Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH ROLE PLAY

KOMUNIKASI KELOMPOK DALAM KEPERAWATAN

Dosen Pengampu:
Moh. Lutfi, S.Kep.,Ns.,M.Tr.Kep.

Oleh : Kelompok 3
Anggota:

Indra Lukmana (18142010089)


Agus Solihin (18142010105)
Nurieta Aini Rahardjo (18142010111)
Fakihatul Ainaini (18142010085)
Risa Risky Fatima (18142010098)
Humairatus Soffah (18142010108)

STIKES NGUDIA HUSADA MADURA

TAHUN AJARAN 2019 – 2020

BANGKALAN

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat, taufik serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
komunikasi kelompok dalam keperawatanuntuk memenuhi tugas pada mata
kuliah komunikasi keperawatan dengan dosen pengampuM. Luthfi, Ns.,M.Kep.
Berkat dari kerjasama kelompok yang baik kami dapat dengan lancar
menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah tentang komunikasi kelompok
dalam keperawatanini dapat dipergunakan dengan semestinya dan memberikan
pengetahuan bagi para pembaca. Kami sadar makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran yang
membangun akan kami terima untuk menjadi lebih baik ke depannya.

Bangkalan, 19 Oktober 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Komunikasi dan Kelompok..........................................................................7


2.1.1. Pengertian Komunikasi......................................................................7
2.1.2. Pengertian Kelompok.........................................................................7
2.2 Komunikasi Kelompok................................................................................7
2.2.1. Pengertian komunikasi kelompok......................................................7
2.2.2. Tujuan komunikasi kelompok............................................................8
2.2.3 Unsur-Unsur Komunikasi Kelompok................................................9
2.2.4 Penggunaan Komunikasi Kelompok................................................13
2.3 Komunikasi Kelompok Dalam Keperawatan.............................................16
2.3.1 Penggunaan Komunikasi Dalam Kelompok.....................................20
2.3.2 Manfaat Komunikasi Kelompok Dalam Keperawatan.....................22

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan....................................................................................................27
3.2 Saran...........................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan dunia kesehatan yang semakin pesat kian membuka
pengetahuan masyarakat mengenai dunia kesehatan dan keperawatan.Hal ini
ditandai dengan banyaknya masyarakat yang mulai menyoroti kinerja tenaga
kesehatan dan mengkritisi berbagai aspek yang terdapat dalam pelayanan
kesehatan. Pengetahuan masyarakat yang semakin meningkat, berpengaruh
terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan,
termasuk pelayanan keperawatan. Oleh karena itu citra seorang perawat kian
menjadi sorotan.Hal ini tentu saja merupakan tantangan bagi profesi
keperawatan dalam mengembangkan keprofesionalisme selama memberikan
pelayanan yang berkualitas agar citra perawat dimata masyarakat senantiasa
baik.
Sebagai perawat yang baik, kita tidak hanya memiliki pengetahuan yang
luas, empati terhadap klien maupun memiliki komunikasi yang bagus. Perawat
juga harus bisa membuat klien merasa nyaman saat menjalani perawatan di
rumah sakit. Buatlah klien merasa menjalani perawatan dirumah sendiri.
Perhatikan kebutuhan-kebutuhan klien, karena setiap klien mempuanyai
kebutuhan dan keluhan yang berbeda. Lakukan komunikasi dengan keluarga
klien, supaya keluarga klien lebih mengerti tentang penyakit yang dialami oleh
klien, bagaimana cara keluarga klien memperlakukan klien yang sedang sakit
sehingga klien merasa dekat dan mendapat perhatian yang sama dari anggota
keluarga saat ketika klien masih sehat. Selain itu, komunikasi yang baik antara
klien dengan keluarganya juga memberi semangat dan harapan akan
kesembuhan bagi klien serta dapat membantu mempercepat proses
kesembuhan.
Peran perawat sebagai komunikator juga sangat berpengaruh terhadap
citra perawat dimata masyarakat.masyarakat sangat mengharapkan perawat
dapat menjadi komunikator yang baik. Klien juga manusia yang
membutuhkan interaksipada saat menjalani asuhan keperawatan. Komunikasi

4
verbal maupun non verbal yang dilakukan dengan perawat sedikit banyak
akan berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan klien. Keperawatan
mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga klien, antar sesama perawat
dan profesi kesehatan lainnya, serta sumber informasi dan komunitas. Kualitas
komunikasi yang dimiliki oleh perawat merupakan faktor yang menentukan
dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga, dan komunitas. Sudah
seharusnya seorang perawat yang profesional memiliki kualitas komunikasi
yang baik saat berhadapan dengan klien, keluarga klien, maupun siapa saja
yang membutuhkan informasi mengenai masalah keperawatan yang terkait
dengan kesehatan klien.
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam
hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih
bermakna karena merupakan metoda utama dalam mengimplementasikan
proses keperawatan. Dalam dunia keperawatan komunikasi kelompok
digunakan sebagai metode untuk mengatasi masalah-masalah kejiwaan atau
psikologis yang dialami oleh klien.
Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas
kita sehari-hari.Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder,
merupakan wahana bagi setiap orang untuk dapat mewujudkan harapan dan
keinginannya berbagi informasi dalam hampir semua aspek kehidupan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut, maka dapat diambil beberapa rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian Komunikasi kelompok ?
2. Bagaimana komunikasi kelompok dalam keperawatan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui dan mengerti tentang Pengertian Komunikasi
kelompok dalam keperawatan .
2. Untuk mengetahui dan mengerti tentang Komunikasi kelompok dalam
keperawatan.

