Anda di halaman 1dari 27

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN GEOSAINS PRODI GEOLOGI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI


ACARA 4: CARBONATE FACIES ZONE

Disusun Oleh:
Muhammad Faishal Imam Afif
1906348946

Asisten Praktikum:
Wyneke Jusuf

DEPOK
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Adapun tujuan dari diadakannya praktikum ini ialah agar praktikan dapat
menginterpretasikan fasies karbonat pada daerah yang ditentukan, yaitu pada heron
island dan Bahama island dengan membuat schematic geological map daerah tersebut,
dan membuat schematic cross section pada garis yang telah ditentukan pada daerah
tersebut. Pembuatan schematic geological map dan cross section dibuat secara manual
pada kertas maupun dengan software, dengan berdasarkan interpretasi masing-masing
praktikan, dan teori yang telah dipaparkan pada saat praktikum. Praktikan juga
diharapkan dapat mengetahui jenis zona facies pada setiap daerah yang di
interpretasikannya berdasarkan model fasies karbonat Wilson yang dimodifikasi flugel,
dan mengetahui distribusi litologi/tekstur karbonat pada setiap facies zone yang
diinterpretasi pada cross section berdasarkan klasifikasi tektur batuan karbonat Embry
Klovan/Dunham

1.2 Landasan Teori

Seperti yang telah diketahui, Fasies merupakan suatu tubuh batuan yang memiliki
kombinasi karakteristik yang khas dilihat dari litologi, struktur sedimen dan struktur
biologi memperlihatkan aspek fasies yang berbeda dari tubuh batuan yang ada di bawah,
atas dan di sekelilingnya. Menurut Walker dan James (1992), Fasies umumnya
dikelompokkan ke dalam facies association dimana fasies fasies tersebut berhubungan
secara genetis sehingga asosiasi fasies ini memiliki arti lingkungan. Dalam skala lebih
luas asosiasi fasies bisa disebut atau dipandang sebagai basic architectural element dari
suatu lingkungan pengendapan yang khas 28 sehingga akan memberikan makna bentuk
tiga dimensi tubuhnya. Menurut Selley (1985), fasies sedimen adalah suatu satuan batuan
yang dapat dikenali dan dibedakan dengan satuan batuan yang lain atas dasar geometri,
litologi, struktur sedimen, fosil, dan pola arus purbanya. Fasies sedimen merupakan
produk dari proses pengendapan batuan sedimen di dalam suatu jenis lingkungan
pengendapannya. Diagnosa lingkungan pengendapan tersebut dapat dilakukan
berdasarkan analisa faises sedimen, yang merangkum hasil interpretasi dari berbagai data
di atas.

Mikrofasies sendiri pertama kali didefinisikan oleh Brown (1943) dan kemudian
secara mandiri istilah mikrofasies ini dikemukakan kembali oleh Cuvillier (1952) yang
menerangkan bahwa istilah mikrofasies hanya diperuntukan untuk kriteria pembelajaran
pada sayatan tipis (thin-sections) pada petrografi. Studi mikrofasies pada dasarnya
digunakan untuk pemerian pada batuan sedimen berdasarkan pada pengamatan petrografi
(microphoto), tetapi istilah ini lebih banyak digunakan khususnya pada batuan karbonat,
yaitu batugamping dan dolomit untuk menentukan proses diagenesis serta lingkungan
pengendapan. Studi mikrofasies dianggap sebagai titik berat dan bagian penting dalam
analisis dan interpretasi pada batuan karbonat serta merupakan bagian dari studi
sedimentologi dengan tujuan utamanya adalah untuk mengetahui karakteristik batuan
karbonat berupa material penyusunnya yang berhubungan dengan penamaan genetik dari
fasies batuan karbonat yang sesuai dengan standar jenis mikrofasies (SMF) dan
asosiasinya dalam lingkungan pengendapan (FZ) yang telah dikembangkan oleh Wilson
(1975) serta proses diagenesis yang mempengaruhi batuan karbonat itu sendiri.

Berikut merupakan penjelasan dari setiap standar zona fasies (FZ) yang telah
dimodifikasi oleh Wilson (1975) yang menggambarkan pembagian zona fasies pada
paparan karbonat tertutup (rimmed):

➢ Facies Zone 1A
Pada daerah ini termasuk dalam daerah deep sea (laut dalam) dengan setting di bawah
wave base dan di bawah zona eufotik di laut dalam pada kedalaman ratusan hingga
ribuan meter dan memiliki facies belt yang lebar. Sediment yang terendapkan pada
daerah ini mencangkup semua jenis deep-sea sediments termasuk pelagic clay,
siliceous dan karbonat ooze, lumpur hemipelagic, turbidit. Berdekatan dengan
platform campuran pelagic dan material turunan platform. Beddingnya bervariasi
namun yang sering ditemukan memiliki tekstur thin-bedded. Batuan sedimen yang
ditemukan pada daerah ini memiliki kisaran warna gelap, kemerahan atau terang
tergantung pada perbedaan kondisi oksidasi dan reduksi. Pada daerah ini juga dapat
ditemukan biota yang sebagian besar berupa plankton yang terkadang berasosiasi
dengan fosil bentik yang autochtonous. Lithofasies yang umum dijumpai pada daerah
ini ialah Pelagic mudstone and wackestone; marls / napal; allochthonous packstone,
grainstone, breccia.

