Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PERENCANAAN ANGGARAN PUBLIK

Di Susun Oleh :

Eko Ferry Setiawan

Angkatan XXVIII

UNIVERSITAS SJAKHYAKIRTI

PALEMBANG

TAHUN 2020
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anggaran merupakan salah satu instrumen yang berperan penting dalam

organisasi sektor publik. Anggaran sektor publik sendiri harus bersifat

partisipatif yang melibatkan masyarakat dalam perencanaan anggaran agar

aspirasi dan kebutuhan publik dapat diakomodasi dalam anggaran. Anggaran

sektor publik merupakan blue print organisasi tentang rencana program dan

kegiatan yang akan dilaksanakan serta masa depan yang akan diwujudkan.

Dalam operasional setiap perusahaan senantiasa diperlukan langkah yang

sistematis untuk dapat memberdayakan potensi sumber dayanya secara efisien

dan efektif. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan perencanaan yang

cermat dari manajemen dalam meniti langkah operasional yang akan dilakukan.

Derajat kompleksitas perencanaan tersebut tentu dipengaruhi oleh skala

perusahaan; perusahaan besar relatif memerlukan perencanaan yang lebih

formal dan rinci.

Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam

rangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan

kuantitatif orang lain. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

perencanaan laba (proft planing). Dalam perencanaan laba, manajemen

menyusun rencana operasional yang implikasinya dinyatakan dalam laporan


laba rugi jangka pendek dan jangka panjang, neraca kas dan modal kerja yang

diproyeksikan dimasa yang akan datang.

B. Rumusan masalah

1. Apa itu anggaran sektor publik?

2. Apa saja jenis-jenis anggaran?

3. Bagaimana proses penyusunan anggaran?

4. Bagaimana Pengesahan anggaran?

5. Bagaimana Tahap Pelaporan dan Evaluasi Anggaran ?

6. Apa saja Prinsip – Prinsip Pokok dalam Siklus Anggaran ?

1.
BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Tentang Anggaran

Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan,

dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara optimal. Tujuan utama

perusahaan adalah memperoleh laba demi eksistensi dan kelangsungan

perusahaan. Bagi manajemen perusahaan tidak ada pilihan lain kecuali

membuat perencanaan yang sebaik-baiknya agar pelaksanaan seluruh kegiatan

dalam perusahaan dapat berjalan dengan baik. Untuk itu diperlukan

penyusunan sistem perencanaan, koordinasi dan pengawasan yang baik bagi

perusahaan tersebut.

Dewasa ini banyak perusahaan yang menggunakan anggaran sebagai

dasar dalam menjalankan operasinya. Karena anggaran itu penting untuk

membuat perencanaan dan untuk mengendalikan kegiatan. Perencanaan

melihat masa depan yaitu menentukan tindakan-tindakan apa saja yang harus

dilakukan untuk mencapai sasaran dan tujuan perusahaan, sedangkan

pengendalian melihat ke belakang yaitu menilai hasil kerja dan

membandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan.


B. Pengertian Anggaran

Banyak sekali pengertian mengenai anggaran yang dikemukakan oleh

para ahli yang pada dasarnya mempunyai kesamaan, yaitu merupakan suatu

rencana yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang dan unit mengenai

kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu perusahaan atau instansi untuk

periode waktu tertentu di masa yang akan datang, umumnya periode yang

digunakan dalam penyusunan anggaran adalah satu tahun.

Menurut M. Nafarin (2007:11) pengertian anggaran adalah sebagai

berikut: “Rencana tertulis mengenai kegiatan usaha organisasi yang

dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan

umumnya dinyatakan dalam satuan uang tetapi dapat juga

dinyatakan dalam satuan barang/jasa”.

Rudianto (2009:3) menyatakan sebagai berikut:

“Anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang

yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis.

