Anda di halaman 1dari 4

Abdullah bin Mas'ud merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW yang memiliki

suara merdu saat melantunkan ayat suci Alquran. Dia orang keenam yang masuk
Islam setelah Nabi Muhammad mengawali dakwah di Mekah.Rasulullah sangat
terkesan dengannya. Suatu ketika, Rasulullah berwasiat kepada para sahabat agar
meneladani Abdullah bin Mas'ud.”Berpegang teguhlah kepada ilmu yang diberikan
oleh Ibnu Ummi Abidin," kata Rasulullah dikutip dari buku Biografi 60 Sahabat Nabi
yang ditulis Khalid Muhammad Khalid, Kamis (14/5). Tak berapa lama setelah
memeluk Islam, Abdullah bin Mas'ud mendatangi Rasulullah dan memohon
kepada beliau agar diterima menjadi pelayan beliau. Rasulullah pun
menyetujuinya.Sejak hari itu, Abdullah bin Mas'ud tinggal di rumah Rasulullah.
Dia beralih pekerjaan dari penggembala domba menjadi pelayan utusan Allah dan
pemimpin umat. Abdullah bin Mas'ud senantiasa mendampingi Rasulullah
bagaikan layang-layang dan benangnya. Dia selalu menyertai kemana pun beliau
pergi.
Dia membangunkan Rasulullah untuk shalat bila beliau tertidur, menyediakan air
untuk mandi, mengambilkan terompah apabila beliau hendak pergi dan
membenahinya apabila beliau pulang. Dia membawakan tongkat dan siwak
Rasulullah, menutupkan pintu kamar apabila beliau hendak tidur.
Bahkan Rasulullah mengizinkan Abdullah memasuki kamar beliau jika perlu.
Beliau memercayakan kepadanya hal-hal yang rahasia, tanpa khawatir rahasia
tersebut akan terbuka. Karenanya, Abdullah bin Mas'ud dijuluki orang dengan
sebutan "Shahibus Sirri Rasulullah" (pemegang rahasia Rasulullah).
Abdullah bin Mas'ud dibesarkan dan dididik dengan sempurna dalam rumah
tangga Rasulullah. Karena itu tidak kalau dia menjadi seorang yang terpelajar,
berakhlak tinggi, sesuai dengan karakter dan sifat-sifat yang dicontohkan
Rasulullah kepadanya. Sampai-sampai orang mengatakan, karakter dan
akhlak Abdullah bin Mas'ud paling mirip dengan akhlak Rasulullah.
Abdullah bin Mas'ud pernah berkata tentang pengetahuannya mengenai
Kitabullah (Al-Qur'an) sebagai berikut, "Demi Allah, yang tiada Tuhan selain Dia.
Tidak ada satu ayat pun dalam Al-Qur'an, melainkan aku tahu di mana dan dalam
situasi bagaimana diturunkan. Seandainya ada orang yang lebih tahu daripada
aku, niscaya aku datang belajar kepadanya."
Abdullah bin Mas'ud tidak berlebihan dengan ucapannya itu. Kisah Umar bin Al-
Khathab berikut memperkuat ucapannya. Pada suatu malam, Khalifah Umar
sedang dalam perjalanan, ia bertemu dengan sebuah kabilah. Malam sangat gelap
bagai tertutup tenda, menutupi pandangan setiap pengendara. Abdullah bin
Mas'ud berada dalam kabilah tersebut. Khalifah Umar memerintahkan seorang
pengawal agar menanyai kabilah.
"Hai kabilah, dari mana kalian?" teriak pengawal.
"Min fajjil 'amiq (dari lembah nan dalam)," jawab Abdullah.
"Hendak kemana kalian?"
"Ke Baitu Atiq (rumah tua, Ka'bah)," jawab Abdullah.
"Di antara mereka pasti ada orang alim," kata Umar.
Kemudian diperintahkannya pula menanyakan, "Ayat Al-Qur'an manakah yang
paling ampuh?"
Abdullah menjawab, "Allah, tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup kekal lagi
terus-menerus mengurus (makhluk-Nya) tidak mengantuk dan tidak pula
tidur..." (QS Al-Baqarah: 255).
"Tanyakan pula kepada mereka, ayat Al-Qur'an manakah yang lebih kuat
hukumnya?" kata Umar memerintah.
Abdullah menjawab, "Sesungguhnya Allah memerintah kamu berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang kamu dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." (QS An-Nahl: 9).
