Anda di halaman 1dari 9

1 Edentulous

-Menunjukkan keadaan tidak mempunyai gigi-geligi


- kondisi kehilangan gigi sebagian atau seluruhnya
- kondisi dimana hilangnya seluruh gigi asli.
2 Ekstrusi
-pergerakan vertikal: peregangan timbul pada struktur pendukung dan aposisi tulang untuk
mempertahankan dukungan gigi.
-biasanya terjadi pendarahan pada ligamen periodontal, lalu terjadi ekspansi ruang apikal
di soket tulang alveolar, dan reposisi dan stabilisasi

3 Mobility grade 3
kegoyangan > 1 mm pada segala arah dan/atau gigi dapat ditekan ke arah apical.
4 Ridge alveolar
-jaringan pendukung utama basis gigi tiruan lepas untuk menahan tekanan pengunyahan.
Alveolar ridge terdiri dari mukosa yang menghadap gigi tiruan, submukosa, periosteum
dan tulang alveolar dibawahnya
-lingir tulang dari *mandibula atau *maksila yang mengandung soket gigi dan gigi-geligi
5 Tuberositas maksilaris
Perluasan posterior paling distal dari tulang alveolar rahang atas
6 Sindroma Kelly
-Atau disebut juga Sindrom kombinasi merupakan suatu perubahan kerusakan oral yang
spesifik yang sering terlihat pada pasien yang menggunakan gigi tiruan lengkap rahang atas
dan gigi tiruan sebagian rahang bawah dengan perluasan distal.
- Sindroma kombinasi merupakan kerusakan oral yang spesifik yang sering terlihat pada
pasien yang menggunakan gigi tiruan lengkap rahang atas dan gigi tiruan sebagian rahang
bawahdengan perluasan distal. Sindrom kombinasi pertama kali diidentifikasikan oleh
Ellsworth Kelly pada tahun 1972. Kondisi ini dibenarkan oleh beberapa ahli prostodonsia
yang juga mendefinisikan sindrom kombinasi sebagai gejala khas yang terjadi ketika
rahang atas yang ompong berlawanan dengan gigi-gigi anterior rahang bawah yang asli.

7 Single denture
-adalah gigi tiruan lengkap yang menutupi sebagian atau seluruh gigi asli, restorasi cekat,
atau gigi tiruan sebagian / lengkap lepasan yang dibentuk sebelumnya.
- Single complete denture merupakan gigi tiruan lengkap lepas baik pada rahang atas atau
rahang bawah yang antagonis dengan gigi asli, gigi tiruan tetap, gigi tiruan sebagian lepas
ataupun gigi tiruan
lengkap lepas yang sudah ada.
8 Gigi tiruan immediet
baik lengkap maupun sebagian dibuat untuk menggantikan gigi-gigi setelah gigi-gigi
tersebut dicabut. gigi tiruan immediate dapat dirancang sedemikian rupa sehingga gigi
pengganti diadaptasikan tepat di atas soket residual pada linggir alveolar (open-face)
dengan perluasan bukal atau labial dari basis resin akrilik di dekat gigi-gigi yang dicabut
atau dia diberi poket
9 Gigi tiruan konvensional
Gigi tiruan lengkap bisa dibuat langsung atau konvensional.
Disebut konvensional ketika dibutuhkan beberapa kali kunjungan ke dokter gigi dan
ketika cetakan gigi diperoleh hanya setelah gigi dicabut dan gusi kembali pulih. Di sisi
lain, gigi palsu segera siap bahkan sebelum gigi dicabut.
10 Retensi
Retensi adalah kemampuan gigi tiruan bertahan terhadap pelepasan saat berfungsi maupun
istirahat (secara vertikal)
11 Stabilisasi
kemampuan gigi tiruan bertahan terhadap perpindahan tempat (displacement) saat
berfungsi (secara horizontal).

Karena hanya gigi-gigi asli anterior rahang bawah yang masih tersisa, pasien
cenderung memakai gigi-gigi ini lebih sering sebab lebih dapat menghasilkan daya yang
maksimum. Fungsi anterior yang berlebih dan gerakan yang menyimpang ini terlalu
menekan linggir anterior rahang atas sehingga resorpsi tulang alveolar terjadi. Dengan
hilangnya tulang di bagian anterior, jaringan ikat hiperplastik yang flabby terbentuk pada
linggir anterior. Jaringan hiperplastik ini tidak dapat mendukung landasan gigi tiruan dan
dapat tergulung menjadi epulis fissuratum pada sulkus labial rahang atas.
Ketika ketinggian tulang dan linggir di bagian anterior berkurang, tuberositas di bagian
posterior turun ke bawah. Ada teori yang menyebutkan bahwa tekanan negatif dari gigi
tiruan lengkap rahang atas menarik tuberositas ke bawah seiring dengan naiknya linggir
anterior karena oklusi di bagian anterior. Linggir bagian posterior rahang atas akan
menjadi lebih lebar sesuai dengan perkembangan tuberositas fibrous yang membesar.
Menurunnya tuberositas menghasilkan tekanan berlebih pada linggir posterior rahang
bawah dan menyebabkan resorpsi pada linggir posterior rahang bawah. Dengan adanya
perubahan ini, dataran oklusal berpindah lebih ke atas pada regio anterior dan ke bawah
pada regio posterior.