Menurut Darsono Prawinigoro dan Ari Purwati (2010:2) pengertian

anggaran adalah sebagai berikut:


“Rencana tentang kegiatan perusahaan yang mencakup berbagai

kegiatan operasional yang saling bekaitan dan saling mempengaruhi

satu sama lain sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dan sasaran

suatu organisasi”.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi

tersebut dapat diketahui bahwa anggaran mempunyai inti sebagai

berikut:

1. Anggaran merupakan aktivitas yang tidak terpisahkan dari proses dan

fungsi- fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengendalian.

2. Anggaran merupakan rencana yang akan dilaksanakan oleh suatu

organisasi atau perusahaan untuk masa yang akan datang dalam jangka

waktu tertentu.

3. Anggaran bersifat sistematis yang harus disusun secara berurutan dan

logis.
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Fungsi Anggaran Sektor Publik

Anggaran sektor publik mempunyai beberapa fungsi utama, yaitu:

a. Anggaran Sebagai Alat Perencanaan (Planning Tool)

Anggaran sektor publik dibuat untuk merencakan tindakan apa yang

akan dilakukan oleh pemerintah, berupa biaya yang dibutuhkan, dan

berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut.

Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan untuk:

1) merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai

dengan visi dan misi yang ditetapkan,

2) merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk

mencapai tujuan organisasi serta merencanakan alternatif

sumber pembiayaannya,

3) mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan

yang telah disusun, dan

4) menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapian strategi.

b. Anggaran Sebagai Alat Pengendalian (Control Tool)


Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail

atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan

dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk

menghindari adanya overspending, underspending dan salah sasaran

(misappropriation) dalam pengalokasian anggaran dalam bidang

lain yang bukan merupakan prioritas. Pengendalian anggaran public

dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu:

1) Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang

dianggarkan;

2) Menghitung selisih anggaran (favourable dan unfavourable

variances);

3) Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan (controllable)

dan tak dapat dikendalikan (uncontrollable) atas suatu

varians;

4) Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun

berikutnya.

c. Anggaran Sebagai Alat Kebijakan Fiskal (Fiscal Tool)

Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk

menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan

ekonomi.Anggaran dapat digunakan untuk mendorong,


memfasilitasi, dan mengkoordinasikan kegiatan ekonomi

masyarakat sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.

d. Anggaran Sebagai Alat Politik (Political Tool)

Pada sektor publik, anggaran merupakan dokumen politik sebagai

bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislative atas

penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu. Oleh karena

itu pembuatan anggaran publik membutuhkan political skill,

coalition building, keahlian bernegosiasi, dan pemahaman tentang

prinsip manajemen keuangan publik oleh para manajer publik.

e. Anggaran Sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi (Coordination

and Communication  Tool)

Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam

pemerintahan.Anggaran publik yang disusun dengan baik mampu

mendeteksi inkonsistensi suatu unir kerja dan juga berfungsi

sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan

eksekutif.

f. Anggaran Sebagai Alat Penilaian Kinerja (Performance

Measurement Tool)

Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder

(eksekutif) kepada pemberi wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif

akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi

pelaksanaan anggaran.
g. Anggaran Sebagai Alat Motivasi (Motivation Tool)

Agar dapat memotivasi pegawai, anggaran hendaknya bersifal

challenging but attainable atau demanding but achieveable.

Maksudnya adalah target anggaran hendaknya jangan terlalu tinggi

hingga tidak dapat dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah

hingga terlalu mudah dicapai.

h. Anggaran Sebagai Alat untuk Menciptakan Ruang Publik (Public

Share)

Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi dan berbagai organisasi

kemasyarakatan harus terlibat dalam proses penganggaran publik.

Kelompok masyarakat yang terorganisir akan mencoba

mempengaruhi anggaran pemerintah, kelompok lain yang kurang

terorganisir akan mempercayakan aspirasinya melaluiproses politik

yang ada.

A. Karakteristik Anggaran Sektor Publik

Anggaran sektor publik memiliki beberapa karakteristik yaitu

sebagai berikut:

a. Anggaran dinyatakan dalam satuan uang dan non-keuangan.

b. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu.

c. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk

mencapai sasaran yang ditetapkan.


d. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang

lebih tinggi dari penyusun anggaran.

e. Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi

tertentu.

