Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP)

TEKNIK PEMBERIAN ASI

OLEH (KEL 8 TK REG A) :

NAMA-NAMA KELOMPOK:

1. RINA SURYATI HENUKH PO530320119137


2. ROSALIA ROVIVI BULU PO530320119138
3. SANRI ESTORIA SIR PO530320119139

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PRODI DIII KEPERAWATAN KUPANG

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

TOPIK/ SUBTOPIK : TEKNIK PEMBERIAN ASI

Hari/ tanggal : Senin 16 Mei 2021

Waktu : 60 menit

Penyuluh/ pembicara : Rosalia Rovivi Bulu

Peserta/ sasaran : Mahasiswa TK 2 Reguler A dan B

Jumlah : 15 orang

A. TUJUAN
Setelah mengikuti pertemuan ini peserta mampu memahami Teknik pemberian Asi

B. Sasaran : Mahasiswa TK 2 REG A dan B


C. Materi
D. Metode dan media
Metode : Ceramah Tanya Jawab
Media : Poster
E. Setting Tempat

PEMATERI DAN MODERATOR

DOSEN PEMBIMBING NOTULEN

MEJA

PESERTA PESERTA PESERTA

PESERTA PESERTA
PESERTA

PESERTA PESERTA PESERTA

PESERTA PESERTA PESERTA

PESERTA PESERTA PESERTA

OBSERVER

F. Perorganisasian
1. Moderator : Sanri Estoria Sir
2. Pemateri : Rosalia Rovivi Bulu
3. Notulen : Rina S. Henukh
4. Observer : Putri Rame Huki
G. Kegiatan Penyuluhan

TAHAP KEGIATAN PENYULUHAN PESERTA


Pendahuluan Pembukaan : 1. Menjawab salam
( 5 menit ) 1. Memberi salam 2. Memperhatikan
2. Memperkenalkan dir 3. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan 4. Memperhatikan dan
4. Kontrak waktu untuk kesepakatan Mendengarkan
pelaksanaan penyuluhan
Penyajian 1. Mengidentifikasi pengetahuan 1. Memperhatikan
materi keluarga tentang Teknik pemberian penjelasan materi
( 20 menit ) Asi 2. Diskusi Tanya jawab
2. Menjelaskan tentang Teknik
pemberian ASI
3. Diskusi
Penutup 1. Menutup Menyimpulkan materi 1. Menjawab pertanyaan
( 10 menit ) penyuluhan yang telah disampaikan yang diajukan
kepada mahasiswa. penyuluh.
2. acara dengan mengucapkan salam 2. Mendengarkan
serta terimakasih kepada masyarakat penyampaian
atau keluarga kesimpulan
3. Memberikan/ membagikan poster 3. Mendengarkan
penyuluh menutup
acara dan menjawab
salam

H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pemateri
 Persiapan diri pemateri
 Memberi materi yang benar dan factual kepada peserta/keluarga
b. Peserta
 Kehadiran peserta/mahasiswa
 Jumlah peserta/mahasiswa yang hadir
c. Evaluasi Proses
 Moderator, penyuluhan, observer, fasilitator, dan peserta maupun menjalankan
fungi dan perannya dengan baik
 Peserta antusias dalam mendengar penyuluhan dengan kriteria tidak berbicara
dengan peserta lain, menyimak penyaji dalam menyampaikan materi, peserta
aktif dalam diskusi, dengan bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan
penyaji.
 Peserta mendengarkan penjelasan yang disampaikan penyaji dan bertanya
tentang hal-hal yang belum di mengerti.
d. Evaluasi Hasil
a. Pemateri
Pemateri menyampaikan materi dan menjawab pertanyaan peserta/keluarga
dengan baik
b. Peserta
Peserta penyuluhan dapat menjelaskan kembali tentang pengertian demam
berdarah, etiologi, tanda dan gejala, cara pencegahan dan cara penanganan dan
perawatan dari penyakit demam berdarah
Lampiran Materi

A. Teknik Menyusui yang Benar


1. Pengertian
Adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi
dengan benar (Suradi dan Hesti, 2004, p.1)
2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI (Siregar, 2004, pp.13-16)
a. Perubahan social budaya
1) Ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya
Kenaikan tingkat partisipasi wanita dalam angkatan kerja dan adanya
emansipasi wanita dalam hal segala bidang kerja dan kebutuhan yang
semakin meningkat, sehingga ketersediaan menyusui untuk bayinya
berkurang.
2) Meniru teman, tetangga atau orang yang sangat berpengaruh dengan
memberrikan susu botol kepada bayinya. Bahkan ada yang berpandangan
bahwa susu botol sangat cocok untuk bayi.
3) Merasa ketinggalan zaman jika masih menyusui bayinya
b. Factor psikologis
1) Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita. Adanya anggapan para
ibu bahwa menyusui akan merusak penampilan. Padahal setiap ibu yang
mempunyai bayi selalu mengubah payudara, walaupun menyusui atau tidak
menyusui.
2) Tekanan batin. Ada sebagian kecil ibu mengalami tekanan batin di saat
menyusui bayi sehingga dapat mendesak si ibu untuk mengurangi frekuensi
dan lama menyusui bayinya, bahkan mengurangi menyusui.
c. Factor fisik ibu
Alasan yang cukup sering bagi ibu untuk menyusui adalah karena ibu sakit, baik
sebentar maupun lama. Tetapi sebenarnya jarang sekali ada penyakit yang
mengharuskan berhenti menyusui. Dari jauh lebih berbahaya untuk mulai
memberi bayi makanan buatan daripada membiarkan bayi menyusu dari ibunya
yang sakit.
d. Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang mendapat
penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI. Penyuluhan kepada
masyarakat mengenai manfaat dan cara pemanfaatannya.
e. Meningkatnya promosi susu formula sebagai pengganti ASI
f. Kurang/ salah informasi
Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau malah lebih
baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila merasa ASI kurang.
Petugas kesehatan masih banyak yang tidak memberikan informasi pada saat
pemeriksaan kehamilan atau saat memulangkan bayinya
g. Faktor pengelolaan ASI di Ruang Bersalin
Untuk menunjang keberhasilan laktasi, bayi hendaknya disusui segera atau sedini
mungkin setelah lahir. Namun tidak semua persalinan berjalan normal dan tidak
semua dapat dilaksanakan menyusui dini, seperti persalinan dengan tindakan
(seksio sesaria).
3. Cara Menyusui Yang Benar
a. Posisi Badan Ibu dan Badan Bayi (DepKes RI, 2005, p.31)
1) Ibu duduk atau berbaring dengan santai
2) Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
3) Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara
4) Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
5) Dengan posisi seperti ini telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan
leher dan lengan bayi
6) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi
dengan lengan ibu
b. Posisi Mulut Bayi dan Putting Susu Ibu (DepKes RI, 2005, pp.26-32)
1. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas jari yang lain menopang dibawah
(bentuk C) atau dengan menjepit payudara dengan jari telunjuk dan jari tengah
(bentuk gunting), dibelakang areola (kalang payudara)
2. Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek) dengan cara
menyentuh puting susu, menyentuh sisi mulut puting susu.
3. Tunggu samapi bayi bereaksi dengan membuka mulutnya lebar dan lidah ke
bawah
4. Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan cara menekan bahu
belakang bayi bukan bagian belakang kepala
5. Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadapan- hadapan dengan
hidung bayi
6. Kemudian masukkan puting susu ibu menelusuri langit- langit mulut bayi
7. Usahakan sebagian aerola (kalang payudara) masuk ke mulut bayi, sehingga
puting susu berada diantara pertemuan langit- langit yang keras (palatum
durum) dan langit- langit lunak (palatum molle)
8. Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah
sehingga ASI akan keluar dari sinus lactiferous yang terletak dibawah kalang
payudara
9. Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak
perlu dipegang atau disangga lagi
10. Beberapa ibu sering meletakkan jarinya pada payudara dengan hidung bayi
dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal itu tidak perlu karena
hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi
dengan lengan ibu
11. Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan untuk mengelus- elus bayi
12. Cara Menyendawakan Bayi
a) Letakkan bayi tegak lurus bersandar pada bahu ibu dan perlahan-lahan diusap
punggung belakang sampai bersendawa
b) Kalau bayi tertidur, baringkan miring ke kanan atau tengkurap. Udara akan
keluar dengan sendirinya
c. Langkah – langkah Menyusui Yang Benar (DinKes, 2009).
1. Ibu mencucui tangan sebelum menyusui bayinya
2. Ibu duduk dengan santai dan nyaman, posisi punggung tegak sejajar
punggung kursi dan kaki diberi alas sehingga tidak menggantung
3. Mengeluarkan sedikit ASI dan mengoleskan pada puting susu dan aerola
sekitarnya
4. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala terletak pada lengkung siku ibu dan
bokong bayi terletak pada lengan
5. Ibu menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu tangan
bayi dibelakang ibu dan yang satu didepan, kepala bayi menghadap ke
payudara
6. Ibu memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus
7. Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang
dibawah serta tidak menekan puting susu atau areola
8. Ibu menyentuhkan putting susu pada bagian sudut mulut bayi sebelum
menyusui
9. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga
lagi.
10. Ibu menatap bayi saat menyusui
11. Pasca Menyusui
a) Melepas isapan bayi dengan cara jari kelingking di masukkan ke mulut
bayi melalui sudut mulut bayi atau dagu bayi ditekan ke bawah
b) Setelah bayi selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskan pada putting susu dan aerola, biarkan kering dengan
sendirinya.
12. Menyendawakan bayi dengan :
a) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian
punggung ditepuk perlahan-lahan atau
b) Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian punggungnya di tepuk
perlahan-lahan.
13. Menganjurkan ibu agar menyusui bayinya setiap saat bayi menginginkan (on
demand)
d. Lama dan Frekuensi Menyusui (Purwanti, 2004, p.51)
1) Menyusui bayi tidak perlu di jadwal, sehingga tindakan menyusui bayi
dilakukan setiap saat bayi membutuhkan.
2) Asi dalam lambung bayi kosong dalam 2 jam.
3) Bayi yang sehat akan menyusu dan mengogongkan payudara selama 5-7
menit.
e. Tanda- Tanda Posisi Bayi Menyusui yang Benar (DepKes RI, 2005, pp.32-33)
1) Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu
2) Dagu bayi menempel pada payudara ibu
3) Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada di dasar payudara
(payudara bagian bawah)
4) Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
5) Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka
6) Sebagian besar areola tidak tampak
7) Bayi menghisap dalam dan perlahan
8) Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu
9) Terkadang terdengar suara bayi menelan
10) Puting susu tidak terasa sakit atau lecet
f. Tanda bahwa Bayi Mendapatkan ASI dalam Jumlah Cukup (Rahmawati dan
Proverawati, 2010, p.41)
1) Bayi akan terlihat puas setelah menyusu
2) Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu pertama
(100-200 gr setiap minggu)
3) Puting dan payudara tidak luka atau nyeri
4) Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali sehari
dan buang air besar berwarna kuning 2 kali sehari
5) Apabila selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi
dibangunkan dan dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali setiap
harinya
DAFTAR PUSTAKA

jtptunimus-gdl-azzadeelly-5856-2-babii.pdf

Anda mungkin juga menyukai