"Tanyakan kepada mereka, ayat Al-Qur'an manakah yang mencakup semuanya!"
perintah Umar.
Abdullah menjawab, "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan walaupun seberat
dzarrah, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa mengerjakan
kejahatan walaupun sebesar dzarrah, niscaya dia akan melihat balasannya
pula." (QS Al-Zalzalah: 8).
Demikian seterusnya, ketika Umar memerintahkan pengawal untuk bertanya
tentang Al-Qur'an, Abdullah bin Mas'ud langsung menjawabnya dengan tegas dan
tepat. Hingga pada akhirnya Khalifah Umar bertanya, "Adakah dalam kabilah
kalian Abdullah bin Mas'ud?"
Jawab mereka, "Ya, ada!"
Abdullah bin Mas'ud bukan hanya sekedar qari' (ahli baca Al-Qur'an) terbaik, atau
seorang yang sangat alim atau zuhud, namun ia juga seorang pemberani, kuat dan
teliti. Bahkan dia seorang pejuang (mujahid) terkemuka. Dia tercatat sebagai
Muslim pertama yang mengumandangkan Al-Qur'an dengan suara merdu dan
lantang.
Pada suatu hari para sahabat Rasulullah berkumpul di Makkah. Mereka berkata,
"Demi Allah, kaum Quraisy belum pernah mendengar ayat-ayat Al-Qur'an yang
kita baca di hadapan mereka dengan suara keras. Siapa kira-kira yang dapat
membacakannya kepada mereka?"
"Aku sanggup membacakannya kepada mereka dengan suara keras," kata
Abdullah.
"Tidak, jangan kamu! Kami khawatir kalau kamu membacakannya. Hendaknya
seseorang yang punya keluarga yang dapat membela dan melindunginya dari
penganiayaan kaum Quraisy," jawab mereka.
"Biarlah, aku saja. Allah pasti melindungiku," kata Abdullah tak gentar.
Keesokan harinya, kira-kira waktu Dhuha, ketika kaum Quraisy sedang duduk-
duduk di sekitar Ka'Baha Ad-Daulah. Abdullah bin Mas'ud berdiri di Maqam
Ibrahim, lalu dengan suara lantang dan merdu dibacanya surah Ar-Rahman ayat 1-
4.Bacaan Abdullah yang merdu dan lantang itu kedengaran oleh kaum Quraisy di
sekitar Ka'bah. Mereka terkesima saat mendengar dan merenungkan ayat-ayat
Allah yang dibaca Abdullah. Kemudian mereka bertanya, "Apakah yang dibaca
oleh Ibnu Ummi Abd (Abdullah bin Mas'ud)?"
"Sialan, dia membaca ayat-ayat yang dibawa Muhammad!" kata mereka begitu
tersadar. Lalu mereka berdiri serentak dan memukuli Abdullah. Namun Abdullah
bin Mas'ud meneruskan bacaannya hingga akhir surah. Ia lalu pulang menemui
para sahabat dengan muka babak belur dan berdarah.
"Inilah yang kami khawatirkan terhadapmu," kata mereka."Demi Allah, kata
Abdullah, "Bahkan sekarang musuh-musuh Allah itu semakin kecil di mataku. Jika
kalian menghendaki, besok pagi aku akan baca lagi di hadapan mereka."
Abdullah bin Mas'ud hidup hingga masa Khalifah Utsman bin Affan memerintah.
Ketika ia hampir meninggal dunia, Khalifah Utsman datang menjenguknya. "Sakit
apakah yang kau rasakan, wahai Abdullah?" tanya khalifah.
"Dosa-dosaku," jawab Abdullah."Apa yang kau inginkan?""Rahmat Tuhanku."
"Tidakkah kau ingin supaya kusuruh orang membawa gaji-gajimu yang tidak
pernah kau ambil selama beberapa tahun?" tanya Khalifah."Aku tidak
membutuhkannya," kata Abdullah."Bukankah kau mempunyai anak-anak yang
harus hidup layak sepeninggalmu?" tanya Utsman.
"Aku tidak khawatir, jawab Abdullah, "Aku menyuruh mereka membaca surah Al-
Waqi'ah setiap malam. Karena aku mendengar Rasulullah bersabda, "Barangsiapa
yang membaca surah Al-Waqi'ah setiap malam, dia tidak akan ditimpa kemiskinan
selama-lamanya!"
Pada suatu malam yang hening, Abdullah bin Mas'ud pun berangkat menghadap
Tuhannya dengan tenang.

Anda mungkin juga menyukai