Anda di halaman 1dari 16

UNIVERSITAS INDONESIA

Analisa Triad Epidemiolodi dan Riwayat Penyakit Alamiah Campak

Dewi Pangastuti 2006507800


Vesdiana 1906458722

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN
PEMINATAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
JANUARI, 2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul: ” Analisa Triad Epidemiologi dan
Riwayat Penyakit Alamiah pada Campak.
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini banyak
kekurangan , berkat tuntunan Allah Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa hormat
dan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun, penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga
dapat selesai dengan baik. Oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan
tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah
ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.

Depok, Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................iii
1. Pendahuluan............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah....................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum.................................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................4
2. Tinjauan Pustaka...................................................................................5
2.1 Definisi Campak......................................................................................6
2.2 Tanda dan gejala campak.........................................................................6
2.3 Triad Epidemiologi..................................................................................7
2.4 Riwayat Penyakit Alamiah......................................................................8
2.5 Masa Inkubasi…………………………………………………………...9
2.6 Upaya Pencegahan………………………………………………………9
3. Pembahasan ............................................................................................10
3.1 Analisa Triad Epidemiologi dan Riwayat Penyakit Alamiah Campak....10
4. Penutup…………………………………………………………………13
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Campak termasuk ke dalam salah satu prioritas masalah kesehatan, karena
bersifat sangat mudah menular dan mudah menyebabkan wabah. Penyakit ini
berlangsung selama 4-7 hari dengan gejala khas berupa bercak kemerahan.
Dampak dari penyakit ini akan lebih berat jika menginfeksi anak pada usia
dini dan mengalami kekurangan gizi. Dampak dari penyakit campak
diantaranya adalah mengalami kebutaan, ensefalitis, pneumonia, dan bahkan
kematian[ CITATION Hul20 \l 1033 ]
Penyakit campak masih merupakan penyebab kematian bayi dan anak
dinegara sedang berkembang dan juga terus berjangkit di negara maju.
Penyakit campak sangat berpotensi untuk menimbulkan Kejadian Luar Biasa
(KLB), apabila terdapat 5 atau lebih kasus dalam waktu 4 minggu berturut-
turut yang terjadi secara mengelompok dan dibuktikan adanya hubungan
epidemiologis[ CITATION Ard19 \l 1033 ].
Penyakit campak merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi, tetapi masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia
Incidence Rate Campak per 100.000 penduduk di Indonesia pada tahun 2011-
2017 menunjukkan kecenderungan penurunan, dari 9,2 menjadi 5,6 per
100.000 penduduk. Namun demikian, Incidence rate cenderung naik dari
tahun 2015 sampai dengan 2017, yaitu dari 3,2 menjadi 5,6 per 100.000
penduduk[ CITATION Kem181 \l 1033 ] .
Penyakit tidak lepas hubungannya dengan triad epidemiologi yang
menyebutkan bahwa penyakit dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor agen,
host (penjamu), dan lingkungan. Faktor agen yang menjadi penyebab
terjadinya penyakit campak adalah virus yang berasal dari genus Morbilivirus
golongan Paraxymovirus. Faktor host dapat berupa status imunisasi dan
sosial-ekonomi, pengetahuan, sedangkan untuk faktor lingkungan dapat
berupa kepadatan penduduk, iklim, pencahayaan [ CITATION Hul20 \l 1033 ] .
Dengan melakukan analisa terhadap triad epidemiologi dan riwayat penyakit
alamiah campak diharapkan pengendalian terhadap penyakit campak dapat
berjalan dengan optimal.

1.2 Rumusan Masalah


Campak masih merupakan maslaah kesehatan utama di Indonesia, walaupun
dapat dicegah dengan imuniasi.Berbagai faktor dapat menyebabkan kejadian
penyakit campak, yang dapat menimbulkan angka kesakitan dan kematian.
Oleh karena itu perlu diketahui analisa triad epidemiologi dan riwayat
penyakit alamiah campak.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Membuat analisa triad epidemiologi dan riwayat alamiah penyakit
campak
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengetahui dan menjelaskan analisa triad epidemiologi
penyakit campak
1.3.2.2 Mengetahui dan menjelaskan analisa riwayat penyakit alamiah
campak
1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan peningkatan pengetahuan
bagi mahasiswa dalam melakukan analisa triad epidemiologi dan
riwayat penyakit alamiah campak, sehingga menjadi bekal pengetahuan
dalam menjalani asuhan keperawatan penyakit campak di komunitas.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Penyakit Campak dikenal juga sebagai Morbili atau Measles, merupakan
penyakit yang sangat menular (infeksius) dari genus Morbillivirus dan
termasuk golongan virus RNA. Manusia diperkirakan satu-satunya reservoir,
walaupun monyet dapat terinfeksi tetapi tidak berperan dalam penularan
[ CITATION Kem181 \l 1033 ]. Campak adalah penyakit infeksi sitemik yang
disebabkan oleh infeksi virus asam ribonukleat tunggal(measles virus) dari
keluarga paramyxovirus. Campak adalah penyakit infeksi yang sangat
menular dengan morbiditas yang subsantansial dan morbiditas yang signifikan
[ CITATION Hul20 \l 1033 ].
2.2 Tanda dan Gejala
Gejala klinis pada campak dapat dibagi menjadi tiga stadium:
1. Stadium Prodromal
Stadium ini berlangsung selama 3-5 hari. Dimulai dengan timbulnya gejala
klinis panas, anoreksia, dan malaise. Dua puluh empat jam kemudian
muncul gejala coryza, conjungtivitis dan batuk. Gejala ini secara bertahap
meningkat menjadi level berat dan mencapai puncak dengan timbulnya
ruam pada hari keempat. Kurang lebih dua hari sebelum timbulnya ruam,
timbul Koplik’s spot pada muakosa pipi, selanjutnya jumlahnya meningkat
dan menyebar ke seluruh membrane mukosa tubuh. Gejala prodromal bisa
berat yang ditandai dengan demam yang lebih tinggi dan bahkan timbul
kejang bahkan pneumonia.
2. Stadium Erupsi
Stadium ini ditandai dengan timbulnya ruam, mempunyai sifat yang khas,
menyerupai bentuk makulopapuler dan timbu pertama kali didaerah muka
dan belakang telinga, selanjutnya menyebar ke kepala, punggung ,
eksrtimitas atas dan ekstrimitas bawah.
3. Stadium Konvalesen
Stadium ini ditandai dengan ruam berubah menjadi kehitaman, diikuti
dengan deskuamasi kulit dan menghilang dalam waktu 7-10 hari , bisanya
diikuti dengan pembsaran klenjer limfe,selanjutnya diikuti dengan
menurunnya suhu tubuh menjadi normal , tetapi gejala batuk dapt
menghilang dalam waktu yang agak lama

2.3 Triad Epidemiologi


2.3.1 Agent
Virus campak genus Morbillivirus golongan Paramixovirus, struktur virus
mirip dengan penyebab parotitis epidemis dan influenza. Setelah timbul
ruam kulit , virus aktif dapat ditemukan pada secret nasofaring, darah dan
air kencing dalam waktu sekitar 34 jam pada suhu kamar. Virus campak
dapat bertahan selama beberpa hari pada temperatur 15 c, dan 15 minggu
pada sediaan beku, diluar tubuh manusia virus ini mudah mati. Pada suhu
kamar sekalipun, virus ini akan kehilangan infeksitasnya sekitar 60%
selama 3-5 hari.
2.3.2 Host
Host adalah manusia, smeua orang yang pelum pernah menederita campak
dan belum pernah imunisasi campak. Campak adalah penyakit yang sangat
menular yang dapat menginfeksi anak-anak ada usia dibawah 15 bulan ,
anak usia sekolah, kadang kadang pada remaja dan dewasa. Perbedaan
penyakit campak berbeda antara satu daerha dengan daerah lain ,
tergantung dari kepadatan penduduk, terisolasi atau tidaknya daerha
tersebut. Pada kelompok masyarakat yang lebih kecil epidemic terjadi
lebih luas dan berat. Setiap orang yang terkena campak akan memiliki
imunitas sumur hidup.
2.3.3 Lingkungan
Virus campak sangat mudah menular, lingkungan adalah salah satu faktor
penyebab penularan penyakit campak, yaitu kepadatan hunian, ventilasi,
pencahayaan, jangkauan pelayanan kesehatan, desa terpencil, pedalaman,
daerah sulit. Daerah yang tidak terjangkau pelayanan kesehatan khususnya
imunissai adalah daerah yang rawatn terhadap penularan penyakit campak.
Supaya terhindar dari penyakit campak, ada persyaratan perumahan yang
harus dipenuhi menurut peraturan menteri kesehatan, yaitu luas kamar
tidur minimal 8 meter persegi, tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua
orang dalam satu ruangan. Ventilasi sangat bermanfaat, untuk sirkulasi
udara dalam ruangan, serta mengurangi kelembapan. Virus campak tidak
meiliki daya tahan yang kuat, ,pada temeperatur kamar virus campak
kehilangan 60% sifat infektisitasnya selama 3-5 hari dan akan hancur oleh
sinar matahari.
Penelitian yang dilakukan Arianto, dkk di kabupaten Sarolangun tahun
2018 menunjukkan bahwa kejadian balita yang tidak diimunisasi, rumah
yang tidak sehat dan pengetahuan ibu kurang terbukti sebagai faktor resiko
terhadap kejadian penyakit campak [CITATION Ari18 \l 1033 ] .

2.4 Riwayat Penyakit Alamiah


2.4.1 Tahap Prepatogenesis
Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal atau sehat,
walaupun demikian telah terjadi interaksi antara penjamu dengan bibit
penyakit dan belum ditandai dengan gejala-gejala penyakit. Selama
imunitas penjamu baik, maka bibit penyakit tidak dapat mempengaruhi
kondisi kesehatan penjamu, tetapi apabila kondisi imunitas kurang baik
ditambah dengan kondisi lingkungan yang tidak sehat maka kondisi
kesehatan penjamu dapat berubah.
2.4.2 Tahap Patogenesis
Pada tahap ini individu masih belum merasakan bahwa kondisinya sakit
2.4.3 Tahap Klinis Penyakit Dini
Mulai timbulnya gejala dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi.
2.4.4 Tahap Lanjut
Munculnya ruam kulit yang bewarna speeti merah bata, dari berukuran
kecil dan berjumlah sedikit menjadi banyak dan membentuk seperti pulau-
pulau. Ruam muncul pada daerah wajah dan tengkuk, kemudian menyebar
ke dada, punggung,perut dan esktrimitas. Komplikasi dapat terjadi apabila
adanya penurunan daya tahan tubuh
2.4.5 Tahap Akhir
Berakhirnya penyakit campak dalam keadaan lima kondisi, yaitu:
a. Sembuh dengan sempurna
b. Sembuh dengan cacat
c. Karier, yaitu keadaan dimana tubuh penderita pulih, tapi penyakit
masih ada dalam tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit
d. Penyakit tetap berlangsung secara kronis karena komplikasi yang
diderita
e. Berakhir dengan kematian
2.5 Masa Inkubasi
Masa inkubasi campak 7-18 hari mulai dari masuknya virus kedalam tubuh
sampai timbulnya gejala klinis yang ditandaidengan demam selama 3 hari atau
lebih, gejala lain seperti batuk pilek , mata merah, bercak kemerahan, yang
dimulai dari belakang telinga .
2.6 Upaya Pencegahan
Pada tahun 2000, dalam rangka mengatasi KLB dan memberikan kesempatan
kedua bagi anak yang belum diimunisasi atau pun yang belum terbentuk
kekebalannya, maka ditetapkan 3 strategi pengendalian Campak:
Crash program yaitu program campak untuk anak balita di daerah risiko
tinggi, Catch-up campaign yaitu program campak untuk anak sekolah ·
Introduksi pemberian dosis kedua melalui kegiatan rutin BIAS untuk kelas
satu SD pada tahun berikutnya setelah catch-up campaign[ CITATION Kem181 \l
1033 ]. Berbagai upaya pencegahan dilakukan dalam pengendalian penyakit
campak, yaitu:
2.6.1 Pencegahan Primer
Sasaran dari pencegan primer adalh orang-orang yang termasuk kelompok
berisiko yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja , dewasa yang belum
tekena campak atau yang belum melakukan imunisasi campak.
Pencegahan primer dilakukan dengan edukasi dan imunisasi campak.

2.6.2 Pencegahan Sekunder


Pencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah atau menghambat
timbulnya komplikasi yang bertujuan untuk pendeteksian dini campak
serta penanganan segera dan efektif. Hal ini dapat dilakukan dengan
pelacakan kontak, pengobatan awal untuk mencegah terjadinya
komplikasi.
2.6.3 Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah semua upaya untuk mencegah kecacatan akibat
komplikasi dan melakukan rehabilitasi sedini mungkin bagi yang
mengalami kecacatan
BAB 3
PEMBAHASAN

Epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai frekuensi dan


penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta factor factor yang
mempengaruhinya. Maka epedimiologi penyakit campak merupakan ilmu yang
mempelajari mengenai frekuensi dan penyebaran penyakit campak pada
sekelompok manusia serta factor-faktor yang mempengaruhinya. Epidemiogi
terdiri dari triad epidemilogi yaitu Agent, Host, dan Lingkungan, di sertai dengan
riwayat penyakit alamiah. Pada rujukan didapatkan bahwa Agent pada penyakit
campak adalah Virus campak genus Morbillivirus golongan Paramixovirus dan
nutrisi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Batybara &
Oktaviani (2018) yang menyatakan bahwa status gizi menjadi faktor resiko
terjadinya penyakit campak dan balita yang mendapatkan gizi buruk berisiko 1
kali lebi besar terserang penyakit campak, dari pada yang memiliki gizi baik.
Selain factor agent, Host juga menjadi penyebab penyakit campak

Faktor host yang pertama adalah faktor manusia. Dalam rujukan


disebutkan bahwa campak merupakan penyakit yang sangat menular dapat
menginfeksi anak-anak ada usia dibawah 15 bulan , anak usia sekolah, kadang
kadang pada remaja dan dewasa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Khusnul () yang menyatakan bahwa usia tidak memiliki hungan yang
bermakna pada kejadian campak, dalam artian ini bisa terjadi dari segala rentang
usia. Namun jika di kaji dalam penelitian di dapatkan bahwa kejadian campak
lebih banyak terjadi pada kelompok balita, hal ini dikarenakan biasanya antibodi
akan sangat berkurang setelah anak berumur 6–9 bulan, yang menyebabkan anak
menjadi rentan terhadap penyakit campak. Selanjutnya jenis kelamin , dalam
rujukan disebutkan bahwa factor host jenis kelamin mempengaruhi kejadian
campak. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Azis &
Ramadhani (2019) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara jenis
kelamin dengan kejadian campak, baik laki-laki maupun perempuan memiliki
resiko yang sama untuk terjadinya penyakit campak. Namun dalam penelitian lain
yang dilakukan oleh Khuril menyatakan bahwa proporsi kejadian campak pada
laki-laki lebih banyak dari pada yang berjenis kelamin perempuan. Hal ini bisa
saja disebabkan oleh titer antibody perembuan lebih besar dari pada laki-laki
sehingga menyebabkan kasus campak banyak terjadi pada laki-laki. Selain jenis
kelamin, dan usia factor host pada kejadian campak selanjutnya adalah imun yang
di miliki oleh orang

Imun berpengaruh terhadap adanya kejadain campak. Imun dalam kasus


campak ini bisa diaktaikan dengan riwayat imunisasi, karena imunisasi
merupakan cara untuk membentuk kekebalan tubuh pada seseorang. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Mujianti, dkk(2015 ) menyatakan bahwa anak
yang belum di imunisasi beresiko 3,0 kali untuk mengalami kejadian campak di
bandingkan dengan anak yang sudah di imunisasi campak. Penelitian yang di
lakukan oleh Khotimah juga menyatakan hal yang sama yang mana yang
memiliki makna bahwa balita yang tidak diimunisasi campak memiliki risiko
101,750 lebih besar dibandingkan balita yang diimunisasi campak . Hal ini
dakrenakan dengan memiliki imun yang baik sejka awal, maka tubuh akan mudah
melawan berbagai infeksi yang menyerang. Faktor Host selanjutny adalah
riwayat penyakit terdahulu, riwayat penyakit terdahulu dalam kasus campak, bisa
kita kaitkan dengan riwayat kontak. Dalam penelitian yang dilakukan oleh
menyatakan bahwa anak yang pernah kontak dengan penderita campak memiliki
resiko 3,7 lebih besar terkena campak, dari pada yang tidak pernah kontak. Hal ini
sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa penyakit campak dapat ditularkan
melalui kontak lansung dengan penderita melalui udara penyebaran droplet

Selanjutnya adalah factor host lingkungan, dimana lingkungan


berpengaruh terhadap kejadian campak. Sesuai penelitian yang dilakukan oleh
oleh Arianto, dkk (2018) yang menyatakan bahwa Balita yang tinggal dirumah
tidak sehat berisiko 5,3 kali lebih besar terkenan campak dibandingkan balita yang
tinggal dirumah sehat. Selain itu penelitian yang lain juga menyatakan hal yang
sama seperti penelitian yang dilakukan oleh yang menyatakan adanya pengaruh
kepadatan hunian terhadap kejadian campak, dimana balita yang tinggal di hunian
yang padat beresiko 41,250 lebih banyak di bandingkan dengan lingkunagn rumah
yang tidak padat penghuni. Hal ini dikarenakan penyakit campak di tularkan
melalui droplet yang terhisap oleh hidung ataupun mulut dan terjadi sangat cepat,
sehingga ketika seseorang tinggal di hunian yang padat dan tidak sehat (tidak
cukup ventilasi, pencahayaan cukup, air bersih) maka akan mudah akan tertular
dari orang ke orang

Agen infeksius, tidak selamanya akan menyebabkan infeksi namun proses


alamiah dari penyakit campak akan sama. Saat virus campak genus Morbillivirus
golongan Paramixovirus menyerang tubuh kita melalui droplet dan masuk ke
mukosa kulit, tehirup di barengi dengan nutrisi kita yang buruk, factor host seperti
usia, jenis kelamin, riwayat pernah kontak, imunitas yang rendah maka ini akan
menyebabkan virus campak menginfeksi dan menyebabkan penyakit campak.
Setelah masuk ke tahap infeksi, maka visrus campak akan bereplikasi, dan
mengalami inkubasi selama 10 hari. Selanjutnya kan timbul gejala campak
demam, bintil-bintil, pilek. Sampe pada akhirnya ketahap penyembuhan.
BAB 4
PENUTUP

1. Epedimiologi penyakit campak merupakan ilmu yang mempelajari


mengenai frekuensi dan penyebaran penyakit campak pada sekelompok
manusia serta factor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Triad epdemilogi penyakit campak ada 3 yaitu, Faktor Agent yang
dimaksud disini adalah nutrisi dan virus Virus campak genus Morbillivirus
golongan Paramixovirus. Host (Manusia), Usia, jenis kelamin, factor
imunitas, riwayat kontak. Selanjutnya factor lingkungan, lingungan yang
kurang sehat dan pada penduduku akan memepengaruhi kejadian campak.
3. Host sebagai manusia memegang peranan penting dalam memodifikasi
agen penyebab dan lingkungannya melalui berbagai intervensi spesifik
seperti menjaga makan, dan lingkungan .
4. Selain triad epidemilogi, terjadinya penyakit campak juga didukung
adanya factor alamiah dari campak. Dimulai dari tahap prepatogensis,
hingga ditahap akhir.
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, F., Budhi, K., Suwondo, A., Setiawati, M., & Kartini , A. (2019).
Faktor Risiko Campak Anak Sekolah Dasar pada Kejadian Luar Biasa di
Kapubaten Pesawaran Provinsi Lampung. Jurnal Epidemiologi Kesehatan
Komunitas, 64-72.

Arianto, M., Setiawati, M., Adi, S., Adisaputro, S., & Budhi, K. (2018). Beberapa
Faktor Risiko Kejadian Campak Pada Balita di Kabupaten Sarolangun.
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas, 41-47.

Azis A, Ramadhani N R (2019). Hubungan Status Imunisasi, Umur dan Jenis Kelamin
terhadap Penyakit Campak di Kota Tangerang Selatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan
18(2)

Batubara AR, Oktaviani W(2018). Faktor Resiko yang Mepengaruhi Kejadian Campak
di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Makmur Kabupaten Aceh Utara. Journal of
Healtcare Technology and Medicine 4 (2)

Giarsawan N, Asmara, I W S, Yulianti, AE (2014). Faktor-Faktor yang Memepengaruhi


Kejadian campak di wilayah Puskesmas Tejakula I Kecamatan Tejakula
Kabupaten Bululeng. Jurnal Kesehatan Lingkungan 4 (2) , 140-145

Hulu, V. T., Salman, Supinganto, A., Amalia, L., Simanturi, K. E., Nilasari, . . .
Syamdarniati. (2020). Epidemiologi Penyakit Menular; Riwayat,
Penularan dan Pencegahan. Yayasan Kita Menulis.

Kemenkes. (2018, April). Infodatin; Situasi Campak dan Rubella di Indonesia.


Jakarta Selatan: Kementrian Kesehatan.

Kemenkes RI. (2018). Hasil Utama RISKESDAS 2018. Jakarta: Balitbangkes.

Khotimah H. Hubungan Antara Usia, Status Gizi, dan Status Imunisasi dengan Kejadian
Campak Balita . Jurnal Obstretika Scientia. ISSN 2337-6120

Marniasih W, Hermawan D, Abidin Z, . Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Kejadian Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Natar Kabupaten Lampung
Selatan . Jurnal Dunia Keshatan 1(2)

Anda mungkin juga menyukai