Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

DI SUSUN OLEH:

MAWADDAH
P27220020255

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROFESI NERS
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PRAKTIK PROFESI NERS KEPERAWATAN GERONTIK

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada usia lanjut tekanan darah akan cenderung tinggi sehingga lansia lebih
besar beresiko terjadinya hipertensi. Hipertensi merupakan tekanan darah melebihi
batas normal. Tekanan darah yang normal adalah 120/80 mmHg (Nurrahmani,
2012). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang perlu diwaspadai
bagi kesehatan karena tidak terdapat tanda-tanda atau gejala yang dapat dilihat dari
luar, akan tetapi dapat menyebabkan komplikasi pada organ tertentu (WHO, 2011).
Menurut data WHO, di seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4% orang
di seluruh dunia mengidap hipertensi, angka ini kemungkinan akan meningkat
menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di
negara maju dan 639 sisanya berada di negara berkembang, termasuk Indonesia
(Yonata, 2016). Berdasarkan Global Status Report on Non communicable Disease
tahun 2010 dari WHO menunjukkan bahwa sebesar 40% negara berkembang
mengalami hipertensi. Afrika merupakan kawasan dengan penderita hipertensi
paling tinggi dengan persentase sebanyak 46%, kemudian Asia Tenggara dengan
persentase sebanyak 36% dan kawasan Amerika dengan persentase kejadian
hipertensi sebanyak 35%.
WHO (2013) menyebutkan bahwa satu dari tiga orang dewasa di seluruh dunia
memiliki tekanan darah tinggi dan peningkatan tersebut terjadi seiring dengan
bertambahnya usia, yaitu satu dari sepuluh orang berusia 20-an dan 30-an sampai
lima dari sepuluh orang berusia 50-an. Penyakit terbanyak pada usia lanjut
berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 adalah hipertensi. Dengan prevalensi
45,9% pada usia 55-64 tahun, 57,6% pada usia 65 tahun, 74% dan 63,8% pada usia
≥ 75 tahun (Infodatin Kemenkes RI, 2016).
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 25 menit di rumah Ny. W
diharapkan Ny. W memahami tentang hipertensi.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan Penyuluhan diharapkan Ny. W mampu:
1) Memahami pengertian hipertensi
2) Memahami klasifikasi hipertensi
3) Memahami penyebab hipertensi
4) Memahami tanda dan gejala hipertensi
5) Memahami dan menerapkan cara pencegahan hipertensi
6) Memahami dan menerapkan cara penanganan hipertensi
7) Memahami dan menerapkan Makanan yang harus dihindari atau dibatasi
oleh penderita hipertensi
8) Memahami komplikasi hipertensi
9) 5 Kiat dalam mengontrol hipertensi

B. RENCANA PELAKSANAAN
1. Topik : Hipertensi pada Lansia
2. Sasaran : Ny. W
3. Hari, tanggal : Rabu, 12 Mei 2021
Waktu : 09.00 – 09.25 WIB
Tempat : Gantiwarno, Matesih, Karanganyar
4. Metode : Ceramah dan Diskusi
5. Media : Leaflet
6. Materi (Uraian Materi Terlampir)
a. Pengertian hipertensi
b. Klasifikasi hipertensi
c. Penyebab hipertensi
d. Tanda dan gejala hipertensi
e. Pencegahan hipertensi
f. Penanganan hipertensi
g. Makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi
h. Komplikasi hipertensi
i. 5 Kiat dalam mengontrol hipertensi
7. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
1. 2 menit Pembukaan : 1. Menjawab salam
1. Mengucapkan salam dan 2. Memperhatikan
memperkenalkan diri dan menjawab
2. Menyampaikan maksud tujuan pertanyaan
dilaksanakan penyuluhan
3. Melakukan kontrak waktu
4. Menanyakan ketersediaan
2. 15 menit Pelaksanaan : 1. Menyimak
1. Menjelaskan pengertian hipertensi penjelasan
2. Menjelaskan klasifikasi hipertensi 2. Memperhatikan
3. Menjelaskan penyebab hipertensi penjelasan
4. Menjelaskan tanda dan gejala
hipertensi
5. Menjelaskan pencegahan hipertensi
6. Menjelaskan penanganan
hipertensi
7. Makanan yang harus dihindari dan
dibatasi
8. Menjelaskan komplikasi hipertensi
9. 5 kiat mengontrol hipertensi
3. 5 menit Evaluasi : Menjawab dan
Menanyakan kepada peserta tentang menjelaskan
materi yang diberikan dan pertanyaan
reinforcement kepada peserta bila dapat
menjawab dan menjelaskan kembali
pertanyaan atau materi
4. 3 menit Teriminasi : Menjawab salam
1.   Mengucapkan terimakasih
2.   Mengucapkan salam

