Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS SPRINGBACK PADA PROSES V-BENDING

DENGAN MENGGUNAKAN URETHANE PAD


Satria Indraprasta, Hartono Widjaja, Wiwik Purwadi
Teknologi Rekayasa Manufaktur, Politeknik Manufaktur Bandung
Jl. Kanayakan 21. Dago – Bandung 40135
Tromol pos 851, Bandung 40008, INDONESIA Phone: (022) 2500241 Fax: (022) 2502469
Email: indraprasta.satria@gmail.com

Abstrak
Pada proses bending atau pembentukan dengan cara tekuk, pelat yang telah ditekuk akan
mengalami perubahan dimensi sudut dan radius tekuk yang dinamakan springback. Proses terjadinya
springback, di awali dengan pergeseran bidang netral (neutral axis) yang membagi ketebalan pelat,
tepat di area tekukan, bersamaan dengan itu menyebabkan area tekukan tersebut mengalami penekanan
pada batas bidang netral menuju permukaan dalam tekukan dan penarikan pada batas bidang netral
menuju luar. Dari perbedaan tegangan tersebut maka proses springback pun terjadi. Proses springback
dapat diakibatkan oleh elastisitas bahan dan rasio antara radius tekuk terhadap tebal pelat. Akan tetapi,
beberapa sumber menyebutkan lima parameter utama yang menyebabkan springback, seperti, teknik
bending (botomming atau air bending), bulk properties of materials (dimensi pelat, keadaan permukaan
dsb), mechanicals properties of material (kekuatan tarik dsb), tooling, dan process condition (warm/hot
working atau lubrication). Dari lima parameter tersebut, rumus dan tabel untuk menghitung besarnya
springback telah ditemukan oleh beberapa peneliti, tapi data pengaruh springback untuk parameter
kecepatan, penambahan waktu penahanan (holding time), serta jenis material punch/die yang digunakan
pada saat proses bending, sulit ditemukan.
Dari permasalahan tersebut, diperlukan analisis mendalam pada proses eksperimental V-
bending menggunakan variabel kecepatan dan holding time dengan material AISI 1005 ketebalan 1,87
mm, serta dengan menggunakan punch berbahan baja dan urethane pad sebagai die. Penggunaan
urethane pad pada penelitian ini, berdasarkan pada pemakaian material urethane yang telah sejajar
dengan pemakaian material baja sebagai perkakas di dunia manufaktur khususnya pada proses bending.
Selain itu, beberapa referensi yang menyebutkan pemakaian urethane terbukti lebih baik dalam
menghasilkan produk dengan hasil springback yang kecil sehingga perlu adanya pembuktian lebih
lanjut. Berkaitan dengan hal tersebut, nantinya penelitian ini akan membandingkan hasil springback
berdasarkan rumus umum, tabel springback, dan juga penelitian sebelumnya yang menggunakan punch
berbahan baja dan die berbahan baja pula.
Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini berupa persamaan springback mengenai pemakaian
urethane pad dengan variabel kecepatan punch dan holding time. Persamaaan yang di dapat yaitu
(𝑌 = 2.928 + (−0.00249). 𝑋1 + 0.001683. 𝑋2 ) dengan hasil springback berdasarkan variabel yang
diambil seperti besar kecepatan pembentukan yang mampu menghasilkan springback terkecil yaitu 28
SPM dengan springback sebesar 2.1098° dan besar penahanan (holding time) pada pembentukan yang
menghasilkan springback terkecil yaitu 30 s dengan springback sebesar 2.4383°, serta dari grafik
regresi linier, kecepatan pembentukan merupakan penyebab springback paling dominan dibandingkan
holding time. Selain itu, dari hasil perbandingan dengan pembentuk berbahan baja diharap mampu
menjadi pembuktian dari keuntungan pemakaian urethane dibandingkan pemakaian baja dan rumus
pemakaian urethane dengan menggunakan variabel kecepatan dan holding time dapat diaplikasikan
pada proses
v-bending.

Keywords: v-bending, springback, kecepatan dan holding time


1. Pendahuluan
Dewasa ini, perkembangan teknologi Beberapa peneliti telah mendapatkan formula
di bidang manufaktur telah berkembang pesat. untuk menghitung springback, salah satunya
Salah satu contohnya produk-produk sheet 𝑅𝑖 𝑅𝑖.𝑌 3 𝑅𝑖.𝑌
seperti berikut, 𝑅𝑓
= 4 ( 𝐸.𝑇 ) − 3 ( 𝐸.𝑇 ) + 1
metal yang merambat ke berbagai jenis
keperluan. Sifatnya yang ringan, dapat yang mana Ri: radius punch, Rf: sudut setelah
dibentuk, tahan lama dan kuat menjadi faktor springback, E: modulus elastisitas, T: tebal
utama mengapa produk berbahan sheet metal pelat, dan Y: yield stength. Akan tetapi, pada
dipilih. Dengan sifat tersebut banyak material kenyataannya saat proses bending ada beberapa
yang kita jumpai berbahan sheet metal, seperti hal yang dapat memengaruhi besaran
sendok, panci, kaleng susu, body mobil dan springback selain tebal pelat dan radius, seperti
produk lainnya. kecepatan pada saat pembentukan, holding
Dengan mengandalkan teknologi saat time, atau bahkan jenis bahan punch/die yang
ini, beberapa produsen produk sheet metal, dipakai.
akan melakukan berbagai hal untuk membuat Oleh karena itu, untuk menambah atau
produk mereka lebih unggul seperti mengembangkan rumus yang sudah ada
mengembangkan desain produknya, mencari menjadi lebih lengkap, perlu adanya percobaan
bahan dengan kualitas unggul atau melakukan eksperimental menggunakan metode V-
metode pembuatan yang berbeda yang bending dengan menambahkan variabel seperti
disesuaikan dengan kebutuhan produk mereka kecepatan pembentukan dan holding time pada
masing-masing. Untuk metode atau proses pelat material AISI 1005 ketebalan 1,87 mm
yang dilakukan pada sheet metal dengan serta menggunakan urethane pad sebagai die.
bantuan mesin press terdapat beberapa jenis, Dengan menggunakan variabel tersebut diharap
seperti blanking, pearcing, forming, drawing, mampu mendapatkan formula yang baru dan
deep drawing, bending dan lainnya. Akan lengkap untuk
tetapi, perlu diketahui disamping keunggulan menghitung nilai
sifat dan keberagaman jenis proses pada produk springback.
sheet metal, terdapat beberapa faktor yang Penggunaan
memengaruhi hasil yang akan dicapai agar urethane pad
sesuai dengan spesifikasi, salah satu faktor sendiri
tersebut adalah springback material. Proses berdasarkan pada
terjadinya springback, di awali dengan berkembangnya
pergeseran bidang netral (neutral axis) yang teknologi Gambar 2. V-bend
membagi ketebalan pelat tepat di area tekukan, die/punch yang
pada urethane pad
bersamaan dengan itu menyebabkan area banyak beralih dari
tekukan tersebut mengalami penekanan pada bahan baja menjadi urethane/rubber seperti
batas bidang netral menuju permukaan dalam pada gambar 1.2. Selain itu, beberapa penelitian
tekukan dan penarikan pada batas bidang netral menyebutkan penggunaan urethane pada
menuju luar sehingga terjadi perbedaan proses pembentukan dapat mengurangi nilai
tegangan yang mengakibatkan pemuluran yang springback dan mengurangi cacat pada produk.
berbeda, lalu springback pun terjadi.
2. Metodologi Penelitian
2.1 Material
Material untuk spesimen yang digunakan
berbahan AISI 1005 yang memiliki unsur
utama C (4%), Mn (16%), P (0.9%), dan S
(1.2%). Hasil uji tarik dengan standar ASTM E
8M menggunakan mesin Universal Testing
Gambar 1. Proses springback Machine Hung-Ta Instrument 9501
mendapatkan nilai yield strength (γ) sebesar
Proses springback seperti pada gambar 1, dapat 223.697 [N/mm2], tensile strength (σ) 299.347
diakibatkan oleh elastisitas bahan dan rasio [N/mm2], dan elongation setelah putus
antara radius tekuk terhadap tebal pelat. 𝜀𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑙𝑎𝑡 𝑝𝑢𝑡𝑢𝑠 = 39%.

1
Spesimen yang dibuat untuk uji v- dibagi menjadi 10 langkah atau 2 mm dalam
bending pada penelitian ini menggunakan satu langkah. Kedalaman maksimal penetrasi
standar ASTM A370 dengan dimensi 20 mm diambil untuk mengantisipasi gaya
150×35×1,87 mm. Spesimen ditekuk hingga bending dengan gaya yang dapat ditahan oleh
sudut 90° dengan ukuran radius bending urethane.
sebesar R8,47 dan arah rolling direction (tanda
panah merah) seperti berikut.

Gambar 5. Hasil uji tekan urethane


2.2 Retainer box
Pada perancangan sebuah
Gambar 3. Spesimen uji bending urethane tools, penggunaan sangkar atau
retainer box umum digunakan untuk
Material punch menggunakan bahan Amutit, mempermudah penyetingan pada mesin, faktor
material die menggunakan urethane pad keamanan, serta penggunaannya dapat
dengan spesifikasi seperti berikut. mengurangi/mengontrol tekanan yang
Penggunaan urethane sebagai dihasilkan, sehingga tools digunakan pada porsi
pengganti die memiliki dimensi (100×100×50) yang tepat.
mm dan nilai defleksi sebesar 90 duro A dengan Pada penelitian kali ini, retainer
standar penggunaan yaitu untuk v-bends akan box yang digunakan berjenis female die pad
diuji dengan menggunakan alat durometer A. yang memposisikan urethane pad berada di
Pengujiannya dapat bawah
dilihat seperti menggantikan
gambar. Pada posisi die pada
pengujian, terlihat umunya,
jarum penunjuk berikut
mengarah ke angka gambar 6.
89 duro A. Ini yang
menunjukan bahwa merupakan
nilai defleksi yang konstruksi dari
dimiliki urethane retainer box. Gambar 6. Retainer box
sesuai dengan
spesifikasi yang Gambar 4. Uji Retainer box terdiri dari bagian
ada. durometer retainer dan bagian tambahan yaitu bar
Selain itu dilakukan pengujian tekan deflector dibagian dalam yang berfungsi
pada Universal Testing Machine Hung-Ta sebagai pengontrol tekanan.
Instrument 9501. 2.3 Uji coba dan pengukuran produk
Pada pengujian tekan yang dilakukan pada
penelitian ini, diperlukan alat bantu penekan Uji coba dilakukan pada mesin press AIDA
yang memiliki luas permukaan sentuh minimal direct servo formers DSF-C1-A series di
sama dengan luas permukaan urethane. Hal ini laboratorium teknik manufaktur Politeknik
berguna agar penekanan dapat dilakukan Manufaktur Bandung. Mesin press ini
mengunakan penggerak utama servo motor
dengan maksimal dan merata.
sehingga memungkinkan untuk besar
Proses penekanan pada mesin UTM
penekanan dan kecepatan penekanan yang
dilakukan hingga kedalaman 20 mm, yang
stabil. Selanjutnya spesimen yang telah diuji

2
bending diukur dengan menggunakan CMM Dari data batasan perhitungan di atas,
Mitutoyo seri BHN706 di laboratorium jurusan dimensi retainer box dan urethane dapat
teknik manufaktur. ditentukan.
Pada
3. Perancangan dan perhitungan gambar berikut
3.1 Perancangan retainer box hasil
perancangan
retainer box
dan penentuan
dimensi
urethane
Dari rancangan
di samping
dapat dihitung
Gambar 7. Urethane tooling pad volume
parameters (Benson, 1997:155) atau volume
ruang
Punch penetration (Pp) = tpunch + tpelat penampung
urethane, Gambar 8. Retainer box
= 21.49 + 1.87 sebagai berikut,
Wv = 102 × 102 × 67
= 23.36 mm = 697068 mm3
Dari hasil punch penetration yang di Dan hasil menunjukan lebih besar dari
dapat, pad width and pad thickness dapat dicari. 472811.8 mm3.
Pad width (Pw) ≥ punch penetration (Pp) × 2 3.2 Perancangan bar deflector
≥ 23.36 mm × 2 Perancangan bar deflector dimulai dari
≥ 46.72 mm perhitungan volume penetrasi. Volume
Pad penetrasi dianggap sebagai volume yang harus
thickness (Pt) ≥ punch penetration (Pp) × 3 dipindahkan ke gap yang dibuat oleh bar
deflector.
Selanjutnya perhitungan working pad volume.
Berikut langkah-langkah perhitungannya.
Langkah perhitungannya yakni, mencari
1. Ukuran lebar punch sebesar 50 mm akan
volume penetrasi (Pv) dari punch dan material
menjadi lebar gap antara kedua bar
yang nanti akan terbenam ke dalam urethane
deflector. Sehingga, ukuran lebar bar
dengan bantuan software solidworks 2016.
deflector masing-masing 25 mm dengan
kelonggaran 1 mm per side.
2. Penentuan tinggi bar deflector, diambil
dari keharusan tinggi urethane melebihi
retainer untuk menghindari spesimen uji
yang dapat membentur dinding retainer
ketika penekanan berlangsung sehingga,
t bar deflector = (67-50) + 1 = 18 mm
Ketinggian urethane terhadap retainer 1
Gambar 8. Perhitungan luas mm dan bar deflector diberi radius
Dari data tersebut di dapat volume
penetrasi punch dengan pelat yang terbenam di
urethane yaitu 47281.18 mm3. Setelah
mengetahui volume penetrasi (Pv), working
volume dapat dicari. Berikut perhitungannya,
Pad volume (working pad volume)
Wv ≥ Pv × 10
≥ 47281.18 × 10
sebesar R10.
≥ 472811.8 mm3
Gambar 9. Bar deflector

3
3.2 Perhitungan ruang defleksi Selisih volume = 56806.86 mm3
6. Oleh karena itu, solusi dari adanya selisih
Volume ruang defleksi sebanding dengan
volume atau ruang kosong yang tidak
volume penetrasi yang terjadi. Tujuan
terpakai ketika proses defleksi
perhitungan ini, agar ketika urethane
berlangsung adalah dengan cara
berdefleksi tidak ada volume yang keluar dan
menambahkan suatu pelat di antara bar
tekanan tetap terkontrol.
deflector dengan besar volume yang sama
Berikut perhitungannya
dengan selisih volume.
1. Perhitungan volume gap yang terdapat
V bar tambahan = P × L × T
dari selisih volume retainer dan volume
56806.86 = 100 × 50 × T
urethane.
T = 11.36 mm
Vgap=Vretainer–Vurethane 7. Setelah mengetahui dimensi dari bar
tambahan, retainer akan seperti gambar
=(102×102×49)– (100×100×50) berikut
= 9796 mm3

Gambar 10. Volume gap urethane


2. Volume gap di antara bar deflector
3.3 Perhitungan gaya bending
Gambar 12. Retainer dan bar
deflector
Untuk menentukan besarnya gaya yang
dibutuhkan untuk proses bending kali ini,
perhitungan besar gaya bending harus
dilakukan terlebih dahulu. Pada gambar 12.
berikut merupakan perhitungan gaya bending
Gambar 10. Volume gap bar yang dibutuhkan
deflector
3. Volume total dari ruang kosong untuk
urethane berdefleksi.
Vtotal gap = Vgap + Vgap di antara deflector
Vtotal gap = 104088.04 mm3
4. Sedangkan volume penetrasi (Pv) seperti
pada gambar sebesar 47281.18 cubic mm

Gambar 13. Penggunaan die


pada proses bending yang standar
Gambar 11. Volume penetrasi
5. Terdapat selisih volume antara Vtotal gap dan
Pv, yaitu,
Selisih volume = Vtotal gap – Pv

