Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PERTEMUAN 6 DAN 7 

DI BUAT OLEH :

NAMA     : ANDI ALDI ADRIAN PABOTTINGI


NO ABSEN    : 11
PROGRAM STUDI :

TEKNIK BUDIDAYA PERIKANAN A


POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN BONE
2020 Tugas pertemuan 6 & 7 Kewarganegaraan Soal ;
1. Buatlah rangkuman dari materi yang telah diberikan dengan mencakup 4 pokok bahasan
yaitu Landasan hubungan UUD 1945 dengan NKRI, Perkembangan pendidikan Bela
Negara, Pengertian wawasan nusantara dan geopolitik,faktor-faktor yang mempengaruhi
wawasan nusantara, Implementasi dan tantangan implementasi wawasan nusantara

Jawaban

Ringkasan

Landasan hubungan UUD 1945 dengan NKRI

LANDASAN HUBUNGAN UUD 1945 dan NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

1. Pancasila Sebagai Ideologi Negara


Telah disebutkan bahwa Pancasila merupakan falsafah bangsa sehingga ketika Indonesia
menjadi negara, falsafah Pancasila ikut masuk dalam negara. Cita-cita bangsa tercermin
dalam Pembukaan UUD 1945, sehingga dengan demikian Pancasila merupakan Ideologi
Negara.

2. UUD 1945 Sebagai Landasan Konstitusi


Kemerdekaan Indonesia merupakan momentum yang sangat berharga dimana bangsa kita
bisa terlepas dari penjajahan. Tetapi kemerdekaan ini bukan kemerdekaan Negara Kesatuan
Republik Indonesia karena :

a.  Teks Proklamasi secara tegas menyatakan bahwa yang merdeka adalah bangsa


Indonesia, bukan negara (karenatidak memenuhi syarat adanya negara dalam hal ini tidak
adanya pemerintahan).
b.  Mengingat kondisi seperti ini, maka dengan segera dibentuk Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang bertugas untuk membuat undang-undang. Maka, pada
18 Agustus 1945 telah terbentuk UUD 1945 sehingga secara resmi berdirilah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jadi, UUD 1945 merupakan landasan konstitusi NKRI.

3. Implementasi konsepsi UUD 1945 sebagai landasan konstitusi

-     Pancasila : cita-cita dan ideologi negara


-     Penataan : supra dan infrastruktur politik negara
-     Ekonomi : peningkatan taraf hidup melalui penguasaan bumi dan air oleh negara untuk
kemakmuran bangsa.
- Kualitas bangsa : mencerdaskan bangsa agar sejajar dengan bangsa-bangsa lain.
- Agar bangsa dan negara ini tetap berdiri dengan kokoh, diperlukan kekuatan pertahanan
dan keamanan melalui pola politik strategi pertahanan dan kemanan.

4. Konsepsi pertama tentang Pancasila sebagai cita-cita dan ideologi Negara


a.  Kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan bertentangan dengan hak asasi
manusia.
b. Kehidupan berbangsa dan bernegara ini harus mendapatkan ridho Allah SWT karena
merupakan motivasi spiritual yang harus diraih jika negara dan bangsa ini ingin berdiri
dengan kokoh.
c.   Adanya masa depan yang harus diraih.
d.  Cita-cita harus dicapai oleh bangsa Indonesia melalui wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
5. Konsepsi UUD 1945 dalam mewadahi perbedaan pendapat dalam masyarakat
Paham Negara RI adalah demokratis, karena itu idealisme Pancasila yang mengakui adanya
perbedaan pendapat dalam kelompok bangsa Indonesia. Hal ini telah diatur dalam
undangundang pelaksanaan tentang organisasi kemasyarakatan yang tentunya berdasarkan
falsafah Pancasila.

6. Konsepsi UUD 1945 dalam infrastruktur politik


Infrastruktur politik adalah wadah masyarakat yang menggambarkan bahwa masyarakat ikut
menentukan keputusan politik dalam mewujudkan cita-cita nasional berdasarkan
falsafah bangsa. Pernyataan bahwa tata cara penyampaian pikiran warga negara diatur
dengan undang-undang.

KETAHANAN NASIONAL

A. LATAR BELAKANG
Setiap bangsa sudah pasti mempunyai cita-cita yang ingin diwujudkan dalam hidup dan
kehidupan nyata. Cita-cita itu merupakan arahan dan atau tujuan yang sebenar-benarnya dan
mempunyai fungsi sebagai penentu arah dari tujuan nasionalnya. Namun
demikian, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional itu bukan sesuatu yang mudah diwujudkan
karena dalam perjalanannya ke arah itu akan muncul energi baik yang positif maupun negatif
yang memaksa suatu bangsa untuk mencari solusi terbaik, terarah, konsisten, efektif, dan
efisien.

B. POKOK-POKOK PIKIRAN

Upaya pencapaian ketahanan nasional sebagai pijakan tujuan nasional yang disepakati


bersama didasarkan pada pokok-pokok pikiran berikut :
1. Manusia Berbudaya
Manusia adalah mahluk Tuhan yang pertama-tama berusaha menjaga, mempertahankan
eksistensi dan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, manusia berusaha memenuhi
kebutuhan hidupnya dari yang paling pokok sampai yang paling mutakhir baik yang bersifat
materi maupun kejiwaan.
Manusia dikatakan mahluk Tuhan yang sempurna karena memiliki naluri, kemampuan
berpikir, akal dan berbagai ketrampilan, senantiasa berjuang. Untuk keperluan itu maka
manusia hidup berkelompok (homo socius) dan menghuni suatu wilayah tertentu yang
dibinanya dengan kemampuan dan kekuasaannya (zoon politicon). Oleh karena itu, manusia
berbudaya senantiasa selalu mengadakan hubungan-hubungan sebagai berikut :
a.         Manusia dengan Tuhan dinamakanAgama/ Kepercayaan.
b.         Manusia dengan cita-cita dinamakan Ideologi.
c.         Manusia dengan kekuatan/kekuasaan dinamakan Politik.
d.         Manusia dengan pemenuhan kebutuhan dinamakan Ekonomi.
e.         Manusia dengan penguasaan/pemanfaatan alam dinamakan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
f.          Manusia dengan manusia dinamakan Sosial
g.         Manusia dengan rasa Keindahan dinamakan Seni/ Budaya.
h.        Manusia dengan rasa aman dinamakan Pertahanan dan Keamanan.

Dari uraian tersebut di atas diperoleh suatu kesimpulan bahwa manusia bermasyarakat untuk
mendapatkan kebutuhan hidupnya yaitu kesejahteraan, keselamatan dan keamanan. Ketiga
hal itu adalah hakekat dari ketahanan nasional yang mencakup dan meliputi kehidupan
nasional yaitu aspek alamiah dan aspek sosial/kemasyarakatan sebagai berikut :

Aspek alamiah adalah :


a.       Posisi dan lokasi geografi negara.
b.       Keadaan dan kekayaan alam.
c.       Keadaan dan kemampuan penduduk.
Aspek sosial/kemasyarakatan adalah :
a.       Ideologi.
b.       Politik.
c.       Sosial.
d.       Budaya.
e.       Pertahanan dan Keamanan.

Aspek alamiah bersifat statis dan sering disebut dengan istilah Trigatra, sedangkan aspek
sosial/kemasyarakatan bersifat dinamis disebut juga dengan istilah Pancagatra. Kedua aspek
itu biasanya disebut dengan Astagatra. Aspek-aspek di atas mempunyai hubungan timbal
balik antargatra yang sangat erat yang disebut dengan istilah keterhubungan (korelasi) dan
ketergantungan (interdependensi).
2. Tujuan Nasional, Falsafah Bangsa dan Ideologi Negara
Untuk Indonesia, falsafah dan ideologi menjadi pokok pikiran ketahanan nasional diperoleh
dari Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi sebagai berikut:

a.       Alinea Pertama, menyebutkan bahwa "sesungguhnya kemerdekaan itu hak segala


bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan" mempunyai makna : "merdeka
adalah hak semua bangsa", "penjajahan bertentangan dengan hak asasi manusia".
b.       Alinea Kedua, menyebutkan "dan perjuangan kemerdekaan Indonesia telah sampailah
kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke
depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, berdaulat adil dan
makmur" mempunyai makna : "adanya masa depan yang harus diraih (cita-cita).
c.        Alinea Ketiga, menyebutkan "atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan dengan
didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya" mempunyai makna :"bila negara ingin
mencapai cita-cita maka kehidupan berbangsa dan bernegara harus mendapat ridho Allah
yang merupakan dorongan spiritual"
d.       Alinea Keempat, menyebutkan "kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu
pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia
itu dalam susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dan berdasarkan
kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawatan/perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia". Alinea itu mempunyai makna yaitu mempertegas cita-cita yang harus dicapai oleh
bangsa Indonesia melalui wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Perkembangan pendidikan Bela Negara

A.   Situasi NKRI terbagi dalam periode–periode:


Tahun 1945 sejak NKRI diproklamasikan sampai 1965 disebut periode lama atau Orde Lama.
Ancaman yang dihadapi datangnya dari dalam maupun dari luar, langsung maupun tidak
langsung, menumbuhkan pemikiran mengenai cara menghadapinya. Pada tahun 1954,
terbitlah produk Undang–Undang tentang Pokok–Pokok Perlawanan Rakyat (PPPR) dengan
Nomor 29 Tahun 1954. Sehingga terbentuklah organisasi–organisasi perlawanan rakyat pada
tingkat desa (OKD) dan sekolah-sekolah  (OKS).
 B. Era reformasi membawa banyak perubahan di hampir segala bidang di Republik
Indonesia. Ada perubahan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat, tapi tampaknya ada
juga yang negatif dan pada gilirannya akan merugikan bagi keutuhan wilayah dan kedaulatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Suasana keterbukaan pasca pemerintahan Orde Baru
menyebabkan arus informasi dari segala penjuru dunia seolah tidak terbendung. Berbagai
ideologi, mulai dari ekstrim kiri sampai ke ekstrim kanan, menarik perhatian bangsa kita,
khususnya generasi muda, untuk dipelajari, dipahami dan diterapkan dalam upaya mencari
jati diri bangsa setelah selama lebih dari 30 tahun merasa terbelenggu oleh sistem
pemerintahan yang otoriter.
    
Hakekat Ancaman Terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
Semua potensi ancaman dapat diatasi dengan meningkatkan Ketahanan Nasional melalui
berbagai cara, antara lain:
a. Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruh-
pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa Indonesia
b. Upaya peningkatan perasaan cinta tanah air (patriotisme) melalui pemahaman dan
penghayatan (bukan sekedar penghafalan) sejarah perjuangan bangsa.
c. Pengawasan yang ketat terhadap eksploitasi sumber daya alam nasional serta terciptanya
suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa (legitimate, bebas KKN, dan konsisten
melaksanakan peraturan/undang-undang).
d. Kegiatan-kegiatan lain yang bersifat kecintaan terhadap tanah air serta menanamkan
semangat juang untuk membela negara, bangsa dan tanah air serta mempertahankan Panca
Sila sebagai ideologi negara dan UUD 1945 sebagai landasan berbangsa dan bernegara.
e. Untuk menghadapi potensi agresi bersenjata dari luar, meskipun kemungkinannya relatif
sangat kecil, selain menggunakan unsur kekuatan TNI, tentu saja dapat menggunakan unsur
Rakyat Terlatih (Ratih) sesuai dengan doktrin Sistem Pertahanan Semesta.
Dengan doktrin Ketahanan Nasional itu, diharapkan bangsa Indonesia mampu
mengidentifikasi berbagai masalah nasional termasuk ancaman, gangguan, hambatan dan
tantangan terhadap keamanan negara guna menentukan langkah atau tindakan untuk
menghadapinya.

Ancaman Dari Dalam


Meskipun tokoh-tokoh LSM banyak yang menyatakan hal ini sebagai sesuatu yang mengada-
ada, pada kenyataannya potensi ancaman yang dihadapi negara
Republik Indonesia tampaknya akan lebih banyak muncul dari dalam negeri, antara lain
dalam bentuk:
a. disintegrasi bangsa, melalui gerakan-gerakan separatis berdasarkan sentimen kesukuan
atau pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan pemerintah pusat
b. keresahan sosial akibat ketimpangan kebijakan ekonomi dan pelanggaran Hak Azasi
Manusia yang pada gilirannya dapat menyebabkan huru-hara/kerusuhan massa
c. upaya penggantian ideologi Panca Sila dengan ideologi lain yang ekstrim atau yang tidak
sesuai dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa Indonesia
d. potensi konflik antar kelompok/golongan baik akibat perbedaan pendapat dalam masalah
politik, maupun akibat masalah SARA 
e. makar atau penggulingan pemerintah yang sah dan konstitusional Di masa transisi ke arah
demokratisasi sesuai dengan tuntutan reformasi saat ini, potensi konflik antar
kelompok/golongan dalam masyarakat sangatlah besar. perbedaan pendapat yang justru
adalah esensi dari demokrasi malah merupakan potensi konflik yang serius apabila salah
satu pihak berkeras dalam mempertahankan pendiriannya sementara pihak yang lain
berkeras memaksakan kehendaknya. 

Memudarnya Nasionalisme dan Kecintaan Pada Bangsa dan Tanah Air


Sebagai produk dari faktor politik, ekonomi, sosial dan intelektual pada suatu tahapan
sejarah, nasionalisme adalah “suatu kondisi pikiran, perasaan atau keyakinan sekelompok
manusia pada suatu wilayah geografis tertentu, yang berbicara dalam bahasa yang sama,
memiliki kesusasteraan yang mencerminkan aspirasi bangsanya, terlekat pada adat dan
tradisi bersama, memuja pahlawan mereka sendiri dan dalam kasus-kasus tertentu menganut
agama yang sama”
Nasionalisme adalah produk langsung dari konsep bangsa. 
Bela Negara Sebagai Hak dan Kewajiban Warga Negara
Konsep Bela Negara
Pasal 30 UUD 1945 menyebutkan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pembelaan negara”. Konsep Bela Negara dapat diuraikan yaitu secara fisik
maupun non-fisik. Secara fisik yaitu dengan cara “memanggul bedil” menghadapi serangan
atau agresi musuh. Bela Negara secara fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar.
Sedangkan Bela Negara secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai “segala upaya untuk
mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran
berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif
dalam memajukan bangsa dan negara”.

Bela Negara Secara Fisik


Keterlibatan warga negara sipil dalam upaya pertahanan negara merupakan hak dan
kewajiban konstitusional setiap warga negara Republik Indonesia. Tapi, seperti diatur dalam
UU no 3 tahun 2002 dan sesuai dengan doktrin Sistem Pertahanan Semesta, maka
pelaksanaannya dilakukan oleh Rakyat Terlatih (Ratih) yang terdiri dari berbagai unsur
misalnya Resimen Mahasiswa, Perlawanan Rakyat, Pertahanan Sipil, Mitra Babinsa, OKP
yang telah mengikuti Pendidikan Dasar Militer dan lainnya. 

Bela Negara Secara Non-Fisik


. Keterlibatan warga negara sipil dalam bela negara secara non-fisik dapat dilakukan dengan
berbagai bentuk, sepanjang masa dan dalam segala situasi, misalnya dengan cara:
a. meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati arti demokrasi
dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak
b. menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus kepada
masyarakat
c. berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata (bukan
retorika)
d. meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan menjunjung
tinggi Hak Azasi Manusia
e. pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruh-
pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa Indonesia
dengan lebih bertaqwa kepada Allah swt melalui ibadah sesuai agama/kepercayaan masing-
masing
Pengertian wawasan nusantara dan geopolitik,faktor-faktor yang mempengaruhi
wawasan nusantara

Wawasan Nusantara adalah gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak di antara samudra
pasifik dan samudra Indonesia serta di antara benua asia dan benua australia.Istilah
wawasan berasal dari kata “wawas” yang berarti pandangan,tinjauan,penglihatan
indrawi.sedangkan wawasan berarti cara pandang,cara tinjau atau cara melihat.Istilah
nusantara berasal dari kata “Nusa” yang berarti kepulauan dan antara,yang berarti diapit oleh
dua hal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi wawasan nusantara yaitu:

1. Wilayah
2. Geopolitik dan Geostrategi
3. Perkembangan wilayah Indonesia dan dasar hukumnya.
1.Faktor Wilayah

Nusantara berarti Kepulauan Indonesia yang terletak antara benua asia dan benua australia
dan di antara Samudra Pasifik dan Samudra Indonesia yang terdiri dari 17.508
Pulau.Kepulauan Indonesia berada pada batas-batas astronomi :

Utara     : 6º 08‘ LU

Selatan : 11º 15′ LS

Barat     : 94º 45′ BT

Timur   : 141º 05′ BT

Jarak dari Utara ke selatan sekira 188 Km, sedangkan jarak dari barat ke Timur sekira 5.110
Km. Luas wilayah Indonesia adalah 5.193.250 KM², yang terdiri dari luas daratan 2.027.087
Km² dan luas Perairan 3.166.163 Km².

2.Faktor Geopolitik dan Geostrategi

Pandangan Geopolitik bangsa Indonesia didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan


kemanusiaan yang luhur dan dengan jelas dan tegas tertuang di dalam Pembukaan Undang-
undang dasar 1945,Bangsa Indonesia adalah bangsa yang menolak segala bentuk
penjajahan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.

Geostrategi yaitu upaya bagaimana mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan sesuai
dengan keinginan politik.dalam melaksanakan geostrategi bangsa Indonesia adalah
kenyataan posisi silang Indonesia dari berbagai yaitu :

 Geoografi : Wilayah Indonesia terletak di antara dua benua yaitu benua asia dan benua
australia, dan di antara dua samudra yaitu Samudra Indonesia dan samudra pasifik.
 Demografi :Penduduk Indonesia terletak diantara penduduk jarang di Selatan (Australia)
dan Penduduk padat (negara RRC)
 Ideologi : Ideologi indonesia yaitu Pancasila terletak di antara liberalisme di selatan
(Australia dan selandia baru)  dan Komunisme di Utara (RRC,vietnam dan Korea utara).
 Politik : Demokrasi pancasila terletak diantara demokrasi liberal di Selatan dan
demokrasi rakyat di utara
 Ekonomi : Ekonomi Indonesia terletak di antara Ekonomi kapitalis di selatan dan
ekonomi sosialis di utara.
 Sosial :Masyarakat Indonesia terletak di antara masyarakat Individualisme di selatan dan
masyarakat sosialisme di Utara.
 Budaya : Bangsa Indonesia terletak di antara budaya barat di Selatan dan budaya timur
di utara.
 Pertahanan dan keamanan: Indonesia terletak di antara kawasan kekuatan maritim di
selatan dan kekuatan kontinental di utara.

3.Perkembangan wilayah Indonesia dan dasar hukumnya

Perkembangan wilayah Indonesia sejak 17 Agustus 1945 sampai 13 Desember 1957,wilayah


Indonesia ketika merdeka meliputi wilayah bekas Hindia Belanda berdasarkan ketentuan
dalam “Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie” tahun 1939 tentang batas wilayah
laut teritorial Indonesia.Ordonansi tersebut menetapkan batas wilayah laut teritorial sejauh 3
mil dari garis pantai ketika surut,dengan asas pulau demi pulau secara terpisah-
pisah.sebagian besar wilayah perairan dalam pulau-pulau merupakan perairan bebas.hal
tersebut tidak sesuai dengan kepentingan keselamatan dan keamanan negara Indonesia. 

Implementasi dan tantangan implementasi wawasan nusantara

Penerapan Wawasan Nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap dan pola tindak
yang senantiasa mendahulukan kepentingan negara.
 Implementasi dalam kehidupan politik, adalah menciptakan iklim penyelenggaraan
negara yang sehat dan dinamis, mewujudkan pemerintahan yang kuat, aspiratif,
dipercaya.
 Implementasi dalam kehidupan ekonomi, adalah menciptakan tatanan ekonomi yang
benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat secara merata dan adil.
 Implementasi dalam kehidupan sosial budaya, adalah menciptakan sikap batiniah
dan lahiriah yang mengakui, menerima dan menghormati segala bentuk perbedaan
sebagai kenyataan yang hidup di sekitarnya dan merupakan karunia Sang Pencipta.
 Implementasi dalam kehidupan pertahanan dan keamanan, adalah menumbuhkan
kesadaran cinta tanah air dan membentuk sikap bela negara pada setiap WNI.

Beberapa Tantangan Implementasi Wawasan Nusantara : 

         Pemberdayaan Masyarakat 
            John Naisbit dalam bukunya GLOBAL PARADOX menyatakan : negara harus dapat
memberikan peranan sebesar-besarnya kepada rakyatnya.

            Pemberdayaan masyarakat dalam arti memberikan peranan dalam bentuk aktivitas


dan partisipasi masyarakat untuk mencapai tujuan nasional hanya dapat dilaksanakan oleh
negara-negara maju dengan Buttom Up Planning, sedang untuk negara berkembang dengan
Top Down Planning karena adanya keterbatasan kualitas sumber daya manusia, sehingga
diperlukan landasan operasional berupa GBHN. 

            Kondisi nasional (Pembangunan) yang tidak merata mengakibatkan keterbelakangan


dan ini merupakan ancaman bagi integritas. Pemberdayaan masyarakat diperlukan terutama
untuk daerah-daerah tertinggal.

    Kesadaran Warga Negara 


a. Pandangan Indonesia tentang Hak dan Kewajiban 

            Manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Hak dan
kewajiban dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan.

b. Kesadaran bela negara

            Dalam mengisi kemerdekaan perjuangan yang dilakukan adalah perjuangan non fisik
untuk memerangi keterbelakangan, kemiskinan, kesenjangan sosial, memberantas KKN,
menguasai Iptek, meningkatkan kualitas SDM, transparan dan memelihara persatuan. 

            Dalam perjuangan non fisik, kesadaran bela negara mengalami penurunan yang tajam
dibandingkan pada perjuangan fisik

Anda mungkin juga menyukai