C. KRITERIA HASIL
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan Ny. W mampu menerapkan dalam sehari hari
dan menjawab atau mengulangi lagi:
1. Pengertian hipertensi
2. Klasifikasi hipertensi
3. Penyebab hipertensi
4. Tanda dan gejala hipertensi
5. Pencegahan hipertensi
6. Penanganan hipertensi
7. Makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi
8. Komplikasi hipertensi
9. 5 Kiat dalam mengontrol hipertensi

D. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Hipertensi
Menurut Khotimah (2013) Hipertensi adalah suatu gangguan sistem peredaran
darah yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah di dalam tubuh. Sedangkan
menurut WHO (2013), hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan
tekanan persisten pada pembuluh darah arteri, dimana tekanan darah sistolik sama
dengan atau diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik sama dengan atau diatas 90
mmHg.
Hipertensi merupakan faktor resiko penyakit kardiovaskuler aterosklerosis,
gagal jantung, stroke dan gagal ginjal ditandai dengan tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada
dua kali pengukuran atau lebih (Smeltzer & Bare, 2012). Berdasarkan pengertian
oleh beberapa sumber, dapat disimpulkan bahwa hipertensi merupakan peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolic lebih dari 90 mmHg yang
merupakan faktor resiko utama bagi penyakit gagal ginjal, gagal jantung, dan stroke.
Derajat tekanan darah orang dewasa menurut AHA (2014)
Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah
Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <120 dan <80
Prehipertensi 120-139 atau 80-89
Hipertensi stage 1 140-159 atau 90-99
Hipertensi stage 2 ≥160 atau ≥ 100
Hipertensi krisis >180 >110

2. Klasifikasi Hipertensi
Lewis (2014), mengklasifikasikan hipertensi sebagai berikut:
a. Hipertensi primer
Hipertensi primer (esensial atau idiopatik) merupakan peningkatan tekanan darah
tanpa diketahui penyebabnya dan berjumlah 90% - 95% dari seluruh kasus
hipertensi. Meskipun hipertensi primer tidak diketahui penyebabnya, namun
beberapa faktor yang berkonstribusi meliputi: peningkatan aktivitas symphathetic
Nervous System (SNS), produksi sodium-retaining hormons berlebihan dan
vasokontriksi, peningktan mmasukan natrium, berat badan berlebihan, diabetes
mellitus, dan konsumsi alkohol berlebihan.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder merupaka peningkatan tekanan darah dengan penyebab yang
spesifik dan biasanya dapat diidentifikasi. Hipertensi sekunder diderita oleh 5%-
10% dari semua penderita hipertensi pada orang dewasa. Penyebab hipertensi
sekunder meliputi penyakit ginjal, aldosteronisme primer, pheochromocytoma,
penyakit chusing, koartasio aorta (penyempitan pada aorta), tumor otak,
ensefalitis, kehamilan, dan obat (KB oral, glukokortikoid, mineralokortikoid,
simpatomimetik).
3. Penyebab Hipertensi
Berikut ini adalah faktor-faktor pemicu yang diduga dapat memengaruhi
peningkatan risiko hipertensi menurut Santoso (2010) :
a. Jenis Kelamin
Pada umumnya laki-laki memiliki kemungkinan lebih besar untuk terserang
hipertensi daripada perempuan. Hipertensi berdasarkan gender ini dapat pula
dipengaruhi oleh faktor psikologis. Pada perempuan sering kali dipicu oleh
perilaku tidak sehat, seperti merokok dan kelebihan berat badan, depresi, dan
rendahnya status pekerjaan. Akan tetapi, pada laki-laki lebih berhubungan
dengan pekerjaan dan pengangguran.
b. Faktor Usia
Faktor usia  juga pemicu terjadinya hipertensi. Seseorang yang berusia 60 tahun
atau lebih dari itu, juga sangat berpotensi terkena hipertensi. Tekanan sistolik
terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus naik sampai
usia 55-60 tahun.
c. Memiliki keluarga dengan hipertensi
Keluarga yang anggotanya mempunyai sejarah tekanan darah tinggi, penyakit
kardiovaskuler atau diabetes, maka biasanya penyakit itu juga akan menurun
kepada anak-anaknya.
d. Obesitas
Beberapa penyeledikan telah membuktikan bahwa daya pompa jantung dan
sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal. Penderita
obesitas beresiko dua sampai enam kali lebih besar untuk terserang hipertensi
dibandingkan dengan orang yang berat badan normal. Efek samping obesitas
antara lain : Gangguan pernapasan, keluhan pada tulang, kelainan kulit,
pembengkakan/edema.
e. Suka makanan yang mengandung banyak garam/asin dan berpengawet
Diketahui bahwa hipertensi jarang diderita oleh suku bangsa atau penduduk
dengan konsumsi garam yang rendah. Garam (natrium) bersifat mengikat air
pada saat garam dikonsumsi, maka garam tersebut mengikat air sehingga air
akan terserap masuk ke dalam intravaskuler yang menyebabkan meningkatnya
volume darah. Apabila volume darah meningkat, kerja jantung akan meningkat
dan akibatnya tekanan darah juga meningkat. Dunia kedokteran juga telah
membuktikan bahwa pembatasan konsumsi garam (natrium) akan menurunkan
tekanan darah lebih lanjut.
f. Merokok
Merokok dapat merangsang dan meningkatkan tekanan darah. Dan juga dapat
menyebabkan terjadinya penyempitan dalam saluran paru-paru dapat memicu
kerja ginjal dan jantung menjadi lebih cepat, sehingga naiknya tensi darah tidak
dihindari. Zat nikotin yang terdapat dalam rokok dapat menigkatkan pelepasan
epineprin, yang dapat mengakibatkan terjadinya penyempitan dinding arteri
karena kontraksi yang kuat.
g. Minum terlalu banyak kopi atau alkohol
Mengonsumsi dalam jumlah besar dapat mengganggu dan merusak fungsi
beberapa organ salah satu diantaranya hati. Fungsi hati akan terganggu sehingga
mempengaruhi kinerja atau fungsi jantung ini pada akhirnya menyebabkan
hipertensi. Alkohol juga dapat merangsang dilepaskannya epinefrin atau
adrenalin, yang membuat arteri menciut dan menyebabkan penimbunan air dan
natrium.
h. Stress
Hubungan antara stress dan hipertensi terjadi akibat aktivasi saraf simpatis
(saraf yang bekerja pada saat beraktivitas). Aktivitas saraf simpatis yang bekerja
secara aktif dan meningkat juga memicu terjadinya peningkatan tekanan darah
secara tidak menentu.
i. Kurang olahraga
Kurang olahraga dan bergerak menyebabkan tekanan darah dalam tubuh
meningkat. Olahraga bertujuan untuk memperlancar peredaran darah dan
mempercepat penyebaran impuls urat saraf kebagian tubuh atau sebaliknya
sehingga tubuh senantiasa bugar.
j. Obat-obatan
Faktor terjadinya hipertensi karena pengaruh obat – obatan pada dasarnya lebih
potensial dialami oleh kaum perempuan, terutama mereka yang mengkonsumsi
obat – obat kontrasepsi oral. Konsumsi kontrasepsi oral (pil) dapat beresiko
terjadinya perubahan metabolism lemak (lipid) darah. Efek ini tergantung jenis
dan dosis dalam kontrasepsi oral bila esterogen maka berefek lebih baik karena
menaikkan kolestrol HDL (Kolesterol baik) dan menurunkan kolesterol LDL
(kolesterol buruk). Progestinnya mempunyai efek berlawanan dengan esterogen
sehingga kejadian tekanan darah tinggi.
4. Tanda dan Gejala Hipertensi
Kowalak, et al (2011), menyatakan bahwa sebagian besar manifestasi klinis timbul
setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun, dan berupa:
a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan darah intrakranium
b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi
c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler
f. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan
koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati
hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
Selain itu hipertensi sering ditemukan tanpa gejala (asimptomatik),namun tanda-
tanda klinis seperti tekanan darah yang menunjukkan kenaikan pada dua kali
pengukuran tekanan darah secara berurutan dan bruits (bising pembuluh darah
terdengar di daerah aorta abdominalis atau arteri karotis, arteri renalis dan femoralis
disebabkan oleh stenosis atau aneurisma) dapat terjadi. Jika terjadi hipertensi
sekunder, tanda maupun gejalanya dapat berhubungan dengan keadaan yang
menyebabkannya. Salah satu contoh penyebab adalah sindrom cushing yang
menyebabkan obesitas batang tubuh dan striae berwarna kebiruan sedangkan pasien
feokromositoma mengalami sakit kepala, mual, muntah, palpitasi, pucat dan
perspirasi yang sangat banyak.
5. Pencegahan Hipertensi
a. Mengurangi asupan garam dan lemak
b. Mengurangi atau menghilangkan kebiasaan minum alkohol
c. Berhenti merokok bagi yang merokok
d. Menurunkan berta badan bagi yang kegemukan
e. Olahraga teratur seperti joging, jalan cepat, bersepeda, berenang
f. Menghindari ketegangan
g. Istirahat cukup
h. Hidup tenang dan bahagia
i. Melakukan cek kesehatan secara rutin
6. Penanganan Hipertensi
a. Berobat secara teratur
b. Menaati aturan minum obat
c. Konsultasi, bila akan minum obat lain
d. Menghindari faktor pemicu atau memperberat hipertensi
e. Melakukan usaha pencegahan terhadap risiko komplikasi yang mungkin terjadi
f. Memiliki gaya hidup sehat
7. Makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi
Kemenkes RI (2014) menyatakan bahwa adapun makanan yang harus dihindari atau
dibatasi oleh penderita hipertensi adalah:
a. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, paru, minyak kelapa, gajih)
b. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, crackers,
keripik dan makanan kering yang asin)
c. Makanan atau minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah
buahan dalam kaleng, softdrink)
d. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/ buah, abon, ikan asin, telur
asin, selai kacang)
8. Komplikasi Hipertensi
WHO (2011) menyatakan bahwa hipertensi dapat menyebabkan kerusakan