4
Dari beberapa perhitungan di atas dapat Sehingga modulus elastisitas yang di
diambil untuk menghitung besar gaya bending, dapat sebagai berikut.
maka bisa diketahui:
𝜎 221.967
• Lebar tekukan (b) = 35 mm 𝐸= = = 16689.25 𝑁/𝑚𝑚2
• Tebal plat (s) = 1.87 mm 𝜀 1.33%
• Tensile strength (Rm) = Selanjutnya modulus elastisitas yang
299.347 N/mm2 sudah dihitung dimasukan pada rumus
• Lebar die (dw) = 42.59 mm springback radius akhir. Berikut merupakan
perhitungan besar springback radius akhir.
Jawab:
𝑅𝑖 𝑅𝑖. 𝑌 3 𝑅𝑖. 𝑌
1.2. 𝑏. 𝑠 2 𝑅𝑚 = 4( ) −3( )+1
𝐹= (𝑁) 𝑅𝑓 𝐸. 𝑡 𝐸. 𝑡
𝑑𝑤
1.2 × 35 × 1.872 × 299.347 8.45 8.45 × 223.697 3
= = 4( )
42.59 𝑅𝑓 16689.25 × 1.87
= 1032.38 𝑁 ≈ 0.1053 𝑇𝑜𝑛
8.45 × 223.697
− 3( )+1
Akan tetapi, rumusan gaya bending 16689.25 × 1.87
yang terjadi diproses bending dengan
8.45
menggunakan urethane pad sangat berbeda = 0.819
dibandingkan dengan v-bending biasa, berikut 𝑅𝑓
perhitungan lanjutannya 𝑅𝑓 = 10.317
Tonnage per inch= F of standard vee die × 12 Setelah itu, menghitung besar
= 0.1053/25.4 × 12 springback menggunakan persamaan k faktor.
= 0.0497 ton/inch Dimana diketahui besar sudut αi = 90° atau
Urethane tonnage = tonnage per inch × 4 1.571 radian, sehingga perhitungannya sebagai
= 0.0497 × 4 berikut.
= 0.1989 ton/inch 2𝑅𝑖
Working tonnage = urethane tonnage × width 𝛼𝑓 ( 𝑡 ) + 1
𝐾𝑠 = =
of workpiece 𝛼𝑖 (2𝑅𝑓) + 1
= 0.1989 × 35/25.4 𝑡
= 0.2740 ton 2 × 8.465
( 1.87 ) + 1
Jadi, total penggunaan gaya pada saat 𝛼𝑓 = 1.571 ×
proses bending berlangsung adalah ± sebesar 2 × 10.317
( )+1
0.3 ton. 1.87
𝛼𝑓 = 1.312 ≈ 75.172°
3.2 Perhitungan springback
Sehingga besarnya prediksi springback
Sebelum melakukan penelitian, yaitu selisih antara αi dan αf.
dilakukan terlebih dahulu perhitungan
springback dengan menggunakan rumus dan 𝑆𝑝𝑟𝑖𝑛𝑔𝑏𝑎𝑐𝑘 = 𝛼𝑖 − 𝛼𝑓 = 90° − 75.172°
tabel yang tersedia. Setelah itu, = 14.828°
membandingkan dengan hasil penelitian.
Berikut perhitungannya. Radius awal dan radius akhir serta
besarnya αi dan α yang sudah diketahui, dapat
Rumus digunakan untuk menghitung besarnya k faktor
Langkah awal perhitungan besarnya springback. Berikut perhitungan k faktor
springback yaitu menghitung besarnya springback.
modulus elastisitas dari spesimen bending yang 2𝑅𝑖
digunakan dan perhitungan elongation 𝛼𝑓 ( 𝑡 ) + 1 1.312
𝐾𝑠 = = = = 0.835
menggunakan rumus perbandingan antara 𝛼𝑖 2𝑅𝑓 1.571
( 𝑡 )+1
elongation puncak sebelum plat putus dan
elongation setelah plat putus. Adapun
perhitungannya sebagai berikut.

𝜀𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑙𝑎𝑡 𝑝𝑢𝑡𝑢𝑠 52.97%


𝜀= = = 1.33%
𝜀𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑙𝑎𝑡 𝑝𝑢𝑡𝑢𝑠 38.867%

5
Tabel 1. Tabel springback
Material Tebal (t) Radius β°
mm Tekukan
Baja lunak ≥ 0.8 ≥ 1. 𝑡 4
2
(𝜎 = 220 𝑁/𝑚𝑚 ) 1. 𝑡 ÷ 5. 𝑡 5
≤ 5. 𝑡 6
Aluminium 0.8 ÷ 2 ≥ 1. 𝑡 2
1. 𝑡 ÷ 5. 𝑡 3
≤ 5. 𝑡 4
Seng ≤2 ≥ 1. 𝑡 0
1. 𝑡 ÷ 5. 𝑡 1
≤ 5. 𝑡 2

