Tugas 2 Teknik Pondasi VERDI M. BANAMTUAN 2973
Tugas 2 Teknik Pondasi VERDI M. BANAMTUAN 2973
Banamtuan
Kelas: A
Soal 1
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dengan pengantar di atas makalah ini penulis buat untuk menggambarkan
dan menjelaskan deskripsi umum, gambar kontruksi, syarat pelaksanaan
konstruksi, bahan kontruksi, peralatan kontruksi, dan prosedur kontruksi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Selain itu, bentuk dari pile cap juga bervariasi dengan bentuk segitiga dan
persegi panjang. Jumlah kolom yang diikat pada tiap pile cap pun berbeda
tergantung kebutuhan atas beban yang akan diterimanya. Terdapat pile cap dengan
pondasi tunggal, ada yang mengikat 2 dan 4 buah pondasi yang diikat menjadi
satu.
3
Gambar 2.2 Pile Cap bentuk persegi
Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang
kemudian akan terus disebarkan ke tiang pancang dimana masing-masing pile
menerima 1/N dari beban oleh kolom dan harus ≤ daya dukung yang diijinkan (Y
ton) (N= jumlah kelompok pile). Jadi beban maksimum yang bisa diterima oleh
pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y ton).
Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat
pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan
beban tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap
juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada. Bentuk dari
pile cap juga bervariasi dengan bentuk segitiga dan persegi panjang. Jumlah
4
kolom yang diikat pada tiap pile cap pun berbeda tergantung kebutuhan atas
beban yang akan diterimanya. Terdapat pile cap dengan pondasi tunggal, ada yang
mengikat 2 dan 4 buah pondasi yang diikat menjadi satu.
5
Gambar 2.5 Macam-macam bentuk pile cap
6
Gambar 2.7 Contoh Perencanaan Pile Cap
7
2.3.2 Penggalian
Tanah digali sesuai dengan ukuran dan kedalaman/elevasi yang
telah direncanakan sesuai gambar rencana. Di dalam gambar elevasi galian
untuk bottom pile cap adalah sebesar – 21,650 meter. Elevasi galian sudah
termasuk 100 mm tebal pasir urug dan 50 mm lantai kerja.
2.3.3 Pemotongan dan Pembongkaran Tiang Bor
Pembongkaran ini dilakukan hanya pada bagian betonnya saja
sehingga menyisakan besi tulangannya yang akan digunakan untuk stek
pondasi sebagai pengikat dengan pile cap. Pemotongan dilakukan hanya
sampai elevasi bottom of concrete yaitu dengan menyisakan beton setebal
100 mm dari lantai kerja pada pile cap.
2.3.4 Pemasangan Bekisting
Metode pemasangan bekisting yang digunakan adalah metode
tradisional, dimana bekisting pile cap menggunakan multipleks bukan
batako. Multipleks dipaku pada balok kayu yang telah ditanam pada tanah,
dan diatur sedemikian rupa sampai menjadi bentuk yang sesuai dengan
gambar. Setelah pemasangan rangkaian Selesai Pekerjaan penggalian
Tanah dengan kedalaman sesuai yang direncanakan
2.3.5 Pengurugan dan Pemasangan Lantai Kerja
Pembuatan lantai kerja dilakukan setelah tanah galian selesai
diurug dengan pasir. Pengurugan dengan pasir setebal 100 mm kemudian
dipadatkan dan diratakan. Pemasangan lantai kerja dilakukan dengan tebal
minimal 5,000 cm diatas urugan pasir. Pembuatan lantai kerja ini
dilakukan dengan membuat adukan sendiri dari pasir dan Portland cement.
2.3.6 Penulangan Pile Cap
Pemasangan besi tulangan yang langsung dirangkai di atas lantai
kerja sesuai dengan ukuran dan jumlah yang telah direncanakan. Diameter
besi tulangan yang dipasang untuk pile cap adalah D19, D25, dan D32.
Pekerjaan pembesian ini juga meliputi tulangan utama atas dan bawah,
tulangan samping, tulangan stek pondasi, pemasangan kaki ayam,
pemasangan beton decking, dan pemasangan stek pile cap sebagai
penghubung menuju kolom.
8
2.3.7 Pengecoran Pile Cap
Sebelum pengecoran terlebih dahulu dilakukan pembersihan dari
debu ataupun kotoran seperti tanah, sisa kawat, maupun plastik pada area
yang akan dicor menggunakan compressor. Pengecoran untuk pile cap
dilakukan sedalam 2 meter dengan mutu beton sebesar f'c 40 Mpa.
9
Gambar 2.9 Bekisting Pile Cap Bentuk Persegi dalam 3D
10
Gambar 2.8 Beton Ready Mix
Pada lokasi proyek, mobil pompa beton sudah harus siap untuk
memindahkan ready mix dari molen ke area pengecoran. Mobil pompa
digunakan pada area cor yang luas dan jauh, karena akan sangat efektif
dari sisi waktu. Waktu pengecoran bisa menjadi 1/10 waktu pengecoran
manual (diperkirakan), dan kualitas cor pun bisa merata keseluruh bidang
cor.
11
Baja tulangan merupakan salah satu bahan beton bertulang yang
direncanakan dapat menahan tarik yang terjadi setelah beton bertulang
tersebut menerima beban kerja. Terdiri dari baja tulangan polos dan baja
tulangan ulir (deform).
Tulangan polos memiliki tegangan leleh (fy) minimal sebesar 240
MPa (disebut BJTP-24), dengan ukuran Ø6, Ø8, Ø10, Ø12, Ø14 dan Ø16
(dengan Ø menyatakan simbol diameter polos).
Tulangan ulir atau deform digunakan untuk tulangan longitudinal
atau tulangan memanjang, dan mempunyai tegangan leleh (fy) minimal
300 MPa (disebut BJTD-30), dengan ukuran D10, D13, D16, D19, D22,
D25, D29, D32, dan D36.
12
maupun senkang kait, dan untuk membengkokan tulangan utama yang
digunakan untuk sambungan.
e. Catut
Alat ini berfungsi untuk memotong kawat bendrat yang digunakan
untuk merangkai tulangan.
13
Gambar 2.13 Catut
14
b) Pencampur Beton ( Concrete Mixer )
Pencampur beton digunakan untuk mengaduk campuran beton untuk
pengecoran dengan volume kecil.
c) Alat Penggetar (Vibrator)
Alat ini digunakan untuk memadatkan adukan beton pada saat dimasukkan
dalam cetakan / bekisting. Dengan demikian diharapkan seluruh bagian
yang dicor dapat terisi beton dengan baik dan rapat, sehingga tidak terjadi
celah-celah kosong yang dapat menyebabkan beton keropos. Vibrator tidak
boleh dibiarkan terlalu lama pada satu tempat dalam adukan beton karena
hal ini dapat menyebabkan segregasi (pemisahan). Vibrator biasanya
dioperasikan dengan mesin bensin, udara dari kompresor atau listrik dan
mesin-mesin.
15
d) Kompresor
Alat ini digunakan untuk proses pembersihan ( cleaning ) area pile cap dan
kolom agar bersih dari lumpur.
e) Pompa dan Selang Air
Pompa air digunakan untuk membuang air hujan yang masuk kedalam pile
cap sebelum dilakukan pengecoran beton dan juga untuk keperluan
penyiraman pada beton yang masih dalam masa perawatan.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pile cap berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada.
Bentuk dari pile cap bervariasi dengan bentuk segitiga dan persegi panjang.
Jumlah kolom yang diikat pada tiap pile cap pun berbeda tergantung kebutuhan
atas beban yang akan diterimanya. Sesuai dengan jenis dan tipe-tipe pile cap. Pile
cap terdiri dari beberapa macam bentuk. Terdapat bentuk persegi, segitiga,
segilima atau bentuk yang lain bergantung pada kontruksi yang direncanakan.
Ukuran pile cap bergantung pada jumlah pondasi dalam yang
dipancang/dibuat. Terdapat dalam ketentuan jika jarak terluar pile cap dengan
pondasi adalah 1,5 diameter pondasi.
Pengerjakan pile cap harus memenuhi syarat pelaksanaan kontruksi. Syarat
pelaksanaan kontruksi tersebut antara lain:
1 Pekerjaan Persiapan Penggalian
2 Pemotongan dan Pembongkaran Tiang Bor
3 Pemasangan Bekisting
4 Pengurugan dan Pemasangan Lantai Kerja
5 Penulangan Pile Cap
6 Pengecoran Pile Cap
Untuk Bahan Kontruksi yang digunakan dalam pembuatan pondasi pile
cap adalah bekisting, ready mix, dan baja tulangan. Sedangkan peralatan yang
digunakan adalah 1) Dalam proses penulangan menggunakan alat pembengkok
tulangan (Bar Bending), alat pemotong tulangan (Bar Cutting), dan catut. 2)
Dalam proses pengecoran menggunakan beberapa peralatan antara lain; truck
mixer, pencampur beton (concrete mixer), alat penggetar (vibrator), kompresor,
pompa dan selang air.
17
Soal 2
Ringkasan tentang “Konsep Tegangan Efektif Tanah” yang di dalamnya
meliputi :
a) Tegangan pada tanah jenuh air.
b) Tegangan pada tanah jenuh air dan rembesan.
c) Gaya rembesan.
Jawab :
a. Tegangan total pada titik A dapat dihitung dari berat volume tanah jenuh air
dan berat volume air diatasnya.
Dimana :
= H γw + (HA – H) γsat
b. Tegangan efektif pada suatu titik di dalam massa tanah akan mengalami
perubahan di karenakan oleh adanya rembesan air yang melaluinya. Tegangan
efektif ini akan bertambah besar atau kecil tergantung pada arah dari rembesan.
dimana terdapat rembesan air ke atas yang disebabkan oleh adanya penambahan
air melalui saluran pada dasar silinder. Kecepatan penambahan air dibuat tetap.
Kehilangan tekanan yang disebabkan oleh rembesan keatas antara titik A dan B
adalah h. Perlu diingat bahwa tegangan total pada suatu titik didalam massa tanah
adalah disebabkan oleh berat air dan tanah diatas titik bersangkutan.
18
Pada titik A.
Tegangan total: A = H1 γw
Tegangan air pori: uA = H1 γw
Tegangan efektif: A' = A - uA = 0
Pada titik B.
Tegangan total: B = H1 γw + H2γsat
Tekanan air pori: uB= (H1 + H2 + h )γw
Tegangan efektif: B' = H2γ' - h γw
Dengan cara yang sama , tegangan efektif pada titik C yang terletak pada
kedalaman z dibawah permukaan tanah dapat dihitung sebagai berikut:
Pada titik C.
Tegangan total: C = H1 γw + zγsat
Tekanan air pori: uC = γw
Tegangan efektif: C' = zγ' - z
2) Rembesan Air Kebawah.
Gradien hidrolik yang disebabkan oleh rembesan air kebawah adalah sama
denganh/H2. Tegangan total, tekanan air pori, dan tegangan efektif pada
titik C adalah:
C = H1 γw + zγsat
u = (H1 + z – iz )γw
C
19
Oleh karena itu , pengurangan gaya total sebagai akibat dari adanya
rembesan adalah:
P1' - P2' = iz γwA
Volume tanah dimana gaya efektif bekerja adalah sama dengan zA. Jadi
gaya efektif per satuan volume tanah adalah= = i γw
Gaya per satuan volume, iγw, untuk keadaan ini bekerja ke arah atas, yaitu searah
dengan arah aliran. Begitu juga untuk rembesan air kearah bawah, gaya
rembesnya per satuan volume tanah adalah iγw.
20