5
1.4 Manfaat Penulisan
1. Dengan kita membaca dan mempelajari isi dari makalah ini membuat
bertambahnya pengetahuan serta wawasan mengenai komunikasi
kelompok dalam keperawatan.
2. Memberikan literatur tambahan bagi para mahasiswa selanjutnya yang
memerlukan materi terkait komunikasi kelompok dalam keperawatan.

6
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Komunikasi efektif dan Kelompok


 Pengertian Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif yaitu komunikasi yangmampu menghasilkan
perubahan sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat
dalam proses komunikasi.
 Pengertian Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan
bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan
bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka
sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005).
2.2 Komunikasi Kelompok
2.2.1. Pengertian Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara
beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat,
pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael
Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi
kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau
lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi,
menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya
dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain
secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai
kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki
susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.

2.2.2. Tujuan Komunikasi Kelompok


Komunikasi kelompok dapat digunakan untuk bermacam-macam tugas
atau untuk memecahkan masalah. Tetapi, dari semua tujuan itu dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu :
a. Tujuan Personal

7
Tujuan personal adalah :

1. Hubungan Sosial
Komunikasi ini dilakukan agar kita dapat bergaul dengan orang
lain. Tujuannya adalah memperkuat hubungan interpersonal dan
menaikkan kesejahteraan Kita.
2. Penyaluran
Tujuan ini biasa dilakukan dalam suasana yang mendukung adanya
pertukaran pikiran atau atau dalam diskusi keluarga, dimana
keterbukaan diri sangat dibutuhkan. Tujuan ini juga cenderung
memfokuskan komunikasi kepada masalah personal daripada
hubungan interpersonal
3. Kelompok Terapi
Komunikasi kelompok ini juga dapat bertujuan untuk terapi.
Biasanya digunakan untuk membantu orang menghilangkan sikap-
sikap buruk mereka, atau tingkah laku dalam beberapa aspek
kehidupan mereka. Misalnya, suatukelompok terapi mencakup
orang-orang yang suka minum-minum keras, obat-obatan atau
masalah lainnya. Biasanya kelompok terapi ini dibimbing oleh
tenaga profesional yang terlatih untuk melakukan psikoterapi
kelompok atau bimbingan dengan baik. Dalam keperawatan hal ini
dilakukan untuk mengupayakan kepulihan klien yang dirawat di
RSJ oleh perawat yang sudah terlatih
4. Belajar
Tujuan belajar ini digunakan oleh seseorang untuk belajar dari
orang lain. Belajar terjadi dalam bermacam-macam setting dan
paling biasa dalam kelas.Asumsi yang mendasari daribelajar
kelompok, adalah ide dari dua kepala atau lebih
b. Tujuan yang Berhubungan Dengan Pekerjaan
1. Pembuatan Keputusan
Orang-orang berkumpul bersama dalam kelompok untuk
membuat keputus`an mengenai sesuatu.Bila orang
berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, mereka lebih

8
suka menerima hasil kerjanya dan melakukannya dengan
baik.
2. Pemecahan masalah
Kelompok adalah cara yang terbaik dalam memecahkan
masalah. Sehingga dapat pula menyempurnakan hubungan
yang kurang baik.
Sedangkan tujuan komunikasi menurut Effendy (2006) antara lain:
a. Perubahan sikap (attitude change)
b. Perubahan pendapat (opinion change)
c. Perubahan perilaku (behavior change)Perubahan sosial
(social change)

2.2.3. Unsur – unsur Komunikasi kelompok

Komunikasi telah didefinisikan sebagai usaha penyampaian pesan


antar manusia, sehingga untuk terjadinya proses komunikasi minimal terdiri
dari 3 unsur yaitu: pengirim pesan (komunikator), penerima pesan
(komunikan) dan pesan itu sendiri. Awal tahun 1960-an, David K. Berlo
membuat formula komunikasi yang lebih sederhana yang dikenal dengan
”SMCR”, yaitu: Source (pengirim), Message (pesan), Channel (saluran-
media) dan Receiver (penerima).

a. Komunikator

Pengirim pesan (komunikator) adalah manusia berakal budi yang


berinisiatif menyampaikan pesan untuk mewujudkan motif
komunikasinya. Komunikator dapat dilihat dari jumlahnya terdiri
dari (a) satu orang; (b) banyak orang dalam pengertian lebih dari
satu orang; (c) massa.

b. Komunikan

9
Komunikan (penerima pesan) adalah manusia yang berakal budi,
kepada siapa pesan komunikator ditujukan. Peran antara
komunikator dan komunikan bersifat dinamis, saling bergantian.

c. Pesan

Pesan bersifat abstrak. Pesan dapat bersifat konkret maka dapat


berupa suara, mimik, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan.
Pesan bersifat verbal (verbal communication): (1) oral (komunikasi
yang dijalin secara lisan); (2) written (komunikasi yang dijalin
secara tulisan).Pesan bersifat non verbal (non verbal
communication): (1) gestural communication (menggunakan sandi-
sandi bidang kerahasiaan)

d. Saluran komunikasi dan media komunikasi

Saluran komunikasi merupakan alat yang digunakan untuk


memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.Terdapat dua
cara: (1) non mediated communication (face to face), secara
langsung; (2) dengan media.

e. Efek komunikasi

Efek komunikasi diartikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan


pesan komunikator dalam diri komunikannya. Terdapat tiga
pengaruh dalam diri komunikan : (1) kognitif (seseorang menjadi
tahu sesuatu); (2) afektif (sikap seseorang terbentuk) dan (3)
konatif (tingkah laku, hal yang membuat seseorang bertindak
melakukan sesuatu).

f. Umpan balik
Umpan balik dapat dimaknai sebagai jawaban komunikan atas
pesan komunikator yang disampaikan kepadanya. Pada komunikasi
yang dinamis, komunikator dan komunikan terus-menerus saling
bertukar peran

10
 Fungsi Komunikasi Efektif

Dengan berkomunikasi, kita dapat menjalin hubungan, saling pengertian


dengan orang lain karena komunikasi memiliki beberapa fungsi yang sangat
penting, di antaranya adalah:

1. Fungsi informasi.

Untuk memberitahukan sesuatu (pesan) kepada pihak tertentu, dengan maksud


agar komunikan dapat memahaminya.

2. Fungsi ekspresi.

Sebagai wujud ungkapan perasaan / pikiran komunikator atas apa yang dia pahami
terhadap sesuatu hal atau permasalahan.

3. Fungsi kontrol.

Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi pesan


berupa perintah, peringatan, penilaian dan lain sebagainya.

4. Fungsi sosial.

Untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan di antara komunikator dan


komunikan.

5. Fungsi ekonomi.

Untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finansial, barang
dan jasa.

 Hambatan-hambatan Komunikasi Efektif

Hambatan komunikasi

Di dalam komunikasi  selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran


jalannya proses komunikasi . Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan

11
tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau
receiver.

Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang


menyebabkan komunikasi tidak efektif  yaitu adalah:

1. Status effect

Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya


karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun
perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut
mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.

2. Semantic Problems

Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat


untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran
komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan
sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat
menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran
(misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi
(miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah
penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai
menjadi keledai dan lain-lain.

3. Perceptual distorsion

Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang


sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang
sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan
persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.

4. Cultural Differences

12
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan , agama
dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan
bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda
di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak
boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan
berupa sup.

5. Physical Distractions

Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses


berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan,
suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.

6. Poor choice of communication channels 

Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam


melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya
sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul,
gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat
sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.

7. No Feed back

Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver


tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah
komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan
suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan
tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain
tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.

2.2.4. Penggunaan Komunikasi Kelompok


Komunikasi digunakan sebagai awal dalam membina rasa percaya
antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya, yaitu perawat
dengan perawat, perawat dengan klien, klien dengan klien yang lainnya.
Dengan begitu seorang yang kita ajak berbicara bisa dengan tenang dan

13
tidak ragu dalam mengeksplor perasaannya, mengungkapkan segala masalah
yang dihadapinya sehingga tiap-tiap klien mau saling berbagi kepada
anggota kelompoknya dengan demikian klien akan merasa lebih lega dan
merasa beban masalah yang dihadapi lebih ringan.
Dengan berkolompok seseorang akan lebih mudah menyelesaikan
tugas yang diberikan karna segala sesuatu yang dikerjakan secara bersama-
sama akan lebi ringan daripada dikerjakan sendiri-sendiri.
Selain itu hidup berkelompok juga bisa Untuk kelangsungan hidup,
memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan.Sejak lahir, kita tidak
dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus
berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita
seperti makan dan minum, dan memnuhi kebutuhan psikologis kita seperti
sukses dan kebahagiaan. Para psikolog berpendapat, kebutuhan utama kita
sebagai manusia, dan untuk menjadi manusia yang sehat secara rohaniah,
adalah kebutuhan akan hubungan sosial yang ramah, yang hanya bisa
terpenuhi dengan membina hubungan yang baik dengan orang lain.
Abraham Moslow menyebutkan bahwa manusia punya lima kebutuhan
dasar: kebutuhan fisiologis, keamanan, kebutuhan sosial, penghargaan diri,
dan aktualisasi diri.
2.2.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keefektifan Komunikasi
Kelompok
a. The Input – Process – Output Model
Input adalah sesuatu yang mempengaruhi kelompok. Proses adalah
sesuatu yang terjadi dalam kelompok dan Output adalah sesuatu
yang dihasilkan kelompok.
b. The Structural Perspecitve
Ada tiga teori komunikasi kelompok yang diperkenalkan dalam aliran
input-proses-output model.
1) A general organizing model, menekankan pada bagaimana
kelompok memiliki energy yang digunakan untuk aktivitas
pengambilan keputusan.

