel dibawah ini.


Kategori Desain Seismik

( Referensi : Tabel 6 SNI-03-1726-2012, Hal.24 )


Karena nilai S DS desain adalah 0,685 , maka termasuk Kategori D.

e. Pemilihan Sistem Struktur dan Parameternya

( Referensi : Tabel 9 SNI-03-1726-2012, Hal.36 )


f. Penentuan Perioda Fundamental Struktur

Untuk menentukan Perioda Fundamental alami ( T ), diijinkan secara langsung


menggunakan Perioda Fundamental pendekatan ( Ta ). Perhitungan Perioda Pendekatan
menggunakan persamaan dan berdasarkan tabel dibawah ini.
Nilai Parameter Perioda

( Referensi : Tabel 15 SNI-03-1726-2012 )


x
Ta = C t.h n
Ta = 0,0466 x ( 9 0,9 ) = 0,337 detik
Dimana : h n = ketinggian struktur dalam ( m ) diatas dasar sampai tingkat struktur.
Berdasarkan SNI-03-1726-2012 Perioda Fundamental struktur ( T ) yang digunakan harus
ada batasan. Sebagai alternative pada pelaksanaan analisis untuk menentukan Perioda
Fundamental struktur ( T ) , diijinkan secara langsung menggunakan Perioda Bangunan
Pendekatan ( Ta ) ( SNI-03-1726-2012 )
Nilai Parameter Respon Spektra Desain
( Referensi : Tabel 14 SNI-03-1726-2012 )
C u . Ta = 1,5 x 0,337 = 0,505 detik
Ta < C u . Ta
Jadi Perioda Fundamental struktur yang ( T ) digunakan adalah sebagai berikut :
T = 0,505 detik
g. Perhitungan Nilai Gaya Geser Seismik ( V )

Gaya geser seismic ( V ), dalam arah yang ditetapkan harus ditentukan


sesuai dengan persamaan berikut :
V = Cs . W
Penentuan nilai C s sebagai berikut :
Nilai C s arah :
S DS 0,685
C s = R = 5 = 0,137
( ) ( )
Ie 1
Nilai C s harus memenuhi persyaratan berikut:
C s ≥ 0,044. S DS. I e ≥ 0,01 0,137 ≥ 0,03014 ≥ 0,01 . Maka nilai C s = 0,137
Untuk mendapatkan nilai berat bangunan ( W ) digunakan kombinasi beban khusus
yaitu, 1,2 DL + 1,6 LL . Nilai berat bangunan dihitung dengan memanfaatkan gaya normal
atau axial kolom perlantai ( P ). Untuk hasil dari berat bangunan perlantai dapat dilihat pada
tabel dibawah.
Nomor Lantai Berat Total ( Kg ) Tinggi ( m )
1 1772,68 3
2 1772,68 3
3 1772,68 3
Total 5318,4 9
Jadi, besaran geser dasar seismik untuk arah x dan arah y sebagai berikut :
V = Cs . W
= 0,137 x 5318,4 kg = 728620 kg

Anda mungkin juga menyukai