Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN OBSERVASI

PEREKONOMIAN INDONESIA
“ANALISIS PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN
KETENAGAKERJAAN, PERTANIAN SERTA INDUSTRIALISASI DI
KABUPATEN SIDOARJO”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia


Dosen Pembimbing: Ni’matul Istiqomah, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh:

Akmal Naufal (180432625048)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
PROGRAM STUDI S1 EKONOMI PEMBANGUNAN
NOPEMBER 2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji syukur kami panjatkan ke hadirat
Tuhan yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan,
kesempatan serta pengetahuan sehingga Laporan Observasi Perekonomian
Indonesia dengan Judul “Analisis Perkembangan Kependudukan dan
Ketenagakerjaan, Pertanian, serta Industrialisasi di Kabupaten Sidoarjo” ini bisa
selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah


pengetahuan teman-teman mahasiswa pada khususnya dan para pembaca
umumnya tentang Perkembangan Kependudukan dan Ketenagakerjaan, Pertanian,
serta Industrialisasi di Kabupaten Sidoarjo yang merupakan salah satu bagian dari
laporan observasi mata kuliah Perekonomian Indonesia.

Makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini diharapkan bisa
dengan mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami
meminta maaf apabila terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang
berkenan. Serta tak lupa kami juga berharap adanya masukan serta kritikan yang
membangun dari Anda demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

Malang, 09 Nopember 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Kependudukan dan Ketenagakerjaan di Kabupaten Sidoarjo..........................3
2.1.1 Pengertian Penduduk...................................................................................3
2.1.2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Sidoarjo............................4
2.1.3 Konsep dan Definisi Perindustrian..............................................................6
2.1.4 Konsep dan Definisi Ketenagakerjaan........................................................7
2.1.5 Lapangan Kerja Utama di Kabupaten Sidoarjo.........................................8
2.2 Sektor Industri di Kabupaten Sidoarjo............................................................10
2.2.1 Jumlah Industri Rumah Tangga, Industri Kecil Menengah, dan Industri
Besar di Sidoarjo.................................................................................................10
2.3 Pertanian di Kabupaten Sidoarjo.....................................................................11
2.3.1 Potensi Pertanian di Kabupaten Sidoarjo.................................................11
BAB III..........................................................................................................................13
PENUTUPAN................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan........................................................................................................13
3.2 Saran.................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kabupaten Sidoarjo adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.


Ibu kotanya adalah Sidoarjo. Kabupaten ini berbatasan dengan Kota Surabaya dan
Kabupaten Gresik di utara, Selat Madura di timur, Kabupaten Pasuruan di selatan,
serta Kabupaten Mojokerto di barat. Bersama dengan Gresik, Sidoarjo merupakan
salah satu penyangga utama Kota Surabaya, dan termasuk dalam kawasan
Gerbangkertosusila.

Dalam proses pembangunan ekonomi secara nasional maka tidak terlepas dari
pembangunan ekonomi wilayah atau regional. Pembangunan ekonomi wilayah
adalah proses yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam mengatur dan
mengelola sumberdaya yang ada serta membentuk pola kemitraan pemerintahan
wilayah sektor swasta dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru sebagai
perangsang dalam pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Pertumbuhan
ekonomi daerah sangat dipengaruhi oleh keunggulan komparatif dari suatu daerah
itu sendiri, potensi ekonomi serta spesialisasi wilayah yang dimiliki oleh daerah
tersebut (Arsyad, 1999). Istilah dari pola keruangan erat kaitannya dengan istilah-
istilah seperti penyebaran, pemusatan, keterkaitan dan pencampuran posisi atau
lokasi dan lain-lain. Istilah dari pola pemanfaatan tata ruang sangat berkaitan
dengan aspek-aspek distribusi spasial sumberdaya dalam melakukan pemanfatan
menurut tata letaknya, setiap jenis aktivitas menyebar luas yang tidak sama
dengan tingkat penyebaran yang berbeda-beda pula. Dari sudut pandang lain,
sumberdaya dan aktivitas manusia yang memanfaatkannya berpusat pada tingkat
yang tidak sama.

Sektor perekonomian utama Sidoarjo merupakan perikanan, industri dan jasa.


Logo Kabupaten menunjukkan bahwa Udang dan Bandeng merupakan komoditi
perikanan yang utama kota ini. Sidoarjo dikenal pula dengan sebutan "Kota Petis".