B. Prinsip-Prinsip Anggaran Sektor Publik

Prinsip-prinsip anggaran sektor publik meliputi:

a. Otorisasi oleh legislative

Anggaran publik harus mendapat otorisasi dari legislatif terlebih

dulu sebelum eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.

b. Komprehensif

Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran

pemerintah. Oleh karena itu, adanya dana non-budgetair pada

dasarnya adalah menyalahi prinsip anggaran yang bersifat

komprehensif.

c. Keutuhan anggaran

Semua penerimaan dan  belanja pemerintah harus terhimpun dalam

dana umum (general fund).

d. Nondicretionary Apropriation

Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus termanfaatkan

secara ekonomis, efisien, dan efektif.

e. Periodik
Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat bersifat

tahunan maupun multi-tahunan

f. Akurat

Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang

tersembunyi (hidden reserve) yang dapat dijadikan sebagai

pemborosan dan inefisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan

munculnya underestimate pendapatan dan overestimate

pengeluaran.

g. Jelas

Anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat, dan

tidak membingungkan .

h. Diketahui public

Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak

dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran

finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metoda untuk

mempersiapkan suatu anggaran. Dalam organisasi sektor publik,

penganggaran merupakan suatu proses politik.

Pada sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan

yang tertutup untuk publik, sebaliknya pada sektor publik anggaran justru
harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik, didiskusikan, dan

diberi masukan. Penganggaran sektor publik terkait dengan proses

penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas

dalam satuan moneter.

Proses penganggaran organisasi sektor publik dimulai ketika perumusan

strategi dan perencanaan strategic telah selesai dilakukan. Anggaran

merupakan managerial plan for action untuk memfasilitasi tercapainya

tujuan organisasi. Aspek-aspek yang harus tercakup dalam anggaran

sektor publik meliputi :

1. Aspek perencanaan

2. Aspek pengendalian

3. Aspek akuntabilitas publik

Penganggaran sektor publik harus diawasi mulai tahap perencanaan,

pelaksanaan, serta pelaporan dan akan lebih efektif jika diawasi

oleh lembaga pengawas khusus  (oversight body).


BAB IV

PEMBAHASAN

A. Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik

1. Anggaran Operasional (operation/recurrent budget)

Anggaran Operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan

sehari-hari dalam menjalankan pemerintahan.Misalnya adalah belanja

rutin (recurrent expenditure) yaitu pengeluaran yang manfaatnya hanya

untuk satu tahun anggaran dan tidak dapat menambah aset atau kekayaan

bagi pemerintah.Secara umum pengeluaran yang masuk kategori

anggaran operasional antara lain Belanja Administrasi Umum dan Belanja

Operasi dan Pemeliharaan.

2. Anggaran Modal / Investasi (capital/investment budget)

Anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang dan

pembelanjaan atas aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan,


perabot, dan sebagainya.Pada dasarnya pemerintah tidak mempunyai

uang yang dimiliki sendiri, sebab seluruhnya adalah milik

publik.Pengeluaran modal yang besar biasanya dilakukan dengan

menggunakan pinjaman. Belanja investasi/ modal adalah pengeluaran

yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan

menambah asset atau kekayaan pemerintah, dan selanjutnya akan

menambah anggaran rutin untuk biaya operasional dan pemeliharaan.

Anggaran berfungsi sebagai alat politis yang digunakan untuk

memutuskan prioritas dan kebutuhan keuangan pada sector tersebut.,

B. Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik

Proses penyusunan anggaran dalam sektor publik umumnya disesuaikan

dengan peraturan lembaga yang lebih tinggi. Sejalan dengan pemberlakuan

Undang-Undang No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

Undang No 25 tentang perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Daerah, yang kemudian direvisi menjadi Undang-Undang No 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No 33 Tahun 2004 tentang

perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dan lahirlah 3

paket per Undang-Undang, yaitu Undang-Undang No 17 Tahun 2003 tentang

keuangan Negara, Undang-Undang No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara, dan Undang-Undang No 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan


pengelolaan dan tanggungjawab keuangan Negara, Undang-Undang sistem

perencanaan.

