Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
                                                                       
A. Latar Belakang
Gizi ibu menyusui adalah makanan sehat selain obat yang mengandung
protein, lemak,mineral, air dan karbohidrat yang dibutuhkan oleh ibu menyusui
dalam jumlah tertentu selama menyusui. Masa postpartum merupakan masa
pemulihan karena merupakan faktor penunjang yang utama produksi ASI
sehingga apabila gizi tidak terpenuhi akan menghambat produksi ASI dan
dapat mempengaruhi komposisi serta asupan nutrisi untuk bayi baru lahir
(Asmuni, R. 1981).
Setiap orang memerlukan jumlah makanan (zat gizi) berbeda beda,
tergantung usia, berat badan, jenis kelamin, aktivitas fisik, kondisi lingkungan
(misalnya suhu), keadaan tertentu (misalnya keadaan sakit, ibu hamil atau
menyusui). Kebutuhan makanan tiap tiap orang secara praktis dapat dilihat
pada tabel AKG (Angka Kecukupan Gizi) atau istilah asingnya, tabel RDA
(recommended Dietary Allowance), proporsi makanan sehat berimbang terdiri
atas 60-65% karbohidrat, 20% lemak dan 15-20% protein dari total kebutuhan
atau keluaran energi per hari, misalnya seseorang dalam sehari memerlukan
3000 kalori, maka kebutuhan karbohidrat 1800-1950 kalori, lemak 600 kalori
dan protein 450-600 kalori (Drs. Djoko Pekik Irianto).
Ibu menyusui memiliki kebutuhan yang banyak akan asupan gizi yang
terkandung di dalam setiap makanan yang di konsumsinya dengan
memperhatikan kebutuhan yang di perlukan oleh tubuhya. Pengaturan
makanan mencakup perencanaan makanan, pembelian bahan pangan,
penyimpanan bahan pangan yang aman dan pengawasan dan persiapan
makanan. Pendidikan tentang gizi amat penting diberikan untuk memberikan
pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahuinya, sehingga dengan demikian
pola makannya akan lebih diperhatikan melelui penyusunan menu seimbang
yang di anjurkan dalam pemenuhan kecukupan gizinya (dr. Moch. Agus Krisno
Budiyanto).

1
Selain dengan pendidikan, advokasi bisa kita lakukan pada ibu menyusui.
Agar terciptanya suatu dorongan yang mendasar akan pentingnya gizi pada Ibu
ataupun untuk bayinya status gizi ibu memberikan peranan yang penting
terhadap kuantitas dan kualitas produksi ASI.
Sebelum melakukan survei, maka hal yang penting dilakukan adalah
pemberitahuan kepada masyarakat. Khususnya pimpinan masyarakat yang
akan menjadi lokasi penelitian. Pemberitahuan ini akan memperlancar
pelaksanaan penelitian.
Dengan melihat pemaparan diatas, muncullah sebuah keinginan tentang
pembuatan makalah mengenai “Gizi Pada Ibu Menyusui” yang berisikan
tentang status kebutuhan asupan gizi ibu menyusui, pengaruh gizi pada sukses
menyusui, dan cara memberikan pendidikan gizi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana status kebutuhan asupan gizi yang harus diperhatikan untuk ibu
menyusui?
2.  Mengapa status gizi berpengaruh bagi ibu menyusui?

C. Tujuan

Pembuatan makalah tentang Gizi Pada Ibu Menyusui ini, bertujuan untuk :

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui status kebutuhan asupan gizi yang harus
diperhatikan untuk ibu menyusui.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengaruh status gizi ibu pada
kesuksesan pemberian ASI.

D. Batasan masalah
Sesuai uraian diatas, untuk memberikan batasan atau ruang lingkup, maka
penulis menegaskan bahwa materi Karya Tulis Ilmiah ini hanya terbatas pada
gizi ibu menyusui dan pemberian ASI.