1
Sektor industri di Sidoarjo berkembang cukup pesat karena lokasi yang
berdekatan dengan pusat bisnis Jawa Timur (Surabaya), dekat dengan Pelabuhan
Tanjung Perak maupun Bandara Juanda, memiliki sumber daya manusia yang
produktif serta kondisi sosial politik dan keamanan yang relatif stabil menarik
minat investor untuk menanamkan modalnya di Sidoarjo. Sektor industri kecil
juga berkembang cukup baik, di antaranya sentra industri kerajinan tas dan koper
di Tanggulangin, sentra industri sandal dan sepatu di Wedoro - Waru dan Tebel -
Gedangan, sentra industri kerupuk di Telasih - Tulangan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat penulis simpulkan pada makalah, sebagai
berikut:

a. Bagaimana pertumbuhan Kependudukan dan Ketenagakerjaan di


kabupaten Sidoarjo?

b. Apakah sektor Perindustrian menjadi sektor unggulan kabupaten


Sidoarjo?

c. Bagaimana pertumbuhan Pertanian di Kabupaten Sidoarjo?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui pertumbuhan Kependudukan dan Ketenagakerjaan di


kabupaten Sidoarjo

b. Untuk mengetahui apakah sektor Perindustrian menjadi sektor unggulan


kabupaten Sidoarjo

c. Untuk mengetahui pertumbuhan Pertanian di kabupaten Sidoarjo

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kependudukan dan Ketenagakerjaan di Kabupaten Sidoarjo

2.1.1 Pengertian Penduduk


Dalam arti luas, penduduk atau populasi adalah sejumlah makhluk hidup
sejenis yang menempati atau menduduki sebuah tempat tertentu. Bahkan populasi
bisa juga disamakan pada benda-benda sejenis yang berada dalam suatu tempat.
Dalam kaitannya maka pengertian penduduk adalah manusia yang mendiami
dunia atau bagian-bagiannya.

Penduduk adalah semua orang yang bertempat tinggal atau menempati


suatu wilayah geografis Indonesia selama kurang lebih enam bulan tetapi
bertujuan untuk menetap. Pertumbuhan penduduk disebabkan oleh tiga faktor
komponen yaitu: fertilitas, mortalitas dan migrasi. Untuk mengetahui jumlah
penduduk yang berada di wilayah tertentu dalam hal ini di Kabupaten Lamongan
maka perlu dilakukan sensus yang biasa disebut dengan Sensus Penduduk.
Berdasarkan peraturan pemerintah (No.6/1960; No.7/1960) Sensus penduduk
dilaksanakan setiap sepuluh tahun. Dalam pelaksanaannya, sensus penduduk
menggunakan dua tahap, yaitu pencacahan lengkap dan pencacahan
sampel.informasi yang lebih lengkap dikumpulkan dalam pencacahan sampel.

Pendekatan de jure dan de facto diaplikasikan untuk mencakup semua


orang dalam area perhitungan. Mereka yang mempunyai tempat tinggal tetap
didata melalui pendekatan de jure, dimana mereka dicatat sesuai dengan tempat
tinggal mereka masing-masingn secara formal; sedangkan mereka yang yang tidak
mempunyai tempat tinggal tetap didata dengan pendekatan de facto dan dicatat
dimana mereka berada. Semua anggota kedutaan besar beserta keluarganya tidak
tercakup dalam sensus.

