Anda di halaman 1dari 10

1

SKILLS TRAINING MANUAL

BLOCK 6

PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA LEHER

Modul ini digunakan hanya untuk proses pendidikan


di Prodi Pendidikan Dokter FK Universitas Tadulako

Skills Laboratory
Faculty of Medicine
Universitas Tadulako
Palu
2021
2

PEMERIKSAAN FISIK KEPALA LEHER (KELENJAR GETAH BENING)

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


Setelah proses pembelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memahami tahapan dalam pemeriksaan fisik kepala leher yang meliputi : inspeksi,
palpasi dan auskultasi
2. Memperagakan pemeriksaan fisik kepala leher secara sistematis dan profesional
3. Melaporkan hasil pemeriksaan dan memberikan kesimpulan

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


Setelah proses pembelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Melakukan pemeriksaan kepala melalui tindakan inspeksi secara sistematis dan
menyeluruh meliputi ;
a. Tehnik inspeksi yang benar
b. Penilaian Kondisi umum pasien
c. Penilaian pada ukuran, bentuk dan posisi kepala
d. Penilaian terhadap rambut
e. Penilaian terhadap kulit kepala
2. Melakukan tindakan palpasi kepala dan rambut secara sistematis dan menyeluruh
meliputi ;
a. Pemeriksaan helai rambut
b. Pemeriksaan palpasi kepala
c. Pemeriksaan khusus palpasi pada kepala bayi
3. Melakukan pemeriksaan inspeksi pada daerah rahang dengan fokus utama pada
sendi tempporomandibular joint
4. Melakukan pemeriksaan palpasi pada daerah rahang dengan fokus utama pada
sendi tempporomandibular joint dan otot mastikator meliputi ;
a. Pemeriksaan otot mastikator - Masticatory muscle examination:
b. Pemeriksaan tahanan otot - Muscular Resistance Testing:
c. Pemeriksaan pergerakan
5. Melakukan pemeriksaan auskultasi pada sendi temporomandilbular joint dengan
stetoskop
6. Melakukan pemeriksaan inpeksi pada daerah leher secara sistematis dan
menyeluruh, meliputi ;
a. Penilaian kesimetrisan leher yang terdiri dari otot, trakea, vena, arteri dan
penyebaran nodus
b. Penilaian terhadap fungsi otot – otot leher
c. Penilaian terhadap kesimetrisan ukuran dan letak kelenjar tiroid
3

7. Melakukan pemeriksaan palpasi pada daerah leher secara sistematis dan


menyeluruh meliputi ;
a. Menilai pada daerah nodus sesuai daerah penyebaran nodus
b. Menilai kelenjar tiroid
c. Memeriksa dan menilai trakea
8. Melakukan auskultasi pada daerah leher terutama daerah tiroid

PERSIAPAN
1. Peralatan :
a. Ruangan yang terang
b. Kursi pemeriksa dan pasien
c. Sarung tangan
2. Pasien
a. Pasien duduk diam dalam posisi tegak
b. Bila pasien menggunakan penutup atau hiasan kepala , agar dapat dilepaskan
c. Bila pasien menggunakan jaket atau pakaian menutupi leher dapat dilepaskan
atau dibuka selama pemeriksaan
3. Pemeriksa
a. Berada disisi depan dan dapat berpindah ke sisi belakang pasien
b. Gunakan tangan yang hangat, kuku yang dipotong pendek
c. Lakukan pemeriksaan secara perlahan, dan tidak menimbulkan rasa tidak
nyaman pada pasien
d. Awali dengan menyapa pasien dan menjelaskan tentang pentingnya
pemeriksaan
Pemeriksaan pada kepala dan leher yang akan dibahas kali tidak mengikut sertakan
pemeriksaan pada mata, gigi dan telinga-hidung-tenggorok serta pemeriksaan fungsi
nervus kranialis karena akan dibahas secara tersendiri di blok lainnya.

KEPALA
Inspeksi
Pemeriksaan fisik kepala diawali dengan melihat kepala dan rambut secara menyeluruh
sehingga dibutuhkan penilaian yang sistematis dan menyeluruh
1. Evaluasi keadaan umum
2. Lihat wajah pasien , nilai kesimetrisan wajah
3. Nilai ukuran, bentuk dan posisi kepala terhadap tubuh
4. Periksa rambut : penyebaran, tekstur ketebalan dan lubrikasi
5. Nilai kulit kepala (adakah kutu di rambut )
4

Palpasi
Pemeriksaan kepala dilanjutkan dengan perabaan (palpasi)
1. Dengan menggunakan sarung tangan , sisihkan rambut pasien dan lakukan
penarikan ringan untuk menilai karakteristik rambut (tebal , mudah patah , mudah
rontok)
2. Lakukan palpasi kepala dengan kedua tangan dari atas kesamping kanan kiri dan
kearah depan dan belakang, untuk menilai apakah ada benjolan atau nodus yang
membesar (nodus occipital dan nodus aurikula posterior)
3. Pada neonatus dapat dipalpasi ringan pada fontanel anterior dan posterior untuk
menilai penutupan sutura.

