Anda di halaman 1dari 15

MODERNISASI PERTANIAN TERHADAP PEMAKAIAN PUPUK DALAM

MENINGKATKAN TARAF HIDUP PETANI DI DESA SIRISIRISI KECAMATAN


DOLOKSANGGUL SUMATERA UTARA

Oleh: Anita Togatorop/1301113979


anitatogatorop35@gmail.com
Dosen Pembimbing : Drs. H.Basri, M.si

Jurusan Sosiologi – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km. 12,5 Simp Baru Pekanbaru 28293
Tlp/Fax. 0761-63277

ABSTRAK

Modernisasi dapat digunakan di bidang pertanian di Indonesia ditandai dengan perubahan


yang mendasar pada pola-pola pertanian, dari cara-cara tradisional menjadi cara-cara yang lebih
modren. salah satu jenis perubahan yang terjadi di Desa Sirisirisi yaitu perubahan dalam
penggunaan pupuk organik (pupuk kandang) menjadi pupuk anorganik (pupuk kimia). Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana modernisasi penggunaan pupuk anorganik
berdampak terhadap perubahan sosial budaya masyarakat tani. Dampak modernisasi terhadap
perubahan sosial budaya masyarakat tani adalah meningkatnya produktivitas pertanian
Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif .
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mendorong masyarakat
menerima perubahan yaitu sistem pendidikan formal yang maju karena orang yang memiliki
tingkat pendidikan lebih mudah menerima perubahan, sistem terbuka masyarakat (open
stratification) yaitu masyarakat saling membuka diri untuk perubahan yang lebih maju, orientasi
ke masa depan, dan PPL (Penyuluhan Pertanian Lapangan) mampu memberikan ilmu yang
penting dalam adopsi pemakaian pupuk. Ada beberapa dampak modernisasi penggunaan pupuk
anorganik yaitu dampak positif yaitu pola tanam petani yang dapat menambah kesuburan
tanaman , peningkatan produktivitas hasil pertanian yaitu penggunaan pupuk anorganik seperti
urea mampu mempercepat pertumbuhan tinggi tanaman dan meningkatkan taraf hidup petani.
dan dampak negatif penggunaan pupuk anorganik tersebut yaitu penggunaan pupuk yang
berdampak terhadap penambahan biaya perawatan tanaman diakibatkan karena luas lahan petani
yang berbeda-beda dan lingkungan yang berubah dikarenakan masyarakat menggunakam pupuk
anorganik yang berlebih.

Kata kunci : Dampak, Penggunaan Pupuk, Taraf Hidup Petani

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 1


THE MODERNIZATION OF AGRICULTURE OF FERTILIZER CONSUMPTION IN
IMPROVING THE LIVING STANDARD OF FARMERS IN THE VILLAGE OF
SIRISIRISI DOLOKSANGGUL SUB-DISTRICT NORTH SUMATRA

By: Anita Togatorop/1301113979


anitatogatorop35@gmail.com
A thesis advisor : Drs H.Basri, M.Si

Majoring in sociology - Faculty of Social Sciences and Political Science


Campus Bina Widya Jl HR. New Soebrantas Km. 12.5 Simp Pekanbaru 28293
Tlp/Fax. 0761-63277

Abstract

Modernization can be used in the field of agriculture in Indonesia is marked with a


fundamental change in the patterns of agriculture, from traditional ways to be in ways that are
more modren. One of the types of changes that occurred in the village of Sirisirisi namely the
changes in the use of organic fertilizer (natural fertilizer) become inorganic fertilizer (chemical
fertilizers). This research aims to analyze how the modernization of the use of inorganic
fertilizer affect social change the culture of the society tani. The impact of modernisation of
social change the culture of the society tani is increasing agricultural productivity in
Indonesia. The method used in this research is a descriptive quantitative method .
The results of this research showed that the factors encouraging the public to accept the
changes to the formal education system that developed, open system (open society stratification),
the orientation to the future and the PPL (Agricultural Extension field). There are some of the
impacts of modernization the use of inorganic fertilizer is the positive impact of the farmers
planting pattern and increase the productivity of agricultural products and improve the living
standard of farmers and the negative impacts of the use of inorganic fertilizer is the use of
fertilizers affect the addition of the cost of treatment plant crops and the environment is changed.
The success of the agricultural system can be seen to give better living conditions of the farmers
in the village sirisirisi. Now the suggestions proposed by the author of the farmers to the use of
inorganic fertilizer does not use excessive dose is due to the level of the fertility of the land will
be reduced due to the lack of hara element in the land.

Key Words : the impact of the use of fertilizer, living standard of farmers

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 2


PENDAHULUAN bagi tanaman, sedangkan setelah terjadi
modernisasi pertanian ini petani di Desa
Modernisasi dapat diartikan sebagai Sirisirisi bisa langsung membeli pupuk
suatu perubahan menuju kemajuan. Sejalan kimiawi yang cocok bagi tanaman petani
dengan itu setiap kebudayaan akan tersebut tanpa harus mengolahnya terlebih
mengalami perubahan, hanya saja ada yang dahulu. Tetapi tidak semua masyarakat
berubah dengan cepat dan ada yang lambat. melakukan pemupukan yang baik bagi
Perubahan satu unsur kebudayaan akan tanaman yang mereka tanam. Melalui
mempengaruhi unsur lain dalam kebudayaan fenomena di atas maka penulis tertarik untuk
yang bersangkutan, sebab masing-masing melakukan penelitian melalui usaha tani
unsur dalam kebudayaan tersebut ada saling masyarakat dengan judul “ Modernisasi
keterkaitan dan ketergantungan. Pertanian Terhadap Pemakaian Pupuk
Dalam Meningkatkan Taraf Hidup Petani
Perubahan yang terjadi pada
Di Desa Sirisirisi Kecamatan
masyarakat modren didorong oleh keinginan
manusia untuk maju dan berkembang seiring Doloksanggul Sumatera Utara ”
dengan perubahan zaman. Perubahan Rumusan Masalah
pemakaian pupuk dari pupuk kandang ke
pupuk kimiawi diakibatkan karena semakin Rumusan masalah dalam penelitian ini
berkurangnya hewan yang dipelihara adalah sebagai berikut :
masyarakat Desa Sirisirisi untuk di ambil
kotorannya yang dapat di jadikan pupuk, 1. Faktor-faktor apa saja yang
dikarenakan kompleks tempat hewan mendorong modernisasi pertanian
tersebut semakin berkurang diakibatkan terhadap pemakaian pupuk di Desa
semakin bertambahnya lahan pertanian dan Sirisirisi Kecamatan Doloksanggul
pemukiman penduduk di desa tersebut. Sumatera Utara
2. Bagaimana dampak modernisasi
Akibat modernisasi pertanian di pertanian terhadap pemakaian pupuk
Desa Sirisirisi yang kemudian berdampak bagi kehidupan masyarakat di Desa
pada perubahan produksi pertanian, Sirisirisi Kecamatan Doloksanggul
perubahan sosial, maupun perubahan dalam Sumatera Utara.
bidang ekonomi tentunya penggunaan pupuk
kimiawi atau pupuk anorganik tersebut Tujuan Penelitian
dapat mempermudah para petani
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang
dikarenakan unsur yang terkandung dalam
mendorong modernisasi pertanian
tanah akan cepat terurai, lebih cepat terserap
terhadap pemakaian pupuk di Desa
oleh tumbuhan, pemupukan lebih mudah
Sirisirisi Kecamatan Doloksanggul
dilakukan, selain itu masyarakat juga tidak
Sumatera Utara
harus memelihara hewan ternak untuk
2. Untuk mengetahui dampak
mendapatkan pupuk bagi tanaman
modernisasi pertanian terhadap
masyarakat tersebut. pemakaian pupuk dalam
Kehidupan masyarakat Desa meningkatkan taraf hidup petani di
Sirisirisi setelah menggunakan pupuk Desa Sirisirisi Kecamatan
kimiawi tersebut sangat berbeda jauh, yang Doloksanggul Sumatera Utara
dulunya masyarakat harus memelihara
hewan dan membutuhkan waktu yang lama
untuk mendapat pupuk kandang yang bagus
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 3
Manfaat Penelitian pengolahan pupuk bagi tanaman masyarakat
petani tersebut
1. Sebagai bahan pengembangan ilmu-
ilmu sosial, khususnya ilmu sosial Faktor Pendorong Modernisasi
sosiologi dalam bidang dampak
modernisasi pertanian dan taraf 1. Adanya Kontak Dengan Kebudayaan
hidup petani Lain
2. Memberikan masukan guna Kontak dengan kebudayaan lain
dijadikan bahan pembinaan dan dapat menyebabkan manusia saling
pengembangan kebudayaan berinteraksi dan mampu
khususnya yang berkenaan dengan menghimpun penemuan-penemuan
kondisi ekonomi masyarakat setelah baru yang telah dihasilkan.
masuknya teknologi maju yang
2. Sistem Pendidikan Formal yang
telah menggantikan tenaga manusia
maju
untuk mengerjakan lahan pertanian
Pendidikan memberikan nilai-nilai
di Desa Sirisirisi Kecamatan
tertentu bagi manusia, terutama
Doloksanggul.
membuka pikiran dan membiasakan
TINJAUAN PUSTAKA berpola pikir ilmiah, rasional dan
objektif. Hal ini akan memberikan
2.1 Modernisasi kemampuan manusia untuk menilai
apakah kebudayaan masyarakatnya
Arti kata modernisasi dengan kata dapat memenuhi perkembangan
dasar “modren “ berasal dari bahasa Latin “ zaman atau tidak.
Modernus “ yang dibentuk dari kata modo 3. Sistem Terbuka Masyarakat (Open
dan ernus. Modo berarti cara dan ernus Stratification)
menunjuk pada adanya periode waktu masa Sistem terbuka memungkinkan
kini. Modernisasi berarti proses menuju adanya gerak sosial vertikal atau
masa kini atau proses menuju masyarakat horizontal yang lebih luas kepada
yang modren. modernisasi dapat pula berarti anggota masyarakat. Masyarakat
perubahan dari masyarakat tradisional tidak lagi mempermasalahkan status
menuju masyarakat modren, jadi sosial dalam menjalin hubungan
modernisasi merupakan suatu proses dengan sesamanya.
perubahan ketika masyarakat yang sedang
memperbaharui dirinya berusaha 4. Sistem Pendidikan Formal yang
mendapatkan cri-ciri atau karakteristik yang maju
dimiliki masyarakat modren. Istilah Pendidikan memberikan nilai-nilai
modernisasi juga sering dikaitkan dengan tertentu bagi manusia, terutama
istilah industrialisasi dan mekanisasi yang membuka pikiran dan membiasakan
dicirikan dengan perkembangan teknologi. berpola pikir ilmiah, rasional dan
objektif. Hal ini akan memberikan
Setelah adanya modernisasi pertanian di kemampuan manusia untuk menilai
Desa Sirisirisi terutama dalam bidang apakah kebudayaan masyarakatnya
pemupukan masyarakat akan lebih tentram dapat memenuhi perkembangan
dimana hewan tidak banyak berkeliaran di zaman atau tidak.
pekarangan rumah. Masyarakat pun tidak 5. Sistem Terbuka Masyarakat (Open
harus mengumpulkan kotoran hewan dan Stratification)
tidak membutuhkan waktu yang lama untuk

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 4


Sistem terbuka memungkinkan tangga, dan tempat penampungan kotoran
adanya gerak sosial vertikal atau akhir (jamban).
horizontal yang lebih luas kepada 3. Pendidikan
anggota masyarakat. Masyarakat Pendidikan merupakan proses
tidak lagi mempermasalahkan status pemberdayaan peserta didik sebagai subjek
sosial dalam menjalin hubungan sekaligus objek dalam membangun
dengan sesamanya. kehidupan yang lebih baik.
4. Kesehatan
Taraf Hidup Petani Kesehatan dan gizi merupakan salah satu
Mutu atau kualitas hidup yang dimiliki aspek penting kesejahteraan. Kualitas fisik
oleh seseorang atau suatu masyarakat dapat penduduk yang dapat dilihat dari derajat
dilihat dari lima indikator berikut yaitu : kesehatan.
5. Kepemilikan Aset
1. Pendapatan
Kepemilikan biasanya diidentikkan dengan
Pedapatan disebut juga dengan income atau
harta. Manusia memiliki hak untuk memiliki
imbalan yang diterima oleh seluruh rumah
sebuah kepemilikan. Contohnya seperti
tangga pada lapisan masyarakat dalam suatu
seorang petani yang memiliki sertifikat
negara/daerah, dari penyerahan faktor-faktor
sebagai bukti dari kepemilikan tanahnya.
produksi atau setelah melakukan kegiatan
perekonomian. Dampak Modernisasi
Dampak adalah pengaruh yang
1. Perumahan (Kondisi Tempat Tinggal)
mendatangkan akibat baik positif maupun
Perumahan dan lingkungan rumah
negatif. Pengaruh adalah daya yang ada dan
tangga dijadikan sebagai salah satu indikator
timbul dari sesuatu (orang/benda) yang ikut
kesejahteraan bagi pemiliknya. Semakin
membentuk watak, kepercayaan atau
baik fasilitas yang dimiliki dapat
perbuatan seseorang. Dampak juga dapat
diasumsikan semakin sejahtera rumah
diartikan sebagai pengaruh kuat yang
tangga yang menempati rumah tersebut.
mendatangkan akibat (baik negatif maupun
Berbagai fasilitas yang dapat mencerminkan
positif).
tingkat kesejahteraan tersebut antara lain
dapat dilihat daro luas lantai rumah, sumber Dalam hal ini pertanian seharusnya tidak
air minum, fasilitas buang air besar rumah hanya dilihat sebagai urusan bercocok tanam
tangga, dan tempat penampungan kotoran yang sekedar menghasilkan komoditas untuk
akhir (jamban). dikonsumsi, tetapi juga mampu multifungsi
2. Perumahan (Kondisi Tempat dan merupakan way of life serta sumber
Tinggal) kehidupan sebagian besar masyarakat kita
Perumahan dan lingkungan rumah (Yulia Inurawati,1996:78).
tangga dijadikan sebagai salah satu indikator
kesejahteraan bagi pemiliknya. Semakin Dampak Positif Modernisasi
baik fasilitas yang dimiliki dapat
diasumsikan semakin sejahtera rumah Dampak positif merupakan pengaruh
tangga yang menempati rumah tersebut. kuat yang mendatangkan akibat yang positif.
Berbagai fasilitas yang dapat mencerminkan Ada beberapa dampak positif dari
tingkat kesejahteraan tersebut antara lain modernisasi pemakaian pupuk anorganik
dapat dilihat daro luas lantai rumah, sumber bagi sistem pertanian berdasarkan penelitian
air minum, fasilitas buang air besar rumah Marhaeni (2007) yaitu:

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 5


1. Semakin meningkatnya hasil Teori Tindakan Sosial
pertanian sehingga secara langsung
juga dapat meningkatkan taraf hidup Teori tindakan sosial merupakan
masyarakat Sumbangan Max Weber (1864-1920:315)
2. Dengan adanya pupuk kimiawi untuk sosiologi adalah teorinya mengenai
masyarakat tidak harus memelihara rasionalitas. Dimana rasionalitas merupakan
hewan ternak untuk mendapatkan konsep dasar yang Weber gunakan dalam
kotoran hewan untuk di jadikan klasifikasinya mengenai tipe-tipe tindakan
pupuk sosial. Tindakan rasional menurut Weber
3. Masyarakat petani tidak berhubungan dengan pertimbangan yang
membutuhkan waktu yang lama sadar dan pilihan bahwa tindakan itu
untuk mendapatkan pupuk yang dinyatakan. Penggunaan teori tersebut
cocok bagi tanaman karena digunakan oleh peneliti sebagai acuan untuk
masyarakat bisa langsung membeli melihat bagaimana pentingnya bentuk
pupuk tanpa harus mengolahnya kehidupan sosial ekonomi pasukan kuning
terlebih dahulu tersebut.
4. Peningkatan produktivitas tanaman
2.3 Moral Ekonomi Petani
yang cukup tinggi
Dalam kajian Sosiologi moral
Dampak Negatif Modernisasi ekonomi adalah suatu analisa tentang apa
Dampak negatif adalah pengaruh yang menyebabkan seseorang berperilaku,
kuat yang mendatangkan akibat yang bertindak dan beraktivitas dalam kegiatan
negatif. Dampak negatif dari modernisasi perekonomian. Hal ini dinyatakan sebagai
pemakaian pupuk kimiawi pada sistem gejala sosial yang berkemungkinan besar
pertanian (Marhaeni, 2007) yaitu : sangat berpengaruh terhadap tatanan
kehidupan sosial. J.C. Scott menyatakan
1. Penggunaan pupuk kimiawi secara bahwa moral ekonomi petani didasarkan
terus-menerus menjadikan atas norma subsistensi dan norma
menguatnya resistensi hama akan resiprositas. Dimana ketika seorang petani
suatu pestisida pertanian mengalami suatu keadaan yang menurut
2. Penggunaan pupuk kimiawi juga mereka yang dapat merugikan kelangsungan
mengurangi dan menekan populasi hidupnya, maka mereka akan menjual dan
mikroorganisme tanah yang menggadai harta benda mereka. Hal ini
bermanfaat bagi tanah dan sangat disebabkan oleh norma subsistensi.
bermanfaat bagi tanaman 2.4 Teori Difusi Inovasi
3. Ketahanan tanah/ daya dukung tanah
dalam memproduksi menjadi kurang Teori difusi yang paling terkemuka oleh
hingga nantinya tanah akan jadi Everett Rogers dan para koleganya. Rogers
tandus menyajikan deskripsi yang menarik
4. Tanah semakin miskin unsur hara mengenai penyebaran dengan proses
baik makro maupun mikro perubahan sosial, dimana terdiri dari
5. Penggunaan pupuk kimia seperti penemuan, difusi (atau komunikasi), dan
urea biasanya sangat boros. konsekuensi-konsekuensi. Perubahan seperti
diatas dapat terjadi secara internal dari
dalam kelompok atau secara eksternal
melalui kontak dengan agen-agen perubahan
dari dunia luar. Kontak mungkin terjadi
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 6
secara spontan atau ketidaksengajaan, atau
hasil dari rencana bagian dari agen-agen luar
dalam waktu yang bervariasi, bisa pendek, 2.7 Konsep Operasional
namun seringkali memakan waktu lama. 1. Modernisasi adalah sejenis tatanan
yang modren atau yang sedang
2.5 Penelitian Terdahulu berada dalam proses menjadi
modren.
Hardiana Marhaeni Munthe (2007),
2. Taraf hidup adalah suatu mutu
Staf Pengajar Universitas Sumatera Utara,
hidup atau kualitas hidup yang
Medan. Modernisasi dan Perubahan Sosial
dimiliki oleh seseorang atau suatu
Masyarakat Dalam Pembangunan
masyarakat
Pertanian di Medan Sumatera Utara.
3. Dampak adalah pengaruh yang
Dengan hasil penelitian kebijaksanaan
mendatangkan akibat baik positif
pembangunan pertanian dalam tiga dekade
maupun negatif. Pengaruh dari daya
terakhir berorientasi pada peningkatan
yang ada dan timbul dari sesuatu
produksi melalui penggunaan teknologi
(orang/benda) yang ikut membentuk
tanpa modal. Dengan tujuan akhir yang
watak, kepercayaan atau perbuatan
diharapkan pemerintah adalah meningkatnya
seseorang.
pangan dalam negeri melalui pencapaian
a. Dampak positif adalah
swasembada pangan dan mengurai
pengaruh kuat yang
ketergantungan pangan terhadap luar
mendatangkan akibat yang
2.6 Kerangka Pemikiran positif.
b. Dampak negatif adalah
Modernisasi Pertanian
pengaruh kuat yang
mendatangkan akibat yang
negatif
Tingkat
Kesejahteraan
Karakteristik Faktor Penyebab 4. Karakteristik petani adalah ciri-ciri
Petani: Modernisasi
Petani Pertanian
atau sifat-sifat yang dimiliki oleh
seorang petani yang ditampilkan
1. Tingkat 1. Umur melalui pola pikir, pola sikap dan
1. Kontak
pemenuhan 2. Tingkat
dengan
pola tindakan terhadap
pendidikan
kebutuhan
a. Pendid Kebudaya lingkungannya
hidup
a. Kebut
ikan aan Lain a. Umur adalah usia dari lahir
Non 2. Pendidika
uhan Formal n
hingga sekarang yang dimiliki
panga b. Pendid 3. Pendapata oleh petani (dinyatakan dalam
n ikan
b. Kebut Formal
n tahun).
uhan 3. Lama
sandan
berusaha Indikatornya adalah :
tani

1. 20-30 tahun
Taraf hidup petani 2. 30-40 tahun
3. > 40 tahun
b. Tingkat pendidikan adalah
1. Pendapatan
2. Perumahan (Kondisi
pendidikan formal terakhir yang
Tempat Tinggal) pernah dijalani oleh petani.
3. Pendidikan Indikatornya adalah :
4. Kesehatan 1. Tinggi : ≥ D1 s/d S1
5. Kepemilikan aset

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 7


2. Sedang : SMP dan SMA rumah yang di tempati oleh
Sederajat responden.
3. Rendah : SD dan yang tidak Indikatornya adalah :
bersekolah 1. Layak : luas bangunan
5. Tingkat kesejahteraan petani adalah memadai dan fisik
suatu kondisi dimana terpenuhinya bangunan permanen
kebutuhan material spritual dan 2. Tidak layak : luas
sosial petani agar bisa hidup layak bangunan tidak memadai
dan mampu mengembangkan dan fisik rumah tidak
dirinya, sehingga mampu permanen
melakukan fungsi sosialnya b. Pendidikan adalah :
a. Kebutuhan sandang : jenis pendidikan formal terakhir
pakaian, frekuensi beli yang pernah dijalani oleh
pakaian dalam setahun, petani.
perhiasan dan barang Indikatornya adalah :
berharga yang dimiliki 1. Tinggi : ≥ SMA
b. Kebutuhan pangan : jenis 2. Sedang : SD-SMP
makanan yang dikonsumsi, 3. Rendah : tidak bersekolah
kesesuaian 4 sehat 5 c. Kesehatan
sempurna, frekuensi makan d. Kepemilikan aset adalah
dalam sehari jumlah barang berharga yang
c. Kebutuhan papan : tempat dimiliki rumah tangga petani.
tinggal dan jenis rumah yang Indikatornya adalah :
ditempati, fasilitas ruangan, 1. Tinggi : memiliki rumah,
fasilitas rumah tangga yang tanah, kendaraan, dan
dimilki, fasilitas penerangan lebih dari lima jenis
d. Kesehatan : tempat berobat barang elektronik
keluarga, biaya berobat keluarga 2. Sedang : memiliki rumah,
e. Pendapatan : pendapatan kendaraan, dan barang
pokok, pendapatan sampingan. elektronik berjumlah lima
6. Taraf hidup petani adalah suatu buah
mutu hidup atau kualitas hidup 3. Rendah : memiliki
yang dimiliki oleh seseorang atau rumah/ sewa/ kontrak dan
suatu masyarakat memiliki kurang dari lima
a. Pendapatan adalah total jenis barang elektronik.
pendapatan rata-rata petani
yang diperoleh selama satu METODE PENELITIAN
bulan. 3.1 Lokasi Penelitian
Indikatornya : Penelitian ini dilakukan di Desa Sirisirisi
1. Tinggi > Rp. 1.000.000 Kecamatan Doloksanggul Sumatera Utara.
2. Sedang Rp. 500.000- Alasan peneliti memilih wilayah ini karena
1.000.000 hampir semua masyarakat yang tinggal di
3. Rendah < Rp. 500.000 desa tersebut bekerja sebagai petani dan
a. Perumahan ( kondisi tempat sudah menggunakan modernisasi pertanian
tinggal ) adalah keadaan fisik seperti pupuk dan lain sebagainya dalam
bertani.

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 8


3.2 Populasi dan Sampel 1. Data Primer
1. Populasi data primer diperoleh langsung dari
Populasi pada penelitian ini lapangan yang terdiri dari nama
berjumlah 2.127 jiwa dengan jumlah responden, identitas responden,
per KK sekitar 200 KK dengan pengaruh dari modernisasi teknologi
pembagian profesi sebagai berikut terhadap taraf hidup petani, serta
:Petani sekitar : 120 KK, Pedagang : informasi dari masyarakat yang
5 KK, dan profesi lainnya sekitar 75 terlibat baik secara langsung maupun
KK contohnya PNS dan lain tidak langsung dalam permasalahan
sebagainya. tersebut.
2. Sampel 2. Data Sekunder
Tehnik pengambilan sampel dalam Sumber data sekunder diperoleh dari
penelitian ini adalah tehnik sampling buku referensi, buku-buku
proporsional, yaitu sampel yang perpustakaan, internet dan berbagai
dihitung berdasarkan perbandingan. dokumen yang terkait dengan
Tehnik ini digunakan apabila pembahasan mengenai dampak
populasi mempunyai anggota atau modernisasi terhadap taraf hidup
unsur yang tidak homogen dan petani.
berstrata secara proporsional. 3.5 Analisis Data
Berdasarkan keterangan diatas, Analisis data dari penelitian ini
jumlah sampel dari populasi menggunakan metode penelitian kuantitatif
seluruhnya sebanyak 120 KK, deskriptif karena metode ini lebih
sebanyak 50 orang. menekankan pada aspek pengukuran secara
3.3 Tehnik Pengumpulan Data obyektif terhadap fenomena sosial.
1. Observasi
Observasi adalah kemampuan KARAKTERISTIK RESPONDEN
seseorang untuk menggunakan
pengamatannya melalui hasil kerja Dari 120 KK peneliti mengambil sampel
pancaindra mata serta dibantu panca sebanyak 50 orang yang tujuannya adalah
indera lainnya. untuk melengkapi informasi yang diperoleh
dari petani yang sebahagian besar sudah
2. Kuesioner melakukan modernisasi pertanian khususnya
Kuesioner merupakan alat tehnik dalam pemakaian pupuk.
pengumpulan data yang dilakukan
5.1 Kelompok Usia
dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau Tabel 5.1
pernyataan tertulis kepada reponden
untuk dijawabnya. Tingkat Usia Petani
3. Dokumen
Selain melaui observasi dan Jumlah
No Usia petani
kuesioner, informasi juga bisa F %
diperoleh lewat fakta yang tersimpan 1 26-35 Tahun 12 24
dalam bentuk surat, catatan harian, 2 36-45 Tahun 20 40
arsip foto, jurnal kegiatan dan lain 3 >45 Tahun 18 36
sebagainya. Jumlah 50 100
3.4 Jenis dan Sumber Data Sumber : Data Olahan Penelitian Tahun
2017
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 9
Dari tabel 5.1 di atas bahwa tingkat penghasilan responden sudah cukup bagus
usia petani yang melakukan modernisasi apabila mereka mau hidup berhemat dan
yang ada di Desa Sirisirisi mayoritas tidak menghamburkan hamburkan uangnya,
berumur 36-45 Tahun atau sebanyak 40%, dan ada 23 responden atau 46% sudah
umur 26-35 tahun berjumlah sebanyak 12 berpenghasilan menengah, dan 14 responden
responden atau sebanyak 24%, dan umur > atau 28% yang berpenghasilan Rp. 500.000-
45 tahun berjumlah 18 reponden atau Rp. 1.000.000.
sebanyak 36%. Tingkat usia 36-45 tahun
merupakan tingkat usia yang tergolong usia FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
produktif. MODERNISASI PERTANIAN
TERHADAP PEMAKAIAN PUPUK DI
5.2 Jenis Kelamin Petani DESA SIRISIRISI
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan
Jumlah responden berjenis kelamin terjadinya perubahan dalam penggunaan
laki-laki dan perempuan, karena masyarakat pupuk tersebut adalah sebagai berikut :
yang ada Di Desa Sirisirisi perempuan juga 6.1 Sistem Pendidikan Formal yang Maju
ikut untuk membantu menafkahi Tabel 6.1
keluarganya. Dan ada juga dari responden
yang sudah janda atau tidak memiliki kepala Distribusi Responden Menurut Tingkat
rumah tangga. Pendidikan Petani
5.3 Pendapatan Responden Tingkat Jumlah
No
Pendidikan F %
Tabel 5.3 1 SD Sederajat 9 18
Tingkat Pendapatan Petani/bulan 2 SLTP Sederajat 6 12
3 SLTA Sederajat 30 60
Sebelum Sesudah 4 Diploma/ S1 5 10
Modernisas Modernisasi Jumlah 50 100
i Sumber : Olahan Data Penelitian tahun 2017
Pendapatan/
Pupu % Pupuk %
bulan Dari tabel diatas dapat dijelaskan
k Anorga
Orga nik bahwa distribusi tingkat pendidikan petani
nik yang melakukan modernisasi pertanian
Rp. 500.000 – 14 28 4 8 khususnya pemakaian pupuk yang ada Di
Rp. 1.000.000 Desa Sirisirisi sudah meningkat di
Rp.1.000.001 – 23 46 11 22 karenakan masyarakat di Desa Sirisirisi
Rp. 2.000.000 sudah ada yang memilki tingkat pendidikan
>Rp. 2.000.000 13 26 35 70 Diploma atau S1 yaitu sebanyak 5
Jumlah 50 10 50 10 responden atau 10%, mereka yang memiliki
0 0 tingkat pendidikan ini umumnya berprofesi
Sumber : Olahan Data Penelitian tahun 2017 sebagai PNS sehingga lebih mudah
menerima pengaruh modernisasi pertanian ,
Dari tabel diatas menunjukkan tetapi ada juga tamatan SLTP dan
bahwa masyarakat yang menggunakan SLTA/Sederajat dengan jumlah responden
pupuk organik yaitu sebanyak 26% atau 13 sebanyak 36 responden yang menerima
orang berpenghasilan diatas Rp.2.000.000 perubahan di bidang pertanian di karenakan
disini dapat kita simpulkan bahwa mereka sudah tergabung dalam kelompok

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 10


tani yang mendapat penyuluhan pertanian mempertahankan teknologi pertanian yang
lapangan seperti penggunaan pupuk masih tradisional ini diakibatkan karena
anorganik. semakin banyaknya tuntutan masyarakat
yang semakin kompleks. Jumlah responden
yang menjawab iya yaitu sebanyak 50
responden atau 100%. Dapat disimpulkan
bahwa masyarakat Desa Sirisirisi sudah
6.2 Sistem Terbuka Masyarakat (Open memikirkaan untuk masa depan yang lebih
Stratification) baik di masa yang akan datang.

Tabel 6.2 6.4 PPL ( Penyuluhan Pertanian


Sistem Terbuka Masyarakat (Open Lapangan )
Stratification)
Tabel 6.4
Sistem terbuka Jumlah
No
masyarakat F % Sikap Responden Terhadap Fungsi PPL
Menerima Dalam Adopsi Modernisasi Pertanian
1 40 80
Perubahan
Tidak Menerima No Sikap petani Jumlah
2 10 20 yang
perubahan F %
Jumlah 50 100 menerima
Sumber : Olahan Data Penelitian tahun 2017 adopsi
modernisasi
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pertanian
masyarakat Desa Sirisirisi tidak menutup 1 Baik 50 100
diri untuk menerima orang-orang baru atau 2 Tidak Baik 0 0
anggota masyarakat yang baru tinggal di Jumlah 50 100
daerah tersebut. ini dapat dibuktikan dari Sumber : Olahan Data Penelitian tahun 2017
jumlah responden masyarakat yang mau
menerima perubahan sebanyak 40 responden Tabel diatas menunjukkan bahwa PPL sudah
atau 80%. Masyarakat Desa Sirisirisi saling menjalankan perananya sebagai agent of
berbagi pendapat mengenai peningkatan change dapat kita lihat 100% mengatakan
produktivitas hasil pertanian, karena PPL sudah berfungsi dengan baik, mereka
sebahagian besar masyarakat tersebut sudah memberikan ilmu-ilmu yang penting
bermata pencaharian sebagai petani. dalam adopsi pemakaian pupuk.
6.3 Orientasi ke Masa Depan
Tabel 6.3 DAMPAK MODERNISASI
Orientasi ke Masa Depan PERTANIAN TERHADAP
Orientasi ke Jumlah PEMAKAIAN PUPUK BAGI
No KEHIDUPAN MASYARAKAT
masa depan F %
1 Iya 50 100 7.1 Dampak Positif
2 Tidak 0 0
Jumlah 50 100 7.1.1 Pola Tanam Petani
Sumber : Olahan Data Penelitian tahun 2017
Tabel 7.1.1
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
alasan masyarakat mau menerima perubahan Pola Tanam Petani
karena masyarakat tidak bisa terus

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 11


Pola Tanam Jumlah pendapatan yang di hasilkan petani
No meningkat yaitu kurang lebih Rp.2000.000,
Petani F %
1 Meningkat 49 98.0 dengan jumlah responden sebanyak 25 dan
Tidak jumlah persentase 50%. Dengan adanya
2 1 2.0 modernisasi pertanian masyarakat Desa
meningkat
Jumlah 50 100 Sirisirisi cenderung menggunakan pupuk
Sumber : Olahan Data Penelitian tahun anorganik seperti Urea karena pupuk ini
2017 dapat mempercepat pertumbuhan tinggi
tanaman, memperbanyak jumlah anakan,
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mempercepat sintesis protein dalam
masyarakat yang melakukan pola tanam tanaman, dan memperbaiki sifat kimia tanah
dengan penggunaan pupuk anorganik yaitu yang terkait dengan ketersediaan nitrogen
sebanyak 49 responden atau 98,0% ini dalam menunjang pertumbuhan tanaman.
membuktikan bahwa masyarakat melakukan
pola tanam yang baik, karena sistem ini 7.1.3 Meningkatkan Taraf Hidup
dapat memberi keuntungan bagi tanaman Petani
yaitu dapat menambah kesuburan tanah
Tabel 7.1.3
sehingga dapat memperoleh hasil pertanian
yang banyak. Berbeda dengan masyarakat Jawaban Responden Mau Menerima
yang masih menutup diri untuk menerima Modernisasi Pertanian Penggunaan
perubahan. Pupuk Anorganik
7.1.2 Peningkatan Produktivitas No Meningkatkan Jumlah
Hasil Pertanian penghasilan F %
Tabel 7.1.2 petani
Peningkatan Produktivitas Hasil 1 Menerima 45 90
Pertanian 2 Tidak Menerima 5 10
No Jenis Pupuk Penghasilan/ Jumlah Jumlah 50 100
Rp Sumber : Olahan Data Penelitian tahun
F %
2017
1 TSP > 1.000.000 10 20
2 Pupuk 1.000.000 2 4 Dari tabel tersebut masyarakat mau
Hijau menerima perubahan ingin meningkatkan
3 Pupuk 500.000 8 16 penghasilan petani, karena jika pendapatan
kompos bertambah maka taraf hidup petani pun akan
4 Nitrophoska 1000.000 5 10 meningkat. Taraf hidup dapat dilihat dari
5 Urea >2000.000 25 50 kehidupan petani tersebut. Dengan jumlah
Jumlah 50 100 responden yang menerima perubahan yaitu
Sumber : Olahan Data Penelitian tahun 45 atau 90% dengan kata lain masih ada
2017 masyarakat yang ada di Desa Sirisirisi yang
menggunakan pupuk organik yaitu sekitar
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 10% tetapi memiiki harapan yang sama
masyarakat yang ada di Desa Sirisirisi untuk meningkatkan taraf hidup. Ini
mendapatkan manfaat besar dengan membuktikan bahwa modernisasi pertanian
penggunaan modernisasi pertanian dalam membawa pengaruh positif bagi kehidupan
penggunaan pupuk. Dengan penggunaan masyarakat petani.
pupuk anorganik seperti Urea,TSP, Tingkat

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 12


7.2 Dampak Negatif dengan jumlah responden sebanyak 27
7.2.1 Penggunaan Pupuk Anorganik orang atau 54%. Ini di karenakan
Berdampak Terhadap masyarakat menggunakan pupuk anorganik
Penambahan Pengeluaran Biaya yang berlebih.
Perawatan Tanaman
PENUTUP
Tabel 7.2.1
8.1 Kesimpulan
Respon Masyarakat Terhadap
Penambahan Biaya Perawatan Tanaman 1. Faktor – faktor pendorong
modernisasi pertanian adalah
Penambahan Jumlah sebagai berikut:
Biaya Perawatan a. Sistem Pendidikan Formal
No Akibat Yang Maju
F %
Penggunaan
Pupuk Anorganik Desa Sirisirisi sudah ada yang
1 Bertambah 29 58 memilki tingkat pendidikan
2 Tidak Bertambah 21 42 Diploma atau S1 yaitu
sebanyak 5 responden atau
Jumlah 50 100 10%, mereka yang memiliki
Sumber : Olahan Data Penelitian tahun 2017 tingkat pendidikan ini
umumnya berprofesi sebagai
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa PNS sehingga lebih mudah
masyarakat yang ada di Desa Sirisirisi menerima pengaruh
mengalami masalah dengan tingginya harga modernisasi pertanian.
biaya perawatan dengan pupuk anorganik b. Sistem Terbuka Masyarakat
yaitu dengan jumlah reponden sebanyak 29 (Open Stratification)
orang atau 58% yang menjawab bertambah, Masyarakat Desa Sirisirisi
dan 21 responden atau 42% yang tidak saling berbagi pendapat
bertambah dengan persentase 100%, itu mengenai peningkatan
diakibatkan karena luas lahan yang dimiliki produktivitas hasil pertanian,
masyarakat yang berbeda-beda. karena sebahagian besar
7.2.2 Lingkungan Yang Berubah masyarakat tersebut bermata
pencaharian sebagai petani.
Tabel 7.2.2
c. Orientasi Ke Masa Depan
Jawaban Responden Mengenai masyarakat mau menerima
Lingkungan Yang Berubah perubahan karena masyarakat
tidak bisa terus
No Lingkungan Jumlah mempertahankan teknologi
yang Berubah F % pertanian yang masih
1 Berubah 27 54 tradisional ini diakibatkan
2 Tidak Berubah 23 46 karena semakin banyaknya
Jumlah 50 100 tuntutan masyarakat yang
Sumber : Olahan Data Penelitian tahun 2017 semakin kompleks.

Dari tabel di bawah ini dapat dilihat d. PPL (Penyuluhan Pertanian


bahwa masyarakat menjawab berubah Lapangan)

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 13


PPL sudah menjalankan b. Dampak Negatif :
perananya sebagai agent of 1. Penggunaan Pupuk
change dapat kita lihat 100% Anorganik Berdampak
mengatakan PPL sudah Terhadap Penambahan
berfungsi dengan baik, mereka Pengeluaran Biaya
sudah memberikan ilmu-ilmu Perawatan Tanaman
yang penting dalam adopsi Masyarakat yang ada di
pemakaian pupuk. Desa Sirisirisi mengalami
masalah dengan tingginya
2. Dampak modernisasi pertanian terhadap harga biaya perawatan
petani di Desa Sirisirisi dengan pupuk anorganik
a. Dampak positif : yaitu dengan jumlah
1. Pola Tanam Petani reponden sebanyak 29
orang atau 58% yang
Masyarakat yang melakukan
menjawab bertambah, dan
pola tanam dengan penggunaan
21 responden atau 42%
pupuk anorganik yaitu
yang tidak bertambah
sebanyak 49 responden atau
dengan persentase 100%,
98,0% ini membuktikan bahwa
itu diakibatkan karena luas
masyarakat melakukan pola
lahan yang dimiliki
tanam yang baik.
masyarakat yang berbeda-
2. Peningkatan Produktivitas beda.
Hasil Pertanian
2. Lingkungan Yang Berubah
Dengan penggunaan pupuk Masyarakat menjawab
anorganik seperti Urea,TSP, lingkungan berubah dengan
Tingkat pendapatan yang di jumlah responden sebanyak
hasilkan petani meningkat 27 orang atau 54%. Ini di
yaitu kurang lebih karenakan masyarakat
Rp.2000.000, dengan jumlah menggunakan pupuk
responden sebanyak 25 dan anorganik yang berlebih.
jumlah persentase 50%.
8.2 Saran
3. Meningkatkan Taraf Hidup
Petani 1. Kepada para petani agar
penggunaan pupuk anorganik atau
Dengan jumlah responden pupuk kimia di kurangi karena
yang menerima perubahan semakin sering digunakan, maka
yaitu 45 atau 90% dengan kata kesuburan dalam tanah akan
lain masih ada masyarakat berkurang.
yang ada di Desa Sirisirisi
yang menggunakan pupuk 2. Diharapkan kepada Pemerintah
organik yaitu sekitar 10% bekerjasama antara Penyuluh
tetapi memiiki harapan yang Pertanian Lapangan (PPL) dan
sama untuk meningkatkan taraf para petani agar lebih
hidup. menyeimbangkan penggunaan
pupuk anorganik dan pupuk

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 14


organik, agar tingkat kesuburan Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian
tanah tetap terjaga dan hasil Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif
produksi tanaman akan semakin dan Kualitatif). Jakarta: Gaung
meningkat Persada Group
3. Kepada para mahasiswa yang Ishag Isjoni. 2002. Masyarakat dan
berkeinginan untuk penelitian Perubahan Sosial. Pekanbaru: UNRI
lebih lanjut agar memberikan Press
sumbangan pikiran terhadap
modernisasi pertanian khususnya Jacob,T. 1996. Menuju Teknologi
dalam penggunaan pupuk yang Berperikemanusiaan .Jakarta: Yayasan Obor
baik bagi tanaman agar para Indonesia.
petani semakin mendapatkan hasil
terbaik dari usaha mereka. Lauer, Robert H. 1982. Perspective on
Social Change. Boston : Allyn and Bacon.
DAFTAR PUSTAKA
Laeyendecker, L. 1983. Tata, Perubahan,
Bagong Suyanto & Sutinah (Ed), Metode dan Ketimpangan. Jakarta : PT
Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana, Gramedia, Anggota IKAPI Indonesia.
2011.
Madjid, Nurcholish, 1968. Modernisasi
Baudrillard,Jean P . 1998 . The Costumer adalah Rationalisasi Bukan
Society: Myths and Structures. Westernisasi. Mimbar Demokrasi
London: Press. Bandung.
Sage Publication.
Martono,Nanang. 2009.”Upaya
mewujudkan SBI Berbasis Potensi
Depdikbud. 1995. Kamus Besar Bahasa
Lokal,” dalam Jurnal Pendidikan dan
Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Kebudayaan.Vol 15 Edisi Khusus
2.Jakarta:Balitbang Depdiknas.
Dwirianto, Sabarno 2013. Komplikasi
Sosiologi Tokoh dan Teori. UR Press Munthe, Marhaeni. 2007. Modernisasi dan
Pekanbaru. Perubahan Sosial Masyarakat dalam
Pembangunan Pertanian. Medan
Etzioni, Amitai. 1982. Organisasi-
organisasi Modren. UI Press. Jakarta. Pasandaran Effendi. 1990. Socio-economic
research strategies to support
Huntington, Samuel P. 1997. The Clash of agricultural development in
Civilization and The Remaking of Indonesia. Dept of Economics,
World Order. London: Touchstone University of Wolonggong.
Books.
Rahardjo, Dawan. 1983. Modernisasi dan
Inurawati, Yulia. 1996. Pembangunan Pengaruhnya Terhadap Sistem
Masyarakat Pedesaan. Pustaka Sinar Pertanian di Yogyakarta. Jakarta
Harian. Jakarta.
Salim, Agus. 2002. Perubahan Sosial:
Inkeles. 1996. Sosiologi Pedesaan. Sajogyo Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi
Pudjiwati Sajogyo Kasus di Indonesia. Yogyakarta:
Tiara Wacana.

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 15

Anda mungkin juga menyukai