3
2.1.2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Sidoarjo

Tabel 1. Luas Wilayah Kabupaten Sidoarjo

4
Kecamatan Luas Tahun
Wilayah

1990 2000 2010

01. Sidoarjo 101 586 146 615


62.56 194.051 S
um ber
02. Buduran 44 844 65 164 92.334
41.03

03. Candi 60 794 92 897


40.67 145.146

04. Porong 58 933 69 337 65.909


29.82

05. Krembung 45 978 53 039 58.358


29.55

06. Tulangan 58 327 67 308 87.422


31.21

07. Tanggulangin 56 597 71 149 84.580


32.29

08. Jabon 42 471 47 683 49.989


81.00

09. Krian 73 245 88 572


32.50 118.685

10. Balongbendo 47 441 57 357 66.865


31.40

11. Wonoayu 50 530 61 666 72.009


33.92

12. Tarik 46 472 53 645 60.977


36.06

13. Prambon 53 212 60 924 68.336


34.23

14. Taman 122 393 176 704


31.54 5 212.857

15. Waru 139 050 210 426


: Badan Pusat Statistik Kab. Sidoarjo

Sidoarjo menjadi salah satu incaran bagi pendatang dari luar daerah untuk
mencari nafkah maupun mencari tempat tinggal. Hal ini dikarenakan letak
Sidoarjo yang berdekatan dengan Kota Surabaya, kota terbesar kedua di
Indonesia. Biaya hidup yang murah dibandingkan dengan Kota Surabaya
membuat nilai tambah bagi pendatang untuk datang ke Sidoarjo. Bayangkan saja
Kabupaten seluas 634,38 km2 ini, memiliki 1.945.252 jiwa penduduk pada tahun
2010 dengan laju pertumbuhan sebanyak 1,60% dari tahun sebelumnya. Laju
pertumbuhan tersebut bahkan lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan
pendudukan di Kota Surabaya yaitu 0,52%. Berdasarkan data Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil), pendatang di Sidoarjo
mencapai 1.000 orang per bulan. Jumlah pendatang ini sesungguhnya sangat
mungkin lebih besar karena banyak yang bermukim di Sidoarjo, tetapi masih ber-
KTP luar Sidoarjo.

Kabupaten Sidoarjo sendiri belum memiliki kebijakan yang mengatur


tentang penduduk tidak tetap hingga saat ini.. Sayangnya, migrasi itu hanya
tercatat ketika warga mengurus surat kepindahan dari daerah asalnya ke Sidoarjo.
Syaratnya cukup dengan membawa surat pengantar dari RT dan kecamatan daerah
asal. Sejauh ini pula surat keterangan tinggal sementara memang belum dirancang
Pemkab Sidoarjo. Sebab, menurut Medi, e-KTP merupakan identitas warga yang
sah dan dapat diterima secara nasional. Di sisi lain, surat migrasi ketika pindah
tempat tinggal sudah cukup mewakili data rekam penduduk. Dari sana,
pertumbuhan penduduk dapat dikontrol dan dimonitoring.

Akibat dari banyaknya penduduk yang bermigrasi ke Sidoarjo, membuat


kebutuhan akan tempat tinggal semakin meningkat. Di sisi lain, lahan yang
tersedia di Sidoarjo untuk mengembangkan perumahan sudah sangat terbatas.
Pemerintah Sidoarjo telah mengantisipasi dengan membangun rusunawa (Rumah
Susun Sewa), di antaranya Rusun Tambaksawah, Rusun Bulusidokare, dan Rusun
Pucang, Wonocolo. Pemerintah Sidoarjo pun berencana akan membangun sebuah

6
rusunawa di sekitar kawasan industri setempat untuk menata kawasan
permukiman buruh. Namun, rusunawa-rusunawa ini belum bisa dimanfaatkan
dengan baik. Bahkan, banyak penyewa rusunawa tersebut adalah warga yang
bekerja di luar Sidoarjo. Diharapkan dengan adanya rusunawa itu dapat memenuhi
kebutuhan akan tempat tinggal di Sidoarjo yang semakin terbatas dan untuk
menampung para penduduk yang bermigrasi ke Sidoarjo.

2.1.3 Konsep dan Definisi Perindustrian


Industri Pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang
melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia,
atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi/setengah jadi, dan atau
barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya,
dan sifatnya lebih dekatkepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan
ini adalah jasa industri/makloon dan pekerjaan perakitan (assembling).

Jasa industri adalah kegiatan industri yang melayani keperluan


pihak lain. Pada kegiatan ini bahan baku disediakan oleh pihak lain
sedangkan pihak pengolah hanya melakukan pengolahannya dengan
mendapat imbalan sejumlah uang atau barang sebagai balas jasa (upah
makloon), misalnya perusahaan penggilingan padi yang melakukan
kegiatan menggiling padi/gabah petani dengan balas jasa tertentu.

Perusahaan atau usaha industri adalah suatu unit (kesatuan)


usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang
atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan
mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur
biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha
tersebut.

Perusahaan Industri Pengolahan dibagi dalam 4 golongan yaitu :

1. Industri Besar (banyaknya tenaga kerja 100 orang atau lebih)

7
2. Industri Sedang (banyaknya tenaga kerja 20-99 orang)
3. Industri Kecil (banyaknya tenaga kerja 5-19 orang)
4. Industri Rumah Tangga (banyaknya tenaga kerja 1-4 orang)

Penggolongan perusahaan industri pengolahan ini semata-mata


hanya didasarkan kepada banyaknya tenaga kerja yang bekerja, tanpa
memperhatikan apakah perusahaan itu menggunakan mesin tenaga atau
tidak, serta tanpa memperhatikan besarnya modal perusahaan itu.

2.1.4 Konsep dan Definisi Ketenagakerjaan


Pengertian istilah Ketenagakerjaan menurut UU No. 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan merumuskan Ketenagakerjaan adalah segala hal yang
berhubungan dengan tenaga kerja di waktu sebelum, selama ataupun sesudah
masa kerja. “ Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja adalah
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna untuk menghasilkan produk
barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat.

Secara garis besar penduduk di suatu Negara di bedakan menjadi dua


golongan yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.ialah penduduk yang berumur
di dalam batas usia kerja. Batasan usia kerja berbeda-beda antara Negara yang
satu dengan Negara yang lain. Tenaga kerja atau (manpower) dibagi menjadi dua
kelompok yaitu angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja. Yang
termasuk dalam angkatan kerja adalah penduduk yang dalam usia kerja 15 tahun –
64 tahun, atau mempunyai pekerjaan namun untuk sementara tidak bekerja dan
tidak sedang mencari pekerjaan. Selanjutnya yang termasuk dalam bukan
angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak
bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan.

Angkatan kerja ini selanjutnya dibagi menjadi dua subkelompok yaitu


pekerja dan pengangguran. Yang di maksud dengan pekerja ialah orang-orang
yang mempunyai pekerjaan dan saat disurvei atau didata memang sedang bekerja,
serta orang yang mempunyai pekerjaan namun untuk sementara waktu tidak

8
sedang bekerja. Adapun yang di maksud dengan pengangguran ialah orang yang
tidak mempunyai pekerjaan atau orang yang tidak bekerja dan masih atau sedang
mencari pekerjaan tetapi belum mendapat pekerjaan. Pengangguran semacam ini
dinyatakan oleh BPS sebagai pengangguran terbuka.

Tenaga kerja yang bukan angkatan kerja dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu
penduduk dalam usia kerja yang sedang menempuh pendidikan, mengurus rumah
tangga yang tidak mendapat upah atau gaji, dan serta penerima pendapatan
lainnya.

2.1.5 Lapangan Kerja Utama di Kabupaten Sidoarjo


Sebaran pekerjaan angkatan kerja dapat dilihat dari tiga aspek yaitu :

 Lapangan pekerjaan
 Sumber pekerjaan
 Jenis pekerjaan

Sebaran angkatan kerja berdasarkan lapangan pekerjaan ini


menggambarkan berbagai sektor-sektor produksi apa atau dimana saja para
pekerja menjadikan sumber nafkahnya. Sebaran pekerjaan menurut status
pekerjaan menjelaskan kedudukan pekerja di dalam pekerjaan yang dijalaninya.
Adapun sebaran ini menurut jenis pekerjaan menunjukkan secara detail apa yang
harus di kerjakan oleh pekerja yang bersangkutan.

Tabel 2. Distribusi Penduduk Berusia 15 Tahun Keatas Yang Bekerja

Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Tahun 2013 - 2014

9
Lapangan Pekerjaan Utama 2013 2014

Pertanian                           6.54                              6.00

Pertambangan dan Penggalian                           0.59                              0.35

Industri                        36.88                           35.65

Listrik, Gas dan Air Minum                           0.21                              0.10

Konstruksi                           5.24                              5.91

Perdagangan, Rumah makan dan Jasa Akomodasi                        21.42                           22.45

Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi                           5.10                              5.42

Lembaga Keuangan, Realestate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan                           4.96                              6.01

Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan                        19.05                           18.11

     

Jumlah                     100.00                        100.00

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Sidoarjo

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa lapangan pekerjaan utama bagi
masyarakat di Kabupaten Sidoarjo terdapat pada sektor industri. Disusul oleh
sektor perdagangan dan sektor jasa di peringkat ke dua dan ketiga. Adapun sector
pertanian dan sektor transportasi berada di urutan berikutnya. Upah tertinggi bagi
yang bekerja yang berstatus sebagai buruh atau karyawan adalah di sektor
pertambangan, akan tetapi di Kabupaten Sidoarjo jumlah penduduk yang berkeja
di sektor pertambangan berjumlah nol koma.

10
Tinggi rendahnya upah dalam bentuk uang tidak menjadi faktor satu-
satunya yang menentukan tingkat produktivitas. Sering berjalannya waktu
terdapat pandangan seakan-akan tingkat upah yang dihitung dengan uang itu
merupakan faktor tunggal yang mungkin mempengaruhi produktivitas.
Berhubungan dengan hal itu dari sudut pengusaha seolah-olah tenaga kerja
dipandang sebagai faktor utama sebagai ongkos produksi. Upah tenaga kerja
hanya dilihat dari sudut pandang permintaan pengusaha akan tenaga kerja. Perihal
upah tenaga kerja hanya aspek permintaan yang diutamakan (demand price of
labour).

2.2 Sektor Industri di Kabupaten Sidoarjo

2.2.1 Jumlah Industri Rumah Tangga, Industri Kecil Menengah, dan


Industri Besar di Sidoarjo
Sektor industri merupakan sektor yang banyak dikembangkan oleh
pemerintah di berbagai daerah, karena sektor industri banyak membantu
meningkatkan pertumbuhan pendapatan. Pada saat ini, tidak hanya industri besar
yang berkontribusi dalam pembangunan sektor industri akan tetapi
berkembangnya sektor industri kecil juga memberikan berkontribusi dalam
meningkatkan pertumbuhan pendapatan suatu daerah. Sektor industri tidak hanya
berkembang di berbagai kota besar di Indonesia tapi juga merambah ke berbagai
daerah. Salah satu daerah yang mengembangkan sektor industri adalah Kabupaten
Sidoarjo. Keberadaan industri di Kabupaten Sidoarjo setiap tahunnya selalu
berkembang, keberadaan industri merupakan salah satu indikator kemajuan suatu
wilayah.

Sektor industri telah memberikan kontribusi dan nilai tambah yang tinggi
sekaligus memberikan kesempatan kerja yang besar, sehingga sektor industri
dianggap sebagai penggerak utama (prime mover) pertumbuhan ekonomi suatu
daerah. Dalam rangka mendorong berkembangnya industri di Kabupaten Sidoarjo
terutama industri manufaktur, pemerintah memberikan fasilitas kemudahan
perijinan dan peningkatan infrastruktur. Disamping itu, Industri Kecil dan
Menengah maupun Industri Rumah Tangga terus didorong agar lebih berkembang

11
melalui kegiatan pelatihan, fasilitasi permodalan, pemasaran dan legalisasi usaha.
Berikut dibawah adalah tabel jumlah Industri Rumah Tangga, Industri Kecil
Menengah dan Besar di kabupaten Sidoarjo.

Tabel 3. Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Industri Sedang

Menurut Kecamatan 2018

Jumlah Perusahaan
Kecamatan
Industri Besar Industri Sedang Jumlah

01. Tarik 3 1 4

02.
Prambon 10 1 11

03. Krembung 18 2 20

04. Porong 11 1 12

05. Jabon 20 3 23

06.
Tanggulangin 32 10 42

07. Candi 40 19 59

12
08.
Tulangan 26 1 27

09.
Wonoayu 26 13 39

10.
Sukodono 16 6 22

11.
Sidoarjo 50 13 63

12.
Buduran 47 27 74

13. Sedati 4 16 20

14. Waru 138 60 198

15. Gedangan 73 39 112

16. Taman 93 45 138

17. Krian 41 20 61

18.
Balongbendo 16 20 36

Jumlah 664 297 961


Sumber : Bps Kabupaten Sidoarjo

13
2.3 Pertanian di Kabupaten Sidoarjo

2.3.1 Potensi Pertanian di Kabupaten Sidoarjo

Kondisi alam Indonesia memiliki potensi sector pertanian yang besar, dengan
berbagai dukungan iklim, hutan sebagai sumber penyerapan air, dan kesuburan
tanah yang tidak bisa dipungkiri lagi. Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah
pertanian yang subur sebagai lumbung pangan, mempertahankan pertanian yang
maju agar bisa swasembada pangan dengan cara identifikasi pertanian dan
menggunakan mekanisasi teknologi tepat guna.

