Anda di halaman 1dari 17

MINI RISET

“ PERSAMAAN DIFERENSIAL ”

DISUSUN OLEH:
Fadhil Ibnu Ardiansyah Situmorang : 5193530001

KELAS : TEKNIK ELEKTRO A 2019


DOSEN PENGAMPU: Drs. Marsangkap Solitonga, M,Pd

PROGRAM STUDI PENDIDKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEI 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mini riset ini
dengan baik dan tepat waktu.
Tugas mini riset ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
tugas ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah tugas mini riset ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah tugas
mini riset ini. Oleh karena itu kami mengharapkan pembaca untuk memberikan saran serta
kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah tugas mini riset selanjutnya. Semoga makalah mini riset ini
bisa bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca.

Medan, MEI 2021

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
Persamaan Diferensial merupakan salah satu topik dalam matematika yang
cukup menarik untuk dikaji lebih lanjut. Hal itu karena banya permasalahan
kehidupan sehari-hari yang dapat dimodelkan dengan persamaan Diferensial,
diantaranya dalam bidang kesehatan yaitu pemodelan penyakit, perkembangan
bakteri, sedangkan dalam bidang teknik yaitu pemodelan gelombang air laut,
pemodelan perambatan panas pada batang logam, dan sistem kerja pada pegas.
Persamaan Diferensial secara umum dibedakan menjadi dua, yaitu persamaan
Diferensial biasa dan persamaan Diferensial parsial. Persamaan Diferensial biasa
adalah persamaan yang hanya memuat turunan yang terdiri dari satu atau lebih
variabel tak bebas dengan satu variabel bebas, sedangkan persamaan diferensial
parsial adalah persamaan yang memuat turunan parsial satu atau lebih variabel tak
bebas terhadap dua atau lebih variabel bebas (Ross,1984:4). Dalam proses pemodelan
matematika banyak ditemukan kasus dalam bentuk Persamaan Diferensial parsial,
diantaranya pada pemodelan persamaan panas, persamaan gelombang, persamaan
Laplace, dan persamaan telegraf. Peristiwa dalam kehidupan sehari-hari seperti
perambatan panas pada kemasan kaleng, perambatan panas pada kabel, sistem kerja
pada lemari pendingin merupakan aplikasi dari persamaan panas. Selain itu, contoh
perambatan panas 2 pada bidang datar antara lain setrika listrik dan prosesor. Secara
umum terdapat tiga cara perpindahan panas, yaitu perpindahan panas secara konduksi,
konveksi, dan radiasi.
Masalah persamaan Diferensial parsial dapat diselesaikan dengan
menggunakan metode separasi variabel, metode kanonik, metode d’Alembert, Metode
Transformasi Laplace. Metode separasi variabel adalah suatu metode yang digunakan
untuk metransformasikan suatu persamaan Diferensial parsial kedalam persamaan
Diferensial biasa dengan cara memisahkan solusi persamaan diferensial parsial
menjadi fungsi-fungsi yang memuat satu variabel. Setelah didapatkan persamaan
Diferensial biasa, kemudian selesaikan dengan integral biasa. Berdasarkan langkah
tersebut diperoleh solusi dari persamaan Diferensial parsial. Untuk memperoleh solusi
khusus, diperlukan adanya nilai awal dan syarat batas. Apabila yang menjadi bahan
tinjauan adalah potongan batang logam, dengan mengambil permisalan (𝑥, 0) yang
menyatakan suhu pada posisi 𝑥 saat waktu 𝑡 sama dengan nol. Suhu saat 𝑡 = 0 untuk
3
setiap posisi dikatakan masalah nilai awal. Syarat batas adalah suhu yang terletak
dikedua ujung batang logam. Terdapat tiga syarat batas yaitu syarat batas Dirichlet,
syarat batas Neumann, dan syarat batas Robin atau yang biasa dikenal dengan syarat
batas campuran.
Penelitian tentang persamaan panas dimensi satu pernah diteliti oleh Agah D.
Garnadi (2004) dengan judul Masalah Syarat Batas Bebas Persamaan Diferensial
Parsial Parabolik Satu. Penelitian tersebut membahas tentang Pendekatan berbagai
masalah syarat batas bebas yang eksplisit maupun implisit 3 untuk persamaan difusi
satu-dimensi dengan mempergunakan satu barisan masalah syarat batas dari satu
persamaan diferensial biasa. Penelitian lain dilakukan oleh Eminugroho, dkk (2013)
dengan judul Eksistensi dan Ketunggalan Solusi Persamaan Panas. Dalam penelitian
tersebut membahas tentang pembetukan persamaan panas dimensi satu dan
ketunggalan solusi dalam suatu persamaan panas dimensi satu yang dilengkapi syarat
awal dan syarat batas. Di tahun yang sama Yang, Ai-Ming, dkk meneliti tentang
persamaan panas dimensi satu dengan judul Analytical Solutions of the One-
Dimensional Heat Equations Arising in Fractal Transient Conduction withLocal
Fractional Derivative, penelitian tersebut membahas tentang gradasi panas pada
persamaan panas dimensi satu yang timbul pada konduksi fraktal. Persamaan panas
dimensi satu dengan nilai awal dan syarat batas yang berbeda telah dibahas pada buku
berjudul “Advanced Engineering Mathematics with Matlab Second Edition” oleh
Dean G.Duffy, namun pada buku tersebut lebih menekankan perhitungan secara
matematis pada kasus nilai awal dan syarat batas yang berbeda. Oleh karena itu, tugas
akhir ini membahas persamaan panas dimensi satu secara matematis dan diberikan
implementasi secara riil dengan nilai awal dan syarat batas yang berbeda. Syarat batas
yang digunakan dalam hal ini adalah syarat batas Dirichlet, syarat batas Neumann,
serta syarat batas Robin. Proses penyelesaian persamaan panas dimensi satu akan
digunakan metode separasi variabel. Metode ini dipilih karena penyelesaian kasus
persamaan panas dimensi satu dapat dipisahkan menjadi fungsi-fungsi yang memuat
satu variabel. Berdasarkan pemaparan di atas, kami membuat sebuah mini riset
mengenai “Pengetahuan Mahasiswa Mengenai Materi Turunan Parsial”

