E Journal Garam
E Journal Garam
Widayat *)
Abstract
The salt of sodium chloride commonly used consumption in house , so as a raw material in industry. The
quality of salt depends on sodium chloride concentration. The objective of this research is obtained of
optimum condition in production of salt industry by using sedimentation and microfiltration process. The
optimization used surface response methodology and analysis by Statistica 6 software. The response
perceived is NaCl concentration in product. The experiments do by mixing stearic acid with NaOH solution
to product stearic sodium. Then, the solution mixed with sea water, so the white solid will be emerge, there
are stearic calcium and stearic magnesium. And so filtrate evaporated until to obtain salt. The
Mathematical model for reduction of Ca2+ and Mg2+ are
Y = 93,3185 + 1,0967 X1 + 0,1909 X12 + 1,0682 X 2 - 0,2333 X 22 - 0,3376 X 1 X 2 , with maximum conversion is
94,46% at temperature 82,42oC and stearic sodium concentration 14,16%(v/v). The maximum of NaCl
concentration is 96,19% at temperature 81,54oC and stearic sodium concetration 13,11 %(v/v). The
mathematical model for NaCl production is
Y = 92,7596 − 0,3443 X 1 − 3,3706 X 12 + 2,9553 X 2 - 0,9562 X 22 - 1,9272 X 1 X 2 . The results of NaCl not yet
fulfilled with SNI industry salt. The NaCl concetration in SNI is 98,5%. So, this process is nt aplicable for
productiob salt industry in Indonesia.
Key words: surface response methodology; sedimentation; microfiltration; stearic sodium; inversion
Pendahuluan
Kebutuhan garam NaCl nasional pada tahun 2002 Penelitian untuk mengurangi impuritas dalam garam,
sekitar 3.600.000 ton /tahun terdiri atas garam kon- juga dapat dilakukan dengan kombinasi pencucian
sumsi 1.200.000 ton / tahun dan garam industri dan pelarutan cepat, seperti yang telah dilakukan oleh
2.400.000 ton /tahun (Anonim, 2002). Kebutuhan Bahruddin, dkk (2003). Penelitian ini mereaksikan
garam diperkirakan meningkat sejalan dengan per- garam rakyat dengan Na2CO3 dan NaOH sehingga
kembangan penduduk dan pertumbuhan industri. timbul endapan CaCO3 dan Mg(OH)2. Pada peneli-
Sesuai dengan SK Menteri Perindustrian Nomor tian ini dilakukan percobaan untuk menentukan rasio
29/M/SK/2/1995 tentang pengesahan serta penerapan Ca/Mg optimum baik dengan menggunakan ataupun
Standar Nasional Indonesia (SNI), kadar NaCl untuk tanpa flokulan. Hasil yang diperoleh menunjukkan
garam industri haruslah 98,5 db (Tabel 1). Namun bahwa pemurnian garam sangat dipengaruhi oleh
sampai saat ini, semua produksi garam di Indonesia rasio Ca / Mg, dimana bila rasionya terlalu besar
belum memenuhi SNI maupun SII, sehingga untuk ataupun terlalu kecil akan mengakibatkan pengenda-
memenuhi kebutuhan dalam negeri, khususnya garam pan impuritas tidak berlangsung dengan baik. Rasio
industri, Negara Indonesia masih harus mengimpor. Ca/Mg yang paling baik sebesar 2. Penambahan
flokulan cukup mempengaruhi penurunan kadar Ca2+
Tabel 1. SNI dan SII Garam Industri dan relatif sedikit mempengaruhi penurunan kadar
(Sumber: Anonim, 2002) Mg2+.
Parameter SNI (%) SII (%)
NaCl (db), max 98.5 98.5 Pembuatan garam dari air laut juga telah dilakukan
H2O 3 4 seperti oleh Widayat, dkk., (2005). Pembuatan garam
Ca (db), max 0.10 0.10 dilakukan dengan menggunakan metode pengenda-
Mg (db), max 0.06 0.06 pan dan evaporasi dengan pelarut NaOH dan gas
SO4 (db), max 0.20 0.20 CO2. Pelarut NaOH dan gas CO2 berfungsi untuk
mengendapkan ion Mg2+ dan Ca2+. Hasil garam yang
Penelitian tentang pembuatan garam industri yang diperoleh belum sesuai SNI dikarenakan Ca2+ yang
sesuai dengan SNI telah dilakukan, antara lain reka- terendapkan menjadi CaCO3 kurang maksimal. Abu
yasa alat purifikasi garam rakyat menjadi garam Khader, (2004) melakukan penelitian pembuatan
industri dengan metode pencucian oleh Marihati, garam industri dari air laut mati dengan 3 metode,
dkk., (2001). Secara keseluruhan diperoleh hasi yaitu yaitu penambahan asam stearat dan natrium hidro-
perbaikan kualitas garam dari garam krosok /rakyat ksida, penambahan natrium karbonat, dan modifikasi
menjadi garam murni. Konsentrasi NaCl mengalami proses. Modifikasi proses yang digunakan adalah
peningkatan rata-rata 5,3%. penggabungan metode pengendapan dan mirofiltrasi
dengan membran. Hasil yang diperoleh menunjukkan
*) Staf Pengajar Jurusan Teknik Kimia Fakultas bahwa metode modifikasi proses memberikan hasil
Teknik Undip yang paling baik. Penelitian Abu Khader, (2004)
menggunakan metode pengendapan dan mikrofiltrasi
TEKNIK – Vol. 30 No. 1 Tahun 2009, ISSN 0852-1697 11
dengan pelarut campuran asam stearat (CH3(CH2)16
COOH) dan natrium hidroksida (NaOH). Reaksinya
adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Rancangan percobaan
CH3( CH2 ) COOH+ NaOH → CH3( CH2 ) COONa+H2O
central composite design
16 16 Temperatur Konsentrasi Na
X1 X2
CH
3
(
( CH2 )16 COONa + CaCl2 → CH3( CH2 )
16
COO )
2
Ca + NaCl
0,000 -1,414
(oC)
85,00
Stearat (% v/v)
5,00
CH
3
(
( CH2 )16 COONa + MgCl2 → CH3( CH2 )
16
COO )2
Mg + NaCl
1,000 -1,000 80,00 10,00
1,000 1,000 90,00 10,00
Membran mikrofilter merupakan jenis membran yang 0,000 0,000 85,00 7,50
digunakan dalam proses mikrofiltrasi. Mikrofiltrasi -1,000 1,000 80,00 10,00
adalah proses filtrasi terhadap suatu partikel tersus-
0,000 0,000 85,00 7,50
pensi dengan ukuran 0,1 – 10 µm dimana proses
adsorbsi terjadi ketika membran menangkap partikel. -1,000 -1,000 85,00 3,96
Membran mikrofilter terdiri dari 2 bagian, yaitu -1,414 0,000 85,00 11,04
prefilter yang terletak di bagian luar untuk menyaring
partikel yang lebih kasar dan membran filter yang 0,000 1,414 77,93 7,50
lebih tipis dan halus untuk menyaring partikel yang 1,414 0,000 92,07 7,50
cukup halus. Membran mikrofilter memiliki ukuran
diameter poros antara 0,22 – 0,45 µm (Baker, 2000) X1 dan X2 merupakan pengkodean untuk variabel
temperatur dan konsentrasi natrium stearat. Hubungan
Penelitian ini bertujuan mencari kondisi operasi X1 dan X2 dengan variabel temperatur dan konsentrasi
optimum untuk variabel temperatur dan konsentrasi natrium stearat seperti disajikan pada persamaan 1
natrium stearat dalam proses pengendapan garam dan 2.
NaCl dengan menggunakan metode respon permu-
kaan.
T − 85o C
X1 = ................................................. (1)
Bahan dan Metode Penelitian 5o C
Air laut yang dipakai sebagai bahan baku utama dan
diperoleh dari daerah garam di Kabupaten Rembang T − 7,5 %(v / v)
Jawa Tengah. Bahan pembantu adalah asam stearat X2 = .................................. (2)
dan natrium hidroksida diperoleh dari toko kimia di 2,5 %(v / v)
kota Semarang. Reaktor yang digunakan berbentuk
tangki berpengaduk yang dilengkapi dengan heater Langkah percobaan yang dilakukan meliputi tahap
dan pengendali temperatur. Membran yang digunakan pembuatan larutan natrium stearat, proses reaksi,
adalah jenis membran mikrofiltrasi dari polisulfon. proses penyaringan dan proses pembentukan kristal
Penelitian dilakukan dengan variabel tetap adalah garam. Pembuatan natrium stearat dilakukan dengan
waktu proses 60 menit, volume air laut 2 liter, cara mereaksikan asam stearat dengan natrium
kepekatan air laut 20oBe dan perbandingan mol asam hidroksida. Larutan natrium stearat dibuat dengan
stearat dengan natrium hidroksida 1:1. Rancangan cara mencampur asam stearat dan air dengan per-
percobaan yang digunakan adalah central composite bandingan berat 1:1. Air laut terlebih dahulu disaring
design seperti disajikan dalam Tabel 2.. Respon yang dan dipanaskan atau diuapkan airnya sampai 20oBe.
diamati dari penelitian ini adalah konversi pengu- Air laut selanjutnya direaksikan dengan larutan
rangan kandungan Ca2+ dan Mg2+ serta konsentrasi natrium stearat pada variabel operasi yang telah
NaCl dalam garam. Konversi pengurangan kandu- ditentukan. Reaksi dilakukan dalam reaktor berpe-
ngan Ca2+ dan Mg2+ selanjutnya dilakukan perhitu- ngaduk yang dilengkapi dengan pengatur suhu.
ngan reratanya. Pengolahan data untuk memperoleh Padatan yang terbentuk disaring untuk memisahkan
kondsi optimum dilakukan dengan menggunakan filtrat dengan endapannya. Filtrat yang dihasilkan
perangkat lunak Statistica 6. dianalisis kadar Ca2+ dan Mg2+, selanjutnya diuapkan
airnya hingga diperoleh endapan garam untuk
dianalisis kadar NaClnya. Analisis kadar Ca dan Mg
menggunakan dengan metode kompleksometri, se-
dang analisis logam dan ion yang ada dalam garam
dengan AAS. Konsentrasi Cl- dianalisis dengan
metode argentometri. Proses dan peralatan untuk
penelitian seperti disajikan pada Gambar 1.
6
6
5
5
Hasil dan Pembahasan Na-stearat. Konversi rerata Mg2+ dan Ca2+ yang
Pengendapan ion Ca2+ dan Mg 2+ membentuk Mg-stearat dan Ca-stearat seperti
Ion Ca2+ dan Mg2+ merupakan impuritas terbesar disajikan dalam Tabel 3. Kolom pertama dan kedua
yang terkandung dalam air laut. Keberadaan kedua merupakan kondisi operasi yang digunakan pada
jenis ion ini, menyebabkan produk garam mempunyai percobaan. Kolom kelima merupakan konversi rerata
kadar NaCl cukup rendah. Dalam penelitian ini, ion Mg2+ dan Ca2+. Kolom keenam adalah hasil perhi-
Mg2+ dan Ca2+ dalam air laut akan diendapkan men- tungan konversi rerata Mg2+ dan Ca2+ menurut model
jadi Mg-stearat dan Ca-stearat dengan menggunakan persamaan 3.
dimana Y adalah konversi rerata dari pengurangan dingkan kedua variabel mempunyai nilai sebesar
Mg2+ dan Ca2+. 1,03. Kombinasi variabel konsentrasi dan temperatur
(1Lby2L) mempunyai pengaruh yang relatif kecil dan
Gambar 2 merupakan diagram Pareto untuk konversi pengaruhnya negatif. Perbedaan variabel kwadrat dan
rerata dari pengurangan Mg2+ dan Ca2+. dimana interaksi antar variabel juga tidak terlalu besar,
variabel X1 (1L) dan variabel X2 (2L) mempunyai sehingga model persamaan 3 sudah dapat mewakili
pengaruh relatif sama kuatnya terhadap konversi proses pengurangan ion Mg2+ dan Ca2+ dari air laut.
rerata dari pengurangan Mg2+ dan Ca2+. Jika diban-
2.489859
(2)X2(L)
1Lby2L
2.425219
X2(Q)
X1(Q)
-.542049
-.400443
.3277855
p=.05
Gambar 2. Diagram Pareto untuk hasil analisa terhadap konversi rerata pada pengurangan Mg2+ dan Ca2+
Gambar 3 menunjukkan bahwa penyimpangan data bisa dikatakan dapat mewakili proses pengendapan
percobaan dan data perhitungan (model) cukup kecil. ion Mg2+ dan Ca2+dalam air laut. Dari Gambar 3 juga
Hal ini bisa terlihat pada harga MS Residual yang terlihat bahwa ada sebagian data yang mendekati
cukup besar, yaitu 1,552. Oleh karena itu model juga model dan ada juga yang cukup jauh dari model.
95.5
95.0
94.5
94.0
93.5
Hasil Prediksi
93.0
92.5
92.0
91.5
91.0
90.5
90.0
89 90 91 92 93 94 95 96 97
Hasil Percobaan
Gambar 3. Grafik hubungan data teramati dengan data perhitungan konversi rerata pada pengurangan Mg2+
dan Ca2+.
2.0
1.5
1.0
0.5
2
0.0
x
-0.5
-1.0
-1.5
96 96
94 94
92 -2.0 92
90 -2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 90
88 88
X1
Gambar 4. Grafik countour dan tiga dimensi dari konversi rerata pada pengurangan Mg2+ dan Ca2+.
Gambar 4.a merupakan grafik tiga dimensi dari Gambar 4 b. terlihat di daerah yang gelap /merah tua
model matematika persamaan 3 dan diagram counto- dimana profil dan kondisi operasi yang digunakan
urnya, dimana hasilnya berbentuk saddle point. masih di luarnya. Hal ini dapat diperjelas dari Tabel
Gambar 4 menunjukkan bahwa titik – titik hasil 4. Tabel 4 menunjukkan bahwa variabel X2 pada nilai
percobaan masih di luar pada titik konversi maksi- 2,663. Nilai tersebut terletak diluar dari variabel
mum yang dapat dicapai. Nilai maksimum pada operasi untuk X2 (-1,414 ≤ X2 ≤ 1,414).
Tabel 4. Harga kritis dari variabel pada pengurangan Mg2+ dan Ca2+.
Data percobaan (batas Data percobaan (batas
Variabel Nilai kritis
bawah) atas)
X1 -1,414 -0,517 1,414
X2 -1,414 2,663 1,414
Harga kritis variabel X1 adalah -0,517 atau untuk leh konversi rerata pengurangan ion Ca2+ dan Mg2+
temperatur sebesar 82,42oC dan X2 sebesar 2,663 sebesar 94,46%. Hasil yang diperoleh pada penelitian
untuk konsentrasi natrium stearat 14,16%(v/v). De- ini kurang maksimal karena kurangnya reaktan na-
ngan menggunakan model persamaan 3 akan dipero- trium stearat yang bereaksi dengan ion Ca2+ dan
Mg2+.
2 2
Y = 92 , 7596 − 0,3443 X − 3,3706 X + 2 , 9553 X - 0,9562 X - 1,9272 X X
1 1 2 2 1 2
(4)
(2)X2(L) 3.076906
X1(Q) -2.65276
1Lby2L -1.41878
X2(Q) -.75255
(1)X1(L) -.358455
p=.05
Perhitungan efek variabel (nilai dalam absolut)
Gambar 5 merupakan diagram Pareto untuk p = 0,05 dimana merupakan jarak minimum dari
konsentrasi NaCl dalam produk garam. Gambar di suatu efek (variabel) dalam pengaruhnya terhadap
atas menunjukkan bahwa variabel konsentrasi respon, sehingga bisa dikatakan variabel konsentrasi
natrium stearat (X2L) jauh lebih berpengaruh memberikan pengaruh yang besar dalam proses ini.
daripada variabel temperatur operasi (X1L) jika
ditinjau dari model linier, bahkan juga lebih besar Variabel temperatur operasi, jika ditinjau dari model
dibandingkan dengan model kwadrat dari X1. kuadrat, jauh lebih berpengaruh daripada variabel
Variabel konsentrasi lebih besar dari batas minimum konsentrasi natrium stearat. Variabel temperatur men
96
94
92
Hasil prediksi
90
88
86
84
82
82 84 86 88 90 92 94 96 98 100
Hasil percobaan
Gambar 6. Grafik hubungan data teramati dengan data terprediksi untuk konsentrasi NaCl
Gambar 7.a. menunjukkan bahwa nilai maksimum pada Gambar 7.b. Nilai maksimum diperoleh pada
dapat diperoleh dari grafik ini, meskipun salah satu daerah merah tua, sedangkan nilai-nilai dari hasil
variabel operasi (X2) masih di luar nilai yang percobaan masih diluar nilai tersebut. Nilai-nilai
ditentukan. Hal ini diperjelas dar grafik countour variabel ini, secara jelas disajikan dalam Tabel 6.
2.0
1.5
1.0
0.5
X2
0.0
-0.5
-1.0
95 -1.5 95
90 90
85 85
80 -2.0 80
75 -2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 75
70 70
65 65
X1
Gambar 7. Grafik 3 dimensi dan countor dari konsentrasi NaCl pada produk garam