Anda di halaman 1dari 15

PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019

“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”


ISBN: 978-623-7496-14-4

Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Tesis Mahasiswa


Program Studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Program Pascasarjana UNM

Fardillah
Universitas Negeri Makassar
Email: fardillahanif@gmail.com

Abstrak. Penelitian bertujuan mendeskripsikan penggunaan kalimat berdasarkan jumlah klausanya, kelengkapan
unsurnya, pembentuknya pada Tesis Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Pascasarjana
Universitas Negeri Makassar alumni 2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sumber data penelitian ini
diperoleh dari tesis mahasiswa program studi pendidikan jasmani dan olahraga Program Pascasarjana Universitas
Negeri Makassar. Data penelitian ini adalah penggunaan kalimat berdasarkan jumlah klausanya, kelengkapan
unsurnya, pembentuknya pada latar belakang tesis mahasiswa program studi pendidikan jasmani dan olahraga
Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar alumni 2014. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
teknik dokumentasi, teknik observasi, teknik baca, dan teknik catat. Teknik analisis data yang digunakan adalah
pencatatan data, pengidentifikasian data, pengklarifikasian data, penjelasan data, dan pengevaluasian data. Hasil
penelitian ini mununjukkan bahwa penggunaan kalimat berdasarkan jumlah klausanya pada latar belakang Tesis
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Pascasarjana UNM alumni 2014 ditemukan penggunaan
kalimat tunggal dan kalimat majemuk, kalimat tunggal terdiri atas kalimat tunggal berpredikat preposisi, kalimat
tunggal berpredikat verbal, kalimat tunggal berpredikat adjektiva, kalimat tunggal berpredikat nominal, dan kalimat
tunggal berpredikat numeralia. Kalimat majemuk terdiri atas kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat,
dan kalimat campuran, penggunaan kalimat berdasarkan kelengkapan unsurnya pada latar belakang Tesis Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Pascasarjana UNM alumni 2014 ditemukan penggunaan kalimat
minor dan kalimat mayor, dan penggunaan kalimat berdasarkan pembentuknya pada latar belakang Tesis Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Pascasarjana UNM 2014 ditemukan penggunaan kalimat inti atau
kalimat dasar dan kalimat non-inti.

Kata kunci: kalimat, kalimat tunggal, kalimat majemuk, kalimat minor, kalimat mayor, kalimat inti, dan kalimat
non-inti

Abstract. The study aims at describing the utilization of sentences based on the number of clauses, completeness of
the elements, its forms in students ‘ thesis in Sport and Physical Education Study Program Graduate Program in
Universitas Negeri Makassar of 2014 alumni. The study is qualitative research. Data sources of the study were
obtained from students’ thesis in Sport and Physical Education Study Program Graduate Program in Universitas
Negeri Makassar of 2014 alumni. Data analysis techniques employed data recording, data identification, data
clarification, data explanation, and data evaluation. The results of the study reveal that the utilization of senteces
based on the number of clauses in background of study in students’ thesis in Sport in Physical Education Study
Program Graduate Program in Universitas Negeri Makassar of 2014 alumni discovered single sentence and
compound sentence. The single sentence consisted of single sentence predicated preposition, single sentence
predicated verbal, single sentence predicate numeral. The compound sentence consisted of commensurate compound
sentence, graded compound sentence, and mixed sentence. The utilization of sentence based on the completeness of
its elements in background of study in students’ thesis in Sport and Physical Education Study Program Graduate
Program in Universitas Negeri Makassar of 2014 alumni discovered the based on its forms in background of study in
students’ thesis in Sport and Physical Education Study Program Graduate Program in Universitas Negeri Makassar of
2014 alumni discoveredhe utilization of main sentence or basic sentence and non-main sentence.

Keywords: sentence, single sentence, compound sentence, minor sentence, major sentence, main sentence, non-main
sentence

PENDAHULUAN daerah yang digunakan sebagai alat komunikasi


masyarakat di daerah Riau dan sekitarnya hingga
Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan saat ini. Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional
dan bahasa resmi Negara Kesatuan Republik yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda pada
Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu. tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para
Bahasa Melayu merupakan salah satu bahasa pemuda dari berbagai pelosok nusantara

840
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

berkumpul dalam sebuah rapat pemuda dan sistem yang membicarakan penataan dan
berikrar (1) bertumpah darah yang satu, tanah air pengaturan kata-kata ke dalam satuan - satuan
Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa yang lebih besar yakni kata, frasa, klausa, kalimat,
Indonesia, (3) menjunjung bahasa persatuan, dan wacana (Chaer, 2015:3) , sedangkan menurut
bahasa Indonesia. Ikrar pemuda ini dikenal dengan Tarigan (2009) sintaksis adalah salah satu cabang
nama Sumpah Pemuda. Unsur yang ketiga dari dari tata bahasa yang membicarakan struktur frasa,
Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad klausa, dan kalimat.
bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa Penulisan Tesis Mahasiswa Program
persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia juga Studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga
terdapat dalam UUD 1945 Bab XV Pasal 36 Pascasarjana UNM dari hasil observasi di lapangan
berbunyi: Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia, masih terdapat banyak kekurangan, hal ini sesuai
dirumuskan dalam Kongres Bahasa Indonesia di dengan hasil penelitian Hambali (2012) bahwa
Medan pada tahun 1954. Pada tanggal 18 Agustus terdapat kekurangan penulisan pada unsur frasa
1945 bahasa Indonesia diresmikan menjadi bahasa yaitu penggunaan preposisi yang tidak tepat,
resmi kenegaraan. Oleh karena itu, Bahasa penggunaan satuan frasa yang salah struktur,
Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar di penggunaan kata (yang) dalam frasa nomina,
lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun penggunaan kata (untuk) dalam frasa verba,
nonformal, dari tingkat kanak – kanak sampai penghilangan kata (oleh) dalam frasa verba pasif,
perguruan tinggi. Hal ini sesuai dengan UU RI No. dan lain – lain. Kekurangan penulisan pada unsur
24 Tahun 2009 pasal 29 ayat (1) bahwa bahasa klausa yaitu penggunaan penambahan preposisi di
Indonesia wajib digunakan sebagai bahasa antara kata kerja dan objeknya dalam kalimat
pengantar dalam pendidikan nasional. Penguasaan aktif, penggunaan kata (adalah) di antara subjek
bahasa Indonesia yang baik dan benar, lebih dan predikat dalam klausa nomina, pemisahan
memudahkan untuk berkomunikasi, baik pelaku dengan frasa verba dalam klausa aktif,
komunikasi secara lisan maupun tulis. penghilangan kata (oleh) dalam klausa pasif,
Menggunakan bahasa sesuai situasi yang baik dan penghilangan frasa verba dalam klausa intransitif.
benar adalah sesuai kaidah dalam bahasa Kekurangan penulisan pada unsur kalimat yaitu
Indonesia, sehingga pada situasi nonformal penggunaan struktur bahasa asing, penggunaan
memakai bahasa tidak baku dan pada situasi kalimat tidak logis, penggunaan subjek secara
formal memakai bahasa baku. Pembelajaran berlebihan, penggunaan kalimat yang berlebihan.
bahasa Indonesia mempunyai empat aspek Penulisan Tesis Mahasiswa Program Studi
kemampuan berbahasa yang harus dikuasai oleh Pendidikan Jasmani dan Olahraga Pascasarjana
siswa. Kemampuan berbahasa tersebut, meliputi: kurang sesuai dengan kaidah sintaksis disebabkan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan
Menulis sebuah teks atau wacana di kalangan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari
mahasiswa di perguruan tinggi mana pun harus mahasiswa itu sendiri, di antaranya:(1) mahasiswa
berbeda dari teks atau wacana yang ditulis oleh belum mampu menuliskan ide, (2) minat baca
siswa di sekolah. Mahasiswa, (3) pengetahuan dan pengalaman
Mahasiswa harus menguasai empat aspek mahasiswa menulis sebuah karangan, (4)
mendasar ketika akan menulis yaitu penguasaan pengetahuan siswa tentang kaidah penulisan yang
aspek fonologi yang berkaitan dengan bunyi – baik dan benar sesuai dengan kaidah kebahasaan
bunyi bahasa , penguasaan aspek morfologi yang yang berlaku di Indonesia. Sedangkan, faktor
berkaitan dengan pembentukan kata, penguasaan eksternal berasal dari guru, yakni pembelajaran
aspek sintaksis yang berkaitan dengan struktur sintaksis kurang perhatian, pembelajaran tata
kalimat, dan penguasaan aspek semantik yang bahasa baku bahasa Indonesia kurang perhatian
berkaitan dengan makna atau arti. Di antara ke dan pemilihan bahan ajar oleh guru.
empat aspek tersebut yang menjadi pusat perhatian Berdasarkan hal tersebut, yang menjadi
peneliti adalah penguasaan penggunaan sintaksis alasan bagi peneliti mengapa penelitian
pada mahasiswa Program Studi Pendidikan “Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada
Jasmani dan Olahraga Pascasarjana Universitas Tesis Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Negeri Makassar. Banyak ahli yang telah Jasmani dan Olahraga Pascasarjana UNM” penting
mengemukakan penjelasan ataupun batasan dilakukan sebab dalam penelitian ini lebih
sintaksis. Ada yang mengatakan bahwa menitikberatkan kepada bahasa tertulis, karena
“sintaksis adalah telaah mengenai pola-pola peneliti ingin mengkaji lebih dalam tentang bahasa
yang dipergunakan sebagai sarana untuk tertulis itu bisa menjadi alat komunikasi yang baik
menggabungkan kata menjadi kalimat” dan mengikuti kaidah -kaidah bahasa yang berlaku
(Stryker,1969:21, dalam Putrayasa, 2010:1). Ada berdasarkan teori penulisan yang baik dan efektif.
pula yang mengatakan “ sintaksis adalah suatu Di sinilah peneliti mengambil peran penting untuk

