Dosen Pengampu:
Moh. Lutfi, S.Kep.,Ns.,M.Tr.Kep.
Oleh : Kelompok 3
Anggota:
BANGKALAN
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat, taufik serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
komunikasi kelompok dalam keperawatanuntuk memenuhi tugas pada mata
kuliah komunikasi keperawatan dengan dosen pengampuM. Luthfi, Ns.,M.Kep.
Berkat dari kerjasama kelompok yang baik kami dapat dengan lancar
menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah tentang komunikasi kelompok
dalam keperawatanini dapat dipergunakan dengan semestinya dan memberikan
pengetahuan bagi para pembaca. Kami sadar makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran yang
membangun akan kami terima untuk menjadi lebih baik ke depannya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Simpulan....................................................................................................27
3.2 Saran...........................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
verbal maupun non verbal yang dilakukan dengan perawat sedikit banyak
akan berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan klien. Keperawatan
mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga klien, antar sesama perawat
dan profesi kesehatan lainnya, serta sumber informasi dan komunitas. Kualitas
komunikasi yang dimiliki oleh perawat merupakan faktor yang menentukan
dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga, dan komunitas. Sudah
seharusnya seorang perawat yang profesional memiliki kualitas komunikasi
yang baik saat berhadapan dengan klien, keluarga klien, maupun siapa saja
yang membutuhkan informasi mengenai masalah keperawatan yang terkait
dengan kesehatan klien.
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam
hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih
bermakna karena merupakan metoda utama dalam mengimplementasikan
proses keperawatan. Dalam dunia keperawatan komunikasi kelompok
digunakan sebagai metode untuk mengatasi masalah-masalah kejiwaan atau
psikologis yang dialami oleh klien.
Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas
kita sehari-hari.Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder,
merupakan wahana bagi setiap orang untuk dapat mewujudkan harapan dan
keinginannya berbagi informasi dalam hampir semua aspek kehidupan.
5
1.4 Manfaat Penulisan
1. Dengan kita membaca dan mempelajari isi dari makalah ini membuat
bertambahnya pengetahuan serta wawasan mengenai komunikasi
kelompok dalam keperawatan.
2. Memberikan literatur tambahan bagi para mahasiswa selanjutnya yang
memerlukan materi terkait komunikasi kelompok dalam keperawatan.
6
BAB 2
PEMBAHASAN
7
Tujuan personal adalah :
1. Hubungan Sosial
Komunikasi ini dilakukan agar kita dapat bergaul dengan orang
lain. Tujuannya adalah memperkuat hubungan interpersonal dan
menaikkan kesejahteraan Kita.
2. Penyaluran
Tujuan ini biasa dilakukan dalam suasana yang mendukung adanya
pertukaran pikiran atau atau dalam diskusi keluarga, dimana
keterbukaan diri sangat dibutuhkan. Tujuan ini juga cenderung
memfokuskan komunikasi kepada masalah personal daripada
hubungan interpersonal
3. Kelompok Terapi
Komunikasi kelompok ini juga dapat bertujuan untuk terapi.
Biasanya digunakan untuk membantu orang menghilangkan sikap-
sikap buruk mereka, atau tingkah laku dalam beberapa aspek
kehidupan mereka. Misalnya, suatukelompok terapi mencakup
orang-orang yang suka minum-minum keras, obat-obatan atau
masalah lainnya. Biasanya kelompok terapi ini dibimbing oleh
tenaga profesional yang terlatih untuk melakukan psikoterapi
kelompok atau bimbingan dengan baik. Dalam keperawatan hal ini
dilakukan untuk mengupayakan kepulihan klien yang dirawat di
RSJ oleh perawat yang sudah terlatih
4. Belajar
Tujuan belajar ini digunakan oleh seseorang untuk belajar dari
orang lain. Belajar terjadi dalam bermacam-macam setting dan
paling biasa dalam kelas.Asumsi yang mendasari daribelajar
kelompok, adalah ide dari dua kepala atau lebih
b. Tujuan yang Berhubungan Dengan Pekerjaan
1. Pembuatan Keputusan
Orang-orang berkumpul bersama dalam kelompok untuk
membuat keputus`an mengenai sesuatu.Bila orang
berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, mereka lebih
8
suka menerima hasil kerjanya dan melakukannya dengan
baik.