serius pada kesehatan. Hal ini dapat menyempitkan arteri, mengurangi aliran darah
ke jantung yang dapat menyebabkan nyeri dada (angina), gagal jantung (jantung
tidak dapat memompa darah dan oksigen ke organ lain), serangan jantung (terjadi
ketika pasokan darah ke jantung tersumbat dan menyebabkan keatian otot jantung
karena oksigen yang tidak adekuat, semakin lama aliran darah tersumbat maka
semakin besar kerusakan pada jantung), dan stroke (terjadi ketika pembuluh darah
diotak pecah dan memblok arteri yang mengalirkan darah dan oksigen keotak).
Menurut AHA (2016) menyatakan bahwa hiertensi yang tidak terkontrol atau
tidak terdeteksi akan menyebabkan serangan jantung, stroke, gagal jantung, penyakit
ginjal atau gagal ginjal, kehilangan penglihatan, disfungsi seksual, angina, dan
penyakit arteri perifer (Peripheral Artery Disease/PAD).
9. 5 Kiat dalam mengontrol Hipertensi
Berikut adalah cara pencegahan Hipertensi atau sebut saja 5 Kiat Anti Hipertensi
supaya kita selalu dapat mengingatnya :
a. Cek Tekanan Darah rutin
Untuk mengetahui tekanan darah kita apakah dalam batas normal atau tidak.
Normalnya tekanan darah adalah 120/80 mmHg. Jika tekanan darah mencapai
lebih dari 140/90 mmHg segera ke Puskesmas terdekat.
b. Kurangi garam dan perbanyak konsumsi sayur dan buah
Konsumsilah makanan yang rendah lemak dan kaya serat, seperti roti dari biji-
bijian utuh, beras merah, serta buah dan sayuran. Kurangi konsumsi garam
dalam makanan, setidaknya tidak lebih dari 6 gram garam per hari (sekitar satu
sendok teh)
c. Menjaga berat badan
Kadar oksigen dan nutrisi yang dialirkan darah akan diukur oleh tubuh sesuai
dengan berat badan. Berat badan yang berlebihan akan membutuhkan oksigen
dan nutrisi yang lebih banyak, sehingga volume darah dibutuhkan lebih banyak.
Volume darah yang meningkat akan meningkatkan tekanan darah.
d. Olahraga rutin dan teratur
Untuk menurunkan tekanan darah dan menjaga jantung serta pembuluh darah
dalam kondisi baik, olahraga dan rutin beraktivitas perlu dilakukan. Bagi orang
dewasa, beraktivitas dengan intensitas menengah ( bersepeda atau jalan cepat)
setidaknya harus dilakukan selama 2 hingga 3 jam setiap minggu.
e. Hindari stress berlebihan
Terapi - terapi seperti yoga dan meditasi dapat dilakukan untuk membantu
mengendalikan stress.
E. DAFTAR PUSTAKA
American Heart Association. (2014). Understand blood pressure readings. Diakses pada
tanggal 26 Mei 2020. http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/HighBlood
Pressure/AboutHighBlood/Understanding-Blood-PressureReadings_UCM_
301764_Article.jsp#.V1WSXvlTLIU
American Heart Association. (2016). Health Treats From High Blood Pressure. Diakses
pada tanggal 26 Mei 2020. http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions
/HighBloodPressure/WhyBloodPressureMatters/Health-Threats-From-High-Blood-
Pressure_UCM_002051_Article.jsp
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Pusat Data dan Informari
Hipertensi. Diakses pada tanggal 26 Mei 2020.
http://www.depkes.go.id/resources /download/pusdatin/infodatin/infodatin-
hipertensi.pdf
Khotimah. (2013). Stres sebagai faktor terjadinya peningkatan tekanan darah pada
penderita hipertensi. Jurnal eduhealth, vol. 3 No.2.
Lewis, S. L. Dirksen, S. R. Heitkemper M. M. Bucher, L. Camera I. M. (2014). Medical
surgical nursing. 7th edition. St.Louis, Missouri: Elsevier/Mosby.
Rusdi. (2009). Awas! Bisa mati cepat akibat Hipertensi dan Diabetes. Jogjakarta : Power
Books (IHDINA).
Santoso, Djoko (2010). Membonsai Hipertensi. Surabaya : Jaring pena.
Smeltzer, S. C., & Bare B. G. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth. Jakarta: EGC.
World Health Organization. (2013). High Blood Pressure: A public health problem:
world health day 2013. Diakses pada tanggal 26 Mei 2020.
http://apps.who.int/iris /bitstream/10665/113242/1/Fact_Sheet_
WHD_2013_EN_14870.pdf?ua=1

Anda mungkin juga menyukai