2
BAB II
PERMASALAHAN
                           
A. Bagaimana status kebutuhan asupan gizi yang harus diperhatikan untuk
ibu menyusui
Status gizi ibu memberikan peranan yang penting terhadap kuantitas dan
kualitas produksi ASI. Misalnya jika ibu kekurangan kalsium akan
menyebabkan kebutuhan kalsium bayi diambil dari cabang kalsium pada
jaringan ibu. Jika hal ini dibiarkan terus berlanjut maka akan mengakibatkan
ibu mengalami osteophorosis dan kerusakan gigi. Kuantitas produksi ASI di
pengaruhi oleh keadaan gizi ibu, ibu dengan gizi baik akan memproduksi ASI
sekitar 600 - 800 ml pada bulan pertama, sedangkan ibu dengan gizi kurang
hanya memproduksi ASI sekitar 500 - 700 ml.
Kekurangan gizi pada ibu menyusui menimbulkan gangguan kesehatan
pada ibu dan bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbang anak,
bayi mudah sakit, mudah terkena infeksi. Kekurangan zat-zat esensial
menimbulkan gangguan pada mata ataupun itu.
Pengaruh Status Gizi Ibu Pada Sukses Menyusui Bila kebutuhan energi
wanita usia reproduksi sebesar 2100 kcal / hari, seorang ibu menyusui
memerlukan asupan rata-rata 2700 kcal dalam kesehariannya. Tambahan
sebesar 500 – 700 kkal tersebut tak lain diperlukan untuk keperluan
Biosintesis ASI. Ekstra energi tersebut tidak semuanya harus di dapatkan dari
intake makanan yang di konsumsi ibu menyusui sehari-hari. 200 kcal ternyata
telah tersedia di tubuh ibu berupa cadangan deposit yang telah di bentuk sejak
dimulainya proses masa kehamilan. Sisa 300 – 500 kcal / hari lah yang baru
di harapkan diperoleh dari intake makanan keseharian sang ibu. Jadi tidak
tepat bila dikatakan seorang ibu menyusui harus makan dengan porsi besar-
besaran agar tidak kelaparan dan produksi ASI lancar.
Saat menyusui minuman keras sebisa mungkin dihindari. Selain itu
merokok selama menyusui dapat membahayakan bayi dan mengurangi
produksi susu. Penggunaan pil KB selama menyusui harus dihindari sebab
dampak jangka panjang hormon dalam pil masih belum diketahui. Pil KB

3
juga diketahui mengurangi produksi susu. Namun, pil POP (Progesteron Only
Pil / low-dose) tidak mempengaruhi produksi susu, dan pada kasus khusus pil
ini boleh di gunakan (misalnya pada kasus ibu Diabetes yang tidak boleh
hamil). Namun, kebanyakan wanita sebaiknya menggunakan metode KB
alamiah, kondom, atau IUD daripada menggunakan KB hormonal.  
Status gizi ibu menyusui di pengaruhi oleh prinsip, dan faktor yang mesti
diperhatikan dalam pemenuhannya.
1. Prinsip Gizi Bagi Ibu Menyusui
Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air
susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila
pemberian ASI berhasil baik, maka berat badan bayi akan meningkat,
integritas kulit baik, tonus otot serta kebiasaan makan yang memuaskan.
Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang
terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang
berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
bayinya.
2. Faktor- faktor yang mempengaruhi produksi ASI
a. Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi
per hari.
b. Protein, dengan adanya variasi individu maka dianjurkan penambahan
15-20 gram protein sehari.
c. Suplementasi, jika makan sehari seimbang, suplementasi tidak
diperlukan kecuali jika kekurangan satu atau lebih zat gizi.
d. Aktivitas.
e. Psikologi
f. Kesehatan
g. Pengetahuan dan Pendidikan tentang pantangan, kesukaan, kebutuhan
h. Sosial ekonomi
i. Bayi tidak mau menyusu
j. Masalah pada payudara

