Laporan KP (Yolandita Putri - 31617007)
Laporan KP (Yolandita Putri - 31617007)
Oleh :
Yolandita Putri
31617007
Pembimbing :
Dr. Musa Darwin Pane, S.H, M.H.
i
LEMBAR PERNYATAAN
NIM : 31617007
Yolandita Putri
31617007
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Yolandita Putri
31617007
Pembimbing KP Koordinator KP
Mengetahui/Mengesahkan
Ketua Program Studi Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia
ii
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
iv
KATA PENGHANTAR
Segala Puji dan Syukur dipanjatkan Kehadirat Allah SWT, atas segala
karunia, rahmat, nikmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis,
salah satu syarat kelulusan mata kuliah Kerja Praktik jurusan Ilmu Hukum
UNIKOM.
laporan ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, pengarahan, dan petunjuk,
serta saran yang membantu hingga akhir dari penulisan laporan ini. Untuk itu
terhormat :
1. Yang terhormat Ibu Dr. Hetty Hassanah, S.H., M.H. selaku Dekan
v
3. Yang terhormat Bapak Dr. Musa Darwin Pane, S.H., M.H. selaku Dosen
serta data-data.
laporan ini.
semua pihak yang membantu, meskipun dalam laporan ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun tetap penulis
harapkan. Semoga amal kebaikan semua pihak mendapat ganjaran yang berlipat
vi
Akhir kata, Penulis sampaikan rasa terima kasih kepada semua
khususnya bagi penulis dan semua yang membaca Laporan Kerja Praktik
ini.
Penulis, YolanditaPutri
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
ABSTRAK.............................................................................................................iii
ABSTRACT............................................................................................................iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah...................................................................................................9
C. Tujuan Penelitian........................................................................................................9
D. Kegunaan Penelitian.................................................................................................10
A. Jenis Penelitian.........................................................................................................11
B. Lokasi Penelitian......................................................................................................12
C. Sumber Data.............................................................................................................12
viii
D. Prosedur Pengumpulan Data.....................................................................................14
G. Tahap-Tahap Penelitian............................................................................................17
2. Pelaksanaan Penelitian.....................................................................................18
B. Kasus Tindak Pidana Yang Dilakukan Oleh Pelaku Pencurian Dengan Kekerasan Di
Kota Bandung...........................................................................................................26
Indonesia..................................................................................................................27
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................32
2020..........................................................................................................................32
BAB V PENUTUP................................................................................................70
A. Kesimpulan...............................................................................................................70
B. Saran.........................................................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................72
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................74
ix
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Tindak Pidana Curas Tahun 2016-2020 Yang Ditangani oleh
Tabel 2. Usia Pelaku Pencurian dan Kekerasan di Kota Bandung Periode Januari
xi
DAFTAR GAMBAR
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jawa Barat, sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini
besar tidak terlepas dari tindak kejahatan atau kriminalitas, hal itu terjadi
1
West java incorporated, https://westjavainc.org diakses pada 10 November 2020 pukul 15.00
WIB
1
2
hukum yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial serta aturan yang
bisa dilakukan oleh siapapun baik wanita maupun pria pada usia remaja,
sadar maupun tidak sadar.2 Banyak dari media cetak dan online melansir
(tiga) jenis pencurian atau yang biasa disingkat dengan 3C. Tiga jenis
barang orang lain” didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau
lebih dari seorang atau secara berkelompok dan setiap pelaku mempunyai
materiil dan psikis, oleh karena itu tindak pidana pencurian dengan
3
Kara, Sarah Dewi; Suardana, I Wayan; Damadi, Anak Agung Ngurah Yusa. “Penanggulangan
Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan Yang Dilakukan Oleh Anak di Wilayah Hukum
Polda Bali”, Jurnal Kertha Wicara, 08, No. 05 (2019):12 - 14
4
Basitha, Rinanda; Wirasila, AA Ngurah; Widhiyaastuti, I Gusti Agung Ayu Dike. “Peranan Saksi
Mahkota (Kroongetuide) Dalam Persidangan Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan Sebagai
Alat Bukti (Studi di Pengadilan Negeri Denpasar)”, Jurnal Kertha Wicara 06 No. 05 (2017): 9-16
4
melihat pada tempat atau lokasi yang akan dijadikan sasaran serta
sanksi.6 Hukum pidana adalah bagian dari pada keseluruhan hukum yang
untuk:
yang dilarang, dengan disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana
2. Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang telah
5
C.S.T Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, cetakan ke-8, Balai Pusataka,
Jakarta,1898, hlm346.