RAHANG – TEMPORO MANDIBULAR JOINT


Pemeriksaan fisik rahang diutamakan pada sendi temporomandibular dibutuhkan
penilaian yang sistematis dan menyeluruh
Inspeksi
1. Nilai kesimetrisan gerakan rahang pada saat pasien berbicara
2. Nilai apakah ada rasa nyeri saat membuka rahang ataupun adanya kekakuan serta
ada kebiasaan yang tidak baik seperti bruxism.
Palpasi
1. Pemeriksaan otot mastikator - Masticatory muscle examination:
Pemeriksaan dengan cara palpasi sisi kanan dan kiri pada dilakukan pada sendi dan
otot pada wajah dan daerah kepala.
• Temporalis muscle, yang terbagi atas 3 segmen yaitu anterior, media, dan posterior
• Zygomatic arch (arkus zigomatikus).
• Masseter muscle
• Digastric muscle
• Sternocleidomastoid muscle
• Cervical spine
• Trapezeus muscle, merupakan muscular trigger point serta menjalarkan nyeri ke
dasar tengkorang dan bagian temporal
• Lateral pterygoid muscle
• Medial pterygoid muscle
• Coronoid process

2. Pemeriksaan tahanan otot - Muscular Resistance Testing: Tes ini penting dalam
membantu mencari lokasi nyeri dan tes terbagi atas 5, yaitu :
• Resistive opening (sensitive untuk mendeteksi rasa nyeri pada ruang inferior
m. pterigoideus lateral)
5

• Resistive closing (sensitive untuk mendeteksi rasa nyeri pada m. temporalis,


m. masseter, dan m. pterigoideus medial)
• Resistive lateral movement (sensitive untuk mendeteksi rasa nyeri pada
m. pterigoideus lateral dan medial yang kontralateral)
• Resistive protrusion (sensitive untuk mendeteksi rasa nyeri pada m. Pterigoideus
lateral)
• Resistive retrusion (sensitive untuk mendeteksi rasa nyeri pada bagian posterior m.
temporalis)

3. Pemeriksaan pergerakan -”Range of Motion” dilakukan dengan pembukaan mulut


secara maksimal, pergerakan dari TMJ normalnya lembut tanpa bunyi atau nyeri.
Mandibular range of motion diukur dengan :
• Maximal interticisal opening (active and passive range of motion)
• Lateral movement
• Protrusio movement

Auskultasi
Bunyi sendi Temporo madibular terdiri dari ‘kliking’ dan ‘krepitus’. ‘Kliking’ adalah bunyi
singkat yang terjadi pada saat membuka atau menutup mulut, bahkan keduanya.
‘Krepitus’ adalah bersifat difus, yang biasanya berupa suara yang dirasakan menyeluruh
pada saat membuka atau menutup mulut bahkan keduanya. ’Krepitus’ menandakan
perubahan dari kontur tulang seperti pada osteoartrosis. ’Kliking’ dapat terjadi pada awal,
pertengahan, dan akhir membuka dan menutup mulut. Bunyi ‘klik’ yang terjadi pada akhir
membuka mulut menandakan adanya suatu pergeseran yang berat. TMJ ‘kliking’ sulit
didengar karena bunyinya halus, maka dapat didengar dengan menggunakan stetoskop.

LEHER
Inspeksi
Pemeriksaan fisik leher diawali dengan melihat secara keseluruhan sehingga dibutuhkan
penilaian yang sistematis dan menyeluruh
1. Inspeksi kesimetrisan otot-otot leher, keselarasan trakea, dan benjolan pada
dasar leher serta vena jugular dan arteri karotid.
6

2. Mintalah pasien untuk menundukkan kepala sehingga dagu menempel ke dada,


dan menegadahkan kepala kebelakang, inspeksi dengan teliti area leher
penyebaran nodus bandingkan kedua sisi tersebut.
3. Mintalah pasien menoleh ke kiri - kanan dan kesamping sehingga telinga
menyentuh bahu. Inspeksi gerakan dan fungsi otot-otot sternomastoideus dan
trapesius.
4. Minta pasien menengadahkan kepala, nilai adanya pembesaran pada kelenjar
tiroid. Selanjutnya minta pasien menelan ludah, perhatikan gerakan pada leher
depan daerah kelenjar tiroid , ada tidaknya massa dan kesimetrisan kelenjar
tiroid dan trakea.

Palpasi
Pemeriksaan leher dilanjutkan dengan perabaan (palpasi)
1. Pasien posisi duduk santai dan pemeriksa dibelakangnya
2. Minta pasien menundukan kepala sedikit atau mengarah kesisi pemeriksa untuk
merelaksasikan jaringan dan otot-otot.
3. Palpasi lembut dengan 3 jari tangan masing-masing nodus limfe dengan gerakan
memutar. Periksa masing-masing nodus limfe dengan gerakan memutar. Periksa
tiap nodus dengan urutan sebagai berikut dari nodus limfatisi regio satu ( nodus
submental, submandibula, tonsilar + nodus preaurikula), regio dua – tiga – empat
menyusuri otot sternokleidomastoideus ( nodus cervical anterior dan superfisial),
regio lima ( nodus posterior cervical dan cervical profunda), regio enam ( nodus
paratrakea) dan ditambahkan nodus supraclavicula.
7

4. Bandingan kedua sisi leher, Periksa ukuran, bentuk, garis luar, gerakan, konsistensi
dan rasa nyeri yang timbul.
5. Jangan gunakan tekanan berlebihan saat mempalpasi karena nodus kecil dapat
terlewati.
6. Palpasi trakea terhadap posisi tengahnya dengan menyelipkan ibujari dan jari
telunjuk di masing-masing sisi pada cekungan suprasternal. Bandingkan ruang sisa
antara trakea dan otot sternokleidomastoideus
7. Palpasi kelenjar tiroid dengan posisi dari belakang. lakukan palpasi ringan dengan 2
jari dari tangan kanan kiri dibawah kartilago krikoid.
8. Minta pasien menundukan dagu dan menelan air ludah / air minum, rasakan
gerakan istmus tiroid evaluasi tiap lobus tiroid yang teraba.
8

Auskultasi

Dengan bantuan stetoskop dengarkan apakah terdengar bruit pada kelenjar tiroid kanan
dan kiri.
16

CHECK LIST
PEMERIKSAAN FISIK KEPALA LEHER
Nama mahasiswa :
NIM :
No Aspek penilaian Score

0 1 2

1. Menyapa, memperkenalkan diri dan menyalami pasien

2. Menjelaskan tentang pemeriksaan dan tujuan pemeriksaan serta meminta


pasien untuk duduk diam dan kepala tegak lurus selama pemeriksaan

3. Meminta pasien untuk melepaskan atribut yang ada dikepala dan jika menutupi
leher

4. Cuci tangan WHO dab menggunakan sarung tangan

Pemeriksaan Kepala

5. Lakukan inspeksi pada ukuran, bentuk dan posisi kepala terhadap tubuh

6. Lakukan inspeksi kulit kepala dan nilai apakah terdapat kutu rambut

7. Lakukan palpasi, sisihkan rambut sambil dilakukan penarikan ringan pada


rambut untuk menilai karakteristik rambut dan kulit kepala

8. Lakukan palpasi pada seluruh bagian kepala untuk menilai apakah ada
pembesaran nodus dan tumor

Pada neonatus palpasi ringan didaerah fontanel posterior dan anterior

Pemeriksaan Rahang

9. Ajak pasien berbicara dan nilai kesimetrisan gerakan rahang serta adakah rasa
nyeri dan kekakuan serta membuka rahang maupun kebiasaan yang tidak baik

10. Lakukan palpasi untuk memeriksa otot mastikator

11. Lakukan palpasi untuk memeriksa tahanan otot mastikator

12. Lakukan palpasi didaerah sendi temporo mandibular minta pasien membuka
mulut dan nilai pergerakan sendi temporo mandibular

13. Lakukan auskultasi pada sendi temporo mandibular

16
17

Pemeriksaan Leher

14. Lakukan inspeksi untuk menilai kesimetrisan otot-otot leher, trakea dan nilai
adakah benjolan di leher, vena jugular serta arteri karotis. Nilai juga
penyebaran nodul limfatici, dan bandingkan antara kedua sisi leher

15. Nilai fungsi dari otot sternocleidomastoideus dan trapezius

16. Minta pasien menengadah dan nilai kelenjar tiroid

17. Minta pasien menelan ludah dan perhatikan gerakan leher bagian depan daerah
kelenjar tiroid, nilai adanya benjolan dan kesimetrisannya

18. Minta pasien untuk duduk santai, pemeriksa berpindah ke bagian belakang

19. Lakukan palpasi untuk menilai nodus limfatici secara sistematis dan
menyeluruh, bandingkan kanan dan kiri, bila ada pembesaran nilai ukuran,
bentuk, garis luar, gerakan, konsistensi dan rasa nyeri

20. Lakukan palpasi kelenjar tiroid

21. Lakukan palpasi trakea

22. Lakukan auskultasi pada daerah tiroid

23. Lepas handscoen dan cuci tangan WHO

24. Informasikan hasil pemeriksaan dan catat dalam Rekam Medis

Total

Keterangan : Mengetahui :
0 = Tidak dilakukan Instruktur
1 = Dilakukan, tetapi kurang lengkap/ tepat
2 = Dilakukan dengan benar

Nilai :________ x 100 % =


48 -------------------------------

17

Anda mungkin juga menyukai