Gerakan tipping pada bagian anterior gigi tiruan lengkap rahang atas dan gerakan yang
lebih menurun pada bagian posterior akan mengurangi kontak pada gigi-gigi anterior
rahang bawah, sehingga setelah beberapa lama gigi-gigi anterior rahang bawah akan
ekstrusi. Kemudian terjadi ketidaksesuaian dataran oklusal dan pasien dapat mengalami
kehilangan dimensi vertikal yang sesuai. Estetik menjadi buruk karena pada pasien tidak
tampak gigi-gigi anterior rahang atas, akan tetapi gigi-gigi anterior rahang bawah justru
lebih banyak terlihat dan dataran oklusal turun untuk membebaskan gigi-gigi posterior
rahang bawah.

-Resorbsi tulang alveolar merupakan proses biofosikal yang kompleks dan sering terjadi
setelah pencabutan gigi. Atropi alveolar ridge sering terjadi selama satu tahun setelah
pencabutan gigi yang kemudian diikuti resorbsi alveolar ridge baik secara perlahan
maupun progresif.

Adapun sindrom kombinasi klasik mencakup:


 Kehilangan seluruh gigi rahang atas
 Kehilangan tulang yang parah pada premaksila dengan disertai penggantian jaringan lunak
 Terdapat enam atau lebih gigi-gigi anterior rahang bawah, kelas 1 Kennedy, dan kehilangan
 tulang posterior mandibula yang parah
 Dimensi vertikal yang sangat jauh dari ideal, terdapat pengurangan sekitar 15 mm
 Gangguan pada estetik wajah

GEJALA
secara umum terdapat tujuh karakteristik yang khas mencakup sindrom ini, yaitu:
1. kehilangan tulang pada bagian anterior di linggir maksilla
2.tuberositas yang menonjol
3.Hiperplasia papila dari mukosa palatum keras
4.Ekstrusi dari gigi-gigi anterior rahang bawah
5.Kehilangan tulang alveolar dan ketinggian linggir di bawah landasan gigi tiruan lepasan rahang
bawah
6.Gangguan estetik
7.Penurunan tinggi dimensi vertical

Ellsworth Kelly, sebagai orang yang pertama kali menggunakan istilah sindrom kombinasi
menjelaskan terdapat lima tanda atau gejala yang umum terjadi pada sindrom ini, yaitu:
1. Kehilangan tulang dari linggir maksila anterior
2. Pertumbuhan yang berlebih dari tuberositas
3. Hiperplasia papila pada palatum keras
4. Ekstrusi gigi-gigi anterior rahang bawah
5. Kehilangan tulang di bawah landasan gigi tiruan sebagian

Saunders et al menjelaskan terdapat enam tanda atau gejala klinis yang berhubungan dengan
sindrom ini, yaitu:
1. Kehilangan dimensi vertikal dari oklusi
2. Perubahan dataran oklusal
3. Reposisi mandibula ke anterior
4. Adaptasi yang buruk dari gigi tiruan
5. Epulis fissuratum
hiperplasia jinak jaringan ikat fibrosa yang berkembang sebagai lesi reaktif terhadap iritasi
mekanis kronis yang disebabkan oleh gigi tiruan yang tidak pas
6. Perubahan periodontal

Tekanan retentif yang berperan terhadap semua permukaan tersebut adalah tekanan otot
dan tekanan fisik. Faktor-faktor yang mempengaruhi retensi gigi tiruan lengkap, terutama pada
rahang atas, yaitu:
1. Faktor fisis
a. Peripheral seal
Efektifitas peripherial seal sangat mempengaruhi efek retensi dari tekanan atmosfer.
Posisi terbaik peripherial seal adalah disekeliling tepi gigi tiruan yaitu pada permukaan bukal
gigi tiruan atas, pada permukaan bukal gigi tiruan bawah. Peripherial seal bersambung dengan
postdam pada rahang atas menjadi sirkular seal
. Sirkular seal ini berfungsi membendung agar udara dari luar tidak dapat masuk ke dalam basis
gigi tiruan (fitting surface) dan mukosa sehingga tekanan atmosfer di dalamnya tetap terjaga.
Apabila pada sirkular seal terdapat kebocoran (seal tidak utuh/terputus) maka protesa akan
mudah terlepas. Hal inilah yang harus dihindari dan menjadi penyebab utama terjadi kegagalan
dalam pembuatan protesa gigi tiruan lengkap.
b. Postdam
Postdam atau posterior palatal seal (khusus pada rahang atas), diletakkan tepat disebelah
anterior vibrating line dari palatum molle dekat fovea palatina.