841
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

mengetahui bagaimana realitas kemampuan Pascasarjana UNM 2014? Bagaimanakah


mahasiswa menulis secara baik dan benar sesuai penggunaan kalimat berdasarkan kelengkapan
dengan kaidah-kaidah tata bahasa baku Indonesia. unsurnya pada Tesis Mahasiswa Program Studi
Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian Pendidikan Jasmani dan Olahraga Pascasarjana
tersebut adalah penelitian kesalahan berbahasa UNM 2014? Bagaimanakah penggunaan kalimat
Indonesia pada bidang sintaksis yang sudah pernah berdasarkan pembentuknya pada Tesis Mahasiswa
dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu Program Studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga
sebelum penelitian ini. Salah satunya adalah Pascasarjana UNM 2014? Tujuan Penelitian ini
penelitian yang telah dilakukan oleh Akhir (2007) adalah Untuk mendeskripsikan penggunaan
dalam tesisnya yang berjudul “ Analisis Kesalahan kalimat berdasarkan jumlah klausanya pada Tesis
Berbahasa Indonesia dalam Tesis Mahasiswa PPs Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani dan
Universitas Negeri Makassar ”. Hasil penelitian Olahraga Pascasarjana UNM 2014. Untuk
Saudara Akhir menemukan Fakta bahwa terdapat mendeskripsikan kalimat berdasarkan
kesalahan berbahasa dalam wujud kesalahan kelengkapan unsurnya pada Tesis Mahasiswa
pemakaian huruf capital, kesalahan penulisan kata Program Studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga
dasar, kesalahan penulisan kata depan, partikel Pascasarjana UNM 2014. Untuk mendeskripsikan
pun, kesalahan penggunaan tanda baca titik, dan kalimat berdasarkan pembentuknya pada Tesis
kesalahan penulisan unsur serapan. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani dan
Penelitian tentang kesalahan berbahasa Olahraga Pascasarjana UNM 2014. Penelitian ini
pada bidang sintaksis juga pernah dilakukan oleh diharapkan dapat memberikan manfaat dan
Saudari Istinganah (2012) dengan judul “Analisis menambah wawasan pengetahuan dalam bidang
Kesalahan Sintaksis pada Karangan Narasi linguistik khususnya penggunaan sintaksis dalam
Ekspositoris Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 hal ini penggunaan kalimat pada tesis mahasiswa
Banguntapan, Bantul Yogyakarta” ditemukan Program Studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga
kesalahan penggunaan struktur frasa yang meliputi Pascasarjana UNM dan Penelitian ini diharapkan
enam kesalahan, antara lain : kesalahan preposisi dapat memberikan sumbangan bagi mahasiswa
yang tidak tepat, penggunaan unsur yang dalam perkembangan ilmu bahasa dan
berlebihan, penggunaan bentuk superlatif yang pengetahuan kebahasaan dalam aspek menulis
berlebihan, penjamakan ganda, penggunaan bentuk khususnya penggunaan sintaksis dalam hal ini
resiprokal yang tidak tepat, dan kesalahan penggunaan kalimat pada tesis mahasiswa. Selain
penggunaan struktur kalimat yang meliputi tujuh itu, dapat juga dijadikan bahan referensi bagi
kesalahan,antara lain : kalimat yang tidak peneliti lain yang ingin melakukan penelitian
berpredikat, subjek ganda, penggunaan preposisi selanjutnya yang berkaitan dengan penggunaan
pada verba transitif, kalimat yang rancu, sintaksis pada tesis mahasiswa.
penghilangan konjungsi, dan penggunaan
konjungsi yang berlebihan. Selain penelitian- METODE PENELITIAN
penelitian tersebut, penelitian yang berkaitan
dengan sintaksis juga pernah dilakukan oleh Jenis Penelitian
Saudari Esse (2017) dengan judul “Analisis Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti
Kesalahan Sintaksis Keterampilan Menulis Teks adalah jenis penelitian kualitatif. Penelitian
Pidato Siswa Kelas IX MTs. Negeri Model kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian
Palopo” hasil penelitian saudari Esse menemukan yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kesalahan sintaksis berupa kesalahan penulisan kata tertulis atau lisan tentang orang-orang dan
frasa, kesalahan penulisan klausa, dan kesalahan prilaku yang dapat diamati lebih dari segi kualitas
penulisan kalimat pada teks pidato Siswa Kelas IX maknanya, bukan dari segi angka-angka, Menurut
MTs. Negeri Model Palopo. Rencana penelitian ini Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2012:4).
secara spesifik memilih fokus penelitian yang Penelitian kualitatif selalu bersifat deskriptif,
berbeda dengan penelitian relevan yang telah artinya data yang dianalisis dan hasil analisisnya
dilakukan sebelumnya, penelitian relevan tidak berupa angka-angka atau koefisien tentang
sebelumnya fokus meneliti dan menganalisis hubungan antara variabel.
kesalahan sintaksis dalam bahasa Indonesia, akan
tetapi penelitian ini lebih fokus meneliti dan Fokus Penelitian
menganalisis penggunaan sintaksis khususnya Fokus penelitian tersebut adalah penggunaan
kalimat dalam bahasa Indonesia saja. Adapun kalimat pada latar belakang Tesis Mahasiswa
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Program Studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Bagaimanakah penggunaan kalimat berdasarkan Universitas Negeri Makassar Alumni 2014 yang
jumlah klausanya pada Tesis Mahasiswa Program berjumlah 15 tesis. Arikunto (1996:107)
Studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga mengemukakan apabila subjek kurang dari 100,

842
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

maka lebih baik diambil semua. karena jumlah yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata tertulis
subjek penelitian ini 15 tesis saja maka peneliti bukan angka-angka (Maleong, 2012:11).
mengambil semua keseluruhan subjek tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti memilih 15 tesis Sumber Data dan Data
mahasiswa pendidikan jasmani dan olahraga UNM
2014 karena telah memenuhi data untuk dianalisis. 1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian tersebut
Definisi Istilah adalah tesis mahasiswa Program Studi Pendidikan
Untuk menghindari kesalahpahaman maka Jasmani dan Olahraga Program Pascasarjana
dikemukakan batasan istilah sebagai berikut: Universitas Negeri Makassar Alumni 2014 di
a. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam Perpustakaan Program Pascasarjana Universitas
wujud lisan atau tulisan yang secara relatif Negeri Makassar.
berdiri sendiri yang mempunyai intonasi final 2. Data
di tandai oleh huruf capital pada awal kalimat Data yang dimaksudkan dalam penelitian
dan diakhiri dengan tanda seperti titik, tanda tersebut adalah penggunaan kalimat pada latar
tanya, dan tanda seru. belakang tesis mahasiswa Program Studi
b. Kalimat tunggal adalah kalimat yang terjadi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Program
dari satu klausa bebas. Hal itu berarti bahwa Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Alumni
konstituen untuk tiap unsur kalimat, seperti 2014.
subjek dan predikat, hanyalah satu atau satu
kesatuan. Instrumen Penelitian
c. Kalimat majemuk adalah kalimat yang Instrumen kunci pada penelitian ini
menggabungkan dua klausa atau lebih yang adalah peneliti sendiri. Alat yang digunakan adalah
masing-masing mempunyai kedudukan setara catatan data yang berfungsi untuk
atau bertingkat dalam stuktur kalimat. mendokumentasikan penggunaan kalimat dalam
d. Kalimat minor adalah kalimat yang tesis mahasiswa Program Studi Pendidikan
mengandung satu unsur pusat. Unsur Jasmani dan Olahraga Program Pascasarjana
pusat yang sering digunakan dalam kalimat Universitas Negeri Makassar Alumni 2014.
minor berupa predikat.
e. Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang- Teknik Pengumpulan Data
kurangnya mengandung dua unsur pusat Teknik pengumpulan data yang digunakan
diantaranya unsur subjek dan unsur predikat. dalam penelitian tersebut adalah :
f. Kalimat inti adalah kalimat yang dibentuk dari 1. Dokumentasi
klausa inti yang lengkap, bersifat deklaratif, Teknik ini dilakukan dengan mencari data
aktif, netral, afimatif atau negatif. tentang penggunaan kalimat pada tesis mahasiswa
g. Kalimat non-inti adalah kalimat yang Program Studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga
terbentuk dengan pengubah pola kalimat inti Program Pascasarjana Universitas Negeri
melalui proses seperti penafsiran, Makassar Alumni 2014 yang telah diarsipkan
pengingkaran, penanyaan, perintah, melalui dalam perpustakaan khususnya perpustakaan
proses seperti penafsiran, pengingkaran, Program Pascasarjana Universitas Negeri
penanyaan, perintah, penginveksian, pelesapan, Makassar.
atau penambahan. 2. Observasi
Desain Penelitian Observasi dilakukan untuk memperoleh
Penelitian bertujuan untuk keyakinan tentang keabsahan atau kebenaran data
mendeskripsikan suatu keadaan alamiah berupa yang diperoleh dengan mengamati secara langsung
penggunaan sintaksis bahasa Indonesia pada tesis dan saksama kondisi penulisan tesis mahasiswa
mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani dan Program Studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Olahraga Universitas Negeri Makassar 2014 Program Pascasarjana Universitas Negeri
khususnya ditinjau dari penggunaan kalimatnya. Makassar Alumni 2014.
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif 3. Baca
kualitatif. Jadi, penelitian ini termasuk dalam jenis Teknik ini dilakukan dengan cara mencari
penelitian kualitatif. Penelitian ini menyajikan penggunaan kalimat dalam tesis mahasiswa
data selengkapnya dalam tabel data untuk Program Studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga
mendeskripsikan jenis-jenis kalimat yang terdapat Program PascasarjanaUniversitas Negeri Makassar
dalam tesis mahasiswa Program Studi Pendidikan Alumni 2014.
Jasmani dan Olahraga Program Pascasarjana 4. Catat
Universitas Negeri Makassar Alumni 2014. Data Teknik ini digunakan untuk mencatat
penggunaan kalimat dalam tesis mahasiswa

843
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

Program Studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Pendidikan Jasmani dan Olahraga Universitas
Program Pascasarjana Universitas Negeri Negeri Makassar 2014.
Makassar Alumni 2014. 4. Penjelasan Data
Kegiatan pada tahap ini adalah
Pemeriksaan Keabsahan Data menyajikan data tentang penggunaan kalimat pada
tesis mahasiswa Program Studi Pendidikan
Sebelum mengambil kesimpulan akhir Jasmani dan Olahraga Program Pascasarjana
dari data penelitian yang diperoleh perlu diadakan Universitas Negeri MakassarAlumni 2014 dalam
pemeriksaan keabsahan data. Pemeriksaan bentuk korpus data, disusun secara sistematis, dan
keabsahan data dapat dilakukan dengan memberi contoh kalimat yang benar.
menggunakan teknik triangulasi (pengujian 5. Pengevaluasian data
kredibilitas atau pengecekan data dari berbagai Kegiatan pada tahap ini mencakup
sumber cara dan waktu) yang sering digunakan penafsiran setiap kalimat dan penarikan
dalam metode penelitian kualitatif. Teknik kesimpulan terhadap kalimat yang telah ditemukan
triangulasi seperti yang dikemukakan oleh pada tesis mahasiswa Program Studi Pendidikan
Sugiyono (2016:373) yang menjelaskan bahwa Jasmani dan Olahraga Program Pascasarjana
teknik triangulasi terdiri atas tiga macam, antara Universitas Negeri Makassar Alumni 2014.
lain : triangulasi sumber, triangulasi teknik
pengumpulan data, dan teknik triangulasi waktu. HASIL DAN PEMBAHASAN
jika mengacu pada kebutuhan penelitian, maka
penelitian tersebut menggunakan bentuk Berdasarkan latar belakang, tinjauan pustaka
triangulasi sumber dalam menguji keabsahan data. dan metode penelitian yang telah diuraikan pada
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini akan
dilakukan dengan cara mengecek bentuk-bentuk dipaparkan hasil penelitian yaitu: penggunaan
penggunaan kalimat pada tesis mahasiswa kalimat bahasa Indonesia pada Tesis Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Program Studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Program Pascasarjana Universitas Negeri Program Pascasarjana Universitas Negeri
Makassar Alumni 2014. Data yang telah diperoleh Makassar. Fokus pengkajian penelitian ini yaitu: a.
tersebut selanjutnya dideskripsikan, dikategorikan, penggunaan kalimat berdasarkan jumlah klausanya
kemudian data yang telah dianalisis tersebut akan pada Tesis Mahasiswa Program Studi Pendidikan
menghasilkan suatu kesimpulan. Jasmani dan Olahraga Pascasarjana UNM 2014, b.
penggunaan kalimat berdasarkan kelengkapan
Teknik Analisis Data unsurnya pada Tesis Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Jasmani dan Olahraga Pascasarjana
Data yang telah terkumpul melalui proses UNM 2014, c. penggunaan kalimat berdasarkan
pengumpulan data akan dianalisis lebih lanjut pembentuknya pada Tesis Mahasiswa Program
untuk menemukan jawaban atas permasallahan Studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga
yang diajukan. Dalam menganalisis data penelitian Pascasarjana UNM 2014.
menggunakan beberapa teknik antara lain : Untuk lebih jelasnya, peneliti memaparkan
data hasil temuan penggunaan kalimat pada Tesis
1. Pencatatan Data
Mahasiswa Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Kegiatan pada tahap ini adalah pencatatan
Program Pascasarjana UNM yang menjadi sampel
data tentang bentuk – bentuk penggunaan kalimat
penelitian, sebagai berikut:
pada tesis mahasiswa Program Studi Pendidikan
Jasmani dan Olahraga Program Pascasarjana
a. Penggunaan Kalimat Berdasarkan Jumlah
Universitas Negeri Makassar 2014.
Klausa
2. Pengidentifikasian Data
Berdasarkan jumlah klausanya, kalimat di
Setelah data terkumpul, kegiatan selanjutnya
bedakan atas kalimat tunggal dan kalimat
adalah mengenali atau mengintifikasi bentuk -
majemuk.
bentuk penggunaan kalimat pada tesis mahasiswa
1) Kalimat Tunggal
Program Studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Kalimat tunggal adalah kalimat yang
Program Pascasarjana Universitas Negeri
terjadi dari satu klausa bebas. Hal itu berarti bahwa
Makassar Alumni 2014.
konstituen untuk tiap unsur kalimat, seperti subjek
3. Pengklasifikasian data
dan predikat, hanyalah satu atau satu kesatuan.
Setelah data diidentifikasi, kegiatan
Kalimat tunggal juga sering disebut kalimat
selanjutnya adalah mengelompokkan penggunaan
sederhana, kalimat simpleks, atau kalimat
kalimat berdasarkan jenis-jenis kalimat yang
ekaklausa (Alwi dkk. 2014:345).
ditemukan pada tesis mahasiswa Program Studi

844
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

Adapun temuan kalimat tunggal sebagai kesehatan berfungsi sebagai subjek dan berperan
berikut: sebagai pelaku, kata melaksanakan berfungsi
sebagai predikat dan berperan sebagai pelaku, kata
tugas berfungsi sebagai objek dan berperan
a) Kalimat Berpredikat Verbal sebagai sasaran, dan kata di sekolah berfungsi
Kalimat berpredikat verba adalah kalimat sebagai keterangan dan berperan sebagai
yang predikatnya kata kerja. kalimat tersebut dapat keterangan waktu. Hal ini sesuai dengan pola
dibedakan atas kalimat intrasitif ( kalimat yang kalimat dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
tidak memerlukan objek tetapi biasanya subjek Edisi Ketiga (Alwi, dkk. 2014:327)
diikuti oleh kata keterangan waktu, tempat, cara, Berbeda pada data (3) kata dilakukan
dan keterangan alat ) dan kalimat transitif (kalimat yang bercetak miring merupaka kata verba pasif
yang subjeknya memerlukan objek). Berikut data dan menjadi kalimat pasif ketika diikuti kata, frasa,
temuan yang berkaitan dengan kalimat berpredikat atau klausa di depan dan di belakang kata
verba: dilakukan tersebut, kata dilakukan menunjukkan
Tabel 1 Kalimat Berpredikat Verbal kalimat pasif berpredikat verba karena subjeknya
No Kalimat Ket berperan sebagai objek. Adapun pola kalimat pada
1 Ia mengajar dengan Gaffar, contoh (3) tersebut adalah “Observasi awal [O]
menggunakan pakaian dinas 2014:7 dilakukan [P] (oleh) peneliti [S]”. Frasa observasi
harian. awal berfungsi sebagai objek dan berperan
2 Guru pendidikan jasmani, Gunawan sebagai peruntung, kata dilakukan berfungsi
olahraga, dan kesehatan , 2014:2 sebagai predikat dan berperan sebagai perbuatan,
melaksanakan tugas di sekolah. selain itu merupakan kata verba pasif, kata (oleh)
3 Observasi awal dilakukan oleh Budiana, merupakan unsur yang boleh ada dan boleh tidak
peneliti. 2014:7 ada pada kalimat pasif tersebut, dan kata peneliti
Pada data (1) terdapat kata mengajar yang berfungsi sebagai subjek dan berperan sebagai
bercetak miring, kata tersebut merupakan kata pelaku. Hal ini sesuai dengan pola kalimat dalam
verba atau kata kerja aktif yang menunjukkan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga
kalimat tunggal berpredikat verba ketika terdapat (Alwi, dkk. 2014:353).
kata, frasa, klausa yang mengikuti di depan dan di b) Kalimat Berpredikat Adjektiva
belakang kata mengajar tersebut dan kata Kalimat berpredikat adjektiva adalah
mengajar memberikan makna bahwa subjek (Ia) kalimat yang predikatnya diikuti kata sifat. Berikut
melakukan suatu kegiatan mengajar. Adapun pola data temuan kalimat berpredikat adjektiva:
kalimat pada contoh (1) tersebut adalah “Ia [S] Tabel 2 Kalimat Berpredikat Adjektiva
melamar [P] dengan menggunakan pakaian dinas
harian [Ket]”. Kata Ia berfungsi sebagai subjek No Kalimat Ket
dan berperan sebagai pelaku, kata mengajar 1 Siswa bingung memilih Nurfadhila
berfungsi sebagai predikat dan berperan sebagai senam yang mana mereka h, 2014:5
perbuatan dan klausa dengan menggunakan akan lakukan.
pakaian dinas harian berfungsi sebagai keterangan 2 Orang bajo berdiam di desa Darminto,
dan berperan sebagai keterangan cara. Hal ini Bajoe. 2014:1
sesuai dengan pola kalimat dalam Tata Bahasa 3 Hasil lompat jauh SMPN 4 Zulkifli,
Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Alwi, dkk. Pallangga sangat jauh dari 2014:1
2014:327). harapan.
Pada data (2) terdapat kata melaksanakan Pada data (1) terdapat kata bingung yang
yang bercetak miring, kata tersebut merupakan bercetak miring, kata tersebut termasuk kata
kata verba atau kata kerja aktif yang menunjukkan adjektiva atau kata sifat yang berkaitan dengan
kalimat tunggal berpredikat verba ketika terdapat sikap batin. Apabila kata bingung tersebut
kata, frasa, atau kalimat yang mengikuti di depan ditambahkan kata, frasa, atau klausa di depan dan
dan di belakang kata melaksanakan tersebut dan di belakang maka menjadi kalimat berpredikat
kata melaksanakan memberikan makna bahwa adjektiva. Adapun pola kalimat pada contoh (1)
subjek (Guru Penjasorkes) melakukan suatu tersebut adalah “Siswa bingung [S] memilih [P]
pekerjaan. Kedua data tersebut menunjukkan senam [O] yang mana mereka akan lakukan [Pel]”.
kalimat aktif berpredikat verba transitif. Adapun Frasa siswa bingung berfungsi sebagai subjek dan
pola kalimat pada contoh 2 tersebut adalah “Guru berperan sebagai pelaku, kata memilih berfungsi
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan[S] sebagai predikat dan berperan sebagai perbuatan,
melaksanakan [P] tugas [O] di sekolah [Ket]”. kata senam berfungsi sebagai objek dan berperan
Frasa Guru pendidikan jasmani, olahraga, dan sebagai sasaran, dan klausa yang mana mereka

845
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

akan lakukan berfungsi sebagai pelengkap dan Tabel 3 Kalimat Berpredikat Nominal
berfungsi sebagai peruntung. Hal ini sesuai dengan No Kalimat Ket
pola kalimat dalam Tata Bahasa Baku Bahasa 1 Keunikan setiap individu harus Abbas,
Indonesia Edisi Ketiga (Alwi, dkk. 2014:353) dan diperhatikan. 2014:6
klausa (yang mana mereka akan lakukan) juga
merupakan unsur takwajib dalam kalimat tersebut, 2 Memotivasi pelajar untuk Iskand
Hal ini sesuai dalam Tata Bahasa Baku Bahasa berprestasi. ar,
Indonesia Edisi Ketiga (Alwi, dkk. 2014:322). 2014:3
Pada data (2) tedapat kata berdiam 3 Para masyarakat dunia pecinta Herma
bercetak miring yang sebelumnya diikuti frasa. olahraga. n,
Kata berdiam tersebut merupakan kata adjektiva 2014:3
atau kata sifat yang berkaitan dengan adjektiva
deverba (Alwi, 2014:200). Kata berdiam tersebut Pada data (1) terdapat frasa setiap
menjadi kalimat berpredikat adjektiva karena individu bercetak miring, frasa tersebut
diikuti kata, frasa, atau kalimat di depan dan di merupakan frasa nomina atau frasa benda yang
belakang kata tersebut. Adapun pola kalimat pada mengacu pada manusia. Kata nomina selain
contoh (2) tersebut adalah “Orang bajo [S] mengacu pada manusia juga mengacu pada
berdiam [P] di desa Bajoe [Ket]”. Frasa orang binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Frasa
bajo berfungsi sebagai subjek dan berperan setiap individu tersebut menjadi kalimat
sebagai perbuatan, kata berdiam berfungsi sebagai berpredikat nominal karena diikuti kata, frasa, atau
predikat dan berperan sebagai perbuatan dan frasa klausa pada bagian depan dan belakang kata
di desa Bajoe berfungsi sebagai keterangan dan tersebut. Adapun pola kalimat pada contoh (1)
berperan sebagai keterangan tempat pada contoh tersebut adalah “Keunikan [S] setiap individu [P]
(2) tersebut sesuai dalam Tata Bahasa Baku harus diperhatikan [Pel]”. Kata keunikan berfungsi
Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Alwi, dkk. sebagai subjek, pada frasa setiap individu
2014:327). berfungsi sebagai predikat, dan frasa harus
diperhatikan berfungsi sebagai pelengkap. Hal
Pada data (3) terdapat frasa sangat jauh tersebut sesuai dalam Tata Bahasa Baku Bahasa
yang bercetak miring, frasa tersebut merupakan Indonesia Edisi Ketiga (Alwi, dkk. 2014:329).
frasa adjektiva atau frasa sifat berkaitan dengan Pada data (2) terdapat kata pelajar
jarak. Frasa sangat jauh tersebut menjadi sebuah bercetak miring yang merupakan penurunan kata
kalimat berpredikat adjektiva karena kata tersebut nomina dengan pel-. Kata pelajar tersebut menjadi
diikuti kata, frasa, atau kalimat. Adapun pola kalimat berpredikat nominal karena diikuti kalimat
kalimat pada contoh (3) tersebut adalah “Hasil pada bagian bagian depan dan belakang kata
lompat jauh SMPN 4 Pallangga [S] sangat jauh tersebut. Adapun pola kalimat pada contoh (2)
[O] dari harapan [Ket]”. Frasa hasil lompat jauh tersebut adalah “Memotivasi [S] pelajar [P] untuk
SMPN 4 Pallangga berfungsi sebagai subjek dan berprestasi [Ket]”. Frasa memotivasi berfungsi
berperan sebagai pelaku, frasa sangat jauh sebagai subjek, kata pelajar berfungsi sebagai
berfungsi sebagai objek dan berperan sebagai predikat, dan frasa untuk berprestasi berperan
sasaran, dan frasa dari harapan berfungsi sebagai sebagai keterangan tujuan. Hal tersebut sesuai
keterangan dan berperan sebagai keterangan dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi
tempat. Hal tersebut sesuai dalam Tata Bahasa Ketiga (Alwi, dkk. 2014:329).
Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Alwi, dkk. Pada data (3) terdapat kata pecinta
2014:322). bercetak miring merupakan kata nomina atau kata
benda karena mengacu pada manusia. Kata pecinta
c) Kalimat Berpredikat Nominal yang merupaka kata nomina menjadi kalimat
Kalimat berpredikat nomina adalah berpredikat nominal ketika ada kata, frasa, atau
kalimat yang predikatnya diikuti kata benda. Perlu klausa yang mengikuti kata tersebut. Adapun pola
diketahui bahwa dalam bahasa Indonesia, ada kalimat pada contoh (3) tersebut adalah “Para
macam kalimat yang predikatnya terdiri atas masyarakat dunia [S] pecinta [P] olahraga [O]”.
nomina (termasuk pronominal) atau frasa nominal. Klausa para masyarakat dunia berfungsi sebagai
Dengan demikian, keadaan nomina atau frasa subjek dan berperan sebagai pelaku dan kata
nomina yang dijejerkan dapat membentuk kalimat pecinta berfungsi sebagai predikat dan berperan
asalkan syarat dan subjeknya terpenuhi. Berikut sebagai perbuatan, dan kata olahraga berfungsi
data temuan kalimat berpredikat nominal: sebagai objek dan berperan sebagai sasaran. Hal
tersebut sesuai dalam Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia Edisi Ketiga (Alwi, dkk. 2014:327).

846
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

d) Kalimat Berpredikat Numeral penyertaan (Alwi, dkk. 2014:339). Hal tersebut


Kalimat berpredikat numeral adalah sesuai dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
kalimat yang predikatnya diikuti kata bilangan. Edisi Ketiga (Alwi, dkk. 2014:327).
Berikut data temuan kalimat berpredikat numeral: Pada data (3) terdapat kata banyak
bercetak miring menunjukkan kata numeralia atau
Tabel 4 Kalimat Berpredikat Numeralia kata bilangan mengacu pada numeralia pokok
No Kalimat Ket taktentu yang jumlahnya tidak pasti. Kata tersebut
1 Di Indonesia beberapa kali Iderma menjadi kalimat berpredikat numeralia atau
mengalami perubahan wan, bilangan apabila ada kata, frasa, atau klausa yang
kurikulum. 2014:2 mengikuti di depan dan di belakang kata tersebut.
2 Mereka berbeda satu dengan Abbas, Adapun pola kalimat pada contoh (3) tersebut
yang lainnya. 2014:2 adalah “Permasalahan olahraga [S] melibatkan
3 Permasalahan olah raga Herma banyak hal [P] dalam penangannya [Pel]”. Frasa
melibatkan banyak hal dalam n, permasalahan olahraga berfungsi sebagai subjek,
penangannya. 2014:1 frasa melibatkan banyak hal tersebut termasuk
frasa numeralia yang dapat berfungsi sebagai
predikat (Alwi, dkk. 2014:333), dan frasa dalam
Pada data (1) terdapat frasa beberapa kali
penanganannya berfungsi sebagai pelengkap. Hal
bercetak miring, frasa tersebut merupakan frasa
tersebut sesuai dalam Tata Bahasa Baku Bahasa
numeralia atau frasa bilangan yang menunjukkan
Indonesia Edisi Ketiga (Alwi, dkk. 2014:327).
frasa numeralia pokok taktentu karena mengacu
pada jumlah yang tidak pasti. Frasa tersebut e) Kalimat Berpredikat Preposisional
Kalimat berpredikat preposisional adalah
menjadi kalimat tunggal berpredikat numeralia
kalimat yang predikatnya diikuti kata depan.
ketika ditambahkan kata, frasa, atau klausa di
Berikut data temuan kalimat berpredikat preposisi:
depan dan di belakang frasa tersebut. Adapun pola
kalimat pada contoh (1) tersebut adalah “Di
Tabel 5 Kalimat Berpredikat Preposisional
Indonesia [S] beberapa kali [P] mengalami
perubahan kurikulum [Pel]”. frasa di Indonesia No Kalimat Ket
berfungsi sebagai subjek, berfungsi sebagai subjek 1 Guru ke sekolah. Jaenuddin,
karena pada umumnya subjek brupa nomina, frasa 2014:3
nomina, atau klausa (Alwi, dkk. 2014:334). Frasa 2 Data diperoleh dari dinas Budiana,
di Indonesia merupakan frasa preposisional yang pendidikan Kabupaten Bone. 2014:4
bertindak sebagai nomina. Menurut (Alwi, dkk. 3 Prestasi olahraga di dunia Herman,
2014:224) nomina juga digunakan dalam frasa semakin menunjukkan 2014:2
preposisional. Dalam frasa preposisional, nomina kemajuan.
bertindak sebagai poros yang didahului oleh
preposisi tertentu, contoh di kantor, di desa, dan Pada data (1) terdapat kata ke bercetak
dari markas. Frasa beberapa kali berfungsi sebagai miring merupakan kata depan atau preposisi yang
predikat, dan frasa mengalami perubahan menunjukkan penanda hubungan tempat. Kata ke
kurikulum berfungsi sebagai pelengkap. Hal tersebut menjadi kalimat berpredikat preposisi
tersebut sesuai dalam Tata Bahasa Baku Bahasa ketika diikuti kata, frasa, atau klausa di depan dan
Indonesia Edisi Ketiga (Alwi, dkk. 2014:327). di belakang kata tersebut. Adapun pola kalimat
Pada data (2) ditemukan kata satu pada contoh (1) tersebut adalah “Guru [S] ke
bercetak miring menunjukkan kata numeralia atau sekolah [P]”. Kata guru berfungsi sebagai subjek
kata bilangan mengacu pada numeralia pokok atau dan berperan sebagai pelaku, dan frasa ke sekolah
bilangan pokok. Kata tersebut menjadi kalimat merupakan frasa preposisional yang berfungsi
tunggal berpredikat numeralia ketika ditambahkan sebagai predikat (Alwi, dkk. 2014:333). Hal
kata, frasa, atau klausa di depan dan tersebut sesuai dalam Tata Bahasa Baku Bahasa
dibelakangnya. Adapun pola kalimat pada contoh Indonesia Edisi Ketiga (Alwi, dkk. 2014:327).
(2) tersebut adalah “Mereka [S] berbeda satu [P]
dengan yang lainnya [Ket]”. Kata mereka Pada data (2) terdapat kata dari bercetak
berfungsi sebagai subjek dan berperan sebagai miring menunjukkan kata depan atau preposisi.
pelaku, kata satu berfungsi sebagai predikat, yang Kata dari menunjukkan penanda hubungan tempat
termasuk dalam fungsi predikat dapat berupa frasa dan menunjukkan penanda hubungan kepemilikan.
nomina, frasa numeral, frasa preposisi, frasa Kata dari tersebut menjadi kalimat berpredikat
verbal, dan frasa adjektiva (Alwi, dkk. 2014:333), preposisi atau kata depan apabila terdapat kata,
dan frasa dengan yang lainnya berfungsi sebagai frasa, atau klausa yang mengikuti di depan dan di
keterangan dan berperan sebagai keterangan belakang kata tersebut. Adapun pola kalimat pada

847
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

contoh (2) tersebut adalah “Data diperoleh [S] berharga dan dijunjung tinggi 2014:
dari dinas Pendidikan Kabupaten Bone [P]”. frasa oleh masyarakat Bugis 2
data diperoleh merupakan frasa verbal yang dapat Makassar.
berfungsi sebagai subjek (Alwi, dkk. 2014:334), 2 Menunggu tingkat Budia
dan frasa dari dinas Pendidikan Kabupaten Bone kesejahteraan jumlah gaji na,
merupakan frasa preposisional yang dapat untuk naik atau gaji yang 2014:
berfungsi sebagai predikat (Alwi, dkk. 2014:333). diterima masih jauh dari 7
Hal tersebut sesuai dalam Tata Bahasa Baku standar kebutuhan yang layak.
Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Alwi, dkk. 3 Versi pertama menyatakan Darm
2014:327). bahwa orang Bajo itu berasal into,
Pada data (3) terdapat kata di bercetak dari Luwu sedangkan versi 2014:
miring merupakan kata depan atau preposisi yang kedua menyatakan dari Johor. 2
juga menunjukkan penanda hubungan tempat. Kata Pada data (1) terdapat kata dan bercetak
di tersebut menjadi kalimat berpredikat preposisi miring merupakan kata penghubung antara dua
atau kata depan ketika terdapat kata, frasa, atau klausa. Kata penghubung dan tersebut sebagai
klausa yang mengikuti di depan dan di belakang penghubung pada kalimat majemuk setara yang
kata tersebut. Adapun pola kalimat pada contoh (3) bermakna menggabungkan antara dua klausa.
tersebut adalah “Prestasi olahraga [S] di dunia [P] Adapun pola kalimat pada contoh (1) tersebut
semakin menunjukkan kemajuan [Pel]”. Frasa adalah “Nilai siri [S] dimaknai [P] sebagai suatu
prestasi olahraga merupakan frasa nomina yang adat [O] yang sangat berharga [Pel] dan [Konj]
dapat berfungsi sebagai subjek (Alwi, dkk. dijunjung tinggi [S] oleh masyarakat Bugis
2014:334), frasa di dunia merupakan frasa Makassar [Pel]”. Kalimat tersebut merupakan
preposisional yang dapat berfungsi sebagai pedikat kalimat majemuk setara yang terdiri atas dua unsur
(Alwi, dkk. 2014:333) dan frasa semakin klausa yaitu klausa 1 “Nilai siri [S] dimaknai [P]
menunjukkan kemajuan berfungsi sebagai sebagai suatu adat [O] yang sangat berharga
pelengkap. Hal tersebut sesuai dalam Tata Bahasa [Pel]” dan klausa 2 “dijunjung tinggi [S] oleh
Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Alwi, dkk. masyarakat Bugis Makassar [Pel]”. Hal tersebut
2014:327). sesuai dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
2) Kalimat Majemuk Edisi Ketiga (Alwi, dkk. 2014:397).
Kalimat majemuk adalah kalimat yang Pada data (2) terdapat kata atau bercetak
menggabungkan dua klausa atau lebih yang miring merupakan kata penghubung antara dua
masing-masing mempunyai kedudukan setara klausa. Kata penghubung atau tersebut merupakan
dalam stuktur kalimat (Khairah dan Ridwan, kata penghubung pada kalimat majemuk setara
2015:182) kalimat majemuk ini biasa di sebut yang bemakna memilih antara dua klausa. Adapun
kalimat majemuk setara. Klausa-klausa yang setara pola kalimat pada contoh (2) tersebut adalah
dalam kalimat majemuk di hubungkan dengan “Menunggu [S] tingkat kesejahteraan [P] jumlah
konjungsi koordinatif dan atau tetapi. Akan tetapi gaji [O] untuk naik [Ket] atau [Konj] gaji [S] yang
tidak jarang hubungan itu hanya secara implisit, diterima [P] masih jauh dari standar kebutuhan
tanpa menggunakan konjungsi. [O] yang layak [Pel]”. Kalimat tersebut merupakan
Berdasarkan data temuan yang berkaitan kalimat majemuk setara yang terdiri atas dua unsur
dengan kalimat majemuk ditemukan 3 jenis klausa yaitu klausa 1 “Menunggu [S] tingkat
kalimat yaitu: kalimat majemuk setara, kalimat kesejahteraan [P] jumlah gaji [O] untuk naik
majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk [Ket]” dan klausa 2 gaji [S] yang diterima [P]
campuran. Sebagai berikut: masih jauh dari standar kebutuhan [O] yang layak
[Pel]”. Hal tersebut sesuai dalam Tata Bahasa
a) Kalimat Majemuk Setara (Koordinasi) Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Alwi, dkk.
Kalimat majemuk setara adalah kalimat 2014:397).
yang terbentuk dari kalimat-kalimat tunggal yang Pada data (3) terdapat kata sedangkan
digabungkan dan masing-masing kalimat itu masih bercetak miring merupakan kata penghubung
dapat berdiri sendiri sehingga pola-pola antara dua klausa. Kata penghubung sedangkan
kalimatnya sederajat (Putrayasa, 2010:55). Berikut tersebut merupakan kata penghubung pada kalimat
data temuan yang berkaitan dengan kalimat majemuk setara yang bermakna
majemuk setara: mempertentangkan antara dua klausa. Adapun pola
Tabel 6 Kalimat Majemuk Setara kalimat pada contoh (3) tersebut adalah “Versi
No Kalimat Ket pertama menyatakan [S] bahwa orang Bajo itu [P]
1 Nilai siri dimaknai sebagai Gaffa berasal dari Luwu [Ket] sedangkan [Konj] versi
suatu adat yang sangat r, kedua menyatakan [S] dari Johor [Ket]”. Kalimat

848
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

tersebut merupakan kalimat majemuk setara yang Pada data (2) terdapat kata agar bercetak
terdiri atas dua unsur klausa utama yaitu klausa miring merupakan kata penghubung antara dua
utama 1“Versi pertama menyatakan [S] bahwa klausa. Kata penghubung agar tersebut merupakan
orang Bajo itu [P] berasal dari Luwu” dan klausa kata penghubung pada kalimat majemuk bertingkat
utama 2 “versi kedua menyatakan [S] dari Johor bertindak sebagai kata penghubung atau
[Ket]. Hal tersebut sesuai dalam Tata Bahasa Baku konjungtor subordinatif tujuan antara dua klausa
Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Alwi, dkk. (Alwi, dkk. 2014:400). Adapun pola kalimat pada
2014:397). contoh (2) tersebut adalah “Para siswa SMP N 20
b) Kalimat Majemuk Bertingkat (Subordinasi) Bulukumba [S] membutuhkan [P] kesegaran
Kalimat majemuk bertingkat adalah jasmani [O] yang baik [Ket] agar dapat
kalimat yang berpola tidak sederajat. Salah satu meningkatkan [S] kualitas belajar mereka [P]
polanya menduduki fungsi yang lebih tinggi dari dengan baik [Ket]”. Kalimat tersebut merupakan
yang lain. Bagian yang lebih tinggi kedudukannya kalimat majemuk bertingkat yang terdiri atas dua
itu disebut induk kalimat, sedangkan bagian yang klausa, klausa 1 sebagai kalimat utama atau induk
rendah disebut anak kalimat (Khairah dan Ridwan, kalimat dan klausa 2 sebagai klausa subordinatif
2014:183). Berikut data temuan yang berkaitan atau anak kalimat. Klausa 1 “Para siswa SMP N
dengan kalimat majemuk bertingkat: 20 Bulukumba [S] membutuhkan [P] kesegaran
Tabel 7 Kalimat Berpredikat Bertingkat jasmani [O] yang baik” dan klausa 2 “agar [Konj]
No Kalimat Ket dapat meningkatkan [S] kualitas belajar mereka
1 Mereka melihat futsal Darman, [P] dengan baik [Ket]”. Hal tersebut sesuai dalam
sebagai ladang usaha baru 2014:1 Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga
yang menjanjikan. (Alwi, dkk. 2014:399).
2 Para siswa SMP N 20 Nurfadhila, Pada data (3) terdapat kata karena
Bulukumba membutuhkan 2014:3 bercetak miring merupakan kata penghubung antar
kesegaran jasmani yang baik dua klausa. Kata penghubung karena tersebut
agar dapat meningkatkan merupakan kata penghubung pada kalimat
kualitas belajar mereka majemuk bertingkat bertindak sebagai kata
dengan baik. penghubung atau konjungtor subordinatif sebab
3 Motivasi kerja sangatlah Setya, antara dua klausa (Alwi, dkk. 2014:399). Adapun
penting bagi guru karena 2014:5 pola kalimat pada contoh (3) tersebut adalah
menyebabkan seseorang mau “Motivasi kerja [S] sangatlah penting [P] bagi
bekerja dengan giat. guru [O] karena [Konj] menyebabkan seseorang
[S] mau bekerja [P] dengan giat [Ket]”. Kalimat
Kalimat majemuk bertingkat merupakan tersebut merupakan kalimat majemuk bertingkat
kalimat yang unsur klausanya terdapat klausa yang terdiri atas klausa 1 sebagai kalimat utama
bertindak sebagai anak kalimat dan terdapat klausa atau induk kalimat dan klausa 2 sebagai klausa
yang bertindak sebagai induk kalimat. Pada data subordinatif atau anak kalimat. Klausa 1
(1) terdapat kata sebagai bercetak miring “Motivasi kerja [S] sangatlah penting [P] bagi
merupakan kata penghubung antara dua klausa. guru [O]” dan klausa 2 “karena [Konj]
Kata penghubung sebagai tersebut merupakan kata menyebabkan seseorang [S] mau bekerja [P]
penghubung pada kalimat majemuk bertingkat dengan giat [Ket]”. Hal tersebut sesuai dalam Tata
bertindak sebagai kata penghubung atau Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga
konjungtor subordinatif pembanding antara dua (Alwi, dkk. 2014:399).
klausa (Alwi, dkk. 2014:400). Adapun pola c) Kalimat Majemuk Campuran
kalimat pada contoh (1) tersebut adalah “Mereka Kalimat majemuk campuran adalah kalimat
[S] melihat [P] futsal [O] sebagai [Konj] ladang yang di dalamnya terdapat penggabungan antara
[S] usaha baru [P] yang menjanjikan [Pel]”. kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk
Kalimat tersebut merupakan kalimat majemuk bertingkat.(Khairah dan Ridwan, 2014: 191).
bertingkat yang terdiri atas dua klausa, klausa 1 Berikut data temuan yang berkaitan tentang
bertidak sebagai klausa utama atau induk kalimat kalimat majemuk campuran:
dan klausa 2 bertindak sebagai klausa subordinatif.
Klausa 1 “Mereka [S] melihat [P] futsal [O]”, Tabel 8 Kalimat Majemuk Campuran
klausa 2 “sebagai [Konj] ladang [S] usaha baru No Kalimat Ket
[P] yang menjanjikan [Pel]”. Hal tersebut sesuai 1 Pembaca yang teliti tentu ingat Herma
dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi bahwa setiap kombinasi n,
Ketiga (Alwi, dkk. 2014:399). permainan atau latihan selalu 2014:6
berakhir pada tendangan ke arah

849
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

gawang lawan untuk mendapatkan banyak masyarakat [S] yang memainkannya [P]
bola. mulai dari mantan pemain [S] sepak bola nasional
[P] sampai pada mahasiswa [Pel] dan [Konj]
2 Setelah digelar kejuaraan futsal Iskand siswa-siswa [Pel]”. Kalima tersebut merupakan
asia, semakin banyak masyarakat ar, kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat
yang memainkannya, mulai dari 2014:1 majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
mantan pemain sepak bola Kalimat majemuk setara “mulai dari mantan
nasional sampai pada mahasiswa pemain [S] sepak bola nasional [P] sampai pada
dan siswa-siswi. mahasiswa [Pel] dan [Konj] siswa-siswa [Pel]”
3 Pekerjaan memerlukan persiapan Iderma dan kalimat majemuk bertingkat “Setelah [Konj]
dan perencanaan yang baik wan, digelar kejuaraan [P] futsal asia [O], semakin
sehingga dapat mencapai hasil 2014:6 banyak masyarakat [S] yang memainkannya [P]”.
yang diharapkan. Hal tersebut sesuai dalam Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Alwi, dkk.
Pada data (1) terdapat kata 2014:404,406).
bahwa bercetak miring yang merupakan kata Pada data (3) terdapat kata dan bercetak
penghubung antara dua klausa pada kalimat miring yang merupakan kata penghubung antara
majemuk bertingkat bertindak sebagai kata dua klausa pada kalimat majemuk setara bertindak
penghubung atau konjungtor subordinatif sebagai kata penghubung atau konjungtor
koplementasi atau pelengkap dan terdapat kata menggabungkan dan terdapat kata sehingga
atau bercetak miring merupakan kata penghubung bercetak miring merupakan kata penghubung
antara dua klausa pada kalimat majemuk setara antara dua klausa pada kalimat majemuk
bertindak sebagai kata penghubung atau bertingkat bertindak sebagai kata penghubung atau
konjungtor bermakna memilih. Gabungan antara konjungtor sebab. Gabungan antara dua konjungtor
dua konjungtor pada kalimat tersebut pada kalimat tersebut menunjukkan bahwa kalimat
menunjukkan bahwa kalimat tersebut adalah tersebut adalah kalimat majemuk campuran.
kalimat majemuk campuran. Adapun pola kalimat Adapun pola kalimat pada contoh (3) tersebut
pada contoh (1) tersebut adalah “Pembaca yang adalah “Pekerjaan [S] memerlukan [P] persiapan
teliti [S] tentu ingat [P] bahwa [Konj] setiap [O] dan [Konj] perencanaan [O] yang baik [Pel]
kombinasi [S] permainan [P] atau [Konj] latihan sehingga [Konj] dapat mencapai [P] hasil [O]
[P] selalu berakhir pada tendangan [O] ke arah yang diharapkan [Pel]”. Kalimat tersebut termasuk
gawang lawan [Ket] untuk mendapatkan bola kalimat majemuk campuran karena terdiri atas
[Ket]”. Kalimat tersebut merupakan kalimat kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk
majemuk campuran yang terdiri atas kalimat bertingkat. Kalimat majemuk setara “Pekerjaan
majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. [S] memerlukan [P] persiapan [O] dan [Konj]
Kalimat majemuk setara “setiap kombinasi [S] perencanaan [O] yang baik [Pel]” dan kalimat
permainan [P] atau [Konj] latihan [P] selalu majemuk bertingkat “sehingga [Konj] dapat
berakhir pada tendangan [O] ke arah gawang mencapai [P] hasil [O] yang diharapkan [Pel]”.
lawan [Ket] untuk mendapatkan bola” dan kalimat Hal tersebut sesuai dalam Tata Bahasa Baku
majemuk bertingkat “Pembaca yang teliti [S] tentu Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Alwi, dkk.
ingat [P] bahwa [Konj] setiap kombinasi [S] 2014:404,406).
permainan [P]”. Hal tersebut sesuai dalam Tata b. Penggunaan Kalimat Berdasarkan
Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga Kelengkapan Unsurnya
(Alwi, dkk. 2014:404,406). Kalimat Berdasarkan Kelengkapan Unsur
Pada data (2) terdapat kata setelah bercetak atau struktur klausa, kalimat dibedakan atas
miring yang merupakan kata penghubung antara kalimat lengkap (mayor) dan Kalimat tak lengkap
dua klausa pada kalimat majemuk bertingkat (minor).
bertindak sebagai kata penghubung atau 1) Kalimat Minor
konjungtor subordinatif waktu dan terdapat kata Kalimat minor adalah kalimat yang
dan bercetak miring merupakan kata penghubung mengandung satu unsur pusat. Unsur
antara dua klausa pada kalimat majemuk setara pusat yang sering digunakan dalam kalimat minor
bertindak sebagai kata penghubung atau berupa predikat. Kalimat minor umumnya
konjungtor bermakna menggabungkan. Gabungan digunakan sebagai jawaban atas suatu pertanyaan,
antara dua konjungtor pada kalimat tersebut sebagai perintah, ataupun seruan (Alwi, 2014:371).
menunjukkan bahwa kalimat tersebut adalah Berikut data temuan yang berkaitan tentang
kalimat majemuk campuran. Adapun pola Kalimat kalimat minor:
pada contoh (2) tersebut adalah “Setelah [Konj]
digelar kejuaraan [P] futsal asia [O], semakin

850
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

Tabel 9 Kalimat Minor 3 Peneliti mengangkat pendekatan Ahmad,


No Kalimat Ket konvensional sebagai media 2014:5
1 Di SD Inpres No. 33 Abbas, pembelajaran.
Sumpang Binangae 2014:3
Kabupaten Barru.
2 Di Kabupaten Pangkep. Jaenuddin, Pada data (1) merupakan kalimat mayor
2014:3 atau kalimat lengkap karena terdiri atas beberapa
3 Belajar lompat jauh. Zulkifli, unsur pusat . Adapun pola kalimat pada contoh (1)
2014:8 tersebut adalah “Seorang guru pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan [S] harus
Kalimat minor merupakan kalimat yang mengedepankan [P] sistem nilai perilaku [O]”.
taklengkap karena sebagian unsurnya disebutkan Frasa Seorang guru pendidikan jasmani, olahraga,
di luar konteks kalimat dan merupakan jawaban dan kesehatan berfungsi sebagai subjek dan
atas pertanyaan. Pada data (1) merupakan kalimat berperan sebagai pelaku, frasa harus
minor atau kalimat taklengkap yang sebagian mengedepankan berfungsi sebagai predikat dan
unsurnya disebutkan di luar konteks kalimat berperan sebagai perbuatan, dan frasa sistem nilai
tersebut (Alwi, dkk. 2014:372). Kalimat pada data perilaku berfungsi sebagai objek dan berperan
(1) tersebut “Di SD Inpres No. 33 Sumpang sebagai sasaran. Hal tersebut sesuai dalam Tata
Binangae Kabupaten Barru [Ket]”, merupakan Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga
unsur keterangan tempat (Alwi, dkk. 2014:338). (Alwi, dkk. 2014:327).
Adapun kalimat yang disebutkan di luar konteks Pada data (2) merupakan kalimat mayor
adalah unsur pertanyaan di manakah sekolah yang atau kalimat lengkap karena terdiri atas beberapa
menjadi sampel penelitian untuk mengetahui hasil unsur pusat yaitu “Suku Bajo [S] ditemukan [P] di
belajar siswi SD? pesisir Pantai [Ket]”. Unsur yang terdapat pada
Pada data (2) merupakan kalimat minor data (2) adalah subjek, predikat, objek, dan
atau kalimat taklengkap yang sebagian unsurnya keterangan. Frasa nomina suku bajo berfungsi
disebutkan di luar konteks. Kalimat pada data (2) sebagai subjek dan berperan sebagai pelaku, kata
adalah “Di Kabupaten Pangkep [Ket]”, kalimat ditemukan berfungsi sebagai predikat dan berperan
tersebut merupakan unsur keterangan tempat sebagai perbuatan, dan frasa di Pesisir Pantai
(Alwi, dkk. 2014:338). Adapun kalimat yang berfungsi sebagai Keterangan dan berperan
disebutkan di luar konteks adalah unsur pertanyaan sebagai keterangan tempat. Hal tersebut sesuai
di manakah kabupaten yang menjadi sampel dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi
penelitian kinerja guru? Ketiga (Alwi, dkk. 2014:327).
Pada data (3) merupakan kalimat minor Pada data (3) merupakan kalimat mayor
atau kalimat taklengkap yang sebagian unsurnya atau kalimat lengkap yang terdiri atas beberapa
disebutkan di luar konteks kalimat. Kalimat pada unsur pusat yaitu “Peneliti [S] mengangkat [P]
data (3) tersebut adalah “Belajar lompat jauh [P].” pendekatan konvensional [O] sebagai media
kalimat tersebut merupakan unsur predikat berupa pembelajaran [K]”. Unsur yang terdapat pada data
frasa verba (Alwi, dkk. 2014:333). (3) adalah subjek, predikat, objek, keterangan.
Kata peneliti berfungsi sebagai subjek dan
2) Kalimat mayor berperan sebagai pelaku, kata mengangkat
Kalimat mayor adalah kalimat yang berfungsi sebagai predikat dan berperan sebagai
sekurang-kurangnya mengandung dua unsur pusat, perbuatan, frasa pendekatan konvensional
yakni bisa terdiri dari subjek dan predikat (S-P) berfungsi sebagai objek dan bertindak sebagai
atau subjek, predikat, objek (S-P-O) ataupun lebih sasaran, dan frasa sebagai media pembelajaran
dari itu, misalnya dengan disertai keterangan (S-P- berfungsi sebagai keterangan. Hal tersebut sesuai
O- K), (Alwi, 2014:371). Berikut data temuan dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi
yang berkaitan tentang kalimat mayor: Ketiga (Alwi, dkk. 2014:327).
Tabel 10 Kalimat Mayor c. Penggunaan Kalimat Berdasarkan
No Kalimat Ket Pembentuknya
1 Seorang guru pendidikan Gaffar, Berdasarkan Pembentuknya dari Klausa
jasmani, olahraga, dan kesehatan 2014:2 Inti dan Perubahannya, kalimat dibedakan atas
harus mengedepankan sistem kalimat inti dan kalimat non inti.
nilai perilaku. 1) Kalimat Inti (Kalimat Dasar)
2 Suku Bajo ditemukan di pesisir Darminto Kalimat inti (kalimat dasar) adalah
Pantai. , 2014:2 kalimat yang dibentuk dari klausa inti yang
lengkap, bersifat deklaratif, aktif, netral, afimatif
atau negative (Parera, 2009: 27) dan (Tarigan,

851
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

2009:39). Berikut data temuan yang berkaitan guru dapat menerapkan pendidikan karakter dalam
tentang kalimat inti: setiap proses pembelajaran”. Kalimat tersebut
Tabel 11 Kalimat Inti terdiriatas dua bagian, bagian pertama yang
No Kalimat Ket bercetak miring adalah kalimat inti yang bersifat
1 Anak akan belajar dengan Abbas, aktif dan kalimat yang tidak bercetak miring
baik apabila ia mampu 2014:5 adalah kalimat noninti yang merupakan penjelasan
menghadapi lingkungan atau penambahan dari kalimat inti sebelumnya.
dengan baik. Adapun pola kalimat inti tersebut adalah “Guru [S]
2 Siswa bingung untuk Darman, memahami [P] karakteristik peserta didik [O]”.
memilih bentuk senam 2014:6 Kata guru berfungsi sebagai subjek dan berperan
karena gerakan senam yang sebagai pelaku, kata memahami berfungsi sebagai
diajarkan belum dihafal predikat dan berperan sebagai perbuatan, frasa
dengan baik dan benar karakteristik peserta didik berfungsi sebagai objek
muncul lagi SKJ yang baru. dan berperan sebagai sasaran. Hal tersebut sesuai
3 Guru memahami Idermawa dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi
karakteristik peserta didik n, 2014:4 Ketiga (Alwi, dkk. 2014:327, 331).
sehingga guru dapat
menerapkan pendidikan 2) Kalimat Bukan Inti (Non-inti)
karakter dalam setiap Kalimat yang terbentuk dengan pengubah
proses pembelajaran. pola kalimat inti melalui proses seperti penafsiran,
Pada contoh kalimat (1) tersebut “Anak pengingkaran, penanyaan, perintah, melalui proses
akan belajar dengan baik apabila ia mampu seperti penafsiran, pengingkaran, penanyaan,
menghadapi lingkungan dengan baik”. Kalimat perintah, penginveksian, pelesapan, atau
tersebut terdiri atas dua bagian, bagian pertama penambahan. Berikut data temuan yang berkaitan
kalimat yang bercetak miring adalah kalimat inti tentang kalimat bukan inti:
yang bersifat deklaratif atau memberikan informasi Tabel 12 Kalimat Non-Inti
dan kalimat yang tidak bercetak miring adalah No Kalimat Ket
kalimat noninti sebagai penjelasan atau tambahan 1 Anak akan belajar dengan baik Abbas,
dari kalimat inti sebelumnya. Adapun pola kalimat apabila ia mampu menghadapi 2014:5
pada contoh satu tersebut yang termasuk kalimat lingkungan dengan baik.
inti adalah “Anak [S] akan belajar [P] dengan baik 2 Siswa bingung untuk memilih Darma
[K]”. Kata Anak berfungsi sebagai subjek, frasa bentuk senam karena gerakan n,
akan belajar berfungsi sebagai predikat, dan Frasa senam yang diajarkan belum 2014:6
dengan baik berfungsi sebagai keterangan. Hal dihafal dengan baik dan benar
tersebut sesuai dalam Tata Bahasa Baku Bahasa muncul lagi SKJ yang baru.
Indonesia Edisi Ketiga (Alwi, dkk. 2014:331). 3 Guru memahami karakteristik Iderma
Pada contoh kalimat (2) tersebut “Siswa peserta didik sehingga guru wan,
bingung untuk memilih bentuk senam karena dapat menerapkan pendidikan 2014:4
gerakan senam yang diajarkan belum dihafal karakter dalam setiap proses
dengan baik dan benar muncul lagi SKJ yang pembelajaran.
baru”. Kalimat tersebut terdiri atas dua bagian,
bagian pertama yang bercetak miring merupakan Pada contoh kalimat (1) tersebut “Anak
kalimat inti yang bersifat aktif dan kalimat yang akan belajar dengan baik apabila ia mampu
tidak bercetak miring merupakan kalimat noninti menghadapi lingkungan dengan baik.”. Kalimat
sebagai penjelasan atau tambahan dari kalimat inti tersebut terdiri atas dua bagian, bagian pertama
sebelumnya. Adapun pola kalimat inti tersebut kalimat yang tidak bercetak miring adalah kalimat
adalah “Siswa bingung [S] untuk memilih [P] inti yang bersifat deklaratif atau memberikan
bentuk senam[O]”. Frasa Siswa bingung berfungsi informasi dan kalimat yang bercetak miring adalah
sebagai subjek dan berperan sebagai pelaku, frasa kalimat noninti sebagai penjelasan atau tambahan
untuk memilih berfungsi sebagaipredikat dan dari kalimat inti sebelumnya. Adapun pola kalimat
berperan sebagai perbuatan, frasa bentuk senam pada contoh satu tersebut yang termasuk kalimat
berfungsi sebagai objek dan berperan sebagai noninti adalah “ia [S] mampu menghadapi [P]
sasaran. Hal tersebut sesuai dalam Tata Bahasa lingkungan [O] dengan baik [K]”. Kata ia
Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Alwi, dkk. berfungsi sebagai subjek, frasa mampu
2014:327, 331). menghadapi berfungsi sebagai Predikat,
Pada contoh kalimat (3) tersebut “Guru lingkungan berfungsi sebagai objek, dan frasa
memahami karakteristik peserta didik sehingga dengan baik berfungsi sebaga keterangan . Hal

852
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

tersebut sesuai dalam Tata Bahasa Baku Bahasa atas kalimat majemuk setara atau sederajat
Indonesia Edisi Ketiga (Alwi, dkk. 2014:327). atau koordinatif, kalimat majemuk bertingkat
Pada contoh kalimat (2) tersebut “Siswa atau tidak setara atau subordinatif, dan
bingung untuk memilih bentuk senam karena kalimat campuran.
gerakan senam yang diajarkan belum dihafal 2. Penggunaan kalimat berdasarkan
dengan baik dan benar muncul lagi SKJ yang kelengkapan unsurnya pada latar belakang
baru”. Kalimat tersebut terdiri atas dua bagian, Tesis Mahasiswa Program Studi Pendidikan
bagian pertama yang tidak bercetak miring Jasmani dan Olahraga Pascasarjana UNM
merupakan kalimat inti yang bersifat aktif dan 2014 ditemukan penggunaan kalimat minor
kalimat yang bercetak miring merupakan kalimat atau kalimat taklengkap dan kalimat mayor
noninti sebagai penjelasan atau tambahan dari atau kalimat lengkap.
kalimat inti sebelumnya. Adapun pola kalimat 3. Penggunaan kalimat berdasarkan
noninti tersebut adalah “gerakan senam [S] yang pembentuknya pada latar belakang Tesis
diajarkan [P] belum dihafal dengan baik [K] Mahasiswa Program Studi Pendidikan
muncul lagi SKJ yang baru [K] ”. Hal tersebut Jasmani dan Olahraga Pascasarjana UNM
sesuai dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia 2014 ditemukan penggunaan kalimat inti atau
Edisi Ketiga (Alwi, dkk. 2014:327, 331). kalimat dasar dan kalimat non-inti.
Pada contoh kalimat (3) tersebut “Guru
DAFTAR PUSTAKA
memahami karakteristik peserta didik sehingga
guru dapat menerapkan pendidikan karakter
Alwi, Hasan. dkk. 2014. Tata Bahasa Baku
dalam setiap proses pembelajaran”. Kalimat
Bahasa Indonesia. Edisi ke Tiga. Jakarta:
tersebut terdiri atas dua bagian, bagian pertama
PT Balai Pustaka.
yang tidak bercetak miring adalah kalimat inti
Abbas, Ihsan. 2014. “Analisis Gaya Belajar
yang bersifat aktif dan kalimat yang bercetak
terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani
miring adalah kalimat noninti yang merupakan
Murid SD Inpres No. 33 Sumpang
penjelasan atau penambahan dari kalimat inti
Binangae Kabupaten Barru”. Tesis.
sebelumnya. Adapun pola kalimat noninti tersebut
Makassar: PPs UNM.
adalah “guru [S] dapat menerapkan [P] pendidikan
Ahmad. 2014. “Pengaruh Media Visual dan
karakter [O] dalam setiap proses pembelajaran
Konvesional terhadap Renang Gaya Bebas
[K]”. Kata guru berfungsi sebagai subjek, frasa
20 Meter pada Siswa SMP
dapat menerangkan berfungsi sebagai predikat,
Nusantara”.Tesis. Makassar: PPs UNM.
frasa pendidikan karakter berfungsi sebagai objek,
Budiana, Adil. 2014. “Perbandingan Kinerja Guru
dan frasa dalam setiap proses pembelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
berfungsi sebagai pelengkap. Hal tersebut sesuai
Kesehatan SD Negeri yang Bersertifikat
dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi
dengan yang Belum Bersertifikat di
Ketiga (Alwi, dkk. 2014:327, 327).
Kabupaten Bone”.Tesis. Makassar: PPs
UNM.
KESIMPULAN
Chaer, Abdul. 2015. Sintaksis Bahasa
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Indonesia,“Pendekatan Proses”. Jakarta:
tentang analisis penggunaan kalimat bahasa PT Rineka Cipta.
Indonesia pada latar belakang Tesis Mahasiswa Darman. 2014. “Kontribusi Kekuatan, Kecepatan,
Program Studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Kelincahan, dan Percaya Diri terhadap
Pascasarjana UNM 2014 dapat disimpulkan Keterampilan Teknik pada Permainan
sebagai berikut: Futsal Siswa SMK Negeri 1 Sidenreng
1. Penggunaan kalimat berdasarkan jumlah Kabupaten Sidenreng Rappang”.Tesis.
klausanya pada latar belakang Tesis Makassar: PPs UNM.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Darminto, Adi Ogo. 2014. “Analisis Kemampuan
Jasmani dan Olahraga Pascasarjana UNM Fisik Anak Murid SD Suku Bajo di
2014 ditemukan penggunaan kalimat tunggal Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi
dan kalimat majemuk, kalimat tunggal terdiri Selatan”.Tesis. Makassar: PPs UNM.
atas kalimat tunggal berpredikat preposisi Dendy, Sugono.dkk. 2014. Kamus Besar Bahasa
atau kata depan, kalimat tunggal berpredikat Indonesia Pusat Bahasa. Edisi ke Empat.
verbal atau kata kerja, kalimat tunggal Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
berpredikat adjektiva atau kata sifat, kalimat Esse. 2017. “Analisis Kesalahan Sintaksis Menulis
tunggal berpredikat nominal atau kata benda, Teks Pidato Kelas IX MTs Negeri Palopo” .
dan kalimat tunggal berpredikat numeralia Tesis. Makassar : PPs UNM.
atau kata bilangan. Kalimat majemuk terdiri

853
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

Fardillah. 2014. “Kemampuan Penggunaan Safitriwati, Endah. 2013. “Analisis Kemampuan


Kalimat Terhadap Keterampilan Menulis Menggunakan Tata Ejaan dalam Menulis
Paragraf Deskripsi Siswa Kelas V11 SMPN Karangan Deskripsi Siswa Kelas X SMA
3 Sungguhminasa Kabupaten Gowa”. Negeri 8 Kota Makassar”. Tesis. Makassar:
Skripsi. Makassar: Universitas PPs UNM.
Muhammadiyah Makassar. Salahuddin, Muhammad. 2014. “Analisis Struktur
Gaffar, Abdul. 2014. “Aplikasi Nilai-Nilai Siri Tubuh dan Kemampuan Fisik terhadap
dalam Perilaku Manajemen Guru Keterampilan Bermain Sepaktakraw pada
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Atlet Sepaktakraw yang Berdomisili Kota
Kesehatan di SDN Kabupaten Makassar”.Tesis. Makassar: PPs UNM.
Pangkep”.Tesis. Makassar. PPs UNM. Setya, Eldi Pramudya.2014. “Kontribusi
Gunawan, Adi. 2014. “Analisis Penanaman Nilai Kompetensi Pedagogik Olahraga dan
Islam dalam Peningkatan Kecerdasan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru
Emosional Klub Sepak Bola MAN Tanete PENJASORKES SMKN Kabupaten
Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Jeneponto”. Tesis. Makassar: PPs UNM.
Bulukumba”.Tesis. Makassar: PPs UNM. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Herman, Faizal. 2014. “Pengaruh Latihan Speed Pendidikan,“Pendekatan Kuantitatif,
Reaction dan Speed Acceleration terhadap Kualitatif, dan R & D”. Bandung: Al
Keterampilan Dribble pada Sepak Bola Fabeta.
SMK Negeri 3 Bulukumba”.Tesis. Syamsuri, Andi Sukri. 2010. Bahasa
Makassar: PPs UNM. Indonesia,“Mata Kuliah Dasar Umum”.
Idermawan. 2014. “Implementasi Kurikulum 2013 Makassar: Universitas Muhammadiyah
terhadap Guru Pendidikan Jasmani, Makassar.
Olahraga, dan Kesehatan pada Sekolah Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran
Dasar di Kabupaten Barru”.Tesis. Sintaksis. Bandung: Angkasa.
Makassar: PPs UNM. Tuflih, Muh. Alfian. 2017. “Bahasa Indonesia
Iskandar, Hendra. 2014. “Pengaruh Latihan sebagai Bahasa Resmi ASEAN, Suatu
Hexagonal Drill dan Zig-Zag Run terhadap Tinjauan Sosiolinguistik”. Tesis. Makassar:
Keterampilan Menggiring Bola dalam PPs UNM.
Permainan Futsal pada Siswa SMK Zainurrahman. 2013.Menulis,”Dari Teori Hingga
Darussalam Makassar”.Tesis. Makassar: Praktik”. Bandung: Al Fabeta.
PPs UNM. Zulkifli. 2014. “Pengaruh Latihan Speed Strength
Jamaluddin. 2014. “Analisis Manajemen Supervisi dan Half Squat Jump terhadap Peningkatan
Pengawas dan Kepala Sekolah terhadap Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok
Kinerja Guru Penjasorkes SDN di pada Siswa Ekstrakulikuler SMP Negeri 4
Kabupaten Pangkep”.Tesis. Makassar: PPs Pallangga Kabupaten Gowa”.Tesis.
UNM. Makassar: PPs UNM.
Khairah, Miftahul. 2010. “Asumsi-Asumsi Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24
Linguistik Fungsional bagi Pembelajaran Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan
Sintaksis”. Artikel dalam Indionsinkrasi Lambang Negara, serta LaguKebangsaan.
Bahasa dan Sastra.Yogyakarta: Keppel
Press.
Khairah, Miftahul dan Sakura Ridwan. 2014.
Sintaksis,“Memahami Satuan Kalimat
Perspektif Fungsi”. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Moleong, 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nurfadhila, Eka. 2014. “Pengaruh Senam KORPRI
dan Senam Kebugaran Jasmani (SKJ) 2012
terhadap Peningkatan Daya Tahan
Kardiovaskuler Siswa SMP Negeri 20
Bulukumba”.Tesis. Makassar: PPs UNM.
Parera. 2009. Dasar-Dasar Analisis Sintaksis.
Jakarta: Erlangga.
Putrayasa, Ida Bagus. 2010. Analisis Kalimat, “
Fungsi, Kategori, dan Peran ” Bandung:
PT Refika Aditama.

854

Anda mungkin juga menyukai