Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 4 Nomor 2

Upaya Menurunkan Waktu Tunggu Obat Pasien Rawat Jalan dengan Analisis
Lean Hospital di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS Atma Jaya
Efforts to Reduce Drug Waiting Time for Outpatient Patients with Lean Hospital Analysis in
Outpatient Pharmacy Installation at Atma Jaya Hospital

Danyel Suryana

Program Pasca Sarjana Administrasi Rumah Sakit Indonesia


Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

*Email: danyel.suryana@gmail.com

ABSTRAK

Salah satu cara untuk melakukan efisiensi, meningkatkan mutu pelayanan dan meningkatkan keselamatan pasien di
Amerika dengan menggunakan konsep Lean Thinking yang diterapkan di rumah sakit menjadi Lean Hospital. Di
Rumah Sakit Atma Jaya yang merupakan Rumah Sakit Swata Kelas B Pendidikan, penelitian ini menganalisis alur
pelayanan resep di Instalasi Farmasi Rawat Jalan sebagai data untuk perbaikan. Dengan menggunakan Root Cause
Analysis (RCA), metodologi penelitian operational research, dilakukan observasi dan wawancara mendalam
memperlihatkan bahwa kegiatan non value added bisa sampai 85% dan kegiatan value added hanya 15% pada
penyiapan obat non racikan. Sedangkan untuk obat racikan kegiatan non value added sekitar 68% dan value added
sebesar 32% nilainya. Data tersebut menunjukan bahwa telah terjadi pemborosan (waste). Usulan perbaikan untuk
mengurangi pemborosan antara lain penggantian SIM RS yang baru dan menggiatkan fungsi Tim Kendali Mutu di
Instalasi Farmasi. Bila perbaikan ini telah di implementasi, diharapakan terjadi peningkatan efisiensi di Instalasi
Farmasi Rawat Jalan dan meningkatkan kepuasan pasien.

Kata kunci: konsep lean, lean thinking, lean hospital, resep, waktu tunggu obat, rawat jalan, pemborosan, analisis
akar masalah.

ABSTRACT

One option to increase efficiency, service quality and patient safety in the United States of America is by using the
Lean Thinking concept, which are implemented in Hospitals to become a Lean Hospital. In Atma Jaya Hospital, a
class B study private hospital, the research analyses the workflow of prescription sevice in outpatient pharmacy
departement to act as data for improvement analysis. Also, by utilizing Root Cause Analysis (RCA), operational
research methology, in-depth observation and interviews are conducted at compounding and non-compounding
medicine storage of Outpatient Patient Departement, the result shows non-value added activities reaches 85%, while
value added activities are only 15% on non-compounding medicine storage. While, on compounding medicine storage,
non-value added and value added activities are at 68% and 32% respectively. These data clearly shows that great
inefficiencies has occurred. Solution is suggested to increase the efficiency in the department, changing Hospital
Information System and activate the Quality Control Team function. If these steps are implemented, we can expect the
overall efficiency in the Outpatient Pharmacy Departement to improve significantly and resulted in higher patient
satisfaction.

Keywords: concepts lean, lean thinking, lean hospital, prescription, drug waiting time, outpatient, waste, root cause
analysis.

Jurnal ARSI/Februari 2018 110


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 4 Nomor 2

PENDAHULUAN Waktu tunggu pelayanan obat dibagi menjadi dua yaitu


waktutunggu pelayanan resep obat non racikan dan waktu
Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang sangat tunggu pelayanan resep obat racikan. Menurut Permenkes
kompleks,dimanaorganisasiiniterkenaldengan organisasi No 58 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal
padat modal, padat usaha dan padat karya. Keadaan ini Rumah Sakit dijelaskan bahwa waktu tunggu pelayanan
menuntut manajemen rumah sakit untuk bisa menjaga resepobatnonracikan adalahtenggangwaktumulaipasien
keseimbangan antara kualitas pelayanan dan kepuasan menyerahkan resep sampai dengan menerima obat non
pelanggan. Selain itu, Rumah Sakit dituntut tidak hanya racikan/ obat jadi. Sedangkan waktu tunggu pelayanan
mampu memberikan pelayanan yang memuaskan resep obat racikan adalah tenggang waktu mulai pasien
(customer satisfaction) tetapi juga berorientasi pada nilai meyerahkanresepsampaidenganmenerimaobat racikan.
(customer value). Organisasi tidak semata-mata mengejar
pencapaian produktifitas kerja yang tinggi tetapi juga (Graban and Mark 2012) dalam buku Improving Quality,
kinerja yangakan diberikan.(Gaspersand Fontana2011). patients Safety, and Employee Engagement mengatakan
bahwa Lean adalah sebuat metodologi yang dapat
RS Atma Jaya adalah rumah sakit swasta non profit tipe B dilakukanrumahsakituntukmeningkatkankualitaspelayanan
dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 125 tempat tidur. terhadap pasien dengan cara mengurangi kesalahan dan
RS Atma Jaya sejak Januari 2014 telah bekerjasama waktu tunggu. Lean meruapakan pendekatan yang
dengan BPJS Kesehatan dan sejak itu jumlah kunjungan mendukung staf dan tenaga medis menjadi lebih fokus
pasien meningkat secara signifikan dari waktu ke waktu, dalam memberikan pelayanan, juga dapat membantu
khususnyajumlahkunjunganpasienrawatjalan. membangunhubunganyanglebihsinergisantardepartemen
di rumahsakit.
Peningkatan jumlah pasien merupakan sebuah hal yang
patut di syukuri oleh pihak Rumah Sakit, karena RS Atma Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas
Jaya masih menjadi pilihan masyarakat untuk memenuhi masalah utama yang dihadapi oleh Instalasi Farmasi
kebutuhanpelayankesehatannya. Rumah Sakit Atma Jaya khususnya di bagian Instalasi
Farmasi Unit Rawat Jalan adalah waktu tunggu pelayanan
SebagaibagiandariprosesmawasdirimakaRSAtmaJaya obat yang lama. Menurut Permenkes Nomor 58 Tahun
melakukan Survey Kepuasan Pasien secara rutin, dan 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
berdasarkan hasil Survey Kepuasan Pasien Poliklinik ditetapkan waktu tunggu obat maksimal 15 menit untuk
Rawat Jalan RS Atma Jaya bulan September 2016 obat non racikan dan 30 untuk obat racikan, tanpa melihat
(didapatkan bahwa mayoritas pasien tidak puas dengan jumlah item obat. Dengan menganalisis waktu tunggu
kecepatan layanan di farmasi (ditampilkan dalam grafik 1 pelayanan resep obat di Instalasi Farmasi Unit Rawat Jalan
dantable1). dengan pendekatan Lean diharapkan dapat memperbaiki
waktutungguobat yanglama.
Pelayananfarmasi merupakansalah satukegiatandi rumah
sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. TINJAUAN PUSTAKA
BerdasarkanKepmenkesNo.1197Tahun2004Pelayanan
farmasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem Menurut (Widiasari 2009), waktu pelayanan resep terdiri
pelayanankesehatan rumah sakit yangutuh dan berorientasi dari berbagai tahap yaitu:
kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, 1. Tahap pemberian harga, tahap pembayaran dan
termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi penomoranmemakanwaktulebihdarisatumenit.
semua lapisan masyarakat. Farmasi merupakan unit yang 2. Tahap resep masuk dan tahap pengecekan dan
memberikanpendapatanterbesaruntuksebuahrumahsakit penyerahanobat.
Besarnya omzet obat mencapai 50-60% dari anggaran 3. Tahap pengambilan obat paten, tahap pembuatan obat
rumahsakit(Trisnantoro2009). racikandantahapetiketdan kemas.

Jurnal ARSI/Februari 2018 111


Danyel Suryana., Upaya Menurunkan Waktu Tunggu Obat Pasien Rawat Jalan dengan Analisis Lean Hospital di
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Instalasi Farmasi RawatVolume
Jalan RS4 Atma
Nomor 2
Jaya

Menurut (Pillay 2011) dalam penelitiannya di Malaysia sistem secara keseluruhan dan value stream yang ada di
mengatakan bahwa sejumlah faktor yang memberikan dalamnya. Dari tool ini, informasi tentang aliran informasi
kontribusi terhadap waktu tunggu pasien di rumah sakit dan fisikdalamsistem(ditampilkandalamtable2).
umum dinilai dari persepsi karyawan, sebagai berikut :
1. Beban kerja mempengaruhi waktu tunggu pasien, Waste merupakan segala tindakan yang dilakukan tanpa
salah satunya seperti kurangnya staff atau dokter. menghasilkannilai,sebagaicontohperbaikan yangdilakukan
KurangnyaSDMdi RumahSakitUmumMalaysia akibat adanya kesalahan, produk yang tidak diinginkan
disebabkan Karena adanya kesenjangan gaji antara pasien, penumpukan inventori, tahap proses yang tidak
rumahsakitumumdan swasta,yangmenyebabkan terlalu dibutuhkan,pemindahan karyawan atau barang yang
migrasitenaga. tidak perlu dari suatu tempat ke tempat lain, menunggu
2. Kesehatan terlatih dari rumah sakit umum ke rumah akibat pengantaran yang tidak tepat waktu, dan seluruh
sakit swasta. Kesulitan melacak kartu pasien saat barang dan jasa yang tidak sesuai di mata konsumen
pekerjaan berlangsung dirasakan menambah beban (ditampilkandalamtable3).
kerja, diikuti gangguan dari pasien yang memerlukan
bantuan informasi sehingga menyebabkan petugas Dalam Toyota Triangle bahwa berbagai instrument atau
melakukantugasnon-terkaitlainnya. alat teknik yang ada hanyalah satu komponen dari sebuah
3. Fasilitas yang tidak memadai, kurangnya ruang sistem Lean yang terintegrasi. Berikut ini lean tools yang
konsultasi dianggap berkontribusi pada masalah waktu bisa diterapkan, antara lain 5S, Kanban, Kaizen, Error
tunggu,samasepertiramainyaruangtunggu. ProofingdanVisualManagement.
4. Dokter sering terlambat praktek dan kurangnya
pengawasan dari pihak manajemen mengakibatkan a) 5S
timbulnya penumpukan pasien. Hal yang sama juga Tahapan 5S aslinya merupakan metode yang berasal
dikemukakan oleh (Purwanto, Indiati et al. 2015), dari lima kata dalam bahasa Jepang, yaitu Seiri, Seiton,
“Resep datang bersamaan menambah waktu tunggu Seiketsu dan Shitsuke. Sedangkan dalam Bahasa
antrian. Intervensi sistem pelayanan dokter perlu Inggris, 5S adalah Short, Store, Shine, standardize dan
dipertimbangkan yaitu pemeriksaan pelayanan pasien Sustain.
lebihawal.”. a. Seiri (Sort): Memisahkan barang yang dibutuhkan
5. Sikap karyawan yang kurang memiliki kompetensi, dan membuang barang yang tidak diperlukan dari
komitmen dan proses bekerja yang tidak efisien. tempatkerja.
Kerjasamaantarbagian yangtidakbaik. b. Seiton (Stabilize, Straighten, Set in Order, Simplify):
Menyimpan barang yang diperlukan di tempat
Faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi selain yangtepat agarmudahdiambilsaatdigunakan.
faktor antrian adalah jumlah pelayanan, computer yang c. Seiso (Shine, Sweep): Mempertahankan tempat
kurang dan software yang lambat, ketersediaan obat tidak kerjaagartetapbersihdan rapi.
lancar, tidak semuapetugas paham administrasi dan sistem d. Seiketsu (Standardize): diperlukan standarisasi
administrasiBPJSyangrumit(Purwanto,Indiatietal.2015) terhadappraktek5S di atas (Seiri,Seiton,Seiso)agar
tempatkerjaterjagakebersihandan kerapiannya.
Lean Healthcare merupakan strategi yang berfokus e. Shitsuke (Sustain, Self-discipline): diperlukan
menghilangkan tidak efisien dan dengan demikian kedisiplinandanbudayadalam melakukanpekerjaan
memberikan waktu yang lebih untuk aktivitas pelayanan sesuai standard dan dibangun rencana masa depan
pasien (Lestie, Hagood et al. 2006). Alur proses pelayanan agar sistem kerja dapat dikembangkan terus-
di rumah sakit yang sering dikeluhkan oleh pasien adalah menerus.
dokter yang datang tidak tepat waktu, ruang tunggu yang
kurang nyaman, dan rekam medis yang sering terlambat b) Kanban
(Wasetya and Dwiyani 2012) Big Picture Mapping Metode Kanban bersumber pada prinsip Just in Time
merupakan tool yang digunakan untuk menggambarkan yang artinya barang disediakan sesuai kebutuhan, pada

Jurnal ARSI/Februari 2018 112


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 4 Nomor 2

saat yang tepat dan dalam jumlah yang tepat, sehingga 1. Persiapan: Mengidentifikasi tim pemetaan, produk atau
tidakterjadipemborosanpadapersediaan. proyek dengan mempelajari bagaimana produk akan
c) VisualManagement dipetakan.
Metode manajemen visual membuat berbagai waste, 2. Current State: Sepakat terhadap peta yang telah
permasalahan, kondisi abnormal dengan mudah dan dipahami dari kondisi saat ini (current state value
nyata terlihat oleh seluruh karyawan dan manajemen. streammap).
Bentukdarimanajemenvisualdi rumahsakitdiantaranya 3. Future State: Sepakat terhadap pemetaan design proses
petunjukarah,daftarpraktekdokter,daftarfasilitasdanlain masadepan(futurestatevaluestreammap).
sebagainya. 4. Perencanaan dan penerapan: Pengembangan perencanaan
untukmencapaifuturestate
d) Kaizen
Kaizen adalah suatu proses perbaikan yang dilakukan METODOLOGI PENELITIAN
secaraterus-menerus atau continousimprovementyang
dilakukan setiap hari. Perubahan yang terjadi secara Desain penelitian ini menggunakan operational research.
bertahap sedikit demi sedikit. Siklus Plan-Do-Check- Dengan konsep lean hospital dalam melakukan telaah
Act (PDCA) adalah kerangka operasi Lean dan dokumen, observasi dan wawancara. Penelitian dilakukan
merupakan metodelogi yang diterapkan dalam di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS Atma Jaya dan
implementasiKaizen. pengambilan data dilakukan pada bulan April dan Mei
2017.
e) ErrorProofing
ErrorProofingbukansuatuteknologispesifik,melainkan Sumber data penelitian ini adalah data primer dan data
suatu pola pikir dan pendekatan yang membutuhkan sekunder. Data primer didapatkan melalui observasi
kreativitas diantara mereka yang merancang peralatan, langsungdanwawancaraterstruktur.Observasidilapangan
desain proses atau yang mengelola proses (Graban, dengan mengukur waktu tunggu resep obat pasien di
2012). Error-proofing berfokus pada kesalahan itu Instalasi Farmasi Rawat Jalan sejak pasien menyerahkan
sendiri, dan respon untuk penyelesaian masalahnya resep hingga pasien mengambil obat.
adalahmengertidanmencegah kesalahan.
WawancaraterstrukturdilakukandenganDirekturPelayanan,
Value Stream Mapping merupakan diagram terstruktur Manager penunjang Medik, Supervisor Farmasi, Staf
atau suatu metode yang dipakai dalam melakukan Farmasi, Dokter Spesialis, Pasien Rawat Jalan.Populasi
pemetaan berkaitan dengan aliran produk dan aliran penelitian ini adalah semua resep pasien Instalasi Rawat
informasi mulai dari pemasok, produsen dan pelanggan Jalan yang datang setiap hari Senin sampai dengan Sabtu
dalam suatu gambar utuh meliputi semua proses suatu padaPukul 08.00 – 14.00 WIB. Jumlahsampel yang akan
sistem (Graban and Mark 2012). diambil pada penelitian ini adalah sebanyak 30 resep. Dari
jumlah diatas, akan di bagi sebesar 70% (20) sebagai
Value Stream Mapping mengidentifikasi seberapa lama sampel non racikan,dan 30% (10)sebagaisampel racikan.
langkah setiap proses diperlukan untuk menyelesaikannya
dan yang lebih penting waktu yang dihabiskan darisetiap Data yang telah dikumpulkan harus dijaga validitasnya
proses tersebut. Dapat diketahui juga seluruh proses dengan melakukan uji validitas yaitu triangulasi data. Ini
produksimulaidari awal hinggabarangatau jasasampaidi bertujuan untuk meningkatkan validitas dan realibilitas,
pelanggan. Dari Setiap proses yang dilalui akan terlihat ketepatan dalam interpretasi dan meningkatkan keyakinan
valuedan waste, sehingga dapat digambarkan Future State bahwa data yang dikumpulkan menunjukan data yang
Map sebagai upaya perbaikan. Berikut adalah langkah- sesungguhnyadan tidakdibuat-buat.
langkah dalam proses membuat Value Stream Mapping
menurut Locher(Locher2008). HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal ARSI/Februari 2018 113


Danyel Suryana., Upaya Menurunkan Waktu Tunggu Obat Pasien Rawat Jalan dengan Analisis Lean Hospital di
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Instalasi Farmasi RawatVolume
Jalan RS4 Atma
Nomor 2
Jaya

Pada hasil observasi dilapangan dan hasil wawancara lebih visual sehingga lebih mudah dipahami dan akan
ditemukan bahwa proses Penulisan Etiket dilakukan terlihat proses kegiatan antar departemen (ditampilakn
sebelum proses Penyiapan Obat, sedangkan pada SPO dalam gambar 2 dan gambar 3).
yang tertulis dijelaskan bahwa proses Penulisan Etiket 1. Datahasilobservasiresepracikan
dilaksanakan sesudah proses Penyiapan Obat (ditampilkan Pada VSM pelayan resep racikan pasien rawat jalan di
dalam gambar 1). Berdasarkan hasil observasi alur proses Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS Atma Jaya, terlihat
pelayanan resep di Instalasi Farmasi Rawat Jalan dapat bahwa waktu rata-rata yang dibutuhkan sejak rèsep
dijelaskansebagaiberikut: diserahkan sampai dengan obat diberikan kepada
a. Setelah pasien mendapatkan resep dari dokter, maka pasienadalah106 menit, yangterdiridari kegiatan yang
pasiendi arahkanke Instalasi FarmasiRawatJalan. menambah nilai (VA) sebanyak 34 menit (32%) dan
b. Apoteker kemudian akan melakukan skrinning resep, kegiatan yang tidak menambah nilai (NVA) sebanyal
meliputi:Adiministrasi,Farmasetisdan Klinis. 72 menit (68%). Dari sini peneliti dapat melihat secara
c. Bila tidak ada kendala maka petugas kemudian akan sekilas bahwa sekitar 70% dari total waktu rata-rata
input resep ke SIM RS (Sistem Informasi Manajemen dihabiskanhanyauntukmelakukankegiatan yangtidak
RS) dan mencetak struk pembayaran dan diserahkan menambahnilai.
kepadapasienataukeluargapasien. 2. Datahasilobservasiresepnon racikan
Bila ditemukan kendala, terutama bilamana terkait Pada VSM pelayan resep racikan pasien rawat jalan di
dengan farmasetik dan klinis maka apoteker akan Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS Atma Jaya, terlihat
mengkonsultasikan lebih lanjut kepada dokter yang bahwa waktu rata-rata yang dibutuhkan sejak resep
bersangkutan. Setelah kendala atau masalah teratasi diserahkan sampai dengan obat diberikan kepada
baru resep akan di input kedalam SIM RS. pasien adalah 88 menit, yang terdiri dari kegiatan yang
d. Pasien ataukeluarga pasien menuju ke Kasir untuk menambah nilai (VA) sebanyak 13 menit (14,7%)dan
melakukan pembayaran sesuai dengan antrian kegiatan yang tidak menambah nilai (NVA) sebanyak
pembayarandikasir. 75menit(85,3%).Darisinipenelitidapatmelihatsecara
e. Petugas farmasi menyiapkan obat sesuai dengan resep sekilas bahwa sekitar 85% dari total waktu rata-rata
dokter,penulisanetiketdanpengemasan. dihabiskanhanyauntukmelakukankegiatan yangtidak
f. Setelah melakukan pembayaran di Kasir, keluarga menambahnilai.
pasien menyerahkan bukti pembayaran (kwitansi) ke
petugasInstalasiFarmasiRawatJalan. Pada observasi alur proses pelayanan di Instalasi Farmasi
g. Setelah obat siap, maka apoteker akan menjelaskan Rawat Jalan, sejak pasien menyerahkan resep sampai
kepada pasien/keluarga pasien mengenai jenis obat denganpasienmendapatobatdanpulang,dapatdiidentifikasi
yangditerimadancaraminumobattersebut.Kemudian waste pada setiap proses yang dapat dikelompokkan
apoteker menyerahkan obat kepada pasien atau berdasarkan 8 jenis pemborosan (waste) yang terjadi di
keluargapasien. pelayanan rawat jalan Poliklinik Spesialis. Pemborosan
(waste) yang terjadi pada alur proses pelayanan di Instalasi
Hasil observasi setiap resep yang masuk dikelompokkan Farmasi Rawat Jalan RS Atma Jaya. (ditampilkan dalam
sesuai dengan variasi obat racikan atau non racikan dan tabel4).
diberi keterangan apakah proses yang dilewati pasien
merupakan kegiatan yang bernilai tambah (value added) RS Atma Jaya telah memiliki aplikasi sistem informasi
atau kegiatan yang tidak menambah nilai (non value manajemen rumah sakit dengan nama Hospit sejak tahun
added). 2008 yang dikelola oleh Bagian Informasi Teknologi (IT).
Sistem Hospit ini menggunakan server operating system
Datakegiatanyangbernilaitambahdankegiatanyangtidak NovellNetware4.11,Novellinidikembangkansejaktahun
bernilai tambah dipetakan dengan Value Stream Mapping, 1996 dan dipakai di Rumah Sakit Atma Jaya padatahun
yang bertujuan untuk memetakan sebuah proses, melihat 2008. Artinya sampai dengan 8 tahun ini software atau
keseluruhan dari proses kegiatan yang berlangsung, secara aplikasi yang digunakan di rumah sakit ini tidak pernah

Jurnal ARSI/Februari 2018 114


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 4 Nomor 2

dilakukan upgrade versinya dapat dikatakan bahwa  Membuatrekomendasistandarterapi yangdisesuaikan


aplikasi atau software ini out of date. dengan plafon INA CBG’s dengan berkoordinasi
denganKomiteMedis.
Berdasarkan hasil dari FGD dan RCA ditemukan bahwa
SIM RS yang kuno ini merupakan akar permasalahandari  Melakukanintervensidalammeingkatkanpenggunaan
berbagai kendala yang timbul di lapangan, seperti: Harga obat yangrasional
obat sering salah, Penulisan etiket secara berulang-ulang,  Melakukan sosialisasi terkait dengan kebijakan
obat sering habis, dll. Oleh sebab itu keputusan untuk penggunaan obat JKN (contoh: penggunaan obat
mengganti SIM RS yang lama ke SIM RS yang baru kronis,Fornas,dll.)
merupakankeputusan yangsudahtepat. b. Menerapkan metode 5S, visual management dan
penggunaankartuKanbandi farmasi.
KESIMPULAN DANSARAN c. Disetiap pertemuan dan briefing di Instalasi Farmasi
Rawat Jalan selalu diingatkan agar petugas teliti dalam
Kesimpulan melaksanakan tugasnya, selalumelakukan doublecheck
agar petugas tidak perlu mengulang pekerjaannya dan
Pada Current State Value Mapping dikethui bahwa tidakperlumelakukaninputulangke SIM RS.
kegiatan terbesar yang dilakukan pada penyiapan resep d. Membuat petunjuk arah yang jelas di Loket
obat racikanmerupakan kegiatan non value added (waste), Penerimaan Resep dan Penyerahan Obat agar pasien
yaitu 68%, sedangkan kegiatan value added hanya 32%. tidakkelirumenyerahkanresep.
Sedangkan pada penyiapan resep obat non racikan, e. Petugas Humas membantu di Poliklinik saat jam sibuk
kegiatan non value added sebesar 85% dan kegiatan value untuk membantu mengarahkan pasien rawat jalan
added sebesar 15%. Hal ini menunjukan bahwa proses apabilapasien/keluargapasienkebingungan.
pelayanan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS Atma Jaya
termasuk dalamUn-LeanEnterprisedan diperlukanupaya Untuk usulanjangkah menengah dan jangkapanjang perlu
untukmengefisiensikanpelayanan. dilakukan perencanaan sesuai dengan kebutuhan dan
anggaranRS AtmaJaya.
Hasil observasi ditemukan terjadi penumpukan resep pada a. Mengatur jadwal praktek dokter spesialis di Poliklinik
saat antara penerimaan resep ke entri harga obat. Setelah Spesialis.
dilakukan FGD ditarik kesimpulan bahwa prioritas masalah b. Membeli Sistem Informasi Manajemen RS (SIM RS)
terletakpada2 faktor, yaitu: Sistem Informasi (SIM RS) RS yang baru menggantikan Hospit sehingga dapat
Atma Jaya yang sudah kuno dan perlu segera diganti. mengatasi berbagai kendala yang dihadapi, seperti:
Faktor kedua adalah kurang efektifnya komunikasi antara pemantauan stok secara real time, cetak label pasien
staf farmasi dengan staf RS lainnya. Sehingga perlu untuk tempel di etiket obat, penggunaan E-prescibing
dibentukjembatankomunikasi. untukmengurangikesalahanpenulisanresep.

Saran
DAFTAR PUSTAKA
a. MenggiatkanfungsiTimKendaliMutu,KendaliBiaya Gaspers,V.andA.Fontana(2011).LeanSixSigmaforManufacturingandServiceIndustries.
dan Pencegahan Kecurangan JKN RS Atma Jaya. Jakarta,PTGramediaPustakaUtama.
Usulan yang disampaikan kepada Tim ini terkait Trisnantoro,L.(2009).MemahamiPenggunaanIlmuEkonomiDalamManajemenRumah
Sakit(Cetakan Keempat).Yogyakarta,GadjahMadaUniversityPress.
dengankewenanganTim KendaliMutu,KendaliBiaya GrabanandMark(2012).Lean Hospitals: ImprovingQuality,PatientSafety,andEmployee
danPencegahanKecuranganJaminanKesehatanNasional Engagement..NewYork,Taylor&PrancisGroupCRCPress.
Widiasari, E. (2009). Analisa Waktu Pelayanan Resep di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS
RS Atma Jaya yang berfokus pada permasalahan Tugu IbuDepokTahun2009.Depok,UniversitasIndonesia.
kefarmasianpasienJKNantaralain,yaitu: Pillay (2011). "Hospital Waiting Time : The Forgotten Premise of Healthcare Sevice
Delivery." InternationalJournalofHealthCareQualityAssurance24(7):506-522.
 Membuatrekomendasikebijakanpenggunaanobat Purwanto, et al. (2015). "Faktor Penyebab Waktu Tunggu Lama di Pelayanan Instalasi
FarmasiRawatJalanRSUDBlambangan."JurnalKedokteranBrawijaya28(2):159-163.
JKN.

Jurnal ARSI/Februari 2018 115


Danyel Suryana., Upaya Menurunkan Waktu Tunggu Obat Pasien Rawat Jalan dengan Analisis Lean Hospital di
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Instalasi Farmasi Rawat Volume
Jalan RS4Atma
Nomor 2
Jaya

Jumlah Kunjungan Rajal Jan-Des 2016


8.000
6.796
7.000 6.483
6.259
5.942 6.020
6.000 5.229
4.974 4.984
5.000 4.574
4.108 4.013 4.329

4.000

3.000

2.000

1.000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des

Grafik 1. Jumlah Kunjungan Poliklinik Rawat Jalan RS Atma Jaya Januari –


Desember 2016

Tabel 1. Survey Kepuasan Pasien Poliklinik Rawat Jalan RS Atma Jaya September Tahun
2016

Skor Total %
No. Keterangan
10 9 8 Kepuasan
a Keramahan Petugas 44 56 63 163 92
b Ketrampilan perawat 34 61 64 159 89
c Keramahan dokter 55 60 55 170 96
d Kejelasan informasi tentang penyakit 41 53 71 165 93
e Ketepatan jadwal pelayanan 33 39 76 148 83
f Kejelasan prosedur pelayanan 33 44 75 152 85
g Kecepatan proses pelayanan 28 40 80 148 83
h Keramahan petugas keamanan 26 39 81 146 82
i Kenyamanan ruang tunggu 28 44 66 138 78
j Kemudahan sistem pendaftaran / antrian 27 29 69 125 70
k Kecepatan layanan Farmasi 21 27 72 120 67
l Kejelasan informasi tentang obat 23 34 80 137 77
RATA-RATA KEPUASAN (%) 83

Sumber: Laporan Humas RS Atma Jaya, September 2016

Jurnal ARSI/Februari 2018 116


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 4 Nomor 2

Tabel 2. Prinsip Lean Thinking di Rumah Sakit


Prinsip Lean di Rumah Sakit harus
Value Spesifikasi value mulai dari titik awal sampai titik akhir (pasien)
Identifikasi seluruh value-added pada seluruh departemen,
Value Stream
menghilangkan langkah yang tidak ada value
Menciptakan alur proses yang lancar dengan mengeliminasi penyebab
Flow
masalah seperti masalah kualitas
Pull Menghindari mendorong untuk bekerja. Bekerja sesuai kebutuhan
Perfection Mencapai kesempurnaan melalui perbaikan berkelanjutan.

Sumber: Lean Enterprise Institute, 2007 dalam Graban M. Lean Hospitals: Improving Quality, Patient Safety
and Employee Satisfaction. New York: Taylor & Francis Group, 2012

Tabel 3. Delapan Pemborosan (Waste) dalam Lean

Tipe Waste Penjelasan Singkat Contoh Dalam Farmasi

Pengulangan pekerjaan karena ada proses yang salah.  obat yang salah atau dosis yang salah diberikan
Kecacatan
Pengulangan terjadi karena pada kegiatan tidak kepada pasien
(Defects)
tersedianya informasi yang tepat. 
melakukan lebih dari apa yang dibutuhkan oleh
Produksi berlebihan
pelanggan, atau melakukannya lebih lebih cepat dari  Membuat paket-paket racikan puyer
(Overproduction)
yang dibutuhkan
Seseorang tidak dapat memulai sebuah proses pekerjaan  Pasien menunggu obat, Apoteker menunggu
Menunggu
karena menunggu seseorang, barang dan informasi yang konfirmasi obat dari dokter, pasien menunggu
(Waiting)
dibutuhkan tagihan obat, dll.
 Karyawan tidak melakukan aktivitas apapun di
Pemborosan SDM (Non Utilized Kemampuan yang dimiliki seseorang tidak diketahui dalam jam kerja
People) dan dimanfaatkan dengan baik  Karyawan tidak dapat memberikan
masukan/ide untuk upaya perbaikan
 Penyimpanan barang yang digunakan sehari-
Pergerakan “produk” yang tidak diperlukan (pasien- hari tidak ditempat dimana barang tersebut
Transportasi (Transportation) pasien, spesimen, material-material) dalam sebuah digunakan
sistem
 Petugas berjalan dari satu tempat ke tempat
lain untuk mengambil catatan yang diperlukan
Besarnya persediaan mengakibatkan peningkatan beban  Obat kadaluarsa
Persediaan biaya penyimpanan dan perawatan, membutuhkan  Obat hilang
(Inventory) tempat yang lebih besar
 Obat susah dicari
Pergerakan oleh para pekerja di dalam sistem yang tidak  Petugas mencari berkas yang tidak
Pergerakan
diperlukan dikembalikan ke tempat semula
(Motion)
 Tata letak ruangan yang kurang baik
Melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan  Informasi yang diberikan berulang-ulang
Proses yang berlebihan
(Extra-processing)
kebutuhan pasien atau yang tidak bernilai tambah  Menanyakan ke pasien hal-hal detail secara
berulang

Sumber: Westwood, 2007, Going Lean in the NHS. Graban, M., Lean Hospital

Jurnal ARSI/Februari 2018 117


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Danyel Suryana., Upaya Menurunkan Waktu Tunggu Obat Pasien Rawat Jalan dengan Analisis Lean Hospital di Instalasi FarmasiVolume 4 Nomor
Rawat Jalan 1
RS Atma Jaya

Gambar 1. Alur Proses Pelayanan Resep di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS Atma Jaya Berdasarkan Hasil

Jurnal ARSI/Februari 2018 118


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 4 Nomor 2

Gambar 2. Value Stream Mapping Pelayanan Resep Racikan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS Atma Jaya

Jurnal ARSI/Februari 2018 119


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Danyel Suryana., Upaya Menurunkan Waktu Tunggu Obat Pasien Rawat Jalan dengan Analisis Lean Hospital di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS
Volume Atma Jaya
4 Nomor 2

Gambar 3. Value Stream Mapping Resep Non Racikan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS Atma Jaya

Jurnal ARSI/Februari 2018 120


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 4 Nomor 2

Tabel 4. Indentifikasi Waste di Setiap Proses di Instalasi Farmasi Rawat Jalan


Extra
Defect Over Production Non Utilized People Waiting Transportation Inventory Motion
Processing
Beban waktu pekerjaan
Petugas menunggu Peletakan obat-obatan
Letak loket penerimaan petugas farmasi yang Mencari atau Petugas input resep ke
pasien datang yang kurang teratur Ketidaksesuaian data
resep di gang sehingga tidak terbagi secara Menelepon dokter SIM RS berulang-
mengambil obat (obat menyulitkan untuk stok di SIM RS dengan
tidak mudah terlihat merata akibat untuk konfirmasi resep ulang akibat SIM RS
yang ditinggal pulang pencarian dan bolak- data stok fisik yang ada
oleh pasien. penumpukan resep di atau mengganti obat sering error
oleh pasien) balik
satu waktu
Jika pasien
Alat tulis, lem, dan
membatalkan menebus
kertas etiket sering Pengisian etiket yang
Input obat ke dalam seluruh obat di resep,
tercecer atau hilang seharusnya dilakukan
SIM RS kadang suka Jumlah persediaan obat maka Petugas farmasi
Pasien menunggu obat sehingga petugas setelah penyiapan obat,
error (harganya kosong harus melakukan
sering harus mencari- dilakukan sebelum
menjadi 0) penginputan dan
cari, terutama saat jam proses penyiapan obat.
mencetak ulang nota
sibuk.
pembayaran
Dokter tidak tahu
pasien sudah mendapat Pasien antri menunggu Menulis etiket obat
obat sebelumnya di kasir untuk secara manual dan
sehingga double resep pembayaran berulang.
untuk pasien kronis.
Petugas farmasi
Tulisan dokter tidak menelepon dokter
jelas atau kurang namun tidak diangkat-
lengkap angkat. (Menunggu
konfirmasi)

Jurnal ARSI/Februari 2018 121

Anda mungkin juga menyukai