ID Peran Manajemen Pendidikan Dalam Menghad
ID Peran Manajemen Pendidikan Dalam Menghad
FACHRI WIDANA
7616121138
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017
PERAN MANAJEMEN PENDIDIKAN DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT
EKONOMI ASEAN DAN PENGUATAN USAHA MIKRO KECIL DAN
MENENGAH
Fachri Widana
Magister Manajemen Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
fachriwidana@rocketmail.com
Abstrak
Pendidikan memiliki peranan yang penting dan menjadi modal dalam menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pendidikan menjadi alternative dalam
pengembangan sumber daya manusia, peningkatan sumber daya manusia diharapkan
mampu memberikan kontribusi postitif dalam pembangunan dan pertumbuhan negara.
Peningkatan sumber daya manusia menjadi penting untuk meningkatkan keunggulan
kompetitif negara. Teknik analisis penelitian ini melibatkan interpretasi dengan
menggunakan pendekatan kualitatif (penalaran kritis). Perguruan tinggi memiliki peran tidak
hanya menghasilkan lulusan yang hanya memiliki kecerdasan secara intelektual saja (hard
skill) akan tetapi juga harus mampu melahirkan lulusan yang memiliki kemapuan lebih (soft
skill). Merubah paradigma lulusan dari job seeker menjadi job creator. Perlu adanya
penguatan pada sektor Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) dalam rangka menopang
perekonomian bangsa. Perlu sinegisitas antara pemerintah, pengusaha, dan intelektual
agar dapat tercapai tujuan negara.
Kata Kunci : Pendidikan, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), dan Usaha Mikro
Kecil dan Menegah (UMKM)
Abstract
Education has an important role and a capital in the ASEAN Economic Community (AEC).
Education is becoming an alternative to human resource development, human resource
development is expected to contribute postitif in the development and growth of the country.
Improvement of human resources becomes essential to improve the competitive edge of the
country. The analysis technique involves the interpretation of this study using a qualitative
approach (critical reasoning). The college has a role not only produce graduates who have
only intellectually intelligence alone (hard skills) but also must be able to produce graduates
who have the Traffic over (soft skills). Changing the paradigm of graduates of job seekers into
job creators. Need for strengthening the SME sector in order to shore up the nation's
economy. Need sinegisitas between the government, businessmen, and intellectuals in order
to achieve state goals.
Keywords: Education, the ASEAN Economic Community (AEC), and Small Micro
and Medium Enterprises (SMEs).
Pendahuluan
Perubahan merupakan sebuah keniscahyaan yang tidak mungkin dapat
dihindari. Arus globalisasi semakin kencang dan menuntut kita untuk selalu
melakukan perubahan. Perubahan menjadi tantangan yang harus kita hadapi dan
perlu modal dalam diri agar mampu bersaing dalam persaingan global.
Dipenghujung tahun 2015, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan resmi
diberlakukan. Tidak ada pembatas lagi antar negara di kawasan ASEAN. Persaingan
yang semakin terbuka mendorong suatu negara memiliki keunggulan baik secara
komparatif dan maupun keunggulan absolut agar tetap eksis di arena MEA. Setiap
negara harus mempersiapkan diri untuk menghadapi persaingan tersebut.
Hasil seminar BAPPENAS (28 Mei 2014) dalam menghadapi MEA
Indonesia bukan tanpa masalah, ada beberapa hal yang masih harus diperbaiki
Indonesia, antara lain:
1. Masih tingginya jumlah pengangguran terselubung (disguised unemployment);
2. Rendahnya jumlah wirausahawan baru untuk mempercepat perluasan
kesempatan kerja;
3. Pekerja Indonesia didominasi oleh pekerja tak terdidik sehingga produktivitas
tenaga kerja menjadi rendah;
4. Meningkatnya jumlah pengangguran tenaga kerja terdidik, akibat
ketidaksesuaian antara lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan pasar
tenaga kerja;
5. Ketimpangan produktivitas tenaga kerja antarsektor ekonomi;
6. Sektor informal mendominasi lapangan pekerjaan, dimana sektor ini belum
mendapat perhatian optimal dari pemerintah;
7. Pengangguran di indonesia merupakan pengangguran tertinggi dari 10 negara
anggota asean; ketidaksiapan tenaga kerja terampil dalam menghadapi mea
2015;
8. Tuntutan pekerja terhadap upah minimum, tenaga kontrak, dan jaminan sosial
ketenagakerjaan; serta
9. Masalah tenaga kerja indonesia yang banyak tersebar di luar negeri.
Hal yang dianggap paling penting adalah menyiapkan sumber daya
manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing tinggi. Human capital yang
memadai akan mempermudah percepatan dalam pembangunan, dan pertumbuhan
negara. Untuk menyiapkan human capital yang berkualitas negara perlu
memperhatikan dan dapat memaksimalkan sumber-sumber yang dapat
mendukung untuk mengembangkan human capital.
