Anda di halaman 1dari 6

RESUME I

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
“PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA HUBUNGAN DENGAN PROSES
PEMBELAJARAN”

Dosen Pengampu :
Verlanda Yuca,.M.pd

OLEH
Nama : Sri Muliani Sianipar
Nim : 19076028

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2021
A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangung secara normal pada anak yang
sehat dalam peredaran waktu tertentu. Pertumbuhan juga dapat diartikan sebagai
proses transisi dari konstitusi fisik (keadaan jasmaniah) yang herediter dalam
bentuk proses aktif secara berkesinambungan.
Dalam pertumbuhannya, macam-macam bagian tubuh itu mempunyai
perbedaan  tempo kecepatan. Contohnya: pertumbuhan alat-alat kelamin
berlangsung paling lambat pada masa kanak-kanak, tapi mengalami percepatan
pada masa pubertas. Sebaliknya, pertumbuhan susunan syaraf pusat berlangsung
paling cepat pada masa kanak-kanak dan relatif berhenti pada masa pubertas. 
2. Pengertian Perkembangan
Perkembangan merupakan perubahan-perubahan psiko-fisik sebagai hasil
dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh
faktor lingkungan dan proses belajar dalam waktu tertentu menuju
kedewasaan. Perkembangan bisa juga diartikan sebagai proses transmisi dari
konstitusi psiko-fisik yang herediter, dirangsang oleh faktor-faktor lingkungan
yang menguntungkan dalam perwujudan proses aktif menjadi secara kontinu.
Perkembangan itu bisa dirincikan  sebagai berikut :
a. Seorang anak berkembang karena fungsi-fungsi fisik yang sudah matang
b. Seorang anak  berkembang karena matangnya fungsi-fungsi psikisnya
c. Anak belajar mencoba kemampuan jasmani dan rohaninya

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan


1) Faktor yang mempengaruhi Perkembangan
a) Aliran Nativisme
Para ahli menganut aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu
ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak
berpengaruh apa–apa.
b) Aliran Empirisisme
Doktrin tabula  rasa menekankan arti penting pengalaman, lingkungan,
dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia itu semata–mata
bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat
dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya.
c)Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran
empirisime dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting
hereditas (pembawaan) dengan lingkuanga sebagai faktor–faktor yang
berpengaruh dalam perkembangan manusia.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi perkembangan adalah  :
a) Faktor herediter (warisan sejak lahir/bawaan)
b) Faktor lingkungan, menguntungkan atau tidak
c) Kematangan, fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi psikis
d) Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemampuan, kemampuan
seleksi, bisa menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun
diri sendiri.
2)      Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan
a.       Faktor-faktor sebelum lahir, contohnya: peristiwa kekurangan nitrisi pada ibu
dan janin, janin terkena virus, keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan,
terkena infeksi oleh bakteri syphilis, terkena penyakit bagang, TBC, Kholera,
Typhus, gondok, sakit gula dan lain-lain.
b.      Faktor ketika lahir, contohnya: pendarahan pada bagian kepala bayi, disebabkan
oleh tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan. Dan oleh defak pada
susunan syaraf pusat, karena kelahiran bayi dengan bantuan tangan.
c.       Faktor sesudah lahir, contohnya pengalaman traumatik (luka-luka) pada kepala,
kepala bagian dalam terluka karena bayi terjatuh, kepala terpukul atau mengalami
serangan sinar matahari, infeksi pada otak atau selaput otak, misalnya oleh
penyakit cerebral meningitis, gabag, malaria tropika, dyptheria, radang kuping
bernanah, dan lain-lain. Kekurangan nutrisia atau zat makanan dan gizi.
d.      Faktor psiokologis, contohnya bayi ditinggalkan kedua orangtuanya, anak
dititipkan dalam satu institusionalia (rumah sakit, rumah yatim piatu, yayasan
perawatan bayi, dan lain lain). Sehingga mereka kurang sekali mendapatkan
perawatan jasmaniah dan kasih sayang.