Tabel 4. Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Produksi Padi Sawah dan
Ladang 2018

Luas Panen Bersih Rata-rata Produksi


Kecamatan Produksi (Kw)
(Ha) (Kw/Ha)

           

01.  Sidoarjo                           720.00                               67.33          48 620.00

02.  Buduran                           875.00                               66.33          58 040.00

03.  Candi                       1 554.00                               66.19       102 865.00

04.  Porong                       1 042.00                               67.50          70 337.00

05.  Krembung                       1 948.00                               69.42       135 235.00

06.  Tulangan                       1 443.00                               68.09          98 250.00

07.  Tanggulangin                       1 931.00                               67.51       130 355.00

08.  Jabon                       2 015.00                               68.54       138 115.00

14
09.  Krian                       1 618.00                               68.10       110 185.00

10.  Balongbendo                       2 288.00                               70.04       160 245.00

11.  Wonoayu                       2 523.00                               70.30       177 375.00

12.  Tarik                       3 372.00                               68.29       230 265.00

13.  Prambon                       2 536.00                               67.38       174 750.00

14.  Taman                       1 198.00                               62.90          80 720.00

15.  Waru                           112.00                               67.20            7 045.00

16.  Gedangan                       1 076.00                               63.73          72 310.00

17.  Sedati                       1 025.00                               63.73          65 320.00

18.  Sukodono                       2 692.00                               68.64       184 768.00


Sumber : BPS Kabupaten Sidoarjo

15
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Kabupaten Sidoarjo dengan jumlah penduduk yang cukup padat dengan


jumlah tenaga kerja yang cukup banyak perlu memperhatikan pembangunan guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah.
Perkembangan perekonomian kabupaten Sidoarjo dalam sektor perindustrian
maupun sector pertanian sangat perlu terus dikembangkan. Kedua sector tersebut
saling berkaitan satu sama lain dalam perkembangan perekonomian daerah,
karena  sektor pertanian menunjang sektor industri begitupun sebaliknya.

Dalam pelaksanaannya, pengembangan sektor industri akan dilakukan


secara sinergi dan terintegrasi dengan pengembangan sektor-sektor ekonomi di
lain bidang seperti pertanian, pertambangan, kehutanan, kelautan, perdagangan,
pendidikan, riset dan teknologi dan sebagainya. Konsep daya saing global maupun
internasional merupakan pedoman dalam pembangunan sektor industri, oleh
karena itu selain di bidang sektoral maka seluruh pelaku usaha baik masyarakat
mapun pemangku kebijakan seperti pemerintah daerah merupakan hal yang sangat
penting. Untuk itu diperlukan dukungan dari instasi terkait yang mengatur tugas
dan fungsi pembangunan terhadap sektor industri baik secara sektoral maupun
non-sektoral, baik dari pusat dan daerah secara nasional akan menentukan
keberhasilan pembangunan sektor industri yang di inginkan.

3.2 Saran

Pada sector industri perlu adanya upaya-upaya dari pemerintah untuk penarikan
investor agar semakin banyak penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Sidoarjo

16
mengingat usia produktif dan angkatan kerja di Kabupaten Sidoarjo cukup besar,
dan pengembangan usaha-usaha yang mulai menampakkan perkembangan yang
besar dengan pemerintah merangkul usaha tersebut agar nantinya bisa
memberikan pembukaan peluang kerja.

Pada sektor pertanian diharapkan pemerintah mampu menjaga lahan yang tersisa
dengan baik agar sektor pertanian di Sidoarjo tetap terjaga. Pemerintah juga
diharapkan mampu mengembangkan sektor pertanian dengan optimal walau
dengan lahan yang sedikit.

17
DAFTAR PUSTAKA

Penelitian, B. (2011). Ragam Inovasi Pendukung Pertanian Daerah. Agroinovasi,


Jakarta Selatan.

Suradisastra, K. (2017). Revitalisasi Kelembagaan Untuk Percepatan


Pembangunan Sektor Pertanian Dalam Otonomi Daerah. Analisis Kebijakan
Pertanian, 4(4), 281-315.

Nurmasitha, F. (2013). Pengaruh Kompetensi Pegawai Dan Lingkungan Kerja


Terhadap Kualitas Pelayanan (Studi Pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Sidoarjo). Jurnal Administrasi Publik, 1(6), 1220-1228.

Akhmad, R. (2013). Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Tertib


Administrasi Kependudukan Di Desa Kedungcangkring Kecamatan Jabon
Kabupaten Sidoarjo (Doctoral Dissertation, Upn" Veteran" Jawa Timur).

Suprihatin, H. (2014). Kandungan Organik Limbah Cair Industri Batik Jetis


Sidoarjo Dan Alternatif Pengolahannya. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup
Universitas Riau, 130-138.

18

Anda mungkin juga menyukai