2. Pemecahan masalah
Kelompok adalah cara yang terbaik dalam memecahkan
masalah. Sehingga dapat pula menyempurnakan hubungan
yang kurang baik.
Sedangkan tujuan komunikasi menurut Effendy (2006) antara lain:
a. Perubahan sikap (attitude change)
b. Perubahan pendapat (opinion change)
c. Perubahan perilaku (behavior change)Perubahan sosial
(social change)
a. Komunikator
b. Komunikan
9
Komunikan (penerima pesan) adalah manusia yang berakal budi,
kepada siapa pesan komunikator ditujukan. Peran antara
komunikator dan komunikan bersifat dinamis, saling bergantian.
c. Pesan
e. Efek komunikasi
f. Umpan balik
Umpan balik dapat dimaknai sebagai jawaban komunikan atas
pesan komunikator yang disampaikan kepadanya. Pada komunikasi
yang dinamis, komunikator dan komunikan terus-menerus saling
bertukar peran
10
Fungsi Komunikasi Efektif
1. Fungsi informasi.
2. Fungsi ekspresi.
Sebagai wujud ungkapan perasaan / pikiran komunikator atas apa yang dia pahami
terhadap sesuatu hal atau permasalahan.
3. Fungsi kontrol.
4. Fungsi sosial.
5. Fungsi ekonomi.
Untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finansial, barang
dan jasa.
Hambatan komunikasi
11
tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau
receiver.
1. Status effect
2. Semantic Problems
3. Perceptual distorsion
4. Cultural Differences
12
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan , agama
dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan
bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda
di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak
boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan
berupa sup.
5. Physical Distractions
7. No Feed back
13
tidak ragu dalam mengeksplor perasaannya, mengungkapkan segala masalah
yang dihadapinya sehingga tiap-tiap klien mau saling berbagi kepada
anggota kelompoknya dengan demikian klien akan merasa lebih lega dan
merasa beban masalah yang dihadapi lebih ringan.
Dengan berkolompok seseorang akan lebih mudah menyelesaikan
tugas yang diberikan karna segala sesuatu yang dikerjakan secara bersama-
sama akan lebi ringan daripada dikerjakan sendiri-sendiri.
Selain itu hidup berkelompok juga bisa Untuk kelangsungan hidup,
memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan.Sejak lahir, kita tidak
dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus
berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita
seperti makan dan minum, dan memnuhi kebutuhan psikologis kita seperti
sukses dan kebahagiaan. Para psikolog berpendapat, kebutuhan utama kita
sebagai manusia, dan untuk menjadi manusia yang sehat secara rohaniah,
adalah kebutuhan akan hubungan sosial yang ramah, yang hanya bisa
terpenuhi dengan membina hubungan yang baik dengan orang lain.
Abraham Moslow menyebutkan bahwa manusia punya lima kebutuhan
dasar: kebutuhan fisiologis, keamanan, kebutuhan sosial, penghargaan diri,
dan aktualisasi diri.
2.2.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keefektifan Komunikasi
Kelompok
a. The Input – Process – Output Model
Input adalah sesuatu yang mempengaruhi kelompok. Proses adalah
sesuatu yang terjadi dalam kelompok dan Output adalah sesuatu
yang dihasilkan kelompok.
b. The Structural Perspecitve
Ada tiga teori komunikasi kelompok yang diperkenalkan dalam aliran
input-proses-output model.
1) A general organizing model, menekankan pada bagaimana
kelompok memiliki energy yang digunakan untuk aktivitas
pengambilan keputusan.
14
2) The functional tradition, menekankan pada kualitas kelompok,
membahas kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh kelompok
pada waktu pengambilan keputusan.
3) The interactional tradition, menekankan pada aspek komunikasi
yang terjadi didalam kelompok. Bahwa output kelompok sangat
ditentukan oleh interaksi yang terjadi dalam kelompok.
2.2.6. Manfaat Komunikasi Kelompok Dalam Keperawatan
Komunikasi antar kelompok dalam keperawatan sangatlah
penting. Komunikasi kelompok ini terjadi pada saat penyerahan tugas
dari dinas pagi ke dinas siang, dari dinas siang ke dinas malam dan
sebagainya untuk kepentingan pelayanan klien. Adapun manfaat dari
komunikasi kelompok dalam keperawatan, antaralain adalah:
15
pembentukan lingkungan kerja yang sehat dan mencapai tujuan tatanan klinis.
