Anda di halaman 1dari 61

dr.

Rafiyandi, SpOG
 WHO : anemia dalam kehamilan Hb< 11 g/dl
 CDC :Hb< 11 g/dl pada trimester ketiga dan < 10,5 g/dl
pada trimester kedua.
 Penyebab anemia : didapat dan diturunkan.
 Penyebab yang didapat termasuk defisiensi besi,
perdarahan, megaloblastik, hemolitik dan anaplastik.
Penyebab yang diturunkan termasuk thalasemia, sickle
cell dan hemoglobinopati lainnya.
 Frekuensi timbulnya anemia dalam kehamilan
tergantung pada suplementasi besi. Taylor dkk
melaporkan rerata kadar hemoglobin sebesar 12,7 g/dl
pada wanita yang mengkonsumsi suplemen besi
sementara rerata hemoglobin sebesar 11,2 g/dl pada
wanita yang tidak mengkonsumsi suplemen
 Anemia defisiensi besi termasuk dalam penyebab
anemia tersering pada ibu hamil.
 Kehamilan → peningkatan volume darah dan
peningkatan kebutuhan zat besi sebesar 1000 mg →
tidak dipenuhi → anemia defisiensi besi.
 Anemia megaloblastik → ec. defisiensi asam folat
atau vitamin B12. (selama kehamilan kebutuhan asam
folat meningkat dari 50-100 ug/hari menjadi 400
ug/hari).
 Hemoglobinopati : gangguan dalam produksi satu
atau lebih rantai globin.
 Thallasemia adalah hemoglobinopati yang
diturunkan, dan diklasifikasikan berdasarkan rantai
globin mana yang mengalami gangguan. Terdapat dua
jenis thallasemia yaitu alfa dan beta.
 Penyakit kronis : penyakit ginjal, systemic lupus
eritematosus, reumatoid artritis, tuberkulosis dan
neoplasma. Mekanisme terjadi anemia karena
perubahan fungsi retikuloendotel, gangguan
metabolisme besi dan eritropoesis yang berkurang.
 Penyebab lain anemia seperti hemolisis dan anemia
aplastik
• Abortus
• Partus prematurus
• Partus lama karena inersia uteri
• Perdarahan post partum karena atonia uteri
• Syok
• Infeksi intra dan post partum
• Dekompensasi kordis jika anemia sangat berat
Hb < 4 g/100ml
 Kematian mudigah
 Kematian janin
 Berat lahir rendah
 Lahir prematur
 Cacat bawaan
 Cadangan besi rendah
Anamnesis
 Kemungkinan penyebab anemia
 Gejala yang ada mungkin tidak jelas dan tidak spesifik
termasuk palpitasi, takikardi, dispneu, nyeri kepala dan
pucat.

Pemeriksaan fisik :
stomatitis angularis, glositis dan kolonikia yang biasanya
ditemukan pada anemia defisiensi.
→darah perifer lengkap dan sediaan apus darah tepi
 Anemia defisiensi besi : mikrositik hipokrom
 Pemeriksaan lanjutan : serum iron dan feritin.
→ Bila feritin < 15 ug/l → anemia defisiensi besi
 Anemia mikrositik hipokrom juga bisa disebabkan
oleh thalassemia (status besi normal)
 Pada kasus hemolisis →gambaran apus darah tepi
menunjukkan proses hemolisis → pemeriksaan
tes Coombs direk dan indirek.
• PREPARAT BESI 100-200 mg/hari/OS. Contoh :
SULFAS FERROSUS / GLUKONAS FERROSUS
• VIT.C
• PARENTERAL → BILA TDK TAHAN PER OS
MISAL: FERRI
• IM → DEKSTRAN BESI (IMFERON)
• IV, BAHKAN TRANSFUSI DARAH
• Pengobatan dilanjutkan hingga 3 bulan
• PENCEGAHAN :
•HAMIL ➔ SF 1 TAB/HARI
➔ Perbanyak komsumsi protein
(DAGING,SUSU,DSB)
→ Perbanyak konsumsi vitamin
(SAYUR & BUAH)
• PROGNOSIS:
BAIK BAGI IBU DAN ANAK
• TERAPI:
• TABLET AS. FOLAT 1-5 mg/hari
• SEBAIKNYA DIBERI BERSAMAAN DGN BESI
• BILA KRN DEFF VIT B12, BERI VIT B12 DGN
DOSIS 100-1000 mg/hari, PER OS ATAU
PARENTERAL
• KADANG2 TRANSFUSI DARAH
Thalassemia
 Pemberian tranfusi PRC untuk mempertahankan kadar
hemoglobin > 9-10 g/dl. Terapi kelasi besi dan pemantauan
adanya overload dari besi yang dapat menimbulkan
kerusakan jantung, hati dan organ endokrin.