Pembangunan Nasional yang telah membuat perubahan mendasar dalam

penyelenggaraan Pemerintahan serta pengaturan keuangan, khususnya

Perencanaan Anggaran Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat.

Menurut pendapat Indra Bastian (2005:167) menyatakan bahwa system

penyusunan anggaran telah berkembang sesuai dengan pencapaian kualitas

yangsemakin tinggi, maka sistem penyusunan yang dipakai oleh Indra bastian

adalah Line Item Budgeting.

Line Item Budgeting adalah penyusunan anggaran yang didasarkan pada

dan darimana dana berasal (pos-pos penerimaan) dan untuk apa dana tersebut

digunakan (pos-pos pengeluaran). Tujuan utama Line Item Budgeting adalah

untuk melakukan kontrol keuangan dan sangat berorientasi pada input organisasi,

penetapannya melalui pendekatan Incremental (kenaikan bertahap). Dan tidak

jarang dalam prateknya memakai kemampuan menghabiskan atau menyerap

anggaran sebagai salah satu indikator penting untuk mengukur keberhasilan

Keunggulan Line Item Budgeting adalah sebagai berikut:Relatif mudah

menulusurinya;Mengamankan komitmen diantara partisipan sehingga dapat

mengurangi. Sedangkan Kelemahan Line Item Budgeting adalah:Perhatian

terhadap laporan pelaksanaan anggaran penerimaan dan pengeluaran sangat

sedikit;Diabaikannya pencapaian prestasi Realisasi Penerimaan dan Pengeluaran


yang disasarkan;Para penyusun anggaran tidak memiliki alasan rasional dalam

menetapkan target penerimaan dan pengeluaran.

Proses penyusunan anggaran sector publik menurut Mardiasmo (2004:68)

mengemukakan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah/Negara

(APBD/APBN) yang dipresentasikan setiap tahun oleh eksekutif, yang member

informasi rinci kepada DPR/DPRD dan masyarakat tentang program-program

apayang direncanakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas kehidupan

rakyatserta bagaimana program-program itu dibiayai. Penyusunan dan

pelaksanaan anggaran tahunan merupakan rangkaian proses anggaran.

Proses penyusunan anggaran mempunyai 4 tujuan yaitu :

1. Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan

koordinasi antarbagian dalam lingkungan pemerintahan.

2. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan

barang dan jasa publik melalui proses pemrioritasan.

3. Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.

4. Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada

DPR/MPR dan masyarakat luas.

Faktor dominan yang terdapat dalam proses penganggaran adalah :

1. Tujuan dan target yang hendak dicapai

2. Ketersediaan sumber daya (faktor-faktor produksi yang dimiliki

pemerintah)

3. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan target


4. Faktor-faktor lain yang memengaruhi anggaran, seperti: munculnya

peraturan pemerintah yang baru, fluktuasi pasar, perubahan sosial dan

politik, bencana alam, dan sebagainya.

Secara umum siklus anggaran adalah sama untuk setiap organisasi yang

berbeda hanya skala prioritas. Menurut Mardiasmo (2004:70) siklus anggaran

terdiri dari 4 tahap, sebagai berikut :

1. Tahap persiapan anggaran.

Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas

dasar taksiran pendapatan yang tersedia.Terkait dengan masalah tersebut,

yang perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiranj

pengeluaran, hendaknya terlebih dahulu diulakukan penaksiran

pendapatan secara lebih akurat.Selain itu, harus disadari adanya masalah

yang cukup berbahaya jika anggaran pendapatan diestimasi pada saat

bersamaan drengan pembuatan keputusan tentang angggaran pengeluaran.

Dalam persoalan estimasi, yang perlu mendapat perhatian adalah

terdapatnya faktor “uncertainty“ (tingkat ketidakpastian) yang cukup

tinggi. Oleh sebab itu, manajer keuangan public harus memahami betul

dalam menentukan besarnya suatu mata anggaran. Besarnya mata

anggaran pada suatu anggaran yang menggunakan “line-item budgeting”

akan berbeda pada “input-output budgeting”, “program budgeting” atau

“zero based budgeting”.


