PERUBAHAN PERILAKU PADA TIKUS DENGAN INFEKSI Toxoplasma gondii
Annisa Mulia Anasis1
1Jurusan Farmasi, Universitas Tulang Bawang
Abstract: Alteration of Mice Behavior causes by Toxoplasma gondii.
Toxoplasma gondii transmission is easy because of its ability to modify the behavior of intermediate hosts. The ability of Toxoplasma gondii which can infect the intermediate host brain can change the behavior of the host. Alteration in host behavior can help the survival of Toxoplasma gondii so that the transmission will take place continuously. Factors thought to cause changes in intermediate host behavior are elevated levels of dopamine in chronic Toxoplasma gondii infections and increased dopamine signaling influencing host behavior that encourages the host to explore the surrounding environment, including cat urine.
Abstrak: Perubahan Perilaku pada Tikus dengan Infeksi Toxoplasma gondii.
Transmisi Toxoplasma gondii mudah terjadi karena kemampuannya dalam memodifikasi perilaku hospes perantara. Kemampuan Toxoplasma gondii yang dapat menginfeksi otak hospes perantara dapat mengubah perilaku hospes. Perubahan perilaku hospes tersebut dapat membantu kelangsungan hidup Toxoplasma gondii sehingga transmisi akan berlangsung terus menerus. Faktor yang diduga menyebabkan perubahan perilaku hospes perantara adalah naiknya kadar dopamin pada infeksi kronis Toxoplasma gondii dan meningkatnya sinyal dopamin tersebut berpegaruh dalam perilaku hospes yang mendorong hospes untuk mengeksplor lingkungan sekitar, termasuk urin kucing.
Kata kunci: Transmisi, Toxoplasma gondii, perilaku hospes
PENDAHULUAN hospes perantara lainnya untuk
Parasit protozoa Toxoplasma melangsungkan siklus hidupnya secara gondii merupakan parasit yang tersebar aseksual (Gatkowska et al, 2012). luas di dunia dengan berbagai hospes Transmisi Toxoplasma gondii perantara (Webster, 2007). Toxoplasma mudah terjadi karena kemampuannya gondii dapat menginfeksi manusia dan dalam memodifikasi perilaku hospes hewan yang merupakan hospes perantara. Studi perilaku telah banyak perantara dari parasit ini (Gatkowska et mengumpulkan bukti mengenai al, 2012)Toxoplasma gondii dapat toksoplasmosis latent yang berkaitan menyebabkan penyakit yang bersifat dengan gangguan pada kinerja motorik, akut atau kronik dengan manifestasi menurunnya kemampuan belajar dan klinis simtomatik maupun asimtomatik daya ingat, mengurangi kecemasan, (Ernawati, 2011). tingkat aktivitas yang lebih tinggi pada Reproduksi seksual terjadi lingkungan lama maupun baru, hanya pada kucing dan ookista yang menurunnya kefokusan, perilaku dihasilkan akan dikeluarkan ke berubah dengan mencari hal-hal baru, lingkungan bersama dengan kotoran respons menjadi lama, dan terutama kucing yang terinfeksi. Ookista yang dapat mengurangi rasa untuk ada di lingkungan dapat termakan oleh menghindar dari predator hewan lainnnya, seperti tikus atau (Berenreiterová et al, 2011).