Langkah yang dapat dilakukan adalah dengan memperkuat dalam sektor
pendidikan, baik pendidikan formal, non-formal dan informal. Hal ini bertujuan
agar membuka peluang seluas-luasnya bagi sumber daya manusia (SDM) yang ada
untuk belajar dan meningkatkatkan kapasits diri melalui pendidikan yang dapat
dijadikan sebagai wahana investasi. Pentingnya investasi dalam pendidikan
didukung oleh Gary S Baker (Cornelia Butler Flora dkk, 2015:110) yang
menyebutkan bahwa modal tidak selamanya dalam bentuk rekening bank, akan
tetapi ada modal yang berbentuk intangible. Modal yang intangible tersebut salah
satunya adalah pendidikan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Kemudian juga di jelaskan jalur pendidikan yang dapat di tempuh yakni jalur
pendidikan formal, informal dan non- formal. Ki Hajar Dewantara (1987:2)
Pendidikan adalah segala daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta
jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan
menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
Pendidikan tidak hanya sebatas ritual transfer pengetahuan yang
dilakukan oleh seorang guru kepada siswa, akan tetapi guru harus memberikan
ruang seluas- luasnya kepada siswa untuk melakukan ekplorasi dalam membangun
suatu kerangka pengetahuan yang utuh yang di dapatkan dari hasil pengalaman
yang siswa dapatkan sehingga melahirkan suatu kebermaknaan dalam belajar.
MEA merupakan akronim dari Masyarakat Ekonomi ASEAN yang
memiliki pola mengintegrasikan ekonomi ASEAN dengan cara membentuk sistem
perdagangan bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN. ASEAN
Economic Community Blueprint (2008:6) AEC envisages the following key characteristics:
(a) a single market and production base, (b) a highly competitive economic region, (c) a
region of equitable economic development, and (d) a region fully integrated into the global
economy. Bila dipandang positif, MEA menjadi sarana untuk memperkecil
kesenjangan antar negara dikawasan ASEAN dalam hal pertumbuhan ekonomi
dengan meningkatkan ketergantungan anggota ASEAN di dalamnya. MEA akan
menjadi kesempatan yang baik karena sekat dan hambatan perdagangan akan
cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal ini akan berdampak pada
peningkatan ekspor akan meningkat dan pada akhirnya akan meningkatkan GDP
Indonesia.
Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dimana penelitian ini
menggunakan latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi
dan dilakukan dengan jalan melibatkan metode yang ada. Agar hasil penelitian
dapat digunakan untuk menafsirkan fenomena yang ada maka perlu pendekatan
dengan menggunakan teknik analisis yang dimana dalam hal ini dilakukan
pendekatan penalaran kritis. Berikutnya teknik analisis penelitian ini melibatkan
interpretasi dengan menggunakan pendekatan kualitatif (penalaran kritis).
Jenis dan sumber data berasal dari buku literature dan jurnal terkait secara
induktif. Analisis secara induktif ini digunakan untuk menemukan kenyataan-
kenyataan jamak sebagai yang terdapat dalam data dan lebih dapat membuat
hubungan peneliti dan responden menjadi eksplisit, dapat dikenal dan akuntabel.
Hasil Pembahasan
1. Iklim Persaingan MEA
Masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) yang yang memiliki pola
mengintegrasikan ekonomi ASEAN dengan cara membentuk sistem
perdagangan bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN.
Thinking Globally, Prospering Regionally – ASEAN Economic Community 2015
(2014:3) AEC will “establish ASEAN as a single market and production base with the
goal of making ASEAN more dynamic and competitive.” Menjadi sebuah tantangan
tersendiri bagi suatu negara. Setiap negara harus mampu dan siap bersaing
dalam arena pemasaran global. Tidak ada lagi skat pembatas antar negara di
kawasan ASEAN.
Persaingan tidak hanya dalam bentuk produk barang dan jasa, akan
tetapi sumber daya manusia juga memiliki peranan penting dalam kemajuan
suatu negara. Sumber daya manusia harus memiliki daya saing yang tinggi
dalam menghadapi MEA. Pesaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin
ketat, pesaing untuk mendapatkan pekerjaan tidak hanya dari dalam negeri
akan tetapi dari kawasan ASEAN siap ber-ekspansi ke Indonesia untuk
mendapatkan pekerjaan.
Para pengguna jasa tenaga kerja tidak hanya memiliki spesifikasi
keahlian yang tinggi dari setiap tenaga kerjanya. Tidak hanya sebuah nilai IPK
yang tinggi akan tetapi juga memiliki kemampuan lain (soft skill) yang di
butuhkan oleh perusahaan. National Association of Colleges and Employers
Hendrawan dkk, (2012:67) menyebutkan bahwa “pada umumnya pengguna
tenaga kerja membutuhkan keahlian kerja berupa 82% soft skils dan 18% hard
skils”.
Dalam menghadapi MEA Indonesia bukan tanpa masalah, ada beberapa
hal yang masih harus diperbaikin Indonesia, antara lain:
a. Masih tingginya jumlah pengangguran terselubung (disguised unemployment);
b. Rendahnya jumlah wirausahawan baru untuk mempercepat perluasan
kesempatan kerja;
c. Pekerja indonesia didominasi oleh pekerja tak terdidik sehingga
produktivitas tenaga kerja menjadi rendah;
d. Meningkatnya jumlah pengangguran tenaga kerja terdidik, akibat
ketidaksesuaian antara lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan pasar
tenaga kerja;
e. Ketimpangan produktivitas tenaga kerja antarsektor ekonomi;
f. Sektor informal mendominasi lapangan pekerjaan, dimana sektor ini belum
mendapat perhatian optimal dari pemerintah;
g. Pengangguran di indonesia merupakan pengangguran tertinggi dari 10
negara anggota asean; ketidaksiapan tenaga kerja terampil dalam
menghadapi mea 2015;
h. Tuntutan pekerja terhadap upah minimum, tenaga kontrak, dan jaminan
sosial ketenagakerjaan; serta
i. Masalah tenaga kerja indonesia yang banyak tersebar di luar negeri.
PENUTUP
Kesimpulan: Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan. Perubahan adalah
suatu keadaan yang sudah pasti terjadi dan perlu adanya penyesuaian agar mampu
bersaing. Pendidikan menjadi ujung tobak dalam pembentukan human capital yang
handal dalam menghadapi perubahan. Sebagai fungsi investasi, pendidikan
memberikan sumbangan dalam peningkatan kualitas hidup, kualitas manusia, dan
pendapatan nasional. Perguruan tinggi memiliki peran tidak hanya menghasilkan
lulusan yang hanya memiliki kecerdasan secara intelektual saja (hard skill) akan
tetapi juga harus mampu melahirkan lulusan yang memiliki kemapuan lebih (soft
skill). Merubah paradigma lulusan dari job seeker menjadi job creator. Perlu adanya
penguatan pada sektor UMKM dalam rangka menopang perekonomian bangsa.
Perlu sinegisitas antara pemerintah, pengusaha, dan intelektual agar dapat tercapai
tujuan negara.
Rekomendasi: (a) Penguatan sektor pendidikan, memberikan ruang seluas-luasnya
bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan agar tujuan dari investasi
pendidikan dapat tercapai dengan baik. (b) Sistem pendidikan tidak lagi mendorong
sekolah atau perguruan tinggi hanya menelurkan tenaga kerja yang siap pakai pada
bursa tenaga kerja, akan tetapi menyiapkan setiap lulusan untuk berwirausaha. (c)
Sinegisitas antara pambuat kebijakan dan pelaksana kebijakan agar tujuan dari
kebijakan yang dikeluarkan dapat diimplementasikan dengan baik dan berimplikasi
pada kemajuan negara.
DAFTAR PUSTAKA
Press
Gary S. Becker, The Concise Enclicopedia Of Economic “Human Capital”.
http://www.econlib.org/library/enc/humancapital.html. Diakses Pada
Senin, 14 September 2015. Pukul 20.45.
Gary S. Becker. Human Capital: A Theoretical And Empirical Analysis, With Special
Reference To Education, Second Edition, Part Investment In Human
Capital: Effects On Earnings. 1975. www.nber.org/chapters/c3733.pdf
Hubeis ,Musa. Prospek Usaha Kecil Dalam Wadah Inkubator Bisnis. 2009. Bogor : Ghalia
Indonesia.
Suhardan, Dadang, Riduwan dan Enas. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. 2012.
Alfabeta : Bandung.
http://www.bappenas.go.id/berita-dan-siaran-pers/ummi-pelajari-persiapan-
indonesia-menghadapi-masyarakat-ekonomi-asean-tahun-2015/ dikases
Senin, 5 Oktober 2015. Pukul 19.50.