14
2) The functional tradition, menekankan pada kualitas kelompok,
membahas kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh kelompok
pada waktu pengambilan keputusan.
3) The interactional tradition, menekankan pada aspek komunikasi
yang terjadi didalam kelompok. Bahwa output kelompok sangat
ditentukan oleh interaksi yang terjadi dalam kelompok.
2.2.6. Manfaat Komunikasi Kelompok Dalam Keperawatan
Komunikasi antar kelompok dalam keperawatan sangatlah
penting. Komunikasi kelompok ini terjadi pada saat penyerahan tugas
dari dinas pagi ke dinas siang, dari dinas siang ke dinas malam dan
sebagainya untuk kepentingan pelayanan klien. Adapun manfaat dari
komunikasi kelompok dalam keperawatan, antaralain adalah:

a. Untuk pemberian asuhan keperawatan selanjutnya

b. Memberikan pelayanan kepada klien sebaik mungkin

c. Meningkatkan kesehatan dan memberi pelayanan kesehatan


kepada klien

d. Adanya bentuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan


dalam pelayanan keperawatan pada klien

e. Mempercepat proses penyembuhan klien

f. Menghindari terjadinya kesalahpahaman atau diskomunikasi


antara klien maupun keluarga pada saat menyampaikan informasi
mengenai kesehatan klien

g. Terjalinnya kerjasama yang baik antara klien dengan perawat


sehingga klien merasa betah saat menjalani proses perawatan

h. Memberikan informasi atau penyuluhan mengenai penyakit klien


dan cara penanggulangannya sehingga ketika klien sembuh, klien
dapat mengantisipasi kemungkinan penyakitnya kambuh lagi

2.3 Komunikasi Kelompok Dalam Keperawatan

Perawat menjalankan peran yang membutuhkan interaksi dengan berbagai


anggota tim pelayanan kesehatan. Unsur yang membentuk hubungan perawat
klien juga dapat diterapkan dalam hubungan sejawat, yang berfokus pada

15
pembentukan lingkungan kerja yang sehat dan mencapai tujuan tatanan klinis.
Komunikasi ini berfokus pada pembentukan tim, fasilitasi proses kelompok,
kolaborasi, konsultasi, delegasi, supervisi, kepemimpinan, dan manajemen.
Dibutuhkan banyak keterampilan komunikasi, termasuk berbicara dalam
presentasi, persuasi, pemecahan masalah kelompok, pemberian tinjauan performa,
dan penulisan laporan. Didalam lingkungan kerja, perawat dan tim kesehatan
membutuhkan interaksi sosial dan terapeutik untuk membangun kepercayaan dan
meperkuat hubungan. Semua orang memilki kebutuhan interpribadi akan
penerimaan, keterlibatan, identitas, privasi, kekuatan dan kontrol, serta perhatian.
Perawat membutuhkan persahabatan, dukungan, bimbingan, dan dorongan dari
pihak lain untuk mengatasi tekanan akibat stress pekerjaan dan harus dapat
menerapkan komunikasi yang baik dengan klien, sejawat dan rekan kerja. (Potter
& Perry, 2009).
Komitmen untuk kolaborasi dalam hubungan kerja dengan para
profesional lain membantu mempertahankan kualitas tinggi dari perawatan klien.
Keberhasilan kelompok bergantung pada hubungan baik diantara tim, terutama
pemimpin tim dengan anggota tim yang lain.  Untuk mendorong terjadinya
komunikasi, pemimpin tim harus selalu mengamati prinsip komunikasi menurut
WHO, 1999 :
o Seluruh anggota tim harus bebas mengemukakan dan menjelaskan
pandangan mereka dan harus didorong untuk bertindak seperti itu.
o Sebuah pesan atau komunikasi, baik lisan maupun tertulis harus
dinyatakan dengan jelas dan dalam bahasa atau ungkapan yang dapat
dimengerti
o Komunikasi mempunyai 2 unsur yaitu mengirim dan menerima, bila
pesan yang dikirim tidak diterima komunikasi tidak berjalan. Dengan
demikian pemimpin tim harus selalu meggunakan suatu cara untuk
memeriksa apakah efek yang diharapkan terjadi.
o Perselisihan atau pertentangan adalah normal dalam hubungan antar
manusia, hal ini sudah diatur sedemikian sehingga dapat mencapai
hasil yang konstruktif.