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 6, Nomor 1, Januari 2019 49
Kemampuan Toxoplasma gondii Subkelas : Coccidiasina yang dapat menginfeksi otak hospes Bangsa : Eucoccidioridia perantara dapat mengubah perilaku Subbangsa : Eimeriorina hospes. Perubahan perilaku hospes Suku : Toxoplasmatidae tersebut dapat membantu Marga : Toxoplasma kelangsungan hidup Toxoplasma gondii Jenis : Toxoplasma gondii sehingga transmisi akan berlangsung terus menerus (Webster, 2007). Toxoplasma gondii adalah Dari hasil studi perilaku yang parasit obligat uniseluler yang tersebar membandingkan antara tikus yang luas di dunia (Soedarto, 2012). Kucing tidak terinfeksi dengan tikus yang sebagai hospes definitif dan hewan terinfeksi Toxoplasma gondii berdarah panas sebagai hospes menunjukkan bahwa tikus dengan perantara. Toxoplasma gondii dapat infeksi kronis Toxoplasma gondii menginfeksi berbagai jenis hewan liar kehilangan rasa takutnya terhadap bau dan peliharaan, termasuk burung. urin kucing (Ingram et al, 2013). Spektrum luas dari hospes perantara Perubahan perilaku yang menyebabkan Toxoplasma gondii disebabkan parasit ini dapat sebagai parasit yang paling umum meningkatkan resiko predasi pada tikus menginfeksi manusia dan hewan yang terinfeksi yang mengarah pada berdarah panas lainnya (Hill & Dubey, kenaikan tingkat transmisi parasit ke 2014). hospes definitive (Berenreiterová, Manusia dan hewan beresiko 2011). Mekanisme yang mendasari terinfeksi Toxoplasma gondii apabila perubahan perilaku ini masih belum adanya kucing sebagai sumber jelas, tetapi salah satu faktor yang penularan, adanya pencemaran tanah diduga menyebabkan perubahan dan air oleh ookista parasit, iklim yang perilaku hospes perantara adalah sesuai dengan kelangsungan hidup naiknya kadar dopamin pada infeksi parasit, perilaku manusia terutama kronis Toxoplasma gondii (Prandovszky perilaku memakan daging dan makanan et al, 2011). mentah atau kurang matang (Soedarto, Makalah ini bertujuan untuk 2012). mengetahui bagaimana infeksi Toxoplasma gondii mampu mengubah Siklus Hidup Toxoplasma gondii perilaku tikus terhadap bau urin kucing. Siklus hidup parasit ini terdiri dari dua fase yaitu fase intestinal dan PEMBAHASAN fase ekstraintestinal. Fase intestinal 1. Taksonomi dan Pengertian hanya terjadi pada golongan kucing dan Toxoplasma gondii menghasilkan ookista yang dikeluarkan Taksonomi dari Toxoplasma bersama dengan tinja ke lingkungan. gondii adalah sebagai berikut (Hill & Fase ekstraintestinal dapat terjadi pada Dubey, 2014): semua hewan yang terinfeksi termasuk Regnum : Protista kucing dan menghasilkan takizoit dan Filum : Apicomplexa bradizoit (Soedarto, 2012). Kelas : Sporozoasida
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 6, Nomor 1, Januari 2019 50
Gambar 1. Siklus Hidup Toxoplasma gondii (Baron, 1996).
Kucing meghasilkan ookista non-infektif Pada hospes dengan sistem
yang dikeluarkan ke lingkungan imun yang normal, takizoit akan bersama dengan tinja. Dalam waktu 1- membentuk kista yang mengandung 5 hari di lingkungan, ookista menjadi bentuk bradizoit yang lambat dalam bentuk infektif yang mengandung 4 memperbanyak diri dan dapat bertahan sporozoit infekif. Hospes perantara atau hidup sepanjang hidup hospes manusia dapat tertelan ookista infektif (Soedarto, 2012). melalui makanan, tanah atau air yang Jika kucing memakan daging mengandung ookista. Dalam usus kecil, yang mengandung kista yang berisi sporokista masuk ke epithelial usus. bradizoit, atau tertelan ookista dari Sporozoit memperbanyak diri dengan kucing lain yang terinfeksi, di dalam cara endodiogeni dan membentuk usus kucing akan terbentuk gamet takizoit. Takizoit masuk ke membran jantan dan betina. Gamet-gamet ini sel hospes melalui penetrasi aktif. Di kemudian akan menghasilkan ookista, dalam sel hospes, takizoit membentuk dan terus menerus dikeluarkan dalam vakuola parasitophorus dan tinja kucing selama beberapa minggu. memperbanyak diri secara aseksual. Ookista yang dihasilkan akan Takizoit yang memperbanyak diri akan mencemari lingkungan, seperti tanah, keluar dari sel hospes dan masuk ke sel air, sayuran, dan buah-buahan hospes lainnya, seperti otot, mata, (Soedarto, 2012). otak, dan paru-paru (Hill & Dubey, 2014).