➢ Facies Zone 1B
Pada daerah ini termasuk dalam daerah Cratonic deep-water basin yang mirip dengan
FZ 1A, namun, kedalamannya sekitar 30-100m. Sediment yang terendapkan pada
daerah ini sama seperti FZ 1A, dimana keterdapatan lumpur hemipelagic sangat
umum, terkadang anhidrit ataupun rijang. Kondisi anoksik cukup umum (kandungan
organik tinggi; kurangnya bioturbasi). Lapisan dark thin limestone, dan dark shale.
Lime mudstones / calcilutites (batuan karbonat yang berukuran mudstone). Warna
batuan sediment yang biasanya terendapkan pada daerah ini memiliki kisaran warna
coklat tua dan hitam (karena bahan organik) dan kemerahan (karena sedimentasi
lambat). Pada daerah ini juga dapat ditemukan biota yang : Umumnya nekton
(misalnya ammonites) dan plankton (radiolaria, foraminifera pelagik, calpionellids,
coquinas dari bivalvia bercangkang tipis). Kadang-kadang benthos (spikula spons
yang melimpah). Lithofasies yang umum dijumpai pada daerah ini adalah Lime
mudstone, wackestone, packstones. Marls.Anhydrite.
➢ Facies Zone 2
Pada daerah ini termasuk dalam daerah Deep shelf dengan setting yang berada di
bawah fair-weather wave base, tetapi dalam jangkauan gelombang badai ekstrim. Di
dalam atau tepat di bawah zona eufotik. Membentuk dataran tinggi antara platform
aktif dan cekungan yang lebih dalam. Kedalamannya puluhan meter hingga ratusan
meter. Salinitas normal, perairan beroksigen dengan sirkulasi arus yang baik. Sabuk
facies lebar. Sediment yang terendapkan pada daerah ini memiliki ciri khas dimana :
Sebagian besar karbonat (limestone yang kaya fossil) diselingi dengan lapisan napal.
Skeletal wackestone dan wackestone yang kaya akan fossil; beberapa grainstone dan
coquina. Matriks biasanya pelmicrite. Beberapa silika. Bioturbasi dengan baik.
Beddingnya bagus. Bedding tipis sampai sedang, wavy sampai nodular. Warna
batuan: abu-abu, hijau, merah dan coklat tergantung pada kondisi oksidasi dan
reduksi yang bervariasi. Pada daerah ini juga ditemukan biota yang mencangkup
Fauna shelly yang beragam, infauna dan epifauna. Sedikit lankton. Biota stenohaline
(misalnya brakiopoda, echinodermata). Lithofacies yang umum dijumpai pada daerah
ini ialah Wackestone.Terkadang grainstones. Marls dan shales.

➢ Facies Zone 3
Pada daerah ini termasuk dalam daerah Toe-of-slope apron (deep shelf margin) yang
berada di bawah wave base dan hampir tidak pada tingkat oksigen. Dasar laut yang
agak miring (lebih dari 1,5°) ke arah cekungan dari lereng yang lebih curam.
Kedalaman air mirip dengan FZ 2 dan mungkin 200 hingga 300 m. Sabuk facies
sempit. Sedimen yang terendapkan pada daerah ini memiliki komposisi Kebanyakan
pure fine-grained carbonates, di beberapa tempat berupa chert, selingan lumpur
terrigenous yang jarang terjadi. Ukuran butir sangat bervariasi. Yang khas adalah
lapisan bergradasi yang terdefinisi dengan baik atau lapisan breksi (turbidit, endapan
aliran debris) yang diselingi dalam sedimen latar berbutir halus.Warna batu: gelap ke
terang. Biota yang dapat ditemukan di daerah ini Sebagian besar benthos air dangkal
yang terendapkan kembali; beberapa benthos dan plankton air dalam. Pada daerah ini
umum ditemukan lithofacies berupa : Lime mudstones; allochthonous packstones dan
grainstones. Shale partings.

➢ Facies Zone 4
Pada daerah ini termasuk dalam daerah Slope dengan setting Dasar laut dengan
kemiringan yang berbeda (biasanya 5° sampai hampir vertikal) ke arah laut dari tepi
platform. Sabuk fasies yang sangat sempit. Sediment yang terendapkan pada daerah
ini Umumnya material reworked platform dan campuran pelagis. Ukuran butirnya
sangat bervariasi. Anggota akhirnya adalah lereng berlumpur yang landai dengan
banyak lereng, dan lereng berpasir atau berpasir dengan foresets yang curam. Warna
batu: gelap ke terang. Pada daerah ini juga dapat ditemukan biota yang merupakan
Sebagian besar benthos air dangkal yang terendapkan kembali dan plankton.
Fasiesnya kemungkinan sangat kaya akan fosil. Lithofacies yang dapat ditemukan
pada daerah ini umumnya Mudstone; allochthonous packstone dan
grainstone;rudstone serta floatstone. Breccia.