Anemia karena penyakit kronis


 Disesuaikan dengan penyakit yang mendasari

Anemia hemolisis
 Penatalaksanaan disesuaikan dengan penyebab hemolisis.
Pada kasus idiopatik dan autoimun maka pemberian
glukokortikoid seperti prednison 1 mg/kg bb/hari cukup
efektif.
 Prognosis tergantung dari penyebab anemia
dan ada tidaknya komplikasi yang timbul
akibat anemia tersebut
• Fisiologi : perubahan dalam system kardiovaskuler
- Hidremia → puncak 32 – 34 mg
- Anemia dilusional (vol plasma ↑ 30 % + sdm ↑
18 % + Hb ↑ 19 %)
- Postpartum → imbibisi ekstravaskuler ke
intravaskuler ≈ vol plasma ↑ (± 2 minggu)
- Frekuensi nadi ↑, prekordium bergeser ke kiri,
bising sistolik di apeks + katup pulmonal
Blood Flow to Other Organs Increased
Peripheral Vascular Resistance Decreased

Blood Pressure Mid pregnancy decrease

Pulmonary Blood Pressure Unchanged


Heart Size Increased
Cardiac output Increased
Stroke volume Increased
Systolic murmurs Common
Diastolic murmurs Potentially pathological

EKG changes LAD, low voltage


• Cardiac output : ↑ 50 %
• Fase aktif : ↑ 40%
• Pemeriksaan jantung saat kehamilan:
• Sering ditemui bunyi jantung tambahan setelah trimester 2
• Diastolic murmurs dianggap kondisi serius
• Systolic murmurs (“flow murmurs”) umum ditemui
• Displacment jantung lebih ke kanan atas
• EKG : left axis deviation and low voltage QRS kompleks
•Frekuensi : 12 % ( >> Riwayat demam
rheuma ) + kelainan kongenital (± 50 %) +
Hipertensi heart disease (peripartum)

•Mortalitas : 8 -15 %
• Penyakit jantung → Hipoksia + sianosis
- Hasil konsepsi † (abortus)
- Hasil konsepsi hidup
❖Prematur
❖IUGR
❖Gawat janin
• Diagnosa (sulit)
- Anamnesis : riwayat sakit jantung
- Pemeriksaan fisik :
❖Bising diastolik, presistolik, pansistolik
❖Pembesaran jantung
❖Bising jantung nyaring (thrill)
❖Aritmia berat
- Progressive dyspnea, orthopnea
- Batuk Nokturnal
- Hemoptysis
- Syncope
- Nyeri dada
- Sianosis
- Clubbing fingers
- Persistent neck vein distention
- Systolic murmur grade 3/6 atau lebih
- Diastolic murmur
- Kardiomegali
- Aritmia persisten
- Persistent split second sound
- Hipertensi pulmonal
Sedang
Ringan • Mitral/ aorta
• ASD / VSD stenosis Berat
• PDA • Riwayat infark • HT pulmonal
• Tetralogi fallot miokard • Sindrom Marfan
yang terkoreksi • Tetralogi fallot
tak terkoreksi
•Kapasitas fungsi jantung
•Komplikasi → peningkatan
beban jantung
•Kualitas pelayanan kesehatan
•Kelas I
No limitation of physical activity
•Kelas II
Slight limitation of physical activity
•Kelas III
Marked limitation of physical activity
•Kelas IV
Inability to performed any physical activity
without discomfort
•Kelas I & II
-Preventif & pengenalan dini tanda CHF
-Cegah bakterial endokarditis →
Preventif terhadap infeksi, Smoking,
obat suntik dkk
-Batasi obat
-Labor & delivery
Kelas I & II persalinan:
✓Partus pervaginam (kecuali indikasi obstetri
✓Kurangi rasa nyeri/painless labor
✓Observasi ketat tanda vital (kontraksi)
✓Intrapartum heart failure (udem paru –
hipoksia –hipotensi)→ tatalaksana sesuai
penyebab
•Kelas I & II masa nifas:
✓HPP, infeksi, anemia &
tromboemboli → komplikasi
yang serius
✓Sterilisasi → stabilisasi KU
•Kelas III & IV
- Pertimbangkan untuk terminasi
- Lebih dipilih persalinan
pervaginam dengan anestesi
epidural
- Prosedur operasi dipertimbangkan jika
fasilitas memadai
• Infeksi Toxoplasma gondii biasanya tidak
berbahaya atau tanpa gejala tetapi dapat
mengasilkan konsekuensi yang berat
pada pasien immunodefisiensi atau
janin yang sedang berkembang
•Infeksi maternal dini
menyebabkan :
→ abortus spontan
→penyakit berat pada bayi seperti
hidrosefalus,korioretinitis dan
keterbelakangan mental.
•Diagnosis dini → untuk
mencegah komplikasi lebih lanjut
TOKSOPLASMOSIS
Toxoplasma gondii
• hospes definitifnya kucing hospes
• perantaranya adalah manusia,
mencit, domba dan babi
Manusia dapat terinfeksi melalui :
1.Memakan daging setengah matang yang
mengandung kista
2.Melalui tranfusi darah.
3.Transmisi Plasenta
4.Transplantasi organ
5.Petugas laboratorium
6.Kontak langsung dengan tangan
7.Air susu binatang.
1. T. akuisita → gejala ringan, lebih berat pada pasien
imunokompromise
2. T. kongenital
sindroma Sabin