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 6, Nomor 1, Januari 2019 51
2. Sebaran Toxoplasma gondii yang dikeluarkan bersama dengan tinja Toxoplasma merupakan salah ke lingkungan. Ookista dapat tertelan satu penyebab penyakit zoonosis yang oleh tikus atau hospes perantara penyebarannya luas di dunia. Infeksi lainnya. Dalam tubuh hospes perantara primer pada manusia maupun hewan Toxoplasma gondii bereproduksi secara menyebabkan terbentuknya antibodi aseksual. Infeksi kronis ditandai dengan yang akan tetap positif seumur hidup adanya kista jaringan dalam tubuh hospes. Pada pemeriksaan serologi hospes terutama di jaringan sistem sekitar 15-40% kucing terinfeksi saraf pusat, otot, dan mata (Innes, Toxoplasma gondii, tetapi kucing yang 2010). mengeluarkan ookista di dalam tinjanya Siklus hidup Toxoplasma gondii hanya sekitar 1%. Hal ini tergantung sempurna apabila kucing memakan dari cara kucing mendapatkan makanan hospes perantara yang terinfeksi dan kucing yang dipelihara dalam sehingga perilaku hospes perantara rumah atau di luar rumah (Soedarto, dapat meningkatkan predasi yang 2012). mengarah pada tingginya transmisi Infeksi Toxoplasma sering parasit ke kucing. Hal ini diperkirakan terjadi pada kucing atau hewan yang adanya parasit Toxoplasma gondii di berada di luar rumah, memakan bagian tertentu pada otak yang dapat makanan dari luar rumah atau sering mempengaruhi perubahan perilaku memakan daging mentah atau kurang hospes perantara yang dapat matang. Toxoplasma gondii dapat mendukung penyebaran parasit ke menginfeksi semua jenis hewan hospes definitive (Webster, 2001). berdarah panas termasuk manusia dan Studi perilaku telah banyak primata, mamalia (kucing, anjing, mengumpulkan bukti mengenai rodensia, sapi, babi, karnivora) dan toksoplasmosis latent yang berkaitan unggas (Soedarto, 2012). dengan gangguan pada kinerja motorik, Tingkat prevalensi Toxoplasma menurunnya kemampuan belajar dan gondii bervariasi dengan 50% pada daya ingat, mengurangi kecemasan, anjing, kelinci, dan berang-berang, tingkat aktivitas yang lebih tinggi pada 60% pada tikus, dan burung, serta lingkungan lama maupun baru, 70% pada kucing, beruang, dan menurunnya kefokusan, perilaku manusia. Hasil serologi menunjukkan berubah dengan mencari hal-hal baru, infeksi juga tinggi pada ayam negeri, respons menjadi lama, dan terutama angsa, sapi, kambing, babi, dan domba dapat mengurangi rasa untuk dengan gejala yang asimtomatik menghindar dari predator (Webster, 2007). (Berenreiterová et al, 2011). Dari hasil studi perilaku yang 3. Pengaruh Infeksi Toxoplasma membandingkan antara tikus yang tidak gondii terhadap Perubahan terinfeksi dengan tikus yang terinfeksi Perilaku Hospes Toxoplasma gondii menunjukkan bahwa Hipotesis “Manipulasi Perilaku” tikus dengan infeksi kronis Toxoplasma menyatakan bahwa parasit Toxoplasma gondii kehilangan rasa takutnya gondii dapat mengubah perilaku hospes terhadap bau urin kucing, sehingga untuk meningkatkan transmisinya (Vyas dapat meningkatkan transmisi parasit et al, 2007). Reproduksi seksual (Ingram et al, 2013; Prandovszky, Toxoplasma gondii berlangsung di dalam 2011). tubuh kucing dan menghasilkan ookista
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 6, Nomor 1, Januari 2019 52
A B
Gambar 2.Gambaran pola pergerakkan tikus terhadap bau urin kucing
(Ingram et al, 2013). Dari hasil penelitian yang Gangguan pada neurotransmisi dilakukan oleh Ajai et. al (2007) dopaminergik memiliki efek yang menunjukkan perbandingan antara mendalam terhadap suasana hati dan tikus yang terinfeksi dengan tikus perilaku yang mengarah pada berbagai kontrol (tanpa infeksi). Terlihat bahwa perubahan perilaku neuropsikiatri. Sel ternyata tikus yang terinfeksi dopaminergenik berasal dari substantia Toxoplasma gondii mempunyai nigra (SN), hipotalamus, Ventral presentase lebih tinggi (66,5%) tegmental area (VTA), inti arkuata, dan terhadap bau urin kucing dibandingkan zona incerta yang tersebar di berbagai dengan kontol (35,5%). Hal ini struktur otak dan terdiri dari enam jalur memperlihatkan bahwa infeksi (Baskerville & Douglas, 2010). Toxoplasma gondii mempengaruhi Jalur nigrostriatral yang berawal perubahan perilaku dari tikus terhadap dari SN dan diproyeksikan ke striatum bau urin kucing (Vyas et al, 2007). yang berfungsi untuk mengendalikan Mekanisme yang mendasari inisiasi dan gerakan otot melalui perubahan perilaku ini masih belum prefonatal korteks. Jalur mesolimbik jelas, tetapi salah satu faktor yang pada VTA dan berakhir di berbagai diduga menyebabkan perubahan daerah limbik seperti nukleus perilaku hospes perantara adalah akumbens (NA), dan amigdala yang naiknya kadar dopamin pada infeksi berkaitan dengan reward, hasrat, dan kronis Toxoplasma gondii (Prandovszky perilaku. Jalur mesokortikal pada et al, 2011). bagian yang sama dengan jalur mesolimbik tetapi berfungsi untuk 4. Peningkatan Kadar Dopamin memediasi emosi dan motivasi. Sistem pada Infeksi Kronis Toxoplasma tuberinfundibular pada inti arkuata dan gondii periventrikular hipotalamus yang Dopamin (3-hydroxytyramine; berfungsi untuk sekresi prolaktin DA) adalah neurotransmitter hipofisis. Jalur insertohipatalamus pada katekolamin pada otak mamalia yang hipotalamus dorsal anterior termasuk beperan dalam mengatur beberapa nukleus supraoptik, inti paraventrikular, fungsi seperti pergerakkan, kesadaran, dan lateral septum yang berperan emosi, nafsu makan, suasana hati, dalam regulasi endokrin dan perilaku motivasi dan regulasi endokrin. seksual. Jalur yang terakhir adalah jalur Dopamin disintesis dari tirosin diesenfalon spinal pada hipotalamus hidroksilase, enzim tirosin ini berperan yang diproyeksikan ke bagian dada dan sebagai pembatas kecepatan reaksi sumsum tulang belakang berperan (Speed, 2010). Dopamin dapat dalam refleks peregangan (Baskerville ditemukan pada mesensefalon, & Douglas, 2010). substantia nigra, dan diensefalon (Fellous & Suri, 2002). Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 6, Nomor 1, Januari 2019 53 Gambar 3. Jalur dopamin pada otak tikus (Baskerville & Douglas, 2010).
Kista Toxoplasma gondii terdistribusi di menentukan perilaku. Toxoplasma
berbagai daerah otak, termasuk di gondii dapat meningkatkan sinyal daerah-daerah yang berperan dalam dopamin pada otak hospes melalui penciuman, emosi, pembelajaran, dan enzim untuk mensintesisnya. sekresi hormon. Kista sering ditemukan Meningkatnya sinyal dopamin ini pada daerah limbik seperti amigdala mempengaruhi perilaku hospes yang dan nukleus akumbens yang berperan mendorong hospes untuk mengeksplor dalam proses emosional untuk respons lingkungan sekitar, termasuk urin terhadap lingkungan (Vyas & Sapolsky, kucing. Jaringan kista dalam otak 2010). mengandung jumlah dopamin yang Genom Toxoplasma gondii tinggi dan sel dopaminergik pada memiliki dua gen (AAH1 dan AAH2) jaringan kista mensekresikan lebih yang urutannya sama dengan enzim banyak dopamin ketika terinfeksi mamalia tyrosine hydroxylase. Enzim Toxoplasma. Hal ini diduga karena ini berfungsi sebagai katalis yang adanya pergerakan hiperdopaminergik mengubah L-tyrosine menjadi L-3,4- pada otak yang terinfeksi. Distribusi dihydroxyphenylalanine, reaksi ini dari parasit akan menyebabkan terbatas pada sintesis dopamine (Vyas, penyebaran enzin tyrosine hydroxylase 2015). Karena Toxoplasma gondii di berbagai bagian otak (Vyas, 2015). berpotensi dalam menyediakan enzim Jaringan kista Toxoplasma yang mensintesis dopamin dapat gondii pada otak menyebabkan menyebabkan keadaan reward yang peningkatan pelepasan dopamin dari tinggi di otak dan menumpulkan sel dopaminergenik. Jaringan kista valence negatif yang berkaitan dengan dapat terdeteksi di seluruh otak, tetapi bau urin kucing (Vyas & Sapolsky, paling banyak ditemukan pada 2010). amigdala dan nukleus akumbens yang Dopamin berperan sebagai mengandung dopamin yang berfungsi neutransmitter yang secara langsung dalam pengendalian gerak (Basal juga dapat mempengaruhi otak dalam ganglia), respons terhadap rangsangan,
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 6, Nomor 1, Januari 2019 54
kesenangan, ketergantungan (nukleus Toxoplasmosis: Implications for akumbens dan hipokampus), motivasi, the Behavioral Manipulation rangsangan rasa takut (amigdala) Hypothesis. PLoS ONE, 6(12). (Prandovszky et al, 2011). Ernawati. (2011). Toxoplasmosis, Kadar dopamin yang dipengaruhi Terapi dan Pencegahannya. Toxoplasma gondii yang terdapat pada Universitas Wijaya Kusuma kista jaringan otak dapat berbahaya Surabaya. pada fungsi otak yang dapat http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/ menyebabkan perubahan perilaku dan archieve/jurnal/VolEdisi Khusus kerusakan neurologis (Prandovszky et Desember/2011/ al, 2011). TOXOPLASMOSIS.pdf. KESIMPULAN Fellous JM, Suri RE. (2002). The Roles 1. Infeksi Toxoplasma gondii of Dopamine. The Salk mampu mengubah perilaku tikus Institute for Biological Studies terhadap bau urin kucing. Computational Neurobiology 2. Perubahan perilaku yang Laboratory. 1-8. disebabkan parasit dapat Gatkowska J, et al. (2012). Behavioral meningkatkan resiko predasi Changes in Mice caused by pada tikus yang terinfeksi yang Toxoplasma gondii Invasion of mengarah pada kenaikan tingkat Brain. Parasitol Res, 111:53-8. transmisi parasit ke hospes Hill DE, Dubey JP. (2014). definitive. Toxoplasmosis. USGS National 3. Faktor yang diduga Wildlife Health Center. 84. menyebabkan perubahan Ingram WM, Goodrich LM. Robey EA. perilaku hospes perantara Eisen MB. (2013). Mice adalah naiknya kadar dopamin Infected with Low-Virulence pada infeksi kronis Toxoplasma Strains of Toxoplasma gondii gondii. Lose Their Innate Aversion to 4. Peningkatan sinyal dopamin Cat Urine, Even after Extensive berpegaruh dalam perilaku Parasite Clearance. PLoS ONE, hospes yang mendorong hospes 8(9). untuk mengeksplor lingkungan Innes EA. (2010). A brief history and sekitar, termasuk urin kucing. overview of Toxoplasma gondii. Zoo Pub Health, 57:1-7. DAFTAR PUSTAKA Prandovszky E, et al. (2011). The Baron S. (1996). Medical Microbiology. Neurotropic Parasite Toxoplasma gondii. Gavelston: Toxoplasma Gondii Increases. University of Texas Medical Dopamine Metabolism. PLoS Branch. 84. ONE, 6(9). Baskerville TA, Douglas AJ. (2010). Soedarto. (2012). Toxoplasma gondii. Dopamine and Oxytocin Toksoplasmosis. Jakarta: Interactions Underlying Sagung Seto. 2-53. Behaviors: Potential Speed NK. (2010). The Role of Insulin Contributions to Behavioral Signaling on Dopamine Disorders. CNS Neuroscience & Trasnporter Trafficking. Therapeutics. 92-123. Nashville: The Faculty of the Berenreiterová M, Flegr* J, Kubĕna AA, Graduate School of Vanderbilt Nĕmec P. (2011). The University. 1-4. Distribution of Toxoplasma Vyas A, et al. (2007). Behavioral gondii Cysts in the Brain of a changes induced by Mouse with Latent Toxoplasma infection of Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 6, Nomor 1, Januari 2019 55 rodents are highly specific to Association. PLOS Pathogens, aversion of cat odors. PNAS, 11(7):1-6. 104(15):6442-7. Webster JP. (2001). Rats, cats, people Vyas A, Sapolsky R. (2010). and parasites: the impact of Manipulation of host behaviour latent toxoplasmosis on by Toxoplasma gondii: what is behaviour. Microbes Infect, 3: the minimum a proposed 1037–45. proximate mechanism should Webster JP. (2007). The Effect of explain. Folia Parasitologica, Toxoplasma gondii on Animal 57(2):88-94. Behavior: Playing Cat and Vyas A. (2015). Mechanism of Host Mouse. Oxford University, Behavioral Change in 33(3):752-6. Toxoplasma gondii Rodent
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 6, Nomor 1, Januari 2019 56