C.    Prinsip/Hukum Perkembangan
     Pengertian hukum dalam perkembangan sudah tentu berbeda dengan hukum dalam 
dunia peradilan atau peraturan konstitusional. Hukum dalam pembahasan ini berarti
kaidah atau patokan mengenai terjadinya peristiwa tertentu. Secara spesifik, hukum
perkembangan dapat diartikan sebagai “kaidah atau patokan yang menyatakan kesamaan
sifat dan hakikat dalam perkembangan”. Dapat juga dikatakan, hukum perkembangan
adalah patokan generalisasi, mengenai sebab dan akibat terjadinya peristiwa
perkembangan dalam diri manusia.

1.      Hukum konvergensi
           Hukum ini di pelopori oleh William Stern seorang Psikolog berkebangsaan
Jerman, ia berpendapat bahwa perkembangan individu adalah pengaruh unsur
lingkungan  dan bawaan, kedua-duanya menentukan perkembangan manusia, dari
duah buah faktor perkembangan dan lingkungan. Tetapi perkembangan manusia
bukan hanya dari pembawaannya dan lingkungannya. Manusia itu tidak hanya
diperkembangkan tetapi juga memperkembangkan dirinya sendiri. Manusia adalah
makhluk yang memiliki pemikiran sendiri untuk menentukan pilihan dan sesuatu
yang mengenai dirinya dengan bebas. Aktivitas manusia itu sendiri dalam
pekembangannya turut menentukan atau memainkan peranan juga. Jadi kedua
pengeruh diatas sangat ditekankan untuk membentuk karakter  individu.
Contoh:
a)      Seorang siswa yang pengaruh antara lingkungan dan pembawaan sama besarnya
atau seimbang,  maka hasil dari pembelajaran juga akan seimbang, karena semua
bawaan sang siswa bermanfaat dalam proses pembelajaran. Misal, seorang siswa
yang hasi dari bawaan dan lingkungan seimbang adalah seorang anak yang
berbakat dalam berhitung tetap dapat mengusai pelajaran lainnya tanpa
mengalami kesulitan.
b)      Seorang siswa yang factor lingkungan lebih dominan maka hasil dari suatu
pembelajaran lebih condong sesuai dengan lingkungan yang ada di sekelilingnya
sehingga bakat menjadi sia-sia. Misalnya, anak yang berbakat menggambar tetapi
guru memaksa untuk pandai berhitung dengan alasan tertentu maka kemudian
anak tersebut akan pandai berhitung tetapi bakat aslinya terabaikan sia-sia,
meskipun Nampak berhasil tetapi hanya dirasakan sepihak saja.
c)      Seorang siswa yang factor bawaan lebih dominan dalam proses pembelajran
maka seorang siswa hanya biasa dalam bakatnya saja. Misalnya, seorang anak
laki-laki yang lebih menyukai sepak bola tanpa memperhatikan tugasnya sebagai
pelajar maka hasilnya siswa tersebut akan ketinggalan pelajaran yang seharusnya
dia peroleh.
2.      Hukum perkembangan dan pengembangan diri
           Pada anak balita, wujud pertahanan diri itu berupa tangisan ketika lapar, atau
teriakan yang disertai pelemparan batu ketika mendapat gangguan hewan atau orang
yang ada disekelilingnya.Dari usaha mempertahankan diri ini, berlanjut menjadi
usaha untuk mengembangkan diri. Naluri pengembangan diri pada anak, antara lain
memanifestasikan dalam bentuk bermain untuk mengetahui yang ada di
sekelilingnya. Selanjutnya, pada anak –anak biasanya tampak keingintahuannya
terhadap sesuatu itu berkali – kali. Alhasil, manusia berkembang karena adanya
insting atau naluri pembawaan sejak lahir yang menuntutnya untuk bertahan dan
mengembangkan diri di muka bumi ini.
3.      Hukum masa peka
           Peka artinya mudah terangsang atau mudah menerima stimulus.Masa peka
adalah masa yang tepat yang terdapat pada diri anak untuk mengermbangkan fungsi-
fungsi tertentu, seperti fungsi mulut untuk berbicara dan membaca, fungsi tangan
untuk menulis, dan sebagainya. Masa “ mudah dirangsang “ ini sangat menentukan
cepat dan lambatnya siswa dalam menerima pelajaran. Artinya, jika seorang siswa
belum sampai pada masa pekanya untuk mempelajari suatu materi pelajaran, materi
pelajaran tersebut akan sangat sulit diserap dan diolah oleh system memorinya.
Contoh:
           Dalam sebuah proses pembelajaran terkadang digunakan metode drama.
Misalnya untuk menjelaskan proses
kemerdekaan siswa diajak untuk memahami kronologinya dengan drama.
Setiapsiswa diberikan peran seseuai dengan pelaku proklamasi dan disesuaikan
dengan kebutuhan. Apabila siswa yang diberi peran mengetahui siapa tokoh yang
dia perankan, sang
siswa tidak akan mengalami kesusahan dalam memahami karakternya. Berbeda
dengan siswa yang tidak mengetahui siapa tokoh yang diperankannya, dia akan
mengalami kesusahan dalam praktek dan hal itu menandai sang siswa tidak
mengalami masa peka mengenali tokoh atau pahlawan di Indonesia
4.      Hukum Keperluan belajar
           Keperluan belajar bagi proses perkembangan, terutama perkembangan fungsi-
fungsi psikis tak dapat kita ingkari, meskipun kebanyakan ahli tidak menyebutnya
secara eksplisit. Bahkan, kemampuan berjalan yang secara lahiriah dapat
diperkirakan akan muncul dengan sendirinya ternyata masih juga memerlukan
belajar, meskipun sekedar mengfungsikan organ kaki anak yang sebenarnya
berpotensi untuk bias berjalan sendiri itu.
5.      Hukum kesatuan anggota badan
           Proses perkembangan fungsi-fungsi organ jasmaniah tidak terjadi tanpa
diiringi proses perkrmbangan fungsi-fungsi rohaniah. Dengan demikian suatu
tahapan perkembangan tidak terlepas dari tahapan perkembangan lainnya.Jadi,
perkembangan panca indera misalnya, tidak terlepas dari perkembangan kemampuan
mendengar, melihat, berbicara, dan merasa.Selanjutnya kemampuan-kemampuan ini
juga tidak terlepas dari perkembangan berpikir, bersikap, dan berperasaan.
6.      Hukum Tempo Perkembangan
           Lambat atau cepatnya proses perkembangan seseorang tidak sama dengan
orang lain. Dengan kata lain, setiap orang memiliki tempo perkembangan masing-
masing. Tempo-tempo perkembangan manusia umunya terbagi dalam kategori :
cepat, sedang, dan lambat. Tempo perkembangan yang terlalu cepat atau terlalu
lambat biasanya menjukkan kelainan yang relative sangat jarang terjadi.
7.      Hukum Irama Perkembangan
           Disamping ada tempo, didalam perkembangan juga dikenal adanya irama atau
naik-turunnya proses perkembangan. Artinya, perkembangan manusia itu tidak tetap,
terkadang naik terkadang turun. Pada suatu saat seorang anak mengalami
perkembangan yang tenang, sedangkan pada saat lain ia mengalami perkembangan
yang menggoncangkan.
8.      Hukum Rekapitulasi
           Hukum ini berasal dari teori rekapitulasi (recapitulation theory) yang berisi
doktrin yang mengatakan bahwa perkembangan proses perkembangan individu
manusia adalah sebuah mikrokosmik (dunia kehidupan kecil) yang mencerminkan
evolusi kehidupan jenis makhluk hidup dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat
yang paling kompleks. Ada dua aspek yang digambarkan oleh teori ini, yakni aspek
psikis dan aspek fisik (Reber, 1988).
DAFTAR PUSTAKA

Agus Sujatno.1996.Psikologi perkembangan.edisi revisi.(Jakarta:PT Rineka Cipta)


Kartini Kartono.2007.Psikologi Anak.cetakan Keenam.(Bandung:CV.Mandar Maju)
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya
http://mahaperpus.blogspot.com/2011/12/perkembangan-peserta-didik-hubungannya.html
http://permanadotorg.wordpress.com/2011/09/20/proses-perkembangan-dan-hubungannya-
dengan-proses-belajar/

Anda mungkin juga menyukai