➢ Facies Zone 5
Pada fasies ini termasuk dalam daerah Platform-margin reefs yang memiliki setting
sebagai berikut: (a) Gundukan lumpur yang distabilkan secara organik di atas setiap
lereng; (b) landai dengan terumbu berbukit dan beting pasir; (c) terumbu karang tahan
gelombang yang mengelilingi platform. Kedalaman air umumnya beberapa meter,
tetapi beberapa ratus meter untuk gundukan lumpur. Sabuk fasies yang sangat sempit.
Sediment yang terendapkan pada daerah ini mencangkup Hampir semua karbonat
murni dengan ukuran butir yang sangat bervariasi. Massive limestones dan dolomites.
Massa atau tambalan dari berbagai jenis boundstones. Rongga terumbu berisi
sedimen internal atau semen karbonat;Warna batu: terang. pada daerah ini juga dapat
ditemukan biota yang Hampir secara eksklusif benthos. Koloni framebuilders,
encrusters, dan bafflers bersama dengan puing-puing skeletal lepas dalam jumlah
besar dan pasir yang mengandung mikrofosil bentik (misalnya foraminifera, alga).
Lithofacies yang umum ditemukan pada daerah ini adalah Framestone, bafflestone,
bindstone, wackestone dan floatstone, grainstone serta rudstone.

➢ Facies Zone 6
Pada daerah fasies ini termasuk dalam daerah Platform-margin sand shoals dengan
setting yang mencangkup shoals memanjang, tidal bars dan pantai , kadang-kadang
dengan pulau eolianit. Di atas fair-weather wave base dan di dalam zona
eufotik,sangat dipengaruhi oleh arus pasang surut. Sabuk fasies yang sangat sempit.
Sediment yang terendapkan di daerah ini biasanya merupakan Clean calcareous,
sering kali berbentuk bulat, well-sorted dan terkadang mengandung quartz. Butir
pasir adalah butiran skeletal, atau ooid dan peloid. Sebagian dengan well-preserved
cross-bedding, terkadang dengan bioturbasi. Rentan terhadap paparan
subaerial.Warna batu: terang. Pada daerah ini juga dapat ditemukan biota yang
merupakan Worn dan abraded biota dari terumbu dan lingkungan terkait. Biota umum
adalah bivalvia besar dan gastropoda serta foraminifera jenis khusus dan dasyclads.
Lithofacies yang dapat ditemukan pada daerah ini ialah Grainstone, packstone.

➢ Facies Zone 7
Pada zona fasies ini termasuk dalam – Platform interior - normal marine (open
marine) dengan setting Bagian atas platform datar dalam zona eufotik, biasanya di
atas fair-weather wave base. Disebut lagoon bila dilindungi oleh bebatuan pasir,
pulau atau terumbu karang dari tepi platform yang cukup terhubung dengan laut lepas
untuk menjaga salinitas dan suhu dekat laut yang berdekatan. Sediment yang
terendapkan di zona facies ini mencangkup Lime mud, muddy sand dan clean sands,
Medium - coarse bedded. Patch reefs atau bank organik secara lokal. Terrigenous
sand and mud mungkin biasa ditemukan di platform terlampir. Tetapi umumnya tidak
ada di platform terpisah seperti oceanic atolls. Warna batu: terang dan gelap. Pada
daerah ini juga dapat ditemukan biota yang mencangkup Benthos air dangkal dengan
alga, foraminifera, dan bivalvia; gastropoda, sangat umum. Area dengan rerumputan
laut dan dengan terumbu karang. Pada daerah ini juga umum ditemukan lithofacies
Lime mudstone, wackestone dan floatstone, packstone, grainstone.

➢ Facies Zone 8
Pada zona facies ini termasuk dalam Platform interior – restricted dengan setting
Kurang terhubung dengan baik dengan laut terbuka, menyebabkan variasi salinitas
dan suhu yang besar. Terkadang disebut lagoon. Kedalaman air di bawah satu meter
dan beberapa meter hingga beberapa puluh meter. Sabuk facies lebar. Sediment yang
terendapkan pada daerah ini biasanya mengandung Sebagian lime mud dan muddy
sand; beberapa clean sand. Terrigenous influx dan early diagenetic cementation
umum terjadi. Limestones dan dolomites. Batuan yang terendapkan biasanya
memiliki warna terang. Pada daerah tersebut juga dapat ditemukan biota yang
mencangkup Biota air dangkal dengan keanekaragaman yang rendah, tetapi
umumnya dengan jumlah individu yang tinggi. Yang khas adalah foraminifera
miliolid, ostracoda, gastropoda, alga dan cyanobacteria.Vegetasi laut dan air tawar.
Lithofacies yang umum ditemukan pada zona facies ini ialah Lime mudstone dan
dolomite mudstone, wackestone, grainstone, bindstone. Sedimentary breccia.

➢ Facies Zone 9a
Pada zona facies ini termasuk dalam daerah Arid platform interior – evaporitic
dengan setting : Seperti di FZ 7 dan 8, namun hanya dengan aliran episodik dari
perairan laut normal dan iklim kering sehingga gipsum, anhidrit atau halit dapat
terdeposit selain karbonat. Supratidal. Sabkhas,salt marshes,salt ponds. Sabuk facies
lebar. Sediment yang terendapkan di daerah tersebut biasanya merupakan Calcareous
atau dolomitic mud atau sands, dengan nodular, wavy / coarse-crystalline gypsum
atau anhydrite. Interkalasi lapisan merah dan eolianit terrigenous di platform yang
terhubung ke darat.Warna batu:sangat bervariasi; terang, kuning, coklat, merah. Pada
daerah tersebut dapat diamat biota yang merupakan Biota asli kecil kecuali
cyanobacteria; ostracoda, moluska, udang air asin yang beradaptasi dengan salinitas
tinggi.
➢ Facies Zone 9b
Pada zona facies ini termasuk dalam daerah Humid platform interior – brackish
(humid) dengan setting yang memiliki Hubungan buruk dengan laut lepas seperti
pada FZ 9A tetapi dengan iklim lembab sehingga limpasan air mengencerkan
genangan air laut dan vegetasi rawa menyebar di dataran supratidal. Sabuk facies
sempit. Pada daerah tersebut memiliki endapan sediment yang mengandung
Calcareous marine muds atau sand dengan terkadang freshwater lime mud dan
lapisan gambut. Warna batuan sediment yang dapat ditemukan pada daerah tersebut
biasanya memiliki warna abu-abu, terang, coklat, gelap. Pada daerah ini juga dapat
ditemukan biota yang mencangkup Organisme shoalwater marine yang tersapu badai
ditambah organisme yang beradaptasi dengan air payau dan air tawar (ostracoda;
siput air tawar; charophycean algae). Lithofacies yang umum ditemukan pada daerah
ini ialah berupa lapisan gambut tipis, mudstone-wackestone and packstone.

