Anda di halaman 1dari 11

PAPER PEREKONOMIAN INDONESIA

Pengaruh Undang-Undang Cipta Kerja Terhadap Industri Kawasan Ekonomi


Khusus

Dosen Pengampu :

Prof. Ahmad Erani Yustika, SE.,M.Sc.Phd

Disusun oleh :

Naufal Akbar 195020507111039

Program Studi Ekonomi Islam


Jurusan Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kawasan Industri adalah kawasan dimana terjadinya pemusatan kegiatan industri yang
memiliki fasilitas berupa sarana dan prasarana yang menunjang, fasilitas dalam kawasan
industri tersebut dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan yang ada di kawasan
industri. Kawasan industri yang sedang berlangsung dan dikelola oleh perusahan
melakukan kegiatan industri dengan memiliki izin usaha kawasan industri. Adanya
Kawasan industri ini terbentuk sebagai upaya untuk mendongkrak pertumbuhan
ekonomi seperti kebutuhan-kebutuhan barang industri dalam negeri dan juga ekspor.
Lokasi kawasan industri sendiri biasanya berada di tepi atau jauh kawasan
permukiman dari sebuah kota dan disupport dengan adanya akses transportasi yang
memadai, seperti rel dan jalan tol.

Negara Kesatuan Republik Indonesia mengadakan dan mengatur kawasan industri ini
dalam Undang-undang. Adapun pengertian kawasan industri ini menurut Keputusan
Presiden RI No. 53 Tahun 1989 yaitu, Kawasan Industri adalah kawasan tempat
pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana, sarana serta
fasilitas penunjang lain yang disediakan serta dikelola oleh suatu perusahaan kawasan
industri. Keberadaan kawasan industri dan juga perusahaan ini diatur dalam peraturan
khusus agar selama perusahan yang berada di kawasan industri dapat melakukan
kegiatan industri dengan teratur dan berjalan secara produktif dan efisien. Selain itu,
perusahaan yang berada dalam kawasan industri ini adalah perusahaan yang memiliki
badan hokum yang sah dan berdasarkan pada aturan hokum Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta berkedudukan di dalam wilayah Indonesia yang mengelola kawasan
industri tersebut.
Pembentukan kawasan industri pada Negara Indonesia sendiri memiliki tujuan dan
target khusus untuk kemajuan ekonomi nasional, seperti mempercepat pertumbuhan
industri, memberikan kemudahan bagi kegiatan industri, mendorong kegiatan industri
agar berlokasi di kawasan industri dan menyediakan fasilitas lahan industri yang
berwawasan lingkungan. Untuk mendukung target dari dibentuknya kawasan industri,
maka perusahaan-perusahaan di dalamnya memiliki hak untuk menerima fasilitas yang
tersedia. Fasilitas inilah yang akan membantu untuk mendorong kegiatan industri
berjalan dan dapat beroperasi secara produktif, efisian dan maksimal. Perusahaan
kawasan industri yang disediakan secara umum harus memiliki fasilitas meliputi :

 Ketersediaan lahan industri atau bangunan standar untuk diserahkan atau dijual

 Ketersediaan area pergudangan

 Adanya terminal atau tempat penitipan peti kemas

 Terdapat sistem keamanan yang memadai

 Terdapat pusat pelayanan kesehatan

 Terdapat fasilitas jalan lingkungan yang memadai

 Adanya tempat parkir yang luas

 Ketersediaan jaringan listrik yang cukup

 Adanya jaringan air bersih

 Terdapat jaringan telepon dan teleks

 Adanya dumpit atau fasilitas pengolahan air limbah terpadu.

(Portalilmu.com)

Baru-baru ini pemerintah Republik Indonesia melalui DPR dan juga Presiden Joko
Widodo mengesahkan Undang-undang baru yang cukup menarik perhatian masayarakat
Indonesia, yaitu disahkannya Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja. Dalam
Undang-undang Cipta Kerja baru tersebut kawasan industri cukup diperhatikan oleh
pemerintah mengingat masih banyak sekali masalah- masalah yang harus dibenahi yang
menghambat melajunya kemajuan kegiatan dan pertumbuhan ekonomi terutama
dibidang industri nasional. Dengan adanya UU Cipta kerja ini banyak para tokoh
nasional mengharapakan kawasan industri ini diminati oleh para investor-investor dan
dapat memberikan perubahan yang signifikan serta memberikan harapan baru bagi
kawasan industri tanah air.