Di Indonesia, proses perencanaan APBD dengan paradigma baru

menekankan pada pendekatan bottom-up planning dengan tetap mengacu

pada arah kebijakan pembangunan pemerintah pusat. Arahan kebijakan

pembangunan pembangunan pemerintah pusat tertuang dalam dokumen

perencanaan berupa GBHN, Program Pembangunan Nasional

(PROPENAS), Rencana Strategis (RESENTRA), dan Rencana

Pembangunan Tahunan (REPETA).

Sinkronisasi perencanaan pembangunan yang digariskan oleh

pemerintah pusat dengan perencanaan pembangunan daerah sejak spesifik

diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 105 dan 108 Tahun 2000.Pada

pemerintah pusat, perencanaan pembangunan dimulai dari peyusunan

PROPENAS yang merupakan operasionalisasi GBHN.PROPERNAS

tersebut kemudian dijabarkan dalam bentuk RESENTRA.Berdasarkan

PROPERNAS dan RESENTRA serta analisis fiscal dan makro ekonomi,

kemudian dibuat persiapan APBN dan REPETA.

Sementara itu, di tingkat daerah (propinsi dan kabupaten/kota)

berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah No. 108 Tahun 2000

pemerintah daerah disyaratkan untuk membuat dokumen perencanaan

daerah yang terdiri atas PROPEDA (RENSTRADA). Dokumen

perencanaan daerah tersebut diupayakan tidak menyimpang dari

PROPENAS dan RENSTRA yang dibuat pemerintah pusat. Dalam

PROPEDA dimungkinkan adanya penekanan prioritas program


pembangunan yang berbeda darisatu daerah dengan daerah yang lain

sesuai kebutuhan masing-masing daerah. PROPEDA (RENSTRADA)

dibuat oleh pemerintah daerah bersama dengan DPRD dalam kerangka

waktu lima tahun yang kemudian dijabarkan pelaksanaannya dalam

kerangka tahunan.

 Penjabaran rencana strategis jangka panjang dalam REPETADA

tersebut dilengkapi dengan:

a. Pertimbangan-pertimbangan yang berasal dari hasil evaluasi kinerja

pemerintah daerah pada periode sebelumnya.

b. Masukan-masukan dan aspirasi masyarakat.

c. Pengkajian kondisi yang saat ini terjadi, sehingga bisa diketahui

kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang sedang dan akan

dihadapi.

2. Tahap ratifikasi

Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang

cukup rumit dan cukup berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya

memiliki managerial skill namun juga harus mempunyai political skill,

salesman ship, dan coalition building yang memadai.Integritas dan

kesioapan mental yang tinggi dari eksekutif sangat penting dalam tahap

ini.Hal tersebut penting karena dalam tahap ini pimpinan eksekutif harus

mempunyai kemampuan untuk menjawab dan memberikan argumentasi


yang rasional atas segala pertanyaan-pertanyaan dan bantahan- bantahan

dari pihak legislatif.

3. Tahap implementasi/pelaksanaan anggaran.

Dalam tahap ini yang paling penting adalah yang harus diperhatikan

oleh manajer keuangan publik adalah dimilikinya sistem (informasi)

akuntansi dan sistem pengendalian manajemen.

Sistem informasi akuntansi dan sistem pengendalian manajemen

sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan anggaran.Manajer

keuangan public dalam hal ini bertanggung jawab untuk menciptakan

sistem akuntansi yang memadai dan handal untuk perencanaan dan

pengendalian anggran yang telah disepakati, dan bahkan dapat diandalkan

untuk tahap penyusuanan anggaran periode berikutnya.

4. Tahap pelaporan dan evaluasi.

Tahap terakhir dari siklus anggaran adalah pelaporan dan evaluasi

anggaran.Tahap persiapan, ratifikasi, dan implementasi anggaran terkait

dengan aspek operasional anggaran, sedangkan tahap pelaporan dan

evaluasi terkait dengan aspek akuntanbilitas.Jika tahap implementasi telah

didukung dengan sistem akuntansi dan sistem pengendalian manajemen

yang baik, maka diharapkan tahap budget reporting and evaluation tidak

akan menemukan banyak masalah.