➢ Facies Zone 10
Pada daerah ini termasuk dalam daerah Humid and arid often subaerially exposed,
meteorically influenced limestones dengan setting Subaerial atau subaquatic,
terbentuk di bawah kondisi meteic-vadose dan marine-vadose. Berlimpah dalam karst
settings dan karbonat pedogenik (daerah kontinental dan dekat pantai), dan
lingkungan supratidal dan intertidal. Sedimen yang mengendap pada daerah ini
biasanya merupakan Limestones yang dipengaruhi oleh pelarutan meteorik
diagenetik awal terutama selama fase paparan sub-aerial (misalnya paleokarst).
Umum pada caliche crusts. Biasanya terjadi di limestones yang kaya akan kerak
semen karbonat, tetapi juga terjadi di caliche mikro atau sebagai reworked grains di
lingkungan restricted (misalnya coastal ponds atau lagoons). Pada facies ini juga
dapat diamati biota yang merupakan Biota asli yang jarang ditemukan kecuali
cyanobacteria dan mikroba. Lithofacies yang umum ditemukan pada daerah ini
adalah karstic limestone.
Batuan karbonat juga dapat diklasifikasikan berdasarkan teksturnya
menggunakan klasifikasi yang telah dikemukakan oleh Dunham pada tahun 1962,
dan juga oleh embry dan klovan pada tahun 1971. Dunham membuat klasifikasi
batugamping berdasarkan tekstur deposisi batugamping, yaitu tekstur yang terbentuk
pada waktu pengendapan batugamping, meliputi ukuran butir dan susunan butir
(sortasi). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan
pengklasifikasian batugamping berdasarkan tekstur deposisinya, yaitu:

a. Derajat perubahan tekstur pengendapan


b. Komponen asli terikat atau tidak terikat selama proses deposisi
c. Tingkat kelimpahan antar butiran (grain) dan lumpur karbonat

Berdasarkan ketiga hal tersebut di atas, maka Dunham mengklasifikasikan


batugamping menjadi 5 macam, yaitu mudstone, wackestone, packestone,
grainstone, dan boundstone (Tabel 3.2). Sedangkan batugamping yang tidak
menunjukkan tekstur deposisi disebut crystalline carbonate. Fabrik
(supportation) grainsupported (butiran yang satu dengan yang lain saling
mendukung) dan mudsupported (butiran mengambang di dalam matrik lumpur
karbonat) digunakan untuk membedakan antara wackestone dan packestone.
Dunham tidakmemperhatikan jenis butiran karbonatnya. Batas ukuran butir yang
digunakan oleh Dunham untuk membedakan antara butiran dan lumpur karbonat
adalah 20 mikron (lanau kasar). Klasifikasi batugamping yang didasarkan pada
tekstur deposisi dapat dihubungkan dengan fasies terumbu dengan tingkat energi
yang bekerja, sehingga dapat untuk interpretasi lingkungan pengendapan.

Faktor -faktor penting yang menjadi dasar pembagian batugamping menurut


Dunham (1962) adalah:
a. Butiran didukung oleh lumpur (mud supported)
b. Butiran saling menyangga (grain supported)
c. Sebagian butiran didukung oleh lumpur dan sebagian butirannya saling
menyangga (partiel)

Tabel Klasifikasi penamaaan batugamping (Dunham, 1962)

Beberapa tahun setelahnya, Embry dan Klovan (1971) menyempurnakan klasifikasi yang
dibuat oleh Dunham (1962) dengan mempertimbangkan pengaruh energi dan sedimen-
sedimen yang terbawa dan terakumulasi pada batuan karbonat tersebut. Embry dan Klovan
(1971) melihat pentingnya ukuran fragmen (butiran) yang terakumulasi pada batuan karbonat
yang didominasi oleh matrik. Embry dan Klovan (1971) mengembangkan klasifikasi yang
dibuat oleh Dunham (1971) dengan membagi batugamping ke dalam dua kelompok besar
yaitu autochtonous limestone dan allochtonous limestone berupa batugamping yang
komponen-komponen penyusunnya tidak terikat secara organik selama proses deposisi
berlangsung.
Tabel Klasifikasi batuan karbonat berdasarkan tekstur pengendapan, tipe butiran dan
ukuran butiran oleh Embry dan Klovan (1971).

