Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KESEMAPTAAN

Disusun
Oleh:
 Trikartika Handayani
 Diahyu Risti
 Tara Yunita
 Jurhany
 Ilman Syura

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2A


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA
AL-WASHLIYAH
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

          Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karuniaNya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar,serta tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini saya akan membahas mengenai “DASAR-DASAR PBB”.

          Malakah ini telah dibuat dengan berbagai bantuan dari beberapa pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan
makalah ini.

          Dalam bentuk dan isinya yang sangat sederhana semoga makalah ini dapat membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

          Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangununtuk kesempurnaan makalah ini.

          Akhir kata semoga makalah ini dapat membeikan manfaat bagi kita semua.

Medan, 29 Maret 2021


DAFTAR ISI

Contents
MAKALAH KESEMAPTAAN.....................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
Latar Belakang...................................................................................................................................4
Rumusan Masalah.............................................................................................................................4
Tujuan................................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
SEJARAH............................................................................................................................................5
DASAR PELAKSANAAN.......................................................................................................................5
BARIS BERBARIS.................................................................................................................................5
A. Pengertian.................................................................................................................................5
B. Maksud dan tujuan....................................................................................................................5
Tujuan dari PBB adalah :................................................................................................................6
BAB III..................................................................................................................................................11
KESIMPULAN.......................................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Baris-berbaris pertama kali dikenal pada jaman kekaisaran romawi pada saat kaisarnya Julius
Caesar,dengan maksud agar pasukan yang berada dibawah kekuasaannya mempunyai rasa tanggung
jawab, displin yang tinggii dengan melihat hasil akhir yaitu : kerapihan, kekompakan, ketertiban,
serta kesiapan. Pada zaman kaisar Julio caesar sangat terkenal.

Baris berbaris adalah suatu wujud latuhan fisik, yang diperlukan guna menanamkan
kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan
tertentu. Dalam peraturan baris berbaris ada istilah aba-aba. Aba-aba adalah suatu perintah yang di
berikan oleh seorang komandan kepada pasukannya, untuk dilaksanakan secara serentak atau
berturut-turut.

   Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan baris berbaris?


2. Apa maksud dan tujuan dari PBB?
3. Gerakan apa saja yang ada dalam pbb?

Tujuan

Makalah ini dibuat untuk memberikan informasi kepada pembaca.


BAB II
PEMBAHASAN

SEJARAH

Berbaris pertama kali dikenal pada jaman kekaisaran Romawipada saat kaisarnya Julius 


Caesar, dengan maksud agar pasukan yang berada dibawah kekuasaannya mempunyai rasa
tanggung jawab, disiplin yang tinggi dengan melihat hasil lahir, yaitu :  kerapihan, kekompakan,
ketertiban serta kesiapan.

DASAR PELAKSANAAN

Dasar Pelaksanaan dari Peraturan Baris Berbaris (PBB) adalah Surat Keputusan
Menhankam/Pangab Nomor.Skep/611/X/1985 tanggal 8 Oktober 1985 tentang Pengesahan
Peraturan Baris Berbaris Angkatan Bersenjata (PBB-AB).

Paskibra merupakan Organisasi Siswa/Ekstrakulikuler yang tidak menganut faham militerisme


sehingga dalam penerapan PBB-AB ini ada beberapa hal yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
daripada keberadaan Paskibra.Walaupun demikian penerapan Teknik PBB-AB tersebut tidak
menyimpang dari Surat Keputusan tersebut diatas.

BARIS BERBARIS

A. Pengertian
Baris berbaris adalah suatu ujud latuhan fisik, yang diperlukan guna menanamkan
kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu
perwatakan tertentu.

B. Maksud dan tujuan

1. Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa
tanggung jawab.
2. Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah
mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga
secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.
3. Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta
ikatan yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
4. Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas
kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan
pilihan hati sendiri.
5. Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang
mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya
tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.

Tujuan dari PBB adalah :

Menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin sehingga
dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan
individu, dan secara tak langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab. Menumbuhkan
adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan untuk tugas pokok tersebut
sampai dengan sempurna. Rasa persatuan adalah rasa senasib sepenanggungan serta
adanya ikatan batin yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.

Disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu yang


hakikatnya tidak lain dari pada keihklasan, penyisihan/menyisihkan pilihan hati sendiri.

Peraturan Baris Berbaris (PBB) untuk Pembinaan Karakter

Bahwa Peraturan Baris Berbaris yang digunakan dilingkungan sekolah adalah Peraturan
Baris Berbaris milik TNI/POLRI karena hingga saat ini yang sudah baku adalah seperti SKEP
PANGAB Nomor: SKEP/611/N 85 Tanggal 8 Oktober 1985.

Aba – Aba Baris Berbaris


Aba-aba adalah Suatu perintah yang di berikan oleh seorang Komandan kepada
pasukannya, untuk dilaksanakan secara serentak atau berturut-turut.

Macam aba-aba
1) Aba-aba petunjuk

Di gunakan bila perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba peringatan / pelaksanaan.

2) Aba-aba peringatan

Inti perintah yang cukup jelas untuk dilaksanakan tanpa ragu-ragu.

3) Aba-aba pelaksanaan

Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba petunjuk / peringatan dengan


serentak atau berturut-turut.

Aba-aba pelaksanaan yang di pakai :

 Gerak
Untuk gerak-gerakan tanpa meninggalkan tempat menggunakan kaki atau anggota tubuh lain baik
dalam berhenti maupun berjalan.
 Jalan
Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat. Catatan : Bila gerakan
meninggalkan tempat itu tidak terbatas jaraknya, maka di dahului dengan aba-aba peringatan ”
maju ”.

 Mulai
Untuk pelaksanaan perintah yang harus di kerjakan berturut-turut.

PPB terdiri dari 2 gerakan yaitu Gerak ditempat dan Gerak berjalan. Untuk lebih lanjut mari kita
lihat 2 gerakan tersebut.

 Gerakan ditempat
Gerakan ditempat diperluykan untuk mempersiapkan atau merapikan barisan dalam menghadapi
upacara-upacara dalam pelaksanaan apel kerja, apel belajar atau persiapan pelaporan belajar
dikelas

 Gerak Berjalan
Gerak berjalan diperlukan pada saat menggerakkan, memindahkan, atau menggeser barisan dari
suatu tempat ke tempat yang lain. Gerakan-gerakan berjalan sangat diperlukan demi kekompakan,
ketertiban, keseragaman dalam rangka memupuk rasa kebersamaan.

 Gerakan Perorangan Tanpa Senjata / Gerakan Dasar


 Sikap Sempurna
Aba –aba : ” Siap – GERAK ”

Pelaksanaan :

1. Badan / tubuh berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua kaki merupakan sudut 60o
2. Lutut lurus, paha rapat, berat badan di kedua kaki.
3. Perut di tari sedikit, dada di busungkan, pundak di tarik ke belakang dan tidak di naikan.
4. Lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari tangan menggenggam tidak
terpaksa, rapat di paha.
5. Ibu jari segaris dengan jahitan celana.
6. Leher lurus, dagu di tarik, mulut di tutup, gigi rapat, mata lurus ke depan, bernafas
wajar.

 Istirahat
Aba-aba : ” Istirahat Ditempat – GERAK ”

Pelaksanaan :

1. Kaki kiri di pindahkan kesamping kiri, sepanjang telapak kaki ( ± 30 cm ).


2. Kedua belah lengan dibawa ke belakang di bawah pinggang, punggung tangan kanan di
atas telapak tangan kiri, tangan kanan di kepalkan dengan di lepaskan, tangan kiri
memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk serta kedua
lengangan di lemaskan.
3. Dapat bergerak.

 Lencang Kanan / Kiri


Hanya dalam bentuk bersaf.

Aba-aba : ” Lencang kana / kiri – GERAK ”


Pelaksanaan :

1. Mengangkat tangan kanan / kiri ke samping, jari-jari tangan kanan / kiri


2. Menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas.
3. Bersamaan dengan ini kepala di palingkan ke kanan / kiri, kecuali penjuru kana / kiri.
4. Masing-masing meluruskan diri, hingga dapat melihat dada orang di sebelah kanan /
kiri-nya.
5. Jari-jari menyentuh bahu orang yang di sebelah kanan / kirinya.

Catatan :
1. Bila bersaf tiga, saf tengah belakang, kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan,
ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.
2. Penjuru saf tengah dan belakang, mengambil antara kedepan setelah lurus menurunkan
tangan.
3. Pada aba-aba : ” Tegak GERAK ”, semua dengan serentak menurunkan lengan dan
memalingkan muka kembali ke depan.

 Setengah Lencang Kanan / Kiri


Aba-aba : ” Setengah Lengan Lencang Kanan – GERAK ”

Pelaksanaan :

1. Seperti pelaksanaan lencang kanan, tetapi tangan kanan / kiri di pinggang ( bertolak
pinggang ) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri di sebelahnya.
2. Pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang dan empat jari lainnya rapat satu
sama lain di sebelah depan.
3. Pada aba-aba ” Tegak Gerak ” = Seperti pada aba-aba lencang kanan.

 Lencang Depan
Hanya dalam bentuk banjar.

Aba-aba : ” Lencang Depan – GERAK ”

Pelaksanaan :

1. Penjuru tetap sikap sempurna.


2. Nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan ke depan.
3. Lengan kanan lurus, tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas,
mengambil jarak atau satu lengan dan di tambah dua kepal.
4. Pada aba-aba ”Tegak Gerak ”, semua dengan serentak menurunkan tangan kembali ke
sikap sempurna.

 Berhitung
Aba-aba : ”Hitung – MULAI ”

Pelaksanaan :

1. Jika bersaf,penjuru tetap melihat ke depan, saf depan memalingkan muka ke kanan.
2. Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut mulai dari penjuru menyebut nomor, sambil
memalingkan muka ke depan.
3. Jika berbanjar, semua dalam keadaan sikap sempurna.
4. Pada aba-aba pelaksanaan, mulai penjuru  kanan depan berturut-turut ke belakang.
5. Penyebutan nomor di ucapkan penuh.
6. Perubahan Arah

 Hadap kanan / kiri


Aba-aba : Hadap kanan / kiri – GERAK

Pelaksanaan :

1. Kaki kanan / kiri melintang di depan kaki kanan / kiri, lekuk kaki kanan / kiri berada di
ujung kaki kanan / kiri, berat badan berpindah ke kaki kanan / kiri.
2. Tumit kaki kanan / kiri dengan badan di putar ke kanan 90o.
3. Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali seperti sikap sempurna.

 Hadap serong kanan / kiri


Aba-aba : ” Hadap serong kanan / kiri – GERAK ”.

Pelaksanaan :

1. Kaki kanan / kiri di ajukan ke depan, sejajar dengan kaki kanan / kiri.
2. Berputar arah 45o ke kanan / kiri.
3. Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali ke kaki kanan / kiri.

Dan masih banyak gerakan yang lainnya :

Pembentukan formasi dalam baris-berbaris

Bentuk barisan dengan isyarat tangan merupakan metode baris berbaris dalam
pendidikan kepramukaan yang sangat penting untuk menanamkan sikap disiplin, kerjasama,
kekompakan, kecermatan kerjasama kelompok, rasa saling percaya dan sikap penuh
tanggungjawab untuk menjaga reputasi kelompok (regu/sangga). Kegiatan ini merupakan
jenis kegiatan membentuk formasi berbagai bentuk barisan yang disesuaikan dengan isyarat
tangan oleh Kakak Pembina, Pembantu Kakak Pembina, Pemimpin Sangga atau  oleh
berbagai pihak lain yang menjadi pemimpin barisan.

Baris berbaris membentuk barisan dengan isyarat tangan bisa dilombakan antar
gugusdepan maupun antar kwartir. Kegatan ini juga bisa menjadi sebuah eksebishi yang
menarik kepada masyarakat luas karena akan dapat mencerminkan sikap sikap disiplin,
kerjasama, kekompakan, kecermatan kerjasama kelompok, rasa saling percaya dan sikap
penuh tanggungjawab para anggota Pramuka. Perubahan dari satu formasi ke formasi lain
akan membentuk sebuah pertunjukan yang sangat menarik dan penuh kecermatan.
Fungsi
Pembentukan formasi barisan berfungsi untuk berbagai keperluan, misalnya
keperluan upacara pembukaan latihan dan penutupan, persiapan lomba, persiapan permainan,
persiapan pengumuman/penjelasan, dsb.

Jenis
Bentuk Barisan dengan isyarat tangan, terdiri dari jenis-jenis sbb :
o Angka Re,
o Berderat,
o Lingkaran Besar,
o Lingkaran Kecil,
o Setengah Lingkaran,
o Barisan Terbuka,
o Barisan Tertutup,
o Barisan Perlombaan,
o Barisan Bentuk Panah/Ruji-ruji,
o Barisan Selat,
o Barisan Selat Balik,
o Barisan Bentuk Roda,
o Barisan Berbanjar.
BAB III
KESIMPULAN
Baris berbaris adalah suatu wujud latuhan fisik, yang diperlukan guna menanamkan
kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan
tertentu. Dalam peraturan baris berbaris ada istilah aba-aba. Aba-aba adalah suatu perintah yang di
berikan oleh seorang komandan kepada pasukannya, untuk dilaksanakan secara serentak atau
berturut-turut.

Berbaris pertama kali dikenal pada jaman kekaisaran Romawipada saat kaisarnya Julius 


Caesar, dengan maksud agar pasukan yang berada dibawah kekuasaannya mempunyai rasa
tanggung jawab, disiplin yang tinggi dengan melihat hasil lahir, yaitu :  kerapihan, kekompakan,
ketertiban serta kesiapan.

Anda mungkin juga menyukai