Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PENGUATAN KELEMBAGAAN SOSIAL EKONOMI

PENGUATAN KELEMBAGAAN BERBASIS KEUNGGULAN


KOMPARATIF KELOMPOK WANITA TANI MEKAR SARI
WATES, DESA ADAT LANGKAN

Oleh:
I Putu Edi Swastawan

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019

i
DAFTAR ISI

SAMPUL..................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
RINGKASAN.............................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................ 3
1.3 Tujuan................................................................................... 3
1.4 Luaran................................................................................... 3
BAB II. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN............... 4
BAB III. METODE PELAKSANAAN...................................................... 5
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN........................................ 9
4.1 Biaya Kegiatan..................................................................... 9
4.2 Jadwal Kegiatan................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 10

ii
RINGKASAN

Pembentukan KWT di Banjar Wates sangat strategis untuk mengakomodir


keunggulan komparatif Desa Adat Langkan sebagai penghasil kopi arabika
spesialti Kintamani. Setelah tiga tahun berjalan kondisi lapangan menimbulkan
paradoks, bahwa ternyata apa yang diharapkan dengan kondisi lapangan tidak
relevan. KWT Mekar Sari Wates tidak bergerak sesuai dengan keunggulan
komparatif desa adat, melainkan pada subsistem hulu komoditas hortikultura
(terong, cabai, tomat, dan tanaman sejenis lainnya). Perlu dilakukan evaluasi agar
program KWT sesuai dengan keunggulan komparatif desa adat, agar kopi arabika
di Desa Adat Langkan dapat termanajemen dengan baik antar subsistem secara
simultan dan mandiri. Program pemberdayaan ini dilaksanakan melalui beberapa
tahap, yaitu observasi dan penetapan lokasi, perumusan masalah dan perancangan
gagasan, sosialisasi kepada pengurus desa dan tokoh masyarakat, sosialisasi
kepada masyarakaat, praktek teknis, evaluasi, dan pemberian saran. Program yang
strategis diimplementasikan KWT Mekar Sari Wates adalah proses pengolahan
dan penciptaan produk kopi Ose menjadi kopi bubuk. Alasan pertama karena
pengolahan kopi Ose menjadi kopi bubuk memiliki nilai tambah tinggi , yaitu
Rp118.057/kg (Priantara, dkk., 2016). Alasan kedua karena tahapan olahan
tersebut tidak membutuhkan tenaga fisik yang besar, sehingga cocok untuk
dikelola oleh kelompok wanita. Alasan ketiga karena sudah terdapat dua
pengusaha lokal yang menekuni pengolahan gelondong merah menjadi HS
sekaligus HS menjadi Ose. Pengimplementasian program dilakukan dengan
pendekatan Mardikanto dan Soebianto (2014) yang mengemukakan bahwa
penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat harus mengikuti beberapa upaya
pokok, yaitu bina manusia, bina usaha, bida lembaga, dan bina lingkungan.
Program akan dilaksanakan selama empat bulan dengan anggaran biaya sebesar
Rp13.690.000.

iii

Anda mungkin juga menyukai