Anda di halaman 1dari 12

MAKALAHKEGAWATDARURATAN MATERNAL &

NEONATAL
“Penilaian Awal Terhadap Kegawatdaruratan”
Dosen Pengampuh : IGNASENSIA D. MIRONG.S.ST.M.Kes

NAMA :MISSIE R W JOLTUWU


TINGKAT: 2B
NIM : PO530324019475

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KUPANG
JURUSAN KEBIDANAN
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara tiba-tiba,
seringkali merupakan kejadian yang berrbahaya Kurang lebih sekitar 160 juta perempuan
di seluruh dunia hamil setiap tahunnya. Pada umumnya kehamilan ini berlangsung
dengan aman. Tetapi, sekitar 1554 menderita komplikasi berat, dengan sepertiganya
merupakan komplikasi yang mengancam jiwa ibu.

Komplikasi ini mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta ibu setiap tahun.
Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu sewaktu hamil atau
dalam waktu 42 hari setelah sesudah berakhirnya kehamilan, tidak bergantung pada
tempat atau usia kehamilan. Indikator yang umum digunakan dalam kematian ibu adalah
Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Ratio) yaitu jumlah kematian ibu dalam
1.000.000 kelahiran hidup. Angka ini mencerminka risiko obstetri yang dihadapi oleh
seorang ibu sewaktu ia hamil. Jika ibu tersebut hamil beberapa kali, risikonya meningkat
dan digambarkan sebagai risiko kematian ibu sepanjang hidupnya, yaitu pribabilitas
menjadi hamil dan probabilitas kematian karena kehamilan sepanjang masa reproduksi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja penialaian awal terhadap kegawatdaruratan ?
2. Bagaimana caranya merujuk cepat, tepat dan aman terhadap kegawatdaruratan ?
3. Bagaimana mencegah kegawatdaruratan ?
4. Bagaimana respon cepat terhadap kegawatdaruratan ?
5. Apa prinsip dasar penanganan kegawatdaruratan ?
6. Apa saja penanganan awal kegawatdaruratan ?
7. Apa saja penanganan lanjut kegawatdaruratan ?
8. Apa prinsip pencegahan,penetuan dan penanganan terhadap syok
kegawatdaruratan?
C. TUJUAN
1. Dapat mengetahui penialaian awal terhadap kegawatdaruratan
2. Dapat mengetahui caranya merujuk cepat, tepat dan aman terhadap
kegawatdaruratan
3. Dapat mengetahui mencegah kegawatdaruratan
4. Dapat mengetahui respon cepat terhadap kegawatdaruratan
5. Dapat mengetahui prinsip dasar penanganan kegawatdaruratan
6. Dapat mengetahui penanganan awal kegawatdaruratan
7. Dapat mengetahui penanganan lanjut kegawatdaruratan
8. Dapat mengetahui prinsip pencegahan,penetuan dan penanganan terhadap syok
kegawatdaruratan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Penilaian Awal Terhadap Kegawatdaruratan

Penilaian awal adalah langkah untuk menentukan dengan cepat kasus obstetri yang
dicurigai dalam keadaan kegawatdarurat dan membutuhkan pertolongan segera dengan
mengidentifikasi penyulit yang dihadapi. Dalam penilaian awal ini, anamnesis lengkap belum
dilakukan. Anamnesa awal dilakukan bersama-sama periksa pandang, periksa raba, dan
penilaian tanda vital dan hanya untuk mendapatkan informasi yang sangat penting berkaitan
dengan kasus. Misalnya apakah kasus mengalami perdarahan, demam, tidak sadar, kejang,
sudah mengedan, atau bersalin berapa lama, dan sebagainya. Fokus utama penilaian adalah
apakah pasieng mengalami syok hipofolemik, syok septik, syok jenis lain (syok kardiogenik,
syok neurologik, dan sebagainya), koma, kejang-kejang, atau koma disertai kejang-kejang,
dan hal itu terjadi dalam kehamilan, persalinan,  atau pasca persalinan.

