Anda di halaman 1dari 8

3.

056 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 31 Tahun ke-7 2018

PENANGANAN ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK DALAM


PEMBELAJARAN

HANDLING EDUCABLY MENTAL RETARDATION IN LEARNING

Oleh: Annafi’atul Hikmah, PSD/PGSD, email: annafiatulhikmah@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penanganan anak tunagrahita mampu didik dalam
pembelajaran di SD Negeri Bangunrejo 2. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru memberikan
penanganan kepada anak tunagrahita mampu didik dalam pembelajaran sebagai berikut: (1) kurikulum
memperhatikan kebutuhan anak tunagrahita dilihat dari metode yang digunakan, materi yang dimodifikasi,
melaksanakan evaluasi, mengembangkan keterampilan mengikuti ketertiban sekolah, membangun keterampilan
interaksi dasar, bergaul dengan baik, membangun kerja sama dengan teman, dan mengembangkan keterampilan
memimpin (2) kondisi lingkungan yang kondusif dilihat dari suasana dalam kelas dan lingkungan di sekitar kelas
atau sekolah (3) pemenuhan kebutuhan dasar anak tunagrahita dilihat dari pemenuhan kebutuhan psikologis dan
sosial (4) bimbingan dan latihan kerja dilihat dari pembelajaran keterampilan.

Kata Kunci: penanganan, tunagrahita mampu didik

Abstract
This research aims at describing the handling of educably mental retardation children in learning of SD
Negeri Bangunrejo 2. This research was qualitative descriptive. The techniques of data collection used
observation, interview, and documentation. The data analysis technique covered data reduction, data display,
and taking conclusion. The results of the research show the handling given by the teachers to educably mental
retardation children in social adjustment as follows: (1) the curriculum considers the needs of mental retardation
children, modifying materials, conducting evaluation, developing the skill of following the school regulations,
building basic interaction skill, getting along well, building team work with friends, and developing the
leadership skill, (2) condusive environment which can be seen from the situation in the class and the environment
around the class and the school, (3) the basic needs fulfillment of mental retardation children which can be seen
from social and psychology needs, (4) the guidance and working practice which can be seen from lifeskill.

Keywords: handling, educably mental retardation

PENDAHULUAN penyandang tunagrahita yaitu membimbing anak


Anak tunagrahita merupakan yang secara didiknya ke arah perkembangan yang positif,
signifikan memiliki intelegensi di bawah normal khususnya untuk mencapai pembelajaran yang
dengan skor IQ sama atau lebih rendah dari 70. baik.
Anak tunagrahita memiliki keterbatasan dalam Berdasarkan observasi pada tanggal 21-28
penyesuaian diri dengan lingkungan, tidak November 2017 terdapat 2 (dua) anak tunagrahita
mampu memikirkan hal yang abstrak dan yang kategori ringan di kelas III SD Inklusif Negeri
berbelit-belit. Layanan pendidikan bagi anak Bangunrejo 2, salah satunya berinisial MF.
tunagrahita berorientasi untuk mengembangakan Selama kegiatan pembelajaran, MF biasanya
kemampuan anak tunagrahita untuk mencapai duduk di bangku paling belakang, pada saat
pembelajaran agar dapat hidup di lingkungan pelajaran jarang siswa lain yang mengajaknya
masyarakat secara mandiri. Guru memegang berinteraksi, sekedar meminjam alat tulis. Pada
peranan yang cukup penting bagi siswa saat jam istirahat, MF suka menyendiri dan
Penanganan Anak Tunagrahita …. (Annafi’atul Hikmah) 3.057

kurang bisa bergaul dengan teman dilihat dari MF Penelitian ini menggunakan observasi
yang suka membeli jajan sendiri. Dalam partisipatif, di mana peneliti mengamati apa yang
observasi awal ini, penanganan anak tunagrahita dikerjakan orang, mendengarkan apa yang
dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru diucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitasnya.
masih banyak mengalami kendala, diantaranya 2. Wawancara
adalah guru masih belum bisa sepenuhnya Penelitian ini menggunakan wawancara
menangani anak tunagrahita dalam pembelajaran mendalam dengan jenis wawancara
yang harus disesuaikan dengan karakter dan semiterstruktur, di mana peneliti tidak hanya
kondisi anak, banyaknya siswa berkebutuhan terpaku pada pedoman yang telah dibuat namun
khusus yang ada dalam satu kelas sehingga guru peneliti juga menggali informasi dengan
kesulitan untuk memberikan pendampingan pertanyaan-pertanyaan tambahan sesuai dengan
khusus. Selain itu pendampingan dari GPK aspek yang akan diteliti.
kurang optimal karena waktu pendampingan 3. Dokumentasi
hanya seminggu sekali atau terkadang tidak Dokumentasi yang dilakukan dalam
pernah hadir sehingga kurang efektif. Hal penelitian ini adalah melampirkan foto yang
tersebut tentu menjadi tantangan guru kelas berkaitan dengan penanganan anak tunagrahita
dalam menghadapi keanekaragaman anak di mampu didik pada saat di dalam kelas maupun
dalam kelas. luar kelas.

METODE PENELITIAN Teknik Analisis Data


Jenis Penelitian Teknik analisis data dalam penelitian ini
Pendekatan yang digunakan dalam adalah sebagai berikut.
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan 1. Reduksi Data
jenis deskriptif. Data yang telah diperoleh melalui
observasi yang dilakukan pada guru baik di kelas
Tempat dan Waktu Penelitian
maupun di luar kelas serta hasil wawancara yang
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri
telah dilakukan oleh beberapa narasumber dipilah
Bangunrejo 2. Waktu penelitian adalah bulan
dan difokuskan pada hal yang penting sesuai
Januari - Februari 2018.
dengan keperluhan penelitian mengenai
penanganan anak tunagrahita mampu didik dalam
Subjek Penelitian
pembelajaran.
Subjek dalam penelitian ini adalah guru
2. Penyajian Data
kelas III SD Negeri Bangunrejo 2.
Data yang telah diperoleh melalui
Teknik Pengumpulan Data observasi dan wawancara, setelah dipilah
Pada penelitian ini teknik pengumpulan kemudian akan disajikan dalam bentuk tabel
data yang digunakan adalah sebagai berikut. dengan beberapa poin yang menjadi garis besar
1. Observasi
3.058 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 31 Tahun ke-7 2018

penanganan anak tunagrahita mampu didik dalam pembelajaran di setiap akhir pembelajaran.
pembelajaran. Evaluasi pembelajaran berupa tes tertulis dan
3. mifPenarikan Kesimpulan tes lisan. Hasil akhir evaluasi antara MF dan
Berdasarkan data yang telah direduksi dan siswa normal dibedakan oleh guru. Hal ini
disajikan, peneliti membuat kesimpulan yang sesuai yang diungkapkan oleh guru dalam
didukung dengan bukti yang kuat pada tahap wawancara: “Evaluasi dilakukan dengan tes
pengumpulan data. tertulis dan biasanya juga tes lisan. Tes tertulis
dilakukan dengan menggunakan LKS dan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
lembar evaluasi berupa soal isian singkat,
Hasil Penelitian
essay, atau pilihan ganda.”
1. Kurikulum Sekolah Harus Memperhatikan
d. Mengembangkan Keterampilan
Kebutuhan Anak Tunagrahita
Mengikuti Ketertiban Sekolah
a. Metode Pembelajaran yang Digunakan
Berdasarkan hasil penelitian, guru
Dari hasil observasi menunjukkan bahwa
menyampaikan kepada MF untuk mematuhi
metode pembelajaran yang digunakan guru
ketertiban sekolah. Diantaranya pada saat
kelas untuk MF sama seperti siswa normal
pelajaran MF tidak memakai sepatu, seragam
yaitu ceramah, penugasan, tanya jawab, dan
yang dipakai MF tidak rapi, MF terlambat
kerja kelompok. Hal ini selaras dengan hasil
masuk sekolah, tidak melaksanakan piket,
wawancara dengan guru: “Metode yang
tidak memakai baju olahraga pada saat
dilakukan untuk MF ya ceramah, saya beri
pelajaran olahraga, dan pada saat tidak
tugas ya mba, penugasan, tanya jawab, atau
mengerjakan PR. Guru menasehati MF untuk
kerja kelompok sewaktu-waktu. Sama seperti
tidak mengulangi kesalahannya. Hal ini selaras
siswa lainnya.”
dengan pernyataan teman MF yang berinisial
b. Materi yang Digunakan untuk Anak
VN saat diwawancarai: “Iya mba, bu guru
Tunagrahita
menyampaikan kepada MF untuk mematuhi
Berdasarkan hasil observasi, materi
peraturan.”
yang digunakan dalam mengajar MF
e. Membangun Keterampilan Interaksi Dasar
dimodifikasi, yaitu guru mengurangi materi
Berdasarkan hasil observasi, guru
dan guru menyajikan materi secara berurutan.
berkeliling kelas memeriksa hasil pekerjaan
Hal ini selaras dengan pernyataan guru dalam
siswa dan mendekati MF. Guru menyuruh MF
wawancara: “Materi yang digunakan ya saya
untuk segera menyelesaikan tugas LKSnya.
modifikasi mba kalo untuk MF. Misal kalo
Hal tersebut sesuai dengan wawancara dengan
yang anak normal disuruh membaca 10
guru yang mengungkapkan: “Cara berinteraksi
kalimat atau 12 kalimat, MF hanya 5 kalimat.”
dengan MF ya biasa seperti anak yang lain
c. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran
mba, pada saat pelajaran ya saya berkeliling
Berdasarkan hasil observasi yang
menyuruh MF mengerjakan.”
dilakukan, guru melaksanakan evaluasi
Penanganan Anak Tunagrahita …. (Annafi’atul Hikmah) 3.059

f. Bergaul dengan Baik memimpin bernyanyi di depan kelas. Guru


Dari hasil observasi menunjukkan menunjuk MF untuk memimpin bernyanyi
bahwa agar MF dapat bergaul dengan baik lagu yang berjudul “Yo Dho Dadi Wayang.”
guru menasihati MF dan teman-temannya Hasil wawancara dengan guru
untuk selalu hidup rukun. Guru sesekali mengungkapkan: “Paling saya suruh untuk
mengajak anak-anak sekelas untuk bermain memimpin doa dan memimpin lagu.”
bersama di luar kelas. Hal ini selaras dengan 2. Kondisi Lingkungan Sekitar Harus Kondusif
guru yang mengungkapkan: “Saya sering a. Suasana dalam kelas
mengajak anak-anak bermain bersama di luar Hasil observasi menunjukkan bahwa
kelas mba untuk ngajak rukun gak boleh pilih- suasana kelas di kelas III awalnya kondusif
pilih teman, belajar bergaul dengan baik.” tetapi tidak lama setelah itu sangat ramai.
Selain itu, guru mengajak MF makan bersama Anak-anak berlari-larian dan bermain sendiri,
di kantin sekolah. Hal ini sesuai dengan hanya beberapa orang saja yang mengerjakan
pernyataan guru: “Saya juga biasanya ajak dia LKS.
ke kantin mba, soalnya kasian kan mba dia Hal tersebut sesuai pernyataan AP
sering jajan sendiri.” (teman laki-laki MF) yang menyatakan bahwa
g. Membangun Kerja Sama dengan Teman suasana di dalam kelas ramai. Berikut
Berdasarkan hasil observasi, guru wawacara dengan AP (teman laki-laki AP):
mengembangkan kerja sama MF dengan “Rame mba, nek wis bosen yo rame, mlayu-
teman untuk saling bekerja sama saat kerja mlayu”
kelompok. Guru biasanya membagi kelas b. Lingkungan di sekitar kelas atau di sekolah
menjadi beberapa kelompok. Kelompok Berdasarkan hasil penelitian
dibuatkan oleh guru dengan memencar, anak- lingkungan di sekitar kelas atau di sekolah
anak yang akademiknya bagus memencar yaitu lingkungan di sekitar kelas bersih,
untuk saling mengajari. sekolah berada di ujung gang sempit di daerah
Hal ini sesuai pernyataan guru: pemukiman warga, lokasi sekolah di dekat
“Biasanya sih enggak, kaya ada salah satu sungai, rawan longsor, dan terdapat garis
siswa, dia bilang bu genku bodo-bodo. Ya polisi.
enggak seperti itu to. Kamu yang nganu ya 3. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Anak
ngandani koncone. Tapi ya nganu, biasanya Tunagrahita
anak-anak yang seperti itu cenderung dijauhi. a. Pemenuhan Kebutuhan Psikologis Anak
Karena ngerti to gak pernah nggarap.” Tunagrahita
h. Mengembangkan Keterampilan Memimpin Berdasarkan hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, guru menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan
mengembangkan keterampilan memimpin MF, dasar anak tunagrahita dilakukan oleh guru
yaitu melatih MF untuk memimpin doa dan dengan menyapa anak tunagrahita dengan
3.060 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 31 Tahun ke-7 2018

baik, memperlakukan dengan lemah lembut, paham. Hal ini selaras dengan pernyataan guru
guru memberikan penghargaan berupa pujian selaku guru kelas yang menjelaskan pembelajaran
dan motivasi. keterampilan dilaksanakan untuk menyiapkan
Hal ini sesuai dengan pernyataan guru anak agar memiliki keterampilan dan siap
pada saat diwawancarai: “MF itu kalo bekerja.
mengerjakan suka males-malesan ya mba, Pembahasan
sering melamun. Kalo dia lagi kesusahan 1. Kurikulum Sekolah Harus Memperhatikan
seperti itu, saya ya biasanya beri dia motivasi, Kebutuhan Anak Tunagrahita
biar semangat. Motivasi biar dia mau a. Metode Pembelajaran yang Digunakan
mengerjakan.” Guru kelas menggunakan metode
b. Pemenuhan Kebutuhan Sosial Anak pembelajaran ceramah, penugasan, tanya
Tunagrahita jawab, dan kerja kelompok kepada MF.
Berdasarkan hasil observasi Seperti yang dikatakan oleh Mumpuniarti
menunjukkan bahwa guru bertanya tentang (2007: 76) bahwa metode yang dipilih harus
pendapat MF di depan teman-temannya. Pada sesuai dengan kemampuan atau tujuan yang
saat guru bertanya kepada siswa tentang ingin dicapai, karakteristik siswa, serta usia
kentang bisa dibuat apa saja, guru menunjuk kronologisnya.
MF untuk memberikan pendapatnya. Hal ini b. Materi yang Digunakan untuk Anak
sesuai dengan pernyataan guru dalam Tunagrahita
wawancara: Materi yang digunakan guru dalam
“Ya mba, saya selalu memberi mengajar MF yaitu dengan materi yang
kesempatan MF untuk menyampaikan dimodifikasi dengan mengurangi materi.
pendapatnya, walaupun biasanya dia susah Seperti yang diungkapkan oleh Apriyanto
bilangnya, diam saja, saya terus tanya MF agar (2012: 85) yang mengatakan bahwa untuk
mau berpendapat. Salah ya gak papa yang anak berkebutuhan khusus yang memiliki
penting mau jawab dan diakui sama teman- intelegensi di bawah normal seperti
temannya ya mba.” tunagrahita, materi dalam kurikulum sekolah
4. Bimbingan dan Latihan Kerja regular dapat dikurangi atau diturunkan
Berdasarkan hasil observasi, bimbingan tingkat kesulitannya seperlunya, atau bahkan
dan latihan kerja diberikan untuk MF melalui dihilangkan bagian tertentu.
pembelajaran keterampilan yang ada di sekolah. c. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran
Pembelajaran keterampilan yang dilakukan Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran
seperti menanam, membuat bros, membuat yang dilakukan guru yaitu tes tertulis berupa
kerajinan dari bubur kertas, membuat gelang dari pilihan ganda atau isian singkat, atau essay.
manik-manik, dan membuat kecambah. Guru Hal tersebut sesuai dengan uraian yang
membimbing MF secara bertahap sampai MF disampaikan Tarmansyah (2007: 195) bahwa
Penanganan Anak Tunagrahita …. (Annafi’atul Hikmah) 3.061

dalam melaksanakan evaluasi hal yang harus dengan teori yang disampaikan oleh Wiyani
dilakukan adalah melakukan penilaian (2016: 111) bahwa keterampilan
selama kegiatan pembelajaran berlangsung bersosialisasi agar anak tunagrahita dapat
secara lisan, tertulis, maupun melalui bergaul dengan baik adalah dengan
pengamatan. memberikan terapi bermain kooperatif yang
d. Mengembangkan Keterampilan mana anak tunagrahita dilibatkan dalam
Mengikuti Ketertiban Sekolah kegiatan bermain dengan anak normal.
Guru menasihati MF untuk tidak g. Membangun Kerja Sama dengan Teman
mengulangi kesalahannya dan mengarahkan Guru membangun kerja sama MF
MF untuk lebih mematuhi peraturan tata dengan teman-temannya untuk saling bekerja
tertib di sekolah. Guru menyampaikan sama di dalam kelompok. Guru membagi
dengan tegas namun tidak membentak. Hal kelas menjadi beberapa kelompok, agar MF
ini sesuai dengan yang diungkapkan Putranto bisa membaur dengan teman-temannya. Hal
(2015: 283) yang mengatakan bahwa serupa juga diungkapkan teori Munawir
menghadapi siswa yang bermasalah dengan Yusuf (dalam Mifzal, 2012: 39) bahwa
amarah yang berlebihan (kurang manusiawi) alasan perlunya kerja sama dalam kelompok
hanya akan memperburuk keadaan. adalah untuk memudahkan anak melakukan
e. Membangun Keterampilan Interaksi pembelajaran.
Dasar h. Mengembangkan Keterampilan
Guru membangun keterampilan Memimpin
interaksi dasar kepada MF dengan cara Guru mengembangkan keterampilan
berkeliling kelas untuk memeriksa hasil memimpin MF dengan melatih memimpin
pekerjaan siswa. Pada saat MF sedang doa dan bernyanyi di kelas. Hal ini sesuai
mengerjakan LKS, guru mendekati MF dan dengan teori yang diungkapkan oleh Wiyani
memeriksa pekerjaan MF. Seperti yang (2016: 111) bahwa anak tunagrahita perlu
diungkapakan Sudrajat (2013: 94) yang diberi kepercayaan untuk melakukan tugas
mengatakan bahwa untuk mendekati siswa, bahkan menjadikannya sebagai pemimpin
guru berjalan mendekat dan berdiri di dalam melaksanakan tugas tersebut.
samping siswa, sebagai bentuk perhatian dan 2. Kondisi Lingkungan Sekitar Harus Kondusif
kesenangan terhadap siswa. a. Suasana dalam Kelas
f. Bergaul dengan Baik Suasana di dalam kelas III masih
Cara guru agar MF dapat bergaul belum kondusif. Hal ini terlihat dari anak-
dengan baik bersama teman-temannya semua anak berlari-larian dan bermain sendiri. Hal
adalah guru mengajak anak-anak satu kelas ini tentu membuat MF tidak bisa
untuk bermain bersama di luar kelas, berkonsentrasi dalam pembelajaran. MF
contohnya bermain ular-ularan. Hal ini sesuai memerlukan suasana kelas yang tenang. Hal
3.062 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 31 Tahun ke-7 2018

ini sesuai dengan teori Smart (2012: 134) pendapat Mumpuniarti (2000: 84) bahwa
bahwa suasana yang kondusif dapat membuat mendapatkan pengakuan di depan teman-
anak tunagrahita dalam belajarnya merasa temannya, mendapat kedudukan dalam
nyaman. Cara guru mengatasinya adalah kelompok merupakan kebutuhan sosial anak
dengan menyuruh anak-anak di kelas III tunagrahita.
untuk diam. 4. Bimbingan dan Latihan Kerja
b. Lingkungan di Sekitar Kelas atau Bimbingan dan latihan kerja diberikan
Sekolah untuk MF melalui pembelajaran keterampilan
Lingkungan di sekitar kelas tampak diantaranya, menanam pohon cabai, membuat
bersih dan asri terlihat banyak tanaman di bros, membuat kerajinan dari bubur kertas,
sekitar kelas. Guru mengadakan kegiatan membuat gelang dari manik-manik, dan membuat
rutin kerja bakti setiap hari Jumat. Namun, kecambah. Pembelajaran keterampilan
sekolah terletak di dekat sungai yang rawan dilaksanakan untuk menyiapkan anak agar
longsor. Hal ini berbahaya bagi mobilitas memiliki keterampilan dan siap bekerja setelah
warga sekolah, harus berhati-hati. lulus nanti. Hal ini selaras dengan pendapat
3. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Anak Putranto (2015: 215) bahwa bagi anak tunagrahita
Tunagrahita yang memiliki IQ di bawah rata-rata tetap
a. Pemenuhan Kebutuhan Psikologis Anak diharapkan untuk dapat hidup mandiri. Oleh
Tunagrahita karena itu, mereka perlu diberikan pendidikan
Guru memenuhi kebutuhan psikologi keterampilan sebagai bekal hidup.
MF dengan menyapa MF dengan baik,
memperlakukan dengan lemah lembut, guru SIMPULAN DAN SARAN
memberikan penghargaan berupa pujian dan Simpulan
motivasi. Hal ini sesuai dengan teori Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
Mumpuniarti (2000: 82) bahwa kebutuhan di atas dapat disimpulkan bahwa: 1) Penanganan
psikologis anak tunagrahita menyangkut anak tunagrahita mampu didik yang dilakukan
kebutuhan akan penghargaan, rasa harga diri, guru di dalam pembelajaran meliputi: a) metode
rasa aman, kepercayaan diri, motivasi, pembelajaran yang digunakan yaitu ceramah,
realisasi diri, dan penerimaan lingkungan. penugasan, tanya jawab. b) materi yang
c. Pemenuhan Kebutuhan Sosial Anak digunakan guru untuk anak tunagrahita mampu
Tunagrahita didik yaitu materi yang dimodifikasi oleh guru. c)
Guru memenuhi kebutuhan sosial MF pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang
dengan membuat MF mendapat pengakuan di dilakukan adalah tes tertulis dan tes lisan. d) guru
depan teman-temannya dan membuat MF menasehatinya dengan tegas tanpa membentak
mendapatkan kedudukan di dalam untuk menaati tata tetib. d) interaksi yang
kelompoknya. Hal tersebut sesuai dengan dilakukan yaitu guru berkeliling kelas dan
Penanganan Anak Tunagrahita …. (Annafi’atul Hikmah) 3.063

membimbing anak tunagrahita. e) guru Mifzal, A. (2012). Strategi Pembelajaran untuk


Anak Kurang Berprestasi. Yogyakarta:
membangun kerja sama anak tunagrahita. f) guru
Javalitera.
mengajak MF bermain dan makan di kantin agar
Mumpuniarti. (2000). Penanganan Anak
MF tidak menyendiri g) guru melatih MF
Tunagrahita (Kajian dari Segi
memimpin doa dan memimpin bernyanyi. 2) Pendidikan, Sosial-Psikologis dan Tindak
Lanjut Usia Dewasa. Yogyakarta: FIP
Kondisi lingkungan sekitar dilihat dari suasana di
UNY.
dalam kelas yaitu kurang kondusif karena anak-
Putranto, B. (2015). Tips Menangani Siswa yang
anak sangat ramai. Guru mengatasinya dengan
Membutuhkan Perhatian Khusus: Ragam
menyuruh anak-anak diam. Kemudian dilihat dari Sifat dan Karakter Siswa Spesial dan Cara
Menanganinya. Yogyakarta: Diva Press.
lingkungan di sekitar kelas bersih karena adanya
kegiatan rutin kerja bakti dan guru melaksanakan Smart, A. (2012). Anak Cacat Bukan Kiamat:
Metode & Terapi untuk Anak Berkebutuhan
kegiatan rutin sholat berjamaah. 3) Pemenuhan
Khusus. Yogyakarta: Kata Hati.
kebutuhan psikologis yang dilakukan yaitu guru
Sudrajat, D. & Rosida, L. (2013). Pendidikan
mengajak bersalaman ketika berpapasan, guru
Bina Diri Bagi Anak Berkebutuhan Khusus.
memberikan penghargaan berupa pujian dan Jakarta: Luxima.
motivasi. Pemenuhan kebutuhan sosial yang
Tarmansyah. (2007). Inklusi: Pendidikan untuk
dilakukan guru yaitu memberi kesempatan anak Semua. Jakarta: Direktorat Ketenagaan,
Departemen Pendidikan Nasional.
tunagrahita untuk menyampaikan pendapatnya. 4)
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Bimbingan dan latihan kerja yang dilakukan yaitu
Wiyani, A. N. (2013). Manajemen Kelas teori
melalui pembelajaran keterampilan.
dan Aplikasi Untuk Menciptakan Kelas
Saran Kondusif. Jakarta: Ar-ruz Media.
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka
peneliti memberikan saran yaitu sebaiknya
metode pembelajaran, media yang digunakan, dan
suasana kelas yang kondusif lebih diperhatikan.
Selain itu guru sebaiknya mengikuti diklat,
tentang pendidikan inklusi. Kemudian, sebaiknya
semua siswa bisa berbaur dan menerima
keberadaan anak tunagrahita dan
mengikutsertakan anak tunagrahita dalam
kelompok belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Apriyanto, N. (2012). Seluk Beluk Tunagrahita &


Strategi Pembelajarannya. Yogyakarta:
Javalitera.

Anda mungkin juga menyukai