2. Adaptasi yang baik antara gigi tiruan dengan mukosa mulut. Ketepatan kontak antara basis
gigi tiruan dengan mukosa mulut tergantung pada efektivitas gaya-gaya fisik dari adhesi dan
kohesi, yang bersama-sama dikenal sebagai adhesi selektif.

3. Perluasan basis gigi tiruan yang menempel pada mukosa ( fitting surface). Retensi gigi tiruan
berbanding langsung dengan luas daerah yang ditutupi oleh basis gigi tiruan.

4.Residual ridge,
karena tidak ada lagi gigi yang dapat dipakai sebagai pegangan terutama pada rahang atas.

5.Faktor kompresibilitas jaringan lunak dan tulang dibawahnya untuk menghindari rasa sakit dan
terlepasnya gigi tiruan saat berfungsi

Pencegahan Sindrom Kombinasi


Sindrom kombinasi dapat dicegah dengan cara:
1. Menghindari kombinasi dari gigi tiruan lengkap rahang atas yang berkontak dengan gigi rahang
bawah kelas 1 Kennedy
2. Mempertahankan gigi-gigi posterior yang lemah sebagai penyangga dengan rekomendasi
perawatan endodontik dan periodontik
3. Membuat overdenture pada rahang bawah

4.2 Perawatan Sindrom Kombinasi


Adapun hal-hal yang berkaitan dengan munculnya sindrom kombinasi antara lain:
1. Riwayat kesehatan umum dan kesehatan gigi
2. Evaluasi klinis dan radiografis baik jaringan keras maupun lunak yang berhubungan dengan
penggunaan gigi tiruan
3. Gambaran dari beberapa tanda-tanda inflamasi, jika ada
4. Pemeriksaan kemungkinan dari karies pada pasien-pasien pengguna gigi tiruan, status
periodontal, dan kebersihan mulutnya
5. Faktor-faktor yang diperlukan gigi sebagai penyangga (vitalitas gigi, perubahan morfologi gigi,
jumlah akar, dukungan tulang, kegoyangan gigi, perbandingan mahkota-akar, ada/tidak dan
posisi restorasi, posisi gigi di dalam lengkung, kemampuan retensi dan guide plane)

Perawatan konvensional sindrom kombinasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu hanya
dengan perawatan prostodontik saja, atau dengan kombinasi perawatan prostodontik dan bedah
pra-prostetik.

1. Gigi tiruan sebagian lepasan rahang bawah harus memberikan dukungan oklusal yang positif dari
gigi-gigi asli dan memiliki penutupan maksimal pada landasan yang diperluas ke arah distal. Hal
ini sebanding dengan pendapat Kelly, yaitu landasan gigi tiruan sebagian rahang bawah
sebaiknya diperluas seluruhnya dan harus menutupi retromolar pad dan area buccal shelf
2. Desain gigi tiruan harus kaku dan menghasilkan stabilitas yang maksimal
3. Dataran oklusalnya harus berada tepat saat posisi relasi sentrik dan sesuai dengan dimensi
vertikal
4. Gigi-gigi anterior sebaiknya hanya digunakan untuk kebutuhan fonetik dan estetik saja
5. Gigi-gigi posterior sebaiknya dalam oklusi yang berimbang

Pada tahun 1985, Stephen M. Schmitt menjelaskan pendekatan perawatan yang dapat
meminimalkan perubahan atau kerusakan, dengan menggunakan perawatan objektif yang
dikemukakan Saunders et al, yaitu:
1. Gigi tiruan dibuat dalam 2 tahap
2. Gigi tiruan sebagian rahang bawah dibuat terlebih dahulu
3. Gigi resin akrilik digunakan untuk menggantikan gigi anterior rahang atas
4. Melapisi permukaan oklusal gigi artifisial posterior dengan cast gold

Faktor-faktor retensi pada gigi tiruan penuh adalah adhesi, kohesi, tekanan atmosfer, muskular,
tegangan permukaan, gravitasi, daerah gerong, rotasi arah pasang, dan kesejajaran dinding.
Bentuk tulang alveolus yang membulat, rata, dan lereng yang sejajar memberikan retensi yang
baik karena kemampuannya menahan gaya vertikal dan lateral yang terjadi serta menambah luas
permukaan antara gigi tiruan dan mukosa sehingga dapat menambah faktor fisika retensi gigi
tiruan.