Tabel Tabel 2. Data defleksi urethane


Dari penggunaan tebal pelat dan radius Kecepatan
Pertambahan Ketinggian
No* Holding time (s) No (mm)
tekuk pada penellitian maka prediksi (SPM)
1 2 3 4 5
springback menggunakan ketentuan tabel 2.3 1 1 0 1.2 1.2 1.2 1.1 0.52
berbahan baja lunak dan range radius tekukan 2 1 30 1.2 1.2 1.2 1.1 0.05

yang di dapat 1. 𝑡 ÷ 5. 𝑡. Maka springback yang 3


4
1
28
60
0
1.2 1.2 1.2 1.1 -0.2
1.2 1.2 1.2 1.1 0.05
dihasilkan sebesar 3°. 𝑆𝑝𝑟𝑖𝑛𝑔𝑏𝑎𝑐𝑘 = 3° ≈ 5 28 30 1.2 1.2 1.2 1.1 -0.25
0.052 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛. Sehingga besarnya αf adalah 6 28 60 1.2 1.2 1.2 1.1 -0.4

selisih antara αi dan besar springback, dengan 7


8
56
56
0
30
1.2 1.2 1.2 1.1 -0.08
1.2 1.2 1.2 1.1 -0.38
besar αi = 90.02° atau 1.571 radian. Berikut 9 56 60 1.2 1.2 1.2 1.1 -0.38
merupakan perhitungan untuk mencari besar αf
dan k factor springback, Titik nol pengukuran ketinggian data tersebut
𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑔𝑏𝑎𝑐𝑘 = 𝛼𝑖 − 𝛼𝑓 diukur menggunakan dial tusuk dari puncak
𝛼𝑓 = 𝛼𝑖 − 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑔𝑏𝑎𝑐𝑘 = 1.571 − 0.052 retainer box ke urethane yang pengukuran
= 1.519 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 semula memiliki ketinggian 1 mm.
𝛼𝑓 1.519
𝐾𝑠 = = = 0.967
𝛼𝑖 1.571
3.3 Uji coba
Perubahan bentuk pada urethane
Pada pengujian selanjutnya dengan
menggunakan variabel yang sesungguhnya,
terhitung sejak percobaan pelat uji pertama, Gambar 15. Ketinggian
urethane mulai mengalami perubahan pada urethane
permukaan
tekannya, dimulai 3.4 Analisis hasil pengukuran
dari cekungan Setelah memprediksi besar springback
serta jejak dari perhitungan sebelumnya, tahap selanjutnya
penekanan punch adalah mengukur besarnya springback (sudut
dan pelat. Pada akhir) yang terjadi setelah proses v-bending
gambar 11. Berikut dengan menggunakan variabel kecepatan
merupakan penekanan dan holding time pada urethane pad
pendataan yang yang telah dilakukan. Adapun besar
Gambar 14. Nomer diperoleh. perhitungan springback dijadikan acuan untuk
ketinggian memprediksi besarnya springback yang terjadi
di luar variabel kecepatan dan holding time
yang ditentukan. Berikut tabel 5. merupakan
data hasil pengukuran dimensi sudut dalam
spesimen menggunakan mesin CMM Mitutoyo
seri BHN706.

6
Tabel 3. Hasil pengukuran
Sudut yang dihasilkan (°) Springback (°) Rata-Rata
No Kecepatan (mm/s) Holding time (s)
1 2 1 2 (°)
1 6 0 92.485 92.802 2.500 2.817 2.659
2 6 30 93.372 93.261 3.388 3.276 3.332
3 6 60 93.809 93.438 3.824 3.453 3.639
4 168 0 92.095 92.774 2.111 2.790 2.450
5 168 30 91.494 92.059 1.509 2.074 1.792
6 168 60 91.972 92.265 1.987 2.280 2.134
7 336 0 92.634 92.603 2.649 2.618 2.634
8 336 30 92.279 92.166 2.294 2.181 2.238
9 336 60 93.031 91.486 3.046 1.501 2.273
Total rata-rata 2.572

Merujuk pada prediksi springback Interaction plot


menggunakan rumus dan tabel pada sub bab
sebelumnya, besarnya prediksi springback Untuk melihat apakah kedua variabel
masing-masing dan k factor springback berpengaruh atau tidaknya terhadap springback
masing-masing yaitu 14.828° dan 3°serta maka data yang sudah di dapat diolah menjadi
besarnya k factor springback 0.835 dan 0.968. interaction plot.
Selanjutnya, dilakukan perhitungan k factor Interaction plot mengidentifikasikan
springback dari total rata-rata springback adanya interaksi yang ditimbulkan oleh
menggunakan v-bending dan menggunakan variabel kecepatan penekanan dan waktu
variabel kecepatan penekanan serta waktu penahanan (holding time) serta besarnya nilai
penahanan (holding time) dengan besar sudut kedua variabel tersebut memengaruhi interaksi
awal αi = 90.02° atau 1.571 radian. Berikut pada besarnya springback yang dihasilkan.
perhitungan k factor springback. Dari gambar bisa dilihat bahwa interaksi dari
kedua variabel yang menghasilkan springback
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑔𝑏𝑎𝑐𝑘 = 2.572° yang baik yaitu dengan nilai variabel kecepatan
≈ 0.044 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 28 SPM dan holding time sebesar 30 s yang
menunjukan nilai 1.77625°, nilai tersebut
𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑔𝑏𝑎𝑐𝑘 = 𝛼𝑖 − 𝛼𝑓 merupakan nilai yang sangat baik dibandingkan
𝛼𝑓 = 𝛼𝑖 − 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑔𝑏𝑎𝑐𝑘 = 1.571 − 0.044 dengan interaksi dari besarnya dua variabel
= 1.527 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 yang lain, sehingga dapat disimpulkan bahwa
𝛼𝑓 1.527
𝐾𝑠 = = = 0.971 untuk mendapatkan springback yang paling
𝛼𝑖 1.571 kecil harus menggunakan variabel kecepatan
penekanan 28 SPM dan holding time 30 s.
Besarnya springback yang dicapai
berbasis pada besarnya sudut punch yang Main effect plot
dibuat, besar sudut punch yang dibuat yaitu
sebesar 89.9847°, pada hasil pengukuran sudut Main effect plot digunakan untuk
kali ini besarnya springback sangat dipengaruhi menguji perbedaan antara rata-rata besarnya
oleh faktor kecepatan penekanan dan waktu variabel (level) terhadap satu atau lebih
penahanan (holding time) juga pada besarnya variabel. Ketika besarnya nilai variabel berbeda
nilai dari kedua variabel yang diambil (level) maka akan memengaruhi respon yang berbeda
bisa dilihat pada hasil pengukurannya yang pula. Main effect plot ini memberikan informasi
berebeda-beda. Pengolahan data yang mengenai tiap-tiap variabel secara individu
dilakukan pada analisis kali ini menggunakan memengaruhi besarnya nilai respon atau untuk
sofware Minitab18. Penjelasan lebih untuk kasus ini yang memengaruhi besarnya
mengetahui pengaruh dari besarnya variabel springback.
kecepatan penekanan dan holding time akan Main effect plot pada gambar 17
disajikan pada interaction plot dan main effect berikut menjelaskan bahwa efek dari variabel
plot. kecepatan penekanan dan variabel holding time
memengaruhi besarnya springback, ditandai
dengan grafik yang fluktuatif dari kedua
variabel tersebut.

7
Gambar 16. Interaction plot

Gambar 17. Main effect plot


Titik paling rendah dari kedua variabel Regresi linier
tersebut merupakan besar nilai springback yang Dari hasil data pengukuran dan
paling baik. Titik paling rendah untuk variabel perhitungan prediksi besarnya springback
kecepatan penekanan yaitu 28 SPM dengan dapat disimpulkan bahwa perhitungan prediksi
springback sebesar 2.1098° dan titik paling besar springback, besarnya sangat berbeda
rendah untuk variabel waktu penahanan dengan hasil uji coba, hasil perhitungan
(holding time) yaitu 30 detik dengan menunjukan besar springback yaitu 19.885°
springback di antara 2.4383° sehingga dapat dan hasil prediksi tabel sebesar 3° sedangkan
disimpulkan bahwa untuk mendapatkan hasil rata-rata hasil pengukuran springback sebesar
springback yang baik (terkecil) yaitu 2.5568°. Hal ini memungkinkan bahwa adanya
menggunakan kecepatan penekanan sebesar 28 variabel kecepatan penekanan dan variabel
SPM atau menggunakan variabel 30 detik holding time berpengaruh terhadap besarnya
holding time. springback yang dihasilkan, sehingga untuk
menyempurnakan rumus perhitungan prediksi

8
besarnya springback terhadap variabel
kecepatan penekanan dan holding time, hasil
pengukuran yang sudah dilakukan bisa
digunakan dan selanjutnya data di olah serta Tabel 4. Perbandingan hasil springback
dibuatkan rumus regresi linear berganda.
Untuk menghasilkan rumus regresi linear Kecepatan Holding Hasil springback (°) k
No
berganda langkah awal yang dilakukan adalah (mm/s) time (s) 1 2 3 factors
membuat persamaan dasar atas variabel 1 300 45 2.2567 19.885 3 0.978
kecepatan penekanan dan holding time. Adapun 2 30 15 2.8785 19.885 3 0.966
persamaan yang didapat yaitu,
Daftar Pustaka
𝑌 = 2.928 + (−0.00249). 𝑋1 + 0.001683. 𝑋2
Luchsinger, H.R. (1984). Tool design 2.
Bandung: Politeknik Mekanik Swiss-ITB
Rumus regresi linear berganda tersebut
bisa digunakan untuk mencari besarnya Tschaetsch, H. (2005). Metal forming practise.
springback dengan menggunakan variabel Dresden: Vieweg Verlag
kecepatan penekanan dan waktu
Budiarto. (2012). Sheet metal forming 2.
penahanan (holding time) pada pemakaian
Bandung: Politeknik Manufaktur Bandung
urethane dengan besar nilai dari kedua variabel
tersebut masih ada pada range yang tersedia. Benson, S.D. (1997). Press brake technology.
Dearborn: Society of Manufacturing Engineers
Kalpakjian, S. dan Schmid, S.R. (2014).
4. Kesimpulan Manufacturing-Engineering and
Berdasarkan hasil analisis pada bab technology. Jurong: Pearson
sebelumnya, terdapat beberapa kesimpulan di Education South Asia Pte Ltd
antaranya:
Choudhury, I.A. dan Ghomi, V. (2013).
1. Penggunaan urethane pada proses v- Springback reduction of aluminum
bending dengan menggunakan batasan, sheet in v-bending dies. (Jurnal).
standar penelitian dan variabel yang ada, Kuala lumpur: SAGE
tidak menunjukan bahwa penggunaan
urethane mampu mengurangi springback Dieter, G.E. (1987). Mechanical Metallurgy.
dibandingkan dengan menggunakan die New York: Mc Graw Hill Book
berbahan baja. Hasil penelitian Company
menggunakan die berbahan baja dapat Ostegard, D.E. (1963). Basic die making.USA:
dilihat di lampiran E. McGraw-Hill Book Company
2. Besar kecepatan pembentukan yang
mampu menghasilkan springback terkecil Lascoe, O.D. (1988). Handbook of fabrication
yaitu 28 SPM dengan springback sebesar processes. West lafayette: Carnes
2.1098° dan besar penahanan (holding Publication Services, Inc.
time) pada pembentukan yang
menghasilkan springback terkecil yaitu 30 Anonym. (TT). Urethane forming. [Online].
s dengan springback sebesar 2.4383°, serta Tersedia di:
dari grafik regresi linier, kecepatan http://www.artofpressbrake.com.
pembentukan merupakan penyebab Diakses pada tanggal 10 Maret 2019.
springback paling dominan dibandingkan Supranto, J. (2000). Statistik-teori dan
holding time. aplikasi. Jakarta: Erlangga
3. Perbandingan hasil pada pemakaian rumus
springback (1) yang di dapat Rahmani, B. Alinejad, G. dkk. (2009). An
(𝑌 = 2.928 + (−0.00249). 𝑋1 + investigation on springback/negative
0.001683. 𝑋2 ), rumus umum springback springback phenomena using finite
(Kalpakjian) (2), dan tabel springback element method and esxperimental
(Budiarto) (3) dan k factors adalah sebagai approach. (jurnal). Mazandaran:
berikut. SAGE

9
10

Anda mungkin juga menyukai