16
              Pengaturan ruangan untuk membantu komunikasi cobalah dengan
mengatur ruangan, kantor kelas dan ruangan kelompok, pendidikan lainnya
sehingga komunikasi dapat berjalan dengan efektif.  Diagram dibawah
menunjukkan pengaturan komunikasi dengan 1 pemimpin dan 4 anggota. (WHO,
1999. )

Ada 3 sarana komunikasi kelompok dalam keperawatan yang sering


dilakukan oleh para perawat :
a. Pendelegasian

Adalah Pendelegasian adalah kegiatan mengalihkan sebagian tugas kepada


orang lain. Pendelegasian bukan berarti mendistribusikan seluruh pelayanan
keperawatan kepada staf perawat, tetapi lebih dari itu.Pendelegasiannya
adalah menggabungkan aspek pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan keperawatan dengan personal yang memiliki kemampuan pfofesional
yang adekuat untuk melaksanakan tugas yang diberikan dengan tetap
mempertahankan standar pelayanan keperawatan.

17
   Pendelegasian juga dapat dikatakan pengalihan tugas sebagai bentuk
tanggung jawab seseorang yang memiliki kekuasaan dengan mengalihkan
sebagian kekuasaannyuntuk melakukan sesuatu.Pendelegasian bergantung
pada keseimbangan antara aspek responsibility (tanggung jawab),
Accountability (tanggung gugat), dan Authority (kekuasaan). Ketika seorang
perawat mendelegasikan tugas, dapat dipahami   bahwa ini berarti ia telah
memperluas kewenangannya, tidak hanya memberi asuhan keperawatan,
tetapi juga memberi tugas kepada rekan sejawatnya untuk bersamanya
melakukan asuhan keperawatan sekaligus menciptakan tanggung gugat baru
yaitu tanggung gugat yang harus dijalankan perawat yang menerima
pendelegasian.

Empat langkah pendelegasian, Yaitu;

1. Pemberian Tugas
2. Menjelaskan Rasional Tugas
3. Menjelaskan Tujuan: Spesifik, dapat diukur, dapat dicapai
4. Memberi delegasi penuh

Untuk melakukan pendelegasian yang efektif ada lima konsep yang perlu
diperhatikan, yaitu:

1. Delegasi bukanlah sistem penurunan tanggung jawab. Delegasi merupakan


cara untuk membuat tanggung jawab lebih bermakna
2. Tanggung jawab dan kewenangan harus didelegasikan secara setara
3. Delegasi harus diikuti pemantauan untuk melihat apakah proses
pendelegasian berjalan efektif dan seberapa jauh pencapaian tujuan yang
diharapkan
4. Konsep pemberdayaan diterapkan pada segenap kompenen tim perawatan
5. Perawat pemberi pelayanan harus mengambil peran aktif dalam memberi
pendelegasian perawatan klien

b. Rapat Tim Kesehatan

18
adalah media komunikasi antara tim kesehatan (rapat multidisiplin) untuk
membahas manajerial ruang untuk membicarakan hal-hal yang terkait dengan
manajerial.Tujuan rapat tim keehatan yaitu menyamakan persepsi terhadap
informasi yang didapat dari masalah yang ditemukan (khususnya masalah
manajerial), meningkatkan kesinambungan pemberian pelayanan kesehatan,
mengurangi kesalahan informasi, dan meningkatkan koordinasi antara anggota
tim kesehatan.
c. Case Conference
Konferensi kasus meliputi pertemuan-pertemuan yang dijadwalkan secara
rutin (Regularly Scheduled Series or Conferences).Pertemuan tersebut
dilaksanakan harian, mingguan, atau bulanan untuk diskusi tentang masalah-
masalah manajemen pasien spesifik untuk meningkatkan perawatan pasien
dalam sebuah institusi. Case conference adalah diskusi kelompok tim
kesehatan tentang kasus asuhan keperawatan klien atau keluarga. Setiap tim
kesehatan memiliki jadwal case conference masing-masing dan biasanya
diadakan dua kali tiap bulannya. Peserta case conference melibatkan tim
kesehatan yang terkait seperti perawat, dokter, atau anggota profesi lainnya
jika diperlukan. Waktu pertemuan dua kali dalam sebulan atau disesuaikan
dengan kondisi atau tingkat urgensi kasus.
 Tujuan diadakannya case conference yaitu mengenal kasus dan
permasalahannya, mendiskusikan kasus untuk mencari alternatif penyelesaian
masalah asuhan keperawatan, meningkatkan koordinasi dalam rencana
pemberian asuhan keperawatan, dan meningkatkan pengetahuan dan wawasan
dalam mengangani kasus.Case conference juga digunakan untuk
mengembalikan konflik dalam kolaborasi (Arnold & Boggs, 2007), yaitu
dengan cara mengutarakan inisiatif untuk mendiskusikan masalah,
menggunakan keterampilan mendengar aktif, menyediakan dokumentasi data
yang relevan terhadap isu, mengajukan resolusi, menciptakan iklim dimana
para pertisipan memandang negosiasi sebagai sebuah usaha kolaborasi,
membuat ringkasan yang jelas terhadap hasil feedback, merekam semua
keputusan dalam sebuah catatan. Kegiatan case conference ini harus melalui
tahap persiapan sebelumnya.