Pemeriksaan yang dilakukan dalam penilaian awal ialah sebagai berikut


1. Periksa Pandang
a. Menilai kesadaran penderita : pingsan/koma, kejang-kejang, gelisah,
tampak kesakitan.
b. Menilai wajah penderita : pucat, kemerahan, banyak berkeringat.
c. Menilai pernapasan : cepat, sesak napas.
d. Menilai perdarahan dalam kemaluan
2. Periksa Raba
a. Kulit : dingin, demam.
b. Nadi : lemah/kuat, cepat/normal.
c. Kaki/tungkai bawah : bengkak
3. Tanda vital
·      Tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan.
Hasil penilaian awal ini,
berfokus pada apakah pasien
mengalami syok hipovolemik, syok
septic, syok jenis lain, koma, kejang-
kejang atau koma disertai kejang-
kejang, menjadi dasar pemikiran
apakah kasus mengalami perdarahan,
infeksi,
hipertensi/preeklamsia/eklamsia atau
penyulit lain. Dasar pemikiran
ini harus dilengkapi dan diperkuat dengan melakukan pemeriksaan klinik lengkap,
tertapi sebelum pemeriksaan klinik lengkap selesai dilakukan, langkah-langkah untuk melakukan
pertolongan pertama sudah dikerjakan sesuai hasil penilaian awal, misalnya ditemukan kondisi
syok, pertolongan pertama untuk melakukan syok sudah harus dilakukan.

B. Cara Merujuk Cepat, Tepat Dan Aman Terhadap Kegawatdaruratan


Rujukan adalah sistem yang dikelola secara strategis, proaktif, pragmatif, dan koordinatif
untuk menjamin pemerataan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang paripurna dari
komprehensif bagi masyarakat yang membutuhkan terutama ibu dan bayi baru lahir, dimanapun
mereka berada dan berasal dari golongan ekonomi manapun agar dapat dicapai peningkatan derajat
kesehatan dan neonatal di wilayah mereka berada

Korban dirujuk segera. sebelum merujuk maka yang yarus dilakukan adalah
mempersiapkan Penderita yang biasa disingkat BAKSOKUDA yang diartikan sebgai berikut :

1. BIDAN, Pastikan bahwa ibu dan/atau bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalinan
yang kompeten
2. ALAT, Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan, masa nifas dan bayi
baru lahir.
3.  KELUARGA, Beri tahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan/atau bayi
4. SURAT, Berikan surat ke tempat rujukan. Surat ini harus memberikan identifikasi mengenai
ibu dan/atau bayi baru lahir
5.  OBAT, Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke tempat rujukan. Obat-obatan
mungkin akan diperlukan selama perjalanan.
6.  KENDARAAN, Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam
kondisi yang cukup nyaman.
7. UANG, Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup
8. DARAH, Siapkan darah untuk sewaktu-waktu membantu transfusi darah apabila terjadi
perdarahan.

C. Cara mencegah kegawatdaruratan

1
Cara mencegah terjadinya kegawat daruratan adalah dengan melakukan perencanaan yang baik,
mengikuti panduan yang baik dan melakukan pemantauan yang terus menerus terhadap ibu/klien
D. Cara Merespon Cepat, Tepat Dan Aman Terhadap Kegawatdaruratan

Apabila terjadi kegawatdaruratan, anggota tim seharusnya mengetahui peran mereka dan
bagaimana tim seharusnya berfungsi untuk berespon terhadap kegawatdaruratan secara paling efektif.
Anggota tim seharusnya mengetahui situasi klinik dan diagnose medis, juga tindakan yang harus
dilakukannya. Selain itu juga harus memahami obat-obatan dan penggunaannya, juga cara pemberian
dan efek samping obat tersebut. Anggota timseharusnya mengetahui peralatan emergensi dan dapat
menjalankan atau memfungsikannya dengan baik.

