Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM PAYANGAN
Jl. Giri Kesuma Payangan Gianyar 80572 Telp. +62 (361)978214
email: payanganhospital@gmail.com | www.payanganhospital.com

PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF OBSTETRI &


GINEKOLOGI MIOMA UTERUS
DIAGNOSIS D.25
2020
BAB I
DEFINISI
Mioma uteri adalah tumor jinak miometrium uterus dengan konsistensi padat kenyal, batas jelas,
mempunyai pseudo kapsul, tidak nyeri, bisa soliter atau multipel.

BAB II
RUANG LINGKUP
Anamnesis 1. Rasa penuh dan berat pada perut bagian bawah dan teraba benjolan
padat kenyal.
2. Gangguan haid: menoragia, metroragia,dan dismenorea.
3. Akibat penekanan: disuria, polakisuria, retensio urine, konstipasi,
edema tungkai, varises, nyeri dan rasa kemeng didaerah pelvis.
4. Infertilitas dan kehamilan ektopik.
5. Tanda abdomen akut.
Pemeriksaan a. Palpasi abdomen, terdapat masa padat, batas jelas, dapat digerakkan,
fisik dan tanpa nyeri.
b. Pemeriksaan dalam ditemukan tumor menyatu dengan uterus.
Kriteria 1. Anamnesis, sesuai dengan gejala di atas.
diagnosis 2. Palpasi abdomen, terdapat masa padat, batas jelas, dapat digerakkan
dan tanpa nyeri.
3. Pemeriksaan dalam ditemukan tumor menyatu dengan uterus.
4. USG didapatkan gambaran massa dengan batas tegas, bentuk bulat,
hiperekoik homogen, dan vaskularisasi diluar massa.
5. Dilatasi dan kuretasi serta pemeriksaan histopatologik PA pada
gangguan perdarahan yang menunjukkan proliferasi atau hiperplasia
simpleks endometrium.
6. Pemeriksaan PA pasca operatif.
Diagnosis 1. Tumor solid ovarium.
banding 2. Adenomiosis.
3. Kelainan bentuk uterus.
4. Tumor solid non ginekologi.
5. Kehamilan.
6. Miosarkoma.

Pemeriksaan USG: gambaran tumor bentuk bulat atau bulat lonjong baik soliter
penunjang maupun multipel dengan hiperekoik homogen, dinding tegas, tanpa efek
lateral dan pantulan posterior, pembuluh darah diluar massa tumor.
BAB III
TATALAKSANA
Terapi 5.1 Konservatif
Terapi konservatif kalau tanpa keluhan dan tanda-tanda degenerasi ganas.
Keluhan positif yaitu:
1. Infertilitas. Pada mioma uterus dengan keluhan infertilitas
dilakukan histerosalfingografi untuk mengetahui kavum uterus,
patensi tuba, hidrosalfing, dan tanda-tanda infeksi kronis.
2. AUB-L berupa menorhagi, metrohagia, dan menometrohagia.
3. Komplikasi perdarahan seperti lemah, lesu, penyakit jantung
anemia, mudah infeksi, penuruanan kinerja dan konsentrasi.
4. Pendesakan ke organ pelviks yaitu gangguan berkemih dan
defekasi, nyeri pelvic kronik dan kemeng di region suprasimfisis.
GnRH agonis diberikan 3-6 kali setiap bulan sekali yang dimulai pada
hari ke-3 sampai 5 mentruasi dengan dosis 375 mg intramuskuler gluteal.
Operatif dapat berupa ligasi dan atau histeroskopi pada miom sub mukosa
atau geburt, miomektomi, histerektomi, dan embolisasi.
5.2 Operatif
Terapi operatif tergantung pada:
1. Adanya keluhan gangguan haid serta komplikasinya dan atau
keluhan pendesakan organ sekitar.
2. Infertilitas post terapi GnRH agonist
3. Nyeri pelvik kronis akibat pendesakan, perlekatan, dismenore,
disparunea, hemorrhoid, disuria berulang, nyeri defekasi, dan
manipulasi.
4. Ketentuan:
a. Umur penderita lebih dari 50 tahun adalah TAH-BSO atau
SVH tergantung kondisi serviks.
b. Menginginkan anak dilakukan miomektomi atau enukleasi
mioma baik post GnRH agonist maupun langsung..
c. Pada kasus dengan gangguan haid dimana umur lebih dari
40 tahun dilakukan D & C untuk pemeriksaan PA dan
USG endometrium untuk diagnosis kemungkinan
keganasan.
d. Pemerikasaan inspeksi asam asetat (IVA), sitologik Pap
smear atau kolposkopi serviks
e. Pendekatan operatif adalah laparotomi dan
atau laparoskopi

Komplikasi 1. Torsi pada mioma yang bertangkai.


2. Infeksi kandung kemih, penyakit radang panggul, dan proktitis.
3. Degenerasi merah, kistik sampai nekrosis.
4. Degenerasi hialin.
5. Degenerasi ganas berupa miosarkoma.
6. Infertilitas.
7. Nyeri pelvik kronis dan semua ikutannya.
Edukasi Miomektomi : risiko mioma uteri berulang
Histerektomi : tidak haid lagi
Prognosis Dubia ad bonam
BAB IV
DOKUMENTASI
Kepustakaan 1. Pedoman Diagnosis – Terapi dan Bagan Alir Pelayanan Pasien. 2003.
Lab / SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana RSUP Sanglah Denpasar.
2. Cunningham F.G., Schorge.J.O., Schaffer.J.I., Halvorson,L.M.,
Hoffman,B.L., Bradshaw,K.D. In : William
Gynecology 2008. Mc Graw Hill.

Catatan:
Keluhan positif yaitu:
1. Infertilitas. Pada mioma uterus dengan keluhan infertilitas dilakukan histerosalfingografi
untuk mengetahui kavum uterus, patensi tuba, hidrosalfing, dan tanda-tanda infeksi
kronis.
2. AUB-L berupa menorhagi, metrohagia, dan menometrohagia.
3. Komplikasi perdarahan seperti lemah, lesu, penyakit jantung anemia, mudah infeksi,
penuruanan kinerja dan konsentrasi.
4. Pendesakan ke organ pelviks yaitu gangguan berkemih dan defekasi, nyeri pelvic kronik
dan kemeng di region suprasimfisis.
5. GnRH agonis diberikan 3-6 kali setiap bulan sekali yang dimulai pada hari ke-3 sampai 5
mentruasi dengan dosis 375 mg intramuskuler gluteal.
6. Operatif dapat berupa ligasi dan atau histeroskopi pada miom sub mukosa atau geburt,
miomektomi, histerektomi, dan embolisasi.

Anda mungkin juga menyukai