Faktor- faktor retensi adalah:

1)      Undercut

Retensi dari daerah gerong pada jaringan pendukung. Misalnya pada rahang atas di daerah labial
dan tuberositas maksila, pada rahang bawah pada daerah retromylohioid.

2)      Adhesi

Gaya tarik antara molekul yang berbeda jenis, misalnya antara landasan dengan saliva dan saliva
dengan mukosa.

3)      Kohesi

Gaya tarik antara molekul yang sejenis, misalnya antara saliva dengan saliva.

4)      Tekanan Atmosferik

Perbedaan tekanan udara di bawah landasan dengan di luar landasan, di bawah landasan harus 0
(nol).

5)      Gesekan atau Friksi


Gesekan antara dua permukaan, misalnya antara landasan dengan mukosa, gigi sandaran dengan
gigi buatan, linggir alveolar dengan landasan, landasan pada daerah interdental (verkeilung), dan
antara cangkolan dengan gigi sandaran.

6)      Gaya kunyah ke Apikal

Menahan gigi tiruan lepas dari mukosa di bawahnya.

7)      Muskular

Retensi dari otot didapatkan pada saat pencetakan sehingga didapatkan hasil tarikan otot. Otot
yang berperan adalah otot pipi, bibir, lidah, dan palatum.

8)      Tegangan Permukaan

Bekerja pada permukaan zat cair yaitu pada saliva yang berada diseluruh landasan gigi tiruan.

9)      Implan

10)  Magnet

11)  Gravitasi

Gaya tarik bumi yang sangat menguntungkan untuk gigi tiruan rahang bawah. Gravitasi
didapatkan dengan cara mempertebal landasan gigi tiruan sampai batas neutral zone (ruang
setelah gigi asli dicabut, daya antara otot lidah pipi dan gigi tiruan berada dalam keadaan
seimbang).

12)  Kaitan presisi

13)  Cangkolan

Faktor- faktor Stabilisasi

kemampuan gigi tiruan bertahan terhadap perpindahan tempat (displacement) saat


berfungsi (secara horizontal).

1)      Adaptasi Landasan.

2)      Perluasan Landasan à seluas mungkin tanpa mengganggu kenyamanan.


3)      Menentukan gigi sandaran dengan garis fulkrum.

4)      Membuat tiga titik sandaran

5)      Penyususnan gigi artifisial di atas puncak linggir alveolar.

6)      Menghubungkan seluruh bagian gigi tiruan dalam satu kesatuan.

7)      Mengunyah dua sisi.

8)      Menggunakan indirect retainer.

9)      Bracing (cangkolan kerangka logam) à lengan pemeluk pada frame denture,

10)  Memenuhi konsep oklusi berimbang pada saat penyusunan gigi.

11)  Menyusun gigi dengan mengikuti kurva kompensasi (kurva Spee dan kurva Monson).

12)  Mengurangi jumlah gigi (ada atau tidak gigi lawan).

13)  Menentukan dimensi vertikal dan relasi sentrik dengan baik.

14)  Menentukan garis median.

15)  Mengurangi lebar bukolingual gigi.

16)  Menggunakan gigi nonanatomis.

Keuntungan dari immediate denture adalah bahwa pasien tidak akan mengalami


masa ompong atau kehilangan gigi yang cukup lama, sehingga pasien dapat
melanjutkan aktivitasnya kembali, fungsi pengunyahan juga tidak akan terganggu,
resorbsi tulang pada daerah ridge dapat diminimaliskan

Keuntungan pemakaian gigi tiruan immediate antara lain


 sebagai panduan dokter gigi dalam membuat gigi tiruan seperti posisi gigi aslinya,
 mencegah terjadinya perubahan otot-otot wajah dan mulut pasien,
 membantu proses penyembuhan paska pencabutan karena mampu melindungi terbukanya
soket dan mencegah perdarahan dari trauma karena makanan,
 aktifitas lidah dan pergeseran gigi sebelahnya,
 mempertahankan bentuk ridge tetap baik
 berfungsi sebagai dressing atau efek perban untuk membantu penyembuhan luka paska
pencabutan gigi dengan alveolektomi, serta
 mengurangi perdarahan, mempercepat pasien beradaptasi dengan gigi tiruan,
 melindungi jaringan yang sensitif disekitar luka pencabutan dari iritasi, fungsi bicara dan
pengunyahan tetap terjaga,
 mempertahankan embrasur pasien setelah pencabutan serta s
 ebagai panduan dimensi vertikal oklusi.

Anda mungkin juga menyukai