Komunikasi ini berfokus pada pembentukan tim, fasilitasi proses kelompok,
kolaborasi, konsultasi, delegasi, supervisi, kepemimpinan, dan manajemen.
Dibutuhkan banyak keterampilan komunikasi, termasuk berbicara dalam
presentasi, persuasi, pemecahan masalah kelompok, pemberian tinjauan performa,
dan penulisan laporan. Didalam lingkungan kerja, perawat dan tim kesehatan
membutuhkan interaksi sosial dan terapeutik untuk membangun kepercayaan dan
meperkuat hubungan. Semua orang memilki kebutuhan interpribadi akan
penerimaan, keterlibatan, identitas, privasi, kekuatan dan kontrol, serta perhatian.
Perawat membutuhkan persahabatan, dukungan, bimbingan, dan dorongan dari
pihak lain untuk mengatasi tekanan akibat stress pekerjaan dan harus dapat
menerapkan komunikasi yang baik dengan klien, sejawat dan rekan kerja. (Potter
& Perry, 2009).
Komitmen untuk kolaborasi dalam hubungan kerja dengan para
profesional lain membantu mempertahankan kualitas tinggi dari perawatan klien.
Keberhasilan kelompok bergantung pada hubungan baik diantara tim, terutama
pemimpin tim dengan anggota tim yang lain. Untuk mendorong terjadinya
komunikasi, pemimpin tim harus selalu mengamati prinsip komunikasi menurut
WHO, 1999 :
o Seluruh anggota tim harus bebas mengemukakan dan menjelaskan
pandangan mereka dan harus didorong untuk bertindak seperti itu.
o Sebuah pesan atau komunikasi, baik lisan maupun tertulis harus
dinyatakan dengan jelas dan dalam bahasa atau ungkapan yang dapat
dimengerti
o Komunikasi mempunyai 2 unsur yaitu mengirim dan menerima, bila
pesan yang dikirim tidak diterima komunikasi tidak berjalan. Dengan
demikian pemimpin tim harus selalu meggunakan suatu cara untuk
memeriksa apakah efek yang diharapkan terjadi.
o Perselisihan atau pertentangan adalah normal dalam hubungan antar
manusia, hal ini sudah diatur sedemikian sehingga dapat mencapai
hasil yang konstruktif.
16
Pengaturan ruangan untuk membantu komunikasi cobalah dengan
mengatur ruangan, kantor kelas dan ruangan kelompok, pendidikan lainnya
sehingga komunikasi dapat berjalan dengan efektif. Diagram dibawah
menunjukkan pengaturan komunikasi dengan 1 pemimpin dan 4 anggota. (WHO,
1999. )
17
Pendelegasian juga dapat dikatakan pengalihan tugas sebagai bentuk
tanggung jawab seseorang yang memiliki kekuasaan dengan mengalihkan
sebagian kekuasaannyuntuk melakukan sesuatu.Pendelegasian bergantung
pada keseimbangan antara aspek responsibility (tanggung jawab),
Accountability (tanggung gugat), dan Authority (kekuasaan). Ketika seorang
perawat mendelegasikan tugas, dapat dipahami bahwa ini berarti ia telah
memperluas kewenangannya, tidak hanya memberi asuhan keperawatan,
tetapi juga memberi tugas kepada rekan sejawatnya untuk bersamanya
melakukan asuhan keperawatan sekaligus menciptakan tanggung gugat baru
yaitu tanggung gugat yang harus dijalankan perawat yang menerima
pendelegasian.
1. Pemberian Tugas
2. Menjelaskan Rasional Tugas
3. Menjelaskan Tujuan: Spesifik, dapat diukur, dapat dicapai
4. Memberi delegasi penuh
Untuk melakukan pendelegasian yang efektif ada lima konsep yang perlu
diperhatikan, yaitu:
18
adalah media komunikasi antara tim kesehatan (rapat multidisiplin) untuk
membahas manajerial ruang untuk membicarakan hal-hal yang terkait dengan
manajerial.Tujuan rapat tim keehatan yaitu menyamakan persepsi terhadap
informasi yang didapat dari masalah yang ditemukan (khususnya masalah
manajerial), meningkatkan kesinambungan pemberian pelayanan kesehatan,
mengurangi kesalahan informasi, dan meningkatkan koordinasi antara anggota
tim kesehatan.
c. Case Conference
Konferensi kasus meliputi pertemuan-pertemuan yang dijadwalkan secara
rutin (Regularly Scheduled Series or Conferences).Pertemuan tersebut
dilaksanakan harian, mingguan, atau bulanan untuk diskusi tentang masalah-
masalah manajemen pasien spesifik untuk meningkatkan perawatan pasien
dalam sebuah institusi. Case conference adalah diskusi kelompok tim
kesehatan tentang kasus asuhan keperawatan klien atau keluarga. Setiap tim
kesehatan memiliki jadwal case conference masing-masing dan biasanya
diadakan dua kali tiap bulannya. Peserta case conference melibatkan tim
kesehatan yang terkait seperti perawat, dokter, atau anggota profesi lainnya
jika diperlukan. Waktu pertemuan dua kali dalam sebulan atau disesuaikan
dengan kondisi atau tingkat urgensi kasus.
Tujuan diadakannya case conference yaitu mengenal kasus dan
permasalahannya, mendiskusikan kasus untuk mencari alternatif penyelesaian
masalah asuhan keperawatan, meningkatkan koordinasi dalam rencana
pemberian asuhan keperawatan, dan meningkatkan pengetahuan dan wawasan
dalam mengangani kasus.Case conference juga digunakan untuk
mengembalikan konflik dalam kolaborasi (Arnold & Boggs, 2007), yaitu
dengan cara mengutarakan inisiatif untuk mendiskusikan masalah,
menggunakan keterampilan mendengar aktif, menyediakan dokumentasi data
yang relevan terhadap isu, mengajukan resolusi, menciptakan iklim dimana
para pertisipan memandang negosiasi sebagai sebuah usaha kolaborasi,
membuat ringkasan yang jelas terhadap hasil feedback, merekam semua
keputusan dalam sebuah catatan. Kegiatan case conference ini harus melalui
tahap persiapan sebelumnya.
19
Case conference sebagai salah satu kegiatan penting dalam proses
kolaborasi antara tim kesehatan. Kolaborasi merupakan proses kompleks yang
membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan dan menjadi tanggung
jawab bersama untuk merawat pasien. Kolaborasi dalam case conference ini
meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide yang memberikan perspektif
kepada seluruh kolaborator tentang suatu permasalahan dalam asuhan
keperawatan efektifitas hubungan kolaborasi profesional membutuhkan
mutual respek baik setuju atau ketidaksetujuan yang dicapai dalam interaksi
tersebut.Partnership kolaborasi merupakan usaha yang baik sebab dapat
menghasilkan outcome yang lebih baik bagi pasien.
6
2.3.1 Penggunaan Komunikasi Dalam Kelompok
Keberadaan suatu kelompok dalam masyarakat dicerminkan oleh adanya
penggunaan atau fungsiyang akan dilaksanakannya. Penggunaan
komunikasi tersebut mencakup untuk hubungan sosial,pendidikan,
persuasi, pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dan
fungsi terapi. Semua inidimanfaatkan untuk pembuatan kepentingan
masyarakat, kelompok dan para anggota kelompok itusendiri.
1. Untuk hubungan sosial, dalam arti bagaimana suatu
kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan
sosial di antara para anggotanya seperti bagaimana suatu kelompok
secararutin memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk
melakukan aktivitas yang informal, santai dan menghibur.
2. Sebagai pendidikan dalam arti bagaimana sebuah kelompok secara
formal maupun informal bekerja untuk mencapai dan
mempertukarkan pengetahuan. Melalui fungsi pendidikan ini,
kebutuhan-kebutuhan dari para anggota kelompok, kelompok itu
sendiri bahkan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Namun
20
demikian, fungsi pendidikan dalam kelompok akan sesuai
dengan yangdiharapkan atau tidak, bergantung pada tiga
faktor, yaitu jumlah informasi baru yang dikontribusikan,
jumlah partisipan dalam kelompok serta frekuensi interaksi di
antara para anggotakelompok. Sebagai pendidikan ini akan sangat
efektif jika setiap anggota kelompok membawa pengetahuan yang
berguna bagi kelompoknya. Tanpa pengetahuan baru yang
disumbangkanmasing-masing anggota, mustahil fungai edukasi ini
akan tercapai.
3. Sebagai persuasi, seorang anggota kelompok berupaya
mempersuasikan anggota lainnya supayamelakukan atau tidak
melakukan sesuatu. Seseorang yang terlibat usaha-usaha persuasif
dalamsuatu kelompok, membawa resiko untuk tidak diterima oleh
para anggota lainnya. Misalnya, jika usaha-usaha persuasif
tersebut terlalu bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku
dalam kelompok, maka justru orang yang berusaha mempersuasi
tersebut akan menciptakan suatu konflik,dengan demikian malah
membahayakan kedudukannya dalam kelompok.
4. Penggunaan keompok juga dicerminkan dengan kegiatan-
kegiatannya untuk memecahkan persoalan danmembuatkeputusan-
keputusan.Pemecahan masalah(problemsolving) berkaitan dengan
penemuan alternatif atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya;
sedangkan pembuatan keputusan(decision making) berhubungan
dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi. Jadi,
pemecahanmasalah menghasilkan materi atau bahan untuk
pembuatan keputusan.
5. Untuk terapi adalah penggunaan dari kelompok. Kelompok terapi
memiliki perbedaan dengankelompok lainnya, karena kelompok
terapi tidak memiliki tujuan. Objek dari kelompok terapi adalah
membantu setiap individu mencapai perubahan personalnya.
Tentunya, individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota
kelompok lainnya guna mendapatkan manfaat, namun usaha
21
utamanya adalah membantu dirinya sendiri, bukan membantu
kelompok mencapai konsensus.Contoh dari kelompok terapi ini
adalah kelompok konsultasi perkawinan, kelompok penderita
narkotika, kelompok perokok berat dan sebagainya. Tindak
komunikasi dalam kelompok-kelompok terapi dikenal dengan
nama pengungkapan ciri (self disclosure). Artinya, dalam suasana
yang mendukung, setiap anggota dianjurkan untuk berbicara secara
terbuka tentang apa yang menjadi permasalahannya. Jika muncul
konflik antar anggota dalam diskusi yang dilakukan, orang
yangmenjadi pemimpin atau yang memberi terapi yang akan
mengaturnya.
2.3.2 Manfaat Komunikasi Kelompok Dalam Keperawatan
Komunikasi antar kelompok dalam keperawatan sangatlah penting.
Komunikasi kelompok ini terjadi pada saat penyerahan tugas dari dinas pagi
ke dinas siang, dari dinas siang ke dinas malam dan sebagainya untuk
kepentingan pelayanan klien. Adapun manfaat dari komunikasi kelompok
dalam keperawatan, antara lain adalah:
1. Untuk pemberian asuhan keperawatan selanjutnya
2. Memberikan pelayanan kepada klien sebaik mungkin
3. Meningkatkan kesehatan dan memberi pelayanan kesehatan kepada
klien
4. Adanya bentuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam
pelayanan keperawatan padaklien
5. Mempercepat proses penyembuhan klien
6. Menghindari terjadinya kesalah pahaman atau diskomunikasi antara
klien maupun keluarga padasaat menyampaikan informasi mengenai
kesehatan klien
7. Terjalinnya kerjasama yang baik antara klien dengan perawat
sehingga klien merasa betah saat menjalani proses perawatan
8. Memberikan informasi atau penyuluhan mengenai penyakit klien dan
cara penanggulangannya sehingga ketika klien sembuh, klien dapat
mengantisipasi kemungkinan penyakitnya kambuh lagi
22
BAB III
NASKAH ROLEPLAY
Pemeran :
Sebelum itu para mahasiswa menemui kepala desa keleyan untuk memintaizin
Mahasiswa :’’ Bapak, perkenalkan kami mahasiswa dari STIKES Ngudia Husada
Madura, Kami di sini ingin meminta izin untuk melakukan penyuluhan tentang waspada
demam berdarah kepada masyarakat di desa Keleyan ini Pak’’.
Kepaladesa :’’Oalah iya nak, saya setuju itu agar masyarakat di desa ini bisa bebas
dari demam berdarah, penyuluhannya mau di adakan hari ini ?’’
Kepaladesa :’’ Baik besok pagi bapak akan mengumpulkan semua orang di desa ini.
23
Kepaladesa :’’Iya nak, sama-sama’’
Kepaladesa :’’Ibu ibu dan bapak bapak di sini ada mahasiswa dari STIKES Ngudia
Husada Madura yang akanmelakukan penyuluhan di desa kita ini, tentang waspada
demam berdarah. Saya harap Ibu dan Bapak semua mengikuti acara ini dengan
semangat agar kampung kita ini terbebas dari demam berdarah ,setuju Ibu?’’
Mahasiswa : “Baiklah Pak, Bu, sebelumnya terimakasih atas waktu dan tempat yang
di berikan kepada kami. Kami mahasiswa dari STIKES Ngudia Husada Madura yang di sini
kami akan memberi penyuluhan tentang “Bahaya di Gigit Nyamuk”. Nah, di sini kami
fokuskan pada bahaya demam berdarah. Yang akan kami bahas disini meliputi : Apa itu
demam berdarah? Ciri-ciri orang yang terjangkit penyakit demam berdarah, kemudian
yang terakhir cara pencegahan penyakit demam berdarah. Sebelum penyuluhan kami
mulai kami akan memperkenalkan diri terlebih dahulu.
Mahasiswa : “Bapak-bapak, Ibu-ibu, ada yang tau tidak tentang penyakit demam
berdarah itu apa? Nanti kalau yang jawabannya benar saya beri sesuatu”
24
Masyarakat : “Setau saya ya mbak, hmmm… penyakit demam berdarah itu penyakit
yang di sebabkan oleh virus… virus… virus… hmmmm… apa ya mbak? Saya kok lupa!!
(merasamalu).”
Mahasiswa : “Virus apa Pak? Coba di ingat-ingat lagi Pak. Mungkin ada yang ingin
berpendapat lagi?”
Mahasiswa : “Kemudian gejala dari orang yang terjangkit penyakit demam berdarah
itu dapat di kenal denganmudah. Biasanya orang yang terjangkit penyakit demam
berdarah itu demam tinggi selama 2 hari sampai 7 hari, kulit tampak bintik-bintikmerah,
berkeringat dingin, terkadang juga sakit kepala berat, terkadang jugamerasa nyeri di
bagian belakang mata, mual dan muntah. Jadi jika Bapak , Ibu atau anak Bapak/Ibu
mengalami gejala yang sama sepertiapa yang saya jelaskan tadi Bapak/Ibu bias untuk
segera bertindak atau segera di bawa kerumah sakit terdekat.”
Untuk yang plusnya itu pencegahan berupa, misalnya : mosquito net, laution anti
nyamuk, obat pembrantas nyamuk, dan lain-lain .
Mahasiswa : “Iya Pak, Bu. Jangan lupa di praktekin ya Pak, Bu.. apa ada pertanyaan
Pak, Bu?”
25
Masyarakat :’’Oh begitu iya siapmbak, jadi harus kerumah sakit kalau terkena
demam berdarah ya mbak?”
Mahasiswa :’’Baik Ibu Bapak, karna sudah tidak ada pertanyaan lagi kami mohon
undur diri, semoga di lain waktu kami bias melakukan penyuluhan di desa ini lagi’’
Kepala desa :’’Iya mbak sama-sama saya juga berterimakasih sudah melakukan
penyuluhan di desa kami ini.’’
26
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga
orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi
informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya
dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.
4.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karenanya bagi pembaca dan
penulis disarankan untuk mencari referensi lain yang lebih lengkap.
Diharapkan penulis lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
makalah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun
penulis.
27
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/3596
http://www.lusa.web.id/unsur-unsur-komunikasi/
28
ss
Kepada Yth.
Ketua Kepala Desa
Di Tempat
Dengan Hormat
Dalam rangka memenuhi tugas kuliah, Kami selaku Mahasiswa STIKES Ngudia
Husada Madura bermaksud akan menyelenggarakan kegiatan Penyuluhan
Kesehatan pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 30 Oktober 2019
Waktu : Pukul 08.00 WIB sampai selesai
Tempat : Balai Desa Keleyan
29
Demikian surat permohonan ini kami ajukan, atas perhatian dan izin yang di
berikan kami ucapkan banyak terima kasih.
Tertanda
Mahasiswa
30
31
s
32