19
Case conference sebagai salah satu kegiatan penting dalam proses
kolaborasi antara tim kesehatan. Kolaborasi merupakan proses kompleks yang
membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan dan menjadi tanggung
jawab bersama untuk merawat pasien. Kolaborasi dalam case conference ini
meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide yang memberikan perspektif
kepada seluruh kolaborator tentang suatu permasalahan dalam asuhan
keperawatan efektifitas hubungan kolaborasi profesional membutuhkan
mutual respek baik setuju atau ketidaksetujuan yang dicapai dalam interaksi
tersebut.Partnership kolaborasi merupakan usaha yang baik sebab dapat
menghasilkan outcome yang lebih baik bagi pasien.

6
2.3.1 Penggunaan Komunikasi Dalam Kelompok
Keberadaan suatu kelompok dalam masyarakat dicerminkan oleh adanya
penggunaan atau fungsiyang akan dilaksanakannya. Penggunaan
komunikasi tersebut mencakup untuk hubungan sosial,pendidikan,
persuasi, pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dan
fungsi terapi. Semua inidimanfaatkan untuk pembuatan kepentingan
masyarakat, kelompok dan para anggota kelompok itusendiri.
1. Untuk hubungan sosial, dalam arti bagaimana suatu
kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan
sosial di antara para anggotanya seperti bagaimana suatu kelompok
secararutin memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk
melakukan aktivitas yang informal, santai dan menghibur.
2. Sebagai pendidikan dalam arti bagaimana sebuah kelompok secara
formal maupun informal bekerja untuk mencapai dan
mempertukarkan pengetahuan. Melalui fungsi pendidikan ini,
kebutuhan-kebutuhan dari para anggota kelompok, kelompok itu
sendiri bahkan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Namun

20
demikian, fungsi pendidikan dalam kelompok akan sesuai
dengan yangdiharapkan atau tidak, bergantung pada tiga
faktor, yaitu jumlah informasi baru yang dikontribusikan,
jumlah partisipan dalam kelompok serta frekuensi interaksi di
antara para anggotakelompok. Sebagai pendidikan ini akan sangat
efektif jika setiap anggota kelompok membawa pengetahuan yang
berguna bagi kelompoknya. Tanpa pengetahuan baru yang
disumbangkanmasing-masing anggota, mustahil fungai edukasi ini
akan tercapai.
3. Sebagai persuasi, seorang anggota kelompok berupaya
mempersuasikan anggota lainnya supayamelakukan atau tidak
melakukan sesuatu. Seseorang yang terlibat usaha-usaha persuasif
dalamsuatu kelompok, membawa resiko untuk tidak diterima oleh
para anggota lainnya. Misalnya, jika usaha-usaha persuasif
tersebut terlalu bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku
dalam kelompok, maka justru orang yang berusaha mempersuasi
tersebut akan menciptakan suatu konflik,dengan demikian malah
membahayakan kedudukannya dalam kelompok.
4. Penggunaan keompok juga dicerminkan dengan kegiatan-
kegiatannya untuk memecahkan persoalan danmembuatkeputusan-
keputusan.Pemecahan masalah(problemsolving) berkaitan dengan
penemuan alternatif atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya;
sedangkan pembuatan keputusan(decision making) berhubungan
dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi. Jadi,
pemecahanmasalah menghasilkan materi atau bahan untuk
pembuatan keputusan.
5. Untuk terapi adalah penggunaan dari kelompok. Kelompok terapi
memiliki perbedaan dengankelompok lainnya, karena kelompok
terapi tidak memiliki tujuan. Objek dari kelompok terapi adalah
membantu setiap individu mencapai perubahan personalnya.
Tentunya, individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota
kelompok lainnya guna mendapatkan manfaat, namun usaha

21
utamanya adalah membantu dirinya sendiri, bukan membantu
kelompok mencapai konsensus.Contoh dari kelompok terapi ini
adalah kelompok konsultasi perkawinan, kelompok penderita
narkotika, kelompok perokok berat dan sebagainya. Tindak
komunikasi dalam kelompok-kelompok terapi dikenal dengan
nama pengungkapan ciri (self disclosure). Artinya, dalam suasana
yang mendukung, setiap anggota dianjurkan untuk berbicara secara
terbuka tentang apa yang menjadi permasalahannya. Jika muncul
konflik antar anggota dalam diskusi yang dilakukan, orang
yangmenjadi pemimpin atau yang memberi terapi yang akan
mengaturnya.
2.3.2 Manfaat Komunikasi Kelompok Dalam Keperawatan
Komunikasi antar kelompok dalam keperawatan sangatlah penting.
Komunikasi kelompok ini terjadi pada saat penyerahan tugas dari dinas pagi
ke dinas siang, dari dinas siang ke dinas malam dan sebagainya untuk
kepentingan pelayanan klien. Adapun manfaat dari komunikasi kelompok
dalam keperawatan, antara lain adalah:
1. Untuk pemberian asuhan keperawatan selanjutnya
2. Memberikan pelayanan kepada klien sebaik mungkin
3. Meningkatkan kesehatan dan memberi pelayanan kesehatan kepada
klien
4. Adanya bentuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam
pelayanan keperawatan padaklien
5. Mempercepat proses penyembuhan klien
6. Menghindari terjadinya kesalah pahaman atau diskomunikasi antara
klien maupun keluarga padasaat menyampaikan informasi mengenai
kesehatan klien
7. Terjalinnya kerjasama yang baik antara klien dengan perawat
sehingga klien merasa betah saat menjalani proses perawatan
8. Memberikan informasi atau penyuluhan mengenai penyakit klien dan
cara penanggulangannya sehingga ketika klien sembuh, klien dapat
mengantisipasi kemungkinan penyakitnya kambuh lagi