4
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah mini riset ini adalah
 Bagaimana pemahaman mahasiswa mengenai materi turunan parsial
 Apa sajakah permasalahan mahasiswa dalam pemahaman mengenai materi
turunan parsial
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari mini riset ini adalah
 Mengatahui pemahaman mahasiswa mengenai materi turunan parsial
 Mengetahui permasalahan mahasiswa dalam pemahaman mengenai materi
turunan parsial

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Fungsi dua peubah atau lebih
Fungsi dua peubah atau lebih dapat ditulis dalam bentuk eksplisit atau implisit.
Jika fungsi dua peubah dinyatakan dalam bentuk eksplisit, maka penulisannya secara
umum dinyatakan dalam bentuk z = F(x,y). Sebaliknya jika fungsi dua peubah
dinyatakan dalam bentuk implisit, maka penulisannya dinyatakan dalam bentuk
F(x,y,z) = 0.
Contoh:
1. z = 2x + y
2. z = ln x2  2y4

1
3. z = 1 – 2
2 sin x  sin y
4. xy + xz – yz = 0
5. xy - e x sin y = 0
y
6. ln x 2  y 2  arctan =0
x
y
7. arc tan - 2z = 0
x
Pada contoh di atas, fungsi yang ditulis dalam bentuk eksplisit adalah pada
contoh 1,2, dan 3. Sedangkan contoh 4, 5, 6, dan 7 adalah fungsi yang ditulis dalam
bentuk implisit. Semua fungsi dalam bentuk eksplisit dengan mudah dapat dinyatakan
dalam bentuk implisit. Akan tetapi tidak semua fungsi dalam bentuk implisit dapat
dinyatakan dalam bentuk eksplisit.
Untuk menggambar fungsi dua peubah dapat dengan membuat sumbu-sumbu
koordinat, yaitu sumbu x, sumbu y, dan sumbu z, sehingga pada sumbu tersebut
membentuk ruang dan masing-masing ruang disebut oktan .
Oktan I adalah ruang dengan x>0, y>, dan z>0
Oktan II adalah ruang dengan x>0, y<0, dan z>0
Oktan III adalah ruang denganx<0, y<0, dan z>0
Oktan IV adalah ruang dengan x<0, y>0, dan z>0
Oktan V adalah ruang dengan x>0, y>, dan z<0
Oktan VI adalah ruang dengan x>0, y<0, dan z<0

6
Oktan VII adalah ruang denganx<0, y<0, dan z<0
Oktan VIII adalah ruang dengan x<0, y>0, dan z<0
Berdasarkan oktan-oktan tersebut, dapat digambarkan sebarang titik P(x 1 ,y 1 ,z

1 ) atau kurva ruang dengan persamaan z =F(x,y)


Perhatikan gambar berikut.
Z

P( x1 , y1 , z1 )

z1

X
y1
x1

Pada gambar di atas P(x 1 ,y 1 ,z 1 ) adalah sebarang titik pada oktan I, dengan
menggunakan kaidah dan teorema Pythagoras dapat ditentukan panjang OP sebagai

OP = x12  y12  z12

Dengan cara yang sama, jika P(x 1 ,y 1 ,z 1 ) dan Q(x2,y2,z2) maka panjang PQ

dinyatakan dengan PQ = ( x 2  x1 ) 2  ( y 2  y1 ) 2  ( z 2  z1 ) 2 Selanjutnya, misal z =

F(x,y) maka dapat ditentukan gambar kurva ruang.


Contoh:
Dalam ruang dimensi tiga (R 3 ) gambarlah kurva ruang z = 12 – 3x –4y Untuk
menggambar kurva ruang dengan persamaan z =F(x,y) langkah yang ditempuh adalah
menentukan titik potong kurva dengan masing-masing sumbu.
Jika x = 0 dan y = 0 maka z = 12, hal ini berarti kurva ruang memotong sumbu z di
titik (0,0.12)
Jika y = 0, z = 0 maka x = 4, hal ini berarti kurva ruang memotong sumbu x dititik
(4,0,0).

7
Jika x = 0, z = 0 maka y = 3, hal ini berarti kurva ruang memotong sumbu y dititik
(0,3,0).
Sehingga diperoleh:

P(0,0,12)

Q(0,0,4)

R(0,0,3)
Gambar tampak di atas, adalah kurva ruang di oktan I. Kurva ruang di oktan
yang lain dibayangkan sebagai ruang maya.
2.2 Turunan Parsial Fungsi Dua atau lebih
Misal z = F(x,y) adalah fungsi dengan variable bebas x dan y. Karena x dan y
variable bebas maka terdapat beberapa kemungkinan yaitu:
1. y dianggap tetap, sedangkan x berubah-ubah.
2. x dianggap tetap, sedangkan y berubah-ubah
3. x dan y berubah bersama-sama sekaligus.
Pada kasus 1 dan 2 diatas mengakibatkan fungsinya menjadi fungsi satu peubah,
sehingga fungsi tersebut dapat diturunkan dengan menggunakan definisi turunan
pertama yang telah dipelajari pada kalkulus diferensial.
Definisi
Misal z = F(x,y) adalah fungsi dua peubah yang terdefinisi pada interval
z z
tertentu, turunan parsial pertama z terhadap x dan y dinotasikan dengan dan
x y
Z F ( x  x, y)  F ( x, y) Z
dan didefinisikan oleh = Lim dan = Lim
x x  0 x y y  0

F ( x, y  y)  F ( x, y)
Asalkan limitnya ada.
y

8
Untuk memudahkan dalam menentukan turunan parcial dapat dilakukan
dengan menggunakan metode sederhana sebagai berikut. Andaikan z = F(x,y) maka
z
untuk menentukan sama artinya dengan menurunkan variabel x dan variabel y
x
z
dianggap konstan dan selanjutnya y diturunkan. Demikian pula untuk menentukan
y
sama artinya dengan menurukan variable y dan variable x dianggap konstant lalu
diturunkan. Dengan cara yang sama, andaikan W = F(x,y,z) adalah fungsi tiga
peubah yang terdefinisi dalam selang tertentu maka turunan parsial pertama
W W W
dinyatakan dengan , , dan yang secara berturut didefinisikan oleh:
x y z
W F ( x  x, y, z )  F ( x, y, z )
 Lim
x x o x
W F ( x, y  y, z )  F ( x, y, z )
 Lim
y yo y
W F ( x, y, z  z )  F ( x, y, z )
 Lim
z z o z
Asalkan limitnya ada.

9
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 DesainPenelitian
Penelitianin yang kami lakukan bertujuan untuk mengananalisis kesalahan
mahasiswa dalam menyelesaikan soal dengan materi diferensial parsial dengan
menggunakan konsep limit.
3.2 SubjekPenelitian
Subjek penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Negeri Medan Tahun
Ajaran 2019 dengan jumlah 10 orang mahasiswa/ responden
3.3 TeknikPengumpulan Data
Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada
10 orang mahasiswa/ responden
3.4 MetodeAnalisa Data
Teknik analisis data kualitatif dilakukan sesuai dengan pendekatan studi kasus,
sehingga analisis data yang digunakan dengan cara menelaah jawaban-jawaban yang
dikumpulkan yang didapat dari subjek penelitian.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Hasil penelitian ini dilakukan dengan memberikan kouesioner kepada
mahasiswa yang berada di kelas Teknik Elektro A 2019 dengan jumlah 10 orang
mahasiswa/ responden. Contoh soal yang saya berikan adalah :
Contoh angket Miniriset
Nama :
Kelas :
SOAL
1. Carilah turunan parsial tingkat dua dari fungsi f(x,y)= x2y- 3xy+ 2x2y2.
2. Tentukan turunan parsial terhadap x dan turunan parsial terhadap y fungsi yang
dirumuskan dengan f(x,y)= 3x4y2+ xy2+ 4y.
3. Tentukan turunan parsial terhadap x dan turunan parsial terhadap y fungsi yang
dirumuskan dengan f(x,y)= x2y+5x+4. Selanjutnya tentukan turunan parsial f terhadap
x dan turunan parsial f terhadap y di titik (2,3).
4. Tentukan turunan parsial pertama dari z= √𝑥
5. Tentukan semua turunan parsial tingkat dua fungsi f yang dirumuskan dengan f(x,y)=
3x4y2+ xy2+ 4y.
Kunci Jawaban
1. Dik : (𝑥 ) 𝑥 𝑥 𝑥
Dit : Turunan parsial tingkat dua = …
Jawab :
Cari dahulu turunan parsial tingkat satu dari fungsi tersebut, yaitu:
(𝑥 ) 𝑥 𝑥
(𝑥 ) 𝑥 𝑥 𝑥
Sehingga didapat turunan parsial tingkat dua, yaitu:
(𝑥 )
(𝑥 ) 𝑥
(𝑥 ) 𝑥 𝑥 𝑥 𝑥 dan
(𝑥 ) 𝑥 𝑥 𝑥 𝑥

2. Dik : (𝑥 ) 𝑥 𝑥

11
Dit : Turunan parsial terhadap x = …
Turunan parsial terhadap y = …
Jawab :
(𝑥 )
𝑥
𝑥
(𝑥 )
𝑥 𝑥

3. Dik : (𝑥 ) 𝑥 𝑥
Dit : Turunan parsial terhadap x = …
Turunan parsial terhadap y = …
Turunan parsial f terhadap x dan turunan parsial f terhadap y di titik (2,3) =

Jawab :
(𝑥 ) (𝑥 𝑥 ) (𝑥 )
𝑥 𝑥
(𝑥 𝑥) (𝑥 𝑥) (𝑥 𝑥 )
𝑥
𝑥 𝑥 𝑥 ( 𝑥) 𝑥 𝑥 (𝑥 𝑥 )
𝑥
𝑥 𝑥 ( 𝑥) 𝑥
𝑥
𝑥

(𝑥 ) (𝑥 ) (𝑥 )

𝑥 ( ) 𝑥 (𝑥 𝑥 )

𝑥
( )
Sehingga turunan parsial f terhadap x di titik (2,3) adalah ( )( )
( )
dan turunan parsial f terhadap y di titik (2,3) adalah

12
4. Dik : √𝑥
Dit : Turunan parsial pertama = …
Jawab :
(𝑥 𝑥 ) (𝑥 )
𝑥 𝑥
√(𝑥 𝑥) √𝑥
𝑥
√(𝑥 𝑥) √𝑥 √(𝑥 𝑥) √𝑥
𝑥 √(𝑥 𝑥) √𝑥
(𝑥 𝑥) (𝑥 )
𝑥
𝑥 𝑥 𝑥
𝑥√(𝑥 𝑥) √𝑥
𝑥 𝑥
𝑥√(𝑥 𝑥) √𝑥

5. Dik : (𝑥 ) 𝑥 𝑥
Dit : Turunan parsial tingkat dua = …
Jawab :
(𝑥 ) (𝑥 )
( ) 𝑥
𝑥 𝑥 𝑥
(𝑥 ) (𝑥 )
( ) 𝑥 𝑥

(𝑥 ) (𝑥 )
( ) 𝑥
𝑥 𝑥
(𝑥 ) (𝑥 )
( ) 𝑥
𝑥 𝑥

Penelitian ini kami analisis dari kemampuan siswa menjawab soal yang kami berikan,
jika mahasiswa mampu menjawab soal dengan benar dengan jalan yang tepat pula
siswa tersebut dikategorikan sebagai siswa yang memahami materi turunan parsial
begitu pula sebaliknya

13
Tabel data soal yang dijawab benar atau salah oleh responden
Soal
1 2 3 4 5
Resonden
1 B B B B B
2 B B B S S
3 B B S B B
4 B S B B B
5 B B B S B
6 B B B S S
7 B B B B B
8 B B S S B
9 B B S S B
10 B B B S B

Tabel persentase kebenaran dan kesalahan dari data diatas


Soal Persentase Persentase
Kebenaran Kesalahan
1 100% 0%

2 90% 10%
3 70% 30%
4 40% 60%
5 80% 20%

 Soal no 1
Pada pengerjaan soal no 1 terdapat 10 orang yang menjawab benar sehingga diperoleh
persentase mahasiswa yang menjawab benar adalah 100%
dan terdapat 0 orang yang menjawab salah sehingga diperoleh persentase mahasiswa
yang menjawab benar adalah 0 %
 Soal no 2
Pada pengerjaan soal no 2 terdapat 9 orang yang menjawab benar sehingga diperoleh
persentase mahasiswa yang menjawab benar adalah 90%

14
dan terdapat 1 orang yang menjawab salah sehingga diperoleh persentase mahasiswa
yang menjawab benar adalah 10%
 Soal no 3
Pada pengerjaan soal no 3 terdapat 7 orang yang menjawab benar sehingga diperoleh
persentase mahasiswa yang menjawab benar adalah 70%
dan terdapat 3 orang yang menjawab salah sehingga diperoleh persentase mahasiswa
yang menjawab benar adalah 30%
 Soal no 4
Pada pengerjaan soal no 4 terdapat 4 orang yang menjawab benar sehingga diperoleh
persentase mahasiswa yang menjawab benar adalah 40%
dan terdapat 6 orang yang menjawab salah sehingga diperoleh persentase mahasiswa
yang menjawab benar adalah 60%
 Soal no 5
Pada pengerjaan soal no 5 terdapat 8 orang yang menjawab benar sehingga diperoleh
persentase mahasiswa yang menjawab benar adalah 80%
dan terdapat 2 orang yang menjawab salah sehingga diperoleh persentase mahasiswa
yang menjawab benar adalah 20%

15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang kami peroleh dari hasil penelitian yang kami lakukan
adalah:
1. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pemahaman mahasiwa mengenai materi
turunan parsial sudah cukup baik hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya soal
yang dikerjakan dengan jawaban yang benar pula.
2. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa permasalahan mahasiwa mengenai materi
turunan parsial terdapat pada soal nomor 4 karena dari 10 orang siswa yang kami
teliti hanya 40% yang memberikan jawaban yang benar.

16
DAFTAR PUSTAKA
Purcell,dkk. 2005. KALKULUS JILID (2) EDISI (8). Jakarta : Erlangga.
Sukardjono. 1999. KALKULUS MULTIVARIABEL. Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta

17

Anda mungkin juga menyukai