E. Prinsip Dasar Penanganan Kegawatdaruratan

1      Dalam menangani kasus kegawatdaruratan, penentuan permasalahan utama (diagnosa) dan
tindakan pertolongannya harus dilakukan dengan cepat, tepat, dan tenang tidak panik, walaupun
suasana keluarga pasien ataupun pengantarnya mungkin dalam kepanikan. Semuanya dilakukan
dengan cepat, cermat, dan terarah. Walaupun prosedur pemeriksaan dan pertolongan dilakukan
dengan cepat, prinsip komunikasi dan hubungan antara dokter-pasien dalam menerima dan
menangani pasien harus tetap diperhatikan.

1. Menghormati hak pasien


2. Gentleness
3. Komunikatif
4. Hak Pasien
5. Dukungan Keluarga (Family Support)

F. Penanganan Awal Kegawatdaruratan

Dalam menatalaksanakan kegawatdaruratan hal yang harus dilakukan :

1) Tetap tenang, berpikir secara logis dan fokuskan pada kebutuhan ibu
2) Jangan meninggalkan ibu sendirian.
3) Laksanakan tanggung jawab hindari kebingungan dengan menunjuk orang lain untuk bertanggung
jawab.

2
4) Berteriak minta bantuan. Minta satu orang untuk mencari bantuan dan satu orang lainnya untuk
mendapatkan peralatan dan kesediaan barang kegawatdaruratan (misal:tabung oksigen, dan alat
kegawatdaruratan lainnya).
5) Jika ibu tidak sadar. Kaji jalan napas, pernapasan dan sirkulasinya.
6) Jika dicurigai terjadi syok, segera mulai terapi walaupun tidak ada tanda syok, tetap kirkan
tentang syok saat mengevaluasi ibu lebih lanjut karna statusnya dapat memburuk dengan cepat.
7) Atur posisi ibu berbaring miring kiri dengan meninggikan kakinya. Longgarkan pakaian yang
ketat.
8) Bicara pada ibu dan bantu agar tetap tenang. Tanyakan tentang apa yang terjadi dan gejala yang
dialami
9) Lakukan pemeriksaan dengan cepat yang meliputi pemeriksaan TTV dan warna kulit.

G. PenangananLanjut Kegawatdaruratan
Penanganan kegawatdaruratan obstetrik ada tidak hanya membutuhkan sebuat tim medis yang
menangani kegawatdaruratan tetapi lebih pada membutuhkan petugas kesehatan yang terlatih untuk setiap
kasus-kasus kegawatdaruratan
1. Prinsip penanganan kasus kegawatdaruratan
2. Pastikan jalan napas bebas
3. Pemberian oksigen
4. Pemberian cairan intravena
5. Pemberian tranfusi darah
6. pasang kateter kandung kemih
7. Pemberian antibiotikaObat pengurang rasa nyeri
8. Penanganan masalah utama
9. Rujukan    

H. Prinsip Pencegahan, Penentuan Dan Penanganan Syok

Syok adalah kondisi hilangnya volume darah sirkulasi efektif.Kemudian diikuti perfusi
jaringan dan organ yang tidak adekuat, yang akibat akhirnya gangguan metabolik selular.Pada
beberapa situasi kedaruratan adalah bijaksana untuk mengantisipasi kemungkinan syok.Seseorang
dengan cidera harus dikaji segera untuk menentukan adanya syok. Penyebab syok harus
ditentukan (hipovolemik, kardiogenik, neurogenik, atau septik syok)

3
Syok adalah kondisi kritis akibat penurunan mendadak dalam aliran darah yang melalui
tubuh.Ada kegagalan sistem peredaran darah untuk mempertahankan aliran darah yang memadai
sehingga pengiriman oksigen dan nutrisi ke organ vital terhambat.Kondisi ini juga mengganggu
ginjal sehingga membatasi pembuangan llimbah dari tubuh

encegahan syok.

Pencegahan syok dilakukan agar kondisi pasien tidak menjadi dalam keadaan yang lebih parah
lagi.  Sebelum melakukan pertolongan harus diingat bahwa tidak jarang anda memasuki keadaan yang
berbahaya. Selain resiko dari infeksi anda juga dapat menjadi korban jika tidak memperhatikan kondisi
sekitar pada saat melakukan pertolongan. Ingatlah prioritas keamanan pada saat memasuki daerah tugas :

. Keamanan anda

Nampaknya egoistis, namun kenyataan adalah bahwa keamanan diri sendiri merupakan prioritas utama. 

. Keamanan lingkungan

Ingat rumus do no further harm karena ini meliputi juga lingkungan sekitar penderita yang belum terkena
cidera. Sebagai contoh adalah saat mendekati mobil yang sudah mengalami kecelakaan, dan keluar asap.

. Keamanan penderita

Betapapun ironisnya, tetapi prioritas terakhir adalah penderita sendiri, karena penderita ini sudah cidera
sejak awal. Apapun yang dilakukan pada penderita ingatlah untuk do no further harm

Penanganan Syok.

Penanggulangan syok dimulai dengan tindakan umum yang bertujuan untuk memperbaiki perfusi
jaringan; memperbaiki oksigenasi tubuh; dan mempertahankan suhu tubuh. Tindakan ini tidak
bergantung pada penyebab syok. Diagnosis harus segera ditegakkan sehingga dapat diberikan pengobatan
kausal. Segera berikan pertolongan pertama sesuai dengan prinsip resusitasi ABC. Jalan nafas (A = air
way) harus bebas kalau perlu dengan pemasangan pipa endotrakeal. Pernafasan (B = breathing) harus
terjamin, kalau perlu dengan memberikan ventilasi buatan dan pemberian oksigen 100%. Defisit volume
peredaran darah (C = circulation) pada syok hipovolemik sejati atau hipovolemia relatif (syok septik,
syok neurogenik, dan syok anafilaktik) harus diatasi dengan pemberian cairan intravena dan bila perlu

4
pemberian obat-obatan inotropik untuk mempertahankan fungsi jantung atau obat vasokonstriktor untuk
mengatasi vasodilatasi perifer

BAB III

PENUTUP

5
A. Kesimpulan
Penilaian awal adalah langkah untuk menentukan dengan cepat kasus obstetri yang dicurigai
dalam keadaan kegawatdarurat dan membutuhkan pertolongan segera dengan mengidentifikasi
penyulit yang dihadapi. Dalam penilaian awal ini, anamnesis lengkap belum dilakukan
Penanganan kegawatdaruratan obstetrik ada tidak hanya membutuhkan sebuat tim
medis yang menangani kegawatdaruratan tetapi lebih pada membutuhkan petugas kesehatan
yang terlatih untuk setiap kasus-kasus kegawatdaruratan. Cara mencegah terjadinya kegawat
daruratan adalah dengan melakukan perencanaan yang baik, mengikuti panduan yang baik
dan melakukan pemantauan yang terus menerus terhadap ibu/klien

Apabila terjadi kegawatdaruratan, anggota tim seharusnya mengetahui peran


mereka dan bagaimana tim seharusnya berfungsi untuk berespon terhadap
kegawatdaruratan secara paling efektif. Anggota tim seharusnya mengetahui situasi klinik
dan diagnose medis, juga tindakan yang harus dilakukannya. Selain itu juga harus
memahami obat-obatan dan penggunaannya, juga cara pemberian dan efek samping obat
tersebut. Anggota timseharusnya mengetahui peralatan emergensi dan dapat menjalankan
atau memfungsikannya dengan baik.

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Lisnawati, Lilis.2017.Asuhan Kebidanan Terkini Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal.


Jakarta.TIM.

Maryunani, Anik.2017.Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal.Jakarta; Trans Info


Media

Rukiyah, Ai Yeyeh.2016. Asuhan Kebidanan IV Patologi Kebidanan.Jakarta: Pustaka Utama

Prawirihardjo, Sarwono.2017.Asuhan Kebidanan.Jakarta:YBPSB

6
7

Anda mungkin juga menyukai