22
BAB III
NASKAH ROLEPLAY

Pemeran :

Indra Lukmana (Masyarakat)


Agus Solihin (Kepala Desa)
Nurieta Aini Rahardjo (Mahasiswa 1)
Fakihatul Ainaini (Mahasiswa 2)
Risa Risky Fatima (Masyarakat)
Humairatus Soffah (Masyarakat)

Pagi itu di Desa keleyanRt 01 Rw 05 Kota bangkalan tepatnya tanggal 18 oktober


2019 di adakan sebuah penyuluhan tentang demamber darah, kebetulan yang memberi
penyuluhan adalah mahasiswa STIKES Ngudia Husada Madura.

Sebelum itu para mahasiswa menemui kepala desa keleyan untuk memintaizin

Mahasiswa :“Assalamualaikum… Selamat pagi Pak, ”

Kepaladesa : ‘’Waalaikumsalam… Pagi juga mbak.”

Mahasiswa :’’ Bapak, perkenalkan kami mahasiswa dari STIKES Ngudia Husada
Madura, Kami di sini ingin meminta izin untuk melakukan penyuluhan tentang waspada
demam berdarah kepada masyarakat di desa Keleyan ini Pak’’.

Kepaladesa :’’Oalah iya nak, saya setuju itu agar masyarakat di desa ini bisa bebas
dari demam berdarah, penyuluhannya mau di adakan hari ini ?’’

Mahasiswa :”Tidak Pak, kami berencana melakukannya besok pagi Bapak’’

Kepaladesa :’’ Baik besok pagi bapak akan mengumpulkan semua orang di desa ini.

Mahasiswa :” Baik bapak terimakasih Pak.

23
Kepaladesa :’’Iya nak, sama-sama’’

Keesokan harinya kepala desa, masyarakat dan para mahasiswa berkumpul di


balai desa

Kepaladesa :“Assalamualaikum… selamat pagi Pak, Bu.”

Masyarakat : “Waalaikumsalam… pagi juga Pak.”

Kepaladesa :’’Ibu ibu dan bapak bapak di sini ada mahasiswa dari STIKES Ngudia
Husada Madura yang akanmelakukan penyuluhan di desa kita ini, tentang waspada
demam berdarah. Saya harap Ibu dan Bapak semua mengikuti acara ini dengan
semangat agar kampung kita ini terbebas dari demam berdarah ,setuju Ibu?’’

Masyarakat :’’Setuju Pak’’

Kepaladesa :’’Baik nak, silahkan dimulai’’

Mahasiswa :’’ Baik Bapak, terimakasih’’

Mahasiswa : “Assalamualaikum… selamat pagi Pak, Bu.”

Masyarakat     : “Waalaikumsalam… pagi juga mbak.”

Mahasiswa          : “Bagaimana Pak, Bu, kabarnya hari ini?”

Masyarakat : “Alhamdulillah baik mbak.”

Mahasiswa : “Baiklah Pak, Bu, sebelumnya terimakasih atas waktu dan tempat yang
di berikan kepada kami. Kami mahasiswa dari STIKES Ngudia Husada Madura yang di sini
kami akan memberi penyuluhan tentang “Bahaya di Gigit Nyamuk”. Nah, di sini kami
fokuskan pada bahaya demam berdarah. Yang akan kami bahas disini meliputi : Apa itu
demam berdarah? Ciri-ciri orang yang terjangkit penyakit demam berdarah, kemudian
yang terakhir cara pencegahan penyakit demam berdarah. Sebelum penyuluhan kami
mulai kami akan memperkenalkan diri terlebih dahulu.

Saya mahasiswa Nurieta

Saya mahasiswa ike

Mahasiswa : “Bapak-bapak, Ibu-ibu, ada yang tau tidak tentang penyakit demam
berdarah itu apa? Nanti kalau yang jawabannya benar saya beri sesuatu”

Masyarakat : “(Mengangkat tangan), saya mbak..”

Mahasiswa : “Ohh,, iya Bapak silahkan.”

24
Masyarakat : “Setau saya ya mbak, hmmm… penyakit demam berdarah itu penyakit
yang di sebabkan oleh virus… virus… virus… hmmmm… apa ya mbak? Saya kok lupa!!
(merasamalu).”

