Nim: 1119-30751
Program audit dapat bersifat menguntungkan dan merugikan. Pada sisi yang positif, programaudit dapat
menghasilkan sejumlah keuntungan yang berarti, termasuk diantaranya:
Dalam audit laporan keuangan, auditor menjalin hubungan profesional dengan empat kelompok penting,
yaitu:
1. Manajemen
Selama pelaksanaan audit, terdapat interaksi luas antara auditor dan manajemen untuk
mendapatkan bukti yang diperlukan di dalam audit karena seringkali auditor memerlukan data
rahasia tentang entitas. Pendekatan tipikal yang harus dilakukan auditor terhadap asersi
manajemen dapat disebut keraguan manajemen (professional skepticism). Yang berarti auditor
tidak boleh tidak mempercayai asersi manajemen, namun juga tidak boleh begitu saja
menerimanya tanpa memperhatikan kebenaran.
2. Dewan Direksi dan Komite Audit
Dewan direksi bertanggung jawab memastikan perusahaan dioperasikan dengan baik untuk
kepentingan pemegang saham. Hubungan auditor dengan para direktur sebagian besar bergantung
pada komposisi dewan itu sendiri. Komite audit bertindak sebagai penghubung antara auditor
dan manajemen. Fungsi komite audit yang secara langsung mempengaruhi auditor independen
adalah:
Mencalonkan kantor akuntan publik untuk melaksanakan audit
Mendiskusikan lingkup audit dengan auditor
Mengundang auditor secara langsung untuk mengkomunikasikan masalah-masalah besar
yang dijumpai dalam pelaksanaan audit
Me-review leporan keuangan dan laporan auditor bersama auditor pada saat penyelesaian
penugasan.
3. Auditor Internal
Seorang auditor independen biasanya memiliki hubungan kerja yang dekat dengan auditor
internal yang ada pada perusahaan klien. Pekerjaan auditor intrenal tidak dapat digunakan sebagai
pengganti pekerjaan auditor independen, namun keduanya saling melengkapi. Untuk menentukan
pengaruh pekerjaan audit internal terhadap audit, auditor independen harus, (1)
mempertimbangkan kompetensi dan objektivitas auditor internal dan (2) mengevaluasi mutu
pekerjaan auditor internal.
4. Pemegang Saham
Auditor memiliki tanggung jawab yang penting kepada para pemegang saham sebagai pengguna
utama laporan audit.
Opini yang diberikan dari asersi manajemen dari klien atau juga instansi peusahaan yang diaudit
dikelompokkan menjadi wajar tanpa adanya pengecualian, wajar dengan pengecualian, tidak memberikan
pendapat, serta jjuga tidak wajar. Menurut Standar Profesional Akuntan (PSA 29), opini audit terdiri
atas 5 jenis yakni:
Adalah suatu pendapat yang diberikan pada saat audit sudah dilaksanakan sesuai dengan Standar Auditing
(SPAP), auditor tersebut tidak menemukan adanya kesalahan material secara keseluruhan laporan
keuangan atau juga tidak terdapat penyimpangan dari adanya prinsip akuntansi yang berlaku (SAK).
Bentuk laporan tersebut digunakan jika terdapat keadaan berikut:
Bukti audit yang dibutuhkan sudah terkumpul dengan secara mencukupi dan juga auditor
sudah menjalankan tugasnya sedemikian rupa, sehingga ia dapat memastikan kerja lapangan tersebut
sudah ditaati.
Laporan keuangan yang di audit tersebut disajikan sesuai dengan adanya prinsip akuntansi yang
lazim yang berlaku di Indonesia yang ditetapkan juga dengan secara konsisten pada laporan-
laporan yang sebelumnya.
Demikian juga pada penjelasan yang mencukupi sudah disertakan pada catatan kaki serta bagian-
bagian lain dari laporan keuangan.
Tidak terdapat adanya ketidakpastian yang cukup berarti (no material uncertainties)
tentang perkembangan di masa mendatang yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya atau juga
dipecahkan dengan secara memuaskan.
2. Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan (Modified Unqualified Opinion)
Adalah suatu pendapat yang diberikan pada saat suatu keadaan tertentu yang tidak berpengaruh secara
langsung terhadap adanya pendapat wajar. Keadaan tertentu bisa terjadi apabila, sebagai berikut:
2. Disebabkan karena belum adanya aturan yang jelas maka laporan keuangan tersebut dibuat
menyimpang dari SAK.
3. Laporan tersebut dipengaruhi oleh ketidakpastian peristiwa atau kejadian masa yang akan datang
hasilnya belum bisa diperkirakan ditanggal laporan audit.
4. Terdapat keraguan yang besar terhadap suatu kemampuan satuan usaha didalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
5. Diantara 2 periode akuntansi terdapat suatu perubahan yang material didalam penerapan prinsip
akuntansi.
6. Data keuangan tertentu yang diharuskan ada oleh BAPEPAM namun tetapi tidak disajikan.
Adalah suatu pendapat yang diberikan pada saat laporan keuangan dikatakan wajar didalam hal yang
material, namun tetapi terdapat sesuatu penyimpangan atau juga kurang lengkap pada pos tertentu,
sehingga harus dilakukan pengecualian. Dari pengecualian tersebutlah yang bisa mungkin terjadi, apabila:
Tidak adanya bukti kompeten yang cukup dan jelas atau juga adanya pembatasan dalam lingkup
audit yang material tetapi tidak mempengaruhi suatu laporan keuangan dengan secara
keseluruhan.
Auditor yakin bahwa laporan keuangan tersebut berisikan suatu penyimpangan dari prinsip
akuntansi yang berlaku secara umum yang berdampak material namun tetapi tidak mempengaruhi
laporan keuangan dengan secara keseluruhan. Penyimpangan tersebut bisa berupa suatu
pengungkapan yang tidak memadai, ataupun perubahan didalam prinsip akuntansi.
Adalah suatu pendapat yang diberikan pada saat laporan secara keseluruhan itu bisa terjadi jika auditor
harus memberi tambahan suatu paragraf untuk dapat menjelaskan ketidakwajaran atas suatu laporan
keuangan, yang disertai dengan dampak dari akibat adanya ketidakwajaran tersebut, pada suatu laporan
auditnya.
Adalah suatu pendapat yang diberikan pada saat ruang lingkup pemeriksaan yang dibatasi, sehingga
auditor tidak melaksanakan suatu pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan oleh IAI.
Pembuatan laporannya auditor tersebut harus memberi penjelasan mengenai pembatasan ruang lingkup
oleh klien yang mengakibatkan auditor tersebut tidak memberi pendapat.
Laporan audit merupakan media yang dibuat oleh auditor independen dalam mengkomunikasikan hasil
dari serangkain proses audit dalam bentuk opini audit yang ditujukan kepada pihak yang berkepentingan
(seperti pemegang saham atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan) atas laporan
audit.
Isi dari Laporan Audit
1. Judul
Laporan auditor harus memiliki judul yang mengindikasikan secara jelas bahwa laporan tersebut adalah
laporan auditor independen, sebagai contohnya: “Laporan Auditor Independen”.
Laporan auditor pada umumnya ditujukan kepada pemegang saham atau pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola dari entitas.
3. Paragraf pembuka atau paragraf pendahuluan
Mengidentifikasi judul setiap laporan yang menjadi bagian dari laporan keuangan.
Merujuk pada ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya.
Menyebutkan tanggal atau periode yang dicakup oleh setiap laporan yang menjadi bagian dari
laporan keuangan.
Bagian dari laporan auditor ini menjelaskan tanggung jawab pihak-pihak dalam organisasi yang
bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan. Laporan auditor tidak perlu merujuk secara
khusus pada “manajemen,” tetapi harus menggunakan istilah yang tepat dalam konteks kerangka hukum
dalam yurisdiksi tertentu. Dalam beberapa yurisdiksi, pengacuan yang tepat dapat menggunakan “pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola.”
Laporan auditor harus mencakup suatu bagian dengan judul “Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan
Keuangan.” Laporan auditor harus menjelaskan tanggung jawab manajemen atas penyusunan laporan
keuangan. Deskripsi tersebut harus mencakup suatu penjelasan bahwa manajemen bertanggung jawab
untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, dan atas
pengendalian internal yang dipandang perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan
keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun
kesalahan.
Laporan auditor harus mencakup bagian judul yaitu “Tanggung Jawab Auditor.” Laporan auditor harus
menyatakan bahwa tangggung jawab auditor adalah untuk menyatakan suatu pendapat atas laporan
keuangan berdasarkan audit. Laporan auditor harus menyatakan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan
Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (“IAPI”). Laporan auditor juga
harus menjelaskan bahwa standar tersebut mengharuskan auditor untuk mematuhi ketentuan etika dan
bahwa auditor merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang
apakah laporan keuangan bebas dari kesalahan penyajian material.
Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit atas angka-angka
dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas risiko
kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan
maupun kesalahan dengan mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan.
Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan
dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta penyajian laporan keuangan
secara keseluruhan.
Laporan auditor harus menyatakan bahwa auditor meyakini bahwa bukti audit yang telah diperoleh oleh
auditor sudah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini auditor.
6. Paragraf opini
Ketika menyatakan suatu opini tanpa modifikasian (wajar tanpa pengecualian) atas laporan keuangan
yang disusun berdasarkan suatu kerangka penyajian wajar, laporan auditor harus menggunakan frasa di
bawah ini: “Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, ….. sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.”
Ketika menyatakan suatu opini tanpa modifikasian atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan suatu
kerangka kepatuhan, opini auditor harus menyatakan bahwa laporan keuangan disusun, dalam semua hal
yang material, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Jika rujukan pada kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dalam opini auditor bukan pada Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia atau Standar Akuntansi Pemerintahan, maka opini auditor harus
mengidentifikasi yurisdiksi asal kerangka tersebut.
Jika auditor menyatakan tanggung jawab pelaporan lainnya dalam laporan auditor atas laporan keuangan
selain berdasarkan SA, maka tanggung jawab pelaporan lain tersebut harus dinyatakan dalam suatu
bagian terpisah dalam laporan auditor yang diberi judul “Pelaporan Lain atas Ketentuan Hukum dan
Regulasi,” atau judul lain yang dianggap tepat menurut isi bagian ini.
Laporan auditor harus diberi tanggal tidak lebih awal daripada tanggal ketika auditor telah memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini auditor atas laporan keuangan (termasuk, bila
relevan, atas informasi tambahan sebagaimana diuraikan dalam paragraf, termasuk bukti bahwa:
Seluruh laporan yang membentuk laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan
terkait, telah disusun.
Pihak-pihak dengan wewenang yang diakui telah menyatakan bahwa mereka telah mengambil
tanggung jawab atas laporan keuangan tersebut.