Kawasan industri sendiri ternyata adalah perubahan status menjadi Kawasan Ekonomi
Khusus yang biasanya disebut (KEK). Sebelum adanya Undang-undang cipta kerja yang
baru saja disahkan ini, pemerintah Indonesia pada era di zaman kepemimpinan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono pernah membahasnya didalam Undang-undang No. 39
Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus.Kemudian mengalami perubahan
-perubahan yang dibahas dialam Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja.

Kawasan Ekonomi Khusus merupakan kawasan ekonomi tertentu dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang diciptakan untuk menyelenggarakan perekonomian
dan memperoleh fasilitas-fasilitas yang bertujuan untuk menjadikan pertumbuhan
ekonomi nasional, pemerataan pembangunan, dan meningkatkan daya saing.

Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia adalah kawasa dengan batasan tertentu yang
memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategic wilayah serta diberikan fasilitas dan
insentif sebagai daya tarik investasi (kek.go.id.)

Dalam Kawasan Ekonomi Khusus ini terdapat 15 kawasan ekonomi yang akan
diterapkan sebagai kawasan industri. Terbagi dalam 11 kawasan yang sudah beroperasi
dan juga 4 kawasan yang masih dalam proses pembangunan. Kawasan –kawasan
ekonomi ini melakukan kegiatan industri yang berbeda-beda, baik seperti pengelolaan
sumber daya alam, kelapa sawit, karet, nikel, pengolahan tekstil, furniter,otomotif,
logistic dan pariwisata.

15 Kawasan Ekonomi Khusus yang Tersebar di Seluruh Indonesia,

KEK yang Telah Beroperasi :


1. KEK Sei Mangkei
2. KEK Tanjung Lesung
3. KEK Palu
4. KEK Mandalika
5. KEK Galang Batang
6. KEK Arun Lhokseumawe
7. KEK Tanjung Kelayang
8. KEK Bitung
9. KEK Morotai
10. KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK)
11. KEK Sorong

KEK dalam Tahap Pembangunan :

1. KEK Tanjung Api-Api


2. KEK Singhasari
3. KEK Kendal
4. KEK Likupang

Update : 17 Februari 2020 (kek.co.id)

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja Fasilitas dan insentif yang didapatkan Industri di Kawasan Ekonomi
Khusus UU Cipta Kerja ?
2. Apakah analisis teori peraturan baru Kawasan Ekonomi Khusus dalam UU Cipta
Kerja ini dapat menumbuhkan ekonomi Indonesia ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Fasilitas dan Insentif Kawasan Ekonomi Khusus dalam UU Cipta Kerja

1. Kemudahan Perizinan ( Pasal 23, Ayat 1 )

Kemudahan perizinan Kawasan Ekonomi Khusus akan dibantu dengan adanya


Administrator sebagai pemberi izin. Administrator adalah unit kerja yang bertugas
sebagai pemberi izin usaha, pelayanan, dan pengawasan di dalam Kawasan Ekonomi
Khusus. Administrator ini dibentuk untuk membantu penyelenggaraan Kawasan
Ekonomi Khusus. Dalam proses perizinannya pelaku usaha akan diberikan kemudahan
tanpa berbelit, karena perizinan akan menggunakan sistem Online Single Submission
(OSS) yang memberikan kemudahan pelaku usaha mendapatkan Nomor Induk Berusaha
(NIB) melalu Administrator KEK.

Dengan adanya proses perizinan yang mudah harapanya akan ada banyak investor yang
menanamkan modalnya di dalam Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia. Karena
Indonesia sebagai Negara yang memiliki kekayaan yang luar biasa, dalam urusan
kemudahan bisnis Indonesia menempati peringkat ke-5 terendah di Asia Tenggara
(ASEAN) dengan skor 69,2 jauh dibawah Negara tetangga yaitu Singapura denga skor
86,2, dan Malaysia dengan skor 81,5. (World Bank)

Rumitnya perizinan yang ada di Indonesia ini tidak jarang menjadi penghambat para
investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Sehingga, beberapa perusahaan
luar negeri memilih menginvestasikan modalnya ke Negara lain yang birokrasi
perizinannya lebih mudah, sebut saja Negara Vietnam.