6
Ibid., hlm 2.
5
tersebut7.
“Kepolisian ialah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri”.9
7
Moeljatno, 2009, Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta: Rineka Cipta, hlm. 1
8
R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Politeia Bogor, 1991, hlm 253-254
9
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
6
dari masyarakat dalam waktu 1x24 jam, Polri secara langsung telah
pasal 13 yaitu:11
b) Menegakan hukum.
sosial dan penanggulangan kejahatan dengan penal policy dan non penal policy.
Penal Policy merupakan suatu ilmu sekaligus seni yang memiliki tujuan untuk
memungkinkan peraturan hukum positif dirumuskan secara lebih baik agar dapat
juga kepada para penyelenggara atau pelaksanaan putusan pengadilan. Non Penal
1. Kebijakan Penal
dengan hukum pidana (sarana penal) lebih menitik beratkan pada sifat
tindak pidana terjadi. Sarana penal pada hakikatnya merupakan bagian dari
dalam hal ini polisi, jaksa, hakim untuk diproses sesuai dengan ketentuan
12
Situmeang, SMT. “KEBIJAKAN KRIMINAL DALAM PENEGAKAN HUKUM UNTUK
MEWUJUDKAN KEADILAN DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA”, Res Nullius
Law Journal, Vol. 1, No. 1 (2019): 26-36, Tersedia di https://doi.org/10.34010/rnlj.v1i1.2492
13
Ibid.
8
hukum yang berlaku. Hukuman atau sanksi pidana yang dijatuhkan kepada
kepada masyarakat.
kebijakan sosial dan dengan menggali berbagai potensi yang ada di dalam
masyarakat itu sendiri. Upaya non penal juga dapat digali dari berbagai
pidana yang dilakukan oleh begal, agar kemudian dapat ditentukan solusi
9
masyarakat.
B. Identifikasi Masalah
(begal)?
10
C. Tujuan Penelitian
kekerasan (begal).
D. Kegunaan Penelitian
berikut :
1. Kegunaan teoritis
ilmu hukum pada umumnya dan pada khususnya hukum pidana yang
Bandung.
2. Kegunaan praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi, masukan data ataupun
Bandung.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
sistematis dan logis, yang digunakan untuk mencari data terkait masalah
kata-kata tertulis atau lain dari orang-orang dan perilaku yang telah
secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
B. Lokasi Penelitian
C. Sumber Data
Sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yang
Semua data sekunder yang bersifat menjelaskan bahan hukum primer berupa
antara lain:
Yaitu bahan hukum yang mengikat yang terdiri dari peraturan perundang-
peneliti adalah:
penelitian ini.
Yaitu bahan hukum yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum
a. Studi Kepustakaan
b. Studi Lapangan
informasi dan juga orang yang mejawab pertanyaan yang diajukan oleh
dalam hal ini yang diwawancarai adalah petugas kepolisian dan pihak yang
terkait lainnya.
16
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2016, hlm.
112.
17
Ibid.
16
adalah suatu analisa dengan cara pengumpulan data dan informasi yang
diperoleh dari data primer dan sekunder secara jelas, sehingga nantinya
dengan persoalan atau isu yang sedang dicari kemudian memusatkan diri
2. Triagulasi
Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
kesimpulan tidak hanya dari satu cara pandang, sehingga kebenaran data
b. Triagulasi teknik
Menurut Sugiono teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber
20
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif.... hal,329.
21
ibid, hal 330.
22
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif.... hal, 373
23
Ibid, hal 377.
18
data dari hasil observasi dan juga data dari hasil dokumentasi.
yaitu “apakah ada keparalelan penjelaan dan analisis atau tidak diantara satu
teori dengan teori yang lain terhadap data hasil penelitian”. 24 Dalam
G. Tahap-Tahap Penelitian
1) Memilih Masalah
2) Studi Pendahuluan
Melakukan studi literatur terhadap teori yang relevan mengenai Upaya Aparat
Kekerasan (Begal).
3) Merumuskan Masalah
Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif; Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan
24
4) Memilih Pendekatan
Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti yaitu Upaya Aparat Kepolisian
Adapun sumber data ini diperoleh dari buku, jurnal, dan wawancara.
2. Pelaksanaan Penelitian
Penyusunan perangkat berupa buku, jurnal yang berisi soal Upaya Aparat
2) Mengumpulkan Data
20
3) Analisis Data
Pada tahap ini, peneliti mengamati atau menganalis semua data yang telah
mencari dan menyusun semua data dari hasil penelitian, informasi dan
1) Menarik Kesimpulan
2) Menyusun Laporan
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari proses penelitian, yaitu menulis
diperoleh tidak ada perubahan lagi jadi dalam penulisan laporan sudah
Bandung
dikenal dengan istilah begal yaitu sudah menjadi salah satu bentuk tindak kriminal
yang sekarang marak terjadi di kota Bandung. Hal tersebut disebabkan oleh faktor
kota Bandung yang terdiri dari data jumlah kasus dan penyelesaian kasus
Tabel 1
Data Tindak Pidana Curas Tahun 2016-2020 Yang Ditangani oleh Satreskrim
Polrestabes Bandung Dan Jajaran
Kota Bandung dan penyelesaian kasus, selama 5 tahun kasus pencurian dengan
kekerasan mengalami naik turun akan tetapi justru pada tahun 2019 jumlah kasus
yang diselesaikan paling banyak. Apabila diuji maka dapat dijabarkan bahwa pada
tahun 2016 sebanyak 187 kasus dan yang diselesaikan 78 kasus, pada tahun 2017
sebanyak 178 kasus dan yang diselesaikan 115 kasus, pada tahun 2018 sebanyak
181 kasus dan yang diselesaikan 161 kasus, pada tahun 2019 sebanyak 206 dan
yang diselesaikan 110 kasus, pada tahun 2020 sebanyak 146 kasus dan yang
diselesaikan 89 kasus. Dapat dilihat dari kolom diatas bahwa ada perbedaan
kendala yang membuat beberapa kasus pencurian dengan kekerasan tidak dapat
terselesaikan, diantaranya :
kejahatan pembegalan adalah kurangnya keterangan saksi yang jelas dari korban
Banyak masyarakat yang tidak mau memberikan keterangan sebagai saksi atau
tersebut disebabkan oleh kurangnya ciri-ciri yang disebutkan oleh saksi atau
tentang keberadaan pelaku, kendala selanjutnya yaitu perkara tersebut tidak dapat
dibuktikan oleh penyidik, perkara yang tidak dapat dibuktikan oleh penyidik
24
karena kurangnya alat bukti atau pelakunya tidak memenuhi ketentuan yang
Tabel 2
Usia Pelaku Pencurian dan Kekerasan di Kota Bandung Periode Januari s/d
September Tahun 2020
mayoritas dilakukan oleh pelaku yang berumur antara 18-35 tahun sebanyak 683
macam modus operandi yang digunakan pelaku untuk melakukan tindak kriminal
pencurian dengan kekerasan antara lain dengan cara pelaku memukul korban atau
Sehubungan dengan usia pelaku, hal tersebut disebabkan karena pada tiap
cara berpikir untuk melakukan sesuatu, karena pada usia yang masih muda/cara
dapat mengontrol diri dan mengambil jalan pintas yakni dengan melakukan tindak
pelaku dalam menjalankan aksinya pada tempat yang dijadikan sebagai sasaran
yakni :
Tabel 3
Tempat Kejadian Perkara Di Kota Bandung Periode Januari s/d September Tahun
2020
TKP Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sept Jumlah
Pemukiman 32 106 147 133 154 162 115 153 147 1149
Jalan Umum 25 57 46 27 34 76 76 74 94 509
Toko/Pasar 10 16 14 17 17 24 18 27 15 158
Tempat Parkir 2 8 10 4 3 4 5 4 1 41
Kantor 9 38 24 27 22 32 28 32 27 239
Sumber Data : Polrestabes Bandung 2020
pada tempat yang dijadikan sasaran pertama untuk melakukan tindakan pencurian
paling banyak berada dipemukiman dan tempat sasaran kedua berada dijalan
umum. Apabila dijabarkan selama periode januari s/d september tahun 2020
tempat yang dijadikan sasaran setiap bulannya yaitu pemukiman dengan jumlah
26
1149, dijalan umum dengan jumlah 509, toko/pasar dengan jumlah 158, tempat
Tabel 4
Pola Pencurian Dengan Kekerasan Berdasarkan Waktu Kejadian Di Kota
Bandung Periode Januari s/d September Tahun 2002
Waktu Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sept Jumlah
06.00 – 12.00
40 63 48 28 27 62 42 29 46 385
12.00 – 18.00
34 83 75 84 88 99 87 110 97 757
18.00 – 24.00
45 94 102 101 96 130 77 113 84 842
24.00 – 06.00 63 48 57 60 69 69 66 70 81 583
Sumber Data : Polrestabes Bandung 2020
Kota Bandung bervariasi, antara pukul 12.00 sampai pukul 18.00 WIB mengalami
peningkatan. Frekuensi mulai meningkat drastis pada pukul 18.00 sampai 24.00
WIB, menurun perlahan dari pukul 24.00 sampai 06.00 WIB (waktu pagi hari),
namun sesungguhnya masih tergolong tinggi. Hasil penelitian ini terdapat dua
Telah terjadi tindak pidana pencurian dengan kekerasan pada hari kamis
tanggal 19 Januari 2020 sekitar jam 03.15 WIB di Jl. Layang Pasupati, Tamansari,
Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40116 oleh para pelaku yang
tahun, tidak bekerja. Saat itu, korban tengah mengendarai sepeda motor matic
berinisial AR, kemudian korban langsung dianiaya dengan cara dipukul oleh
kampak dibalik bajunya dan langsung dikampakan ke arah kepala korban secara
berulang-ulang, usai menganiaya korban, para pelaku yang berjumlah lebih dari
28
dua orang ini merampas harta benda milik saksi berupa 1 (satu) unit motor honda
warna hitam, ponsel dan uang tunai yang ada didalam saku celana korban
sebanyak Rp 200.000 (dua ratus ribu rupiah), setelah itu para pelaku pergi
dan analisis yuridis tersebut maka terhadap tersangka RW, FL dan RZ telah cukup
bukti dan patut diduga telah melakukan Tindak Pidana Pencurian dengan
Kekerasan yang dilakukan pada hari kamis tanggal 19 Januari 2020 sekitar jam
03.15 WIB di Jl. Layang Pasupati, Tamansari, Kec. Bandung Wetan, Kota
Oleh karena itu tersangka RW, FL dan RZ dapat disangka telah melakukan
rumusan Pasal 365 ayat 1 dan ayat 2 ke (1) KUHP dan perkaranya dapat
Kekerasan Di Indonesia
pasal yang mengatur tentang pencurian, yaitu Pasal 362 sampai dengan pasal 367
DENGAN KEKERASAN”, JIM Bidang Hukum Pidana, Vol.2, No.1, Februari 2018, hal. 8-14
29
a. Perbuatan mengambil
a. Adanya maksud
pencurian apabila terdapat semua unsur tersebut diatas. Selain itu diatur pula
merumuskan:
1. pencurian ternak;
2. pencurian pada waktu ada kebakaran, letusan, banjir gempa bumi, atau
bahaya perang;
30
tertutup yang ada rumahnya, yang dilakukan oleh orang yang ada di
2) Jika pencurian yang diterangkan dalam butir 3 disertai dengan salah satu
hal dalam butir 4 dan 5, maka diancam dengan pidana penjara paling lama
sembilan tahun.
“Perbuatan yang diterangkan dalam pasal 362 dan pasal 363 butir 4, begitu pun
rumahnya, jika harga barang yang dicuri tidak lebih dari dua puluh lima
lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak dua ratus lima puluh
rupiah.”
1. jika perbuatan dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau
2. jika perbuatan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu;
memanjat atau dengan memakai anak kunci palsu, periniah palsu atau
4) Diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau
selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun, jika perbuatan
mengakihntkan luka berat atau kematian dan dilakukan oleh dua orang
atau lebih dengan bersekutu, disertai pula oleh salah satu hal yang
1) Jika pembuat atau pemhantu ciari salah satu kejahatan dalam bab ini
adalah suami (istri) dari orang yang terkena kejahatan dan tidak terpisah
meja dan ranjang atau terpisah harta kekayaan, maka terhadap pembuat
2) Jika dia adalah suami (istri) yang terpisah meja dan ranjang atau terpisah
harta kekayaan, atau jika dia adalah keluarga sedarah atau semenda, baik
dalam garis lurus maupun garis menyimpang derajat kedua maka terhadap
orang itu hanya mungkin diadakan penuntutan jika ada pengaduan yang
terkena kejahatan.
lain daripada bapak kandung (sendiri), maka ketentuan ayat di atas berlaku
PEMBAHASAN
Satreskrim Polrestabes Bandung pada tanggal 14 Januari 2021, pukul 10.30 WIB,
Tasaripa, Kasman. “ Tugas Dan Fungsi Kepolisian Dalam Perannya Sebagai Penegak Hukum
26
Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian”, Jurnal Ilmu Hukum Legal
Opinion, 02,Vol. 1 (2013): 4-9
34
kejahatan pencurian dengan kekerasan dan atau tindak pidana lainnya guna
Kota Bandung.
upaya represif yang dilakukan oleh pihak kepolisian khususnya bagian reserse
serta mencari keterangan saksi dan barang bukti. Berdasarkan hasil penyelidikan
tersebut, apabila ternyata diperoleh keterangan dan bukti yang cukup untuk
Beberapa kegiatan dalam rangka proses penyidikan perkara tindak pidana yang
Wassidik.
perpanjangan.
bobot perkara;
2. SOP Pemanggilan
37
c) Dalam hal saksi yang dipanggil berhalangan hadir dengan alasan yang
berada.
gelar perkara.
dilakukan penangkapan.
wajib memperhatikan alasan yang patut dan wajar dari orang yang
bersangkutan.
j) Dalam hal saksi atau ahli bersedia hadir untuk memberikan keterangan
dilakukan.
k) Surat panggilan baik saksi maupun tersangka dibuat oleh penyidik dan
l) Dalam hal tersangka atau saksi yang telah dipanggil 2 (dua) kali tidak
hadir tanpa alasan yang patut dan wajar, dapat dibawa secara paksa
Atasan Langsung.
penyidikan perkara sampai lebih dari 3 (tiga) kali dan ternyata tidak
Pencarian Orang.
c) Dalam hal tersangka dan/atau orang yang dicari sudah ditemukan atau
Pencabutan DPO.
pencegahan.
40
b) Dalam hal setiap orang yang berada di luar negeri dan diduga akan
penangkalan.
5. SOP Penangkapan
1) saksi;
2) ahIi;
3) surat;
4) petunjuk;
pertimbangan:
41
Penangkapannya.
ancaman;
tangkap;
di Pengadilan;
tertangkap tangan;
dalam KUHAP;
pungut biaya;
tersangka laki-laki;
perempuan;
menyaksikannya.
44
6. SOP Penahanan
KUHAP;
maka harus tetap diberlakukan azas praduga tak bersalah sebelum ada
wenang;
terhadap tersangka.
7. SOP Penggeledahan
yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dalam hal ini Dir
Reskrimum;
kepada Kapolda;
petugas wajib:
dan sopan;
kewenangannya;
perempuan;
melanggar etika;
kewenangannya;
digeledah;
yang digeledah;
wajib :
penggeledahan;
dengan cara yang teliti, sopan, etis dan simpatik serta harus
kewenangannya;
lain;
digeledah;
yang digeledah;
memasuki :
keagamaan;
8. SOP Penyitaan
Kapolda.
Negeri setempat.
perundang-undangan;
perundang-undangan;
52
yang disita;
penyidikan;
penyidikan;
hukum;
yang berhak;
melaksanakan penyitaan;
53
undangan;
ditempat.
penyidik.
bersangkutan.
diperiksa.
pengecualian.
dilarang :
pemeriksaan;
saksi/tersangka;
tujuan pemeriksaan;
saksi/tersangka;
pemeriksaan diakhiri;
pertanyaannya guna :
57
disidik;
biasa dan bila diperlukan dapat dilaksanakan gelar perkara luar biasa.
dan akhir penyidikan, gelar perkara intern dipimpin oleh Kanit atau
keproses penyidikan;
58
penyidikan untuk :
1) menentukan tersangka;
oleh tim penyidik dan dipimpin oleh perwira pengawas penyidik dan
dapat dihadiri oleh penyidik atau pejabat lainnya yang diperlukan yang
bertujuan untuk :
2) pengembangan penyidikan;
penyidik;
undangan;
barang sitaan.
pengawas penyidik.
pejabat yang membuat surat perintah penyidikan dan harus ditaati oleh
61
perkara.
a) Berkas Perkara yang dinyatakan telah selesai dan telah diteliti oleh
yang tidak melampaui limit waktu 14 hari dan dikirim kembali kepada
penyerahan tersebut.
lain :
a. karena kadaluarsa;
bentuk :
melalui 2 (dua) tahapan gelar perkara luar biasa yang dipimpin oleh
dihadiri sekurang-kurangnya :
3) Itwasda;
4) Bid Binkum;
5) Bid Propam;
64
6) Saksi AhIi;
dihadiri sekurang-kurangnya :
3) Itwasda;
4) Bid Binkum;
5) Bid Propam;
perkara meliputi :
dilaksanakan;
m) Dalam hal pejabat atasan pimpinan gelar perkara tidak menyetujui hasil
hasil gelar.
penyidikan;
66
3) hasil gelar perkara luar biasa yang dihadiri dan diputuskan oleh
terdapat penyimpangan.
penyidikan;
4) Itwasda;
67
5) Bid binkum;
6) Bid propam;
7) pihak pelapor;
8) pihak terlapor.
Kapolda.
tindak kejahatan yaitu, layanan panggilan, layanan inspeksi dan patroli rutin. 28
terjadi. Suatu peristiwa yang memerlukan tindakan polisi apabila terjadi kejahatan
dan dilaporkan oleh si korban atau saksi atau mungkin diketahui oleh polisi yang
sedang bertugas. Perlunya tindakan polisi dalam setiap hal yang bersifat
sehari-hari, tujuan utamanya untuk mengurangi risiko yang tidak nyata atau tidak
kejahatan.29
Wilson, OW. “Progress in Police Administration”, J. Crim. L. & Criminology (1951): 141.
28
Putra, I Nyoman Budi Perdana dan Mertha, I Ketut. “ Penanggulangan Terhadap Pencurian
29
Kendaraan Bermotor Di Denpasar (Studi Kasus Polresta Denpasar) “, Jurnal Kertha Wicara, 06,
No. 04 (2017): 10-16
68
KOTA BANDUNG
Satreskrim Polrestabes Bandung pada tanggal 14 Januari 2021, pukul 10.30 WIB,
1. Faktor Masyarakat
Sebagian masyarakat justru masih ada yang kurang peduli atau tidak patuh terhadap
Salah satu contoh adalah masih banyaknya warga yang tetap berkendara
pada malam hari di area-area rawan. Hal ini tentu saja secara tidak
2. Modus Operandi
Modus operandi yang dilakukan oleh pelaku kejahatan curas bervariasi, karena
secara terorganisir dengan baik karena para pelaku memiliki peran dan
korban yang akan dijadikan sasaran agar pelaku nanti bisa melancarkan
kejahatan pencurian dengan kekerasan. Hal yang bisa dilakukan oleh pihak
3. Masalah saksi
Salah satu unsur yang harus dipenuhi pihak penyidik agar bisa membawa pelaku
masyarakat dan korban kejahatan curas yang berada di TKP saat kejadian
70
identitas seperti helm, masker serta menggunakan motor dengan plat palsu
sehinggan pelaku semakin sulit untuk dikenali korban atau saksi di lokasi
kejadian. Selain itu masyarakat juga banyak yang tidak melaporkan pada
terjadi kepada pihak polisi Polrestabes Bandung dan berani bersedia untuk
PENUTUP
A. Kesimpulan
yaitu upaya preventif dan upaya represif. Upaya preventif meliputi patroli
B. Saran
sebagai upaya mencegah dan mengurangi kasus pencurian dengan kekerasan serta
dan peran kepolisian sangat penting, karena polisi merupakan garda terdepan
Bandung, oleh karena itu penulis memberikan beberapa saran, sebagai berikut:
yang dilakukan oleh pelaku kejahatan, tidak hanya dilakukan oleh aparat
Kepolisian.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
C.S.T Kansil. (1898). Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia.
Jakarta: Balai Pusataka.
JURNAL
Basitha, Rinanda; Wirasila, AA Ngurah; Widhiyaastuti, I Gusti Agung Ayu Dike.
(2017). Peranan Saksi Mahkota (Kroongetuide) Dalam Persidangan
Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan Sebagai Alat Bukti (Studi di
Pengadilan Negeri Denpasar). Jurnal Kertha Wicara. Vol. 06 No. 05.
Kara, Sarah Dewi; Suardana, I Wayan; Damadi, Anak Agung Ngurah Yusa.
(2019). Penanggulangan Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan
Yang Dilakukan Oleh Anak di Wilayah Hukum Polda Bali, Jurnal Kertha
Wicara. Vol. 08, No. 05.
74
UNDANG-UNDANG
INTERNET
West java incorporated, https://westjavainc.org diakses kamis, 10 November 2020, pukul
15.00WIB
75
LAMPIRAN-LAMPIRAN