C. Pengesahan Anggaran Sektor Publik

Kepala Daerah menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang

APBD kepada DPRD untuk mendapatkan persetujuan.Termasuk dalam Draft

Anggaran adalah Nota Keuangan.Pembahasan Draft Anggaran didasarkan pada

Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Anggaran disepakati.

Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dapat dilaksanakan hanya

setelah divalidasi oleh Menteri Dalam Negeri untuk anggaran provinsi dan oleh

Gubernur untuk anggaran Kota/Kabupaten ini. Evaluasi tersebut dimaksudkan

untuk menjaga koherensi antara kebijakan daerah dan nasional, antara

kepentingan publik dan kepentingan pemerintah daerah, dan untuk menilai

apakah anggaran yang direncanakan tidak bertentangan dengan kepentingan

umum, peraturan yang lebih tinggi, dan / atau peraturan daerah lain yang

ditetapkan. Oleh karena itu, sebelum ditetapkan oleh Gubernur, rancangan

Peraturan Daerah tentang APBD yang telah disetujui oleh DPRD serta draft

Peraturan Gubernur tentang Detailization dari APBD harus diserahkan kepada

Menteri Dalam Negeri untuk evaluasi. Konsekuensi, sebelum ditetapkan oleh

Bupati / Walikota, rancangan Peraturan Daerah tentang APBD yang telah

disetujui oleh Kabupaten / Kota Parlemen dan rancangan Kepala Badan /

Peraturan Walikota tentang Detailization dari APBD harus disampaikan kepada

Gubernur untuk dievaluasi.


Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD yang telah divalidasi

kemudian akan ditetapkan oleh Kepala Daerah sebagai Peraturan Daerah

tentang APBD. Kepala Daerah juga menetapkan Peraturan tentang Detailization

dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.Tanggal terbaru dari

diberlakukannya kedua Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala

Daerah tentang Detailization dari APBD adalah 31 Desember.

D. Tahap Pelaporan dan Evaluasi Anggaran

Siklus anggaran meliputi empat tahap yang terdiri atas:

1. Tahap persiapan anggaran (preparation)

2. Tahap ratifikasi (approval/ratification)

3. Tahap implementasi (implementation)

4. Tahap pelaporan dan evaluasi (reporting and evaluation)

 Tahap Persiapan Anggaran (Budget Preparation)

Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar

taksiran pendapatan yang tersedia. Yang perlu diperhatikan adalah sebelum

menyetujui taksiran pengeluaran, terlebih dahulu harus dilakukan penaksiran

pendapatan secara lebih akurat. Dalam persoalan estimasi, yang perlu

mendapat perhatian adalah terdapatnya faktor “uncertainty” (tingkat


ketidakpastian)yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, manajer keuangan public

harus memahami betul dalam menentukan besarnya suatu mata anggaran

 Tahap Ratifikasi Anggaran

Tahap berikutnya adalah budget ratification. Tahap ini merupakan tahap yang

melibatkan proses politik yang cukup rumit dan cukup berat. Pimpinan

eksekutif dituntut tidak hanya memiliki “managerial skill” namun juga harus

mempunyai “ political skill” salesmanship´dan ‘coalition building’ yang

memadai. Integritas dan kesiapan mentalyang tinggi dari eksekutif sangat

penting dalam tahap ini.

 Tahap Pelaksanaan Anggran

(Budget Implementation)Sistem informasi akuntansi dan sistem pengendalian

manajemen sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan anggaran.

Manajer keuangan public dalam hal ini bertanggung jawab untuk menciptakan

sistem akuntansi yang memadai dan handal untuk perencanaandan

pengendalian anggran yang telah disepakati, dan bahkan dapat diandalkan

untuk tahap penyusuanan anggaran periode berikutnya.