Mahasiswa : “Virus apa Pak? Coba di ingat-ingat lagi Pak. Mungkin ada yang ingin
berpendapat lagi?”

Masyarakat : “Terimakasih waktunya ya mbak, penyakit demam berdarah itu, kalau


gak salah, penyakit demam berdarah itu penyakit yang di sebabkan oleh virus Aides
Aegypti yang biasanya penyakitini di temukan di daerah yang tropis ataupun yang
subtropics”

Mahasiswa : “Wahhhh,,, Bapakbenar!!! Jadi penyakit demam berdarah itu penyakit


yang di sebabkan oleh virus Aides Aegypty yang biasanya penyakit ini di temukan di
daerah tropis seperti Negara kita ini dan di Negara subtropics.”

Mahasiswa : “Kemudian gejala dari orang yang terjangkit penyakit demam berdarah
itu dapat di kenal denganmudah. Biasanya orang yang terjangkit penyakit demam
berdarah itu demam tinggi  selama 2 hari sampai 7 hari, kulit tampak bintik-bintikmerah,
berkeringat dingin, terkadang juga sakit kepala berat, terkadang jugamerasa nyeri di
bagian belakang mata, mual dan muntah. Jadi jika Bapak , Ibu atau anak Bapak/Ibu
mengalami gejala yang sama sepertiapa yang saya jelaskan tadi Bapak/Ibu bias untuk
segera bertindak atau segera di bawa kerumah sakit terdekat.”

Masyarakat : “Iyya mbak…”

Mahasiswa :”Kemudian untuk pencegahan penyakit demam berdarah sendiri itu


bisa di lakukan dengan beberapa metode yang tepat yaitu baik secara lingkungan,
biologis dan kimiawi. Namun ada cara yang paling efektif ya Pak, Bu, yaitu dengan istilah
3M Plus yaitu dengan cara :

I. Menguras : Menguras yang di maksud di sini yaitu dengan menguras tempat-


tempat penampungan air, seperti bak mandi, ember virus dan vas bunga,
tempat minum burung dan lain-lain.
II. Menutup : Yang di maksud menutup di sini yaitu menutup rapat-rapat
penampungan air seperti ember, gentong, drum, dan lain-lain.
III. Mengubur : Yang di maksud mengubur di sini itu semua barang-barang bekas
yang di sekitar rumah yang dapat menampung air hujan.

Untuk yang plusnya itu pencegahan berupa, misalnya : mosquito net, laution anti
nyamuk, obat pembrantas nyamuk, dan lain-lain .

Masyarakat :”Ohhh,,, ternyata begitu mbak?

Mahasiswa : “Iya Pak, Bu. Jangan lupa di praktekin ya Pak, Bu.. apa ada pertanyaan
Pak, Bu?”

25
Masyarakat :’’Oh begitu iya siapmbak, jadi harus kerumah sakit kalau terkena
demam berdarah ya mbak?”

Mahasiswa :’’Iya Bapak benar.”

Masyarakat :’’Oalah oke mbak siap. Makasih informasinya mbak’’

Mahasiswa :’’Baik Ibu Bapak, karna sudah tidak ada pertanyaan lagi kami mohon
undur diri, semoga di lain waktu kami bias melakukan penyuluhan di desa ini lagi’’

Masyarakat :’’Baik mbak’’

Mahasiswa :’’Bapak terimakasih atas waktu dukungan dalam acara ini.”

Kepala desa :’’Iya mbak sama-sama saya juga berterimakasih sudah melakukan
penyuluhan di desa kami ini.’’

26
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga
orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi
informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya
dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.

4.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karenanya bagi pembaca dan
penulis disarankan untuk mencari referensi lain yang lebih lengkap.
Diharapkan penulis lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
makalah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun
penulis.

27
DAFTAR PUSTAKA

Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo


Persada

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/3596

http://www.lusa.web.id/unsur-unsur-komunikasi/

Poeter, Patricia A, dkk. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

28
ss

Bangkalan, 30 Oktober 2019


Nomor             : .....................
Lampiran         : 1 buah proposal
Hal                  : Permohonan Izin Penyelenggaraan Penyuluhan

Kepada Yth.
Ketua Kepala Desa
Di Tempat

Dengan Hormat
Dalam rangka memenuhi tugas kuliah, Kami selaku Mahasiswa STIKES Ngudia
Husada Madura bermaksud akan menyelenggarakan kegiatan Penyuluhan
Kesehatan pada :

Hari : Rabu
Tanggal : 30 Oktober 2019
Waktu : Pukul 08.00 WIB sampai selesai
Tempat : Balai Desa Keleyan

Demi suksesnya penyelenggaraan acara tersebut kami Mahasiswa STIKES


Ngudia Husada Madura memohon izin dan persetujuan untuk menggunakan Balai
Desa Keleyan.

29
Demikian surat permohonan ini kami ajukan, atas perhatian dan izin yang di
berikan kami ucapkan banyak terima kasih.

 Tertanda
  
 Mahasiswa

 Nurieta Aini Rahardjo

30
31
s

32

Anda mungkin juga menyukai