Dengan adanya Undang-undang Cipta Kerja ini maka pemerintah berusaha memberikan
kemudahan dalam perizinan dan menjawab persoalan mengenai penghambat investasi
yang enggan masuk dan sistem birokrasi perizinan yang seharusnya dibutuhkan oleh
para pengusaha dan investor. Maka dalam sistem perizinan tersebut pemerintah
menyiapkan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) dalam rangka melakukan
penyederhanaan birokrasi perizinan berusaha dan tidak lagi mengurus perizinan secara
manual karena perizinan akan diatur menggunakan sistem Online Single Submission
(OSS).

2. Perpajakan ( Pasal 30 Ayat 1, 2, 3 )

Dalam pasal tersebut disebutkan bahwa wajib pajak yang melakukan kegiatan di
Kawasan Ekonomi Khusus akan diberi fasilitas pajak penghasilan, terdapat Pengurangan
Pajak Penghasilan (PPh) , Dengan ketentuannya sebagai berikut :

(kek.go.id)
3. Kepabeaan dan Cukai ( Pasal 32A Ayat 1 dan Pasal 33A Ayat 1)

Kepabeanan dalam pembebasan Bea Masuk (BM) dalam rangka pembangunan dan
pengembangan diberikan fasilitas dan kemudahan antara lain ; Badan Usaha diberikan
pembebasan Bea Masuk untuk impor barang modal dengan ketentuan selama 3 tahun,
pelaku usaha diberikan pembebasan Bea Masuk untuk barang modal dan bahan baku
prosuksi dengan ketentuan selama 2 tahun, dan seluruh jenis dan jumlah barang
ditetapkan oleh administrator.

Dalam hal ini, artinya administrator dapat melakukan kegiatan kepabeanan secara
mandiri sesuai ketetapan yang dikeluarkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang keuangan. Sehingga, akan ada pembaruan administrator yang
mengatur kepabeanan dan mengambil alih dari kewenangan Bea Cukai di Kawasan
Ekomi Khusus.

Penangguhan Bea Masuk untuk pelaku usaha (Tidak berlaku di Kawasan Ekonomi
Khusus pariwisata) ; ditangguhkannya Bea Masuk atas impor bahan baku produksi,
barang modal, dan pengemas. Serta, diberlakukannya tariff Bea Masuk 0% atas hasil
produksi yang menggunakan tingkat komponen dalam negeri 40%.

Untuk cukai, dibebaskannya cukai untuk bahan baku atau bahan penolong dalam
pembuatan barang hasil akhir yang bukan merupakan barang kena cukai.

4. Lalu Lintas Barang ( Pasal 48 Ayat 5, 6)

Pengeluaran barang ke Tempat Lain Daalam Daerah Pabean (TLDDP) dapat dikenai
tariff Bea Masuk sebesar 0%, sedangkan apabila memiliki Tingkat Kandungan Dalam
Negeri (TKDN) minimal dkenai tariff 40%.

Kemudian untuk Lalu lintas barang, Pemasukan barang Kawasan Ekonomi Khusus
belum diberlakukan ketentuan pembatasan di bidang impor. Untuk pengeluaran dari
Kawasan Ekonomi Khusus ke TLPDDP berlaku ketentuan pembatasan impor.
5. Keimigrasian ( Pasal 38, Ayat 1 )

Terdapat beberapa ketentuan dalam UU Cipta Kerja tentang Kawasan Ekonomi Khusus
tentang Keimigrasian :

1. Visa kunjungan saat kedatangan selama 30 hari dan dapat deperpanjang 5 kali
masing masing 30 hari
2. Visa kunjungan beberapa kali (multiple entry) bagi WNA dan keluarganya
3. Visa khusus atau izin tinggal bagi WNA yang memiliki property di Kawasan
Ekonomi Khusus
4. Visa khusus atau izin tinggal bagi WNA lanjut usia yang tinggal di Kawasan
Ekonomi Khusus

Mengenai keimigrasian pemerintah memberikan kemudahan dan keringanan bagi


pelaku usaha atau investor asing untuk tinggal, bagi mereka yang memiliki
kepentingan terhadap Kawasan Ekonomi Khusus. Namun, terlalu krusial untuk
terlalu membuka pintu masuk serta memberikan fasilitas imigrasi dan keamanan
pada pendatang asing ke Kawasan Khusus Ekonomi apabila tidak diatur dengan baik
dan dikoordinasikan dengan beberapa pihak yang bersangkutan. Maka dari itu perlu
untuk pemerintah melakukan kelanjutan di dalam peraturan pemerintah demi
menjaga keutuhan ideologi Indonesia.