4
B. Mengapa status gizi berpengaruh bagi ibu menyusui
Setelah data konsumsi diperoleh, maka pengolahan tahap pertama yang
dilakukan adalah konversi dari Ukuran Rumah Tangga ke dalam Ukuran berat
(gram) atau dari satuan harga ke satuan berat.
Dalam melakukan konversi tersebut diperlukan berbagai daftar antara lain:
1. Daftar komposisi bahan makanan (DKBM)
2. Daftar kandungan zat gizi makanan jajanan (DKGJ)
3. Daftar konversi berat mentah masak (DKMM)
4. Daftar konversi penyerapan minyak (DKPM)
5. Daftar ukuran rumah tangga (DURT)
Kebutuhan nutrisi selama laktasi didasarkan pada kandungan nutrisi air
susu dan jumlah nutrisi penghasil susu. Ibu menyusui disarankan memperoleh
tambahan zat makanan 800 Kkal yang digunakan untuk memproduksi ASI dan
untuk aktivitas ibu itu sendiri.
a). Kebutuhan Gizi Pada Ibu Menyusui
Kebutuhan gizi pada ibu yang sedang menyusui sangatlah harus
dipertimbangkan karena menyangkut gizi anak sebelum lahir dan semasa
bayi. Selain itu, ibu yang memiliki gizi yang cukup juga dapat membantu
pemulihan yang lebih cepat pasca persalinan. Selain itu, produksi ASI juga
dapat bertambah. Apabila gizi ibu tidak di penuhi dengan baik semasa
hamil dan menyusui tentu akan menimbulkan dampak negative terhadap
status gizi ibu, kesehatan ibu dan anak karena ASI yang akan dihasilkan
akan berkualitas rendah.
Zat gizi yang dibutuhkan antara lain:
1. Energi
Karena kondisi ibu yang sedang hamil, maka membutuhkan
tambahan masukan energi untuk mencukupi kebutuhan untuk ibu dan
janin. Untuk itu dibutuhkan sebesar 700 kkal/jari (6 bulan pertama
menyusui). Untuk 6 bulan kedua dibutuhkan sekitar rata-rata 500 kkal/
hari dan pada tahun kedua dianjurkan tambahan sebanyak 400
kkal/hari.

5
2. Protein
Tambahan protein dibutukan sebesar 16 g/hari untuk 6 bulan
pertama. Pada 6 bulan kedua dibutuhkan protein sekitar 12 g/hari dan
untuk tahun kedua dibutuhkan sebesar 11g/hari.
3. Zat besi
Terdapat sebanyak 0,3 mg/ hari dikeluarkan dalam bentuk ASI.
Oleh karna itu perlu ditambahkan dengan basal loss sehari-hari. Rata-
rata kebutuhan zat besi untuk 6 bulan pertama menyusui adalah 1,1
mg/hari. Sehingga memerlukan tambahan zat besi sebesar 5 mg/ hari.
4. Kalsium
Diperlukan tambahan dalam jumlah yang cukup besar sekitar 400
mg, karena dalam proses produksi ASI, tubuh juga menjaga
konsenterasi kalsiun dalam ASI relative konstan baik dalam kondisi
intake kalsium cukup atau kurang. Jika intake kalsium tidak
mencukupi maka kebutuhan kalsium dalam produksi ASI akan diambil
dari deposit yang ada pada tubuh ibu, termasuk dalam tulang.
5. Vitamin D
Penting untuk kesehatan gigi dan pertumbuhan tulang.
6. Vitamin B-6
Memetabolisme lemak dan protein, memfasilitasi pertumbuhan sel,
mendukung syaraf dan sistem kekebalan. Vitamin B-6 sangat
dibutuhkan bagi produksi sel darah merah dan putih.
7. Folic Acid (Asam folat)
Mensintesis DNA dan membantu dalam pembelahan sel.
8. Vitamin B-12
Mendukung sistem saraf dan produksi sel darah merah.
9. Zinc (Seng)
Mendukung sistem kekebalan tubuh yang sehat dan penting
dalam penyembuhan luka.

6
Tabel Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui
Zat gizi 0-6 bulan 7-12 bulan
Energi (kkal) + 700 + 500
Protein (g) + 16 + 12
Vitamin (RE) + 350 + 300
Tiamin (mg) + 0,3 + 0,3
Riboflavin (mg) + 0,4 + 0,3
Niasin (mg) +3 +3
Vitamin B-12 (µg) + 0,3 + 0,3
Asam folat (µg) + 50 + 40
Vitamin C (mg) + 25 + 10
Kalsium (mg) + 400 + 400
Fosfor (mg) + 300 + 200
Magnesium (mg) + 40 + 30
Besi (mg) +2 +2
Seng (mg) + 10 +10
Iodium (µg) + 50 + 50
Selenium (µg) + 25 + 20
           

BAB III
PEMECAHAN MASALAH

A. Status kebutuhan asupan gizi yang harus diperhatikan untuk ibu


menyusui

7
Bagian bahan makanan yang tidak dikonsumsi oleh keluarga dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu “refuse” dan “waste”.
Refuse adalah bagian makanan yang tidak dapat dimakan, seperti biji, kulit
buah, kulit telur, tulang ayam atau ikan, bagian yang keras dari sayur-sayuran.
Waste adalah sisa-sisa makanan yang sebenarnya dapat dimakan tapi
dibuang oleh keluarga atau responden.
Banyaknya sisa (waste) ini harus diperhitungkan dalam menentukan
banyaknya konsumsi makanan responden. Sedangkan refuse harus di
perhitungkan pada saat mengkonversi dari bentuk bahan makanan kedalam
bentuk zat gizi. Dalam melakukan pengukuran konsumsi makanan sering
dijumpai makanan dalam bentuk olahan (masak), bahkan seringkali jenis
makanan jadi tersebut tidak ditemukan dalam daftar komposisi makanan jajan
(DKGJ). Untuk mengatasi masalah dapat dihitung dengan mengkonversikan
makanan olahan tersebut dalam bentuk bahan makanan (mentah). Daftar
konversi mentah masak (DKMM) yang dibuat oleh Puslitbang Gizi Bogor
(1974).
Kandungan vitamin dan mineral dapat memastikan bahwa ibu dan bayi
memperoleh nutrisi yang mereka butuhkan untuk pertumbuhan
dan perkembangan yang sehat. Semua gizi tersebut dapat didapatkan pada:
a). Sayur-sayuran
Sayuran merupakan sumber utama makanan yang kaya zat besi,
serat, asam folat, beta-carotene, vitamin C, lycopene, flavonoids dan beta-
glucans. Makan-makanan kaya zat besi membantu memelihara tingkat
energi Anda sekaligus mampu mencegah anemia. Folate atau asam folat
sangat penting dalam pembentukan sel darah merah. Jika Anda suka
sayuran mentah, coba makan bayam, selada, tomat, ketimun, dan jamur.
Jika Anda memilih sayuran yang telah dimasak, pertimbangkan gambas,
kacang polong, jagung, kentang, dan labu. sebaiknya makan 3-5 hidangan
sayuran setiap hari.
b). Buah-buahan
Buah yang sehat dan warnanya terang bagus dikonsumsi setelah
makan. Kandungan vitamin A, B, K, dan C dalam buah baik untuk

8
membangun sistem kekebalan tubuh ibu dan bayi. Asupan buah juga
membantu tubuh penyerapan zat besi. Konsumsi buah-buahan
seperti blueberry dan strawberry sangat disarankan karena
mengandung anti oksidan dan serat tinggi. Buah dapat dimakan dalam
keadaan alami, beku atau dijus. Usahakan  makan 3-5 porsi buah setiap
hari.
c). Kacang-kacangan
Kacang mengandung banyak protein dan merupakan sumber lemak
sehat. Protein penting memperbaiki sel-sel vital dalam tubuh. Banyak
kacang-kacangan yang juga mengandung vitamin B, E, C, folat, kalium,
kalsium, magnesium dan fosfor. Tingkat cukup kalsium diperlukan untuk
membangun tulang yang sehat dan gigi. Kacang juga baik untuk camilan
termasuk kenari, kacang pinus, kemiri, hazelnut, kacang Brasil dan
pistachio.
d). Ikan
Ikan tinggi omega 3 yang penting bagi pertumbuhan bayi. Tapi
ingat, menurut US Environmental Protection Agency (EPA), ibu menyusui
tidak boleh makan ikan hiu, ikan todak, makarel raja, atau ikan ubin
karena tingkat kandungan merkurinya sangat tinggi. Ikan salmon pollock
tuna dan ikan patin masih aman dikonsumsi  12 ons seminggu karena
termasuk jenis ikan rendah merkuri.
Hal yang paling penting dalam memenuhi gizi adalah menjaga pola
makanan bergizi untuk ibu menyusui, terutama makanan yang banyak
mengandung protein, vitamin, mineral, dan cairan.

Berikut beberapa contoh makanan serta nilai gizi yang dikandungnya


Makanan Jumlah energi
175 Kalori, 4 g protein, dan 40 g
3/4 gelas nasi seberat 100 g
karbohidrat
2 buah kentang berukuran sedang 175 Kalori, 4 g protein, dan 40 g

9
seberat 200 g karbohidrat
175 Kalori, 4 g protein, dan 40 g
2 iris roti seberat 80 g
karbohidrat
175 Kalori, 4 g protein, dan 40 g
5 biskuit kraker seberat 50 g
karbohidrat
1 potong daging ukuran sedang 95 Kalori, 10 g protein, dan 6 g
seberat 50 g lemak
1 butir telur ayam negeri seberat 60 95 Kalori, 10 g protein, dan 6 g
g lemak
95 Kalori, 10 g protein, dan 6 g
50 g udang basah
lemak
1 buah tahu ukuran besar seberat 80 Kalori, 6 g protein, 3 g lemak,
100 g dan 8 g karbohidrat
80 Kalori, 6 g protein, 3 g lemak,
2 potong sedang tempe seberat 50 g
dan 8 g karbohidrat
80 Kalori, 6 g protein, 3 g lemak,
2 1/2 sdm kacang hijau seberat 25 g
dan 8 g karbohidrat

Syarat gizi seimbang untuk ibu menyusui      


a. Tinggi kalori dan protein
b. Cukup vitamin dan mineral
c. Mudah dicerna dan tidak merangsang
d. Tinggi cairan : 800 – 1000 ml/hr
e. Tinggi konsumsi cairan dan buah segar
f. Susunan menu bervariasi dan seimbang
Pendidikan Gizi Bagi Ibu Menyusui
1. Buat setiap gigitan berarti.
Makan makanan yang bermanfaat untuk menghasilkan susu yang baik dari
segi kualitas maupun kuantitas dan mempercepat kondisi setelah
melahirkan.
2. Semua kalori tidak diciptakan setara
Memilih makanan yang mengandung kalori sesuai dengan kebutuhan.
3. Jika ibu kelaparan, maka bayi juga kelaparan.

10
Jangan melewatkan makan jika saat menyusui karena dapat
memperpendek umur dan daya hidup.
4. Menjadi ahli efesiensi.
Memilih makanan yang bergizi tidak harus mahal, yang terpenting sesuai
dengan kebutuhan nutrisi selama laktasi.
5. Karbohidrat adalah isu komplek.
Karbohidrat komplek kaya akan vitamin dan mineral, sehingga
menghasilkan air susu yang baik dan cukup.
6. Makanan yang manis belum tentu bermanfaat, bahkan menimbulkan
masalah.
Kalori yang berasal dari gula, kurang bermanfaat, konsumsi makanan yang
manis dikurangi.
7. Makanlah makanan yang alami.
makanan olahan biasanya banyak kehilangan nilai gizinya sehingga akan
mengurangi nilai gizi air susu.
8. Buatlah kebiasaan makan yang baik sebagai kebiasaan keluarga, hal ini
akan bermanfaat untuk kesehatan keluarga.

B. Status gizi berpengaruh bagi ibu menyusui


Makanan sehari-hari yang di konsumsi oleh ibu menyusui harus memenuhi
syarat menu seimbang sesuai dengan kebutuhan gizi ibu. Dalam menyusun
hidangan untuk ibu menyusui perlu di perhatikan hal-hal berikut ini :

1. Gunakan bahan makanan yang beraneka ragam.


2. Makanan mudah di cerna.
3. Bumbu tidak terlalu banyak merangsang.
4. Porsi kecil tapi sering.
5. Cukup cairan.
6. Ibu yang tidak mengalami penyakit tertentu tidak ada pantangan dalam hal
makan.
7. Cukup cairan.
8. Makanan yang seimbang, gerak badan, dan udara segar.
9. Menjaga kesehatan jasmani dan rohani.

11
10. Jika ibu terlalu gemuk, kurangi makanan sumber zat tenaga
11. Jika ibu terlalu kurus, tambahkan porsi makan
12. Hindari alkohol karena dapat berakibat bayi mengalami FAS (Fetal
Alkohol Syndrome) dengan tanda-tanda :pertumbuhan lambat, kepala
kecil, bentuk wajah berubah, pertumbuhan sel, serta jumlah produksi sel
menurun.
Adapun kebutuhan tambahan makanan yang harus di konsumsi oleh ibu
menyusui dapat di lihat dari porsi makan yang harus dikonsumsi. Kebutuhan
tersebut dapat dilihat dari tabel di bawah ini yang dapat dijadikan sebagai
indikasi dari jumlah makanan yang di butuhkan oleh tubuh yang harus
dikonsumsi oleh ibu.
Untuk menaksir berat bahan makanan mentah dari makanan olahan
(masak) atau sebaliknya dapat digunakan rumus sebagai berikut:
BM = Fj x BOj → Digunakan untuk menaksirkan berat bahan makanan
mentah dari berat masak.
BMj
BOj ¿ → Digunakan untuk menaksirkan berat bahan makanan
Fj
masak dari berat mentah.
Keterangan :
Fj = Faktor konversi berat mentah masak dari makanan J.
BMj = Berat bahan makanan J dalam bentuk mentah.
BOj = Berat bahan makanan J dalam bentuk olahan (masak).

Tabel Tambahan Makanan Untuk Ibu Menyusui


Bahan Tidak Menyusui 0 – Menyusui 7 – Menyusui 13 –
Makanan Menyusui 6 bulan (gr) 12 bulan (gr) 24 bulan
(gr)
Beras 250 = nasi 50 = nasi 100 50 50
500 gr/5 gr/ 1 gelas
gelas
Protein 100 (2 50 (1 potong) 50 50

12
hewani potong)
Telur 50 (1 butir) 50 (1 potong) 50 50
Protein 100 (4 50 (2 potong) 50 50
nabati potong)
Kacang 25 (2,5 sdm) 51 (5 sdm) - -
hijau
Sayuran 200 (2 gelas) 100 (1 gelas) 100 100
Buah 201 (2 100 (1 potong) 100 100
potong)
Minyak 25 (2,5 sdm) 25 (2,5 sdm) 25 25
Gula 25 (2,5 sdm) 25 (2,5 sdm) 25 25
Susu 25 (2,5 sdm) 50 (5 sdm) 50 25
bubuk

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Masalah gizi pada ibu menyusui sangat berakibat buruk pada kesehatan
ibu dan bayi yang disusuinya. Ganguan kesehatan pada ibu menyusui
meliputi anemia zat gizi, KEP, buta senja, dan osteoporosis.
2. Ibu menyusui memerlukan jumlah dan mutu makanan yang dikonsumsi
harus lebih baik. Makanan yang di konsumsi ibu menyusui harus
memenuhi kebutuhan zat gizi makro maupun mikro. Dengan konsumsi

13
makanan yang seimabng dan beraneka ragam maka dapat mencegah
masalah gizi pada ibu menyusui.

B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca
pada umumnya serta menambah wawasan pembaca terutama dalam
menentukan asupan gizi seimbang pada ibu menyusui

DAFTAR PUSTAKA

Hardjana, Andre A. 1993. Orientasi Perilaku Konsumen tentang Masalah Pangan


dan Gizi dari sumber Hayati Kelautan. Jakarta: Kerja sama IPTEK-LIPI.

Hakim, Karyadi, 1987. Energi dan zat gizi, penerbit PT. Gramedia, Jakarta

Basuki Budiman dkk, 1997. Penilaian Status Gizi Dengan Penyinaran Telapak
Tangan dan Perbandingan Dengan Pengukuran Tinggi Badan,
Penelitian Gizi dan Makanan Puslitbang Gizi, Bogor.

14
Karyadi, D. Dan Muhilal, 1996. Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Depkes RI, 1995. Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta: Direktorat
Bina Gizi Masyarakat Depkes RI.

15

Anda mungkin juga menyukai