Embry dan Klovan (1971) membagi-bagi boundstone menjadi tiga kelompok yaitu
framestone, bindstone, dan bafflestone; berdasarkan atas komponen penyusun utamanya
berupa terumbu yang berfungsi sebagai perangkap sedimen. Selain itu juga Embry dan
Klovan (1971) menambahkan nama kelompok batuan yang mengandung komponen
berukuran lebih besar dari 2 mm (>10%). Nama yang mereka berikan adalah rudstone untuk
batuan karbonat grain supported dan floatstone untuk batuan karbonat matrix supported.

Berdasarkan klasifikasi batuan karbonat yang diperkenalkan oleh Dunham (1962) dan juga
Embry dan Klovan (1971) diatas, berikut ini adalah definisi dan karakteristik dari penamaan
setiap fasiesnya :
1. Bindstone, fasies ini memiliki karakteristik butiran yang terdiri dari kerangka
ataupun pecahan yang telah mengalami pengikatan oleh kerak- kerak lapisan gamping
(encrusting) yang dikeluarkan oleh ganggang merah dan lainnya.

2. Bafflestone, fasies ini memiliki karakteristik butiran terdiri dari kerangka organik
seperti koral yang sedang dalam posisi tumbuh berdiri (growth position) dan diselimuti oleh
lumpur karbonat yang mengisi rongga-rongga pada koral. Koral tersebut berperan sebagai
(baffle) yang menjebak lumpur karbonat.

3. Framestone, fasies ini memiliki karakteristik hampir seluruhnya terdiri dari kerangka
organik seperti koral, alga dan lainnya. Sedangkan komposisi matriknya (<10%), antara
kerangka tersebut biasanya terisi oleh sparry calcite.

4. Rudstone, fasies ini merupakan batugamping klastik yang memiliki ukuran butir paling
kasar (lebih besar dari 2 mm), dimana merupakan hasil rombakan dari
batugamping terumbu yang mengalami transportasi dan terakumulasi di tempat tertentu.
Fasies ini tidak dimasukkan pada fasies batugamping terumbu tetapi berasosiasi dengan
terumbu.

5. Grainstone, merupakan fasies batugamping klastik yang penyusun utamanya


merupakan butiran yang ukurannya tidak lebih besar dari 2 mm, keterdapatan matrik di fasies
ini tidak ada.

6. Packstone, fasies ini memiliki karakteristik mulai melimpahnya lumpur karbonat


(>15%), tetapi fasies ini masih tetap didominasi oleh butiran.

7. Floatstone, fasies ini memiliki karakteristik butiran yang terdiri dari fragmen
kerangka organik (<10%) yang tertanam dalam matrik karbonat.

8. Wackstone, fasies ini memiliki karakteristik terdiri dari ukuran butir yang sangat halus
(lumpur atau kalsilutit), tetapi masih memiliki asosiasi dengan fragmen klastik yang lebih
besar tetapi tidak dominan.

9. Mudstone, fasies ini memiliki karakteristik dari ukuran butir yang halus, keterdapatan
fragmen (<10%).
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Heron Island

Daerah pertama yang akan dilakukan pembahasan ialah Heron Island. Daerah
tersebut terletak di Gladstone, State of Queensland, tepatnya terletak pada titik koordinat 23°
FZ 10
26.988’ S, 151° 57.128’ E. Heron Island merupakan suatu daerah yang mana pada daerah
tersebut terbentuk beberapa facies zona karbonat. Heron island dapat terbagi menjadi
beberapa zona facies karbonat yang pada masing-masing daerah tersebut memiliki potensi
biota serta dominasi endapan sedimen yang berbeda. Menurut Maxwell (1964), Pembagian
daerah pada Heron Island berdasarkan klasifikasi zona facies karbonat yang disusun oleh
flugel (2010), dapat dibagi menjadi 7 bagian yaitu fz 8 deep lagoon, fz 8 shallow lagoon, fz
5 reef flat, fz 4 slope, fz 2 deep shelf, dan fz 1 deep-water basin.

Daerah yang berada di tengah heron island tersebut dapat diklasifikasikan sebagai
bagian dari zona facies ke-8 yaitu platform interior – restricted yang dapat terbagi lagi
menjadi dua akibat perbedaan ketinggian permukaannya, menjadi Deep lagoon dan Shallow
lagoon. Daerah tersebut dapat dikategorikan sebagai zona facies ke-8 dikarenakan letaknya
yang berada diatas permukaan yang datar dalam suatu zona eufotik, dan biasanya terdapat
diatas fair-weather wave base. Zona fair-weather wave base sendiri berada di 5-15m dibawah
permukaan laut, dimana pada zona tersebut dasar laut tidak terpengaruh oleh gelombang pada
saat gelombang tenang. Kembali ke zona tengah heron island, zona tersebut dapat disebut
sebagai lagoon apabila memenuhi suatu kondisi dimana zona tersebut terlindungi oleh
bebatuan pasir (sedimen), pulau, atau terumbu karang pada bagian tepi platform yang
terhubung erat dengan laut lepas untuk menjaga salinitas serta suhu pada laut yang
berdekatan. Pada zona ini sangat kaya akan kandungan sedimen, biasanya didominasi oleh
sedimen Lime mud, muddy sand dan clean sands, Medium - coarse bedded. Pada zona
tersebut juga terdapat patch reefs atau bank organic yang mengandung biota local. Pada
platform ini sangat umum ditemukannya mud dan pasir terrigenous, namun umumnya tidak
ditemukan adanya platform terpisah seperti oceanic attols. Berdasarkan berbagai sumber
literasi, pada daerah ini terdapat beberapa biota organisme Benthos air dangkal, juga dapat
ditemukan sangat umum adanya alga, foraminifera, Bivalvia, dan gastropoda. Pada daerah
tersebut dapat ditemukan adanya rerumputan laut dan terumbu karang. Batuan-batuan yang
mengendap pada daerah tersebut memiliki warna dari terang hingga gelap, yang varian warna
batuan tersebut diperkirakan terjadi akibat proses reduksi kimia. Lithofacies yang umum
ditemukan pada daerah ini ialah Lime mudstone, wackestone dan floatstone, packstone,
grainstone. (Tim Asprak Sedimentologi, 2021).

Menuju ke daerah yang semakin mengarah keluar, ditemukan daerah tersebut dapat
diklasifikasikan sebagai zona facies ke-5 yaitu platform-margin reefs atau disebut sebagai
reef flat. Pada daerah tersebut berada pada gundukan lumpur yang telah distabilkan melalui
proses organic diatas setiap lereng, berorientasi landai dengan terumbu karang berbukit dan
beting pasir. Pada daerah tersebut ditemukan banyak terumbu karang yang berfungsi unttuk
mengahan gelombang yang mengeliling platform. Daerah ini terdapat air yang memiliki
kedalaman yang umumnya hanya beberapa meter saja, namun apabila diukur kedalamannya
dari gundukan lumpur serta sabuf fasies yang sempet, dapat memiliki kedalaman hingga
ratusan meter. Sedimen yang mendominasi pada daerah ini secara umum memiliki
karakteristik kandungan karbonat murni dengan ukuran butir yang beragam, berstruktur
massive limestone dan dolomites, serta memiliki massa atau tambalan yang berasal dari
berbagai jenis boundstones. Terumbu karang pada daerah tersebut pada rongga-rongganya
dapat ditemukan terdiri dari sedimen internal dan sedimen karbonat. Berdasarkan berbagai
sumber literatur, daerah ini umum ditemukan beberapa biota organisme benthos air, koloni
dari organisme framebuilders, encrusters, dan bafflers yang keberadaanya dapat ditemukan
bersamaan dengan puing-puing skeletal lepas dalam jumlah besar dan pasir yang pada
komposisinya terdapat mikrofossil benthic, mencangkup foraminifera dan alga. Pada daerah
ini mayoritas batuannya memiliki warna terang, yang merupakan hasil dari proses reduksi
kimia. Lithofacies yang sangat umum ditemukan pada daerah ini ialah Framestone,
bafflestone, bindstone, wackestone dan floatstone, grainstone serta rudstone (Tim Asprak
Sedimentologi, 2021).

Semakin menuju lapisan lebih luar, ditemukan daerah tersebut dapat diklasifikasikan
sebagai zona facies ke-4 yang merupakan slope. Daerah tersebut berada pada dasar laut dan
memiliki kemiringan berbeda yang berkisar antara 5 derajat sampai vertical (90 derajat) yang
mengarah ke arah laut dari tepi platform. Sedimen yang mendominasi pada daerah ini secara
umum memiliki karakteristik material platform yang merupakan hasil reworked dan
campuran dari pelagis. Berdasarkan berbagai sumber literatur, pada daerah ini terdapat biota
yang dapat ditemukan yaitu plankton benthos shallow water yang terendapkan Kembali. Pada
daerah ini dapat ditemukan batuan yang memiliki wrana yang bervariasi dari gelap, terang,
dan keabu-abuan, yang merupakan hasil dari proses reduksi kimia. Lithofacies yang umum
ditemukan pada daerah ini antara lain Lime mudstones, allochthonous, packstones dan
grainstones (W. G H. Maxwell, dkk, 1964).
Semakin menuju lapisan lebih luar, didapati permukaan yang lebih dalam lagi.
Daerah tersebut termasuk dalam daerah facies zone 3 yang dapat disebut sebagai deep shelf
margin. Pada daerah ini memiliki setting yang berada di bawah wave base dan pada daerah
tersebut hampir tidak ditemukan kandungan oksigen. Pada daerah ini, dasar lautnya memiliki
kemiringan yang agak miring, lebih dari 2 derajat, yang mengarah ke cekungan dari lereng
yang lebih curam. Diketahui pada daerah ini terdapat pada kedalaman sekitar 200-300m dan
memiliki sabuk facies yang sempit. Pada daerah ini umum ditemukan sedimen yang
mendominasi, kebanyakan sedimen tersebut memiliki karakteristik kandungan karbonat
murni dan tekstur grain yang halus (fine-grained), yang biasanya ditemukan berupa chert dan
selingan lumpur terrigenous yang jarang terbentuk. Sedimen yang ditemukan biasanya
memiliki ukuran yang bervariasi dan dapat ditemukan lapisan degradasi yang terbentuk
dengan baik ataupun lapisan breksi (terbentuk oleh arus turbidit atau endapan aliran debris)
yang diselingi oleh sedimen background yang berbutir halus. Pada daerah ini dapat
ditemukan batuan dengan warna yang bervariasi mulai dari gelap ke terang, yang merupakan
hasil dari reduksi kimia. Biota yang umum dijumpai pada daerah ini Sebagian besar
merupakan benthos shallow water dan plankton deep water yang terendapkan Kembali. Pada
daerah ini umum ditemukan lithofacies yang mencangkup Lime mudstones, yang terbagi lagi
menjadi allochthonous packstones dan grainstones. Pada daerah ini juga ditemukan adanya
shale partings. (Flugel, 2010)