hidrocephalus interna
korio retinitis,
konvulsi dan kalsifikasi serebral
MANIFESTASI KLINIS
• abnormal cairan spinal
• anemia
• kejang demam
• splenomegali
• limpadenopati
• hepatomegali
• microsephal
1. DIAGNOSIS KLINIS
→ sukar dibuat karena gejalanya banyak mirip
dengan penyakit lain.

2. DIAGNOSIS LABORATORIUM
a. Diagnosis Parasitogi/ diagnosis langsung
• Pemeriksaan trophozoit langsung
• Isolasi parasit
• Biopsi kelenjer
b. Diagnosis Serologi/ diagnosis tidak langsung

•IgG anti toxoplasmosis positif (> 1 : 10) → 2 -


3 minggu sesudah infeksi (puncaknya 6 - 8
minggu), bertahan hingga 10 tahun.
•IgM → hari ke-7 setelah infeksi dan mencapai
kadar maksimum dalam beberapa minggu.
•IgA → konsentrasi maksimum dicapai dalam
2 - 3 bulan setelah infeksi.
•IgE → penunjuk infeksi kronis
Teknik deteksi zat anti toxoplasma :
• Sabin Feldman Dye test
• Indirect Fluorescent Antibody
• Indirect Hematglutination Test
• Complement Fixation test
• IgF Enzime Linked Immunosorbent Assay
(ELISA)
• Double Sandwich IgM ELISA
•IgM immunoassorbent Agglutinasi
Assay (IgM ISAGA)
•Elektrosineres (untuk toxoplasma
kongenital : IgA, IgE, IgM, IgG)
•ELIFA (Enzyme Linked Immuno
Filtration Assay)
ULTASONOGRAFI (USG)
→ Cerebral ventrikulomegali
→ Calcifikasi Intrakranial
→ Hidrosefalus
→ Mikrosefalus
→ Hydropfetalis
→ Abnormalitas volume cairan amnion
→ Abnormalitas Ukuran Plasenta
→ Pertumbuhan terhambat ,

,
Infeksi akut
1.Spiramisin
banyak terkonsentrasi pada plasenta.
- diduga menurunkan insidens transmisi
maternal-fetal sebesar 60%
- tidak efektif mengobati janin yang
telah terinfeksi
- 1 gram per oral setiap 8 jam.
- Bila tes PCR air ketuban (-), terapi dilanjutkan
sampai akhir kehamilan.
2. Pirimetamin dan sulfadoksin
→ Tes PCR air ketuban (+)
3.Abortus terpeutik dipertimbangkan bila
infeksi terjadi pada trimester I
4.kombinasi trimetoprin-sulametoksazol,
walaupun efektifitasnya untuk terapi in utero
masih dipertanyakan.5,9
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara:
•Memasak daging pada suhu lebih dari 660 C
•Mencuci tangan dengan sabun setelah
memegang daging mentah
•Jangan menyentuh mukosa mulut atau mata
pada saat memegang daging mentah
•Membersihkan sayur dan buah
4. HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

INSIDENSI
 Angka kejadian 7-10% kehamilan
 Angka kematian maternal 33,3%
 Angka kematian bayi 10-35%
 Hampir 75% terjadi pada primigravida
KLASIFIKASI

1. HDK sebagai penyulit yang berhubungan langsung dengan kehamilan,


yaitu PREEKLAMPSIA & EKLAMPSIA
2. HDK tidak berhubungan langsung dengan kehamilan: HIPERTENSI KRONIK
→ adanya hipertensi yang menetap oleh sebab apapun, yang terjadi
pada umur kehamilan <20 mgg atau yang menetap setelah 6 mgg post
partum
3. Super imposed: PREEKLAMPSIA & EKLAMPSIA yang terjadi pada HIPERTENSI
KRONIK
4. Transient Hipertensi: timbulnya HDK pada wanita yang TD normal & tidak
terdapat gejala hipertensi kronik atau PE & E
5. HDK yang tidak dapat diklasifikasikan
PATOFISIOLOGI

1. Terjadi vasospasme menyeluruh


2. Aktivasi sistem koagulasi
3. Kelainan hemostasis
4. Kerusakan sel endotel
5. Kelainan hemodinamik uteroplasenter
DAMPAK HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN

IBU Janin
1. CVD 1. pertumbuhan janin
terhambat
2. decompensatio cordis
2. prematuritas
3. edema paru
3. gawat janin
4. gagal hati
4. kematian janin
5. gagal ginjal
6. DIC
7. solutio plasenta
8. asidosis
Preeklampsia &
Eklampsia
Definisi dan faktor resiko

 Hipertensi TD ≥ 140/90 Faktor resiko :


mmHg yang timbul - Primigravida,
setelah 20 minggu - Hiperplasentosis: kehamilan
kehamilan disertai multipel, diabetes mellitus,
dengan proteinuria hidrops fetalis, bayi besar
 Eklampsia : preeklampsia - Umur yang ekstrim
yang disertai dengan - Riwayat keluarga
kejang-keiang dan atau - Penyakit-penyakit ginjal dan
koma hipertensi yang sudah ada
sebelum hamil
- Obesitas
Gejala dan Komplikasi

 TD ≥ 160/110 mmhg
 Proteinuria lebih dari 5 gr/24 jam
 Edema
 Nyeri epigastric atau kwadran Gejala Impending Eklampsi !!!
atas kanan • Nyeri kepala hebat
 Gangguan fungsi hati • Pandangan mata kabur
• Nyeri ulu hati (mual muntah)
 Trombositopenia
 Komplikasi : HELLP Syndrome,
pertumbuhan janin terhambat,
solusio plasenta,
Tatalaksana Medikamentosa
MgSO4
- Loading dose:
4 gram MgSO4 40% : intravena, (dalam 10 cc kristaloid)
bolus selama ± 15 menit.

- Maintenance dose:
Diberikan 6 gram MgSO4 40% dibuat dengan cara
melarutkan 15 ml larutan MgSO4 dalam Ringer Laktat
500cc habis dalam 6 jam (selama 1x24 jam) pasca
persalinan

Antihipertensi
• Nifedipin 10 – 20 mg per oral, diulangi setelah 30 menit;
maksimum 120 mg dalam 24 jam.
• Metildopa 250-500 mg per 8 jam p.o (pasca persalinan)

Jika kejang berulang setelah 15 menit, berikan MgSO4 40%


dibuat dengan cara mengencerkan 5 ml larutan MgSO4
dalam 5 ml aquades, diberikan bolus (IV) selama 5 menit
DAFTAR PUSTAKA

 Chaury SA, Gad N, et al. Toxoplasmosis and pregnancy. Canadian Family Physician.
2014;60:334-6.
 Cunningham, F. G., Leveno, K. J., Bloom, S. L., Hauth, J. C., Gilstrap, L., & Wenstrom, K.
D. (2014). Williams Obstetrics (24th Edition ed.). New York: The McGraw-Hill
Companies.
 FIGO Committee Report. Good Clinical Practice Advice: Iron deficiency anemia in
pregnancy. Int J Gynecol Obstet. 2019;144: 322-4.
 Oakley C, Warnes CA. 2008. Heart Disease in Pregnancy. Massachusetts : Blackwell
Publishing.
 Peyron F, L’ollivier C, et al. Maternal and Congenital Toxoplasmosis: Diagnosis and
Treatment Recommendations of a French Multidisciplinary Working Group.
Pathogens. 2019;8:24.
 POGI. PNPK Diagnosis dan tatalaksana Preeklampsia. 2018. Jakarta: POGI

 Prawirohardjo, S. 2016. Ilmu Kebidanan. Edisi 4 Cetakan 5. Jakarta: PTBina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.
 Rana S, Lemoine E, et al. Preeclampsia pathophysiology, challenges, and
perspectives. Circulation Research. 2019;124:1094-1112.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai