Anda di halaman 1dari 3

EKONOMI MAKRO

Peserta Tutorial yang berbahagia

Kita bertemu lagi dengan diskusi 6 dengan materi inisiasi Peran Pemerintah dalam Perekonomian dan
Kebijakan Fiskal. Menghadapi permasalahan perekonomian di suatu negara, pemerintah perlu
menerapkan suatu kebijakan untuk mengendalikan permasalahan tersebut. Salah satu kebijakan yang
diterapkan oleh pemerintah adalah kebijakan fiskal yang bertujuan untuk mempengaruhi tinggi
rendahnya tingkat pendapatan nasional melalui pengeluaran pemerintah dan pungutan pajak kepada
masyarakat.

Kebijakan fiskal berkaitan erat dengan penerimaan dan pengeluaran pemerintah, karena itu kebijakan
fiskal dijalankan melalui daftar anggaran negara yaitu APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara). APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara dalam
rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai pertumbuhan
ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabilitas perekonomian, dan menentukan
arah serta prioritas pembangunan secara umum. Bila APBN meningkat, maka penerimaan dan
pengeluaran pemerintah juga meningkat.

Bagaimana menurut anda peran pemerintah dalam perekonomian dan kebijakan fiskal sekarang ini ?

Jawab :

Pareto efisien adalah suatu kondisi alokasi sumber daya yang memiliki karakteristik tidak ada seorang
pun yang kondisi kesejahteraannya dapat menjadi lebih baik tanpa memperburuk kesejahteraan orang
lain. Jika kesejahteraan seseorang masih dapat ditingkatkan tanpa memperburuk kesejahteraan orang
lain, maka kondisi pareto efisien masih belum tercapai. Kondisi ketika kesejahteraan seseorang masih
dapat ditingkatkan tanpa memperburuk kesejahteraan orang lain ini dikenal juga dengan istilah pareto
improvement. Selama masih terdapat pareto improvement, pareto efisien masih belum tercapai.

Di sinilah peran pemerintah dibutuhkan karena perekonomian tidak dapat secara efisien menghasilkan
barang/jasa yang mengoptimalkan kepuasan masyarakat. Muara dari tidak tercapainya efisiensi ini
adalah terciptanya kegagalan pasar. Namun, sebelum membahas lebih jauh mengenai peran
pemerintah, tentu perlu untuk dibahas terlebih dahulu kondisi apa saja yang menyebabkan munculnya
kegagalan pasar.

Terdapat enam kondisi yang menciptakan kondisi kegagalan pasar, yaitu:

1. terdapatnya kegagalan dalam bersaing, terbentuknya monopoli


2. adanya keberadaan barang publik, tidak semua barang dapat disediakan secara efisien oleh
perusahaan swasta
3. adanya eksternalitas yang diciptakan oleh pelaku ekonomi,
4. adanya pasar yang tidak sempurna,
5. adanya kegagalan informasi,
6. adanya ketidakstabilan makro ekonomi.

Peran pemerintah dalam perekonomian.


Menurut Richard Musgrave (1980), pemerintah memiliki tiga peran dalam perekonomian, yaitu.

1. Peran Stabilisasi, pemerintah memiliki tanggung jawab menjaga stabilitas ekonomi, yaitu
menjaga tingkat pengangguran yang rendah dengan tingkat harga yang stabil.
2. Peran Redistribusi Pendapatan, merupakan peran yang dijalankan pemerintah untuk menjamin
agar pendapatan dalam perekonomian dapat terdistribusi ke seluruh masyarakat dalam
perekonomian, pemerintah menjalankan fungsi redistribusi pendapatan dengan menggunakan
instrumen pajak dan subsidi. Sederhananya, dengan adanya pajak dan subsidi, pemerintah
mengambil bagian pendapatan masyarakat (melalui pajak) untuk dialokasikan kepada
masyarakat yang kurang mampu (melalui subsidi).
3. Peran Alokasi Sumber Daya, pemerintah melakukan intervensi terhadap bagaimana
perekonomian mengalokasikan sumber daya. Terdapat dua cara yang dilakukan pemerintah
dalam melakukan peran alokasi sumber daya ini, yaitu intervensi secara langsung dan intervensi
secara tidak langsung. Ketika pemerintah benar-benar menghasilkan barang/jasa tertentu,
berarti pemerintah telah melakukan intervensi langsung, misalnya berupa kegiatan pemerintah
dalam menyediakan sarana dan prasarana pendidikan. Namun ketika pemerintah menggunakan
pajak dan subsidi dalam menjalankan peran alokasi, berarti pemerintah menjalankan kebijakan
intervensi tidak langsung. Bagaimanapun, pajak dan subsidi merupakan mekanisme insentif dan
disinsentif yang diberlakukan pemerintah dan secara tidak langsung dapat mempengaruhi
kegiatan ekonomi suatu sector.

Kebijakan fiskal adalah salah satu kebijakan ekonomi yang dicanangkan suatu negara untuk mengelola
serta mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih kondusif yaitu dengan mengubah atau
memperbaharui pengelolaan pendapatan dan pengeluran negara serta sebagai upaya pengelolaan dana
yang diterima dari pajak. Bila APBN meningkat, maka penerimaan dan ppengeluaran pemerintah juga
meningkat.

Terdapat beberapa kebijakan dalam merumuskan APBN, yaitu:


 Kebijakan anggaran defisit, yaitu: kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih
besar dari pemasukan negara, dengan cara meningkatkan pembelian pemerintah atas barang
dan jasa. Peningkatan pembelian atau belanja pemerintah berdampak terhadap peningkatan
pendapatan nasional.
 Kebijakan Anggaran surplus, yaitu: kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih
besar daripada pengeluarannya.
 Anggaran belanja berimbang, yaitu: bisa terjadi apabila penerimaan pemerintah sama
jumlahnya dengan pengeluaran pemerintah, atau dengan kata lain penerimaan seimbang
dengan pengeluarannya.

Tujuan kebijakan fiskal adalah tetap mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi yang layak tanpa
adanya pengangguran yang berarti di satu pihak atau adanya ketidakstabilan harga-harga umum di
pihak lain dan agar pendapatan nasional riil yang terus meningkat pada laju yang dimungkinkan oleh
perubahan teknologi dan tersedianya faktor-faktor produksi dengan tetap mempertahankan kestabilan
harga-harga umum.
Menurut saya, apabila dilihat secara general terkait peran pemerintah dalam perekonomian dan
kebijakan fiscal saat ini sudah cukup bagus secara perumusan, hal itu terbukti pada saat pemerintah
melakukan kebijakan melalui pembangunan yang membutuhkan banyak tenaga kerja sehingga usaha
pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran dapat diatasi dengan baik dan efisien melalui
kebijakan fiskal tersebut. Selain itu, pengurangan pajak akan meningkatkan investasi karena biaya
investasi yang berkurang, karena investasi yang tinggi dapat menimbulkan lapangan pekerjaan yang
baru. Dengan dilakukannya kebijakan fiskal, pemerintah pun dapat menambah tingkat perekonomian
sehingga tidak akan kesulitan apabila suatu saat nanti kondisi keuangan semakin kritis dan dapat
menyebabkan bertambahnya anggaran nasional secara drastis. Namun kerapkali terjadi kekeliuran
ketika implementasi di Lapangan, dan beberapa kebijakan hendaknya perlu dilakukan evaluasi. Saat ini,
pemerintah berupaya untuk terus menggulirkan beberapa kemudahan melalui berbagai kebijakan untuk
memajukan perekonomian, mendorong kemudahan berusaha, meningkatkan investasi, mendorong
industri dalam negeri dan ekspor, serta mengurangi tingkat kemiskinan. Kebijakan belanja perpajakan
atau sering disebut kebijakan fasilitas pengurangan kewajiban perpajakan yang diberikan kepada dunia
usaha, disamakan seperti belanja negara yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya mendukung
perekonomian.

Dalam menstimulasi perekonomian yang berkembang, terkadang pemerintah perlu memberikan insentif
fiskal dalam kurun waktu tertentu berdasarkan skala prioritas. Pembuatan kebijakan publik tersebut
termasuk di antaranya belanja perpajakan yang memberikan manfaat kepada wajib pajak tertentu,
seperti pengecualian, pengurangan, kredit pajak, penangguhan, bahkan pemberian tarif pajak yang lebih
rendah. Menariknya, dengan harapan memberikan dampak yang signifikan terhadap anggaran
pemerintah, tax expenditure (belanja perpajakan) pada umumnya tidak ditempatkan di bawah
pengawasan yang sama dalam proses anggaran sebagai pengeluaran langsung. Kenyataannya, belanja
perpajakan sendiri hampir tidak pernah mengalami aktivitas analisis biaya dan manfaatnya. Bahkan
beberapa negara tidak dapat memperkirakan pendapatan yang hilang dengan pemberlakuan kebijakan
ini.

Kebijakan fiskal hendaknya selalu dilakukan evaluasi mengikuti perkembangan dinamis isu nasional
maupun global yang terjadi, seperti mewabahnya pandemic Covid-19 seperti yang masih terjadi saat ini.

SUMBER: BMP ESPPA4110/3SKS/MODUL 6 Hal 6.3 – 6.22


SUMBER: MATERI INISIASI 6
SUMBER: kemenkeu.go.id/kebijakan-fiskal/

Anda mungkin juga menyukai