Pada bagian timur laut dari peta heron island diatas, dapat ditemukan sebuah daerah
yang termasuk dalam zona facies ke-2 yaitu deepshelf. Pada daerah tersebut memiliki setting
yang berada di bawah fair-weather base, namun masih terdampak oleh gelombang badai
ekstrim. Daerah tersebut masih termasuk dalam atau tepat berada di bawah zona eufotik.
Daerah ini membentuk dataran tinggi antara platform aktif dengan cekungan dengan
kedalaman yang lebih dalam. Zona ini memiliki kedalaman yang berkisar antara puluhan
meter hingga ratusan meter, dan memiliki tingkat salinitas airnya yang moderate, dan airnya
memiliki kandungan oksigen dengan sirkulasi air yang baik. Zona ini memiliki sabuk facies
yang lebar. Pada daerah ini, sediment yang umum dijumpai Sebagian besar merupakan
sedimen karbonat seperti limestone yang kaya akan fossil, dan diselingi dengan lapisan napal.
Skeletal wackestone dan wackestone yang kaya akan fossil juga sering dijumpai pada daerah
ini, seperti beberapa grainstone dan coquina. Sedimen yang terbentuk pada daerah ini
biasanya memiliki kandungan matriks yaitu pelmicrite atau beberapa jenis silika. Sedimen
pada daerah ini mengalami bioturbasi dengan baik, dan memiliki tekstur bedding yang baik
dan berukuran tipis hingga sedang, berpola wavy sampai modular. Pada daerah ini ditemukan
batuan dengan berbagai macam warna, mulai dari abu-abu, hijau, merah, dan coklat. Variasi
warna batuan tersebut akibat dari kondisi oksidasi dan reduksi bervariasi yang dialami oleh
batuan tersebut.

Daerah terakhir dan merupakan daerah terluar serta terluas, didapati daerah yang
memiliki kedalaman yang lebih dalam lagi. Daerah tersebut merupakan daerah perairan yang
dapat dikategorikan dalam facies zone 1b yaitu deep water basin. Daerah ini memiliki setting
yang berada di bawah wave base dan di bawah zona eufotik di laut dalam yang memiliki
kedalam ratusan hingga ribuan meter. Pada daerah ini memiliki facies belt yang lebar. Pada
daerah ini umum ditemukan sediment yang mendominasi berupa semua jenis deep-sea
sediments yang termasuk pelagic clay, siliceous dan karbonat ooze, turbidit, dan yang paling
umum ditemukan adalah lumpur hemipelagic, terkadang anhidrit ataupun rijang. Pada daerah
ini cukup umum ditemukan kondisi anoksik, dimana kandungan organicnya tinggi, dan
kurang terdampak oleh bioturbasi pada sedimen-sedimen yang mengendap. Batuan yang
mengendap pada daerah ini mayoritas memiliki warna yang gelap, seperti Lapisan dark thin
limestone, dan dark shale, juga dapat ditemukan Lime mudstones / calcilutites (batuan
karbonat yang berukuran mudstone). Warna batuan yang mengendap pada daerah ini
bervariasi, yaitu coklat tua dan hitam, yang dikarenakan kandungan bahan organiknya, dan
kemerahan, yang dikarenakan proses sedimentasi yang lambat. Pada daerah ini dapat
ditemukan biota yang umumnya nekton (misalnya ammonites) dan plankton (radiolaria,
foraminifera pelagik, calpionellids, coquinas dari bivalvia bercangkang tipis). Benthos
seperti spikula spons juga dapat ditemui namun jarang pada daerah ini. Pada daerah ini umum
ditemui lithofacies yang berupa Lime mudstone, wackestone, packstones. Marls.Anhydrite.
(Flugel, 2010)
Lokasi kedua yang akan dilakukan pembahasan ialah pada Bahamas
island, yang lokasi tepatnya berada pada titik koordinat 24° 22.590’ N, 77° 51.962’ W. Pada
daerah Bahama island ini dapat ditemukan bagian zona yang membentuk sebuah zona
karbonat yang dapat dibagi menjadi beberapa facies berdasarkan klasifikasi zona facies
karbonat yang telah dikemukakan oleh flugel (2004). Masing-masing wilayah tersebut
memiliki potensi biota juga dominasi sedimen yang berbeda-beda sehingga dapat
dikelompokkan menjadi beberapa daerah.

Warna coklat pada peta menggambarkan daerah open marine, yang


merupakan bagian dari zona fasies ke 7 yaitu Platform Interior, yang juga dapat disebut
sebagai open marine. Daerah tersebut berada di atas permukaan datar dalam zona eufotik,
dan berdasarkan ketinggiannya biasanya terdapat diatas fair-weather wave base. Daerah
tersebut dapat disebut sebagai lagoon apabila dilindungi oleh bebatuan pasir, pulau atau
terumbu karang dari tepi platform yang cukup terhubung dengan laut lepas untuk menjaga
salinitas dan suhu dekat laut yang berdekatan. Untuk dominasi sedimen yang terkandung
umumnya memiliki Lime mud, muddy sand dan clean sands, Medium - coarse bedded. Patch
reefs atau bank organik secara lokal. Terrigenous sand and mud mungkin biasa ditemukan di
platform terlampir. Tetapi umumnya tidak ada di platform terpisah seperti oceanic atolls.
Menurut literatur terdapat beberapa biota organisme Benthos air dangkal dengan alga,
foraminifera, bivalvia, gastropoda, sangat umum. Area dengan rerumputan laut dan dengan
terumbu karang. Warna batuan terang dan gelap yang mana merupakan hasil dari proses
reduksi kimia. Lithofacies terkait berupa Lime mudstone, wackestone dan floatstone,
packstone, grainstone. (Tim Asprak Sedimentologi, 2021).

Sedang wilayah yang berwarna biru muda merupakan bagian dari zona
fasies 6 yaitu Platform-margin sand shoal karena berada pada shoals yang memanjang, tidal
bars dan pantai, kadang-kadang dengan pulau eolianit. Di atas fairweather wave base dan di
dalam zona eufotik,sangat dipengaruhi oleh arus pasang surut. Sabuk fasies yang sangat
sempit. Untuk dominasi sedimen yang terkandung umumnya memiliki Clean calcareous,
sering kali berbentuk bulat, well-sorted dan terkadang mengandung quartz. Butir pasir adalah
butiran skeletal, atau ooid dan peloid. Sebagian dengan well-preserved cross-bedding,
terkadang dengan bioturbasi. Rentan terhadap paparan subaerial. Menurut literatur terdapat
beberapa biota organisme Worn dan abraded. Biota umum adalah bivalvia besar dan
gastropoda serta foraminifera jenis khusus dan dasyclads. Warna batuan terang yang mana
merupakan hasil dari proses reduksi kimia. Lithofacies terkait berupa Grainstone, packstone
(Tim Asprak Sedimentologi, 2021).
Sedang wilayah yang berwarna biru tua merupakan bagian dari zona
fasies 8 yaitu Platform Interior - Restricted karena berada pada atas platform datar dalam
zona eufotik, biasanya di atas fair-weather wave base. Disebut lagoon bila dilindungi oleh
bebatuan pasir, pulau atau terumbu karang dari tepi platform yang cukup terhubung dengan
laut lepas untuk menjaga salinitas dan suhu dekat laut yang berdekatan. Untuk dominasi
sedimen yang terkandung umumnya memiliki Lime mud, muddy sand dan clean sands,
Medium - coarse bedded. Patch reefs atau bank organik secara lokal. Terrigenous sand and
mud mungkin biasa ditemukan di platform terlampir. Tetapi umumnya tidak ada di platform
terpisah seperti oceanic atolls. Menurut literatur terdapat beberapa biota organisme Benthos
air dangkal dengan alga, foraminifera, bivalvia, gastropoda, sangat umum. Area dengan
rerumputan laut dan dengan terumbu karang. Warna batuan terang dan gelap yang mana
merupakan hasil dari proses reduksi kimia. Lithofacies terkait berupa Lime mudstone,
wackestone dan floatstone, packstone, grainstone. (Tim Asprak Sedimentologi, 2021).
REFERENSI

Flugel, Erik. (2010). Microfacies of Carbonate Rocks Analysis, Interpretation


and Application Second Edition. Berlin: Springer-Verla

Tim Asdos Sedimentologi. (2021). Carbonate Facies Zone. Fakultas


Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia: Depok.

W. G. H. Maxwell, dkk. (1964). Differentiation Of Carbonate Sediments In


The Heron Island Reef. JOURNAL OF SEDIMENTARY
PETROLOGY, VOL. 34, NO. 2, PP. 294-308 FIGS. 1-12, JUNE, 1964

Wolfang. Dkk. (1981). Bahama Carbonate Platforms – The Deep And The
Past. Marine Geology, 44 (1981) 1—24. Comparative Sedimentology
Laboratory, University of Miami, Fisher Island Station, Miami Beach,
FL 33139 (U.S.A.)
Carbonate Facies Zone
Muhammad Faishal Imam Afif 1906348946 Borang Praktikum Sedimentologi
A

• Heron Island
23° 26.988’ S, 151° 57.128’ E

A’
Fz 1b
Fz 2

Fz 3

Fz 4 Fz 8
Fz 5
Fz 5

Fz 10 Fz 8

Fz 3
Fz 5
Fz 4 Fz 8 Fz 8
Fz 10
Fz 3
Fz 5
Fz 4 Fz 8 Fz 8 Fz 5 Fz 4 Fz 3 Fz 1b
Fz 1b

Mudstone; allochthonous Framestone, Framestone, Lime mudstones;


Lime mudstone, packstone dan bafflestone, bindstone, bafflestone, bindstone, allochthonous
wackestone, grainstone;rudstone serta wackestone dan wackestone dan packstones dan
packstones. floatstone. Breccia floatstone, grainstone floatstone, grainstone grainstones. Shale
Marls.Anhydrite. serta rudstone. serta rudstone. partings. Lime mudstone,
Framestone, Mudstone; wackestone,
Lime mudstones; bafflestone, bindstone, allochthonous packstones.
allochthonous wackestone dan packstone dan Marls.Anhydrite.
packstones dan floatstone, grainstone grainstone;rudstone
grainstones. Shale serta rudstone. serta floatstone.
partings. Breccia

slope Upper slope


deep lagoon Shallow lagoon Upper slope slope
Deep water reef Deep shelf
reef
basin
Toe of slope Toe of slope

Anda mungkin juga menyukai