 Tahap Pelaporan dan Evaluasi Anggaran

Tahap terakhir dari siklus anggaran adalah pelaporan dan evaluasi anggaran.

Tahap persiapan, ratifikasi, dan implementasi anggaran terkait dengan aspek


operasionalanggaran, sedangkan tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan

aspek akuntanbilitas. Jika tahap implementasi telah didukung dengan sistem

akuntansi dan sistem pengendalian manajemen yang baik, maka diharapkan

tahap budget reporting  and evaluation tidak akan menemui banyak masalah.

E. Prinsip – Prinsip Pokok dalam Siklus Anggaran 

Prinsip - prinsip pokok siklus anggaran perlu diketahui dan dikuasai dengan

baik oleh penyelengara pemerintahan. Pada dasarnya prinsip-prinsip dan

mekanisme penganggaran relatif berbeda antara sektor swasta dan sektor.

Siklus anggaran meliputi empat tahap yang terdiri atas :

a. Tahap persiapan anggaran preparation

Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar

taksiran pendapatan yang tersedia. Yang perlu diperhatikan adalah

sebelum menyetujui taksiran pengeluaran, hendaknya penaksiran

pendapatan secara lebih akurat.

b. Tahap ratifikasi approval ratification

Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang cukup

rumit dan cukup berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya memiliki

manajerial skill namun juga harus mempunyai political skill, salesmenship

dan coalition building yang memadai. Pada tahap ini pimpinan eksekutif

harus mempunyai kemampuan untuk menjawab dan memberikan


argumentasi yang rasional atas segala pertanyaan-pertanyaan dan

bantahan-bantahan dari pihak legeslatif. Universitas Sumatera Utara 

c. Tahap implementasi implementation

Setelah anggaran disetujui oleh legeslatif, tahap berikutnya adalah

pelaksanaan anggaran. Dalam tahap pelaksanaan anggaran, hal terpenting

yang harus diperhatikan oleh manajer keuangan publik adalah dimilikinya

sistem informasi akuntansi dan sistem pengendalian manajemen. Sistem

akuntansi yang baik meliputi pula di buatnya sistem pengendalian intern

yang memadai. 

d. Tahap pelaporan dan evaluasi reporting evaluation

Tahap terakhir dari siklus anggaran adalah pelaporan dan evaluasi

anggaran. Tahap persiapan, ratifikasi, dan implementasi anggaran terkait

dengan aspek operasioanal anggaran, sedangkan tahap pelaporan dan

evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas. Jika tahap implementasi telah

didukung dengan sistem akuntansi dan sistem pengendalian menejemen

yang baik, maka diharapkan tahap budget reporting and evaluation tidak

akan menemui banyak masalah.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa anggaran

merupakan instrumen penting dalam melaksanakan rencana-rencana suatu

organisasi untuk melayani masyarakat dan juga anggaran menjadi suatu tolak

ukur dalam melihat kondisi keuangan baik biaya (pengeluaran) ataupun

pendapatan (penerimaan).

Jenis-jenis anggaran sektor publik ada dua, yaituAnggaran Operasional

digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam menjalankan

pemerintahan dan Anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang dan

pembelanjaan atas aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot,

dan sebagainya.

Siklus anggaran terdiri dari empat tahap, yaitu tahap persiapan anggaran,

tahap ratifikasi, tahap implementasi/pelaksanaan anggaran, dan tahap pelaporan

dan evaluasi.

B. Saran

Adapun saran dari pembahasan ini adalah semoga penyusunan dari

anggaran menjadi lebih baik lagi sehingga anggaran yang dialokasikan ke

sektor-sektor tertentu dapat teralokasi dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

http://Id.m.wikipedia.org/wiki/Anggaran_Sektor_Publik

http://erlina-primastuty.blogspot.co.id/2013/06/contoh-jurnal-akuntansi-sektor-

publik.html?m=1

http://maielvasundari.blogspot.co.id/2014/05/penganggaran-sektor-publik.html?m=1

Bastian, Indra.2011.Akuntansi Sektor Publik Di Indonesia.BPFE-

Yogyakarta.Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai