Anda di halaman 1dari 7

Nama: Sidiq Setiyawan

Nim: 1119-30751

RMK Pengauditan 1 Temu Ke 3


 Pentingnya audit atas laporan keuangan
Audit laporan keuangan atau lebih sering disebut financial audit merupakan pemeriksaan yang dilakukan
untuk menguji keandalan dari transaksi-transaksi keuangan, catatan akuntansi, dan laporan keuangan.
Audit laporan keuangan ini penting dilakukan karena, pertama, adanya oknum-oknum tertentu yang dapat
melakukan atau membuat transaksi fiktif yang dapat merugikan perusahaan. Kedua itu audit laporan
keuangan diperlukan  karena adanya perbedaan kepentingan yang dapat menimbulkan permasalahan
antara pembuat laporan keuangan (accounting) dengan para stakeholder. Ketiga, apabila perusahaan ingin
mengajukan kredit atau pun investasi, para investor maupun kreditor mengandalkan laporan
keuangan yang valid untuk memutuskan pemberian pinjaman atau investasi. Keempat, selain itu dengan
dipublikasikannya laporan keuangan yang telah diaudit maka semakin banyaknya calon-calon investor
yang semakin yakin dengan kualitas laporan keuangan dan dapat dijadikan sebagai lahan untuk investasi.
Kelima, ketika para stakeholder ingin memeriksa laporan keuangan untuk dapat memastikan
kesesuaiannya dengan informasi yang sebenarnya, para stakeholder memiliki akses yang terbatas karena
adanya kendala waktu, ketelitian, dan tenaga sehingga dibutuhkanlah seorang auditor.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN AUDIT

Program audit dapat bersifat menguntungkan dan merugikan. Pada sisi yang positif, programaudit dapat
menghasilkan sejumlah keuntungan yang berarti, termasuk diantaranya:

1. Menimbulkan pentaatan yang lebih baik


Dengan melakukan audit lingkungan maka manajer perusahaan akan menjadi lebih taat akan
peraturan dan standar yang berlaku.
2. Menimbulkan lebih sedikit kejutan
Dengan adanya audit lingkungan ini maka segala sesuatu yang ada di lokasi perusahaan terpantau
secara baik sehingga jika ada hal yang menyimpang atau kurang tepat dapat diketahui sedini
mungkin.
3. Menimbulkan lebih sedikit denda dan gugatan
Dengan adanya program audit maka diharapkan bahwa perusahaan berjalan atau dioperasikan
sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku sehingga dapatmenghindari denda akibat
kelalaian pengoperasian dan gugatan dari pihak yang bersengketa.
4. Menimbulkan persepsi yang lebih baik kepada masyarakat dan pembuat peraturan
Dengan melakukan program audit maka masyarakat akan mengetahui keadaan perusahaan
tersebut dan dapat menilainya sehingga dapat menimbulkan persepsi yang lebih baik, khususnya
yang berkaitan dengan kesadaran akan lingkungan.

5. Mengakibatkan penghematan biaya yang potensial


Dengan adanya program audit maka dapat diketahui efisiensi pengoperasian perusahaan mulai
dari penyimpanan bahan baku sampai dengan penyimpanan barang jadi, sehingga jika terjadi
ketidakefisienan dapat segera diketahui dan dicarikan jalankeluarnya, hal ini memungkinkan
dilakukan penghematan.
6. Meningkatkan pengalihan informasi
Dengan melakukan audit lingkungan maka informasi tentang kebijakan yang berkaitan dengan
peraturan dan standar yang sebelumnya kemungkin belum diketahui dapat segera diperoleh
melalui konsultan pelaksana audit.
7. Meningkatkan kesadaran akan lingkunganDengan melakukan audit lingkungan maka dapat
diketahui secara tepat apakah proses produksi dan limbah yang dihasilkan akan menimbulkan
pencemaran lingkungan atautidak, sehingga hal ini dapat meningktakan kesadaran akan
lingkungan bagi pemilik dan karyawan perusahaan tersebut.

sedangkan kerugiannya adalah:


1. hanya memberi gambaran pengamatan yang sepintas dari pengoperasian proyek pada waktu
tertentu sehingga tidak dapat menggambarkan atau mewakili pengoperasian yang sebenarnya
secara keseluruhan
2. tidak termasuk dalam sistem pengelolaan lingkungan audit lingkungan masih belum merupakan
kewajiban bagi sebuah perusahaan. audit lingkungan ini hanya merupakan salah satu piranti
pemantauan lingkungan dari sebuah kegiatan.
3. seblum adanya format yang seragam dalam melaksanakan audit dan sistem penulisan laporan
sehingga sulit memperbandingkan antara audit yang satu dengan yang lain
4. karena kurangnya peraturan dan pedoman yang tersedia, audit lingkungan banyak dilakukan
berdasarkan kriteria yang subyektif dan lebih banyak dipengaruhi oleh pendapat dari si penyusun
berdasarkan pengalamannya
5. hasil dari audit lingkungan dapat digunakan untuk menuntut perusahaan, jika adaissue yang kritis
atau meresahkan
6. tanggung jawab terhadap sumber daya untuk menjalankan program (perusahaan yang telah
membuat laporan audit lingkungan wajib melaksanakan program yang disarankan di dalamnya
7. selama proses audit kemungkinan terjadi penghentian sementara pengoperasian pabrik (selama
proses audit akan dilakukan peninjauan lapangan dan wawancara yang melibatkan segenap
pegawai dari perusahaan pabrik tersebut sehingga akan dapat menyebabkan penghentian proses
produksi sementara
8. Meningkatkan biaya untuk pengatur biaya tersebut adalah untuk menjalankan program yang telah
disarankan di dalam laporan audit lingkungan
9. Meningkatkan tanggung jawab yang salah satunya tidak dapat ditanggapi oleh rekomendasi audit,
termasuk di dalamnya adalah pembayaran modal yang berarti.
IHAK-PIHAK YANG BERINTERAKSI DENGAN AUDITOR

Dalam audit laporan keuangan, auditor menjalin hubungan profesional dengan empat kelompok penting,
yaitu:

1. Manajemen
Selama pelaksanaan audit, terdapat interaksi luas antara auditor dan manajemen untuk
mendapatkan bukti yang diperlukan di dalam audit karena seringkali auditor memerlukan data
rahasia tentang entitas. Pendekatan tipikal yang harus dilakukan auditor terhadap asersi
manajemen dapat disebut keraguan manajemen (professional skepticism). Yang berarti auditor
tidak boleh tidak mempercayai asersi manajemen, namun juga tidak boleh begitu saja
menerimanya tanpa memperhatikan kebenaran.
2. Dewan Direksi dan Komite Audit
Dewan direksi bertanggung jawab memastikan perusahaan dioperasikan dengan baik untuk
kepentingan pemegang saham. Hubungan auditor dengan para direktur sebagian besar bergantung
pada komposisi dewan itu sendiri. Komite audit bertindak sebagai penghubung antara auditor
dan manajemen. Fungsi komite audit yang secara langsung mempengaruhi auditor independen
adalah:
 Mencalonkan kantor akuntan publik untuk melaksanakan audit
 Mendiskusikan lingkup audit dengan auditor
 Mengundang auditor secara langsung untuk mengkomunikasikan masalah-masalah besar
yang dijumpai dalam pelaksanaan audit
 Me-review leporan keuangan dan laporan auditor bersama auditor pada saat penyelesaian
penugasan.
3. Auditor Internal
Seorang auditor independen biasanya memiliki hubungan kerja yang dekat dengan auditor
internal yang ada pada perusahaan klien. Pekerjaan auditor intrenal tidak dapat digunakan sebagai
pengganti pekerjaan auditor independen, namun keduanya saling melengkapi. Untuk menentukan
pengaruh pekerjaan audit internal terhadap audit, auditor independen harus, (1)
mempertimbangkan kompetensi dan objektivitas auditor internal dan (2) mengevaluasi mutu
pekerjaan auditor internal.
4. Pemegang Saham
Auditor memiliki tanggung jawab yang penting kepada para pemegang saham sebagai pengguna
utama laporan audit.

Jenis-jenis Opini Audit

Opini yang diberikan dari asersi manajemen dari klien atau juga instansi peusahaan yang diaudit
dikelompokkan menjadi wajar tanpa adanya pengecualian, wajar dengan pengecualian, tidak memberikan
pendapat, serta jjuga tidak wajar. Menurut Standar Profesional Akuntan (PSA 29), opini audit terdiri
atas 5 jenis yakni:

1. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

Adalah suatu pendapat yang diberikan pada saat audit sudah dilaksanakan sesuai dengan Standar Auditing
(SPAP), auditor tersebut tidak menemukan adanya kesalahan material secara keseluruhan laporan
keuangan atau juga tidak terdapat penyimpangan dari adanya prinsip akuntansi yang berlaku (SAK).
Bentuk laporan tersebut digunakan jika terdapat keadaan berikut:

Bukti audit yang dibutuhkan sudah terkumpul dengan secara mencukupi dan juga auditor
sudah menjalankan tugasnya sedemikian rupa, sehingga ia dapat memastikan kerja lapangan tersebut
sudah ditaati.

 Standar umum sudah diikuti sepenuhnya didalam perikatan kerja.

 Laporan keuangan yang di audit tersebut disajikan sesuai dengan adanya prinsip akuntansi yang
lazim yang berlaku di Indonesia yang ditetapkan juga dengan secara konsisten pada laporan-
laporan yang sebelumnya.

 Demikian juga pada penjelasan yang mencukupi sudah disertakan pada catatan kaki serta bagian-
bagian lain dari laporan keuangan.

 Tidak terdapat adanya ketidakpastian yang cukup berarti (no material uncertainties)
tentang perkembangan di masa mendatang yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya atau juga
dipecahkan dengan secara memuaskan.

2. Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan (Modified Unqualified Opinion)

Adalah suatu pendapat yang diberikan pada saat suatu keadaan tertentu yang tidak berpengaruh secara
langsung terhadap adanya pendapat wajar. Keadaan tertentu bisa terjadi apabila, sebagai berikut:

1. Pendapat auditor sebagian didasarkan dari pendapat auditor independen lain.

2. Disebabkan karena belum adanya aturan yang jelas maka laporan keuangan tersebut dibuat
menyimpang dari SAK.

3. Laporan tersebut dipengaruhi oleh ketidakpastian peristiwa atau kejadian masa yang akan datang
hasilnya belum bisa diperkirakan ditanggal laporan audit.

4. Terdapat keraguan yang besar terhadap suatu kemampuan satuan usaha didalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya.

5. Diantara 2 periode akuntansi terdapat suatu perubahan yang material didalam penerapan prinsip
akuntansi.

6. Data keuangan tertentu yang diharuskan ada oleh BAPEPAM namun tetapi tidak disajikan.

3. Opini Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Adalah suatu pendapat yang diberikan pada saat laporan keuangan dikatakan wajar didalam hal yang
material, namun tetapi terdapat sesuatu penyimpangan atau juga kurang lengkap pada pos tertentu,
sehingga harus dilakukan pengecualian. Dari pengecualian tersebutlah yang bisa mungkin terjadi, apabila:

1. Buktinnya kurang cukup


2. Adanya pembatasan dalam ruang lingkup
3. Terdapat suatu penyimpangan dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum
(SAK).

Menurut SA 508 paragraf 20 (IAI, 2002:508.11), jenis pendapat tersebut diberikan apabila:

 Tidak adanya bukti kompeten yang cukup dan jelas atau juga adanya pembatasan dalam lingkup
audit yang material tetapi tidak mempengaruhi suatu laporan keuangan dengan secara
keseluruhan.

 Auditor yakin bahwa laporan keuangan tersebut berisikan suatu penyimpangan dari prinsip
akuntansi yang berlaku secara umum yang berdampak material namun tetapi tidak mempengaruhi
laporan keuangan dengan secara keseluruhan. Penyimpangan tersebut bisa berupa suatu
pengungkapan yang tidak memadai, ataupun perubahan didalam prinsip akuntansi.

4. Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Adalah suatu pendapat yang diberikan pada saat laporan secara keseluruhan itu bisa terjadi jika auditor
harus memberi tambahan suatu paragraf untuk dapat menjelaskan ketidakwajaran atas suatu laporan
keuangan, yang  disertai dengan dampak dari akibat adanya ketidakwajaran tersebut, pada suatu laporan
auditnya.

5. Opini Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of opinion)

Adalah suatu pendapat yang diberikan pada saat ruang lingkup pemeriksaan yang dibatasi, sehingga
auditor tidak melaksanakan suatu pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan oleh IAI.
Pembuatan laporannya auditor tersebut harus memberi penjelasan mengenai pembatasan ruang lingkup
oleh klien yang mengakibatkan auditor tersebut tidak memberi pendapat.

Laporan Audit Independen

Laporan audit merupakan media yang dibuat oleh auditor independen dalam mengkomunikasikan hasil
dari serangkain proses audit dalam bentuk opini audit yang ditujukan kepada pihak yang berkepentingan
(seperti pemegang saham atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan) atas laporan
audit. 
Isi dari Laporan Audit

Unsur-unsur laporan audit menurut SA 700 antara lain:

1.        Judul

Laporan auditor harus memiliki judul yang mengindikasikan secara jelas bahwa laporan tersebut adalah
laporan auditor independen, sebagai contohnya: “Laporan Auditor Independen”.

2.        Pihak yang dituju (penerima)

Laporan auditor pada umumnya ditujukan kepada pemegang saham atau pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola dari entitas.
3.        Paragraf pembuka atau paragraf pendahuluan

Paragraf pendahuluan dalam laporan auditor harus:

 Mengidentifikasi entitas yang laporan keuangannya diaudit.

 Menyatakan bahwa laporan keuangan telah diaudit.

 Mengidentifikasi judul setiap laporan yang menjadi bagian dari laporan keuangan.

 Merujuk pada ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya.

 Menyebutkan tanggal atau periode yang dicakup oleh setiap laporan yang menjadi bagian dari
laporan keuangan.

4.        Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan

Bagian dari laporan auditor ini menjelaskan tanggung jawab pihak-pihak dalam organisasi yang
bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan. Laporan auditor tidak perlu merujuk secara
khusus pada “manajemen,” tetapi harus menggunakan istilah yang tepat dalam konteks kerangka hukum
dalam yurisdiksi tertentu. Dalam beberapa yurisdiksi, pengacuan yang tepat dapat menggunakan “pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola.”

Laporan auditor harus mencakup suatu bagian dengan judul “Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan
Keuangan.” Laporan auditor harus menjelaskan tanggung jawab manajemen atas penyusunan laporan
keuangan. Deskripsi tersebut harus mencakup suatu penjelasan bahwa manajemen bertanggung jawab
untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, dan atas
pengendalian internal yang dipandang perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan
keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun
kesalahan.

5.        Tanggung jawab auditor

Laporan auditor harus mencakup bagian judul yaitu “Tanggung Jawab Auditor.” Laporan auditor harus
menyatakan bahwa tangggung jawab auditor adalah untuk menyatakan suatu pendapat atas laporan
keuangan berdasarkan audit. Laporan auditor harus menyatakan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan
Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (“IAPI”). Laporan auditor juga
harus menjelaskan bahwa standar tersebut mengharuskan auditor untuk mematuhi ketentuan etika dan
bahwa auditor merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang
apakah laporan keuangan bebas dari kesalahan penyajian material.

Laporan auditor harus menggambarkan suatu audit dengan menyatakan bahwa:

 Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit atas angka-angka
dan pengungkapan dalam laporan keuangan.

 Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas risiko
kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan
maupun kesalahan dengan mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan.
 Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan
dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta penyajian laporan keuangan
secara keseluruhan.

Laporan auditor harus menyatakan bahwa auditor meyakini bahwa bukti audit yang telah diperoleh oleh
auditor sudah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini auditor.

6.        Paragraf opini

Laporan auditor harus mencakup suatu bagian dengan judul “Opini”.

Ketika menyatakan suatu opini tanpa modifikasian (wajar tanpa pengecualian) atas laporan keuangan
yang disusun berdasarkan suatu kerangka penyajian wajar, laporan auditor harus menggunakan frasa di
bawah ini: “Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, ….. sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.”

Ketika menyatakan suatu opini tanpa modifikasian atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan suatu
kerangka kepatuhan, opini auditor harus menyatakan bahwa laporan keuangan disusun, dalam semua hal
yang material, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Jika rujukan pada kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dalam opini auditor bukan pada Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia atau Standar Akuntansi Pemerintahan, maka opini auditor harus
mengidentifikasi yurisdiksi asal kerangka tersebut.

7.        Laporan sesuai ketentuan hukum dan perundang-undangan lainnya

Jika auditor menyatakan tanggung jawab pelaporan lainnya dalam laporan auditor atas laporan keuangan
selain berdasarkan SA, maka tanggung jawab pelaporan lain tersebut harus dinyatakan dalam suatu
bagian terpisah dalam laporan auditor yang diberi judul “Pelaporan Lain atas Ketentuan Hukum dan
Regulasi,” atau judul lain yang dianggap tepat menurut isi bagian ini.

8.       Tanda tangan auditor dan tanggal laporan

Laporan auditor harus diberi tanggal tidak lebih awal daripada tanggal ketika auditor telah memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini auditor atas laporan keuangan (termasuk, bila
relevan, atas informasi tambahan sebagaimana diuraikan dalam paragraf, termasuk bukti bahwa:

 Seluruh laporan yang membentuk laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan
terkait, telah disusun.

 Pihak-pihak dengan wewenang yang diakui telah menyatakan bahwa mereka telah mengambil
tanggung jawab atas laporan keuangan tersebut.

10. Alamat Auditor


Laporan auditor harus menyebutkan lokasi dalam yurisdiksi tempat auditor berpraktik

Anda mungkin juga menyukai