Artikel W12 - B - Kelompok 4

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

Environmental Auditing Has Had a Major Impact on Financial Auditing

Pro:
Audit lingkungan menjadi acuan dasar bagi auditor dalam menjalankan
prosedur audit keuangan. Dari perspektif auditor, You, et al (2020) menjelaskan
bahwa perhatian media yang semakin tinggi terhadap audit lingkungan perusahaan
dengan industri yang berbeda, maka akan meningkatkan juga sensitivitas auditor
terhadap keandalan dan informasi audit lingkungan klien. Hal tersebut karena
semakin tinggi perhatian media dapat terlihat bahwa risiko audit juga akan semakin
meningkat, khususnya dalam hal keandalan laporan audit lingkungan. Disisi lain,
investor juga mengandalkan auditor, sehingga auditor secara tidak langsung dituntut
untuk menghasilkan opini yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan ke publik.
Audit lingkungan merupakan alat manajemen yang mencakup evaluasi
secara sistematik, terdokumentasi, periodik dan objektif tentang kinerja organisasi,
sistem manajemen dan peralatan dengan tujuan memfasilitasi kontrol manajemen
terhadap pelaksanaan upaya pengendalian dampak lingkungan dan pengkajian
pemanfaatan kebijakan maupun kegiatan terhadap peraturan pengelolaan
lingkungan yang berlaku. Berdasarkan SA 315 auditor harus memahami entitas dan
lingkungannya, termasuk pengendalian internal entitas yang akan diaudit. Salah satu
pemahaman yang harus dipahami auditor adalah faktor - faktor industri, peraturan,
dan eksternal lain termasuk kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Selain itu
auditor juga harus memahami sifat entitas, penerapan kebijakan akuntansi entitas,
tujuan dan strategi entitas, serta pengukuran dan penelahaan atas kinerja keuangan
entitas. Oleh karena itu dapat dikatakan audit lingkungan memiliki dampak yang
besar terhadap audit keuangan.
Menurut Arens, dkk (2006) auditing adalah proses pengumpulan dan
penilaian bukti atau pengevaluasian bukti mengenai informasi untuk menentukan
dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang
ditetapkan. Di dalam audit lingkungan juga terdapat kegiatan evaluasi sistematik,
objektif atas dampak aktivitas operasi perusahaan terhadap lingkungannya. Dimana
ini menunjukan bahwa audit lingkungan itu dapat digunakan untuk menilai
bagaimana auditing membantu mengelola risiko, menilai bukti bukti, dan mengurangi
adanya kewajiban baru. Tujuan audit lingkungan sendiri adalah mengevaluasi
operasi dan kinerja perusahaan dengan mengacu pada kepatuhan terhadap hukum
dan peraturan serta mengidentifikasi risiko. Implikasi audit lingkungan mencakup
penilaian risiko-risiko baru, pengumpulan bukti dan perkiraan kewajiban yang
potensial. Perusahaan diminta untuk meningkatkan pengungkapan kontingen dalam
laporan keuangan. Sehingga laporan ini akan mempengaruhi posisi jangka panjang
perusahaan. Oleh karena itu, hal ini menunjukkan bahwa audit lingkungan itu
berpengaruh terhadap audit keuangan.

Kontra:
Audit lingkungan tidak memiliki pengaruh pada financial audit dikarenakan
audit lingkungan berurusan dengan sustainability perusahaan. Pada Özbirecikli
(2007), menjelaskan bahwa tekanan sosial dan hukum dari para pemangku
kepentingan telah memindahkan profesi audit eksternal dari audit laporan keuangan
menjadi audit keberlanjutan. Sehingga bisa dikatakan bahwa audit lingkungan tidak
memiliki pengaruh lagi terhadap financial auditing sebab adanya teal adanya
perbedaan fungsi yang diberlakukan. Selain itu audit lingkungan memiliki pengaruh
pada internal auditing yang mengatur entitas dalam memberlakukan laporan
keberlanjutan.
Berdasarkan penelitian Susi (2005), dijelaskan bahwa tidak ada hubungan
yang signifikan antara kinerja lingkungan perusahaan dengan kinerja keuangannya.
Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa audit lingkungan juga tidak
memiliki dampak terhadap audit keuangan karena keduanya memiliki fokus yang
berbeda. Audit lingkungan berfokus pada kepatuhan perusahaan terhadap hukum
yang berlaku dalam menjalankan aktivitasnya sedangkan audit laporan keuangan
berfokus pada kesesuaian laporan keuangan dengan standar yang berlaku. Hal ini
menjadi tidak berhubungan antara satu dengan yang lain karena memang keduanya
memiliki fokus dan tujuan yang berbeda.
Menurut penelitian Basalamah (2005) yang menggunakan studi kasus dari PT
Freeport Indonesia dan PT Inti Indorayon Utama mengatakan bahwa financial
auditing hanya dapat dilakukan oleh akuntan publik yang bersertifikat. Wilmshurst &
Frost (2000) dalam Basalamah (2005) menilai akuntan dapat memberi kontribusi
lebih untuk environmental auditing karena spesialisasi mereka seperti merancang
dan menerapkan sistem manajemen lingkungan, melakukan analisis siklus hidup,
melakukan analisis berbasis aktivitas dan biaya manfaat, mengidentifikasi masalah
sosial dan lingkungan yang penting dan dampaknya terhadap operasi perusahaan,
melaporkan aktivitas sosial dan lingkungan perusahaan, dan memelihara hubungan
yang baik dengan para ahli di bidang sosial dan lingkungan. Mengacu pada
spesialisasi ini, menjadi sebuah keuntungan apabila akuntan publik dilibatkan dalam
mempersiapkan environmental auditing. Namun, konklusi yang didapatkan hanya
sebatas akuntan publik berpengaruh pada environmental auditing. Topik bahasan
yang mengatakan environmental auditing memiliki pengaruh signifikan pada financial
auditing tidak memiliki bukti konkrit dan penelitian yang mendukung.
Referensi

Arens, Alvin A., Elder, Randal J., Beasley, Mark S. (2006). Auditing and Assurance
Service: Unintegrated Approach. Eleventh 11th. Prentice Hall Ing. New Jearsey.

Susi. 2005. The Relationship Between Environmental Performance and


Financial Performance Amongst Indonesian Companies. Simposium Nasional
VIII. Solo.
IAPI. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta. Salemba Empat.
Yao, Sheng., Pan, Lingling., and Zhang, Zhipeng. (2020). “Does environmental
disclosure have an auditing effect?”. Managerial Auditing Journal, 35(1), 43-66.
Basalamah, Anies S., Jermias, Johnny. (2005) “Social and Environmental
Reporting and Auditing in Indonesia Maintaining Organizational Legitimacy?”.
Gadjah Mada International Journal of Business January-April 2005, Vol. 7, No. 1,
pp. 109—127

Anda mungkin juga menyukai