6. Pertanahan (Pasal 36, Ayat 2)

Dalam pasal ini disebutkan Industri di Kawasan Ekonomi Khusus akan diberikan
kemudahan, dan percepatan prosedur unuk memperoleh hak tanah sesuai dengan
peraturan menteri yang mengatur masalah agrarian / pertanahan. Pengadaan tanah ini
dapat menggunakan skema pengadaan tanah bagi kepentingan umum dengan
menggunakan APBN atau APBD. Ketentuan-ketentuan serta fasilitas yang didapat
industri di Kawasan Ekonomi Khusus diatur sebagai berikut ; (1) Diberikan HPL
kepada Kawasan Ekonomi Khusus yang diusulkan oleh K/L, Pemprov, Kabupaten/Kota,
BUMN/D (2) Pada Badan usaha yang memperoleh HGB atau Hak Pakai dapat diberikan
30 tahun sekaligus diperpanjang 20 tahun setelah dinyatakan berproduksi secara
komersial dan diperbaharui 30 tahun (total 80 tahun) (3) Dalam hal kepemilikan
hunian/property, HGB atai Hak pakai dapat diberikan 30 tahun sekaligus diperpanjang
20 tahun setelah hunian / property dinyatakan telah dimiliki secara sah dan dapat
diperbaharui 30 tahun (total 80 tahun)

B. Analisis Teori Kawasan Ekonomi Khusus UU Cipta Kerja

Secara teori, daya saing dan investasi di Indonesia menunjukan hubungan yang scukup
baik. Artinya, ketika investasi di suatu Negara itu meningkat, maka daya saing Negara
tersebut juga akan mengalami kenaikan. Sehingga terciptalah pertumbuhan ekonomi
positif disertai dengan pembangunan yang merata. Maka dengan adanya peraturan
Industri di Kawasan Ekonomi Khusus dalam UU Cipta Kerja ini menjadi salah satu
terobosan baik bagi kemajuan ekonomi nasional. UU ini dinilai yang mampu mengatasi
hambatan hambatan yang selama ini telah di alami oleh para investor dan pelaku usaha.

Beberapa perusahaan akan masuk ke Indonesia dan akan mengelola di sektor –sektor
tertentu seperti infrastruktur, manufaktur, pertanian, perkebunan, pertambangan,
kesehatan, energy dan pariwisata yang diarahkan ke Kawasan Ekonomi Khusus, Para
investor dan pelaku usaha akan memiliki peluang di kawasan industri dan merasa
senang masuk ke Indonesia menanamkan modalnya dengan adanya Undang undang
Omnibus Law Cipta Kerja. Dengan adanya peraturan ini Indonesia akan mampu
meningkatkan pertumbuhan ekonom, dan meningkatkan daya saing.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kawasan industri sendiri ternyata adalah perubahan status menjadi Kawasan Ekonomi
Khusus yang biasanya disebut (KEK). Sebelum adanya Undang-undang cipta kerja yang
baru saja disahkan ini, pemerintah Indonesia pada era di zaman kepemimpinan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono pernah membahasnya didalam Undang-undang No. 39
Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus.Kemudian mengalami perubahan
-perubahan yang dibahas dialam Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja.

Kawasan Ekonomi Khusus merupakan kawasan ekonomi tertentu dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang diciptakan untuk menyelenggarakan perekonomian
dan memperoleh fasilitas-fasilitas yang bertujuan untuk menjadikan pertumbuhan
ekonomi nasional, pemerataan pembangunan, dan meningkatkan daya saing.

B. Saran

Dengan adanya perubahan aturan mengenai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang
diatur di dalam Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja diharapkan dapat menggaet
para investor untuk memajukan industri nasional dan meningkatkan daya saing. Namun,
tetap memperhatikan lingkungan, masyarakat kecil, dan keutuhan negara demi
pembangunan ekonomi yang sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai