Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ZAT ADITIF
Zat aditif adalah bahan tambahan pada pangan yang ditambahkan baik dalam
pemrosesan, pengolahan, pengemasan atau penyimpanan makanan untuk
meningkatkan mutu, sifat, atau bentuk pangan.
Menurut Undang-undang RI nomor 7 tahun tentang Pangan Bahan Tambahan
Pangan adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan
bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan kedalam pangan untuk
mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain pewarna, pengawet, penyedap
rasa, anti gumpal, pemucat dan pengental.
Zat aditif non pangan merupakan zat tambahan buatan labolatorium (zat
tambahan sintetis) yang berbahaya jika dikonsumsi. Oleh karena itu, zat aditif
ini tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi, baik dalam jumlah kecil atau besar.
5) Pemberi aroma; Pemberi aroma adalah zat yang memberikan aroma tertentu
pada bahan pangan, sehingga makanan memiliki daya tarik untuk dinikmati. Pemberi
aroma alami yang sering digunakan yaitu daun jeruk (memberikan bau segar dan
dapat menghilangkan bau amis pada ikan), minyak atsiri atau vanili (memberikan
rasa dan aroma harum), serai (menambahkan aroma segar pada minuman
penghangat tubuh).
Sedangkan pemberi aroma sintetis yaitu :
3
7) Antioksidan; Antioksidan merupakan bahan tambahan pangan yang dapat
menghambat, menunda, atau mencegah terjadinya kerusakan oksidatif dalam
makanan.
Beberapa macam antioksidan yang aman digunakan dalam makanan sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 033 Tahun 2012,
antioksidan alami diantaranya lesitin, vitamin C, tokoferol atau vitamin E.
Antioksidan sintetis diantaranya askorbil palmitat, Butil hidroksianisol atau BHA
(digunakan untuk lemak dan minyak makanan), Butil hidroksitoluen atau BHT
(digunakan untuk lemak, margarin dan minyak makanan), propil galat dan TBHQ.
9) Pengeras; Zat aditif ini bila ditambahkan pada makanan dapat membantu
memperkeras makanan tersebut. pengeras sintetis yaitu kalium glukonat yang
digunakan pada buah kalengan, alumunium amonium sulfat yang digunakan pada
acar ketimun botol.
10) Sekuestran/ pengikat logam; bahan tambahan pangan yang dapat mengikat ion
logam polivalen untuk membentuk kompleks sehingga meningkatkan kestabilan dan
kualitas pangan. Contohnya asam fosfat pada lemak dan minyak makanan, kalium
sitrat pada es krim, kalsium dinatrium EDTA.
12) Pemutih; Pemutih merupakan bahan zat aditif yang digunakan untuk
memutihkan bahan yang dicampurinya. Pemutih pada proses pembuatan tepung
berguna untuk mempercepat proses pemutihan dan pemanggangan tepung
sehingga dapat meningkatkan kualitas tepung. Contoh zat aditif pemutih: asam
askorbat, aseton peroksida, dan kalium bromat.
4
13) Penambah gizi; Zat aditif merupakan suatu zat yang ditambahkan pada suatu
produk. Zat aditif penambah gizi merupakan zat aditif yang berguna untuk
meningkan gizi dalam produk tersebut. Zat aditif yang ditambahkan dapat berupa
mineral dan vitamin. Contoh zat aditif penambah gizi: asam askorbat dalam
minuman kemasan, feri fosfat, vitamin A, vitamin D, dsb.
Macam-macam zat aditif non pangan yang sering digunakan masyarakat yakni
1) Boraks; Boraks merupakan bahan kimia yang digunakan dalam industry
kertas, pengawet kayu, keramik, serta gelas. Daya pengawet boraks
disebakan oleh senyawa aktif asam borat (H3BO3). Asam borat merupakan
antiseptic yang sering digunakan sebagai campuran bahan kosmetik dan
pengobatan (luka kecil).
5
3) Pewarna tekstil; Beberapa contoh pewarna tekstil adalah brown FG, orane G,
rhodamin B dan methanil yellow.